kelarutan timbal balik fenol
Post on 02-Dec-2015
288 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL- AIR
I. TUJUAN
1. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol-air terhadap suhu pada tekanan tetap.
2. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol-air.
II. DASAR TEORI
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun
campuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan
bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti
perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering diterapkan pada
senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus
yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh yang metastabil (Darmaji, 2005).
Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan :
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-
garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang
nonpolar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam
kloroform.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan
dalam farmasi umumnya adalah :
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat
larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4,
CaSO4.
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida
dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua
garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.
4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut
dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan
panas.
5. Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air
tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6. Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat
utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut
dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
7. Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa
tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks.
Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :
1) Jenis pelarut dan zat terlarut
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur
baik sedang yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur
sempurna (completely misible), air dan eter bercampur sebagian (partially
miscible),sedang air dan minyak sama sekali tidak bercampur (completely
immiscible).
2) Temperatur
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila
temperatur dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat
beberapa zat padat yang kelarutannya menurun bila temperatur dinaikkan
misalnya pembentukan larutan air dari seriumsulfat (Ce2(SO4)3). Gas dalam
cairan Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan
naiknya temperatur. Tekanan Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya
larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada daya larut gas.
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu :
1. Larutan gas dalam gas. Gas dengan gas selalu bercampur sempurna
membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak
terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair. Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan
temperatur. Daya larut N2, H2, O2 dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan
HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena gas yang pertama tidak
bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga
membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga
berpengaruh, misalnya N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol
daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S lebih mudah larut dalam air
daripada alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan. Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur
sempurna, bercampur sebagian, atau tidak sama sekali bercampur. Daya larut
cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan temperatur. Contoh : Zat-
zat yang mirip daya larutnya besar. Benzena-Toluena, Air-Alkohol, Air-Metil.
Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur Air-Nitro Benzena, Air-Kloro
Benzena.
4. Larutan zat padat dalam cairan. Daya larut zat padat dalam cairan tergantung
jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan sedikit tekanan. Batas daya
larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk
bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya.
Umumnya daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam
pelarut-pelarut organik. Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya
temperatur karena kebanyakan zat mempunyai panas pelarutan positif
(Sukardjo, 2003).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika
temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem larutan tersebut akan
kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur
T
T 0
L1
L2
A2
A1
B2
B1
XA = 1
XCMolfraksi
XF = 1
T1
T2
timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang
berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik
di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest
dinaikkan di atas 50°C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan
berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari
11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang (kurang dari 62,6
%). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66°C maka komposisi sistem larutan
tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan
sempurna.Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan
diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. (Karyadi,2002).
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat
kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.
Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu
fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu
ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi
campuran fenol air dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.
Gambar 1. komposisi campuran fenol air
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-
masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen
pada suhu kritis (Tc). Sistem ini mempunyai suhu kritis (Tc) pada tekanan tetap,
yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan
komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu
T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh).
Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, Tc), sistem berada
pada satu fase (jernih) (Tim Dosen Kimia Fisika, 2012).
Temperature kritis atas Tc adalah batas atas temperature dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar
bercampur.Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar menghasilkan
kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen.
Beberapa sistem memperlihatkan temperatur kritis Tc. dimana dibawah
temperature itu kedua komponen bercampur dalam segala perbandingan dan
diatas temperature itu kedua komponen membentuk dua fase. Salah satu
contohnya adalah air-trietilamina. Dalam hal ini pada temperature rendah kedua
komponen lebih dapat campur karena komponen-komponen itu membentuk
kompleks yang lemah, pada temperature lebih lebih tinggi kompleks itu terurai dan
kedua komponen kurang dapat bercampur ( Atkins PW ,1999).
.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Tabung reaksi diameter 4 cm 1 buah
2. Pemanas 1 set
3. Pengaduk 1 buah
4. Gelas kimia 1 L 1 buah
5. Buret 50 mL 1 buah
6. Statif dan klem 1 buah
7. Termometer 1 buah
b. Bahan
1. Fenol
2. Aquades
IV. CARA KERJA
Titrasi dengan aquades hingga keruh,
catat ml aquades
Menyusun alat sebagai berikut
Timbang fenol 4 gram dalam tabung
Panaskan dalam penangas, sambil
aduk, catat suhu saat campuran
berubah dari keruh menjadi jernih
(T1)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
T (oC) MolFraksi Air T (oC) MolFraksi Air
36 0,76547312 56 0,90844391
39 0,78520362 53 0,92950881
40,5 0,80686765 50 0,95172342
44 0,8284904 47 0,97299742
48,5 0,8488036 44 0,98273555
51 0,8694238 42 0,98741572
54,5 0,88844172 39 0,9905281
0.765473120564466
0.785203622929517
0.806867654037339
0.828490396452808
0.848803601453942
0.869423797049893
0.88844172273802
0.908443914465703
0.929508812571819
0.951723419846043
0.972997417960983
0.982735545368866
0.987415723410825
0.9905281028404120
102030405060
Suhu vs Mol Fraksi Air
Mol Fraksi Air
Suhu
(oC)
Gambar 2. Kurva komposisi fenol air hasil percobaan
Kelarutan timbal balik dapat didefinisikan sebagai kelarutan dari suatu
larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis.
Temperatur kritis itu sendiri merupakan kenaikan temperatur tertentu dimana
akan diperoleh komposisi larutan yang berada dalam kesetimbangan. Kelarutan
merupakan jumlah maksimum suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam zat
pelarut tertentu.
Percobaan ini membuktikan adanya kelarutan sistem biner fenol-air. fenol
dan air kelarutannya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan
dengan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Perubahan
warna larutan dari keruh menjadi jernih dan dari jernih menjadi keruh
menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu ditambahkan dan
jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi keruh atau
sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung
pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.
Pada percobaan ini dilakukan suatu pencampuran dengan komposisi
tertentu di mana campuran-campuran ini mengalami pemanasan dan
pendinginan pada suhu kelarutannya masing-masing. Pada pencampuran air-
fenol di peroleh larutan yang tidak saling bercampur yang membentuk dua
lapisan, lapisan atas air dan lapisan bawah adalah fenol, hal ini disebabkan
karena air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari pada fenol. Setelah
terjadi percampuran antara air dan fenol dalam tabung yang berbeda dengan
perbandingan kompsisi yang berbeda pula, di lakukan pemanasan kemudian
pendinginan, di mana saat mencapai suhu tertentu larutan ini akan bercampur
dan akan saling memisah dan membentuk dua fasa lagi, di mana larutan
tersebut menjadi keruh lagi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan adalah temperatur,
konsentrasi, tekanan, jenis-jenis zat pelarut, ion asing, ion senama, pengadukan,
luas permukaan. Semakin tinggi temperaturnya maka semakin cepat
kelarutannya, dan sebaliknya semakin rendah temperaturnya semakin lambatl
kelarutannya. Begitu juga dengan konsentrasi, semakin besar konsentrasinya
maka semakin lambat kelarutannya, dan sebaliknya semakin kecil
konsentrasinya semakin cepat kelarutannya. Zat terlarut yang bersifat polar akan
semakin cepat kelarutannya dalam pelarut polar dan sebaliknya zat terlarut yang
bersifat non polar akan semakin cepat kelarutannya dalam pelarut yang non
polar.
Analisa yang kita gunakan pada percobaan ini antara lain analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dapat diartikan sebagai analisa
yang didasarkan atas pengamatan dengan panca indra kita dengan
membuktikan ada tidaknya analit. Sedangkan analisa kuantitatif merupakan
analisa yang didasarkan pada perhitungan secara matematis, seperti
pengukuran suhu, perhitung mol air dan fenol, serta perhitungan fraksi mol.
Antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan dapat
dibuat grafik sistem biner fenol-air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik
yang terbentuk berupa parabola yang puncaknya merupakan suhu kritis yang
dicapai pada saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada percobaan
suhu kritisnya adalah 56ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol
fenol 0,042553dan fraksi mol airnya 0,90844391. Ini menunjukkan kalau pada
suhu 56ºC, komponen di dalam kurva merupakan sistem dua fase dan
komponen di luar kurva atau di luar titik kritis komponen merupakan sistem satu
fase.Komponen yang berada pada satu fase pada saat campuran larut atau
homogen yang ditandai dengan larutan berwarna jernih, sedangkan komponen
berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan air yang menghasilkan dua
lapisan yang ditandai dengan larutan berwarna keruh. Grafik yang terbentuk
pada percobaan ini membentuk parabola.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keadaan dimana terjadinya perubahan warna dari keruh menjadi jernih dan
sebaliknya merupakan contoh kelarutan timbal balik.
2. Dalam percobaan ini, temperatur berbanding lurus dengan volume air yang
digunakan.
3. Suhu kritis dalam percobaan kelarutan timbale balik system biner fenol-air yaitu
56oC dengan fraksi mol airnya 0,90844391.
b. Saran
Banyaknya kesalahan yang terjadi dalam praktikum maka, disarankan:
1. Sebelum melakukan percobaan, sebaiknya praktikan hendaknya melakukan
persiapan secara matang.
2. Praktikan harus lebih hati-hati selama percobaan berlangsung, karena zat yang
digunakan adalah fenol yang apabila terkena kulit dapat menyebabkan luka.
3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Atkins PW. 1999. Kimia Fisika. “Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I,
penerjemah;Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan
dari : Physichal Chemistry.
Darmaji.2005.Kimia FisikaI.Jambi :Universitas Jambi.
Sukardjo.2003.Dasar-Dasar Kimia Fisika.Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.
Karyadi, Beny.2002.Kimia Fisika.Jakarta :Erlangga.
Tim Dosen Kimia Fisika. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Semarang.
Mengetahui, Semarang, 10 Oktober 2012
Dosen Pengampu Praktikan,
Ir. Sri Wahyuni, M.Si HeliviaElvandari
NIP. NIM. 4301410013
oohH
JAWABAN PERTANYAAN
a. Tugas
1. Tulis rumus kimia fenol dan Mrnya!
Fenol mempunyai rumus kimia C6H6O dengan nilai Mr = 94. Rumus strukturnya
sebagai berikut.
2. Jika fenol yang digunakan berkadar 95% (b/b) dan massa yang ditimbang sebesar
5,140 gram, hitung jumlah mol fenol!
Massa fenol =
95100
×5 ,140=4,883 gram.
Mol fenol =
mMr
=4 ,88394
=0,052 mol
3. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan fase? Adakah perbedaan
dengan wujudnya?
Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara
mekanik serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud merupakan
bentuk zat pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda mungkin mempunyai
wujud yang berbeda. Misal air pada suhu -10ºC wujudnya padat, sedangkan pada
suhu 10ºC wujudnya cair.
b. Pertanyaan
1. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam % (b/b) pada suhu kritis
larutannya?
Massa fenol = 5g Fraksi mol fenol = 0,107
Massa air = 19 g Fraksi mol air = 0,893
Komposisi campuran dalam %
Fenol =
55+19
×100% = 20,8 % Air =
195+19
×100% = 79,2 %
2. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam satuan mol fraksi pada suhu 50ºC,
dimana sistem berada pada satu fase dan dua fase?
Komposisi campuran pada suhu 50ºC (diambil dari Trata2 = 54,5ºC)
XF = 0,107
OH
XA = 0,893
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 64,5ºC.
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 64,5ºC.
LAMPIRAN
Data
Massa fenol yang ditimbang = 4 gram
1. Penambahan aquades, sampai terjadi kekeruhan pertama
No. Aquades (ml) Pengamatan T1 T2 Trata-rata
1. 2,3 Keruh 42 29 35,5
2. Penambahan aquades, setelah terjadi kekeruhan
NOAquades
(mL)
Massa (g) Suhu (0C) % Massa
Fenol Air T1 T2 T Fenol Air
1 0,2 4 2,5 42 30 36 61,54 38,46
2 0,3 4 2,8 45 33 39 58,82 41,18
3 0,4 4 3,2 47 34 40,5 69,44 30,56
4 0,5 4 3,7 52 36 44 51,95 48,05
5 0,6 4 4,3 57 40 48,5 48,19 51,81
6 0.8 4 5,1 59 43 51 43,96 56,04
7 1,0 4 6,1 61 48 54,5 39,60 60,40
8 1,5 4 7,6 62 50 56 34,48 65,12
9 2,5 4 10,1 57 49 53 28,37 71,63
10 5,0 4 15,1 56 44 50 20,94 79,06
11 12,5 4 27,6 52 42 47 12,66 87,34
12 15,0 4 43,6 48 42 44 8,58 91,52
13 17,5 4 60,1 43 41 42 6,24 93,76
14 20,5 4 80,1 40 38 39 4,76 95,24
Menghitung % massa fenol dan air
nNo
% massafenol % massa air
11.
46,5
x 100 % = 61,542,56,5
x 100 % = 38,46
22.
46,8
x 100 % = 58,822,86,8
x 100 % = 41,18
33.
47,2
x 100 % = 69,443,27,2
x 100 % = 30,56
44.
47,7
x 100 % = 51,953,77,7
x 100 % = 48,05
55.
48,3
x 100 % = 48,194,38,3
x 100 % = 51,81
66.
49,1
x 100 % = 43,965,19,1
x 100 % = 56,04
77.
410,1
x 100 % = 39,606,1
10,1 x 100 % = 60,40
88.
411,6
x 100 % = 34,487,611,6
x 100 % = 65,12
99.
414,1
x 100 % = 28,3710,114,1
x 100 % = 71,63
110.
419,1
x 100 % = 20,94 15,119,1
x 100 % = 79,06
111.
431,6
x 100 % = 12,66 27,631,6
x 100 % = 87,34
112.
447,6
x 100 % = 8,58 43,647,6
x 100 % = 91,52
113.
464,1
x 100 % = 6,24 60,164,1
x 100 % = 93,76
114.
484,1
x 100 % = 4,7680,184,1
x 100 % = 95,24
Menghitung Fraksi mol Fenol dan Fraksi mol Air
Kadar Fenol = 99,5%
Massa Fenol = 99,5 % x 4 = 3,98 gram
Mol Fenol = 0,042553 mol
Mr Fenol = 94
Mr air = 18
XAir = molair
molair+mol fenol
Contoh :
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 2,518
= 0,1389
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0,1389
0,1389+0,042553=¿0,76547312
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 2,818
= 0,155556
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0,1 55556
0,155556+0,042553=¿0,785203623
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 3,218
= 0,177778
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0,1 77778
0,177778+0,042553=¿0,806867654
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 3,718
= 0,205556
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,205556
0 ,205556+0,042553=¿0,828490396
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 4,318
= 0,238889
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,238889
0 ,238889+0,042553=¿0,848803601
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 5,118
= 0,283333
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,283333
0 ,283333+0,042553=¿0,869423797
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 6,118
= 0,338889
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,338889
0 ,338889+0,042553=¿0,888441723
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 7,618
= 0,422222
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,422222
0 ,422222+0,042553=¿0,908443914
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 10,118
= 0,561111
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,561111
0 ,561111+0,042553=¿0,929508813
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 15,118
= 0,838889
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 0 ,838889
0 ,838889+0,042553=¿0,95172342
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 27,618
= 1,533333
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 1,533333
1,533333+0,042553=¿0,972997418
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 43,618
= 2,422222
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 2,422222
2,422222+0,042553=¿0,982735545
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 60,118
= 3,338889
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 3,338889
3,338889+0,042553=¿0,987415723
- Mol fenol = 4
94 = 0,042553
Mol air = 80,118
= 4,45
XAir = molair
molair+mol fenol
XAir = 4,45
4,45+0,042553=¿0,990528103
http://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/kelarutan-timbal-balik-sistem-biner-
fenol-e28093-air.pdf
http://via4ict.files.wordpress.com
top related