new gambaran kinerja perawat pelaksana di ruang … · 2018. 1. 15. · pengelolahan proses...

111
GAMBARAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperolah Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH: KAREN MASLITA 1113104000033 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/ 2017

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • GAMBARAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG

    RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN

    TANGERANG

    Skripsi Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperolah

    Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    OLEH:

    KAREN MASLITA

    1113104000033

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1438H/ 2017

  • ii

  • iii

  • iii

  • v

  • vi

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    SCHOOL OF NURSING

    SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF

    JAKARTA

    Undergraduate Thesis, July 2017

    Karen Maslita NIM 1113104000033

    Description of Nurse’s Performance in the Inpatient Room at RSU

    Kabupaten Tangerang

    xviii + 66 pages + 6 tables + 2 schemes + 3 attachments

    ABSTRACK

    Background: Inadequate performance of nurses may be complained by patients

    as the recipient of nursing care. This can be a description of the success rate

    hospital care, which indirectly describes the ability of nurses in implementing

    standards of nursing care. Objective: This study aims to describe the performance of nurses in the nursing ward of Tangerang district general hospital.

    Method: This research type is quantitative research with descriptive design.

    Sample: The technique of determining samples using probability sampling with

    proportionate stratified random sampling with sample of 67 respondents.

    Analysis: The data analysis is univariate by using frequency distribution table.

    Result: The result of the research shows the performance appraisal based on

    behavioral aspect with enough category equal to 79,1%, professional ability

    aspect enough category equal to 67,2% and aspect of nursing process with good

    category equal to 53,7%, while for nurse performance level executor have been

    said enough equal to 53,7%. The conclusions obtained from the study found that

    the overall nurses in the nursing ward had a good performance. Suggestion:

    From the results of this study it is expected that the hospital can provide policy

    regarding the addition of training related aspects of nurse's performance so that

    nurses can maintain and improve performance better as to provide quality

    nursing service quality.

    Keywords: Performance, Behavior, Professional Ability, Nursing Process,

    Nurse

    References: 47 (1997-2016)

  • vii

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    Skripsi, Juli 2017

    Karen Maslita NIM 1113104000033

    Gambaran Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU

    Kabupaten Tangerang

    xviii + 66 halaman + 6 tabel + 2 bagan + 3 lampiran

    ABSTRAK

    Latar belakang: Kinerja perawat yang kurang baik dapat dikeluhkan oleh

    pasien sebagai penerima asuhan tindakan keperawatan. Hal ini dapat menjadi

    gambaran tingkat keberhasilan pelayanan sebuah rumah sakit, yang secara tidak

    langsung menggambarkan kemampuan perawat dalam menerapkan standar

    asuhan keperawatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

    kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Kabupaten Tangerang.

    Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel: Teknik penentuan sampel menggunakan probability

    sampling dengan proportionate stratified random sampling dengan jumlah besar

    sampel 67 responden. Analisis: Analisis data yang dilakukan adalah univariat

    dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian

    menunjukan penilaian kinerja berdasarkan aspek perilaku dengan kategori cukup

    sebesar 79,1%, aspek kemampuan professional berkategori cukup sebesar 67,2%

    dan aspek proses keperawatan berkategori cukup sebesar 53,7%, sedangkan

    untuk tingkat kinerja perawat pelaksana sudah dikatakan cukup sebesar 53,7%.

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ditemukan bahwa secara keseluruhan

    perawat pelaksana di ruang rawat inap memiliki kinerja yang cukup baik. Saran:

    Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak rumah sakit dapat memberikan

    kebijakan mengenai penambahan pelatihan terkait aspek – aspek dari kinerja

    perawat tersebut agar perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja

    menjadi lebih baik lagi sehingga dapat memberikan mutu pelayanan

    keperawatan yang berkualitas.

    Kata kunci : Kinerja, Perilaku, Kemampuan Professional, Proses

    Keperawatan, Perawat

    Referensi: 47 (1997-2016)

  • viii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Karen Maslita

    Tempat Tanggal Lahir : Depok, 23 Agustus 1995

    Agama : Islam

    Status : Belum menikah

    Alamat : Jalan Dongkal 02/03 nomor 167 Sukatani

    Tapos Depok Jawa Barat

    Telepon : 085711733995

    E-Mail : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    1. TK Edelweis : 2000 - 2001

    2. SDN SINDANGKARSA 1 : 2001 - 2007

    3. SMPN 11 DEPOK : 2007 - 2010

    4. SMAN 4 DEPOK : 2010 - 2013

    5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013 - 2017

    Riwayat Organisasi

    1. Tari Tradisional PSIK UIN Jakarta : 2014 - 2017

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah

    SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti,

    sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gambaran Kinerja

    Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana

    keperawatan (S,Kep), untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang

    peneliti peroleh selama kuliah. Peneliti menyadari bahwa penyajian skripsi ini jauh

    dari sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang

    bertujuan untuk perbaikan skripsi ini.

    Penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai

    pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, maka dari itu pada kesempatan ini

    penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih yang setulusnya kepada:

    1. Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Ibu Maulina Handayani,S.Kep., MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan (PSIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Ernawati, S.Kep., Sp. KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

    Keperawatan (PSIK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

  • x

    4. Bapak Karyadi, Ph.d dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS selaku

    pembimbing yang telah meluangkan waktu dan mencurakan pikirannya untuk

    memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan kepada penulis selama

    menyusun skripsi yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

    5. Bapak Ns. Moh Fuad Almubarok, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep,M.B dan Ibu Ratna

    Pelawati, S.Kp, M.Biomed selaku penguji skripsi yang telah memberikan

    banyak masukan dan arahan mengenai skripsi.

    6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah

    mengajarkan dan membimbing peneliti.

    7. Orang tua (Bapak Karsito dan Ibu Enok Sutarsih) atas doa, kasih sayang dan

    dukungan baik secara material dan spiritual yang telah diberikan kepada

    peneliti selama ini. Dan untuk Kakak (Tito Agus Piana), Adik (Noval

    Romansyah) dan Dimas Chandra yang telah menyemangati dalam skripsi.

    8. Sahabat- sahabat yang telah memberikan bantuan, semangat, pembelajaran,

    motivasi dan keceriaan selama proses skripsi ini berjalan hingga selesai.

    9. Keluarga besar PSIK UIN Jakarta khususnya angkatan 2013 yang telah

    memberikan semangat dan bantuan. PSIK 2012, 2014, 2015, 2016, serta kakak-

    kakak PSIK yang lain yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada

    peniliti.

  • xi

    Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan.

    Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dari berbagai pihak. Semoga skrispsi

    ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya.

    Jakarta, Juli 2017

    Karen Maslita

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................... Error! Bookmark not defined.

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

    ABSTRACK.......................................................................................................... vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... vii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

    DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv

    DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi

    DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

    1. Tujuan Umum ........................................................................................... 6

    2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

    E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

    A. Kinerja .......................................................................................................... 7

  • xiv

    1. Definisi Kinerja ........................................................................................ 7

    2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja ............................................... 8

    3. Penilaian Kinerja Perawat ...................................................................... 10

    4. Metode Penilaian Kinerja ....................................................................... 12

    B. Penelitian Terkait ....................................................................................... 21

    C. Kerangka Teori........................................................................................... 24

    BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

    OPERASIONAL ................................................................................................. 25

    A. Kerangka Konsep ....................................................................................... 25

    B. Definisi Operasional................................................................................... 25

    BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 29

    A. Desain Penelitian ........................................................................................ 29

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29

    1. Tempat Penelitian ................................................................................... 29

    2. Waktu penelititan.................................................................................... 29

    C. Populasi dan Sample .................................................................................. 30

    1. Populasi .................................................................................................. 30

    2. Sampel .................................................................................................... 30

    3. Besar Sample .......................................................................................... 31

    4. Kriteria Sample ....................................................................................... 33

    D. Instrumen Penelitian................................................................................... 34

    E. Uji Validitas dan Realibilitas ..................................................................... 35

    F. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 36

    1. Sumber Data ........................................................................................... 36

    2. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 36

    G. Teknik Analisa Data ................................................................................... 37

  • xiv

    1. Langkah Analisa Data ............................................................................ 37

    2. Analisis Data .......................................................................................... 38

    H. Etika Penelitian .......................................................................................... 39

    BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 42

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 42

    1. Sejarah Perkembangan ........................................................................... 42

    2. Visi, Misi, Motto dan Nilai Budaya Kerja RSU Kabupaten Tangerang 43

    B. Analisa Univariat ....................................................................................... 45

    1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan

    Terakhir dan Masa Kerja ............................................................................... 45

    2. Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 47

    3. Gambaran Kinerja Perawat..................................................................... 48

    4. Distribusi Proporsi Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan Karaktersitik

    Responden ...................................................................................................... 50

    BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 53

    A. Pembahasan Hasil ...................................................................................... 53

    1. Karakteristik Responden ........................................................................ 53

    2. Gambaran Kinerja Perawat Pelaksana.................................................... 58

    B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 62

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 64

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 64

    B. Saran ........................................................................................................... 65

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 71

  • xv

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 12.1 Kerangka Teori .................................................................................. 24

    Bagan 23.1 Kerangka Konsep ............................................................................... 25

    file:///D:/KAREN/BISMILLAH/SEMHAS/MAKALAH%20SEMHAS.docx%23_Toc483503784

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 13.1 Definisi Operasional ........................................................................... 27

    Tabel 24.1 Jumlah Sampel Perruangan ................................................................. 33

    Tabel 35.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Jenis Kelamin, Usia,

    Pendidikan Terakhir, dan Masa Kerja ................................................ 46

    Tabel 45.2 Skor Perhitungan Normalitas Data ..................................................... 47

    Tabel 55.3 Skor Perhitungan Statistik Kinerja Perawat dan Komponen Kinerja . 48

    Tabel 65.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kinerja dan Komponennya

    (Perilaku, Kemampuan Professional, dan Proses Keperawatan) ....... 49

    Tabel 75.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan

    Terakhir, Masa Kerja dan Kinerja Perawat Pelakasana ..................... 50

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    SAK : Standar Asuhan Keperawatan

    SOP : Standar Operasional Prosedur

    PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 Kuisioner

    Lampiran 3 Hasil Olah SPSS

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

    Sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

    yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

    yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

    Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan

    penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga

    manajemen rumah sakit, dan tenaga non kesehatan.

    Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, rumah sakit

    tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

    mampu berkembang dan bersaing. Dimana sumber daya yang berkualitas

    sangat menentukan kinerja dari rumah sakit. Khususnya sumber daya

    manusia yang berprofesi sebagai perawat (Anggoronggang, 2014).

    Keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional berupa

    pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat

    maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat

    mencapai derajat kesehatan yang optimal bentuk pemenuhan kebutuhan

    dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu untuk

    mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitiasi dari suatu keadaan

    yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2011).

  • 2

    Perawat adalah tenaga yang paling dominan yang memberikan

    pelayanan kepada pasien selama 24 jam secara terus- menerus. Dengan

    demikian, perawat adalah tenaga yang paling sering kontak langsung

    dengan pasien dan keluarga, sehingga peranannya sangat menentukan mutu

    serta citra rumah sakit. Pelayanan keperawatan menentukan nilai suatu

    pelayanan kesehatan sehingga perawat adalah salah satu unsur vital dalam

    rumah sakit (Artianingsih, 2016).

    Peran perawat di rumah sakit khsususnya di instalasi rawat inap

    sangat penting. Perawat merupakan peran terbesar pelayanan kesehatan di

    rumah sakit dan tenaga yang paling lama berhubungan dengan pasien. Akan

    tetapi kinerja perawat masih banyak dikeluhkan oleh pasien dan

    keluarganya. Hal ini tampak dari banyak masukan dari pasien dan

    keluarganya tentang pelayanan rumah sakit terutama perawat (Kusnanto,

    2004).

    Kinerja perawat saat ini dapat dilihat dari beberapa aspek seperti

    dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mengacu pada perilaku,

    kemampuan profesional dan proses keperawatan dalam mencapai atau

    mempertahankan keadaan biologis, psikologis, social, dan spiritual yang

    optimal. Proses keperawatan disini mencakup proses pengkajian,

    identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana asuhan keperawatan,

    intervensi keperawatan, dan evaluasi intervensi keperawatan (Suarli, 2009).

    Pengelolahan proses keperawatan akan berhasil jika perawat memiliki

    tanggung jawab, pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan

  • kemampuan memimpin orang lain selain pengetahuan dan keterampilan

    klinis yang juga harus dikuasainya (Nursalam, 2011).

    Menurut Sedarmayanti (2008) kinerja adalah hasil kerja yang dapat

    dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

    sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya

    mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

    hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Pendapat yang sama yaitu

    menurut Mangkunegara (2013), pada dasarnya kinerja adalah hasil kerja

    secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya, seseorang yang dibebankan tugas diharapkan mampu

    menunjukan suatu performance yang terbaik. Dalam penelitian Budiarto

    (2016) kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh factor individu masing-

    masing baik motivasi ataupun kepuasan kerjanya dan factor organisasi yaitu

    bagaimana budaya organisasi itu sendiri, dimana dari factor tersebut akan

    terjadi interaksi yang akan membentuk perilaku, gaya hidup dan etika kerja.

    Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang

    perawat dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung

    jawabnya masing-masing, tidak melanggar hukum, aturan serta norma dan

    etika, dimana kinerja yang baik memberikan kepuasan pada pengguna jasa

    (Mathius, 2013). Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan

    kesehatan menjadi hal yang penting untuk dikaji dalam mempertahankan

    dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja yang baik adalah

  • 4

    jembatan dalam jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan

    kepada pasien (Langingi, 2015).

    Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan

    merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka

    mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja

    perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas

    pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap pasien baik yang sakit

    maupun sehat. Kunci utama dalam peningkatan kualitas pelayanan

    kesehatan adalah perawat yang mempunyai kinerja yang tinggi. Namun

    tidak jarang ditemukan keluhan berkaitan dengan kualitas pelayanan

    kesehatan yang dilihat dari kinerja petugas kesehatan termasuk perawat.

    Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam

    menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk

    memiliki kemampuan intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan

    teknis dan moral. Karakteristik perawat yang selalu menjadi penentu arah

    dan kekuatan bekerja adalah motivasi dan lain-lain seperti: tingkat

    pengetahuan, keterampilan kerja, kewenangan yang diberikan, nilai

    inovatif, dedikasi dan pengabdian masing-masing pada profesi.

    Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang, merupakan RSU

    milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang terletak di jalan

    Jenderal Ahmad Yani nomor 9 Tangerang. RSU Kabupaten Tangerang

    merupakan Rumah Sakit (RS) tipe kelas B pendidikan. RSU kabupaten

    Tangerang menerima pelayanan pasien selain dengan pembayaran tunai

    yaitu pasien dengan Askes, jaminan perusahaan, jamkesmas, dan jamkesda.

  • Instalasi rawat inap RSU Kabupaten Tangerang memiliki 17 ruang

    rawat inap diantaranya ruang Edelweis, Cempaka, Dahlia, Flamboyan

    Kenanga, Kemuning Atas, Kemuning Bawah, Mawar, NICU, Anyelir Atas,

    Perinatologi Atas, Seruni, SOKA, Thalasemia, Hemodialisa, dan

    kemoterapi, dengan kapasitas tempat tidur 440 unit dan jumlah perawat

    pelaksana sebanyak 148 orang.

    Hasil studi pendahuluan berdasarkan penilaian kinerja perawat

    pelaksana pada bulan Desember 2016 di ruang rawat inap RSU Kabupaten

    Tangerang didapatkan 81 perawat pelaksana memiliki tingkat kinerja

    kurang baik sebanyak 54,7%.

    Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

    tingkat kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Kabupaten

    Tangerang karena menurut hasil studi pendahuluan dapat disimpulkan

    bahwa beberapa perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Kabupaten

    Tangerang masih memiliki tingkat kinerja yang kurang baik.

    B. Rumusan Masalah

    Kualitas pelayanan keperawatan berkaitan erat dengan kinerja

    perawat, sehingga kualitas pelayanan dapat dilihat melalui evaluasi kinerja

    perawat. Salah satu metode dalam menilai kinerja perawat yaitu dengan

    melihat standar praktek keperawatan. Pada prinsipnya kinerja perawat

    diukur dari terlaksananya perilaku, kemampuan professional dan proses

    keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan praktek

    pelayanan keperawatan.

  • 6

    Penelitian yang dilakukan oleh Mile (2014) dengan judul

    “Gambaran Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar”

    didapatkan bahwa 98,4% kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap

    RSUD Makassar berkategori cukup. Penelitian terkait gambaran kinerja

    perawat pelaksana tersebut hanya mencakup pendokumentasian asuhan

    keperawatan dan belum mencakup perilaku dan kemampuan profesional

    yang juga merupakan aspek yang dinilai dalam kinerja perawat. Dari latar

    belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran

    kinerja perawat pelaksana yang mencakup aspek perilaku, kemampuan

    profesional dan pendokumentasian proses keperawatan di RSU Kabupaten

    Tangerang.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui gambaran kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat

    Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui karakteristik responden (usia, jenis kelamin,

    pendidikan, dan masa kerja)

    b. Mengetahui gambaran kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat

    Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

    c. Mengetahui gambaran kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat

    Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang melalui tiga

  • komponen yang meliputi aspek perilaku, kemampuan professional

    dan proses keperawatan

    d. Mengetahui distribusi proporsi kinerja perawat pelaksana

    berdasarkan karakteristik responden

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja

    perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Kabupaten

    Tangerang. Data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan ajaran, acuan, dan

    pertimbangan untuk dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana yang

    lebih optimal dalam melakukan asuhan kepada pasien. Manfaat bagi

    institusi keperawatan yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menamba

    wawasan, informasi, dan ilmu pengetahuan tentang kinerja perawat dan

    dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan ilmu keperawatan

    terutama dalam bidang manajemen keperawatan untuk mengetahui kinerja

    perawat dalam pelayanan di rumah sakit.

    E. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu

    Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syatif

    Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui gambaran kinerja perawat

    pelaksana di ruang rawat inap RSU Kabupaten Tangerang. Subjek yang

    akan diteliti adalah perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap.

    Metode penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain

    deskriptif yang menggunakan instrumen form penilaian kinerja perawat

    pelaksana.

  • 7

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kinerja

    1. Definisi Kinerja

    Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

    kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai wewenang dan

    tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

    perusahaan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan

    dengan moral dan etika. Kinerja pegawai sangat diperlukan karena

    dengan kinerja akan diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai

    dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu

    diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan

    secara bersama dan menjadi sebuah acuan (Afandi, 2016).

    Menurut Kurniadi (2013), kinerja adalah singkatan dari energy

    kerja, dalam bahasa inggris adalah performance. Pengertian kinerja

    sendiri adalah hasil atau keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi

    atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun

    waktu tertentu. Sedangkan menurut Nursalam (2011), kinerja adalah

    hasil dari suatu pekerjaan atau prestasi kerja. Pada kenyataannya kinerja

    tidak hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, namun juga di dalamnya

    terdapat uraian dari pelaksanaan pekerjaan. Kinerja adalah hasil karya

    yang berhubungan erat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

    konsumen, serta berpengaruh kepada aspek keuangan. Kinerja tidak

  • 8

    hanya menyangkut bagaimana cara melakukan pekerjaan tetapi juga

    menyangkut apa yang dikerjakan.

    Kinerja dapat juga merupakan hasil suatu proses pelaksanaan kerja

    yang telah direncanakan, menyangkut waktu, tempat, pelaksana atau

    karyawan dari suatu institusi (Mangkunegara, 2013). Kinerja

    keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukan oleh perawat

    pelaksana dalam melaksanakan tugas dalam pemberian asuhan

    keperawatan sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer

    (organisasi, klien, perawat itu sendiri) dalam kurun waktu tertentu.

    Tanda-tanda kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasan klien

    dan perawat tinggi, zero complain dari pelanggan (Kurniadi, 2013).

    2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja

    Pabundu (2006) terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja

    karyawan, yaitu:

    a. Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan kecerdasan,

    keterampilan, kestabilan emosi, sifat-sifat seseorang meliputi sikap,

    sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur,

    jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, lama bekerja, latar

    belakang budaya dan variabel personel lainnya.

    b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang mempengarhui kinerja

    karyawan yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan

    ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, kondisi ekonomi,

    kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakan rekan kerja, jenis

    latihan dan pengawasan, system upah dan lingkungan social.

  • Menurut Kurniadi (2013), ada tiga hal yang memengaruhi

    perilaku kerja dan kinerja yaitu faktor individu, organisasi, dan

    psikologis.

    a. Faktor Individu

    Faktor individu adalah faktor internal dalam diri pekerja,

    termasuk dalam faktor ini adalah yang dibawa sejak lahir dan faktor

    yang didapat saat tumbuh kembang. Faktor-faktor bawaan seperti

    sifat pribadi, bakat, juga kondisi jasmani dan faktor kejiwaan.

    Sementara itu, beberapa faktor yang didapat seperti pengetahuan,

    etos kerja, keterampilan dan pengamalam kerja. Faktor internal

    pegawai inilah yang nantinya besar pengaruhnya terhadap

    penentuan kinerja pegawai.

    b. Faktor psikologis

    Faktor psikologis meliputi sikap, kepribadian, belajar

    motivasi dan persepsi pegawai terhadap pekerjaannya. Faktor ini

    merupakan peristiwa, situasi atau keadaan di lingkungan luar

    institusi yang berpengaruh kepada kinerja pegawai.

    c. Faktor Organisasi

    Dukungan organisasi sangat diperlukan oleh pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya, hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja

    pegawai. Seperti halnya juga system penghargaan dan suasana kerja

    institusi yang buruk, maka dapat diasumsikan bahwa kinerja

    pegawai pun menjadi tidak baik. Selain faktor tersebut, faktor

  • 10

    organisasi lainnya yang berhubungan dengan kinerja adalah strategi,

    dukungan sumber daya, dan sistem manajemen serta kompensasi.

    Faktor-faktor dalam dan luar organisasi ini bersinergi dalam

    memengaruhi suasana dan perilaku pegawai dalam bekerja, kemudian

    memengaruhi kinerja pegawai, yang kemudian situasi ini sangat

    menentukan kinerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya, untuk

    mencapai sasaran kerja yang diamanatkan (Kurniadi, 2013).

    3. Penilaian Kinerja Perawat

    Penilaian kinerja disebut juga sebagai performance appraisal,

    performance evaluation, performance review dan development.

    Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan atau

    kegagalan seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena

    itu, penilaian kinerja harus berpedoman pada ukuran-ukuran yang telah

    disepakati bersama dalam standar kerja (Usman, 2011).

    Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam

    mengarahkan perilaku pegawai dalam rangka menghasilkan jasa

    keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. Manajer perawat

    dapat menggunakan proses operasional kinerja untuk mengatur arah

    kerja dalam memilih, melatih, membimbing perencanaan karier, serta

    memberi penghargaan kepada perawat yang. Penilaian prestasi kerja

    merupakan suatu pemikiran sistematis atas individu karyawan mengenai

    prestasinya dalam pekerjaan dan potensinya untuk pengembangan.

    Proses kegiatan penilaian kerja meliputi:

  • a. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf

    keperawatan, rumusan tersebut telah disepakati oleh atasannya

    sehingga langkah perumusan tersebut dapat memberikan kontribusi

    berupa hasil

    b. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai

    oleh karyawan dalam kurun waktu tertentu dengan penempatan

    standar prestasi dan tolak ukur yang telah ditetapkan

    c. Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta

    bantuan yang diperlukan oleh stafnya

    d. Menilai prestasi kerja staf melalui perbandingan antara prestasi yang

    dicapai denga standar yang telah ditetapkan

    e. Memberikan umpan balik kepada staf atau karyawan yang dniliai

    dalam proses pemberian umpan balik ini, atasan dan bawahan perlu

    membicarakan cara-cara memperbaiki kelemahan yang telah

    diketahui untuk meningkatkan prestasi pada periode berikutnya

    (Nursalam, 2011).

    Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas

    dan efisiensi atau tingkat keberhasilan atau kegagalan seorang pekerja

    atau karyawan atau tim kerja dalam melaksanakan tugas yang menjadi

    tanggung jawabnya (Nawawi, 2008). Sedangkan menurut Marquis

    (2004) manfaat dari penilaian kerja yaitu:

    a. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok

    dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi

  • 12

    kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka pencapaian tujuan

    pelayanan di rumah sakit.

    b. Peningkatan yang terjadi pada pretasi staf secara perorangan pada

    gilirannya akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya

    manusia secara keseluruhannya.

    c. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan

    meningkatkan hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan

    umpan balik kepada mereka tentang prestasinya.

    d. Membantu rumah sakit untuk dapat menyusun program

    pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna, sehingga

    rumah sakit akan mempunyai tenaga yang cukup untuk

    pengembangan pelayanan keperawatan dimasa depan.

    e. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja

    dengan meningkatkan gajinya atau system imbalan yang baik.

    f. Memberikan kesempatan kepada pegawai atau staf untuk

    mengeluarkan perasaaanya tentang pekerjaannya atau hal lain yang

    ada kaitannya melalui jalur komunikasi dan dialog, sehingga dapat

    mempererat hubungan antara atasan dan bawahan.

    4. Metode Penilaian Kinerja

    Metode penilaian kinerja yang dapat dijadikan standar dalam suatu

    organisasi untuk melaksanakan penilaian kinerja perlu diterapkan.

    Metode penilaian tersebut pada umumnya dikelompokan menjadi tiga

    macam Nursalam (2011):

    a. Result based performance evaluation

  • Tipe penilaian ini adalah dalam menjabarkan pekerjaan

    berdasarkan pencapaian tujuan atau mengukur hasil akhir (end

    result). Sasarannya adalah pegawai mampu meningkatkan

    produktivitasnya dengan berkelanjutan untuk mencapai tujuan

    organisasi. Tipe penilaian ini dikenal dengan istilah management by

    objective, dengan sasaran motivasi karyawan yang terlibat dalam

    proses mencapai tujuan.

    b. Behavior based performance evaluation

    Penilaian kinerja berdasarkan teknik ini adalah dengan

    mengukur sarana pencapaian sasaran (goals) dan bukan hasil akhir

    (end result). Dalam prakteknya, penilaian ini kebanyakan tidak

    mungkin dilakukan secara objektif karena ada beberapa aspek yang

    bersifat kualitatif.

    c. Judgement based performance evaluation

    Tipe penilaian kinerja ini menilai kinerja pegawai

    berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik yaitu: kuantitas kerja,

    kualitas kerja, pengetahuan, kerja sama, inisiatif, dan integritas

    pribadi.

    Menurut Mangkunegara (2013), model penilaian kinerja yaitu:

    a. Penilaian diri sendiri

    Penilaian diri sendiri adalah pendekatan yang paling umu

    digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaan individu.

    Akurasi didefinisikan sebagai sikap kesepakatan antara penilaian

    sendiri dan penilaian lainnya. Other rating dapat diberikan oleh

  • 14

    atasan, bawahan, mitra kerja atau konsumen dari individu itu sendiri.

    Penilaian sendiri biasanya digunakan pada bidang sumber daya

    manusia seperti: penilaian kinerja, penilaian kebutuhan pelatihan,

    analisa peringkat jabatan, perilaku kepemimpinan dan lainnya.

    Penilaian sendiri dilakukan bila personal mampu melakukan

    penilaian terhadap proses dan hasil karya yang mereka laksanakan

    sebagai bagian dari tugas organisasi. penilaian ini dipengaruhi oleh

    sejumlah faktor kepribadian, pengalaman, pengetahuan, dan sosio

    demografi seperti suku dan pendidikan. Dengan demikian tingkat

    kematangan personal dalam menilai hasil karya menjadi hal yang

    patut diperhatikan.

    b. Penilaian atasan

    Pada organisasi, personal biasanya dinilai oleh tingkatannya

    yang lebih tinggi, penilaian ini yang termasuk dilakukan oleh

    supervisor atau atasan langsung.

    Kepala ruangan menggunakan proses penilaian sebagai cara

    untuk mencapai tujuan organisasi. melalui proses komunikasi,

    pembinaan dan pengembangan karyawan dijelaskan mengenai

    bagaimana gambaran kinerja mereka, apakah sudah sesuai dengan

    harapan dan visi organisasi atau belum. Kepala ruangan

    mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perawat melalui penilaian

    kinerja serta memberikan dukungan dan pengakuan mengenai hasil

    yang dicapai. Kepala ruangan juga membantu individu agar lebih

  • memanfaatkan keterampilan agar dapat meningkatkan kinerja

    individu tersebut (Huber, 2014).

    c. Penilaian mitra

    Penilaian mitra lebih cocok digunakan pada kelompok kerja

    yang mempunyai otonomi yang tinggi. Dimana wewenang

    pengambilan keputusan pada tingkat tertentu telah didelegasikan

    oleh manajemen kepada anggota kinerja kelompok kerja. Penilaian

    mitra dilakukan oleh seluruh anggota kerja kelompok dan umpan

    balik untuk personel yang dinilai yang dilakukan oleh komite kerja

    bukan oleh supervisor. Penilaian mitra biasanya lebih ditujuan untuk

    pengembangan personal dibandingkan untuk evaluasi.

    d. Penilaian bawahan

    Penilaian bawahan terhadap kinerja personal terutama

    dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan dan umpan balik

    personal. Bila penilaian ini digunakan untuk administrative dan

    evaluasi, meneteapkan gaji dan promosi makan penggunakaan

    penilaian ini kurang mendapat dukungan, program penilaian

    bawahan terhadap manajer dalam rangka perencanaan dan penilaian

    kinerja manajer. Program ini meminta kepada manajer untuk dapat

    menerima penilaian bawahan sebagai umpan bali atas kemampuan

    manajemen mereka.

    5. Standar Penilaian Kinerja Perawat

    Standar kinerja adalah sejumlah kriteria yang menjadi ukuran

    dalam penilaian kinerja, yang dipergunakan sebagai pembanding cara

  • 16

    dan hasil pelaksanaan tugas-tugas dari suatu pekerjaan atau jabatan

    (Nawawi, 2008).

    Penilaian kualitas pelayanan keperawatan kepada klien

    menggunakan beberapa standar praktik keperawatan yang merupakan

    pedoman bagi perawat dalam melaksanakan tindakan yaitu (Marquis,

    2012):

    a. Perilaku

    Perilaku merupakan sikap yang secara nyata menunjukan

    keadaan dimana adanya penyesuaian reaksi terhadap stimulus

    tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

    bersifat emosional terhadap stimulus social. Reaksi ini dapat

    ditunjukan dari bagaimana seorang perawat berkomunikasi,

    bekerjasama, bersikap jujur, bertanggung jawab, sopan, disiplin

    baik dalam kehadiran, pakaian dan aturan rumah sakit, peduli

    dalam pemeliharaan fasilitas, loyalitas dan empati terhadap pasien

    dan keluarga.

    b. Kemampuan Profesional

    Kemampuan professional merupakan kemampuan tenaga

    perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai

    dengan profesi dan tanggung jawabnya. Kemampuan ini dapat

    dinilai dengan melihat bagaimana perawat melaksanakan tugas

    yang telah dilimpahkan kepadanya apakah sudah baik, tepat

    waktu, teliti dan sesuai dengan prosedur yang ada, memberikan

    pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar asuhan

  • keperawatan, terampil dalam mempersiapkan alat, pasien dan

    lingkungan, cepat dan tanggap, dan bekerja dengan

    memperhatikan keselamatan diri.

    c. Proses Keperawatan (Nursing Process)

    Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk

    pemecahan masalah yang memapukan perawat untuk mengatur

    dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan

    mengandung elemen berpikir kritis yang memungkinkan

    perawat membuat penilaian dan melakukan tindakan

    berdasarkan nalar. Tujuan proses keperawatan adalah untuk

    mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien,

    menentukan prioritas, menetapkan tujuan dan hasil asuhan yang

    diperkirakan, menetapkan dan mengomunikasikan rencana

    asuhan keperawatan yang berpusat pada klien, memberikan

    intervensi keperawatan yang dirancang untuk memenuhi

    kebutuhan klien, dan mengevaluasi keefektifan asuhan

    keperawatan dalam mencapai tujuan hasil dan tujuan klien yang

    diharapkan (Potter, 2005).

    Proses keperawatan merupakan bagian integral dari praktik

    keperawatan yang membutuhkan pertimbangan yang matang

    dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini harus

    dilandaskan pada pengetahuan dan penerapan ilmu pengetahuan

    serta prinsip-prinsip biologis, psikologis, social, dan spiritual.

    Langkah dan tahapan pada proses keperawatan meliputi

  • 18

    pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi

    tindakan keperawatan, dan evaluasi (Asmadi, 2005). Proses

    keperawatan menjadi pedoman bagi tenaga keperawatan dalam

    menangani masalah pasien. Proses keperawatan ini selain dapat

    mengidentifikasi status kesehatan pasien juga ssebagai acuan

    dalam proses pembuatan rencana keperawatan dan untuk

    memberi intervensi atau tindakan keperawatan yang tepat dan

    spesifik untuk pasien.

    Berdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses

    keperawatan terdapat beberapa tahapan proses keperawatan

    diantaranya pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap

    perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi Hidayat

    (2007). Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI

    (2000) yaitu mengacu pada tahapan proses keperawatan yang

    meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,

    implementasi, dan evaluasi.

    1) Standar I: Pengkajian Keperawatan

    Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien

    secara sitematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan

    berkesinambungan

  • Kriteria pengkajian keperawatan meliputi:

    a) Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis,

    observasi, pemerikasaan fisik, serta pemeriksaan

    penunjang

    b) Sumber data adalah klien, keluarga atau orang yang

    terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lain

    c) Data fokus yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi

    i. Status kesehatan klien masa lalu

    ii. Status kesehatan klien saat ini

    iii. Status biologis-psikologis-sosial-spiritual

    iv. Respon terhadap terapi

    v. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

    vi. Risiko-risiko tinggi masalah

    d) Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB

    (lengkap, akurat, relevan, dan baru)

    2) Standar II: Diagnosis Keperawatan

    Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan

    diagnosis keperawatan. Kriteria proses meliputi:

    a) Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,

    identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosis

    keperawatan

    b) Diagnosis keperawatan terdiri atas: masalah (P),

    penyebab (E), dan tanda atau gejala (S), atau terdiri atas

    masalah dan penyebab (PE)

  • 20

    c) Bekerja sama dengan klien dan petugas kesehatan lain

    untuk memvalidasi diagnosis keperawatan

    d) Melakukan pengkajian ulang dan revisi diagnosis

    berdasarkan data terbaru

    3) Standar III: Perencanaan Keperawatan

    Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk

    mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

    Kriteria proses meliputi:

    a) Perencanaan, terdiri atas penetapan prioritas masalah,

    tujuan, dan rencana tindakan keperawatan

    b) Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana

    tindakan keperawatan

    c) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi

    atau kebutuhan klien

    d) Mendokumentasi rencana keperawatan

    4) Standar IV: Implementasi

    Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah

    diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. Kriteria

    proses meliputi:

    a) Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan

    keperawatan

    b) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

    c) Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi

    kesehatan klien

  • d) Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga

    mengenai konsep, keterampilan asuhan diri serta

    membantu klien memodifikasi lingkungan yang

    digunakan

    e) Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan

    keperawatan berdasarkan respon klien

    5) Standar V: Evaluasi Keperawatan

    Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan

    keperawatan dalam pencapaian tujuan, dan merevisi data

    dasar dan perencanaan. Kriteria proses meliputi:

    a) Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi

    secara komprehensif, tepat waktu, dan terus menerus

    b) Menggunakan data dasar dan respon klien dalam

    mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan

    c) Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman

    sejawat

    d) Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk

    memodifikasi rencana asuhan keperawatan

    e) Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi

    perencanaan

    B. Penelitian Terkait

    1. Kinerja Perawat

    a. Mile (2014) melakukan penelitian yang berjudul Gambaran

    Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar.

  • 22

    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

    Pengambilan data menggunakan kuisioner dan data kinerja rumah

    sakit kepada 124 perawat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

    98,4% kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji

    Makassar berkategori cukup. Penelitian ini berbeda dengan

    penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu tempat penelitian,

    populasi yang akan dijadikan penelitian yaitu perawat pelaksana di

    ruang rawat inap, serta aspek yang akan dinilai yang mencakup

    perilaku, kemampuan professional dan pendokumentasian proses

    keperawatan.

    b. Hartati (2013) melakukan penelitian yang berjudul Description oh

    Nurses in Performance at The Instalation of Nursing Care Ward

    Lontara RSUP.DR.Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini

    menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data

    menggunakan kuisioner. Sampel berjumlah 69 perawat yang

    bertugas di instalasi rawat inap. Hasil penelitian ini menunjukan

    bahwa kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan berada pada

    kategori baik dengan nilai rata-rata 85. Penelitian ini juga dikaitkan

    dengan faktor dari kinerja seperti motivasi yang dikategorikan baik

    sebesar 56,5%, supervise berkategori baik sebesar 53,6%,

    pendapatan berkategori baik sebesar 66,7% dan kepemimpinan

    berkategori baik sebesar 60,9%. Penelitian ini berbeda dengan

    penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu tempat penelitian,

    populasi yang akan dijadikan penelitian yaitu perawat pelaksana di

  • ruang rawat inap, serta aspek yang akan dinilai yang mencakup

    perilaku, kemampuan professional dan proses keperawatan.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Mardiono (2015) melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor

    Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Dalam Pelayanan Keperawatan

    Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini

    menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain cross-

    sectional. Pengambilan data menggunakan kuisioner kepada 157

    perawat. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara faktor

    kinerja yaitu umur, pendidikan, motivasi, status perawat, persepsi

    imbalan dimana nilai p value 0,000 (< 0,25). Penelitian ini juga berbeda

    karena menjelaskan faktor-faktor yang berhubuungan dengan kinerja

    perawat.

  • 24

    C. Kerangka Teori

    Sumber: (Pabundu, 2006) dan (Marquis, 2012)

    Standar Kinerja

    Penilaian Kinerja

    Aspek Penilaian Kinerja Perawat:

    1. Perilaku

    2. Kemampuan Profesional

    3. Proses Kperawatan

    (Marquis, 2012)

    Metode Penilaian

    Kinerja

    Model Penilaian

    Kinerja

    Faktor yang mempengaruhi

    kinerja:

    a. Faktor internal:

    ⁻ Sikap

    ⁻ Sifat kepribadian

    ⁻ Motivasi

    ⁻ Umur

    ⁻ Jenis kelamin

    ⁻ Pendidikan

    ⁻ Lama bekerja

    ⁻ Latar belakang budaya

    b. Faktor eksternal:

    ⁻ Peraturan

    ketenagakerjaan

    ⁻ Kebijakan organisasi

    ⁻ Kepemimpinan

    ⁻ Pengawasan

    ⁻ Sistem upah

    ⁻ Lingkungan social

    (Pabundu, 2006)

    = Diteliti

    = Tidak diteliti

    Bagan12.1

    Kerangka Teori

  • 25

    BAB III

    KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

    A. Kerangka Konsep

    Tahap yang terpenting dalam suatu penelitian adalah menyusun

    kerangka konsep untuk memudahkan mengidenifikasi konsep-konsep

    sesuai penelitian sehingga dapat dimengerti. Kerangka konsep penelitian

    sendiri adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

    konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. (Setiadi, 2007).

    Kerangka konsep mengacu kepada tujuan penelitian yaitu gambaran kinerja

    perawat pelaksana serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat.

    Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu gambaran kinerja perawat.

    Bagan23.1

    Kerangka Konsep

    B. Definisi Operasional

    Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan

    istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga

    Aspek Penilaian Kinerja Perawat

    Pelaksana:

    1. Perilaku

    2. Kemampuan Profesional

    3. Proses Keperawatan

  • 26

    akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian

    (Setiadi, 2007).

  • Tabel 13.1 Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

    1.

    a.

    b.

    c.

    2.

    Kinerja Perawat

    Perilaku

    Kemampuan

    Profesional

    Proses Keperawatan

    Usia

    Hasil dari suatu pekerjaan atau

    prestasi kerja perawat

    berdasarkan perilaku,

    kemampuan profesional dan

    pendokumentasian asuhan

    keperawatan yang dinilai oleh

    kepala ruangan

    Reaksi seorang perawat

    terhadap suatu stimulus atau

    keadaan dalam melakukan

    tindakan terhadap pasien

    Kemampuan perawat dalam

    memberikan pelayanan kepada

    pasien sesuai tanggung

    jawabnya

    Suatu kegiatan dalam

    keperawatan yang dilakukan

    oleh perawat untuk memuat

    seluruh informasi yang

    dibutuhkan

    Lamanya tahun yang dilalui

    responden dari lahir hingga kini

    Skala likert

    Skala likert

    Skala likert

    Skala likert

    Lembar isian

    Form penilaian

    kinerja yang terdiri

    dari 3 penilaian

    mencakup perilaku,

    kemampuan

    professional dan

    proses keperawatan

    Form penilaian

    kinerja mengenai

    aspek perilaku

    Form penilaian

    kinerja mengenai

    aspek kemampuan

    profeional

    Form penilaian

    kinerja mengenai

    aspek proses

    keperawatan

    Kuisioner

    demografi

    Cukup (skor

    jawaban ≥ mean

    169,06)

    Kurang (skor

    jawaban < mean

    169,06)

    Cukup (skor

    jawaban ≥ mean

    28,31)

    Kurang (skor

    jawaban < mean

    28,31)

    Cukup (skor

    jawaban ≥ median

    16)

    Kurang (skor

    jawaban < media

    16)

    Cukup (skor

    jawaban ≥ mean

    54,40)

    Kurang (skor

    jawaban < mean

    54,40)

    1. Dewasa muda 18-25 tahun

    2. Dewasa pertengahan 25-

    38 tahun

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Ordinal

    Nominal

  • 28

    3.

    4.

    5.

    c.

    Jenis kelamin

    Pendidikan

    Masa Kerja

    Karakteristik responden

    berdasarkan alat reproduksi

    Pendidikan formal terakhir

    yang pernah diikuti oleh

    responden

    Lamanya waktu kerja yang

    telah dilalui oleh responden

    Lembar isian

    Lembar isian

    Lembar isian

    Kuisioner

    demografi

    Kuisioner

    demografi

    Kuisioner

    demografi

    3. Dewasa akhir 38-65 tahun

    (Kozier, 2008)

    1. Laki-laki 2. Perempuan 1. D3 2. S1 3. NERS 1. < 1 tahun 2. 1-5 tahun 3. >5 tahun

    Nominal

    Ordinal

    Nominal

  • 29

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Metode penelitian merupakan salah satu tahapan penelitian yang

    harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya, agar peneltian dapat

    dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan penelitian (Putra, 2012).

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

    penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

    penelitian (Sujarweni, 2015). Desain ini digunakan untuk mengetahui

    gambaran kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Variabel yang

    diteliti adalah variabel kinerja perawat pelaksana dan variabel karakteristik

    responden.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2017.

    Tempat tersebut dipilih karena kinerja perawat di ruang rawat inap RSU

    Kabupaten Tangerang belum pernah diteliti.

    2. Waktu penelititan

    Penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal dimulai dari

    bulan Oktober 2016 - Januari 2017. Penelitian ini dilakukan pada bulan

    Maret – April 2017.

  • 30

    C. Populasi dan Sample

    1. Populasi

    Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang

    karakteristiknya tidak ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini

    populasi perawat pelaksana RSU Kabupaten Tangerang yang bekerja di

    ruang rawat inap pada periode 30 November 2016 adalah 148 perawat.

    Populasi di ruang Edelweiss dan Thalasemia masing-masing sebanyak

    5 perawat, di ruang Seruni, Soka, dan NICU masing-masing sebanyak 8

    perawat, di ruang Flamboyan, Kemuning bawah masing-masing

    sebanyak 9 perawat, di ruang Cempaka, Kemuning Atas, Mawar,

    Hemodialisa masing-masing sebanyak 10 perawat, di ruang Dahlia,

    Anyelir Atas masing-masing sebanyak 11 perawat, di ruang Kenanga

    sebabnyak 12 perawat, di ruang Kemoterapi sebanyak 4 perawat, dan di

    ruang Perinatologi Atas sebanyak 18 perawat.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi yang digunakan untuk penelitin, sampel yan diambil dari

    populasi harus betuk-betuk mewakili dan harus valid, yaitu bisa

    mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (Sujarweni, 2015). Sampel

    pada penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang

    rawat inap. Pengambilan sampel mengacu pada kriteria inklusi dan

    eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti.

    Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah

    probability sampling dengan proportionate stratified random sampling,

  • alasan peneliti menggunakan metode ini karena jumlah perawat pada

    setiap ruangan tidak homogen serta metode ini lebih mudah dalam

    mengambil responden. Pengambilan responden menggunakan cara

    kocok untuk mendapatkan responden sesuai dengan jumlah sampel

    peruangan.

    3. Besar Sample

    Rumus perhitungan besar sampel penelitian yang digunakan oleh

    peneliti yaitu rumus Slovin:

    𝑛 =𝑁

    𝑁. 𝑑2 + 1

    Keterangan:

    n : besar sampel

    N : populasi

    d : kesalahan yang ditolerir

    𝑛 =148

    148. (0,1)2 + 1

    𝑛 =148

    148. (0,01) + 1

    𝑛 = 60

    Peneliti mengantisipasi apabila terdapat data yang kurang lengkap atau

    responden tidak ingin berpartisipasi kembali dalam penelitian, maka jumlah

    sampel ditambah. Koreksi atau penambahan jumlah sampel berdasarkan

    prediksi sampel drop out dari penelitian.

  • 32

    Formula yang dapat digunakan untuk koreksi jumlah sampel adalah (Usman,

    2008):

    𝑛′ =𝑛

    1 − 𝑓

    Keterangan:

    n’ : besar sampel setelah dikoreksi

    n : jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya

    f : prediksi presentase sampel drop out

    𝑛′ =60

    1 − 0,1

    𝑛′ = 67

    Sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 67 responden. Agar

    penyebaran data perawat sama rata pada setiap ruangan maka digunakan rumus

    sebaran data pada tabel 4.1

  • Tabel 24.1 Jumlah Sampel Perruangan

    1. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Edelweiss = 5𝑥67

    148 = 2 perawat

    2. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Cempaka = 10𝑥67

    148 = 5 perawat

    3. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Dahlia = 11𝑥67

    148 = 5 perawat

    4. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Flamboyan = 9𝑥67

    148 = 4 perawat

    5. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Kenanga = 12𝑥67

    148 = 5 perawat

    6. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Kemuning Atas = 10𝑥67

    148 = 5 perawat

    7. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Kemuning Bawah = 9𝑥67

    148 = 4 perawat

    8. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Mawar = 10𝑥67

    148 = 5 perawat

    9. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Anyelir Atas = 11𝑥67

    148 = 5 perawat

    10. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Seruni = 8𝑥67

    148 = 4 perawat

    11. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun NICU = 8𝑥67

    148 = 4 perawat

    12. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Perinatologi Atas = 18𝑥67

    148 = 8 perawat

    13. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun SOKA = 8𝑥676

    148 = 4 perawat

    14. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Thalasemia = 5𝑥67

    148 = 2 perawat

    15. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Hemodialisa = 10𝑥67

    148 = 5 perawat

    16. Jumlah Perawat di Ruang Paviliun Kemoterapi = 4𝑥67

    148 = 2 perawat

    4. Kriteria Sample

    a. Kriteria Inklusi

    1) Perawat pelaksana di ruang rawat inap

    2) Bersedia menjadi responden

    b. Kriteria Eksklusi

    1) Perawat pelaksana di ruang rawat inap yang sedang tidak hadir

    baik dengan keterangan sakit, izin ataupun cuti

  • 34

    D. Instrumen Penelitian

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan form

    penilaian kinerja. Kuisioner berupa pertanyaan tentang demografi yang

    berjumlah 4 item pertanyaan terbuka (mencakup: umur, jenis kelamin, lama

    bekerja dan pendidikan terakhir). Form penilaian kinerja terdiri dari 3 item

    penilaian. Penilaian tersebut mengenai aspek perilaku yang (mencakup:

    kejujuran, tanggung jawab, komunikasi, kerjasama, kesopanan, disiplin,

    empati, peduli terhadap pemeliharaan, dan loyalitas), aspek kemampuan

    profesional (mencakup: pelaksanaan tugas, pemberian pelayanan sesuai

    dengan standar asuhan keperawatan, terampil, cepat dan tanggap,

    memperhatikan keselamatan diri), dan proses keperawatan (mencakup:

    pengkajian, perencanaan, diagnosis, implementasi dan evaluasi). Jumlah

    pernyataan ada 30 yang terdiri dari 9 pernyataan mengenai aspek perilaku,

    5 pernyataan mengenai aspek kemampuan professional dan 16 pernyataan

    mengenai aspek proses keperawatan. Dalam setiap butir pernyataan terdapat

    5 alternatif jawaban yaitu: amat baik diberi nilai 4, baik diberi nilai 3, cukup

    diberi nilai 2, sedang diberi nilai 1 dan kurang diberi nilai 0.

    Kuisioner kinerja perawat yang terdiri dari tiga domain dalam 30

    item pertanyaan yang terdiri dari:

    Komponen Kinerja Perawat Favorable Jumlah

    Perilaku 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 9

    Kemampuan Profesional 10, 11, 12, 13, 14 5

    Proses Keperawatan 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

    23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 16

    Total 30 30

  • E. Uji Validitas dan Realibilitas

    Menurut Sugiyono (2012), menyatakan bahwa hasil penelitian yang

    valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

    sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti atau dengan kata lain

    instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji

    validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

    atau keaslian suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

    mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010). Uji ini dilakukan

    dengan menghitung korelasi masing-masing skor item dari tiap variabel

    dengan menggunakan skor variabel tersebut. Peneliti melakukan uji

    validitas di RSU Kabupaten Tangerang di Instalasi Wijayakusuma berbeda

    gedung dengan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di Instalasi

    Rawat Inap dengan jumlah yaitu 30 responden. Uji validitas kuisioner

    menggunakan teknik korelasi product moment dan hasilnya nanti akan

    dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (0,361) pada n= 30 (Hidayat,

    2007). Hasil uji validitas pada 30 pertanyaan berdasarkan pada instrument

    kinerja perawat dikatakan valid karena memiliki nilai r hitung > r tabel

    (0,361).

    Reabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan pada tingkat

    kepercayaan dan dapat diandalkan (Arikunto, 2010). Hal ini berarti sejauh

    mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih

    dengan alat ukur yang sama. Pengukuran realibilitas menggunakan bantuan

    software computer dengan rumus alpha croncbach. Suatu variabel

    dikatakan realibel jika memberikan nilai alpha croncbach > 0,60

  • 36

    (Sujarweni, 2015). Hasil uji realibilitas instrument kinerja perawat adalah

    0,934.

    F. Metode Pengumpulan Data

    1. Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

    sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner demografi

    oleh perawat pelaksana dan data sekunder diperoleh melalui pengisian

    form penilaian kinerja oleh kepala ruangan.

    2. Prosedur Pengumpulan Data

    Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui

    beberapa tahap, yaitu:

    a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    b. Peneliti menyerahkan surat permohonan izin penelitian kepada

    bagian diklat RSU Kabupaten Tangerang

    c. Peneliti melakukan presentasi sebagai syarat penelitian yang

    disaksikan oleh kepala instalasi rawat inap RSU Kabupaten

    Tangerang

    d. Peneliti melakukan tahap skrining dengan cara mengkocok nama

    perawat untuk mencari jumlah responden yang sesuai dengan

    kriteria inklusi pada penelitian ini di masing-masing ruangan

  • e. Setelah mendapat izin dari pihak rumah sakit, peneliti dibantu teman

    untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan terkait tujuan dan

    manfaat penelitian kepada calon responden

    f. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk

    ditandatangi oleh para responden apabila mereka setuju menjadi

    objek penelitian

    g. Memberikan penjelasan kepada responden dalam tata cara pengisian

    kuisioner

    h. Memberikan waktu kepada responden untuk pengisian kuisioner

    i. Mengingatkan responden untuk memeriksa kembali kuisioner yang

    telah diisi untuk memastikan semua item telah diisi dengan baik

    j. Responden memberikan kuisioner yang telah diisi kepada peneliti

    untuk diperiksa

    k. Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang telah

    di tetapkan oleh peneliti

    G. Teknik Analisa Data

    1. Langkah Analisa Data

    a. Editing

    Hal yang harus diperhatikan dalam editing adalah apakah

    pertanyaan telah terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah

    jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah

    diperbaiki (Wasis, 2008). Selain itu, peneliti juga perlu untuk

    memeriksa apakah isian formulir atau kuisioner sudah lengkap,

    jelas, relevan, dan konsisten (Hastono, 2006).

  • 38

    b. Coding

    Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

    menjadi data berbentuk angka atau nilangan (memberi kode).

    Coding juga dapat dikatakan sebagai usaha memberi kode-kode

    tertentu pada jawaban responden (Wasis, 2008).

    c. Processing

    Mengentry data merupakan kegiatan memasukan data yang

    telah dikumpulkan ke dalam tabel atau database computer,

    kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga

    dengan membuat tabel kontingensi (Hidayat, 2008). Processing ini

    merupakann langkah agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis

    (Hastono, 2006).

    d. Cleaning

    Pembersihan data atau cleaning adalah pengecekan kembali

    data yang sudah di-entry apakah ada keselahan atau tidak. Cara-cara

    dalam membersihkan data yaitu: a) mengetahui missing data, b)

    mengetahui variasi data, dan c) mengetahui konsistensi data

    (Hastono, 2006).

    2. Analisis Data

    a. Analisis Univariat

    Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data

    hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut

    berubah menjadi informasi yang berguna dan pengolahan datanya

    hanya satu variabel saja (Sujarweni, 2015).

  • Analisis data univariat yang digunakan adalah analisis

    proporsi atau presentase dari setiap variabel. Variabel dalam

    penelitian ini yaitu kinerja perawat pelaksana yang mencakup

    perilaku, kemampuan profesional dan proses keperawatan.

    Karakteristik sampel yang ingin dilihat pada penelitian ini meliputi:

    usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama masa kerja.

    H. Etika Penelitian

    Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi

    subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

    manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

    sehingga penelitian ini akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi

    kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus

    dipahami adalah sebagai berikut:

    1. Prinsip Manfaat

    Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk

    penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

    manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak

    memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak

    menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Penelitian yang dihasilkan

    nanti dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek

    resiko dengan aspek manfaat, apabila dalam penelitian mengalami

    dilema etik.

    2. Prinsip Menghormati Manusia

  • 40

    Responden memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia dan

    harus dihormati, karena responden berhak untuk menentukan pilihan

    antara mau atau tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek dalam

    penelitian.

    3. Prinsip Keadilan

    Prinsip ini dilakukan untuk menunjang tinggi keadilan manusia

    dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak

    menjaga privasi responden, dan tidak berpihak dalam perlakuan

    terhadap manusia.

    Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang

    sangat penting dalam penelitian, mengingat peneliti keperawatan

    berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus

    diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikann

    antara lain yaitu:

    1. Informed Consent

    Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

    dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

    Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

    dengan memberikan lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi

    responden.

    Peneliti mendatangi responden pada masing-masing instalasi.

    Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan memohon

    kesediaan kepada responden agar berkenan untuk menjadi objek

    penelitian dan mengisi kuisioner yang diberikan. Peneliti menjelaskan

  • bagaimana cara pengisian informed consent dan cara menjawab

    pertanyaan kuisioner.

    2. Anonimity (tanpa nama)

    Peneliti menjelaskan bahwa data kuisioner akan diolah dengan tidak

    mencantumkan nama responden pada hasil penelitian. Data kuisioner

    yang dimasukan tidak disertakan namanya hanya diberi kode

    pengisiannya. Sehingga tidak dapat diketahui nama pengisi kuisioner

    dan hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya.

    3. Confidentiality (kerahasiaan)

    Peneliti menjelaskan bahwa seluruh informasi dari kuisioner yang

    telah diisi dan dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Data

    yang telah dimasukan dan diolah tidak dibertahukan kepada siapapun

    kecuali beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian. Setelah itu,

    kuisioner akan dihancurkan.

  • 42

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Perkembangan

    RSU Kabupaten Tangerang didirikan pada tahun 1928 berlokasi

    dari sebuah ruangan penjara yang bekas lahannya sekarang menjadi

    lokasi Masjid Agung Al-Ittihad dengan kapasitas perawatan 12 tempat

    tidur. Namun, setelah melalui masa yang panjang dan pemindahan

    akhirnya pada tanggal 5 Mei 1964 RSU Kabupaten Tangerang pindah

    ke Jalan Ahmad Yani nomor 9 menggunakan gedung bekas SDK

    sebagai tempat perawatan dengan 60 tempat tidur, dan penambahan

    gedung kantor untuk Tata Usaha, Poliklinik Umum, Poliklinik Bedah,

    Apotik dan Laboratorium. Pada tanggal itu lah ditetapkan sebagai hari

    jadi RSU Kabupaten Tangerang.

    Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang merupakan tipe

    Rumah Sakit B Pendidikan yang memiliki beberapa fasilitas seperti:

    jumlah tempat tidur sebanyak 440 tempat tidur, rawat darurat 24 jam,

    rawat jalan dengan 27 pelayanan spesilistik dan 7 sub spesilisitik,

    medical checkup, kamar bedah dengan 12 kamar operasi, kamar

    bersalin dengan 22 buah tempat tidur, hemodialisa dengan 18 tempat

    tidur, pusat thalassemia dengan 12 tempat tidur, perawatan Intensive

    Care Unit (ICU) atau Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), rehabilitasi

    medic, ruang isolasi pasien flu burung, klinik bougenville, selain itu ada

  • pelayanan penunjang medis seperti laboratorium, radiologi, farmasi,

    CT-Scan, PA, USG, EEG, Spirometri serta penunjang lainnya seperti

    ambulance, kereta jenazah dan lain-lain.

    2. Visi, Misi, Motto dan Nilai Budaya Kerja RSU Kabupaten

    Tangerang

    a. Visi RSU Kabupaten Tangerang

    Visi RSU Kabupaten Tangerang adalah “Rumah Sakit

    Modern, Unggul dan Terpercaya”. Makna dari visi tersebut adala

    bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

    RSU Kabupaten Tangerang diharapkan menjadi pusat pelayanan

    rujukan medik dengan fungsi utama menyediakan dan

    menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan

    rehabilitative bagi pasien yang sesuai dengan kebutuhan dan

    terjangkau oleh masyarakat luas.

    b. Misi RSU Kabupaten Tangerang

    1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pada semua

    lini pelayanan Rumah Sakit dalam rangka memberikan

    pelayanan kesehatan perorangan yang professional, santun dan

    mempunyai daya saing yang tinggi

    2) Menyediakan bangunan yang atraktif, fungsional dan nyaman

    yang berwawasan lingkungan

  • 44

    3) Mengembangkan manajemen modern berbasis informasi

    teknologi melalui system informasi manajemen Rumah Sakit

    4) Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan

    peralatan canggih untuk antisipasi tuntutan lingkungan dan

    perkembangan penyakit di Kabupaten dan Kota Tangerang

    5) Menyelenggarakan pelayanan pendidikan kedokteran dan

    pendidikan kesehatan lainnya

    6) Menekan angka kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit Umum

    Kabupaten Tangerang dalam rangka peran aktif mendukung

    MDG’s sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tangerang

    c. Motto RSU Kabupaten Tangerang

    Motto RSU Kabupaten Tangerang adalah “BERTEMU

    KASIH” yaitu singkatan dari Bersih, Tertib, Bermutu dan Kasih

    Sayang

    d. Nilai Budaya Kerja RSU Kabupaten Tangerang

    Nilai yang terkandung dalam visi dan misi RSU Kabupaten

    Tangerang merupakan nilai yang harus dianut dan diterapkan

    dalam sikap dan perilaku seluruh jajaran pegawai rumah sakit

    dalam menjalankan semua kegiatan. Nilai-nilai budaya kerja di

    RSU Kabupaten Tangerang yaitu “CARE” (Cakap, Akuntabel,

    Responsif dan Efisien).

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU)

    Kabupaten Tangerang pada tanggal 31 Maret 2017- 14 April 2017

  • dengan responden yaitu perawat pelaksana di ruang rawat inap yang

    berjumlah 67 responden.

    B. Analisa Univariat

    Hasil penelitian digambarkan dengan analisis univariat yang

    menggambarkan karakteristik frekuensi demografi responden (jenis

    kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja) dan kinerja perawat yang

    meliputi aspek perilaku, kemampuan professional dan proses keperawatan

    pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

    1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,

    Pendidikan Terakhir dan Masa Kerja

    Pengelompokan responden berdasarkan kategori usia, jenis

    kelamin, lama masa kerja, dan pendidikan terakhir di RSUD Kabupaten

    Tangerang digambarkan pada berikut:

  • 46

    Tabel35.1

    Distribusi Frekuensi Responden menurut Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan

    Terakhir, dan Masa Kerja

    Karakteristik Responden Frekuensi Presentase

    Jenis Kelamin

    Laki-laki 16 23,9%

    Perempuan 51 76,1%

    Usia

    Dewasa Awal (18-25 tahun) 16 23,9%

    Dewasa Pertengahan (25-38 tahun) 40 59,7%

    Dewasa Akhir (38-65 tahun) 11 16,4%

    Pendidikan Terakhir

    SPK 0 0%

    D3 55 82,1%

    S1 10 14,9%

    NERS 2 3%

    Masa Kerja

    5 Tahun 23 34,3%

    Total 67 100%

    Pada tabel 5.1 menunjukan sebagian besar berjenis kelamin

    perempuan dengan jumlah 51 responden (76,1%), sedangkan laki-laki

    16 responden (23,9%). Kategori usia yang menjadi responden pada

    penelitian ini sebagian besar terdiri dari dewasa pertengahan (25-38

    tahun) sebanyak 40 responden (59,7%), sedangkan usia dewasa muda

    (18-25 tahun) sebanyak 16 responden (23,9%) dan dewasa akhir

    sebanyak 11 responden (16,4%). Sebagian besar pendidikan terakhir

    responden pada penelitian ini adalah Diploma (D3) sebanyak 55

    responden (82,1%), sedangkan yang berpendidikan terakhir Sarjana

    (S1) sebanyak 10 responden (14,9%) dan Profesi NERS sebanyak 2

    responden (3%). Responden pada penelitian ini sebagian besar telah

    memiliki masa kerja sekitar 1-5 tahun dengan jumlah 37 responden

    (55,2%), sedangkan untuk masa kerja >1 tahun sebanyak 7 responden

    (10,4%) dan masa kerja >5 tahun sebanyak 23 responden (34,3%).

  • 2. Hasil Uji Normalitas Data

    Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan pembagian

    antara nilai skewness dan nilai standar error yang menghasilkan angka

    -2 sampai 2 (Hastono, 2012). Perhitungan stastistik kinerja perawat dan

    komponennya meliputi: aspek perilaku, aspek kemampuan

    professional, dan aspek proses keperawatan dapat dilihat dalam tabel

    berikut:

    Tabel45.2

    Skor Perhitungan Normalitas Data

    Komponen Perhitungan Statistik

    Skewness Standar Error Hasil Pembagian

    Kinerja Perawat 0,031 0,293 0,106

    Perilaku 0,255 0,293 0,870

    Kemampuan Profesional 0,628 0,293 2,143

    Proses Keperawatan -0,031 0,293 -0,106

    Pada tabel di atas didapatkan bahwa data mengenai kinerja

    perawat, aspek perilaku, proses keperawatan terdistribusi normal dan

    kemampuan professional tidak terdistribusi normal. Aspek kinerja,

    perilaku dan proses keperawatan dikatakan normal karena memiliki

    hasil pembagian nilai skewness dengan standar error yang berada

    direntang -2,00 sampai 2,00, sedangkan aspek kemampuan professional

    dikatakan tidak normal karena memiliki hasil pembagian nilai skewness

    dengan standar error diluar rentang -2,00 sampai 2,00. Data yang

    terdistribusi normal menggunakan nilai mean sebagai nilai batas tengah

    atau Cut Of Point sedangkan data yang tidak terdistribusi normal

    menggunakan nilai tengah atau Cut Of Point.

  • 48

    Tabel55.3

    Skor Perhitungan Statistik Kinerja Perawat dan Komponen Kinerja

    Total Seluruh Pembagian Statistik

    Mean Median Mode

    Kinerja Perawat 169,06 168,00 168

    Perilaku 28,31 28,00 28

    Kemampuan Profesional 15,97 16,00 16

    Proses Keperawatan 54,40 54,00 54

    Pada tabel di atas didapatkan nilai COP untuk kinerja perawat

    adalah 169,06 kinerja dapat dikatakan cukup apabila skor hitung >

    169,06 dan dikatakan kurang apabila skor hitung < 169,06. Aspek

    perilaku memiliki nilai COP 28,31, aspek perilaku dikatakan cukup

    apabila skor hitung > 28,31 dan dikatakan kurang apabila skor hitung <

    28,31. Aspek kemampuan professional memiliki nilai COP 16,00,

    kemampuan professional dapat dikatakan cukup apabila skor hitung >

    16,00 dan dikatakan kurang apabila skor hitung < 16,00. Aspek proses

    keperawatan memiliki nilai COP 54,40, proses keperawatan dapat

    dikatakan cukup apabila skor hitung > 54,40, dan dikatakan kurang

    apabila skor hitung < 54,40.

    3. Gambaran Kinerja Perawat

    Hasil penelitian dari gambaran kinerja perawat pelaksana di RSU

    Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada tabel tersebut:

  • Tabel65.4

    Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kinerja dan Komponennya

    (Perilaku, Kemampuan Professional, dan Proses Keperawatan)

    Cukup Kurang Total

    Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

    Kinerja Perawat Pelaksana 36 53,7% 31 46,3% 67 (100%)

    a. Perilaku 53 79,1% 14 20,9% 67 (100%) b. Kemampuan Profesional 45 67,2% 22 32,8% 67 (100%) c. Proses Keperawatan 39 53,7% 28 46,3% 67 (100%)

    Pada tabel 5.3 menggambarkan bahwa perawat pelaksana

    memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 36 responden (53,7%),

    sedangkan responden dengan tingkat kinerja kurang sebanyak 31

    responden (46,3%). Perawat pelaksana yang memiliki tingkat penilaian

    perilaku cukup sebanyak 53 responden (79,1%), sedangkan yang

    memiliki penilaian perilaku kurang sebanyak 14 responden (20,9%).

    Kemampuan professional perawat pelaksana yang cukup sebanyak 45

    responden (67,2%) sedangkan kemampuan professional perawat

    pelaksana yang kurang sebanyak 22 responden (32,8%). Perawat

    pelaksana yang memiliki penilaian cukup pada proses keperawatan

    sebanyak 39 responden (53,7%), sedangkan yang memiliki penilain

    kurang pada proses keperawatan sebanyak 28 responden (46,3 %).

  • 50

    4. Distribusi Proporsi Kinerja Perawat Pelaksana Berdasarkan

    Karaktersitik Responden

    Tabel75.5

    Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan

    Terakhir, Masa Kerja dan Kinerja Perawat Pelakasana

    Karakteristik Kinerja Perawat

    Total (%) Cukup (%) Kurang (%)

    Jenis Kelamin

    Laki-laki 7 (43,8%) 9 (56,3%) 16 (100%)

    Perempuan 29 (56,9%) 22 (43,1%) 51 (100%)

    Usia

    Dewasa Awal (18-25 tahun) 8 (50%) 8 (50%) 16 (100%)

    Dewasa Pertengahan (25-38 tahun) 26 (65%) 14 (35%) 40 (100%)

    Dewasa Akhir (38-65 tahun) 9 (81,8%) 2 (18,2%) 11 (100%)

    Pendidikan Terakhir

    D3 31 (56,4%) 24 (43,6%) 55 (100%)

    S1 5 (50%) 5 (50%) 10 (100%)

    NERS 2 (100%) 0 (0%) 2 (100%)

    Masa Kerja

    5 Tahun 12 (52,2%) 11 (47,8%) 23 (100%)

    Pada tabel 5.4 menunjukan bahwa kinerja perawat pelaksana

    berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin,

    usia, pendidikan terakhir dan masa kerja. Distribusi proporsi kinerja

    perawat pelaksana berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa laki-

    laki yang memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 7 responden (43,8%)

    dan yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 9 responden

    (56,3%), sedangkan perempuan yang memiliki tingkat kinerja cukup

    sebanyak 29 responden (56,9%) dan yang memiliki tingkat kinerja

    kurang sebanyak 22 responden (43,1%).

    Kinerja perawat pelaksana berdasarkan usia responden

    didapatkan responden dengan kategori usia dewasa awal (18-25 tahun)

  • memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 8 responden (50%) dan yang

    memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 8 responden (50%).

    Responden dengan kategori usia dewasa pertengahan (25-38 tahun)

    memiliki tingkat kinerja yang cukup sebanyak 26 responden (65%) dan

    yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 14 responden (35%),

    sedangkan responden dengan kategori dewasa akhir (38-65 tahun)

    memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 9 responden (81,8%) dan yang

    memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 2 responden (18,2%).

    Kinerja perawat pelaksana berdasarkan jenjang pendidikan

    terakhir responden didapatkan responden yang memiliki tingkat

    pendidikan D3 yang memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 31

    responden (56,4%), dan yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak

    24 responden (43,6%). Responden dengan pendidikan terakhir S1

    memiliki tingkat kinerja yang cukup sebanyak 5 responden (50%), dan

    yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 5 responden (50%),

    sedangkan responden dengan tingkat pendidikan NERS memiliki

    tingkat kinerja cukup sebanyak 2 responden (100%) dan yang memiliki

    tingkat kinerja kurang tidak ada.

    Kinerja perawat pelaksana berdasarkan lamanya bekerja di RSU

    Kabupaten Tangerang didapatkan responden yang memiliki masa kerja

    < 1 tahun memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 4 responden

    (57,1%), dan yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 3

    responden (42,9%). Responden dengan masa kerja 1-5 tahun yang

    memiliki tingkat kinerja cukup sebanyak 20 responden (54,1%)), dan

  • 52

    yang memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 17 responden (45,9%),

    sedangkan responden dengan masa kerja > 5 tahun yang memiliki

    tingkat kinerja cukup sebanyak 12 responden (52,2%) dan yang

    memiliki tingkat kinerja kurang sebanyak 11 responden (47,8%).

  • 53

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja perawat

    pelaksana di ruang rawat inap RSU