analisis kinerja perawat pelaksana dalam pemberiasn …

13
Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi 1 , Suherwin 2 Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 140 ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP TAHUN 2018 Miming Oxyandi 1 , Suherwin 2 STIKES ‘Aisyiyah Palembang, Program Studi DIII Keperawatan 1,2 [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRAK Latar belakang: Kinerja perawat terutama dalam pelaksnaan proses keperawatan masih belum sesuai standar yang ditetapkan. Banyak ditemukan data dilapangan dalam proses pengkajian sampai tahap evaluasi masih banyak yang belum sesuai standar asuhaan keperawatan. Penelitian ini bertujuan: untuk mengidentifikasi dan menganalisi faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan asuhan keperawatan rumah sakit Islam di kota Palembang. Metode penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumalah 83 perawat pelaksana. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Proportionate Random Sampling, Besaran sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 responden. Hasil penelitian: Hasil penelitian ini secara kumulatif kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan hanya Intervensi keperawatan (75,5%) yang mencapai standar Depkes RI yaitu dengan nilai pencapai 75 %. Ruang VIP, standar kinerja perawat hampir semua dari komponen proses keperawatan memenuhi Standar minimal Depkes 75% (diagnosa sebesar 77%, intervensi sebesar 82%, impelementasi sebesar 78% dan evaluasi sebesar 75%) kecuali komponen pengkajian sebesar 67%. Sedangkan rawat inap biasa sebaliknya didapatkan nilai rata-rata dibawah nilai standar minimal Depkes RI 75% yaitu pengkajian sebesar 58%, diagnosa sebesar 62%, intervensi sebesar 70%, impelementasi sebesar 74% dan evaluasi sebesar 62%. rawat inap intensif didapatkan nilai rata-rata dibawah nilai standar minimal Depkes RI 75% yaitu pengkajian sebesar 64%, diagnosa sebesar 79%, intervensi sebesar 69%, impelementasi sebesar 68% dan evaluasi sebesar 68%. Saran: Penelitian ini merekomendasikan perlu mengembangkan kebijakan terhadap upaya evaluasi penerapan asuhan keperawatan rumah sakit, begitu juga evaluasi terhadap penerapan standar praktek keperawatan serta faktor yang mempengaruhinya. Kata Kunci : Kinerja, Pelaksanaan Asuhan Keperawatan ABSTRACT Background: The performance of nurses, especially in the implementation of the nursing process is still not in accordance with the standards set. Many data found in the field in the assessment process to the evaluation stage there are still many that do not meet nursing care standards. This study aims: to identify and analyze the factors related to the implementation of nursing care of Islamic hospitals in the city of Palembang. Research method: The research design used was observational with a cross sectional approach. The population of this study were 83 nurses. Determination of the number of samples in this study using the proportional random sampling technique, the sample size in this study were 68 respondents. The results of the study: The results of this study cumulatively the performance of the implementing nurses in implementing nursing care was only nursing intervention (75.5%) which reached the standard of the Ministry of Health of Republic of Indonesia with an achievement value of 75%. VIP room, nurse performance standards almost all of the nursing process components meet the MOH minimum standard 75% (diagnosis of 77%, intervention of 82%, implementation of 78% and evaluation of 75%) except the assessment component of 67%. Whereas ordinary hospitalization on the contrary obtained the average value below the minimum standard value of the MOH 75%, namely assessment of 58%, diagnosis of 62%, intervention of 70%, implementation of 74% and evaluation of 62%. intensive hospitalization obtained an average value below the minimum standard value of MOH 75%, namely assessment of 64%, diagnosis of 79%, intervention of 69%, implementation of 68% and evaluation of 68%. Suggestion: This study recommends the need to develop policies to evaluate the implementation of hospital nursing care, as well as evaluation of the application of nursing practice standards and the factors that influence them. Keywords: Performance, Implementation of Nursing Care

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi1, Suherwin2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 140

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN ASUHAN

KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP TAHUN 2018

Miming Oxyandi1, Suherwin

2

STIKES ‘Aisyiyah Palembang, Program Studi DIII Keperawatan1,2

[email protected], [email protected]

2

ABSTRAK

Latar belakang: Kinerja perawat terutama dalam pelaksnaan proses keperawatan masih belum sesuai

standar yang ditetapkan. Banyak ditemukan data dilapangan dalam proses pengkajian sampai tahap

evaluasi masih banyak yang belum sesuai standar asuhaan keperawatan. Penelitian ini bertujuan:

untuk mengidentifikasi dan menganalisi faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan asuhan

keperawatan rumah sakit Islam di kota Palembang. Metode penelitian: Desain penelitian yang

digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini berjumalah

83 perawat pelaksana. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik

Proportionate Random Sampling, Besaran sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 responden. Hasil

penelitian: Hasil penelitian ini secara kumulatif kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan

asuhan keperawatan hanya Intervensi keperawatan (75,5%) yang mencapai standar Depkes RI yaitu

dengan nilai pencapai 75 %. Ruang VIP, standar kinerja perawat hampir semua dari komponen proses

keperawatan memenuhi Standar minimal Depkes 75% (diagnosa sebesar 77%, intervensi sebesar 82%,

impelementasi sebesar 78% dan evaluasi sebesar 75%) kecuali komponen pengkajian sebesar 67%.

Sedangkan rawat inap biasa sebaliknya didapatkan nilai rata-rata dibawah nilai standar minimal

Depkes RI 75% yaitu pengkajian sebesar 58%, diagnosa sebesar 62%, intervensi sebesar 70%,

impelementasi sebesar 74% dan evaluasi sebesar 62%. rawat inap intensif didapatkan nilai rata-rata

dibawah nilai standar minimal Depkes RI 75% yaitu pengkajian sebesar 64%, diagnosa sebesar 79%,

intervensi sebesar 69%, impelementasi sebesar 68% dan evaluasi sebesar 68%. Saran: Penelitian ini

merekomendasikan perlu mengembangkan kebijakan terhadap upaya evaluasi penerapan asuhan

keperawatan rumah sakit, begitu juga evaluasi terhadap penerapan standar praktek keperawatan serta

faktor yang mempengaruhinya.

Kata Kunci : Kinerja, Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

ABSTRACT

Background: The performance of nurses, especially in the implementation of the nursing process is

still not in accordance with the standards set. Many data found in the field in the assessment process to

the evaluation stage there are still many that do not meet nursing care standards. This study aims: to

identify and analyze the factors related to the implementation of nursing care of Islamic hospitals in

the city of Palembang. Research method: The research design used was observational with a cross

sectional approach. The population of this study were 83 nurses. Determination of the number of

samples in this study using the proportional random sampling technique, the sample size in this study

were 68 respondents. The results of the study: The results of this study cumulatively the performance

of the implementing nurses in implementing nursing care was only nursing intervention (75.5%)

which reached the standard of the Ministry of Health of Republic of Indonesia with an achievement

value of 75%. VIP room, nurse performance standards almost all of the nursing process components

meet the MOH minimum standard 75% (diagnosis of 77%, intervention of 82%, implementation of

78% and evaluation of 75%) except the assessment component of 67%. Whereas ordinary

hospitalization on the contrary obtained the average value below the minimum standard value of the

MOH 75%, namely assessment of 58%, diagnosis of 62%, intervention of 70%, implementation of

74% and evaluation of 62%. intensive hospitalization obtained an average value below the minimum

standard value of MOH 75%, namely assessment of 64%, diagnosis of 79%, intervention of 69%,

implementation of 68% and evaluation of 68%. Suggestion: This study recommends the need to

develop policies to evaluate the implementation of hospital nursing care, as well as evaluation of the

application of nursing practice standards and the factors that influence them.

Keywords: Performance, Implementation of Nursing Care

Page 2: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi1, Suherwin2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 141

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan merupakan

Pelayanan profesional, sebagai bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang

mempunyai daya ungkit besar terhadap

pembangunan bidang kesehatan. Kualitas

pelayanan kesehatan ditentukan salah

satunya dari kualitas pelayanan

keperawatan yang diberikan oleh perawat

yang berkualitas (PPNI, 2016).

Peningkatan mutu pelayanan

keperawatan diberikan dalam bentuk

kinerja perawat dan harus didasari

kemampuan yang tinggi sehingga kinerja

mendukung pelaksanaan tugas dalam

pelayanan keperawatan. Kinerja

merupakan suatu hasil kerja seseorang

yang dilakukan sesuai dengan tugas dalam

suatu organisasi (Nursalam, 2014).

Penelitian Gomes, F., & Proenca

(2015) Indikator kinerja perawat adalah

variabel untuk mengukur prestasi suatu

pelaksanaan kegiatan dalam waku tertentu.

Indikator yang berfokus pada hasil asuhan

keperawatan kepada pasien dan proses

pelayanannya disebut indikator kinerja.

Kinerja perawat dapat dilihat sesuai

dengan peran fungsi perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan.

Hal ini didukung oleh standar

praktek keperawatan Undang-Undang No

38 Tahun 2014 dan peraturan tentang

kewewenang praktek perawat oleh

kepmenkes RI no 1239 tahun 2001 dan

permenkes RI No 148 tahun 2010 yaitu

kinerja perawat ditinjau dari pelaksanaan

asuhan keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa, intervensi,

implentasi dan evaluasi.

Penelitian Alhasanah (2016)

menyatakan kinerja perawat pelaksana

dalam pelaksanan asuhan keperawatan

belum sesuai dengan standar asuhan

keperawatan PPNI dari pengkajian yang

tidak dilakukan secara terus menerus,

merumuskan diagnosa keperawatan yang

hanya bersifat aktual, perencanaan

keperawatan hanya beberapa pasien saja,

hampir semua perawat tidak melakukan

pengkajian ulang bagaimana respon pasien

atas tindakan yang dilakukan dan tidak

semua perawat mencatat hasil evaluasi

setiap pasiennya.

Berdasarkan studi pendahuluan dan

laporan mahaisswa residensi manajemen

keperawatan, tentang pelayanaan asuhan

keperawatan oleh perawat pelaksana di 7

ruang rawat inap dari 86 perawat pelaksana

di Instalasi Rawat Inap, didapatkan

sebanyak 65% perawat tidak melakukan

pengkajian secara komprensif pada pasien

baru baik yang datang dari ruang UGD

mauapun dari ruang poliklink, sebanyak

70% perawat pelaksana dalam menentukan

diagnosa sifatnya hanya diagnosa aktual

saja yang diangkat dan rata-rata perawat

pelaksana mengangkat 2 diagnosa

keperawatan saja, dan sebanyak 77%

Page 3: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi1, Suherwin2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 142

perawat pelaksana tidak membuat rencana

keperawatan berdasarkan diagnosa

keperawatan dan sebanyak 75% perawat

pelaksana melaksanakan implementasi

keperawatan tidak berdasarkan intervensi

keperawatan hanya bersifat rutinitas dan

bersifat kolaborasi, selanjutnya 70%

perawat pelaksana tidak melakukan

evaluasi keperawatan secara konferensif,

evalausi keperawatan sebagian besar hanya

berdasarkan keluhan dari pasien dan

pemeriksaan tanda-tanda vital.

Berdasarkan penomena diatas, maka

penelitian tertarik untuk meneliti tentang

kinerja perawat pelaksana dalam

melakukan asuhan keperawatan.

Tujuan penelitian

Mengidentifikasi dan menganalisis

faktor-faktor yang berhubungan dengan

penerapan asuhan keperawatan di salah

satu rumah sakit Islam di kota Palembang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode

penelitian Relationship dengan rancangan

cross sectional untuk melihat faktor apa

saja yang berhubungan dengan kinerja

praktek pelaksana asuhan keperawatan.

Populasi penelitian ini berjumalah 83

perawat pelaksana. Penentuan jumlah

sampel dalam penelitian ini menggunakan

tehnik Proportionate Random Sampling,

dimana pengambilan sampel akan

dipilih secara acak. Peneliti menggunakan

rumus berdasarkan proporsi pengambilan

sampel sebagai berikut (Sugiyono, 2016).

Besaran sampel dalam penelitian ini

sebanyak 68 responden. Dengan sebaran

sample penelitian yang dapat dilihat tabel 1

sebagai berikut.

Tabel 1.

Sebaran Sampel Penelitian

N0 Satuan Pelayanan Σ Perawat Σ Sampel

1 Ruang VIP (Kelas I) 17 17/83x68 = 14 Responden

2 Ruang VIP Bawah 13 13/83x68 = 10 Responden

3 Ruang VIP Atas 7 7/83x68 = 6 Responden

4 Ruang ICU/ICCU/NICU/PICU 7 7/83x68 = 6 Responden

5 Ruang Bedah 12 12/83x68 = 10 Responden

6 Ruang Anak 9 9/83x68 = 7 Responden

7 Ruang Penyakit Dalam 18 18/83x68 = 15 Responden

Jumlah 83 68 Sampel

Page 4: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi1, Suherwin2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 143

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Agustus 2017 sampai dengan Juli 2018.

Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan

di salah satu rumah sakit Islam di kota

Palembang. Ruangan yang digunakan

terdiri dari 7 ruangan yaitu ruang Anak,

ruang Bedah, ruang penyakit Dalam, ruang

ICU/ICCU/PICU/NICU, ruang VIP kelas

1, ruang VIP Bawah dan ruang VIP Atas.

Dimana dalam pengelolaan dan analisa

datanya dibagi juga berdasarkan ruangan

rawat inap intensif, rawat inap VIP dan

rawat inap biasa. Alat pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang meliputi pertanyaan

tentang Karekteristik dan kinerja perawat

pelaksana dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan berbentuk lembar cek list

dengan metode observasi.

Analisa yang dilakukan dengan

melihat distribusi frekuensi dan persentase

Pada penelitian ini analisa univariat

dilakukan untuk mendapatkan distribusi

frekuensi variabel tiap-tiap variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisa univariat

dihasilkan distribusi frekuensi kinerja

perawat pelaksana dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan sebagai berikut:

Demografik Perawat Pelaksana

Dari hasil penelitian pada

demografik perawat pelaksana, dapat

dilihat dalam tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi Demografik Responden

No Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Umur

Dewasa Akhir (36 s.d 45 Tahun) 15 22.1

Dewasa Awal (26 s.d 35 Tahun) 53 72.9

2 Jenis Kelamin

Laki-Laki 4 5.9

Perempuan 64 95.1

3 Pendidikan

Vokasional (D3/SKep) 64 95.1

Profesional (>Ners) 4 5.9

4 Masa Kerja

Baru (Massa kerja ≤ 2 Tahun) 2 2.9

Lama (Massa kerja > 2 Tahun) 66 98.1

Page 5: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

Volume 2, Agustus 2018 Miming Oxyandi1, Suherwin2

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 144

Berdasarkan table 2. tentang data

demografik perawat pelaksana didapatkan

umur perawat sebagian besar berumur

dewasa awal (72,9%), berpendidikan

vokasional (95,1%), berjenis kelamin

perempuan (95,1%), dan memiliki masa

kerja lebih dari dua tahun (98.1%).

Kinerja Perawat

Hasil penelitian pada variable kinerja

perawat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan, dapat dilihat dalam tabel 3

sebagai berikut:

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana dalam

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

No Kinerja Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Kurang 39 57.4

2 Baik 29 42.6

Total 68 100

Berdasarkan tabel 4 dari 68

responden diketahui bahwa jumlah

responden yang mempunyai kinerja kurang

sebesar 57.4%, lebih besar dibanding

dengan responden yang mempunyai

kinerja baik sebesar 42.6%.

Kinerja Perawat pelaksana dalam

Melaksanakan Proses Keperawatan

Dari hasil penelitian pada variable

Kinerja Perawat pelaksana dalam

melaksanakan proses keperawatan, dapat

dilihat dalam tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksanan dalam Melaksanakan

Asuhan Keperawatan di IRNA VIP, IRNA Biasa dan IRNA Intensif

No Proses Keperawatan

Kumulatif

IRNA VIP IRNA Biasa IRNA

Intensif

(f) (%) (%) (%) (%)

1 Pengkajian

Melakukan 41 62,9 67 58 64

Tidak Melakukan 27 37,1 33 42 36

2 Diagnosa

Melakukan 46 70,5 77 68 79

Tidak Melakukan 22 29,5 33 32 21

3 Intervensi

Melakukan 50 75,7 82 70 69

Tidak Melakukan 11 24,3 18 30 31

4 Impelementasi

Melakukan 49 72,9 78 74 68

Tidak Melakukan 19 27,1 22 26 32

5 Evaluasi

Melakukan 44 68,7 75 62 68

Tidak Melakukan 24 31,3 25 38 32

Page 6: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

145

Berdasarkan tabel 4. Kinerja perawat

pelaksana dalam asuham keperawatan

berdasarkan standar Depkes dengan

pencapian 75% didapatkan di IRNA VIP

semua memenuhi standar, sebaliknya di

IRNA Biasa semuanya tidak memenuhi

standard an di ruang IRNA Intensif hanya

komponen diganosa keperawatan yang

memenuhi standar asuhan keperawatan

departemen kesehatan.

PEMBAHASAN

Kinerja Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil penelitian dari 68

responden secara kumulatif diketahui

responden yang mempunyai kinerja kurang

sebesar 57.4%, lebih besar dibanding

dengan responden yang mempunyai

kinerja baik sebesar 42.6%. Sedangkan

kinerja perawat pelaksana dari 68

responden pencapaian kinerja perawat

pelaksana dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan didapatkan perawat

melakukan pengkajian sebesar 62,2%,

diagnosa keperawatan sebesar 70,5%,

intervensi keperawatan sebesar 75,5%,

implementasi keperawatan sebesar 72,9%

dan evaluasi keperawatan sebesar 68,3%.

Kinerja perawat pelaksana dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan

merupakan upaya meningkatan mutu

pelayanan keperawatan yang diberikan

dalam bentuk kinerja perawat dan harus

didasari kemampuan yang tinggi sehingga

kinerja mendukung pelaksanaan tugas

dalam pelayanan keperawatan. Kinerja

merupakan suatu hasil kerja seseorang

yang dilakukan sesuai dengan tugas dalam

suatu organisasi (Nursalam, 2015).

Sedangkan menurut Efendi (2015) kinerja

perawat yang baik merupakan jembatan

dalam menjawab jaminan kualitas

pelayanan kesehatan yang diberikan

terhadap pasien baik yang sakit maupun

sehat. Kunci utama dalam peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan adalah

perawat yang mempunyai kinerja tinggi.

Perilaku kerja (performance) yang

dihasilkan perawat tidak lepas dari faktor

yang mempengaruhinya.

Penelitian oleh Mandagi (2015)

menyatakan kinerja perawat dalam

menerapkan asuhan keperawatan

merupakan indikator mutu pada suatu

rumah sakit. Dimana hasil penelitiannya

kinerja perawat pelaksana sebanyak 63,8

% berkategori kurang baik dan sebanyak

36,2 % berkategori baik dalam kinerja

perawat pelaksana terhadap penerapan

asuhan keperawatan. Tingginya kinerja

perawat yang berkategori kurang baik, hal

ini karena penerapan asuhan keperawatan

belum optimal yaitu dari 3934 berkas

status pasien yang ada, hanya 702 berkas

yang terisi lengkap, sedangkan 3232

berkas lainnya tidak terisi lengkap, ini

menunjukkan bahwa pengisian format

Page 7: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

146

secara lengkap sebesar 17,8%, sedangkan

yang tidak lengkap adalah 82,2%.

Sedangkan penelitian oleh

Wicaksana (2016) mengatakan salah satu

yang harus dipertimbangkan dalam

mencapai kualitas atau mutu pelayanan

rumah sakit yang sesuai dengan arahan dan

tangggung jawab adalah kinerja. Kinerja

perawat cenderung menurun dan

mangakibatkan terganggunya pasien

karena pelayanan yang kurang optimal.

Dimana kinerja dalam kategori kinerja

sedang yaitu 80 (66,7%), kinerja dalam

kategori tinggi sebanyak 20 (16,7%) dan

kinerja dalam kategori rendah sebanyak 20

responden (16,7%). Berdasarkan hasil

penelitian tersebut kinerja perawat

pelaksana merupakan hal yang tidak

terpisahkan dari indikator mutu pelayanan

keperawatan dan serta kepuasan pasien

yang bermuara pada pelayanan asuhan

keperawatan yang berkualitas berdasarkan

kinerja perawat yang profesional. Senada

hasil penelitian oleh Meli (2014)

menggambakan kinerja pengkajian perawat

93,5% berkategori cukup, kinerja diagnosa

perawat 95,2% berkategori cukup, kinerja

perencanaan perawat 92,7% berkategori

cukup, kinerja implementasi perawat

94,4% berkategori cukup dan kinerja

evaluasi perawat 93,5% berkategori cukup.

Hal ini sudah mencapai standar yang telah

ditetapkan oleh Depkes RI (75,0%).

Penelitian Sutrisnoputri (2017)

menyatakan bahwa kinerja perawat adalah

aktivitas perawat dalam

mengimplementasikan sebaik–baiknya

suatu wewenang, tugas dan tanggung

jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan

tugas pokok profesi dan terwujudnya

tujuan dan sasaran unit organisasi. Standar

pelayanan keperawatan adalah pernyataan

deskriptif mengenai kualitas pelayanan

yang diinginkan untuk menilai pelayanan

keperawatan yang telah diberikan kepada

pasien. Dalam menilai kualitas pelayanan

keperawatan kepada pasien digunakan

standar praktik keperawatan yang

merupakan pedoman bagi perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Hasil

penelitian tersebut didapatkan sebagian

besar responden 56%, mempersepsikan

kinerjanya perawat sudah baik, sementara

itu sekitar 44% mempersepsikan kinerja

kurang baik.

Dari hasil penelitian ini, maka

peneliti berpendapat bahwa secara

kumulatif kinerja perawat pelaksana dalam

melaksanakan melaksanakan asuhan

keperawatan berkatagorik kurang yaitu

57.4%, Berdasarkan Depkes RI, standar

pencapaian kinerja dalam pemberian

asuhan keperawatan minimal 75%. Dari

hasil penelitian ini menunjukkan 42.6%

perawat memiliki kinerja baik namun nilai

ini belum mencapai standar Depkes RI.

Page 8: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

147

Berdasarkan penelitian ini sebanyak

62,9% responden telah melakukan

pengkajian. Kinerja perawat dalam

pengkajian ini belum mencapai standar

yang telah ditetapkan oleh Depkes RI

(75%). Hal ini karena pada saat pengkajian

perawat pelaksana berdasaarkan analisi

instrument pada pengkajian sebagian besar

tidak melakukan pengkajian fisik secra

head to to dan pengkajian psiko, sosial dan

budaya. Penelitian (Siahaan, 2011)

didapatkan informasi sebanyak 65,45%

responden telah melakukan pengkajian.

Kinerja dalam pengkajian ini belum

mencapai standar yang telah ditetapkan

oleh Depkes RI. Pengkajian merupakan

hal yang terpenting dalam melakukan

asuhan keperawatan karena didalamnya

rangkaian pengumpulan data dan akan

mempengaruhi pekerjaan selanjutnya

yaitu diagnosa sampai evaluasi.

Kinerja perawat pelaksanan pada

penulisan diagnosa keperawatan, penelitian

ini menemukan diagnosa keperawatan

belum mencapai standar yaitu hanya

70,5% responden telah melakukannya. Hal

ini karena sebagian besar perawat

pelaksana dalam menentukan diagnose

keperawatan lebih banyak bersifat actual

dari pada potensil. Diagnosa keperawatan

tidak akan berfungsi jika pengkajian data

kurang atau tidak lengkap. Diagnosa

keperawatan merupakan kesimpulan yang

ditarik dari data yang dikumpulkan tentang

pasien. Hal ini menunjukkan jika

pengkajian tidak dilakukan maka diagnosa

keperawatan tidak akan berarti bahkan

mengacam klien karena tindakan yang

dilakukan tidak sesuai dengan kondisi

pasien yang sebenarnya oleh sebab itu

perawat harus melakukan pengkajian

secara lengkap dan akurat (Doenges,

2011). Penelitian Wirdah (2016)

mengatakan dengan ilmu pengetahuan dan

ketrampilan responden yang tinggi maka

pemahaman dan ketampilan responden

dalam menegakkan diagnosa keperawatan

juga semakin meningkat. Dari hasil

penelitian tersebut 77.6% atau 45

responden kebanyakan berada pada

kategori baik. Hasil ini menunjukkan

bahwa perawat telah melakukan diagnosa

keperawatan kepada pasien dengan baik.

Penelitian ini menunjukkan

perencanaan keperawatan telah mencapai

standar yang ditetapkan Depkes RI yaitu

75,7%. Rencana asuhan keperawatan yang

di rumuskan dengan tepat memfasilitasi

kontinuitas asuhan perawatan dari satu

perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil,

semua perawat mempunyai kesempatan

untuk memberikan asuhan yang berkualitas

tinggi dan konsisten. Sedangkan

implementasi yang merupakan tindakan

atau aplikasi dari rencana asuhan

keperawatan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan diperoleh nilai pencapaian

Page 9: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

148

sebesar 72,9% belum memnuhi standar

Depkes.

Dalam melakukan tindakan sesuai

dengan rencana keperawatan maka

diperlukan jumlah tenaga perawat yang

cukup, pengetahuan dan keterampilan yang

baik. Tenaga perawat yang paling

dibutuhkan ketika jumlah klien meningkat

dan kondisi klien menurun Potter & Perry.,

(2015). Penelitian Alhasanah (2016)

diperoleh informasi tidak semua perawat

menentukan rencana keperawatan. Hal ini

karena untuk membuat rencana keperawatn

memerlukan waktu, disatu sisi perawat

harus memberikan pelayanan keperawatan

secara cepat. Sedangkan penelitian

Siahaan, (2011) menunjukkan perencanaan

dan implementasi juga belum mencapai

standar yang ditetapkan Depkes RI.

Implementasi merupakan tindakan atau

aplikasi dari rencana asuhan keperawatan

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian ini

evaluasi keperawatan didapatkan perawat

yang melakukan evaluasi keperawatan

sebesar 68,7%, belum mencapai standar

Depkes RI. Hal ini karena sebagian

perawat pelaksana dalam melakukan

evaluasi keperawatan bersifat rutinitas

yang berdasarkan atas terapi kolaborasi

khusus dengan dokter penangung jawab

pasien (DPJP). Evaluasi keperawatan

merupakan tahapan untuk mengetahui

apakah hasil yang diharapkan telah dicapai

(Doenges, 2011). Penelitian Siahaan

(2011) Berdasarkan hasil penelitian ini

evaluasi keperawatan telah mencapai

76,29% responden, perawat melakukan

tindakan evaluasi sudah sesuai dengan

standar. Hasil akan dicapai jika semua.

Kegiatan proses asuhan keperawatan dari

pengkajian sampai evaluasi dilakukan

dengan benar dan tepat. Semua proses

asuhan keperawatan keperawatan saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya,

dengan ini semua tahapan asuhan

keperawatan harus sesuai dengan standar

agar hasil dapat dicapai.

Dalam pembahasan, peneliti juga

melakukan analisa kinerja perawat

berdasarkan jenis ruangan yang dipakai

dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada

7 ruangan yang dibagi menjadi tiga

ruangan utama yaitu ruang rawat inap VIP

(ruang VIP kelas 1, VIP Bawah dan VIP

Atas); ruang rawat inap biasa (ruang

penyakit dalam, ruang bedah dan ruang

anak); serta ruang rawat inap intensif

(ruang ICU/ICCU/PICU/NICU). Peneliti

mengunakan teknik observasi terhadap

kinerja perawat pelaksana dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

Ditemukan adanya perbedaan signifikan

terutama antara ruang rawat inap VIP

dengan ruang rawat inap lainnya. di Ruang

VIP, standar kinerja perawat hampir semua

dari komponen proses keperawatan

memenuhi Standar minimal Depkes 75%

Page 10: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

149

(diagnosa sebesar 77%, intervensi sebesar

82%, impelementasi sebesar 78% dan

evaluasi sebesar 75%) kecuali komponen

pengkajian sebesar 67%. Hal dikarena

perawat diruang rawat inap terutama VIP

Ibnu Sina Bawah dan atas secara rasio

antara perawat dengan pasien telah

memenuhi standar Depkes yaitu 1: 2 atau 3

pasien, sehingga memungkinkan perawat

pelaksana untuk melakuan proses

keperawatan dari melakukan pengkajian

secara konferensi sampai melakukan

evaluasi keperawatan secara

berkesinambungan.

Sedangkan hasil penelitian ini

menunjukan diruang rawat inap biasa

sebaliknya didapatkan nilai rata-rata

dibawah nilai standar minimal Depkes RI

75% yaitu pengkajian sebesar 58%,

diagnosa sebesar 62%, intervensi sebesar

70%, impelementasi sebesar 74% dan

evaluasi sebesar 62%. Hal ini karena

secara rasio rata-rata perbandingan perawat

pelaksana dengan pasien yaitu 1: 8 sampai

12 pasien, dan ini makin diperkuat dengan

beban kerja tambahan yang lain seperti

administrasi, keamanan, pemeliharan, dan

kebersihan.

Senada dengan hasil penelitian

diruang rawat inap intensif didapatkan nilai

rata-rata dibawah nilai standar minimal

Depkes RI 75% yaitu pengkajian sebesar

64%, diagnosa sebesar 79%, intervensi

sebesar 69%, impelementasi sebesar 68%

dan evaluasi sebesar 68%. Ada beberapa

faktor yang membuat belum tercapainya

standar kinerja berdasarkan standar Depkes

RI di ruang rawat inap internsif salah

satunya masih ruang rawat inap belum

terpisah anatra ICU, ICCU, PICU dan

NICU masih menjadi satu ruangan dan

satu pelayanan. Sedangakan beban kerja

perawat diruangan intensif yang khusus

yang menangani pasien-pasien gawat

karena penyakit, trauma atau komplikasi

penyakit. Perawat ICU bertanggung jawab

untuk mempertahankan homeostasis pasien

untuk berjuang melewati kondisi kritis atau

terminal yang mendekati kematian. Hal-hal

tersebut merupakan unsur menjadikan

rendahnya kinerja perawat pelaksana

dalam melaksanakan asuhan keperawatan,

sehingga dalam melaksanakan asuhan

keperawatan belum optimal dari

melakukan pengkajian sampai melakukan

evaluasi keperawatan sehingga

mempengaruhi kualitas pelayanan

keperawatan di rumah sakit.

KESIMPULAN

Simpualan

1) Secara kumulatif kinerja perawat

pelaksana dalam melaksanakan asuhan

keperawatan hanya Intervensi

keperawatan (75,5%) yang mencapai

standar Depkes RI yaitu dengan nilai

pencapai 75 % .

Page 11: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

150

2) Ruang VIP, standar kinerja perawat

hampir semua dari komponen proses

keperawatan memenuhi Standar

minimal Depkes 75% (diagnosa

sebesar 77%, intervensi sebesar 82%,

impelementasi sebesar 78% dan

evaluasi sebesar 75%) kecuali

komponen pengkajian sebesar 67%.

3) Rawat inap biasa sebaliknya

didapatkan nilai rata-rata dibawah

nilai standar minimal Depkes RI 75%

yaitu pengkajian sebesar 58%,

diagnosa sebesar 62%, intervensi

sebesar 70%, impelementasi sebesar

74% dan evaluasi sebesar 62%.

4) Rawat inap intensif didapatkan nilai

rata-rata dibawah nilai standar

minimal Depkes RI 75% yaitu

pengkajian sebesar 64%, diagnosa

sebesar 79%, intervensi sebesar 69%,

impelementasi sebesar 68% dan

evaluasi sebesar 68%.

Saran

1) Direktur Rumah Sakit

Membuat kebijakan penerapan

standar praktek keperawatan, serta

dalam rangka meningkatkan kinerja

para perawat agar diberikan kesempatan

kepada perawat untuk melanjutkan

pendidikan atau mengikuti pelatihan

terkait bidang tugasnya, serta

mengupayakan pemberian penghargaan

terhadap perawat yang berprestasi

dengan kinerja yang baik untuk

meningkatkan motivasi perawat dalam

mempertahankan atau meningkatkan

kinerja.

2) Kepala Bidang Keperawatan

a) Bidang keperawatan mengadakan

pelatihan tentang standar

pelaksanaan asuhan keperawatan

maupun pelatihan tentang

pendokumentasian NANDA, NIC

dan NOC.

b) Melakukan resosialisasi Standar

Asuhan Keperawatan (SAK) yang

ada atau yang telah direvisi

c) Pengawasan secara ber-

kesinambungan tentang sistim

pelaporan, sehingga dari tahap awal

yaitu pengkajian keperawatan sampai

evaluasi, perawat sudah

memperhatikan pentingnya data

dasar dari setiap pasien.

d) Mengoptimalkan fungsi supervisi

keperawatan dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan kepada pasien.

3) Kepala Ruangan

a) Kepala ruangan disetiap unit

perawatan dapat memastikan

efektifitas dan kondusitivitas anggota

tim dan struktur tim kerja melalui

kegiatan supervisi kepala ruangan

dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh perawat baik

secara pendokumentasian maupuan

saat melakukan proses asuhan

keperawatan dengan tehnik observasi

Page 12: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

151

dari melakukan pengkajian sampai

melakukan evaluasi keperawatan.

b) Turut resosialisasi Standar Asuhan

Keperawatan (SAK) guna untuk

meningkatkan kinerja perawat dalam

penerapan asuhan kepada pasien.

c) Mengoptimalkan pengisian form

proses keperawatandari pengkajian

sampai catatan perkembangan yang

dilakukan oleh perawat pelaksana.

d) Mengoptimalkan sistem reward dan

punishment terkait pelaksanaan

asuhan keperawatan.

4) Perawat Pelaksana

a) Mengikuti pelatihan yang diadakan

untuk menambah pemahaman terkait

proses asuhan keperawatan

berdasarkan standar asuhan

keperawatan.

b) Menelaah kembali standar asuhan

keperawatan (SAK) yang ada

diruangan.

c) Mengoptimalkan pengisian form

asuhan keperawatan sesuai dengan

standar pendokumentasian asuhan

keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Alhasanah, N. H. (2016). Gambaran kinerja Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi

Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan,

Skripsi. PKM Universitas Islam Negeri Syarif Hiday.

Doenges, M. (2011). Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan. (EGC).

Jakarta.

Efendi, F. dan M. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Gomes, F., & Proenca, T. (2015). Nurses’ Motivation and Satisfaction at Work: An

Exploratory Study at the Centro Hospitalar S. Joao (1st Ed.). Retrieved

https://www.google.tt/?gfe_rd=cr&ei=rl8YVqqfGKmm8wfFvbjADw&gws_rd=ssl#q=N

urses%27+Motivation+and+Satisfaction+at+Work+ISSN:+0870-8541.

Mandagi. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Dalam

Penerapkan Asuhan Keperawatan Dirumah Sakit Umum Bethesda GMIM Tomohon.

Jurnal e-Biomedik. Tesis. Pascasarjana Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam

Ratulangi Manado.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Potter & Perry. (2015). Fundamentals of Nursing. (5th ed.). Mosby: Toronto. ISBN: 978-1-

926648-53-8.

PPNI. (2016). Perubahan Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Perawat

Indonesia, Dewan Pengurus Pusat.

Page 13: ANALISIS KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMBERIASN …

152

Siahaan. (2011). Kinerja Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit TK

II Putri Hijau Medan, Skripsi. PSIK Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang No 38. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014

Tentang Keperawatan.

Wicaksana. (2016). Pengaruh Beban Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Perawat pada Rumah Sakit Islam Yogyakarta, SKripsi, Prodi Manajemen Universitas

Negeri Yogyakarta.

Wirdah, H., & Yusuf, M. (2016). Penerapan Asuhan Keperawatan Oleh Perawat Pelaksana

di Rumah Sakit Bandar Aceh, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas .