makalah pencernaan askep anak omphalocele

40
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OMPHALOCELE Di Susun Oleh : Semester VA 1. Bagus Ananta 2. Bahar Ganu Asmara 3. Eko Hermanto 4. Feni Susiyah 5. Fita Orin Melati 6. Nana Handayani 7. Truna Adi Saputra PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

Upload: wempie-meraih-mimpi

Post on 05-Dec-2014

1.064 views

Category:

Documents


60 download

DESCRIPTION

tugas kuliah s1 keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

ANAK DENGAN OMPHALOCELE

Di Susun Oleh :

Semester VA

1. Bagus Ananta

2. Bahar Ganu Asmara

3. Eko Hermanto

4. Feni Susiyah

5. Fita Orin Melati

6. Nana Handayani

7. Truna Adi Saputra

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA”

Page 2: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

JOMBANG

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan

karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Setiap konsep

dalam makalah ini juga memerlukan bahasa dan rincian serta berbagai penjelasan yang dapat

memudahkan untuk mempelajari dan memahaminya.

Makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

OMPHALOCELE“ ini disusun untuk memenuhi tugas Sistem Pencernaan II dalam

memahami ilmu kesehatan.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang

memberikan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami ucapkan

terima kasih juga kepada para pembaca terutama bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Dan tidak lupa pula kepada para dosen terutama

pada Ibu Hindiyah Ike.S.Kep,.Ns yang telah membimbing kami menjadi manusia yang

berpotensi.

Kritik dan saran pembaca merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi kami dalam

menyempurnakan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi panduan bagi

mahasiswa.

Jombang, Desember 2011

Penulis

Page 3: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ....................................................................................................

B. Etiologi ....................................................................................................

C. Manifestasi Klinis ...................................................................................

D. Patofisiologi ............................................................................................

E. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................

F. penatalaksanaan......................................................................................

G. komplikasi ...............................................................................................

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN OMPHALOCELE

A. Pengkajian ...............................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................

C. Intervensi Keperawatan ..........................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................

B. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

Page 4: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari Omphalocele ?

2. Apakah etiologi dari Omphalocele?

3. Apakah manifestasi klinis dari Omphalocele?

4. Bagaimana patofisiologi dari Omphalocele?

5. Bagaimana patway dari Omphalocele?

6. Bagaimana penatalaksanaaan medis dari Omphalocele?

7. Apa saja komplikasi dari Omphalocele?

8. Bagaimana Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan Omphalocele?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Omphalocele

2. Mengetahui etiologi dari Omphalocele

3. Mengetahui menifestasi klinis dari Omphalocele

4. Mengentahui patofisiologi dari Omphalocele

5. Mengetahui perjalanan patway dari Omphalocele

6. Mengetahui penatalaksanaan medis dari Omphalocele

7. Mengetahui komplikasi dari Thypus Omphalocele

8. Mengetahui konsep askep pada pasien dengan Omphalocele

Page 5: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

BAB II

TINTAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Omphalokel pada dasarnya sama dengan gastroschisis

1. Omphalokel (omfalokel) adalah adanya

protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian usus yang melalui

suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang menonjol hanya

ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan peritoneum (W.

A. Newman Dorland, 2002).

2. Omfalokel adalah penonjolan dari usus

atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput

perut) dan tidak dilapisi oleh kulit (copyright© www.medicastore.com, 2004).

3. Omfalokel yaitu hernia umbilikalis

inkomplet terdapat waktu, lahir ditutup oleh peritonium, selai Warton dan selaput

amnion (Cermin Dunia Kesehatan. http://www. Medicastore.com, 1997).

4. Omphalocel adalah protrusi visera intra

abdominal ke dasar korda umbilical kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna

L. Wong, 2004)

5. Omphalocele adalah defek (kecacatan)

pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi

abdomen. Organ-organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah

10 minggu gestasi, amnion dan Wharton Jelly juga membungkus massa hernia (Lelin-

Okezone, 2007)

Gambar dari www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg. Menunjukkan

herniasi isi abdomen yang terbungkus dengan selaput peritoneum.

6. Omphalocele adalah suatu keadaan

dimana dinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks.

Aponeuresis adalah lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap untuk

Page 6: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang lainnya dan juga dengan

bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.

a. Dibagian belakang, struktur ini

melekat pada tulang belakang.

b. Disebelah atas, melekat pada iga.

c. Di bagian bawah melekat pada

tulang panggul.

Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam

lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia

superfisialis (Fasia scarpa). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus

abdominis externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan

akhirnya lapis preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak

peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot

rectus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba

(Harnawatiaj, 2008).

7. Gastrochisis adalah suatu herniasi pada

isi usus dalan fetus yang terjadi pada salah satu samping umbilical cord. Organ visera

posisinya diluar kapasitas abdomen saat lahir. (Linda Sawden, 2002)

8. Omphalocele adalah kondidi bayi waktu

dilahirkan perut bagian depannya berlubang dan usus hanya dilapisi selaput yang

sangat tipis (dr. Irawan Eko, Spesialis Bedah RSU Kardinah, 2008).

9. Omphalocele berarti muara tali pusat dan

dinding perut tidak menyatu sehingga usus keluar (dr. Christoffel SpOG (K) RSUPM,

2008).

10. Omphalocele terjadi saat bayi masih

dalam kandungan. Karena gangguan fisiologis pada sang ibu, dinding dan otot-otot

perut janin tak terbentuk dengan sempurna. Akibatnya, organ pencernaan seperti

usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh di luar tubuh. Jenis gastroschisis terjadi

seperti omphalocele. Bedanya, posisi tali pusar tetap pada tempatnya. (,2008 ,dr

Redmal Sitorus)

2.2 Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel,

kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti :

Page 7: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

a. Masalah genetic atau

abnormalitas kromosom

b. Factor kehamilan seperti penyakit

maternal dan infeksi, penggunaan obat (antibiotic oxytetracycline), merokok, factor

tersebut dikonstribusiakan dengan insufisiensi plasenta dan kelahiaran dengan usia

kehamilan rendah (small gestation age) atau bayi premature.

c. Hernia diafragmatika congenital

d. Kelainan jantung atau defek

jantung

e. Defisiensi asam folat

f. Defisiensi salisilat, dan

g. Hypoxia (penurunan suplai

oksigen ke jaringan)

h. Kandungan lemah (Copy right@

www.medicastore.com, 2004).

Bentuk kerusakan dinding abdomen pada bayi mengakibatkan terganggunya pada

pembentukan organ selama periode embrio. Berikut ini 3 teori pada etiologi omphalocel :

1. Keadaan sederhana yang mengikuti bentuk tubuh secara terus

menerus.

2. Kegagalan isi perut untuk kembali ke abdomen.

3. Kegagalan lipatan tubuh bagian lateral yang sempurna untuk

berpindah dan dinding tubuh yang menutup.

4. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal.

(http://patient.update.com/lisense.asp, 2006)

2.3 Manifestasi Klinis

Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel adalah :

1. Organ visera / internal abdomen keluar

2. Penonjolan pada isi usus

3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound

a. b.

Gambar a : Omphalokel dengan selaput

Gambar b : gastrokhisis dengan usus terbuai tanpa selaput

Sumber : Division of pediatric surgary, 2008

Page 8: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

Omphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar

melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalokel, yaitu :

Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan

Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang sehat.

(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali puzat atau kantong

membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai

berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut).

Tali pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uteru, maka

usus akan terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus

menunjukkan normal yang esensial. Kira – kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel

diasosiasikan sebagai congenital anomaly atau abnormal.

(Jackson, D.B.& Sounders, 1993).

2.4 Patofisiologi

a. Disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu

janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnaya omfalokel atau

omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang

berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus.

Angka kematian tinggi apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi

infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).

Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu

kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat

karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan

berpindah kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi

secara normal akan menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh

membrane yang dilindungi oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden

yang tinggi terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan

defek diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).

b. Menurut Suriadi & Yuliani R, 2001, patofisiologi dari omphalokel adalah :

1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding

Page 9: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah

satu samping umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan organ

visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.

2. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai

anomaly.

3. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding

abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.

4. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal.

5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus

menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam

kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit.

6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan

dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,

sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat

terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus-usus distensi sehingga

mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.

7. EmbriogenesisPada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di

rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga

usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat

maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang

hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang

keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut

omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada

di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut

gastroschisis.

2.5 Pathway Keperawatan

Kelemahan Dinding Abdomen

Herniasi isi usus

Dinding abdomen sebagian terbuka

Organ internal abdomen keluar

Penguapan dan pancaran dari tubuh cepat berlangsung

Dehidrasi

Perkembangan embrio tidak sempurna

Page 10: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

Operasi

hipotermi

Keterlambatan Tumbang

Omphalokel

Menekan Dinding Sentral Abdomen

Resiko Kurang Volume Cairan

Termoregulator tidak Efektif

Resiko Infeksi

Nyeri

Rongga Sekitar Abdomen tertekan (Paru-paru)

Pola Napas tidak Efektif

Kurang Pengetahuan

Koping Keluarga tidak efektif

Konflik Pengambilan Keputusan

Perubahan Proses Keluarga

Cemas

Sumber : Suriadi & Yuliani R, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 dan A.H.

Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I.Jakarta : Penerbit FKUI.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Menurut A.H. Markum (1991) dan bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/ omphalocele.com

oleh Emily , pemeriksaan diagnostik dari omphalokel adalah :

1. Pemeriksaan Fisik

Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada

bayi yang baru lahir.

Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.

2. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada

dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi

Page 11: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan

pseudokolinesterase.

3. Prenatal, ultrasound

Gambar : A fetal echocardiogram (ultrasound of the heart)

Menunjukkan adanya defek ompalokel

Sumber : Remembering Our Angel, Liam

Posted on September 24, 2007 by Emily

4. Pemeriksaan radiology

Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker

structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi

kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan

amniosentesis

Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah

pada bayi yang baru lahir.

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :

1. Perawatan pra-bedah

a. Terpeliharanya suhu tubuh

Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps sangat

meningkatkan area permukaan.

b. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi usus-usus

yang mempersulit pembedahan.

c. Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak melengket seperti

xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus Saran untuk menutup usus atau

menutup dengan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril untuk mencegah

kontaminasi

d. Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada mesenterium.

e. Terapi intravena untuk hidrasi

f. Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena

Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong,

akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat dilakukan

operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga

Page 12: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya

omphalocele terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat

dimasukkan ke dalam perut. Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut,

diafragma akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi vena

cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.

Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele dengan cairan

antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar.

Dengan demikian, ada kesempatan untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh

kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini

membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat

dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.

g. Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan

2. Pembedahan

Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada dinding

abdomen.

Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan

menutup diding abdomen.

Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja, namun jika

lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari bokong atau paha

bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup

lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi.

Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.

3. Paska Bedah

a. Perawatan paska bedah neonatus rutin

b. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan

c. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik

d. Pemberian antibiotika

e. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan

Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi mengalami

pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini tergantung dari kondisi si bayi

(lemah atau tidak).

a. b.

Gambar :

a.Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan

Page 13: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

b.Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yangsudah rapi seperti orang

normal lainnya.

Sumber : http://bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/omphalocele.jpg The Image Bank-

ABDOMINAL WALL DEFECTS www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg

.Penatalaksanaan Medis

Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan

untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus

diberi merkurokrom dan diharapakan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi

kantong tersebut, sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya

operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan

semua isi usus dan alat visera sekaligus kerongga abdomen akan menimbulkan tekanan

yang mendadak pada paru, sehingga timbul gangguan pernafasan (DR. Iskandar

Wahidiyat (FKUI), 1985).

Menurut Ngastiah, 1997 penatalaksanaan pada penderita omphalocel anatara lain :

1.Medik

Operasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan memasukkan semua usus

dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan terjadi tekanan yang mendadak

pada paru, sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan, maka operasi biasanya

dilakukan penundaan sampai beberapa bulan

2.Keperawatan

Makalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infkasi, sebelum dilakukan operasi

bila kantong belum pecah dapat diolewskan merkurokrom setiap hari untuk mencegah

infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan atau menunggu terjadinya penebalan

selaput yang menutupi kantongh tersebut. Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi

dengan kasa steril kemudian diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dapat

dipasangkan gurita.

Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu. Sebuah

kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalah berat yang lain

(seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan. Untuk memfiksasi

omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan benda buatan psesial , dimana kemudian

dijahit ditempat tersebut. Secara perlahan, lama – lama isi abdomen (Usus yang keluar)

ditekan ke dalam abdomen. Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen,

Page 14: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

maka benda buatan tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.

(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel :

Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong

akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil dapat dilakukan

operasi satu tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga

perut, kemudia lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit.

Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan rongga perut terlalu besar, sehingga isi

kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jia dipaksakan maka karena regangan

pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan

pernafasan. Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.

Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan cairan

antiseptic, musalnya betadin dan menutupnya dengan kain kasa atau dakron agar tidak

tercemar.

Pemberian obat analgesic :

1.Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum prosedur :

a.Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 – 2 jam untuk hapir semua obat analgesik.

b.Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit.

2.Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasa lebih

baik.

3.Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB, contoh obat :

a.Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 – 20 mg/kg per dosis

setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis dalam 24 jam.

b.Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak dengan BB < 50kg)

contohnya :

Morfin : oral 0,2–0,4 mg/kg tiap 3 – 4 jam. Parenteral 0,1 – 0,2 mg/kg. IM 3 – 4 jam 0,02

– 0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam.

Fentanil : oral 5 – 15 mg/kg. Parenteral 0,5 – 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam.

Kodein: oral 1 mg/kg tiap 3–4 jam. Parenteral tidak dianjurkan.

2.8 Komplikasi

Page 15: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

Menurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi dari omphalokel adalah :

1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang

telanjang.

2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat

misalnya dengan nutrisi parenteral.

3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama

4. Nekrosis

5. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang

memperburuk prognosis.

Komplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :

Infeksi usus

Kematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena

usus yang tidak dilindungi.

(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :

Pemberian anestesi :

Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesi

Masalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapat menyebabkan menurunnya kerja

organ pernafasan.

Pembedahan

Perdarahan

Resiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan (strerilisasi)

Luka pada organ

Kesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan tekanan pada abdomen, ketika

omphalocel ditutup).

Peritonitis (radang pada selaput lambung)

Kelumpuhan sementara pada usus halus (http://www.google.com).

2.9 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN REMATOID

ARTRITIS

A. Pengkajian

.Pengkajian Pre-Operatif

1)Kelainan embrional

2)Pembesaran tali pusat

Page 16: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

3)Pemeriksaan abdomen

Pritusi visera intra abdominal ke dasar korada umbilical

Ukuran defek abdomen sekitar 4 – 12 cm

Lokasi defek, epigastrik atau hypogastrik.

Penutupannya hanya lapisan amnion dan peritoneum (membrane tipis transparan)

Omphalocel kecil hanya usus saja yang menonjol

Omphalocel besar terjadi distorsia dan injuri pola hati

4)System pernafasan

Bunyi nafas (mengi, mur - mur)

Frekuensi pernafasan

5)Riwayat kesehatan dan kebiasaan ibu seperti merokok, minium alcohol dan

penggunaan obat.

6)Observasi perilaku anak

Menangis keras

Gelisah

7)Imaging studies

Fetal sonography untuk mendeteksi genetic abnormal

Fetal echocardiogram untuk mendeteksi jantung yang abnormal

Amniosintesis untuk menegakkan penemuan positif terhadap genetic yang abnormal.

b.Pengkajian Post-Operatif

1)Kaji integritas kulit : tekstur, warna dan suhu kulit

2)Amati tanda – tanda terjadinya infeksi

3)Amati apakah ada kebocoran pada area amniosintesis

4)Amati pola eliminasi

5)Amati pola nafas

6)Kaji status nutrisi anak : BB dan TB

7)Kaji adanya nyeri

Fokus Pengkajian menurut Dongoes, M.F (1999):

1. Mengkaji Kondisi Abdomen

a. Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka

b. Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus

c. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi

Page 17: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

d. Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/ironis sering

disebabkan oleh inflamasi, obstruksi

e. Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh

pelambatan penyosongan lambung, akumulasi gas/feses, inflamasi/obstruksi.

2. Mengukur temperatur tubuh

a. Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan GI,

biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.

b. Lakukan pengukuran suhu secara kontinu tiap 2 jam

c. Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu secara mendadak.

3. Kaji Sirkulasi

a. Kaji adanya sianosis perifer

4. Kaji distress pernafasan

a. Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru, terhadap

b. Frekuensi : Cepat (takipneu), normal atau lambat

c. Kedalaman : normal, dangkal (Hipopnea), terlalu dalam (hipernea)

d. Kemudahan : sulit (dispneu), othopnea

e. Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan

f. Observasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, seputum dan nyeri dada

g. Kaji adanya suara nafas tambahan (mengi/wheezing)

h. Perhatikan bila pasien tampak pucat/sianosis

B. Diagnosa Keperawatan

Pre Op

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan rongga abdomen (paru-

paru)

2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan immaturitas

3. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan dehidrasi

4. Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar

5. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang

relevan

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita

penyakit serius

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan post op.

Page 18: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

Post Op

1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur pembedahan menutup abdomen.

2. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.

3. Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.

4. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat

(anak menderita omphalokel).

5. Cemas berhubungan dengan kematian.

C. Intervensi Keperawatan

Pre Op

Dx 1 : Pola napas tidak efektif b.d. penekanan rongga abdomen (paru-paru).

NOC: Respiratory Status: Airway

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas selama 3 x

24 jam, diharapkan pola napas pasien kembali normal dan efektif dengan status

respirasi skala 4

Kriteria Hasil:

a. Suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu, mampu bernapas dengan

mudah, tidak ada pursed (ips)

b. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tertekik, irama napas,

frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal seperti

whezing/mengi).

c. TTV dalam batas normal

Skala :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC: Airway Management

1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan

4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Page 19: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

5. Monitor respirasi dan status oksigen

6. Keluarkan skret dengan batuk atau suction

Dx 2 : Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitas

NOC: Thermoregulatoin: Neonate

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Regulasi suhu selama 3 x 24 jam,

diharapkan termoregulasi pasien kembali normal dan efektif dengan status regulasi

skala 4.

Kriteria Hasil:

a. Suhu tubuh pasien dalam batas normal

b. Tidak ada stress pernapasan

c. Tidak ada letargi

d. Perubahan warna kulit dalam rentang yang diharapkan

e. Pasien tidak menggigil

f. Status hidrasi adekuat

Skala :

Tidak pernah menunjukkan

Jarang menunjukkan

Kadang menunjukkan

Sering menunjukkan

Selalu menunjukkan

NIC: Temperatur Regulation

1. Monitor suhu badan pasien setiap 2 jam

2. Monitor suhu badan bayi baru lahir sampai stabil

3. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi

4. Monitor warna kulit dan suhu

5. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan atau hipertermi

6. Monitor warna kulit dan suhu

7. Bantu meningkatkan keadekuatan cairan dan intake nutrisi

Dx 3 : Resiko kurang volume cairan b.d. dehidrasi

NOC: Keseimbangan cairan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen cairan selama 3 x 24

jam, diharapkan keseimbangan cairan pada pasien adekuat dengan status cairan skala

Page 20: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

4.

Kriteria hasil:

a. Keseimbangan intake & output dalam batas normal

b. Elektrolit serum dalam batas normal

c. Tidak ada mata cekung

d. Tidak ada hipertensi ortostatik

e. Tekanan darah dalam batas normal

Skala :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC: Manajemen Cairan

1. Pertahankan intake & output yang adekuat

2. Monitor status hidrasi (membran mukosa yang adekuat)

3. Monitor status hemodinamik

4. Monitor intake & output yang akurat

5. Monitor berat badan

DX 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar

NOC: Knowledge: infection control

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol Infeksi selama 3 x 24 jam,

diharapakan infeksi tidak terjadi (terkontrol) dengan status kontrol infeksi skala 4.

Kriteria hasil:

a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

c. Jumlah leukosit dalam batas normal

d. Menunjukkan perilaku hidup sehat

Skala :

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

Page 21: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

5. Selalu menunjukkan

NIC: Infection control

1. Pertahankan teknik isolasi

2. Batasi pengunjung bila perlu

3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

4. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

5. Tingkatkan intake nutrisi

Dx 5 : Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang

relevan.

NOC: Decision Making

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan keluarga selama 3 x 24

jam, diharapkan tidak terjadi konflik dalam keluarga dengan skala pembuatan

keputusan 4.

Kriteria Hasil:

a. Identifikasi informasi yang relevan

b. Identifikasi alternatif

c. Memilih berbagai alternatif

Skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC: Family Support

1. Informasikan kepada keluarga tentang alternatif pilihan atau solusi

2. Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan dan kerugian alternatif lain

3. Tawarkan informasi konsen

4. Bantu keluarga dalam menjelaskan keputusannyapada anggota keluarga yang lain,

jika diperlikan

5. Berikan dukungan secara penuh

Dx 6 : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang

menderita penyakit serius (omphalokel).

Page 22: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

NOC : Family Normalization

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan Normalisasi selama 3 x

24 jam diharapkan pasien (keluarga) dapat mempersiapkan diri untuk prosedur

diagnostik / operasi dengan status perubahan proses keluarga skala 4.

Kriteria hasil :

a. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang tes dan prosedur

b. Anak dan keluarga menunjukkan tentang informasi yang diberikan

Skala : 1. Tidak pernah

2. Jarang

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Konsisten

NIC : Peningkatan Normalisasi

1. Jelaskan alasan setiap terapi

2. Jelakskan kebutuhan anak kepada orang tua misalnya anak harus dirawat dalam

dalam inkubator dan terpasang berbagai alat (Infus, Oksigen, NGT, dll)

3. Jelaskan pada keluarga tentang pengalaman umum setelah pembedahan

4. Jelaskan pada keluarga apa yang akan terjadi paska operasi

5. Berpartisipasi dalam konferensi praoperasi dengan keluarga dan dokter

Dx 7 : Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kondisi anak, proses

penyakit yang diderita anak.

NOC : Pengetahuan : Proses Penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengajaran Proses Penyakit selama

3 x 24 jam diharapkan Keluarga dapat mengerti / lebih paham mengenai penyakit

anaknya dan pengobatannya dengan status pengetahuan proses penyakit skala 4.

Kriteria Hasil :

a. Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan anak

b. Menjelaskan proses penyakit

c. Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhi

d. Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknya

Skala : 1 : Tidak mengetahui

2 : Terbatas pengetahuannya

3 : Sedikit mengetahui

Page 23: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

4 : Banyak pengetahuannya

5 : Intensif atau mengetahuinya secara kompleks

NIC : Pengajaran Proses Penyakit

1. Identifikasi faktor dalam atau luar untuk menambah / meningkatkan motivasi

pengobatan anaknya.

2. Menjelaskan proses penyakit

3. Bersama keluarga identifikasi penyebab penyakit

4. Tentukan hubungan individu dengan latar belakang sosial budaya pada individu,

keluarga atau masyarakat mengenai tingkah laku kesehatannya.

5. Hindari menggunakan teknik menakut-nakuti

6. Mengikiusertakan keluarga (bila memungkinkan) dalam melaksanakan pengobatan/

terapi anaknya.

7. Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman keluarga.

Post Op

Dx 8 : Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis, prosedur

pembedahan menutup abdomen.

NOC I: Tingkat Nyeri

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen nyeri selama 3 x 24 jam

diharapkan pasien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat

yang dapat diterima anak dengan status penerimaan nyeri skala 2.

Kriteria hasil :

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri (rewel)

b. Nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak

NOC II: Level Nyeri

Kriteria hasil :

a. Memberikan isyarat rasa nyaman (tidak rewel)

b. Nyeri menurun

Skala : 1. Ekstream

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak Ada

NIC : Menejemen Nyeri

Page 24: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

1. Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas).

2. Observasi isyarat –isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.

3. Berikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi

pengunkung).

4. Berikan analgesia sesuai ketentuan

5. Kontrol faktor – faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien

terhadap ketidaknyamanan (lingkungan yang berisik).

Dx 9 : Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.

NOC : Pengenalian Resiko

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengendalian Infeksi selama 3 x 24

jam diharapkan pasien tidak mengalami infeksi dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi

pada pasien dengan status pengendalian skala 4.

Kriteria hasil :

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

b. temperatur badan

c. Imunisasi

Skala : 1. Tidak pernah

2. Jarang

3. Kadang-kadang

4. Sering

5. Konsisten

NIC : Pengendalian Infeksi

1. Pantau tanda / gejala infeksi

2. Informaiskan kepada orang tua tentang jadwal imunisasi

3. Rawat luka op dengan teknik steril

4. Memelihara teknik isolasi (batasi jumlah pengunjung)

5. Ganti peralatan perawatan pasien sesuai dengan protap

Dx 10 : Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang

multipel.

NOC : Physical Aging Status

Tujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Developmental Enhancement

selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan

Page 25: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

yang normal sesuai usianya dengan status perkembangan skala 2.

Kriteria hasil :

a. Rata-rata berat badan

b. Cardiat out put

c. Elastisitas kulit

d. Kekuatan otot

Skala : 1. Ekstrem

2. Berat

3. Sedang

4. Ringan

5. Tidak ada

NIC : Developmental Enhancement

1. Bina hubungan saling percaya dengan anak

2. Demonstrasikan aktivitas yang meninggkatkan perkembangan anak sesuai dengan

umurnya (contoh bermain icik-icik)

3. Bantu anak belajar ketrampilan

4. Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktivitas motorik/verbal pasien

5. Berikan reinforcement positif

Dx 11 :Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang

terdekat (anak menderita omphalokel).

NOC: Family Coping

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Keluarga selama 3 x 24

jam, diharapkan koping keluarga menguat dengan status koping skala 4.

Kriteria Hasil:

a. Mendemonstrasikan fleksibilitas peran

b. Menyelesaikan permasalahan yang ada

c. Percaya dapat memenej masalah

d. Melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusan

e. Mengekspresikan perasan

f. Menggunakan strategi menurunkan stress (devence mecanism)

Skala:

1. Tidak pernah menunjukkan

2. Jarang menunjukkan

Page 26: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

3. Kadang menunjukkan

4. Sering menunjukkan

5. Selalu menunjukkan

NIC: Dukungan keluarga

1. Yakinkan keluarga akan memberikan perawatan terbaik pada pasien

2. Hargai reaksi emosional keluarga terhadap kondisi pasien

3. Selesaikan prognosis beban psikologis keluarga

4. Berikan harapan yang realistik

5. Dengarkan kecemasan keluarga, perasaan dan pertanyaan keluarga

6. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga pasien.

Dx 12: Cemas berhubungan dengan ancaman kematian

NOC : Kontrol Cemas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perbaikan Koping Keluarga selama

3 x24 jam, diharapkan kecemasan hilang atau berkurang dengan status cemas skala 4.

Kriteria hasil :

a. Monitor intensitas kecemasan

b. Rencanakan strategi koping untuk mengurangi stress

c. Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan

d. Kondisikan lingkungan nyaman

Skala : 1. Tidak pernah dilakukan

2. Jarang dilakukan

3. Kadang-kadang dilakukan

4. Sering dilakukan

5. Selalu dilakukan

NIC : Enhancement Family Coping

1. Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.

2. Tetap dampingi pasien dan keluarga untuk menjaga keselamatan pasien dan

mengurangi ansietas keluarga

3. Instruksikan kepada keluarga untuk melakukan ternik relaksasi

4. Bantu keluarga mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.

Page 27: makalah pencernaan ASKEP ANAK OMPHALOCELE

BAB III

PENETUP

a. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, 1996, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I.Jakarta : Gaya Baru.

Beth cecyl L, Sowden Linda A.2002 . Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Catzel, pincus.1990.Kapita Selekta Pediatri Edisi 2.Jakarta:EGC.

Dongoes, M.F.1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 2. Jakarta : EGC.

Klaus, Marshall H. 1998.Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi Edisi 4.Kajarta:EGC.

Ngastiyah 1997. Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC.

Suriadi & Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung

Seto.

http://google.com//omphalochele. (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)

http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=omphalocele&start=20&sa=N -

Bayi Lahir Tak Berdinding Perut, Anus, dan Saluran Kencing

Kamis, 03 April 2008 19:13 wib Syawal Rifai (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0803/08/jab07.html/ Bayi Tanpa Dinding Perut Dirawat

di RSUD Kardinah (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)

http://www.cybermq.com/index.php?risalahmq/detail/1/14807/risalahmq14807.html/Janin dg

kasus omphalocele Replies 1 Views : 607 Last Post: 5/26/2007 7:00:00 AM (diakses pada

tanggal 28 Mei 2008)

http://bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/omphalocele.jpg The Image Bank-ABDOMINAL

WALL DEFECTS www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg