alga bahan bakar masa depan
DESCRIPTION
October 31, 2009Algae Sebagai Bahan Bakar Masa DepanKata pengantarOM SAWASTIASTU Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan anugerahNya sehingga KARYA TULIS ini berhasil diselesaikan dan terima kasih kepada Bapak Guru yang membimbing dalam pembuatan karya tulis ini. Judul yang kami pilih adalah ³Algae Sebagai Bahan Bakar Masa Depan´. Diharapakan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai bahan bakar bukan hanya berasal darTRANSCRIPT
October 31, 2009
Kata pengantar
OM SAWASTIASTU
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Shang Hyang Widhi
Wasa yang telah memberikan anugerahNya sehingga KARYA TULIS ini berhasil
diselesaikan dan terima kasih kepada Bapak Guru yang membimbing dalam
pembuatan karya tulis ini. Judul yang kami pilih adalah “Algae Sebagai Bahan
Bakar Masa Depan”.
Diharapakan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai
bahan bakar bukan hanya berasal dari fosil, namun ada alternatif lain yang lebih ramah
lingkungan dan ekonomis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan karya
tulis ini.
Kami mohon maaf jika dalam karya tulis ini ada kata-kata yang salah maupun
kata-kata yang menyinggung perasaan.
Akhir kata kami ucapkan :
OM, SANTHI SANTHI SANTHI OM
Gianyar, 26 Oktober 2009
Penulis
1
October 31, 2009
DaftaR IsI
Kata pengantar.......................................................1
Daftar ISI................................................................2
A. PENDAHULUAN....................................................3
I . Judul......................................................3
II . LATAR BELAKANG...................................3III . TUJUAN..................................................5IV . LANDASAN TEORI ..................................5V . RUMUSAN MASALAH...............................7VI . MANFAAT...............................................7
B. PEMBAHASAN.....................................................8
C. PENUTUP ...........................................................14
VII . KESIMPULAN..........................................14VIII . SARAN...................................................14
D. Daftar Pustaka....................................................15
2
October 31, 2009
ALGAE SEBAGAI BAHAN BAKAR MASSA DEPAN
Oleh :
Mindrayasa, Deva, Wahyu, Indra
A. PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Dewasa ini, Bumi tempat mahluk hidup tumbuh dan berkembang
mengalami banyak fenomena alam yang merugikan. Mulai dari : bencana
alam, pencemaran lingkungan, hujan asam, penyebaran virus, perubahan
iklim yang segnifikan dan Global Warming. Banyak dari fenomena
tersebut merupakan ulah dari perkembangan teknologi manusia. Salah
satunya adalah penggunaan bahan bakar fosil.
1Penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan
gas alam telah lama dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia
terhadap energi. Misalnya, untuk berbagai keperluan rumah tangga,
industri, dan pertanian. Ketika bahan bakar fosil dibakar, karbon dioksida
(CO2) dilepas ke udara serta gas-gas lain terutama pada pembakaran
tidang sempurna yang menghasilkan karbon dioksida(CO).
1Hali ini mengakibatkan pencemaran udara yang nantinya akan
menimbulkan berbagai penyakit pernafasan. Serta setiap tahunya karbon
dioksida (CO2) yand dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan
yang segnifikan. Hal ini menyebabkan kenaikan suhu di Bumi, yaang
3
1 Sudjadi, Bagod dan Siti Laila, BIOLOGI Sains dalam Kehidupan SMA Kelas X 1B, (Surabaya: Yudhistira, 2006).pp.180
October 31, 2009
dikenal dengan istilah efek rumah kaca. Dalam keadaan standar, karbin
dioksida (CO2) dapat membantu mengabsorbsi radiasi inframerah.
Sehingga dapat menaikkan suhu bumi karena tanpa adanya karbin
dioksida (CO2) suhu rata-rata permukaan Bumi dapat mencapai -18oC.
2Namun peningkatan gas karbon dioksida (CO2) saat ini
mengakibatkan suhu Bumi meningkat rata-rata 3oC – 4oC. Suhu yang
panas akan lebih besar di kedua kutub. Akibatnya, salju dan es di Kutub
akan mencair sehingga permukaan air laut akan naik mencapai 70-100m
dan mengenangi wilayah-wilayah di dunia.
Maka dari itu para ahli lingkungan telah menemukan indikasi
adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global
akibat bahan bakar fosil. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan
di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming terhadap lingkungan,
dibidang industri mengakibatkan naiknya harga bahan bakar serta
mengakibatkan perekonomian negara dunia labil. Namun para peneliti
telah melakukan research mengenai bahan bakar biomassa yang berasal
dari tumbuhan (Algae) pengganti fosil yang tentunya lebih ramah
lingkungan dan ekonomis.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini untuk memperlihatkan dan
menjelaskan kebenaran mengenai bahan bakar alternatif berasal dari
Algae dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang
terpercaya dan kompeten. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan
fakta-fakta yang memperkuat keberadaan bakar alternatifi dari Algae.
4
October 31, 2009
II.Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian bahwa
Algae dapat dijadikan bahan bakar yang jauh lebih ekonomis dan ramah
lingkunga. Serta agar nantinya tulisan ini dapat bermanfaat sebagai media
sosialisasi terhadap manusia untuk dapat menggunakan bahan bakar
alternatif yang lebih ramah lingkungan.
III. Landasan Teori
3Algae merupakan mahluk prokariotik bersel tunggal, yang hidup
dapat hidup membentuk koloni (filamen) atau pun uniseluler. Sebagian
besar spesies Algae hidup di air tawar, air laut dan tempat-tempat lembab,
serta dapat bersimbiosis dengan mahluk hidup lainnya. Hampir semua
spesies Algae memperoleh makanannya melalui reaksi Fotosintesis. Hal
ini disebabkan karena Algae memiliki pigmen fotosintesis, yaitu berupa
klorofil a. Ada lebih dari 300.000 jenis ganggang. Proses inilah yang
dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan bakar Algae yang nantinya
melalui beberapa proses.
3Di antara bahan bakar, algae memiliki karakteristik menarik:
mereka tidak mempengaruhi air tawar sumber daya, algae adalah tanaman
yang paling cepat berkembang, pertanian algae tidak memerlukan lahan
pertanian atau air bersih sehingga tidak bersaing dengan tanaman pangan
5
2ibid.pp.180
October 31, 2009
untuk sumber daya tersebut, berbeda dibandingkan tanaman (jagung, tebu,
rapeseed / kanola, kelapa, kedelai, bunga matahari, jatropha, dll) yang
biasanya berisi sejumlah besar biomasa yang terbuang 100% dari
biomassa ganggang dapat digunakan untuk menciptakan produk baru,
dapat diproduksi dengan menggunakan laut dan air limbah, dan relatif
tidak berbahaya terhadap lingkungan jika tumpah serta bukan merupakan
bahan makanan manusia tidak seperti jagung, tebu dll yang merupakan
sumber makanan.
4Selama fotosintesis, algae dan organisme fotosintetik lain
menangkap karbon dioksida dan sinar matahari dan mengubahnya
menjadi oksigen dan biomas. Hingga 99% dari karbon dioksida dalam
larutan dapat dikonversi, yang ditunjukkan oleh Weissman dan Tillett
(1992) dalam skala besar sistem kolam terbuka. Produksi biofuel dari
ganggang atmosfer tidak mengurangi karbon dioksida CO2, karena setiap
CO 2 diambil dari atmosfer oleh ganggang dikembalikan ketika biofuel
dibakar. Namun mereka melakukan pengenalan menghilangkan CO 2
yang baru dengan menggantikan bahan bakar fosil hidrokarbon.
Algae dikembangkan pada Algaeculture (pertanian ganggang)
untuk membuat minyak nabati, biodiesel, bioetanol, biogasoline,
biomethanol, biobutanol dan biofuel.
6
October 31, 2009
VI. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah nantinya sebagai berikut :
a. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan algae dipilih sebagai
biomassa penghasil bahan bakar ?
b. Apa yang diperlukan untuk tumbuh algae?
c. Jenis alga apa yang digunakan ?
d. Cara apa yang digunakan untuk membudidayakan algae ?
e. Produk apa saja hasil dalam proses pengolahan algae ?
V. MANFAAT
Adapun manfaat tulisan ini adalah :
a. Mengetahui potensi algae (ganggang) untuk dapat dijadikan bahan
bakar pengganti fosil yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis.
b. Untuk mengetahui bahan bakar apa saja hasil pengolahan algae.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis algae yang dipergunakan.
d. Mengetahui cara-cara bertani algae ( Algae Culture).
7
4 ibid.
October 31, 2009
B. PEMBAHASAN
i. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Algae Dipilih Sebagai
Biomassa Penghasil Bahan Bakar :
1. 5Ganggang adalah tanaman yang paling cepat berkembang di
dunia dan dapat tumbuh sepanjang tahun, tidak seperti
tanaman semusim.
2. 5Pertanian ganggang tidak memerlukan lahan pertanian atau
air bersih, sehingga tidak bersaing dengan tanaman pangan
untuk sumber daya tersebut.
3. 5Meskipun sulit untuk membandingkan satu tanaman energi
yang lain, per hektar lahan ganggang lebih produktif daripada
jagung, kedelai atau kelapa.
4. 5Tanaman tidak seperti energi lainnya, seluruh biomassa yang
dihasilkan dari ganggang dapat digunakan dalam produk
akhir.
5. 6Algae bukan merupakan makanan manusia tidak seperti
jagung dan yang lainnya.
6. 5Ganggang dihasilkan dapaat digunakan untuk memproduksi
biofuel terbarukan yang diperlukan untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar non-sumber terbarukan
(fosil) seperti batu bara, minyak dan gas alam.
8
October 31, 2009
ii. Media Tumbuh Algae yang Digunakan :
7Hal utama untuk pertumbuhan alga adalah sinar matahari,
air, dan karbon dioksida (CO 2 ). Ganggang juga membutuhkan gizi
dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan jenis ganggang tertentu.
Algae diketahui tumbuh di lingkungan yang berbeda seperti Kutub
Utara dan sumber air panas.
iii. Jenis Algae yang digunakan :
7Kuantitas kecil laboratorium minyak yang dihasilkan dicampur
dengan 95% solar reguler. Department of Environmental Science di
Ateneo de Manila University di Filipina, bekerja pada
memproduksi biofuel dari ganggang, menggunakan spesies
ganggang lokal. Program Pengembangan bahan baku adalah
produksi pengalamatan ganggang pada cakrawala untuk
memperluas tersedia bahan untuk biodiesel secara berkelanjutan.
Spesies yang terdaftar berikut saat ini sedang dipelajari untuk
kesesuaian mereka sebagai massa-tanaman penghasil minyak, di
berbagai lokasi di seluruh dunia :
9
5www.greenfuelonline.com
6http://xpresiriau.com/teknologi/exxon-ciptakan-bahan-bakar-dari-alga/
October 31, 2009
Botryococcus brauni
Chlorella
Dunaliella tertiolecta
Gracilaria
Pleurochrysis carterae (also called CCMP647)
Sargassum , dengan 10 kali volume output Gracilaria.
iv. Cara Budidaya Algae :
8Melakukan Algaeculture untuk memproduksi Algae secara
berkecukupan. Kemudian menggunakan teknologi untuk
menguntungkan mendaur ulang CO 2 dari cerobong, fermentasi,
gas, aktifitas mahlik hidup dan panas bumi alami melalui jenis
ganggang. Ganggang dapat diubah menjadi bahan bakar
transportasi dan bahan pakan atau didaur-ulang kembali ke sumber
pembakaran sebagai biomassa untuk pembangkit listrik.
8Beberapa kepentingan komersial dalam skala besar sistem
budidaya ganggang-mencari untuk mengikat dalam infrastruktur
yang ada, seperti batu bara pembangkit listrik atau fasilitas
pengolahan limbah. Pendekatan ini tidak hanya menyediakan bahan
baku untuk sistem, seperti CO 2 dan nutrisi, tetapi perubahan
tersebut limbah ke sumber daya.
8Ganggang dapat menghasilkan 15-300 kali lebih banyak
minyak per hektar dari tanaman konvensional, seperti lobak,
telapak tangan, kedelai, atau jatropha. Sebagai Algae memiliki
siklus panen 1-10 hari, itu memungkinkan beberapa hasil panen
dalam waktu yang sangat singkat bingkai, sebuah strategi yang
10
7www.greenfuelonline.com
October 31, 2009
berbeda untuk tanaman tahunan (Chisti 2007). Alga juga dapat
tumbuh di tanah yang tidak cocok untuk didirikan tanaman lain,
misalnya, lahan kering, tanah dengan tanah garam berlebihan, dan
lahan yang dilanda kekeringan.
8Ini mengurangi masalah menghilangkan potongan tanah dari
budidaya tanaman pangan (Schenk et al. 2008). Ganggang dapat
tumbuh 20-30 kali lebih cepat daripada tanaman pangan.
PhotoBioreactors
9Kebanyakan perusahaan mengejar ganggang sebagai sumber
biofuel adalah memompa nutrisi-sarat air melalui tabung plastik
(disebut "bioreactors") yang terkena sinar matahari (dan seterusnya
disebut photobioreactors atau PBR). Menjalankan PBR lebih sulit
daripada terbuka kolam, dan lebih mahal.
9Ganggang dapat juga tumbuh di tanah marjinal, seperti di
gurun daerah di mana air tanah yang mengandung garam, daripada
memanfaatkan air segar. Kesulitan dalam efisien produksi biodiesel
dari ganggang terletak dalam menemukan suatu ganggang regangan
dengan tinggi lipid konten dan laju pertumbuhan cepat yang tidak
terlalu sulit untuk panen, dan biaya yang efektif sistem budidaya
(yaitu, jenis photobioreactor) yang paling cocok itu tegang. Ada
juga kebutuhan untuk menyediakan terkonsentrasi Turbocharge
CO2 untuk produksi.
Closed Loop System
9Hambatan lain mencegah meluasnya produksi massal
ganggang untuk produksi biofuel telah menjadi peralatan dan
11
8ibid.
October 31, 2009
struktur yang diperlukan untuk mulai tumbuh alga dalam jumlah
besar. Maximum use of existing agriculture processes and hardware
is the goal. Maksimum penggunaan proses pertanian yang ada dan
hardware tujuan.
Open pond
10Sistem kolam terbuka untuk sebagian besar telah menyerah
untuk budidaya ganggang dengan kandungan minyak tinggi. [29]
Banyak yang percaya bahwa cacat utama dari Aquatic Species
Program adalah keputusan untuk memfokuskan upaya-upaya
mereka secara eksklusif pada kolam terbuka; ini membuat seluruh
upaya tergantung pada sifat tahan banting dari ketegangan yang
dipilih, memerlukan hal itu terjadi tidak perlu ketahanan untuk
menahan ayunan lebar suhu dan pH, dan persaingan dari ganggang
dan bakteri invasif. Sistem terbuka menggunakan monokultur juga
rentan terhadap infeksi virus.
10Energi yang tinggi galur minyak berinvestasi ke dalam
produksi minyak adalah energi yang tidak diinvestasikan ke dalam
produksi protein atau karbohidrat, biasanya mengakibatkan spesies
menjadi kurang kuat, atau memiliki tingkat pertumbuhan yang
lebih lambat.
12
9ibid.
8ibid.
October 31, 2009
v. Hasil Pengolahan Algae :
Biodiesel
10Algae setelah mengalami proses menghasilkan minyak.
Minyak ini kemudian dapat diubah menjadi biodiesel yang bisa
dijual untuk digunakan dalam mobil. Yang lebih efisien proses ini
menjadi semakin besar keuntungan yang diputar oleh perusahaan.
Daerah produksi dan pengolahan microalgae ke biofuel akan
memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat pedesaan.
Biobutanol
11Butanol dapat dibuat dari ganggang atau diatom hanya
menggunakan tenaga surya. Bahan bakar ini memiliki kepadatan
energi 10% lebih sedikit daripada bensin, dan lebih besar daripada
baik etanol atau metanol.
Biogasoline
11Biogasoline adalah bensin dihasilkan dari biomassa seperti
ganggang.
Methane
Melalui penggunaan tumbuh algaculture organisme dan
budaya, berbagai polimer material dapat dipecah menjadi metana.
13
10ibid.
October 31, 2009
SVO
11Manfaat dari menggunakan minyak dengan cara ini adalah
bahwa ia tidak memerlukan energi tambahan yang diperlukan untuk
transesterifikasi, (pengolahan minyak dengan alkohol dan katalis
untuk menghasilkan biodiesel). Kekurangannya adalah bahwa hal
itu memang memerlukan modifikasi pada mesin diesel yang
normal.
C. PENUTUP
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat diantaranya :
- Algae memiliki beberapa faktor menguntungkan yang
menjadikannya lebih dari tanaman penghasil bahan
bakar lain.
- Banyak jenis Algae yang dapat dibudidayakan untuk
dijadikan bahan olahan penghasil bahan bakar.
- Pembudidayaan Algae mudah untuk dilakukan.
- Banyaknya bahan bakar yang dapat dihasilkan dari
pengolahan Algae.
- Bahan bahan bakar yang berasal dari Algae merupakan
bahan bakar yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis
serta dapat diperbaharui.
VIII. SARAN
Saran yang dapt kami sampaikan :
14
11ibid.
October 31, 2009
Dalam pembuatan karya tulis sebaikya melakukan
praktikum terlebih dahulu, agar para siswa tertarik
untuk membuat karya ilmia sesuai dengan
pengamatannya.
Daftar PUSTAKA
www.wikipedia.org.com
www.greenfuelonline.com
http://xpresiriau.com/teknologi/exxon-ciptakan-bahan-bakar-dari-alga/
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. 2006.BIOLOGI Sains dalam Kehidupan
SMA Kelas X 1A. Surabaya : Yudhistira.
. 2006. BIOLOGI Sains dalam Kehidupan
SMA Kelas X 1B. Surabaya : Yudhistira.
15