anatomi leher.docx
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Anatomi Leher.docx
1/2
Anatomi Leher
Pada daerah leher terdapat beberapa ruang potensial yang dibatasi oleh fasia
servikal. Fasia servikal ibagi menjadi dua yaitu fasia superfisial dan fasia profunda. Kedua
fasia ini dipisahkan oleh otot plastima yang tipis dan meluas ke anterior leher. Otot
platisma sebelah inferior berasal dari fasia servikal profunda dan klavikula serta meluas ke
superior untuk berinsersi di bagian inferior mandibula.2,5
Gambar . Potongan aksial leher setinggi orofaring2
Gambar 2. Potongan obli! leher2
Fasia superfisial terletak diba"ah dermis. #ni termasuk sistem
muskuloapenouretik, yang meluas mulai dari epikranium sampai ke aksila dan dada, dan
tidak termasuk bagian dari daerah leher dalam. Fasia profunda mengelilingi daerah leher
dalam terdiri dari $ lapisan, yaitu2,%,&
lapisan superfisial
lapisan tengah
lapisan dalam.
Ruang potensial leher dalam
'uang potensial leher dalam dibagi menjadi ruang yang melibatkan daerah
sepanjang leher, ruang suprahioid dan ruang infrahioid. 2,5,&. 'uang yang melibatkan
sepanjang leher terdiri dari(
ruang retrofaring
ruang bahaya (danger space)
ruang prevertebra.
'uang suprahioid terdiri dari(
ruang submandibula
ruang parafaring
ruang parotis
ruang mastikor
ruang peritonsil
ruang temporalis.
'uang infrahioid(
ruang pretrakeal.
Gambar $. Potongan *agital +eher2
Kekerapan
-
7/26/2019 Anatomi Leher.docx
2/2
ngkanot dikutip -urray dkk5 mendapatkan & anakanak yang tatalaksana
sebagai abses leher dalam pada rentang "aktu / tahun. 0bses peritonsil %1, abses
retrofaring 22, abses submandibula %, abses bukkal , abses parafaring 2,
lainnya 2. *akagu3hi dkk,4 melaporkan kasus infeksi leher dalam sebanyak 1 kasus
dari tahun 145 sampai 11%. 'entang usia dari umur 4 tahun, lakilaki sebanyak &4
dan perempuan 22. #nfeksi peritonsil paling banyak ditemukan, yaitu &2 kasus, diikuti
oleh parafaring 4 kasus, submandibula, sublingual dan submaksila masingmasing & kasus
dan retrofaring kasus. uang dkk,1 dalam penelitiannya pada tahun 11& sampai 2662,
menemukan kasus infeksi leher dalam sebanyak 45 kasus. 0bses submandibula 75,&)
merupakan kasus terbanyak ke dua setelah abses parafaring 7$4,%), diikuti oleh +ud"ig8s
angina 72,%), parotis 7&) dan retrofaring 75,1). 9ang dkk,/ pada 66 kasus abses
leher dalam yang diteliti 0pril 266 sampai Oktober 266/ mendapatkan perbandingan
antara lakilaki dan perempuan $(2. +okasi abses lebih dari satu ruang potensial 21.
0bses submandibula $5, parafaring 26, mastikator $, peritonsil 1, sublingual &,
parotis $, infra hyoid 2/, retrofaring $, ruangkarotis .