makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

81
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia. Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007). Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim, 2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah 1 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastritis

Upload: chald-ald-smith

Post on 06-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan pada lansia dengna gastritis

TRANSCRIPT

Page 1: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa

penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita

menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada

tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia.

Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini

mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada

bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan

hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007).

Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan

membutuhkan biaya yang cukup besar.

Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang

banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,

2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi

beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut

merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu

Helicobacter Pylory.

Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan

diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi

diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia

tua.Angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di

Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006),

1 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 2: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di

Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan infeksi

Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor

etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%),

makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).

Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan

wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia

dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun

dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16

kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis

adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apakah pengertian dari Gastritis?

1.2.2 Bagaimana klasifikasi Gastritis?

1.2.3 Apa saja yang dapat menyebab (Etiologi) terjadinya Gastritis

1.2.4 Apa saja tanda gejala Gastritis?

1.2.5 Bagaimana komplikasi penyakit Gastritis jika tidak segera ditangani?

1.2.6 Bagaimana perjalanan penyakit Gastritis?

1.2.7 Bagaimana peta konsep (pathway) Gastritis?

1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjung Gastritis?

1.2.9 Bagaimana saja cara pencegahan Gastritis dan pencegahan kekambuhan?

1.2.10Bagaimana cara penatalaksaan pada Gastritis?

1.2.11Bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis

2 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 3: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Pembaca baik mahasiswa maupun umum, khususnya mahasiswa perawat

dapat memahami gangguan pencernaan pada lansia yaitu gastritis dan dapat

melakukan asuhan keperawatan gerontik.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu memahami hal berikut:

a) Pengertian Gastritis

b) Klasifikasi Gastritis

c) Etiologi Gastritis

d) Manifestasi klinik Gastritis

e) Komplikasi Gastritis

f) Patofisiologi Gastritis

g) Pathway Gastritis

h) Pemeriksaan penunjung

i) Pencegahan Gastritis

j) Penatalaksaan Gastritis

k) Asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis

1.4 MANFAAT

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai asuhan

keperawatan pada lansia dengan penyakit gastritis beserta penatalaksanaannya.

BAB 2

3 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 4: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang

berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan

iritan lain. (Charlene J,Reevers,2001)

Gastritis adalah suatu inflamasi akut mukosa lambung, yang dapat bersifat akut

atau kronis. Gastritis akut, penyakit lambung yang paling umum, menyebabkan

kemerahan pada mukosa, edema, hemoragik dan erosi. Gastritis kronis sering kali

muncul pada lansia dan pasien yang menderita anemia pernisiosa. Gastritis kronis

sering kali muncul sebagai gastritis atropik kronis, dengan semua lapisan mukosa

lambung yang mengalami inflamasi dan terjadi penurunan jumlah sel-sel utama dan

parietal. Akan tetapi, gastritis akut maupun kronis dapat terjadi pada semua umur.

2.2 KLASIFIKASI

Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu :

a) Gastritis akut

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen

kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.

b) Gastritis kronik

Gastritis kronik dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu

menghasilkan imun sendiri, tapi tipe ini di kaitkan dengan atropi dari kelenjar

lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik

mempengaruhi produksi antibody, anemia persiosa berkembang dengan proses

4 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 5: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

ini. Sedangkan gastrik tipe B lebih lazim, tipe ini di kaitkan dengan infeksi

bakteri helocabakter pylori yang menimbulakan ulkus pada dinding lambung.

2.3 ETIOLOGI

2.3.1 Gastritis Bakteriliasis

Infeksi bakteri Helicobakter Pylori yang hidup di dalam lapisan mukosa

yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral

atau akibat memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh bakteri ini.

Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur

hidup jika tidak dilakukan perawatan.

2.3.2 Gastritis karena stress akut

Penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi tiba-tiba

Pembedahan

Infeksi berat

Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada

luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.

2.3.3 Gastritis erosif kronis

Pemakaian Obat-obatan, seperti aspirin dan agens NSAIDs (dalam dosis

tinggi atau berulang), agens sitotoksik, kostikosteroid, antimetabolite,

fenilbutazon dan indometasin. obat-obat juga penggunaan alcohol dapat

memperlemah keutuhan dan daya regenerasi sel-sel mukosa lambung, jika

penggunaan dalam dosis tinggi dan jangka panjang, dapat merusak barrier

mucus lambung dan menyebabkan perdarahan. Selain itu bekerja menurunkan

prostaglandin yang bertugas untuk melindungi dinding lambung.

Endotoksin oleh bakteri, seperti Stafilokokus sp., Escherichia Coli, atau

Salmonella sp.. Pada kasus kronis, gastritis kronis diperkirakan disebabkan

5 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 6: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

oleh Helibacter pylori yang hidup dibagian dalam lapisan mukosa yang

melapisi dinding lambung. Infeksi akibat bakteri H pylori Salah satu

perubahannya yaitu atropic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar

penghasil asam lambung secara perlahan rusak.

2.3.4 Gastritis eosinoflik

Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang

eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.

2.3.5 Gastritis hipotropi dan atropi

Terjadi karena kelainan autoimun, autoimun atropik gastritis terjadi ketika

sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat yang berada pada

dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap

menipiskan dinding lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu

sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorsi vitamin B12) kekurangan vit

B12 akhirny, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi yang

serius bila tidak segera di rawat dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh.

2.3.6 Penyakit meniere

Dinding lambung menjadi tebal, lipatan melebar, kelenjar membesar, dan

memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita ini menderita kanker

lambung.

2.3.7 Gastritis sel plasma

Sel plasma (salah satu sel darah putih) terkumpul dalam dinding lambung

dan organ lainnya.

2.3.8 Penyakit bile refluk

6 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 7: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Bile (empedu) adalah cairan yang mmbantu mencerna lemak-lemak dalam

tubuh. Cairan ini di produksi oleh hati, ketika dilepaskan empedu akan

melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi

normal sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (phyloric valve)

akan mencegah mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak

bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan

mengakibatkan peradangan dan gastritis.

2.3.9 Radiasi dan kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat

mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat

berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah

kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara tapi dalam dosis besar

akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat

mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam

lambung.

2.4 MANIFESTASI KLINIK

Gejala Gastritis Menurut Klasifikasinya:

a. Gastritis Akut

o Awitan cepat, tanda dan gejala seperti rasa tidak nyaman pada

epigastrik, nyeri karena sulit mencerna makanan, kram, anoreksia,

mual, hematemesis, serta muntah (yang berlangsung beberapa jam

sampai beberapa hari)

o Keletihan, meringis, atau gelisah

o Disertai terjadinya perdarahanlambung, pucat, takikardia dan hipotensi

7 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 8: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

o Distensi abdomen, nyeri tekan pada abdmone dan spasme otot

o Peningkatan bising usus

b. Gastritis Kronis

o Tanda dan segala serupa dengan gastritis akut atau hanya merasa tidak

nyaman pada epigastik ringan

o Intoleransi terhadap makanan pedas dan berlemak

o Nyeri epigastrik ringan yang mereda dengan makanan

Beberapa Tanda Dan Gejala Menurut Etiologi:

a) Gastritis bakterialis

Dapat di tandai dengan demam, sakit kepala dan kejang otot.

b) Gastritis karena stress akut

Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luak bakar atau cedera) biasanya

menutupi gejala-gejala lambung tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.

Setelah timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam

memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa hilang bila

penderita sembuh dengan cepat dari siderannya. Bila ulkus tetap ada bisa

membesar dan mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah

terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan feses berwarna kehitaman seperti

aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat tekanan darah

bisa turun, perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.

c) Gastritis erosive kronik

Gejalanya berupa mual ringan, dan nyeri di perut sebelah atasntetapi banyak

penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri.

Pada penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus yaitu nyeri ketika

8 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 9: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lmbung maka

gejalnnya berupa feses berwana kehitaman (melena), muntah darah atau

makanan yang sudah di cerna seperti endapan kopi.

d) Gastritis eosinofilik

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bis adi sebabkan oleh penyempitan

atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju usus 12 jari.

e) Penyakit meniere

Gejala yang sering di temukan adalah nyeri lambung, hilangnya nafsu makan,

mual,muntah dan penurunan berat badan lebih jarang terjadi, tidak pernah

terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan

bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang

meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang

dari tubuh.

f) Gastritis sel plasma

Gejalnnya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan

timbulnya ruam dikulit dan diare

g) Gastritis akibat terapi penyinaran

Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat/rasa terbakar

dibelakang tulang dada, yang terjadi karenaadanya peradangan dan adanya

tukak lambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung

tumpah kedalam rongga perut menyebabkan periotonitis ( peradangan lapisan

perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan

tindakan darurat. Kadang setrelah terapi penyinaran terbentuk jaringan perut

yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus 12

jari sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran dapat merusak

9 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 10: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

lapisan pelindung kambung sehingga bakteri dapat masuk ke dalam dinding

lambung dan menyebabkan nyeri yang hebat yang muncul secara tiba-tiba.

2.5 KOMPLIKASI

Jika dibiarkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan peptic ulcers

dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat menybabkan

resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus-menerus pada

dinding lambung dan perubahan sel-sel dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas yang bermula pada sel-

selkelenjar dalam mukosa. Kanker jenisa lain yang terkait dengan infeksi H.Pylori

adalah MALT (mukosa asocisted lympoihoid tissue). Lyphomas, kanker ini

berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung.

Kanker jenis ini bisa disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

2.6 PATOFISIOLOGI

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atar

perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orag dewasa memiliki panjang berkisar

antara 10 inci dan dapayt mengembang untuk menampung makanan atau minuman

sebnyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip

seperti sebuah akordion.ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan-lipatan

tersebut secara bertahapmembuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap

melepaskannya dalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus dan

lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk

lewat lambunh. Setelah masuk kedalam lambung cincin ini menutup. Dinding

10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 11: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat . ketika makanan berada di dalam lambung

, dinding lambung mulai menghancurkan makan tersebut. Pada saat yang sama

kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa mulai mengeluarkan cairan lambung

(termasuk enzim-enzim dan asam lambung)

Suatu komponen cairan lambung adalah asam , ssangat korosif sehingga paku

besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa-

mukosa bikarbonat sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari

lapisan tersebut adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding

lambung.

Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini

lambung yang terkena paparan baik oelh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang

berlebihan, infeksi bakteri atau virus maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel

sawar pada lambung.ketika asam berdifusi ke mukosa dengan keadaan epitel sawar

yang dihancurkan tadi akan akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel

mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungs yang

akhirnya asam tidak bisa dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di

lambung dan ketika mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyei lambung.

Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka peningkatan histamine

sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat kemudian plasma

bocor ke intestinum terjadi edema akhirnya plasma bocor ke dalam lambung sehingga

terjadiperdarahan (melena)

Ketika terjadi peningkatan asam hidroklorida akan merangsang kolinergik

sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah

menjadi pepsin dan berakibat akan menurun funsi sawar kemudian terjadi hancurnya

11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 12: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

vena-vena kecil dan kapiler dan terjadi perdarahan. Masalah yang muncul seperti

perfusi jaringan, keseimbangan nutrisi dll.

2.7 PATHWAY

12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Asam dalam lumen + empedu, ASA, alkohol, bakteri lain.

Penghancuran epitel sawar

Asam kembali berdikusi ke mukosa

Penghancuran sel mukosa

Asam

Perangsangan kolinergik

Masalah keperawatan nyeri akut

Pepsinogen - pepsin Histamin

Fungsi sawar menurun

Penghancuran kapiler dan vena kecil

Potilitasitas pepsinogen

Gangguan pola tidur menurun

perdarahan

Vasoldilatasi

Permeabilitas terhadap protein

Plasma bocor ke intenstium

Edema

Plasma bocor ke dalam lambung

HEMATEMESIS

MELENA

Page 13: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah.

Hasil tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan

bakteripada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa

pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga dapat juga dilakukan untuk

memeriksa anemia yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

Terutama anemia pernisiosa, biasanya pasien dengan anemia ini menderita

gastritis kronis.

b) Pemeriksaan pernafasan

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylori atau

tidak. Ciri pada gastritis dengan infeksi bakteri tersebut ialah napas yang berbu

urea, hal ini menandakan adanya antibody H. pylori

c) Pemeriksaan feses

Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori atau tidak. Tes yang hasil positif

mengindikasikan terjadi infeksi. Selain itu dilihat juga ada tidaknya

perdarahan pada lambung. Hal ini ditandai dengan warna feses merah

kehitaman, bau sedikit amis, konsitensi lembek tapi ada juga yang agak keras

terdapat lendir.

d) Endoskopi GI atas

(umumnya dengan biopsy) untuk memastikan gastritis ketika dilakukan dalam

24 jam perdarahan. Kontraindikasi pada pasien setelah menelan zat korosif.

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna

bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar-X. Tes ini dilakukan dengan

13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 14: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau endoskopi melalui

mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus.

Tenggorokan akan lebih dahulu dianastesi sebelum endoskopi dimasukan

untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam melakukan tes ini. Hampir

tidak ada resiko akibat tes ini, komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak

nyaman pada tenggorokan.

e) Ronsen saluran cerna

Tes ini melihat adanya tanda-tanda gastritis . biasanya pasien akan diminta

menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirinsen. Cairan ini akan

melapisi saluran cerna dan akanterlihat lebih jelas ketika di rinsen

2.9 PENCEGAHAN

berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko :

a) Makanan yang benar

Hindari makanan yang dapat megiritasi terutama makanan yang

pedas,asam,gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan

jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah makanlah dengan jumlah

yang cukup dan lakukan dengan santai.

b) Hindari alkohol

Penggunaan alkohol dapat mengiritasi lapisan mukosa lambun dan dapat

mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

c) Jangan merook

Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membiuat lambung lebih rentan

terhadap gastris dan borok. Merokok juga dapat meningkatakan asam lambung

14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 15: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama

terjadinya kanker lambung.

d) Lakukan olah raga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung. Juga dapat

menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah

makanan dari usus secara lebih cepat.

e) Kendalikan stress

Strs meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem

kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Strss juga

dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan

pencernaan. Karena stes bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka

kuncinya adalah dengan mengendalikan secara efektif dengan cara diit nutrisi,

iostirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi.

2.10 PENCEGAHAN – MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS

Tindakan ini perlu untuk membantu klien mencegah kekambuhan gastritis dan

mengurangi iritasi lambung, berikanlah tips sebagai berikut:

1. Minumlah obat profilaksis yang telah diprogramkan, untuk menghindari

terjadinya infeksi hebat.

2. Minumlah obat steroid, dengan susu, makanan atau antasida, untuk mencegah

terjadinya tungkak lambung.

3. Minumlah antasida di anatara waktu akan dan pada waktu akan tidur, serta hindari

obat yang mengandung aspirin. Antasida memiliki efek sampai 3 jam bila diminum

1 jam sesudah makan (lebih lama) jika disbanding diminum saat perut kosong,

yaitu 20-60 menit. Obat golongan asam asetilsalisilat seperti asetasol, aspilet,

15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 16: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

aspirin, memiliki efek samping merangsang mukosa lambung hingga terjadi

perdarahan.

2.11 PENATALAKSANAAN

Prioritas penanganan segera adalah menghilangkan penyebab gastritis. Misal,

gastritis yang disebabkan oleh bakteri diobati dengan antibiotic; ingesti racun

dinetralkan dengan dengan antidote (obat penghilang racun) yang tepat. Ketika

penyakit yang terkait diobati atau agens penyebab dihilangkan atau dinetralkan, maka

mukosa lambung biasanya akan mulai sembuh.

Terapi pada gastritis akut bersifat asimtomatik dan suportif. Penyembuhan

biasanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah penyebab atau

agens dihilangkan. Antagonis resepto histamine-2 ( ), seperti famotidine,

pemberiannya dapat diprogramkan untuk menghambat sekresi lambung. Antasida

dapat digunakan sebagai agens pendapar (menetralkan asam lambung).

Pada gastritis kronis, pasien diberikan terapi antasida per jamnya dengan atau

tanpa antagonis resoptor- , seperti famotidine, yang dapat dapat mengurangi

frekuensi episode gastritis akut. Sebagian pasien juga membutuhkan analgesic.

Sampai adanya tanda pemulihan, kebutuhan oksigen, volume darah, serta

keseimbangan cairan dan elektrolit pasien harus dipantau dan dipertahankan.

Ketika gastritis menyebabkan perdarahan massif, penangan yang dilakukan

dengan transfuse darah; lavase salin dingin, jika mungkin disertai dengan

noreponefrin; angiografi dengan vasopressin yang diinfuskan dalam larutan salin

normal; kadang kala pembedahan.

16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 17: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Sebagai usaha terakhir, pembedahan dilakukan hanya jika penanganan yang

lebih konservatif gagal. Vagotomi dan piloroplasti telah digunakan dengan

keberhasilan yang terbatas. Gastrotomi atau mungkin total diperlukan, namun jarang

dilakukan.

Karena pasien yang menderita gastritis kronis dapat bersifat asimtomatik atau

dengan keluhan yang tidak jelas, tidak ada penangan khusus yang dibutuhkan, kecuali

menghindaru aspirin dan makanan pedas. Jika tanda dan gejala terjadi atau menetap,

pasien dapat minum antasida. Jika anemia pernisiosa adalah penyebab yang

mendasari gastritis, vitamin dapat diberikan secara parenteral. Akan tetapi jika

penyebabnya H. pylori, maka lebih tepat memulai terapi antiinfeksi.

Penyuluhan Pasien

Ajarkan pasa pasien mengenai penyebab dan pemeriksaan diagnostic serta pengobatan.

Jelaskan hubungan antara tanda dan gejala yang dialami pasien serta agens penyebab

sehingga ia dapat memahamu perlunya memodifikasi diet dan gaya hidupnya. Berikan

perhatian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pasien.

Jika pasien dijabwalkan untuk menjalani pembedahan, dukung penjelasan dokter

mengenai prosedur dan berikan penyuluhan praoperatif.

Berikan pasien daftar makanan yang dapat menyebabkan iritasi agar dihindari, seperti

merica, makanan yang sangat berbumbu, alcohol dan kafein. Pastikan pasien harus

memahami bahwa perubahan ini harus dijalani sepanjang hidup untuk mencegah

kekambuhan gastritis. Jika perlu rujuk klien ke ahli gizi untuk instruksi lebih lanjut.

Jika pasien merokok, anjurkan untuk berhenti dengan menjelaskan bahwa kebiasaan ini

dapat menyebabkan atau memperburuk tanda dan gejala dengan mengiritasi mukosa

lambung. Bila perlu rujuk ke program berhenti merokok.

17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 18: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Jika tepat bantu klien mengidentifikasi kebutuhan akan pengurangan stress. Ajarkan

pasien teknik-teknik pengurangan stress, seperti meditasi, napas dalam, relaksasi

progresif, dan imajinasi terbimbing.

Motivasi klien untuk mencari bantuan dengan segera jika terjadi tanda dan gejala

kekambuhan, seperti hematemesis, mual, atau muntah,

Ajarkan keluarga pasien tentang pentinggnya dukungan kepada pasien ketika ia membuat

perubuhan diet dan gaya hidup yang diperlukan.

18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 19: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

BAB 3

PEMBAHASAN

1.1. PENGKAJIAN

HARI/ TANGGAL MASUK RS : 02 Agustus 2011

JAM MASUK : 05.15 WIB

HARI / TANGGAL PENGKAJIAN : 02 Agustus 2011

JAM PENGKAJIAN : 08.00 WIB

BANGSAL / RS : Dahlia/ RSUD Dr.R. soeprapto Cepu

NO. RM : 014723

DIAGNOSA MEDIS : Gastritis

1. BIODATA

a. Identitas klien

Nama : Ny. M

Umur : 72 th

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Balun, Cepu

Agama : Islam

Suku : Jawa

No. RM : 014723

Diagnosa Medis : GastritiS

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn.R

Umur : 78 th

Jenis kelamin : Laki – laki

19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 20: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Alamat : Balun, Cepu

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Pensiunan PJKA

Hubungan dengan pasien : Suami pasien

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama

Klien mengatakan mual muntah

b. Riwayat kesehatan sekarang

Ny. M datang ke RSUD Dr.R. Soeprapto Cepu dengan keluhan mual muntah

sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan nyeri pada perut. Klien merasa badan

sangat lemas. Klien juga mengtakan tidak nafsu makan maupun minum. Dan

tubuh pasien tampak pucat, klien langsung menuju RSUD Cepu untuk

melakukan pemeriksaan.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Ny. M mengalami gastritis sejak 3 th yang lalu, dengan manifestasi klinis

mual muntah, karena itu klien dirawat di RSUD Cepu saat ini, pasien sering di

rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sam pada 2 bulan yang lalu. Pasien

mengatakan bahwa hampir setiap 2 bulan pasien datang dirumah sakit dan

dirawat inap dengan gastritisnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, Asma dan

penyakit keturunan lainya.

e. Genogram Keterangan :

20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 21: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

: perempuan

: laki- laki

: tinggal dalam satu rumah

: Ny. M

f. Riwayat kesehatan lingkungan

Klien tingal ditempat lingkungan yang bersih dan bukan di daerah endemic.

3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)

Pola persepsi terhadap kesehatan

- Sebelum sakit : pasien mengatakkan bahwa sakit merupakan

kondisi yang tidak mengenakan sehingga klien – klien selalu

berusaha menjaga kesehatan

- Selama sakit : ketika pasien merasakan sakit, pasien langsung

berobat, ke puskesmas atau balai pengobatan terdekat, dan

kemudian pasien merasa tidak teratasi dengan adanya rasa lemas

dan wajah pucat kemudian pasien langsung menuju ke RS.

Pola aktifitas dan latihan

- Sebelum sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 22: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Mobilitas di

tempat tidur

Berpindah √

Ambulasi √

Makan √

- Selama sakit :

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilitas di

tempat tidur

Berpindah √

Ambulasi √

Makan √

Keterangan :

0 : mandiri

1 : menggunakan alat bantu

2 : dibantu oleh orang lain

3 : dibantu orang lain dan alat

4 : tergantungan / tidak mampu

Pola istirahat dan tidur

22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 23: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

- Sebelum sakit : pasien dapat tidur nyenyak pada waktu malam

hari dari pukul 21.00 – 05.00 WIB. Lama tidur ± 7 jam. Pasien

tidak pernah mengalami kesulitan dalam istirahat. Pasien jarang

tidur siang.

- Selama sakit : pasien tidak dapat tidur nyenyak dan mudah

terbangun, pasien tidur jam 21.00 WIB dan terbangun jam 24.00

WIB, dan pasien dapat tidur pada jam 03.00 WIB dan terbangu jam

06.00 WIB. Lama tidur pasien hanya 6 jam. Pasien tidak pernah

menggunakan obat tidur.

Pola nutrisi metabolik

- Sebelum sakit : klien makna 3x sehari dengan porsi sedang.

Klien lebih suka makan sayur – sayuran. Klien minum 6 gelas

sehari, jenis air minum air teh dan air putih.

- Selam sakit : klien makan 3x sehari dengan porsi yang

disediakan di RS yang terdiri dari nasi team, sayur, lauk pauk dan

buah. Klien hanya makan setenga porsi saja, klien mengatakan

selama sakit nafsu makan berkurang. Selama sakit klien minum 3-4

gelas air putih/ hari.

Klien mempunyai tinggi badan 160 cm, BB 50 kg

Indeks massa tubuh : = = 19,53 (normal)

kategori IMT

KURUS Kekurangan berat

badan tingkat berat

< 17,0

23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 24: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Kekurangan berat

badan tingkat ringan

17,0-18,4

NORMAL 18,5-25,00

GEMUK Kelebihan berat badan

tingkat ringan

Kelebihan berat badan

tingkat berat

25,1-27,00

>27,00

- Penilaian status Nutrisi

A (Anthopometry)

Lingkar lengan atas (28 cm= 280 mm)

Lipatan kulit trisep (6 cm= 60 mm)

Lingkar otot lengan (330 mm-(3,14x80)= 78,2

B (Biomechanical)

C(Clinical Sign)

Rambut kering, lurus, dan terdapat uban, kulit kepala

bersih

Kulit halus, lembab, turgor kulit baik

Konjungtiva anemis

Mukosa bibir lembab

Kardiovaskuler (TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/menit

Gastrointestinal (nafsu makan menurun, makan habis ½

porsi karena pasien masih merasa mual)

D (Dietary History)

Diet yang disajikan adalah nasi teem klien makan sehari 3x dengan

masing-masing ½ porsi ( klien menyukai makanan sayur-sayuran ).

24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 25: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Untuk minum sehari sekitar 3-4 gelas/hari, klien menyukai minum

air putih, klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah atau

menelan klien hanya merasakan mual.

Pola eliminasi

- Sebelum sakit : klien bab 1x dalam sehari dengan konsistensi

lembek, bau khas, warna kuning. Klien bak 3-4 kali perhari dengan

konsistensi kuning, jernih, bau khas urin

- Selama sakit : klien bab 2x sehari dengan konsistensi lembek, bau,

khas, warna kuning kecoklatan

Pola kognitif perseptual

Status mental klien sadar, bicara lancar tidak ada gangguan, pendengaran

normal tidak ada gangguan, penglihatan normal, klien tidak memakai

kacamata ataupun lensa kontak. Dalam mengatasi nyeri yang dirasakan

pasien sudah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

Pola konsep diri

Klien merupakan orang yang tidak menutup diri, bukan termasuk orang

dengan deficiney confidence. Klien termasuk seseorang yang percaya diri

dan mengenali identitas dirinya dengan baik.

Pola koping

Klien dalam menghadapi masalah selalu bercerita dengan orang yang

dipercaya yaitu suaminya atau anggota keluarga lainnya. Sebelum dan

selama klien sakit tidak mengalami perubahan dalam masalah koping.

Klien selalu optimis untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit.

Pola seksual reproduksi

25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 26: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Klien tidak mengalami masalah dalam pola seksual reproduksi. Dan klien

masih menjalin hubungan baik dengan suaminya.

Pola hubungan

Klien mempunyai 6 orang anak dari pernikahan dan klien menjalin

hubungan baik dengan keluarga dan tetangga sekitar. Klien selalu

mendapat dukungan dari keluarga dan tetangga agar cepat sembuh.

Pola nilai dan kepercayaan

Klien menganut agama islam taat, dimana walaupun sakit dia selalu

berusaha beribadah walaupun posisi berbaring.

4. PEMERIKSAAN FISIK

A. Tanda-tanda vital, Tanggal 2 Agustus 2011

- Suhu badan : 36,5ºC

- Nadi : 80 x/menit

- Tekanan Darah : 170/100 mmHg

- Pernafasan : 24 x/menit

B. Kesan Umum

Kesadaran composmetis, penafsiran umur 70 th, klien tampak pucat dan

lemas, badan klien sedang, bicara lancer, kerapian dan kebersihan cukup.

C. Kulit, rambut, kuku

- Inspeksi

Warna Kulit : sawo matang

Lesi : tidak terdapat lesi

Jumlah rambut : banyak, lurus, terdapat uban

Warna kuku : merah muda

26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 27: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Bentuk Kuku : normal

Kelembapan : lembab

Tekstur : Halus

Turgor : baik, kembali dalam waktu kurang dari 3 detik

Edema : tidak ada edema

D. Kepala

- Inspeksi

Kesimetrisan muka : simetris

Tengkorak : mesochepal

Rambut : banyak, lurus, dan terdapat uban

Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe

- Palpasi

Kulit Kepala : tidak ada nyeri tekan

Deformitas : tidak terdapat deformitas

E. Mata

- Inspeksi

Bola Mata : simetris

Kelopak mata : tidak terdapat kelainan

Konjungtiva : anemis

Sclera : tidak ikterik

Kornea : coklat, tidak terdapat bintik-bintik

Iris : berwarna coklat

Pupil : isokor

Lapang pandang : antara mata kanan dan kiri memiliki lapang

pandang yang baik dan tak terganggu

27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 28: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Visus : klien dapat melihat jelas

- Palpasi

Bola mata : tidak ada nyeri tekan

F. Telinga

- Inspeksi

Daun telinga : simetris

Liang telinga : tidak terdapat serumen

- Palpasi

Kartilago : tidak ada nyeri tekan dan penonjolan

Procesus mastoideus : tidak ada nyeri tekan

Nyeri tekan tragus : tidak ada nyeri tekan

Uji pendengaran : klien mendengar dengan baik

G. Hidung dan sinus-sinus

- Inspeksi

Bagian luar : tidak terdapat lesi

Bagian dalam : terdapat bulu halus, tidak terdapat lesi

Perdarahan : tidak terdapat perdarahan

Penyumbatan : tidak terdapat penyumbatan

- Palpasi

Sinus-sinus : Tidak terdapat nyeri tekan sinus paranasalis.

H. Mulut

- Inspeksi

Bibir : simetris, tidak terdapat stomatitis

Gigi : Gigi sudah tidak lengkap, kurang rapi

Gusi : merah muda, tidak terdapat pembengkakan

28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 29: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Lidah : simetris dan bersih

Membran mukosa : lembab

Faring : tidak terdapat peradangan

Ovula : tidak terdapat peradangan

Tonsil : tidak terdapat tonsillitis

- Palpasi

Pipi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa

Palatum : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa

Dasar mulut : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa

Lidah : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa

I. Leher

- Inspeksi

Bentuk leher : simetris

Warna kulit : sawo matang

Bengkak : tidak terdapat pembengkakan

Tumor : tidak terdapat tumor

Gerakan : dapat bergerak aktif dengan lancer, fleksi,

ekstensi, hiperekstensi

- Palpasi

Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Pembuluh darah : teraba kuat arteri karotis

J. Dada dan paru-paru

- Inspeksi

Bentuk : simetris

29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 30: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Retraksi / ekspansi : ekspansi maksimal simetris antara paru kanan

dan paru kiri

Kulit : sawo matang

Payudara : simetris

Frekuensi dan irama : 24 x/menit, regular

- Palpasi

Benjolan/masa/nyeri tekan: tidak ada benjolan dan nyeri tekan

Ekspansi dada : maksimal

Taktil fremitus : suara lebih terasa paru-paru kanan, dengan tes

uji coba pasien disuruh untuk mengatakan tujuh-tujuh

- Perkusi : sonor

- Auskultasi : vesikuler

K. Jantung

- Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

- Palpasi : teraba iktus cordis SIC 4, mid klavikula kiri

- Perkusi : suara pekak pada SIC 4, 5,8 dan berjarak 4,8,9

cm

- Auskultasi : terdengar bunyi S1dan S2 reguler, tidak ada

bunyi tambahan

L. Abdomen

- Inspeksi

Bentuk : simetris

Distensi : tidak ada

Kontur permukaan : halus

Penonjolan : tidak ada penonjolan

30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 31: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

- Auskultasi

Bising usus : 1x/10 detik

- Perkusi : tympani

- Palpasi : terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas

dengan skala nyeri 4.

M. Musculoskeletal

a. Otot

- Inspeksi

Ukuran : simetris antara kanan dan kiri

Kontraktur : tidak ditemukan kontraktur

Kontraksi : kontraksi kuat

Kekuatan : masih cukup kuat

Kontraksinya : 4 5

5 5

Keterangan :

0 = paralisis total

1 = tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot

2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan

3 = gerakan normal menentang gravitasi

5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan

5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh

- Palpasi

Kelemahan : tidak ada

Kontraksi : dapat berkontraksi dengan baik

31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 32: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

b. Tulang

- Inspeksi

Susunan tulang : tidak terdapat malforasi

Deformitas : tidak ada

Pembengkakan : tidak ditemukan

- Palpasi

Edema : tidak ada

Nyeri tekan : tidak ada

c. Persendian

- Inspeksi

Nyeri tekan : tidak ada

Bengkak : tidak ada

N. Neurologi

Kesadaran : komposmentis

Membuka mata : spontan

Motorik : spontan

Verbal : orientasi baik

GCS : 15 (E 4, M 6, V 5)

5. TERAPI OBAT

- Infus : KAEN 3B 500 cc 20 tpm

- Tomit : 1 ampul

- Ranitidin 3x1 ampul

1.1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 33: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

1. DATA FOKUS

a. Data subjektif

- Klien mengatakan mual dan muntah

- Klien mengatakan nafsu makan berkurang

- Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak dan mudah

terbangun

- Klien mengatakan nyeri pada perutnya

- Klien mengatakan istirahat tidak puas

- Klien mengatakan terbangun lebih awal.

b. Data Objektif

- Klien tampak lemas dan lemah

- Klien tampak pucat

- Konjungtiva anemis

- Klien makan habis ½ porsi

- Lama tidur klien 6 jam

P : Perlukaan mukosa gaster

Q : Tertusuk tusuk

R : Kuadran kanan atas

S : Skala 4

T : Saat mual muntah

- Klien tampak meringis kesakitan

- Vital sign

TD : 170/100 mmHg

Nadi : 80 x/mnt

Suhu : 36,5 ºC

33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 34: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

RR : 24 x/mnt

- Penilaian status nutrisi

A. (Anthopometry)

Lingkar lengan atas (28 cm = 280 mm)

Lipatan kulit trisep (6 cm = 60 mm)

Lingkar otot lengan (330 mm – (3,14 x 80) = 78,2

B. (Biomechanical)

-

C. (Clinical Sign)

- Rambut kering, lurus, dan terdapat uban, kulit kepala bersih

- Kulit halus, lembab, turgor kulit baik

- Konjungtiva anemis

- Mukosa bibir lembab

- Kardiovaskuler (TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/menit)

- Gastrointestinal (nafsu makan menurun, makan habis 12 porsi

karena pasien masih merasa mual).

D. (Dietary History)

Diet yang disajikan adalah nasi teem klien makan sehari 3x dengan

masing-masing ½ porsi (klien) menyukai makanan sayur-sayuran).

Untuk minum sehari 3-4 gelas/hari, klien menyukai minum air

putih, klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah atau

menelan klien hanya merasakan mual.

1.2. ANALISA DATA

Tanggal Jam Symtomp problem Etiologic

34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 35: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

02/8/2011 08.00 Ds: pasien mengatakan nyeri pada

abdomen kanan atas

Do: - klien tampak lemas dan

lemah

P: perlukaan mukosa gaster

Q: tertusuk tusuk

R: kuadran kanan atas

S: skala 4

T: saat mual muntah

- klien tampak meringis kesakitan

Nyeri akut Agen cidera

biologis

(perlukaan

mukosa gaster /

lambung)

02/8/2011 08.10 Ds: pasien mengatakan mual dan

muntah sudah 3 hari

Do:

- muntah 5 sampai 6 kali dalam

sehari

- makan setengah porsi

- BAB klien 2x sehari dengan

konsistensi lembek, bau khas,

warna kuning kecoklatan.

Penilaian status nutrisi

A (anthopometry)

Lingkar lengan atas (28cm =

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Masukan

makanan tidak

adekuat dan

rangsangan

vomitus

35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 36: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

280mm)

Lipatan kulit trisep (6cm = 60mm)

Lingkar otot lengan (330 mm –

[3.14x80]) = 78.2

B (biomechanical)

-

C (clinical sign)

Rambut kering, lurus, dan terdapat

uban, kulit kepala bersih

Kulit halus, lembab, turgor kulit

baik

Konjungtiva anemis

Mukosa bibir lembab

Kardiovaskuler (TD: 170/100

mmHg, N: 80 x/menit)

GI (nafsu makan menurun, makan

habis 12 porsi karena merasa mual)

D (Dietary History)

Diet yang disajikan adalah nasi tim

klien makan sehari 3x dengan

masing-masing ½ porsi (klien

menyukai makanan sayur-

sayuran). Untuk minum sehari

sekitar 3-4 gelas/hari, klien

menyukai minum air putih, klien

36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 37: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

tidak mengalami kesulitan dalam

mengunyah atau menelan klien

hanya merasa mual.

02/8/2011 08.20 Ds: - klien mengatakan tidak dapat

tidur dengan nyenyak dan mudah

terbangun

- klien mengatakan istirahat tidak

puas

- klien mengatakan terbangun lebih

awal

Do:

- lama tidur klien 6 jam

- klien tampak pucat

Gangguan pola

tidur

Tidur yang sehat

tidak adekuat

1.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (perlukaan mukosa

gaster/lambung)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu

dalam memasukkan makanan karena faktor biologis

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang sehat tidak adekuat.

1.4. PERENCANAAN

Tanggal Jam No

dx

NOC NIC Rasional

02/8/201 09.40 1 Setelah dilakukan Pain management 1. Untuk

37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 38: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

1 tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri

berkurang dengan

kriteria hasil :

Pain level

1. Mengetahui faktor

penyebab nyeri

2. Skala nyeri

berkurang (1-3)

3. Ekspresi wajah

rileks

4. Pasien mampu

melaporkan gejala

nyeri

5. Pasien dapat

menggunakan

tindakan

pencegahan

1. Kaji nyeri

secara kompre-

hensif (PQRST)

2. Observasi

ketidaknyamana

n non verbal

3. Ajarkan

teknik non

farmakologi

misalnya seperti

relaksasi, guide

imagery, terapi

music dan

distraksi

4. Kolaborasi :

pemberian

analgesik

mengetahui

faktor penyebab

nyeri

2. Untuk

mengetahui

tingkat

kenyamanan

klien

3. Untuk

mengalihkan

perhatian

terhadap nyeri

4. Untuk

mengurangi

nyeri

Tanggal Jam

No dx

NOC NIC Rasional

02/8/2011 09

.5

0

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3x24 jam

diharapkan status nutrisi

Management Nutrisi :

1. Kaji tentang

makanan yang

membuat klien

1. Untuk menentukan

makanan yang

cocok.

2. Mempertimbangkan

38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 39: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

klien lebih baik dari

sebelumnya dengan

kriteria hasil :

1. Mempertahankan

berat badan dalam

rentang normal.

2. Toleransi terhadap

diet yang dianjurkan.

3. Melaporkan

keadekuatan tingkat

energi pasien tidak

lemas dan lemah.

4. Menyatakan

keinginan untuk

mengikuti diet pasien

mau makan.

alergi.

2. Tentukan makanan

kesukaan klien.

3. Dorong pasien untuk

memilih makanan

yang lunak.

4. Anjurkan pasien

untuk makan sedikit

frekuensi sering dan

hangat.

5. Anjurkan klien

menghindari

makanan pedas,

asam, atau

berminyak.

6. Monitor jumlah

pemasukan nutrisi &

kalori.

7. Lakukan kolaborasi

dengan ahli gizi:

- Dlm menentukan

kebutuhan kalori dan

protein.

- Diskusikan dengan

dokter kebutuhan

stimulasi nafsu makan,

makanan pelengkap.

makanan yang

diberikan.

3. Untuk melatih

lambung dengan

makanan yang

lunak.

4. Menambah nutrisi

pasien

5. Mencegah

peningkatan asam

lambung berlebih.

6. Untuk menghitung

balance cairan.

7. Untuk memperbaiki

status gizi klien.

39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 40: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

Tanggal Jam

No dx

NOC NIC Rasional

02/8/2011 0

9

.

4

0

3 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

diharapkan pasien

dapat tidur dengan

nyaman dari

sebelumnya dengan

kriteria hasil :

1. Mampu mengontrol

waktu tidur.

2. Mampu mengontrol

pola tidur.

3. Mampu mengontrol

kemampuan fisik

klien untuk tidur.

4. Mampu

menyatakan

perasaan segar

setelah tidur.

Sleep Enhancement

1. Tentukan aktivitas

tidur.

2. Perkirakan waktu

tidur pasien yang

teratur.

3. Tentukan efek

dari pengobatan

terhadap pola

tidur.

4. Monitor pola tidur

dan lama tidur

dalam jam.

5. Ciptakan

lingkungan yang

cukup, tidak

berisik, suhu, alas

tidur dan tempat

tidur untuk

meningkatkan

tidur.

6. Bantu untuk

membuang rasa

stress sebelum

tiba waktu untuk

1.Untuk menentukan

kegiatan sebelum

tidur.

2.Untuk mengetahui

lama tidur pasien.

3.Untuk mengetahui

perubahan pola

tidur klien.

4.Untuk mengetahui

kualitas tidur

pasien.

5.Membuat suasana

yg nyaman untuk

pasien tertidur.

6.Untuk

kenyamanan

sebelum tidur.

7.Untuk mengetahui

kebiasaan sebelum

tidur.

8.Meningkatkan

waktu istirahat

pasien.

40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 41: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

tidur.

7. Monitor makanan

sebelum tidur dan

selingan yg tepat

dgn tidur.

8. Naikkan

peningkatan

waktu untuk tidur

jika diperlukan.

1.5. Implementasi

Tanggal Jam No

dx

Implementasi Respon Paraf

02/8/2011 08.00

08.10

08.20

08.25

1,2

1

1

1

Melakukan injeksi

Mengkaji nyeri

secara

komprehensif

Mengobservasi

ketidaknyamanan

non verbal

Mengajarkan

teknik non

S: klien mengatakan

bersedia di

injeksi.

O: obat masuk:

ranitidin,

captropil 25 mg,

antasid, forcemid,

tomit, forsik.

S: pasien

mengatakan

masih merasakan

nyeri pada ulu

hati.

O: P: permukaan

41 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 42: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

10.30

10.35

10.40

10.45

10.50

2

2

2

2

2

farmakologi

(relaksasi dan

distraksi)

Megkaji makanan

yang membuat

alergi dan

menanyakan

makanan kesukaan

Mendorong pasien

untuk memilih

makanan yg lunak.

Mengajurkan klien

untuk makan

sedikit dengan

frekuensi sering

dan hangat

Menganjurkan

klien untuk

menghindari

makanan yang

pedas, asam dan

berminyak.

Melakukan

kolaborasi dengan

ahli gizi dalam

pemenuhan nutrisi.

mukosa gaster, Q:

seperti tertusuk-

tusuk, R:

abdomen kuadran

kanan atas, S:

skala 4, T:

saat mual muntah

S: -

O: klien tampak

meringis

kesakitan

S: klien mengatakan

bersedia untuk

diajarkan tehnik

relaksasi

O: klien tampak

antusias

mengikuti apa

yang diajarkan

perawat

S: klien mengatakan

tidak punya alergi

terhadap makanan

dan makanan

kesukaannya nasi,

tahu, telur

O: -

S: klien mengatakan

42 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 43: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

03/8/2011

12.00

12.10

12.20

12.25

12.30

08.00

3

3

3

3

1,2

Memonitor TTV

klien

Menciptakan

lingkungan yg ckp

cahaya, tdk berisik,

suhu ruangan, alas

tidur & tempat tidur

utk meningkatkan

tidur

Memonitor pola

tidur dan lama

tidur

Menentukan efek

dari pengobatan

terhadap pola tidur

klien

Membantu klien

untuk membuang

rasa stress sebelum

tiba waktu untuk

tidur

Melakukan injeksi

setuju untuk

memilih

makanan yang

lunak

O: klien makan nasi

teem

S: klien mengatakan

bersedia untuk

makan

O: klien habis

makan setengah

porsi

S: klien mengatakan

bersedia untuk

menghindari

makanan yang

pedas, asam dan

berminyak.

O: -

S: -

O: pemberian nasi

teem sesuai

kebutuhan nutrisi

klien

S: -

O: suhu : 36,5°C

nadi : 8o

43 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 44: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

08.10

08.20

08.25

10.30

10.35

10.40

1

1

1

2

2

2

Megkaji nyeri

secara

komprehensif

Mengobservasi

ketidaknyamanan

non verbal

Mengajarkan

tehnik non

farmakologi

(relaksasi &

distraksi)

Mendorong pasien

untuk memilih

makanan yg lunak

Menganjurkan

klien untuk makan

sedikit dengan

frekuensi sering

dan hangat

Menganjurkan

klien untuk

x/menit

S: -

O: membatasi

pengunjung

supaya pasien

bisa istirahat

S: klien mengatakan

dapat tidur

O: klien dapat tidur

nyenyak kurang

lebih 1 jam

S: klien mengatsksn

obat yg diberikan

tidak

mempengaruhi

pola tidurnya

O: klien tidur jika

sudah lelah

S: klien mengatakan

senang jika ada

yg mengajaknya

untuk mengobrol

O: klien

menceritakan apa

yang

dirasakannya.

S: klien mengatakan

44 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 45: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

10.45

10.50

12.00

12.10

12.20

2

2

3

3

3

menghindari

makanan yang

pedas, asam, dan

berminyak

Melakukan

kolaborasi dengan

ahli gizi dalam

pemenuhan nutrisi

Memonitor TTV

klien

Menciptakan

lingkungan yg

cukup cahaya,

tidak berisik, suhu

ruangan, alas

tidur& tempat

tidur untuk

meningkatkan

tidur

Memonitor pola

tidur dan lama

tidur

Membantu klien

untuk membuang

rasa stress sebelum

bersedia di injeksi

O: obat masuk:

ranitidin,

captropil 25 mg,

antasid, forcemid,

tomit, forsik

S: pasien

mengatakan

masih merasakan

nyeri pada ulu

hati

O: P: permukaan

mukosa gaster, Q:

seperti tertusuk-

tusuk, R:

abdomen kuadran

kanan atas, S:

skala 4, T: saat

mual muntah

S: -

O: klien tampak

meringis

kesakitan

S: klien mengatakan

bersedia utk

diajarkan tehnik

relaksasi

O: klien tampak

45 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 46: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

04/8/2011

08.00

08.10

08.20

10.30

10.35

10.40

10.45

1,2

1

1

2

2

2

2

tiba waktu untuk

tidur

Melakukan injeksi

Megkaji nyeri secara

komprehensif

Mengobservasi

ketidaknyamanan

non verbal

Mendorong pasien

untuk makan

makanan yg lunak

Menganjurkan

klien untuk makan

sedikit dengan

frekuensi sering

dan hangat

Menganjurkan

klien untuk

menghindari

makanan yang

pedas, asam, dan

antusias

mengikuti apa yg

diajarkan perawat

S: klien mengatakan

setuju untuk

memilih makanan

yg lunak

O: klien makan nasi

teem

S: klien mengatakan

bersedia untuk

makan

O: klien habis

makan setengah

porsi

S: klien mengatakan

bersedia untuk

menghindari

makanan yg

pedas,asam dan

berminyak

O: -

S: -

O: pemberian nasi

teem sesuai

kebutuhan nutrisi

klien

46 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 47: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

10.50

12.00

12.10

12.20

2

3

3

3

berminyak

Melakukan

kolaborasi dengan

ahli gizi dalam

pemenuhan nutrisi

Memonitor TTV

klien

Menciptakan

lingkungan yg

cukup cahaya,

tidak berisik, suhu

ruangan, alas

tidur& tempat

tidur untuk

meningkatkan

tidur

Memonitor pola

tidur dan lama

tidur

Membantu klien

untuk membuang

rasa stress sebelum

tiba waktu untuk

tidur

S: -

O: Suhu : 36,2°C

Nadi : 84 x/menit

S: -

O: membatasi

pengunjung

supaya pasien

bisa istirahat

S: klien

mengatakan dapat

tidur

O: klien dapat tidur

nyenyak kurang

lebih 1 jam

S: klien

mengatakan

senang jika ada

yang

mengajaknya

untuk mengobrol

O: klien

menceritakan apa

yang

dirasakannya

S: klien mengatkan

bersedia di injeksi

O: obat masuk:

47 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 48: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

ranitidin,

captropil 25 mg,

antasid, forcemid,

tomit, forsik

S: pasien

mengatakan

nyerinya

berkurang

O: P: permukaan

mukosa gaster, Q:

seperti tertusuk-

tusuk, R:

abdomen kuadran

kanan atas, S:

skala 3, T: saat

mual muntah

S: -

O: ekspresi wajah

klien rileks

S: klien mengatakan

setuju untuk

makan makanan

yg lunak

O: klien makan nasi

teem

S: klien mengatakan

bersedia untuk

48 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 49: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

makan

O: klien habis

makan setengah

porsi. Nafsu

makan pasien

meningkat.

S: klien mengatakan

bersedia untuk

menghindari

makanan yg

pedas,asam dan

berminyak

O: -

S: -

O: pemberian nasi

teem sesuai

kebutuhan nutrisi

klien

S: -

O: Suhu : 35,8°C

Nadi : 78 x/menit

S: -

O: membatasi

pengunjung

supaya pasien

bisa istirahat

S: klien

49 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 50: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

mengatakan dapat

tidur

O: klien dapat tidur

nyenyak kurang

lebih 1 jam

S: klien

mengatakan

senang jika ada

yang

mengajaknya

untuk mengobrol

O: klien

menceritakan apa

yang

dirasakannya

5.Evaluasi

Tanggal Jam No

dx

Catatan perkembangan Paraf

04/8/2011 14.00 1 S: klien mengatakan nyerinya

50 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 51: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

14.00 2

sudah berkurang

O: skala nyeri 3

ekspresi wajah klien rileks

N: 78 x/menit

S: 35,8°C

A: masalah teratasi

P: pertahankan intervensi

S: klien mengatakan sudah tidak

mual, klien mengatakan makan

habis setengah porsi

O: klien makan nasi teem, input

550, 1000(infuse KAEN 3B

500cc), nafsu makan pasien

meningkat

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi :

- Monitor status pasien nutrisi

yg sesuai kebutuhan pasien

- Dorong pasien untuk memilih

makanan yg lunak

- Anjurkan pasien utk makan

sedikit frekuensi sering dan

hangat

- Anjurkan klien menghindari

makanan pedas, asam, atau

berminyak.

- Lakukan kolaborasi dengan

51 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 52: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

14.00 3

ahli gizi

S: klien mengatakan sudah bisa

tidur nyenyak saat tidur malam

dan hanya terbangun 1 kali pada

saat tidur malam, dan klien

mengatakan bisa tidur siang

O: klien tampak segar saat bangun

tidur.

Lamanya tidur malam kurang

lebih 6 jam.

Lamanya tidur siang kurang lebih

1 jam.

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi :

- Tentukan efek dari pengobatan

terhadap pola tidur

- Monitor pola tidur dan lama

tidur dalam jam

- Ciptakan lingkungan yg cukup

cahaya, tidak berisik, suhu,

alas tidur dan tempat tidur

untuk meningkatkan tidur

- Bantu untuk membuang rasa

stress sebelum tiba waktu

untuk tidur

- Monitor makanan sebelum

tidur dan selingan yang tepat

52 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 53: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

dengan tidur

53 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Page 54: makalah askep perubahan perkemihan dan pencernaan pada lansia dengan gastritis

DAFTAR PUSTAKA

La Ode, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika : Yogyakarta

L.Stockslager.et al.2008.Asuhan Keperawatn Geriatrik. EGC : Jakarta

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja,2006. Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan Dan

Efek-Efek Sampingnya Edisi 6. PT Elex Media Kumpotindo :

54 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s