respirasi 2
Post on 31-Oct-2014
52 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TRIGER 2 MODUL RESPIRASI
Dra Betty Fitriyasti Msi
Fasilitator : Dra Betty Fitriyasti Msi Ketua : Riko HakikiSekretaris :
Mutia Denairi M. Adel
Anggota : Putri Mega indah
Ali Ardani Rini Karlina Bianda Indah Fadilah Sari Shelvi M Eka Marlis Surya Ningsih Riko Edrian
Obstruksi Saluran Napas
Lina,berusia 21 tahun dating ke puskemas dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari.Sesak timbul malam hari.Sebelumnya juga mengeluh sering bersin-bersin terutama pagi hari,bersin-bersin bertambah bila ada debu atau cuaca dingin.Ayahnya menderita asma.Dokter menerangkan ada obsturksi pada saluran napasnya dan menganjurkan pemeriksaan spirometri untuk menilai fungsi paru ke bagian paru dan saluran pernapasaan di RSUD untuk mengetahui penyakit dan penatalaksanaan yang tepat.Apakah yang terjadi pada lina ?
Step 1: • Spirometri : pengukuran kapasitas paru• Obstruksi :penyumbatan• Asma : ganguan saluran pernafasan
yang ditandai dgn sesak nafas dimna inspirasi, Lebih murah dibanding dengan ekpirasi.
• Bersin : bentuk hemeostatisnyang dilakukan oleh tubuh ketika ada
yang Menggangu saluran nafas yang berupa benda asing/pembersihan rongga
hidung
Step 2 :1. Apa penyebab dan faktor2 yang
menyebabkan terjadinya obstruksi saluran nafas ?
2. Mekanisme bersin3. Bagaiman pencegahan obstruksi saluran
nafas4. Apa masalah yang terjadi saat penggunaan
spirometri5. Patofisiologi saluran nafas
Step 3 :1. Penyabab obstruksi– edema– trauma– alergi– infeksi– antigen
2. udara keluar hidung karna respon dari ringga hidung/membran hidung terhadap bakteri debu dll secara otomatis maka tertutup karena saraf hidung dan mata saling berikatan karena u menghindari ,melindungi saluran maka dan bakteri rongga hidung
3. Pencegahan tergantung jenis obstruksi contoh tonsil membesar pencegahan dgn terapi
Masalah dalam pemeriksaan spirometri– siapkan alat– hidupkan– masukan data –data– masukan mount piece kedalam mulut dan tutup hidung dgn penjepit
hidung– sebelum pernafasan maksimal pasien diperintahkan untuk
mempersiapkan– star tunggu alat2 dari alat untuk ekprsi maksimal– pengukuran di ulang inspirasi dalam ekpirasi maksimal– baca hasil
Patofisiologi– Atresia choanea : sulit nafas , keluar sekret terus
menerus– Sternosis : suara parau– Trauma trakea : sesak nafas hebat – Carcinoma tyroid : suara parau ganguan nafas – Tonsilitis : gangguan saluran nafas, nyeri
trenggorokan
Step 4Saluran nafas
Fisiologi batuk , bersin
patofisiologiobstruksi
pemeriksaan klinis penataklaksanaan
penyebab
defenisi Gejala
kelainan
step 5 :
1. Fisiologi ; mekanisme batuk ,bersin2. obtruksi
a) defenisib) gejalac) kelainand) penatalaksanae) stadium obtruksi beserta tindakan yang harus di
lakukan
3. Keadaan rina
1. fisiologi• Refleksi batuk
Mekanisme : – Udara masuk(inspirasi) – epiglottis dan pita suara tertutup untuk menjebak
udara didalam paru-paru– Benda/zat asing pada saluran pernafasan merangsang
terjadinya kontraksi yang sangat kuat pada otot perut dan diagpragma dan otot respirasi lain menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru meningkat
– pita suara dan epiglottis terbuka mengakibatkan ledakan udara keluar (ekspirasi) dengan kecepatan yang sangat tinngi dan membawa benda asing keluar.
• Refleksi BersinMekanisme : – bersin terjadi karena ada iritasi pada dinding nad
cavih akibat ada partikel yang dianggap toksik glottis tertutup ketika paru-paru dipenuhi oleh udara
– otot perut dan otot internal intercostal berkontraksi mendadak akibat menciptakan tekanan yang mendukung udara keluar saluran pernafasan
– Ketika epiglottis terbuka, udara yang keluar membawa mucus dan partikel asing keluar melalui hidung.
2. Obstrkusi saluran Nafasa) Definisi : Penyumbatan yang terjadi pada saluran
nafas dapat disebabkan oleh beberapa factor.b) Gejala2 umum obstruksi saluran pernafasan• Serak (disfoni) sampai foni• Sesak Nafas (dipnea)• Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar waktu
inspirasi.• Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di
suprasternal epigastrium, supra clavicula dari interavista cekungan ini terjadi sebagai upaya dari otot pernafasan untuk mendapatkan oksigen.• Gelisah, karena pasien haus akan udara.• Warna wajah pucat dan terakhir menjadi sianosis.
c) Kelainan pada saluran nafas atas1. Kelainan congenital hidung atau laring– Atresia Choanae– Stenosis supraglotis, glottis dan infraglotis– Kista diktus tiroglossus– Kista brankiogen yang besar.– Voinig laringokel yang besar
2. Trauma– Ingesti kaustik– Patah tulang wajah.– Cidera Laringotrakeal– Intubasi lama– Paralisis nervus Laringeus rekuren bilateral.
3. Tumor– Laringotrakeitis– Epiglotitis– Hipertropiatonsiler– Limfoma– Papiloma Laring rekurren– Tumor ganas tiroid
4. Infeksi Akut– Laringotrakeitis– Epiglotitis– Angina Ludwig
5. Paralisis satu atau kedua plica vocalis6. Pangkal lidah jatuh ke belakang pada pasien
tidak sadar.
d) PENATALAKSANABeberapa pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk mengetahui letak sumbatan, diantaranya adalah :·• Laringoskop. Dilakukan bila terdapat sumbatan pada
laring. Laringoskop dapat dilakukan secara direk dan indirek.
• Nasoendoskopi·• X-ray. Dilakukan pada foto torak yang mencakup saluran
nafas bagian atas.Apabila sumbatan berupa benda logam maka akan tampak gambaranradiolusen. Pada epiglotitis didapatkan gambaran thumb like.
• Foto polos sinus paranasal·• CT-Scan kepala dan leher ·• Biopsi
CONTOH :Atresia Choanae.• Dapat menyumbat total atau sebagian, di satu sisi atau dua sisi
akibat kegagalan abrsorbsi membrane mukofaringeal.• Gejalanya, sulit bernafasa dan keluar secret hidung terus
menerus.• Diagnosis, timbulnya sianosis pada waktu diam yang menghiang
waktu menangis dan melihat sumbatan di belakang rongga hidung,
• Terapi, dengan pembedahanStenosis Glotis• Pita suara terbentuk dari membran horizontal premordial yang
terbelah pada garis tengah.Kegagalan pemisahan menimbulkan kelainan. Timbulnya web sampai atresia total glottis.
• Gejala, berupa suara yang parau, pada bayi berupa suara serak dan menangis tidak keras.
• Terapi, Operatis atau businasi.
Angina Ludwig• Selulitif didasar mulut dan leher akut yang invasive menyebabkan
udem hebat di leher atas dan menyebabkan sumbatan saluran nafas.
• Kuman penyebab biasanya streptokokus dan stapilokokus.Infeksi berasal dari karsinoma rongga mulut.
• Diagnosis, berdasarkan gejala klinis dibantu dengan biakan dan uji kepekaan kuman dari nanah.
• Terapi, dengan antibiotic dan operatif untuk dekompresi.Trauma Trakea• Trauma tumpul dapat menyebabkan kelainan hebat berupa sesak
nafas akibat penekanan jalan nafas atau aspirasi darah dan empisema kutis bias trakea robek.
• Diagnosis, Dengan toto rontgen dapat melihat benda asing atau trauma penyerta yang ada.
• Terapi, – Jarang memerlukan tindakan bedah.– Jika trakea robek trakea di jahit kembali pada robekan.
e) Stadium Obstruksi Saluran Napas Jackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam 4 stadium:• Stadium I: Adanya retraksi di suprasternal dan stridor. Pasien
tampak tenang• Stadium II: Retraksi pada waktu inspirasi di daerah
suprasternal makin dalam,ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. Pasien sudahmulai gelisah.
• Stadium III: Retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium jugaterdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea.
• Stadium IV: Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka penderitaakan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. Padakeadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderitameninggal karena asfiksia.
Tindakan pada Obstruksi Saluran NapasPada prinsipnya penanggulangan pada obstruksi
atau obstruksi salurannapas atas diusahakan supaya jalan napas lancar kembali.1) Tindakan konservatif: Pemberian antiinflamasi,
antialergi, antibiotika serta pemberian oksigen intermiten, yang dilakukan padaobstruksi laring stadium I yang disebabkan oleh peradangan.
2) Tindakan operatif/resusitasi: Memasukkan pipa endotrakeal melalui mulut (intubasiorotrakea) atau melalui hidung (intubasi nasotrakea),membuat trakeostoma yang dilakukan pada obstruksilaring stadium II dan III, atau melakukankrikotirotomi yang dilakukan pada obstruksi laringstadium IV.
3. Rina hanya menderita asma, dan penyebab asma rina bukan karna obstruksi, tetapi karena ayahnya juga penderita asma, dan asma merupakan penyakit generatif.
kesimpulan
Batuk dan bersin merupakan salah satu refleks fisiologis yg dilakukan oleh tubuh untuk melindungi traktus respiratory, saluran pernafasan dapat mengalami obstruksi , bisa dikarenakan oleh benda asing , infeksi , udema , dll.
top related