analisis motivasi belajar ipa peserta didik pada...

114
ANALISIS MOTIVASI BELAJAR IPA PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN E-LEARNING CLASS DI SMPIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA SELAMA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: FATIKHA SALSABILA NIM. 23060160059 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS MOTIVASI BELAJAR IPA PESERTA DIDIK

    PADA PEMBELAJARAN E-LEARNING CLASS

    DI SMPIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA

    SELAMA PANDEMI COVID-19

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

    Oleh:

    FATIKHA SALSABILA

    NIM. 23060160059

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    ANALISIS MOTIVASI BELAJAR IPA PESERTA DIDIK

    PADA PEMBELAJARAN E-LEARNING CLASS

    DI SMPIT NIDAUL HIKMAH SALATIGA

    SELAMA PANDEMI COVID-19

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

    Oleh:

    FATIKHA SALSABILA

    NIM. 23060160059

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “Where there is a will, there is a way”

    (Pauline Kael)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta

    ridho-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayahanda Muhammad Nasikhin, Ibunda Siti Khosidatun Ummah dan Mbah

    Putri Asripah, yang senantiasa menyayangi saya, memberikan dukungan

    berupa moril maupun materil, memberikan motivasi dan nasihat, selalu

    mendo’akan untuk kesuksesan saya sehingga saya dapat menyelesaikan

    skripsi ini dan penempuhan gelar sarjana dapat tercapai.

    2. Adik-adik yang saya sayangi, Mutya Ansofiatin dan Miladia Nur Sakinah.

    Yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada saya.

    3. Eko Yulianto Prambudi yang selalu memberikan dukungan dan menemani

    saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4. Sahabat-sahabat dan teman dekat saya yang selalu memberikan motivasi dan

    membantu menyelesaikan skripsi ini.

    5. Keluarga besar Scientist in Laga.

    6. Teman-teman seperjuangan Tadris IPA Angkatan 2016.

    7. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Blora Salatiga.

    8. Teman-teman PPL di SMPIT Nidaul Hikmah.

    9. Keluarga besar KKN Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten

    Magelang tahun 2020. Khususnya sahabat-sahabatku di posko 117.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrohim

    Alhamdulillahi robbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

    SWT. yang telah melimpahkan rahmat, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada

    penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis

    Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Pada Pembelajaran E-learning Class Di

    SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga Selama Pandemi Covid-19.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi

    Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan juga kepada

    semua umat islam yang senantiasa mengikutinya dan menjadikannya sebagai suri

    tauladan, semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.

    Aamiin Ya Robbal Alamiin.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

    tanpa adanya bantuan dari semua pihak yang telah berkenan membantu penulis

    untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak

    terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Ilmu

    Pengetahuan Alam IAIN Salatiga.

  • x

    4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

    5. Bapak Saiful Marom, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    meluangkan banyak waktunya untuk membimbing dengan ikhlas,

    mengarahkan, memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi

    ini dapat terselesaikan.

    6. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak membekali berbagai ilmu

    pengetahuan kepada penulis, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis

    dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

    7. Ayahanda Muhammad Nasikhin, Ibunda Siti Khosidatun Ummah dan Mbah

    Putri Asripah, yang senantiasa menyayangi, mendo’akan dan selalu

    memberikan motivasi kepada penulis.

    8. Bapak Hendro Gunawan, S.Pd. selaku kepala SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

    9. Adik-adik peserta didik SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga yang sudah berkenan

    untuk menjadi informan penulis.

    10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih atas segala

    bantuan yang diberikan, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal baik

    dan mendapatkan balasan pahala dari-Nya. Penulis sangat menyadari

    sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

    kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

  • xi

    skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para

    pembaca pada umumnya. Aamiin Ya Robbal Alamin.

    Salatiga, 04 Juni 2020

    Penulis

    Fatikha Salsabila

    NIM. 23060160059

  • xii

    ABSTRAK

    Salsabila, F. 2020. Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Pada

    Pembelajaran E-learning Class Di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga Selama

    Pandemi Covid-19. Skripsi. Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam.

    Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga. Pembimbing: Saiful Marom, M.Sc.

    Kata Kunci: motivasi belajar IPA, pembelajaran e-learning class dan

    pandemi covid-19.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar IPA peserta

    didik pada pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    selama pandemi covid-19, dan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan

    pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul

    Hikmah Salatiga selama pandemi covid-19.

    Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber

    data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer atau data

    utama. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara

    dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini diolah melalui tiga tahapan,

    yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.

    Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi data dan sumber.

    Hasil penelitian menunujukkan bahwa pertama, motivasi belajar para

    peserta didik tidak seperti pada saat mengikuti pembelajaran yang dilakukan

    secara langsung diruang kelas. Peserta didik lebih semangat mengikuti

    pebelajaran yang guru sampaikan diruang kelas dibandingkan dengan

    pembelajaran e-learning class yang dilakukan selama pandemi covid-19 melalui

    aplikasi whatsapp. Kedua, faktor-faktor penghambatnya yaitu: peserta didik

    kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan melalui video,

    mengalami kehabisan kuota disaat mengikuti pembelajaran yang disampaikan

    melalui aplikasi whatsapp, kesulitan mendapatkan jaringan atau signal yang stabil

    pada saat mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaan yang didapatkan

    menjadi kurang maksimal, peserta didik tidak dapat melakukan praktikum mandiri

    yang harus dilakukan dirumah karena tidak tersedianya bahan dan alat yang akan

    digunakan untuk melakukan praktikum mandiri, adanya notification dari sosial

    media yang terinstall di smartphone sehingga peserta didik ingin bermain sosial

    media ketika mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan

    faktor pendukungnya yaitu: memberi kemudahan pada guru dalam menyampaikan

    materi melalui smartphone, penyampaian materi menjadi lebih menarik dan tidak

    monoton, memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk mengakses sumber

    belajar lain yang dibutuhkan, dan mengakses video-video praktikum ketika

    peserta didik tidak dapat melakukan praktikum mandiri dirumah.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR

    HALAMAN BERLOGO IAIN ......................................................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................................... iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................................... vi

    MOTTO .......................................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN .......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix

    ABSTRAK ...................................................................................................................... xii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xviii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ..................................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 8

    1) Manfaat Teoritis .............................................................................................. 8

    2) Manfaat Praktis ................................................................................................ 8

  • xiv

    E. Penegasan Istilah ................................................................................................... 9

    F. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 14

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 16

    A. Landasan Teori ..................................................................................................... 16

    1. Motivasi Belajar ............................................................................................. 16

    a. Motivasi .................................................................................................... 16

    b. Belajar ...................................................................................................... 16

    c. Motivasi Belajar ....................................................................................... 17

    d. Unsur-unsur Motivasi Belajar Peserta Didik ............................................ 17

    e. Fungsi Motivasi Belajar ........................................................................... 19

    f. Indikator Motivasi Belajar ........................................................................ 20

    g. Dimensi Motivasi Belajar ......................................................................... 22

    h. Pengukuran Kekuatan Motivasi Belajar ................................................... 22

    2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ....................................................................... 23

    3. Pembelajaran E-learning Class ..................................................................... 24

    a. Pembelajaran ............................................................................................ 24

    b. E-learning Class ....................................................................................... 25

    c. Fungsi dan Manfaat E-learning ................................................................ 26

    4. Pandemi Covid-19 .......................................................................................... 28

    B. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 30

    BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 32

    A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 32

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 33

    C. Sumber Data ......................................................................................................... 33

    D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................................ 34

    E. Analisis Data ........................................................................................................ 36

    F. Pengecekan Keabsahan Data ................................................................................ 38

  • xv

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ............................................................. 39

    A. Paparan Data ......................................................................................................... 40

    1. Motivasi Belajar IPA Peserta Didik SMP Selama Pandemi Covid-19 .......... 40

    2. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran E-learning Class ............ 45

    a. Faktor Penghambat ................................................................................... 46

    1) Faktor Eksternal ................................................................................. 46

    2) Faktor Internal .................................................................................... 48

    b. Faktor Pendukung ..................................................................................... 50

    B. Analisis Data ........................................................................................................ 52

    BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 57

    A. Kesimpulan ......................................................................................................... 57

    B. Saran .................................................................................................................... 59

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 61

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel. 4.1 Daftar Data Diri Informan.................................................................................. 39

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Proses Pembelajaran Melalui Whatsapp ..................................................... 41

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Kode Penelitian .......................................................................................... 64

    Lampiran 2: Instrumen Penelitian ................................................................................... 66

    Lampiran 3: Transkrip Wawancara ................................................................................. 69

    Lampiran 4: Dokumentasi ............................................................................................... 86

    Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian .................................................................................... 91

    Lampiran 6: Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 92

    Lampiran 7: Surat Tugas Pembimbing Skripsi ............................................................... 93

    Lampiran 8: Daftar Nilai SKK ........................................................................................ 94

    Lampiran 9: Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................................... 95

    Lampiran 10: Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. 96

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu pengetahuan (science) tidak dapat dipisahkan

    dari teknologi, karena dua hal tersebut sudah saling terkait dan merupakan

    dua hal yang sudah padu. Dalam era globalisasi ini, sains dan teknologi

    sudah merambah dalam kehidupan dan konsep berpikir manusia, tidak

    terkecuali dalam dunia pendidikan. Pendidikan diartikan sebagai sebuah

    proses belajar atau interaksi antara dua orang maupun lebih yaitu antara

    pendidik dan yang mendidik atau peserta didik, yang mana dalam interaksi

    tersebut juga berbagi berbagai sumber belajar (Ishak, 2015). Dalam proses

    belajar terdapat interaksi antara manusia dengan lingkungannya dengan

    tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut maupun proses

    perubahan tingkah laku secara sebagian maupun keseluruhan. Suatu

    bentuk peningkatan seperti daya pikir, sikap, pengetahuan merupakan

    perubahan yang dicapai peserta didik akibat mengalami proses interaksi

    atau belajar. Tujuan pendidikan dapat dikatakan sukses atau tidaknya

    tergantung dari proses interaksi atau belajar yang peserta didik alami

    selama proses belajar baik dilingkungannya sendiri maupun pada saat

    pendidikan formal disekolah.

  • 2

    Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar Republik

    Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    pasal 1 ayat 1 (dalam Rani, 2018) yang menjelaskan bahwa “Pendidikan

    adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

    Demi kemajuan Bangsa dan Negara sumber daya manusia yang

    berkualitas sangat dibutuhkan dalam kehidupan bangsa, selain itu

    berdasarkan Undang-Undang tersebut pendidikan sangatlah berpengaruh

    dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut.

    Kegiatan dalam belajar dapat berupa mengkaji, menyampaikan,

    mencari maupun meneliti. Dalam islam konsep belajar berlandaskan pada

    Al-Qur'an dan Hadits. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menyampaikan

    untuk belajar atau pentingnya menuntut ilmu, begitu juga dengan Hadits.

    Dalam kegiatan belajar diharapkan pendidik maupun peserta didik tidak

    melepaskan eksistensi kekuasaan Allah SWT dalam setiap proses

    pembelajaran sains maupun teknologi yang diajarkan disekolah,

    masyarakat maupun tempat belajar lainnya (Ishak, 2015). Ayat pertama

    Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW terdapat pesan

    tersirat tentang eksistensi ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu dalam

    Firman Allah Qur’an Surah Al-Alaq ayat 1 sampai 5:

  • 3

    اِْقَرأْبِاْسِم َربَِِّك الَِّذئ َخلََق ◌ َخلََق اْْلِ ْنَسا َن ِمْن َعلٍَق◌ اِْقَرأْ َوَربَُّك اْْلَْكَرُم◌

    ْنَساَن ماَلَْم ىَْعلَْم◌ اَلِِّذ ى َعلََّم بِاْلقَلَِم◌ َعلََّم اْْلِ

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan semua

    makhluk◌ Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah yang

    kental◌ Bacalah, dan Rabbmulah yang maha pemurah◌ Yang mengajar

    manusia menulis dengan qalam atau pena◌ Dia mengajar kepada manusia

    apa yang tidak diketahuinya◌”

    Kekuatan mental yang dimiliki peserta didik merupakan satu hal

    yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Perhatian, keinginan,

    kemauan dan cita-cita merupakan bentuk dari kekuatan mental itu sendiri.

    Tinggi atau rendahnya kekuatan mental yang dimiliki peserta didik

    tersebut adalah suatu hal yang dapat mendorong motivasi belajar peserta

    didik. Dorongan mental yang dapat menggerakan dan juga mengarahkan

    perilaku manusia, termasuk juga perilaku belajar disebut dengan motivasi

    (Dimyati dan Mudjiono, 2013).

    Faktor psikis yang dimiliki seseorang dan bersifat non-intelektual

    disebut juga sebagai motivasi belajar. Ciri khasnya adalah dengan

    tumbuhnya semangat, merasa senang dan menikmati masa belajarnya.

    Energi yang dimiliki peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar akan

    sangat banyak ketika peserta didik itu memiliki motivasi belajar yang

    tinggi (Sardiman, 2011).

  • 4

    Adanya motivasi belajar yang datang dari guru dan minat belajar

    yang tinggi dari peserta didik itu sendiri dapat mempengaruhi

    meningkatnya prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar yang

    diperoleh peserta didik dipengaruhi oleh motivasi belajar yang tinggi,

    karena dengan tingginya motivasi belajar seorang peserta didik akan

    melakukan sesuatu hal yang diminati dan disenanginya. Dan begitu pula

    sebaliknya, tanpa adanya motivasi belajar yang tinggi maka peserta didik

    itu tidak akan melakukan suatu hal dengan senang hati atau bahkan

    melakukan sesuatu dengan terpaksa (Aini, 2016).

    Beberapa waktu terakhir ini tepatnya pada hari Rabu, 11 maret

    2020, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah

    menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global karena telah

    menyerang hampir seluruh Negara dibelahan dunia, tidak terkecuali

    Indonesia. Indonesia telah menjadi salah satu Negara yang terdampak oleh

    Covid-19, penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus corona.

    Dampak dari pandemi global itu mulai merambah pada dunia pendidikan

    di Indonesia, hingga pada akhirnya pemerintah pusat memberikan

    kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Hal

    ini dilakukan sebagai upaya pencegahan meluasnya penularan virus

    corona covid-19. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang mengganti

    aktivitas pendidikan, hal itu membuat pemerintah dan lembaga terkait

    untuk menghadirkan alternatif sebagai proses pendidikan bagi peserta

    didik yang tidak dapat melaksanakan proses pendidikan pada lembaga

  • 5

    terkait. Sehingga akhirnya, metode pembelajaran jarak jauh atau dalam

    jaringan (E-learning Class) diambil sebagai langkah untuk tetap dapat

    melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi

    pembelajaran online yang ada seperti edmodo, google classroom, zoom

    dan lain sebagainya (Kemendikbud, 2020).

    Solusi yang telah diterapkan tersebut tentunya tidak berjalan

    dengan mulus dan tanpa kendala. Ada banyak kendala yang dialami

    peserta didik pada saat melakukan pembelajaran dalam jaringan (E-

    learning Class). Banyak terdengar keluhan dari peserta didik saat

    pembelajaran online berlangsung. Salah satu kendalanya, peserta didik

    kesulitan mendapatkan jaringan untuk dapat mengikuti pembelajaran,

    terlalu banyaknya tugas yang diberikan oleh guru sehingga membuat

    peserta didik kebingungan. Dari masalah-masalah yang dialami peserta

    didik tersebut, dapat memicu menurunnya semangat belajar atau motivasi

    belajar peserta didik.

    Peserta didik yang biasanya dapat belajar dengan bertatap muka

    langsung dikelas bersama guru dan teman-temannya, kemudian dengan

    keadaan sekarang ini yang mengharuskan mereka untuk karantina diri

    dirumah, belajar dari rumah, dengan metode belajar dalam jaringan.

    Tentunya hal itu dapat menjadi salah satu kendala tersendiri bagi peserta

    didik. Khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

    karena pembelajaran IPA yang mengharuskan untuk mencari tahu tidak

  • 6

    hanya pada penguasaan konsep saja. Proses pembelajaran IPA juga

    menekankan pada pengalaman secara langsung dengan menerapkan

    scientific approach atau pendekatan sainstifik yang meliputi: mengamati,

    menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan

    mengkomunikasikan. Dengan diterapkannya metode pembelajaran online,

    tentunya dapat menghambat terwujudnya pembelajaran yang sesuai

    dengan pendekatan sainstifik.

    SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga merupakan salah satu sekolah yang

    menerapkan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kebijakan pemerintah

    sebagai langkah penekanan penyebaran covid-19. Seluruh aktifitas

    pembelajaran di SMPIT Nidaul Hikmah diganti dengan pembelajaran

    daring dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Peserta didik tidak perlu

    datang ke sekolah untuk menerima materi yang guru berikan. Dengan

    memanfaatkan media e-learning, guru sudah dapat menyampaikan materi

    yang seharusnya diterima oleh para peserta didik.

    Pembelajaran e-learning yang diterapkan di SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga, dapat memicu tinggi ataupun rendahnya motivasi belajar IPA

    para peserta didik. Menarik atau tidaknya pembelajaran yang diberikan

    oleh guru dapat menentukan dorongan peserta didik untuk lebih semangat

    dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA). Apabila peserta didik merasa senang dan

    nyaman pada saat mengikuti pembelajaran e-learning yang guru berikan,

  • 7

    maka motivasi dan semangat belajar para peserta didik akan meningkat.

    Begitu juga sebaliknya, apabila peserta didik tidak merasa nyaman dengan

    pembelajaran e-learning yang telah diterima maka peserta didik justru

    akan merasa cepat bosan dan hal tersebut dapat menjadi pemicu

    menurunnya semangat dan motivasi belajarnya.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian mengenai analisis motivasi belajar peserta didik ditengah

    pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda. Sehingga penulis

    mengambil judul penelitian “Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta

    Didik Pada Pembelajaran E-learning Class Di SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga Selama Pandemi Covid-19”.

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah yang telah

    diuraikan sebelumnya diatas, maka fokus penelitian yang akan diteliti

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana motivasi belajar IPA peserta didik pada pembelajaran e-

    learning class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga selama pandemi

    covid-19?

    2. Apa faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan

    pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    selama pandemi covid-19?

  • 8

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

    1. Untuk mengetahui motivasi belajar IPA peserta didik pada

    pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    selama pandemi covid-19.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

    pelaksanaan pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga selama pandemi covid-19.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

    langsung maupun tidak langsung untuk dunia pendidikan, adapun manfaat

    dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan atau

    masukan dalam ilmu pengetahuan.

    b. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi nilai tambah

    pengetahuan ilmiah dalam pendidikan di Indonesia.

    c. Sebagai sumbangsih bagi peneliti lain yang meneliti suatu konsep

    yang serupa dengan karya ilmiah ini.

    2. Manfaat Praktis

    a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

    pengetahuan bagi pembaca, khususnya mengenai motivasi belajar

    IPA peserta didik saat mengikuti e-learning class.

  • 9

    b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

    pengetahuan bagi penulis, sehingga dapat menambah pengetahuan

    sebelumnya.

    E. Penegasan Istilah

    Dari judul penelitian ini, penulis memberikan penegasan dari

    istilah-istilah yang digunakan penulis agar tidak terjadi kesalahpahaman.

    Istilah yang digunakan antara lain:

    1. Motivasi Belajar IPA

    a. Motivasi

    Kata motivasi berasal dari kata dasar “motif” yang memiliki

    arti kekuatan yang dapat menyebabkan diri seseorang untuk

    terdorong melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan. Motivasi

    merupakan suatu dorongan yang ada pada diri seseorang untuk

    melakukan suatu kegiatan atau aktivitas nyata demi tercapainya

    tujuan tertentu (Anisa, 2017).

    Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

    motivasi memiliki arti sebuah dorongan yang ada pada diri

    seseorang untuk melakukan sesuatu hal tanpa adanya rasa terpaksa

    atau tidak menyukai sesuatu hal yang sedang dilakukan.

    b. Belajar

    Belajar merupakan perubahan jangka pendek maupun

    panjang yang dialami seseorang yang terjadi melalui latihan. Selain

  • 10

    itu belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik untuk

    menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya (Anisa, 2017).

    Menurut Sumiyati dalam Nuraini (2013) menyatakan bahwa

    belajar merupakan proses yang berlangsung dalam diri seseorang,

    proses tersebut merupakan upaya yang dilakukan untuk

    memperoleh pemahaman baru, dan atau untuk mengubah

    pemahaman lama.

    Berdasarkan pada definisi diatas, maka dapat disimpulkan

    bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang

    dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan pada dirinya,

    baik perubahan jangka panjang maupun pendek.

    c. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang dalam bahasa

    Inggris disebut science yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Pada

    dasarnya secara harfiah, IPA atau science mempunyai makna ilmu

    yang mempelajari tentang alam atau ilmu yang mempelajari

    peristiwa di alam semesta (Nuraini, 2013).

    Menurut H.W. Fowler et-al dalam Abdullah (2011)

    mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu

    yang didasarkan pada pengamatan sistematis dan tersusun

    mengenai gejala-gejala kebendaan yang terjadi di alam. Ilmu

    Pengetahuan Alam tidak hanya didasarkan pada ilmu kebendaan

    yang terjadi pada makhluk hidup akan tetapi juga ilmu yang

  • 11

    memerlukan cara kerja, cara berpikir dan cara dalam memecahkan

    masalah yang terjadi.

    Dari definisi yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

    menyimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan

    ilmu yang mempelajari tentang berbagai kejadian di alam semesta

    yang didasarkan pada pengamatan sistematis dan melalui gelaja

    kebendaan di alam sekitar.

    2. Pembelajaran E-learning Class

    a. Pembelajaran

    Menurut Muhaimin dalam Nurdin (2017), menyatakan

    bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh

    pendidik untuk membelajarkan peserta didik. Kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan akan melibatkan peserta didik untuk

    mempelajari sesuatu hal dengan efekti dan efisien.

    Sugandi dalam Nurdin (2017), mengartikan bahwa

    pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang

    berarti self instruction (dari dalam diri) dan eksternal instruction

    (dari luar diri). Yang dimaksud pembelajaran dari luar diri adalah

    pembelajaran yang didapatkan dari guru pada saat pengajaran atau

    teaching. Sedangkan dalam pembelajaran yang berasal dari dalam

    diri merupakan pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-

    prinsip dari diri seseorang untuk melakukan suatu proses

    pembelajaran.

  • 12

    Berdasarkan pada definisi diatas, maka penulis

    menyimpulkan bahwa pembelajaraan merupakan suatu proses

    interaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh pendidik atau guru

    untuk membelajarkan peserta didik yang akan dilakukan secara

    efektif dan efisien.

    b. E-learning Class

    E-learning menurut Wahono dalam Wijaya, D.P (2015)

    merupakan suatu metode pembelajaran yang mempunyai tujuan

    untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik

    dengan menggunakan media internet maupun jaringan komputer

    lain. E-learning merupakan salah satu solusi yang dapat

    meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penguasaan

    penggunaan teknologi internet.

    E-learning juga dapat diartikan sebagai bentuk teknologi

    yang telah diterapkan dalam bidang pendidikan untuk menciptakan

    suasana belajar yang baru. Karena e-learning diterapkan dalam

    bentuk dunia maya melalui sambungan internet. E-learning class

    merupakan proses kegiatan pembelajaran berbasis web,

    pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual ataupun kelas

    digital.

    Berdasarkan pada definisi e-learning class diatas, maka

    penulis menyimpulkan bahwa e-learning class merupakan sebuah

    metode atau cara pembelajaran yang tidak dapat lepas dari

  • 13

    perkembangan teknologi, dan perkembangan teknologi yang

    digunakan tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana belajar

    yang baru.

    3. Pandemi Covid-19

    a. Pandemi

    Dalam dunia epidemiologi secara umum, terdapat tiga level

    penyakit yang dikenal yaitu endemi, epidemi dan pandemi.

    Pandemi diartikan sebagai bertambahnya angka kasus terhadap

    suatu penyakit yang secara tiba-tiba dan sudah menyebar ke

    beberapa negara dan benua yang mana penyebarannya masih masif

    (Hisyam, Z.N., 2020).

    Dengan adanya pernyataan oleh WHO pada 11 maret 2020

    tentang covid-19 sebagai pandemi global, hal tersebut menjadi

    tanda bahwa persebaran penyakit tersebut telah menjangkiti

    banyak penduduk negara di belahan dunia. Data dari John Hopkins

    University & Meidicine Coronavirus Resource Center pada tanggal

    25 maret 2020 telah menunjukkan adanya penularan covid-19

    sudah menjangkiti 175 negara dengan angka penularan sebanyak

    425.493 kasus (Hisyam, Z.N., 2020).

    Dari definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

    pandemi merupakan penularan wabah penyakit yang telah

    menyebar di berbagai Negara diseluruh dunia yang mana angka

    penyebaran penyakitnya sangat tinggi.

  • 14

    b. Covid-19

    Menurut para ahli virus atau virologis Richard Sutejo, virus

    corona penyebab sakit covid-19 merupakan tipe virus yang

    menyerang pernafasan. Strain covid-19 mempunyai morbiditas dan

    mortalitas yang lebih tinggi akibat adanya mutasi genetik dan

    memungkinkan terjadinya transmisi inter-spesies.

    Coronavirus merupakan kelompok virus yang dapat

    menyebabkan penyakit pada manusia dan burung, virus ini berasal

    dari subfamili Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae

    dan ordo Nidovirales. Coronavirus merupakan penyakit yang dapat

    menyebabkan pneumonia, baik pneumonia virus secara langsung

    maupun pneumonia bakterial sekunder (Ibadurrahman, 2020).

    Dari pengertian diatas dapat diratik kesimpulan bahwa,

    coronavirus disease 2019 ( COVID-19) merupakan suatu jenis

    virus yang mengalami mutasi genetik. Virus jenis ini merupakan

    tipe virus yang menyerang pernafasan dan dapat menyebabkan

    kematian pada inangnya.

    F. Sistematika Penulisan

    Agar lebih mudah untuk dipahami, maka penulis menyusun rincian

    penelitian ini menjadi 5 bab, sebagai berikut:

    Bab I yaitu pendahuluan yang memuat: 1) latar belakang masalah;

    2) fokus penelitian; 3) tujuan penelitian; 4) manfaat penelitian: (a)

  • 15

    manfaat teoritis dan (b) manfaat praktis; 5) definisi operasional/penegasan

    istilah; 6) sistematika penulisan.

    Bab II yaitu kajian pustaka yang memuat: 1) landasan teori (telaah

    teoritik terhadap pokok permasalahan atau variabel penelitian); 2) kajian

    pustaka yang memuat hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan

    penelitian yang akan dilakukan.

    Bab III yaitu metode penelitian yang memuat: 1) jenis penelitian;

    2) lokasi dan waktu penelitian; 3) sumber data; 4) prosedur pengumpulan

    data; 5) analisis data; 6) pengecekan keabsahan data.

    Bab IV yaitu paparan dan analisis data yang memuat: 1) paparan

    data; dan 2) analisis data tentang bagaimana motivasi belajar IPA peserta

    didik SMP dengan metode e-learning class selama pandemi covid-19.

    Bab V yaitu penutup yang memuat: 1) kesimpulan penelitian yang

    telah dilakukan dan bersifat konseptual yang harus terkait dengan fokus

    penelitian dan tujuan penelitian: 2) saran.

  • 16

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Motivasi Belajar

    a. Motivasi

    Pada hakikatnya motivasi merupakan dorongan dari diri

    seseorang untuk mengarahkan, menggerakkan dan menjaga tingkah

    laku untuk dapat melakukan sesuatu dengan usaha yang disadari

    demi tercapainya suatu tujuan ataupun hasil tertentu. Menurut

    Nashar dalam (Hamdu, 2011) menyatakan bahwa dalam motivasi

    seseorang dipandang sebagai dorongan mental yang mana

    terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan,

    menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada diri

    sesorang.

    b. Belajar

    Menurut Suyono dan Hariyanto (2014), menyatakan bahwa

    adanya respon terhadap suatu situasi yang mana dalam situasi

    tersebut terdapat proses yang mengakibatkan terjadinya perubahan

    perilaku disebut juga sebagai belajar. Berhasil atau tidaknya suatu

    proses belajar seseorang jika seseorang tersebut mampu untuk

    mengulangi materi yang telah dipelajari sebelumnya. Belajar

    merupakan suatu perubahan tingkah laku yang berlangsung secara

    progressif.

  • 17

    c. Motivasi Belajar

    Motivasi belajar merupakan dorongan dari diri seseorang

    untuk mencapai tujuan ataupun hasil yang dikehendakinya, dapat

    dilihat dari sikap peserta didik itu sendiri dengan adanya hasrat

    atau keinginan yang tinggi untuk mempelajari sesuatu. Selain

    adanya dorongan, didukung juga dengan adanya harapan dan cita-

    cita, adanya kegiatan belajar mengajar yang menarik didalam kelas

    maupun diluar kelas, adanya suasana lingkungan belajar yang

    kondusif (Ayu, 2016).

    d. Unsur-unsur Motivasi Belajar Peserta Didik

    Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Asih (2015),

    terdapat beberapa faktor yang memberikan pengaruh motivasi

    belajar peserta didik, diantaranya yaitu:

    1) Aspirasi atau Cita-cita dari Peserta Didik.

    Cita-cita merupakan keinginan yang dapat berlangsung

    lama atau bahkan seumur hidup. Dengan adanya cita-cita dalam

    diri peserta didik maka hal itu dapat memperkuat adanya

    motivasi belajar dalam dirinya. Sebuah wujud aktualisasi diri

    merupakan akibat dari tercapainya cita-cita yang diperkuat

    dengan adanya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik.

    2) Kemampuan Belajar

    Dalam sebuah pembelajaran dibutuhkan adanya

    kemampuan. Kemampuan yang terdapat dalam diri peserta

  • 18

    didik salah satunya meliputi aspek psikis. Seperti daya ingat,

    pengamatan, daya pikir, perhatian dan fantasi. Peserta didik

    yang berfikir secara operasional tentunya sangat berbeda

    dengan peserta didik yang taraf perkembangan berfikirnya

    konkrit atau nyata. Jadi, kesuksesan yang dicapai oleh peserta

    didik tentunya dipengaruhi oleh ada tidaknya motivasi belajar

    dalam dirinya.

    3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

    Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari

    kesatuan psikofisik. Jadi dalam hal ini kondisi jasmani dan

    rohani seorang peserta didik sangat memberikan pengaruh

    terhadap motivasi belajarnya.

    4) Kondisi Lingkungan Belajar

    Kondisi lingkungan belajar merupakan unsur eksternal

    yang berasal dari luar diri peserta didik. Kondisi lingkungan

    menjadi sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar

    seorang peserta didik. Lingkungan keluarga, sekolah dan

    masyarakat merupakan kondisi pada umumnya lingkungan

    peserta didik. Dalam hal ini, guru berperan untuk menciptakan

    suasana belajar yang menarik, menciptakan suasana belajar

    yang menyenangkan agar peserta didik termotivasi untuk

    belajar.

  • 19

    5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

    Unsur dinamis merupakan unsur yang dalam proses

    pembelajaran keadaannya tidak stabil, terkadang tidak ada atau

    juga lemah.

    6) Upaya Guru dalam Membelajarkan Peserta Didik

    Upaya guru merupakan hal penting. Karena guru yang

    berperan untuk memberikan pemahaman materi pembelajaran,

    agar materi yang diberikan dapat diterima dengan mudah oleh

    peserta didik.

    e. Fungsi Motivasi Belajar

    Menurut Sardiman dalam Asih (2015), menyatakan bahwa

    fungsi dari motivasi belajar peserta didik ada tiga hal sebagai

    berikut:

    1) Sebagai motor atau penggerak dalam melepaskan energi. Jadi

    dalam hal ini, motivasi dapat dikatakan sebagai motor

    penggerak dari semua kegiatan yang dilakukan.

    2) Mengarahkan ke tujuan yang ingin dicapai. Dengan begitu

    motivasi sendiri dapat menjadi arahan kegiatan seseorang untuk

    mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.

    3) Menyeleksi tindakan, yaitu membuang tindakan yang tidak lagi

    bermanfaat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan

    menentukan tindakan lain yang sesuai atau serasi dengan tujuan

    yang akan dicapai.

  • 20

    f. Indikator Motivasi Belajar

    Menurut Sardiman dalam Anisa (2017), mengungkapkan

    bahwa indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:

    1) Peserta didik tekun dalam mengerjakan tugas yang guru

    berikan. Yang dimaksudkan dalam hal ini yaitu peserta didik

    tidak pernah berhenti untuk menyelesaikan kewajibannya

    secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Seperti halnya

    peserta didik mencari sumber belajar lain yang diperlukan,

    mengerjakan tugas tepat waktu, dan tidak mudah putus asa

    dalam menghadapi kesulitan.

    2) Tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan belajar.

    Dalam hal ini, peserta didik mempunyai tanggungjawab

    terhadap keberhasilan belajarnya.

    3) Menunujukkan minatnya terhadap masalah-masalah yang

    dialami ketika proses belajar. Seperti halnya berani dalam

    menghadapi berbagai masalah belajar.

    4) Sadar dengan tugas dan kewajibannya. Dalam hal ini berarti

    peserta didik akan lebih senang mengerjakan tugasnya tanpa

    harus disuruh ataupun diingatkan.

    5) Teguh pendirian atau tidak mudah melepaskan sesuatu hal

    yang diyakininya.

  • 21

    Indikator atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai acuan

    bagi motivasi belajar peserta didik menurut Iskandar dalam Asih

    (2015) yaitu sebagai berikut:

    1) Adanya kemauan atau hasrat untuk berhasil dalam belajar.

    2) Belajar dijadikan sebagai kebutuhan, sehingga peserta didik

    mempunyai keinginan dan merasa lebih semangat dalam

    belajar.

    3) Memliki harapan yang tinggi di masa depan.

    4) Lingkungan kondusif yang mendukung untuk dapat belajar

    dengan baik.

    5) Adanya pemberian penghargaan dalam proses belajar.

    Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2011)

    dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1) Adanya keinginan dan juga hasrat untuk berhasil dalam

    belajar.

    2) Terdapat dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

    3) Adanya cita-cita dan harapan yang tinggi dimasa depan.

    4) Terdapat penghargaan dalam proses belajar.

    5) Adanya kegiatan yang dinilai menarik selama proses belajar.

    6) Adanya lingkungan yang baik dan kondusif sehingga

    memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan

    efektif dan efisien.

  • 22

    g. Dimensi Motivasi Belajar

    Menurut Riduwan dalam Asih (2015), menyatakan bahwa

    motivasi belajar mempunyai dimensi sebagai berikut:

    1) Tekun dalam hal belajar (baik mengenai kehadiran di sekolah,

    maupun pada saat belajar di rumah).

    2) Ulet dalam kesulitan (sikap dalam menghadapi kesulitan yang

    dialami pada saat belajar).

    3) Minat dan juga ketajaman perhatian pada saat belajar

    (semangat dalam mengikuti proses belajar).

    4) Kemandirian dalam belajar (menyelesaikan tugas-tugas diluar

    jam pelajaran).

    5) Berprestasi dalam belajar (memiliki keinginan yang tinggi

    untuk berprestasi).

    h. Pengukuran Kekuatan Motivasi Belajar

    Menurut Makmun dalam Anisa (2017), menyatakan bahwa

    terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi seberapa kuat motivasi belajar peserta didik yaitu

    sebagai berikut:

    1) Durasi dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini, seberapa lama

    kemampuan seorang peserta didik untuk dapat menggunakan

    waktunya sebaik mungkin dalam melakukan kegiatan belajar.

  • 23

    2) Frekuensi dalam kegiatan belajar. Yaitu seberapa sering

    kegiatan belajar tersebut dilakukan dalam periode waktu

    tertentu.

    3) Persistensi atau ketetapan pada tujuan kegiatan belajar yang

    hendak dicapai.

    4) Ketabahan dan keuletan yang dimiliki dalam menghadapi

    berbagai rintangan dan kesulitan untuk dapat mencapai tujuan.

    2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

    Tahun 2006 (dalam Saputro, 2014) manyatakan: “tentang Standar Isi,

    untuk satuan pendidikan dasar dan menengah secara tegas dinyatakan

    bahwa substansi mata pelajaran IPA pada pendidikan dasar dan

    menengah merupakan IPA terpadu”. “IPA terpadu menyajikan aspek

    fisika, kimia, biologi, ilmu bumi, astronomi, dan aspek lainnya dari

    Ilmu Pengetahuan Alam”.

    Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang dalam bahasa Inggris

    biasa disebut dengan science merupakan suatu eksplorasi berdasarkan

    observasi dan pencarian hubungan alamiah yang sangat teratur maupun

    sebuah fenomena yang dapat diamati serta bersifat dapat menguji diri

    sendiri (Maslikhah, 2009).

    Menurut Rani (2018), mengungkapkan bahwa IPA atau science

    adalah ilmu yang menganalisis, menelaah maupun mempelajari tentang

    keadaan alam yang ada disekitar kita, sehingga dalam hal ini

  • 24

    keterlibatan peserta didik sangatlah penting dalam kegiatan atau proses

    pembelajaran yang disesuaikan dengan metode pembelajaran.

    3. Pembelajaran E-learning Class

    a. Pembelajaran

    Pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan

    antara guru dan peserta didik dengan menggunakan sumber belajar

    dan pada suatu kondisi lingkungan belajar. Pembelajaran

    merupakan suatu usaha yang dilakukan pendidik untuk

    memberikan bantuan pada peserta didik agar peserta didik dapat

    memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta

    pembentukan sikap dan karakter peserta didik itu sendiri. Proses

    pembelajaran akan dialami oleh seotang manusia sepanjang

    hayatnya serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun (Dyah,

    2012).

    Pembelajaran memiliki kemiripan makna dengan

    pengajaran, akan tetapi arti dari keduanya berbeda. Pengajaran

    cenderung hanya sebagai pekerjaan dari pendidik atau guru, guru

    menyampaikan materi pembelajaran dalam ruang kelas dan peserta

    didik hanya sebagai pendengar atau penerima materi yang

    disampaikan oleh guru. Sedangkan pembelajaran yang baik harus

    ada interaksi diantara keduanya.

  • 25

    b. E-learning Class

    Di era milenial seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

    teknologi atau perkembangan sistem komputer melalui jaringan

    semakin meningkat. Keberadaan media informasi dan komunikasi

    diperlakukan dengan baik dengan dimanfaatkan sebaik mungkin.

    Salah satu pemanfaatan media informasi dan komunikasi adalah

    pada sistem pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut dengan e-

    learning class.

    Kata e-learning sendiri tersusun atas dua bagian yaitu “e”

    yang merupakan singkatan dari electronica yang artinya elektronik

    dan learning yang mempunyai arti pembelajaran. Dari dua makna

    kata tersebut, dapat diartikan bahwa e-learning merupakan suatu

    proses pembelajaran dengan memanfaatkan alat elektronik. Dalam

    kata lain e-learning merupakan proses pembelajaran yang

    didalamnya didukung dengan jasa teknologi seperti audio,

    videotape, komputer dan lain sebagainya. Sedangkan kata class

    merupakan bahasa Inggris yang mempunyai arti kelas (Munir,

    2010).

    Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa e-

    learning class merupakan proses pembelajaran kelas yang

    dilakukan secara dalam jaringan atau online, dengan

    memanfaatkan media-media pembelajaran yang ada dan

    mendukung.

  • 26

    c. Fungsi dan Manfaat E-learning

    Menurut Wijaya, D. P. (2015) banyak sekali manfaat yang

    didapatkan dari penerapan e-learning, diantaranya yaitu sebagai

    berikut:

    1) Memberikan kemudahan dan tambahan waktu dalam

    berinteraksi baik antara peserta didik dengan bahan ajar,

    maupun antara peserta didik dengan guru atau dengan sesama

    peserta didik.

    2) Mempermudah peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

    karena pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana

    saja tanpa harus datang ke sekolah dan belajar dalam ruang

    kelas.

    3) Dapat mengoptimalkan waktu antara peserta didik dengan

    guru untuk saling berbagi berbagai informasi yang berkaitan

    dengan materi pembelajaran untuk lebih berkonsentrasi pada

    materi yang sedang dipelajari.

    4) Dengan pengembangan dan model-model pembelajaran yang

    digunakan guru akan menjadi lebih baik dan bahan ajar yang

    diberikan juga akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik

    sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas maupun kinerja

    guru.

    5) Dengan diterapkannya sistem belajar berbasis teknologi

    internet yang dapat dilaksanakan secara terpadu dan

  • 27

    terintegrasi maka hal ini dapat mengurangi adanya

    kesenjangan digital yang terjadi antara guru dan peserta didik.

    6) Memberikan kemudahan dalam menyimpan dan

    menyempurnakan bahan ajar.

    Poppy dalam Wijaya, D.P. (2015) mengemukakan

    berbagai manfaat yang didapatkan dari pemanfaatan internet

    khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, diantaranya

    sebagai berikut:

    1) Tersedianya fasilitas e-moderating. Melalui fasilitas ini akan

    memberikan kemudahan antara guru dengan peserta didik

    dalam berkomunikasi dengan adanya fasilitas internet yang

    dapat diakses kapan saja.

    2) Peserta didik dan guru dapat menilai sudah seberapa jauh

    materi dipelajari, karena baik peserta didik maupun guru dapat

    menggunakan bahan ajar yang sudah terstruktur atau terjadwal

    melalui internet.

    3) Peserta didik dapat mempelajari kembali materi yang telah

    diajarkan kapan saja dan dimana saja saat diperlukan.

    4) Peserta didik dapat mengakses internet dengan mudah jika

    membutuhkan tambahan referensi atau informasi mengenai

    materi yang sedang dipelajari.

  • 28

    5) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas

    dengan adanya diskusi yang dilakukan melalui internet dan

    dapat diikuti oleh jumlah peserta yang lebih banyak.

    6) Peran peserta didik yang awalnya pasif menjadi lebih aktif

    dengan mengikuti pembelajaran melalui internet.

    7) Relatif lebih efisien.

    4. Pandemi Covid-19

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pandemi

    memiliki arti suatu penyakit yang telah menjangkiti secara serempak

    diseluruh dunia, meliputi daerah geografis yang sangat luas (KBBI,

    2020). Sedangkan menurut ahli epidemiologi menyebutkan bahwa

    pandemi diartikan sebagai wabah penyakit yang telah menyebar luas

    diseluruh dunia, dengan kata lain masalah ini telah menjadi masalah

    warga diseluruh belahan dunia. Pandemi merupakan kondisi di mana

    penyakit menular telah menyebar diseluruh tempat dengan sangat cepat

    dari manusia ke manusia yang lain (Benedicto, A. 2020).

    Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office

    telah melaporkan adanya kasus penyakit pneumonia yang saat itu

    belum diketahui etiologinya di Kota Wuhan, China. Kemudian pada

    tanggal 7 Januari 2020, China telah mengidentifikasi pneumonia yang

    tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus.

    Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan

    penyakit pada manusia dan juga hewan (Kemdagri, 2020).

  • 29

    Corona virus jenis baru yang ditemukan sejak kejadian luar

    biasa yang muncul di China, virus tersebut ditemukan pada manusia.

    Kemudian temuan virus tersebut diberi nama Severe Acute Respiratory

    Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan telah menyebabkan

    penyakit Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 ini

    merupakan virus yang termasuk dalam genus dengan flor elliptic dan

    sering berbentuk pleomorfik yang mempunyai diameter 60-140nm.

    Penelitian saat ini telah menunjukkan bahwa homologi antara COVID-

    19 dan memiliki karakteristik DNA coronavirus pada kelelawar-SARS

    hal itu mempunyai kemiripan lebih dari 85% (Kemdagri, 2020).

    Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan keluarga

    besar virus yang dapat menyebabkan infeksi pernafasan dari gejala

    ringan hingga berat, bahkan dapat menyebabkan kematian.

    Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan virus jenis baru

    yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Corona

    virus merupakan zoonosis, yaitu virus yang ditularkan antara hewan

    dan manusia. Beberapa corona virus yang dikenal beredar pada hewan

    namun belum terbukti menginfeksi manusia. Kasus penyebaran covid-

    19 yang sangat pesat dan cepat telah menyerang banyak Negara

    didunia, termasuk juga Indonesia. Sehingga Direktur Jenderal

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Covid-

    19 sebagai pandemi global (Kemenkes RI, 2020).

  • 30

    B. Kajian Pustaka

    Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa penelitian yang

    ada, penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan

    penelitian yang akan penulis lakukan. Diantaranya:

    1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hartono (2014)

    dengan judul penelitian “Analisis Tingkat Motivasi Siswa dalam

    Pembelajaran IPA Model Advance Organizer Berbasis Proyek”.

    Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persentase peserta didik

    dengan motivasi kategori tinggi pada kelas eksperimen sebesar 54%,

    sedangkan persentase peserta didik dengan kategori sangat tinggi

    sebesar 22%. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan

    dalam motivasi dan sikap sains dalam pembelajaran model advance

    organizer berbasis proyek dan tanpa advance organizer berbasis

    proyek. Motivasi belajar IPA menjadi lebih baik melalui

    pembelajaran model advance organizer berbasis proyek.

    Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh

    saudara Hartono dengan penelitian ini yaitu, kedua penelitian ini

    sama-sama tertuju pada motivasi belajar IPA. Akan tetapi terdapat

    juga perbedaannya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh saudara

    Hartono terfokus pada motivasi belajar dengan model advance

    organizer sedangkan penelitian yang dilakukan penulis terfokus pada

    motivasi belajar IPA dengan metode e-learning class dengan keadaan

    dalam pandemi covid-19.

  • 31

    2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh saudari Anisa Dini

    (2017), dengan judul penelitian “Analisis Motivasi Belajar Siswa

    Kelas VIIB SMPN 17 Kota Jambi Pada Mata Pelajaran IPA”. Dari

    penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa motivasi belajar dari

    peserta didik terhadap mata pelajaran IPA tergolong sangat tinggi

    dengan persentase rata-rata sebesar 80,02%. Hasil itu didapatkan dari

    angket yang disebarkan pada peserta didik di SMPN 17 Kota Jambi.

    Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh

    saudari Anisa Dini (2017) dengan penelitian yang akan dilakukan

    oleh penulis yaitu sama-sama meneliti motivasi belajar IPA peserta

    didik SMP. Namun terdapat juga perbedaannya yaitu penelitian yang

    telah dilakukan oleh saudari Anisa Dini (2017) hanya meneliti

    bagaimana motivasi belajar IPA dari peserta didik SMP. Sedangkan

    yang akan diteliti oleh penulis yaitu motivasi belajar IPA dengan

    metode e-learning class.

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan penulis ini menggunakan jenis

    penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian

    yang digunakan untuk meneliti sample atau populasi tertentu dengan

    berlandaskan pada filsafat positivisme. Penelitian kualitatif merupakan

    penelitian dengan hasil data deskriptif berupa kalimat atau tulisan

    perilaku orang-orang yang diamati.

    Jadi, data maupun hasil dari penelitian kualitatif ini diperoleh,

    dijelaskan dan dikembangkan menggunakan kata-kata dari penulis

    sendiri yang berbentuk deskripsi. Penelitian deskriptif merupakan

    penelitian yang dirancang untuk mendapatkan informasi yang

    berkaitan tentang status gejala yang terjadi pada saat penelitian sedang

    dilakukan.

    Penelitian ini akan mengkaji lebih mendalam tentang motivasi

    belajar IPA peserta didik pada pembelajaran e-learning class di

    SMPIT Nidaul Hikmah selama pandemi covid-19. Yang menjadi

    subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII dan VIII

    SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga. Informan dibutuhkan untuk proses

    pencarian informasi dalam penelitian ini.

  • 33

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi

    Penelitian dilaksanakan di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    yang terletak di Jl. Argosari Raya, Randuacir, Kecamatan

    Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50735. E-mail:

    [email protected], website: http://nidaulhikmah.org/,

    Telp. (0298) 313288. Peneliti melakukan penelitian dengan subjek

    penelitiannya adalah 4 orang peserta didik SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga, 3 diantaranya peserta didik kelas VII dan satu peserta

    didik kelas VIII, guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam

    penelitian. Adapun penelitian dilakukan dengan wawancara

    melalui video call dan chatting via whatsapp, karena melihat

    kondisi darurat pandemi covid-19.

    2. Waktu

    Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2020 sampai dengan

    selesai.

    C. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini merupakan subjek dari mana

    data tersebut diperoleh. Sumber data dalam penelitian haruslah konkret

    dan berdasarkan pada fakta yang ada di lapangan. Dalam penelitian

    kualitatif, sumber data utamanya yaitu kata-kata ataupun tindakan.

    Data yang digunakan tersebut merupakan data yang berkaitan

    dengan motivasi belajar IPA peserta didik di SMPIT Nidaul Hikmah

    mailto:[email protected]://nidaulhikmah.org/

  • 34

    Salatiga. Hal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui dan

    mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu

    dengan mengumpulkan sumber-sumber data yang dibutuhkan. Hal

    tersebut dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dan

    menguatkan permasalahan yang sedang dikaji.

    Data yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:

    1. Sumber Data Primer

    Sumber data primer atau disebut juga sebagai sumber data

    utama adalah perkataan dan atau tindakan orang-orang yang

    diamati atau diwawancarai. Hal ini tercermin dengan adanya kata-

    kata dari hasil wawancara peneliti dengan peserta didik SMPIT

    Nidaul Hikmah Salatiga yang menjadi narasumber peneliti. Karena

    adanya darurat pandemi covid-19, maka penelitian tidak dapat

    dilakukan secara langsung dilapangan, akan tetapi penelitian

    dilakukan secara online. Peneliti menggunakan data tersebut

    sebagai acuan untuk mendapatkan informasi mengenai motivasi

    belajar IPA peserta didik di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga.

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan penulis

    dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Observasi

    Observasi merupakan kegiatan pengamatan atau

    pengambilan data untuk dapat mengetahui sejauh mana efek

  • 35

    tindakan telah mencapai sasaran. Dengan melakukan observasi

    maka peneliti dapat melakukan dokumentasi terhadap kegiatan dan

    juga interaksi subjek peneliti.

    Observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu

    dengan mengamati kegiatan subjek peneliti, mulai dari

    pembelajaran hingga pembelajaran selesai dilakukan. Subjek

    peneliti disini yaitu beberapa peserta didik SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga yang menjadi narasumber peneliti dan sedang melakukan

    belajar dalam jaringan.

    2. Wawancara

    Wawancara yaitu proses percakapan antara dua orang yaitu

    yang mengajukan pertanyaan dan yang diberikan pertanyaan

    dengan maksud dan tujuan tertentu. Wawancara yang dilakukan

    dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kerangka dan

    pokok materi yang akan ditanyakan oleh peneliti pada informan

    atau narasumber. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar

    percakapan yang dilakukan antara peneliti dengan informan tidak

    melenceng jauh dari apa yang diharapkan.

    Wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan

    melakukan wawancara mendalam kepada subjek penelitian untuk

    mendapatkan informasi secara langsung mengenai motivasi belajar

    dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan. Yaitu

  • 36

    dengan mewawancarai peserta didik kelas VII dan VIII SMPIT

    Nidaul Hikmah Salatiga.

    Wawancara yang dilakukan peneliti adalah untuk

    mendapatkan informasi mengenai:

    a. Motivasi belajar IPA peserta didik pada pembelajaran e-

    learning class selama pandemi covid-19.

    b. Faktor penghambat selama proses pembelajaran berlangsung.

    c. Faktor pendukung selama proses pembelajaran berlangsung.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

    ditujukan kepada subjek penelitian yang dapat berupa rekaman

    video, foto, catatan pribadi dan lain sebagainya. Dalam teknik ini,

    peneliti mendapatkan informasi berupa catatan pribadi peneliti

    selama melakukan proses wawancara. Selain itu peneliti juga

    mengambil gambar dalam pelaksanaan wawancara dengan

    informan, dan pada saat pembelajaran e-learning sedang

    berlangsung. Data tersebut diambil untuk mendukung kevalidan

    data yang kemudian dilakukan penyusunan laporan sesuai yang

    peneliti butuhkan.

    E. Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    analisis data kualitatif. Proses pengaturan urutan data,

    mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

  • 37

    dasar hingga ke proses penafsiran disebut sebagai analisis data

    kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini diolah melalui tiga

    tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan

    dan verifikasi.

    1. Reduksi Data

    Reduksi data merupakan proses pemilihan data yang

    penting-penting saja, kemudian menuliskan data dari hasil

    pemilihan sehingga hal ini dapat memudahkan peneliti dalam

    mengumpulkan data, selain itu juga hal ini dapat memberi

    gambaran yang lebih jelas dari hasil penelitian.

    2. Penyajian Data

    Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang

    telah tersusun, dan memungkinkan adanya penarikan kesimpulan,

    juga untuk membandingkan dari hasil tes tertulis maupun tes

    wawancara.

    3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

    Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu

    kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Sedangkan verifikasi berupa

    kekonsistenan dari hasil penyajian data tersebut. Verifikasi dapat

    dilakukan dengan mencari pembenaran dan juga persetujuan,

    sehingga dapat mencapai validitas.

    Dalam tahap ini, peneliti menganalisis data dari hasil observasi,

    hasil wawancara dan juga dokumentasi. Kemudian peneliti akan

  • 38

    menyeleksi untuk menjelaskan data yang telah diperoleh agar data

    tersebut dapat dipahami isi, maksud dan tujuannya.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk membuktikan

    kebenaran antara hasil penelitian dan kenyataan dilapangan. Ada

    beberapa cara untuk mengecek keabsahan data, salah satunya yaitu

    triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

    pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Metode yang

    digunakan berupa survei, observasi, dan wawancara.

  • 39

    BAB IV

    PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    Hasil penelitian ini berupa wawancara mendalam terhadap informan

    mengenai motivasi belajar IPA peserta didik pada pembelajaran e-learning class

    selama pandemi covid-19 dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

    belajar itu sendiri. Untuk mengetahui informasi yang penulis butuhkan, maka

    penulis telah memilih beberapa informan yang dirasa dapat mewakili informasi

    secara keseluruhan.

    Berikut merupakan data informan yang telah banyak membantu penulis

    dalam mendapatkan informasi yang penulis butuhkan terkait motivasi belajar IPA

    peserta didik pada pembelajaran e-learning class di SMPIT Nidaul Hikmah

    Salatiga selama pandemi covid-19.

    Tabel 4.1 Daftar Data Diri Informan

    No. Nama

    Kode

    Informan

    Keterangan

    1. Azzahra Kayla Shafira Putri AKSP Peserta Didik Kelas VII

    2. Naqi Arun Hasyidah NAH Peserta Didik Kelas VII

    3. Rania Shereen Fauzia RSF Peserta Didik Kelas VII

    4. Amira Rifdah Rahmania ARR Peserta Didik Kelas VIII

  • 40

    A. Paparan Data

    Dibawah ini merupakan paparan data yang penulis dapatkan

    berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai motivasi belajar IPA

    peserta didik SMP pada saat mengikuti metode pembelajaran e-learning class

    selama pandemi covid-19.

    1. Motivasi dan semangat belajar IPA peserta didik SMPIT Nidaul

    Hikmah Salatiga pada pembelajaran e-learning class selama pandemi

    covid-19

    Data yang berhasil penulis himpun mengenai motivasi belajar IPA

    didapatkan dari wawancara peserta didik kelas VII dan VIII SMPIT

    Nidaul Hikmah Salatiga. Peserta didik mendapatkan pembelajaran selama

    pandemi covid-19 melalui grup kelas di aplikasi whatsapp.

    “Iya mbak lewat aplikasi whatsapp.” (02/W/NAH/19-05-2020).

    Seperti yang telah dipaparkan NAH diatas, bahwa pembelajaran

    yang didapatkan para peserta didik di SMPIT Nidaul Hikmah melalui

    grup kelas di aplikasi whatsapp. Hal ini sesuai dengan hasil observasi

    yang peneliti lakukan pada tanggal 13 Mei 2020, pada saat peneliti

    melakukan observasi proses pembelajaran yang didapatkan para peserta

    didik selama pandemi covid-19.

  • 41

    Gambar 4.1 Proses Pembelajaran Melalui Whatsapp

    (Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti)

    Berdasarkan pada gambar 4.1 bahwa pembelajaran yang dilakukan

    selama pandemi covid-19 disampaikan melalui grup kelas di aplikasi

    whatsapp dan materi disampaikan dalam bentuk video.

    Begitu juga dengan paparan informasi dari RSF, mengatakan hal

    yang sama.

    “Lewat grup whatsapp mbak.” (03/W/RSF/20-05-2020).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan RSF tersebut juga

    menyatakan bahwa selama pandemi covid-19 pembelajaran yang

  • 42

    didapatkan melalui aplikasi whatsapp dimana para guru memberikan

    materi pembelajaran berupa video.

    “Biasanya dikasih video yang isinya materi pelajaran. Terus kalau

    pelajaran mau dimulai dicek dulu semua udah siap di grup apa

    belum.” (03/W/RSF/20-05-2020).

    Hal yang serupa juga disampaikan oleh ARR, selaku peserta didik

    kelas VIII menyatakan sebagai berikut:

    “Kalau yang biologi biasanya Bu Arum kasih video berisi materi

    pelajaran gitu mbak. Kalau yang fisika juga kadang dikasih video

    kadang modul buat dipelajari.”(04/W/ARR/20-05-2020).

    Berdasarkan paparan data yang disampaikan oleh ARR diatas, para

    peserta didik mendapatkan materi pelajaran yang disampaikan melalui

    video dan juga terdapat modul yang dapat dipelajari para peserta didik.

    Meskipun penyampaian materi dinilai menarik karena video-video yang

    guru berikan berupa animasi, dan para peserta didik menyukai. Akan tetapi

    para peserta didik tetap lebih menyukai materi pelajaran yang disampaikan

    secara langsung dikelas. Seperti yang disampaikan oleh RSF sebagai

    berikut:

    “Lebih enakan secara langsung kalau dikelas gitu mbak, kalau via

    online lebih susah dipahami. Ya walaupun sebenarnya

    penyampaian materinya menarik. Video yang dikasih juga berupa

    animasi yang aku sendiri jadi suka nontonnya tapi kalau ada materi

  • 43

    yang sulit ya tetep aja susah mahaminya. Terus karena semua

    materi udah dijelasin, kita cuma dikasih tugas tentang materi yang

    udah kita pelajari divideo mbak.”(03/W/RSF/20-05-2020).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan RSF tersebut, menunjukkan

    bahwa para peserta didik tetap menyukai pembelajaran secara langsung

    dikelas karena akan lebih mudah untuk dipahami daripada hanya

    mendapat penjelasan melalui video yang guru berikan. Hal serupa juga

    disampaikan oleh NAH sebagai berikut:

    “Karena kalau disekolah bisa lebih paham dalam pelajaran, bisa

    ketemu sama teman-teman dan guru-guru, agar bisa lebih disiplin

    dalam mengerjakan tugas juga mbak.”(02/W/NAH/19-05-2020).

    Kemudian para peserta didik menyatakan pada saat pembelajaran

    e-learning class melalui grup whatsapp jadi lebih banyak mendapatkan

    tugas dibandingkan saat belajar disekolah.

    “Wah kalau itu pasti lebih banyak mbak.” (03/W/RSF/20-05-

    2020).

    Hal demikian juga disampaikan oleh AKSP sebagai berikut:

    “Iya bu. Lumayan banyak tugasnya.”(01/W/AKSP/18-05-2020).

    Para peserta didik juga menyatakan bahwa semangat belajar

    mereka pada saat mengikuti pembelajaran secara langsung dikelas lebih

    tinggi dibandingkan dengan pembelajaran e-learning class selama

  • 44

    pandemi covid-19. Hal ini seperti yang dikatakan oleh NAH sebagai

    berikut:

    “Kadang semangat, kadang enggak. Tergantung dari penyampaian

    materinya mbak.”(02/W/NAH/19-05-2020).

    Berdasarkan pernyataan NAH diatas, semangat belajar yang

    dialami dapat dikatakan naik turun karena tergantung dari penyampaian

    materi yang guru berikan. Begitu juga dengan yang disampaikan oleh

    AKSP sebagai berikut:

    “Kalau aku lebih semangat pas dikelas bu, karena lebih ramai

    ketemu temen-temen juga.” (01/W/AKSP/18-05-2020).

    Berdasarkan pernyataan dari AKSP tersebut, lebih semangat

    belajarnya ketika belajar dikelas secara langsung. Selain itu AKSP juga

    menyatakan bahwa belajar dirumah dirasa nyaman karena dinilai lebih

    santai daripada belajar diruang kelas seperti biasanya. Seperti yang

    disampaikan pada saat wawancara sebagai berikut:

    “Kalau saya nyaman-nyaman aja sih bu.” (01/W/AKSP/18-05-

    2020).

    “Ya karena jadi bisa lebih santai aja bu kalau belajar dirumah.”

    (01/W/AKSP/18-05-2020).

    Pernyataan tersebut terdapat perbedaan dengan yang dirasakan oleh

    RSF, yang menyatakan sebagai berikut:

  • 45

    “Kalau ditanya nyaman atau enggak sih jawabannya enggak, karna

    kalau via smartphone tuh banyak godaannya mbak.”

    (03/W/RSF/20-05-2020).

    Berdasarkan pernyataan RSF diatas mengatakan bahwa belajar via

    smartphone dinilai lebih banyak godaan, seperti halnya bermain sosial

    media.

    “Hehe iya mbak. Jadi pengen main sosial media setiap ada

    notification.” .”(03/W/RSF/20-05-2020).

    Begitu juga dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh NAH

    sebagai berikut:

    “Nggak suka sih mbak sebenarnya, tapi kan kita harus mengikuti

    perintah dari pemerintah juga.”(02/W/NAH/19-05-2020).

    Dari pernyataan NAH tersebut, bahwa NAH kurang menyukai dan

    merasa kurang nyaman dengan pembelajaran yang diadakan secara online

    selama pandemi covid-19.

    2. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan

    Pembelajaran E-learning Class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    Selama Pandemi Covid-19

    Dalam suatu proses pembelajaran dengan metode yang baru

    diterapkan, tentunya hal itu tidak terlepas dari faktor-faktor kendala atau

    penghambat yang dialami para peserta didik dalam mengikuti

  • 46

    pembelajaran maupun dalam penerimaan materi pelajaran. Selain adanya

    faktor penghambat, tentunya juga ada faktor pendukung dalam

    pelaksanaan pembelajaran e-learning class. Berikut faktor kendala atau

    hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran e-learning class selama

    pandemi covid-19.

    a. Faktor Penghambat

    1) Faktor Eksternal

    Menurut hasil wawancara dengan AKSP menyatakan

    kendala yang dialaminya sebagai berikut:

    “Kalau pas materinya susah dan nggak faham sama tugasnya.

    Kadang juga kalau pas kuota mau habis gitu bu, harus minta

    tathering sama Ibuk dulu.”(01/W/AKSP/18-05-2020).

    Berdasarkan pernyataan AKSP diatas, kesulitan dalam

    memahami materi yang diberikan dan juga kehabisan kuota

    internet menjadi kendala yang dialami informan dalam mengikuti

    proses pembelajaran e-learning class selama pandemi covid-19.

    Hal yang serupa juga diungkapkan oleh NAH, yang menyatakan

    sebagai berikut:

    “Kadang karena nggak paham perintahnya, terus juga kalau

    kuotanya habis. Bingung mbak.”(02/W/NAH/19-05-2020).

    Faktor lain yang dialami oleh ARR dalam wawancara

    mangatakan bahwa:

  • 47

    “Ada, mungkin kayak kalau lagi susah sinyal dan banyak

    tugas yang harus cepet dikerjain jadi pusing sendiri

    mbak.”(04/W/ARR/20-05-2020).

    Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ARR mengalami

    kesulitan dalam hal jaringan ketika mengikuti pembelajaran e-

    learning class selama pandemi covid-19. Pembelajaran e-learning

    class tentunya mengharuskan semua peserta didik untuk

    tersambung dengan internet, dan untuk tersambung dengan

    internet peserta didik harus memiliki paket data. Maka dari itu

    paket data menjadi hal penting yang harus disiapkan ketika akan

    mengikuti proses pembelajaran. Dan apabila paket data tidak

    dimiliki, hal itu akan menjadi kendala dalam mengikuti proses

    pembelajaran.

    Mata pelajaran IPA juga tentunya tidak lepas dari

    praktikum. Praktikum yang biasanya dilakukan disekolah

    bersama guru, alat dan bahan yang biasanya sudah disediakan

    dilaboratorium IPA. Hal itu tidak dapat dirasakan lagi oleh para

    peserta didik, dan peserta didik juga harus melakukan praktikum

    mandiri dirumah dengan alat dan bahan seadanya. Seperti yang

    diungkapkan oleh ARR sebagai berikut:

    “Kalau fisika lebih enak tugasnya biasanya percobaan gitu,

    kalau alat dan bahannya ada. Misal nggak ada alat sama

  • 48

    bahannya kita lihat video dari materinya

    aja...”(04/W/ARR/20-05-2020).

    Berdasarkan yang diungkapkan oleh ARR diatas, tidak

    adanya bahan dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan

    percobaan mandiri dirumah membuat para peserta didik tidak

    dapat melakukan praktikum sendiri dan hanya melihat bagaimana

    proses percobaan yang dilakukan orang lain melalui video-video

    di internet. Tentunya hal itu membuat para peserta didik tidak

    dapat mengeksplorasi kemampuan mereka mengenai percobaan-

    percobaan yang seharusnya mereka lakukan.

    2) Faktor Internal.

    Selain adanya faktor eksternal yang menjadi kendala,

    tentunya juga ada faktor internal atau faktor yang berasal dari

    dalam diri sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh RSF, yang

    menyatakan sebagai berikut:

    “Karena ada kasur.”

    “Ya itu sih mbak, bawaannya pengen nempel kasur terus.

    Kalau kendala lain sih nggak ada.”(03/W/RSF/20-05-2020).

    Berdasarkan yang disampaikan oleh RSF, pembelajaran

    yang dilakukan dirumah tentunya tidak seperti ketika diruang

    kelas. Ketika mendapatkan paket data, jaringan juga lancar akan

  • 49

    tetapi ada kendala lain yang dapat memicu menurunnya motivasi

    belajar ataupun semangat dalam mengikuti pembelajaran e-

    learning class selama pandemi covid-19.

    ...karna kalau via smartphone tuh banyak godaannya

    mbak.”

    “Hehe iya mbak. Jadi pengen main sosial media setiap ada

    notification.”(03/W/RSF/20-05-2020).

    Seperti yang dipaparkan oleh RSF diatas, pembelajaran

    yang didapatkan melalui aplikasi whatsapp dan terinstall di

    smartphone. Tentunya juga terdapat sosial media lainnya yang

    terpasang, dan pada akhirnya hal itu akan menjadi kendala

    apabila tidak dapat mengendalikan diri sendiri untuk tidak

    membuka notification sosial media.

    Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa, ada

    beberapa faktor yang menjadi kendala saat mengikuti proses

    pembelajaran e-learning class selama pandemi covid-19.

    Diantaranya karena kehabisan kuota internet atau paket data,

    kesulitan mendapatkan jaringan yang stabil untuk tetap bisa

    mengikuti pembelajaran, dan kendala lain yang berasal dari dalam

    diri peserta didik itu sendiri seperti halnya ingin bermain sosial

    media ataupun ingin belajar sambil tiduran yang mengakibatkan

  • 50

    proses pembelajaran atau penyampaiaan materi tidak efektif

    diterima oleh peserta didik.

    b. Faktor Pendukung

    Pada sebuah pembelajaran tentunya terdapat faktor pendukung

    dalam pelaksanaannya, faktor pendukung pada pembelajaran e-

    learning class selama pandemi covid-19 diantaranya yaitu sebagai

    berikut:

    1) Memberikan kemudahan guru dalam menyampaikan materi

    pembelajaran. Karena kemajuan teknologi di era milenial seperti

    sekarang ini, guru dan peserta didik tentunya sudah memiliki

    smartphone canggih yang dapat digunakan untuk berbagi apapun

    melalui sosial media seperti whatsapp. Termasuk juga berbagi

    materi pembelajaran ke peserta didik.

    Seperti pernyataan informan berikut ini:

    “Biasanya materi pelajaran disampaikan melalui video bu.

    Jadi Bu Arum mengirimkan video pembelajaran gitu di

    grup kelas. Terus dipandu buat mempelajari apa aja.”

    (01/W/AKSP/18-05-2020).

    2) Materi pembelajaran yang guru berikan jadi tidak monoton.

    Karena peserta didik dapat menyimak video-video menarik yang

    dapat mengasah imajinasinya mengenai pembelajaran IPA yang

    begitu kompleks.

  • 51

    “Kalau materinya paham. Karena kalau dikasih video gitu,

    videonya menarik jadi lebih suka nonton videonya dan

    lebih gampang pahamnya. Tapi kadang kalau perintah

    ngerjain tugasnya masih bingung.”(02/W/NAH/19-05-

    2020).

    3) Mempermudah peserta didik untuk dapat mengakses sumber

    belajar lain yang dibutuhkan, karena belajar dirumah dan dapat

    mengakses internet dengan mudah tidak seperti pada saat di

    sekolah yang tidak diperbolehkan untuk membawa smartphone.

    4) Peserta didik dapat mengakses video-video praktikum di youtube

    ketika tidak dapat melakukan praktikum mandiri dirumah karena

    keterbatasan alat dan bahan. Sehingga meskipun tidak dapat

    mempraktekkannya akan tetapi masih dapat menyimak materi

    praktikum melalui video.

    Seperti yang dipaparkan oleh informan berikut ini:

    “...Kalau pas praktikum gitu juga dikasih tutorial cara

    ngerjainnya, terus juga dijelasin ulang biar makin

    paham...”(04/W/ARR/20-05-2020).

  • 52

    B. Analisis Data

    1. Motivasi dan semangat belajar IPA peserta didik SMPIT Nidaul

    Hikmah Salatiga pada pembelajaran e-learning class selama pandemi

    covid-19

    Berdasarkan data dari hasil wawancara yang telah dipaparkan

    diatas, proses pembelajaran e-learning class selama pandemi covid-19

    diberikan melalui grup whatsapp. Materi disampaikan melalui video-video

    yang dinilai cukup menarik karena video berupa animasi. Sehingga peserta

    didik merasa senang saat menyimak video. Hal ini sesuai dengan hasil

    observasi yang dilakukan oleh peneliti.

    Akan tetapi peserta didik tetap lebih menyukai pembelajaran yang

    dilakukan secara langsung diruang kelas seperti biasanya. Karena jika

    dibandingkan dengan pembelajaran e-learning yang didapatkan selama

    pandemi covid-19 ini, pembelajaran langsung diruang kelas dinilai lebih

    efektif dan jadi lebih mudah untuk memahami materi pelajaran yang

    disampaikan guru. Selain itu, karena semua materi pelajaran telah

    disampaikan melalui video, para peserta didik hanya diberikan tugas-tugas

    tentang materi yang telah didapatkan. Sehingga tugas yang didapatkan jadi

    lebih banyak dari biasanya.

    Pembelajaran e-learning class yang baru didapatkan akibat adanya

    darurat pandemi covid-19, membuat para peserta didik harus beradaptasi

    dengan metode pembelajaran yang baru didapatkan. Sehingga hal itu

    menyebabkan beberapa peserta didik merasa kurang nyaman karena sudah

  • 53

    terbiasa belajar face to face dengan bapak atau ibu gurunya disekolah.

    Selain itu para peserta didik juga merasa kesulitan dalam menerima materi

    pelajaran hanya dengan menyimak video animasi. Walaupun guru

    memberikan penjelasan ulang mengenai materi yang belum dipahami.

    Sesuai data yang didapatkan bahwa metode pembelajaran dapat

    memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar yang dialami peserta

    didik selama mengikuti proses pembelajaran. Seperti dalam hal ini,

    metode pembelajaran e-learning class yang digunakan selama pandemi

    covid-19 dapat menyebabkan motivasi belajar peserta didik menurun

    dikarenakan terdapat kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan

    kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Hal itu dikarenakan

    para peserta didik lebih menyukai dan lebih merasa nyaman saat

    pembelajaran dilaksanakan diruang kelas.

    2. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung dalam Pelaksanaan

    Pembelajaran E-learning Class di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

    Selama Pandemi Covid-19

    Berdasarkan paparan data yang telah peneliti tuliskan mengenai

    faktor-faktor pendukung dan penghambat saat peserta didik mengikuti

    pembelajaran e-learning class selama pandemi covid-19 sebagai berikut:

    a. Faktor Penghambat

    Terdapat faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar yang

    dipengaruhi oleh lingkungan dan lain sebagainya. Selain faktor

    eksternal terdapat juga faktor internal atau faktor yang berasal dari

  • 54

    dalam diri sendiri. Faktor eksternal maupun internal tersebut yang

    mempengaruhi motivasi belajar IPA peserta didik selama pandemi

    covid-19.

    Peserta didik mengalami kesulitan saat memahami materi

    pembelajaran yang guru berikan. Materi yang biasanya dijelaskan

    secara langsung oleh guru, tetapi selama masa pandemi covid-19

    materi disampaikan melalui video dan hal itu menjadi salah satu faktor

    eksternal yang menjadi penghambat peserta didik saat mengikuti

    pembelajaran e-learning selama pandemi covid-19. Selain peserta

    didik mengalami kesulitan dalam hal memahami materi pelajaran,

    kehabisan kuota internet juga menjadi faktor lain yang dapat

    menghambat pada saat peserta didik mengikuti pembelajaran e-

    learning. Karena memang kuota internet menjadi hal penting yang

    harus dimiliki peserta didik untuk mendukung berjalannya

    pembelajaran e-learning.

    Selain hal tersebut diatas, kesulitan dalam mendapatkan

    jaringan atau signal pada saat mengikuti pembelajaran e-learning class

    juga menjadi faktor eksternal yang dapat menghambat berjalannya

    proses pembelajaran. Jaringan atau signal yang tidak lancar maka

    pembelajaran juga tidak dapat diikuti dengan maksimal. Terlebih

    karena materi pembelajaran yang disampaikan melalui video, dan

    untuk download di whatsapp juga membutuhkan jaringan yang lancar.

  • 55

    Terkhusus pada mata pelajaran IPA yang membutuhkan

    praktikum, dan tidak tersedianya alat serta bahan dirumah yang

    digunakan untuk praktikum. Hal ini juga menjadi penghambat peserta

    didik saat akan melakukan praktikum mandiri dirumah.

    Selain adanya faktor eksternal, terdapat faktor internal yang

    menjadi penghambat. Pembelajaran e-learning class yang mem