acne vulgaris

27
PRESENTASI KASUS “AKNE VULGARISS” Disusun Oleh: Sarry Handayani 1110221080 Pembimbing : dr. Ismiralda Oke P., Sp.KK SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERISTAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN JAKARTA 1

Upload: nerdwaldo

Post on 02-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Presentasi Kasus Acne Vulgaris

TRANSCRIPT

Page 1: Acne Vulgaris

PRESENTASI KASUS

“AKNE VULGARISS”

Disusun Oleh:

Sarry Handayani

1110221080

Pembimbing :

dr. Ismiralda Oke P., Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERISTAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN JAKARTA

PURWOKERTO

2013

1

Page 2: Acne Vulgaris

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

“AKNE VULGARIS”

Disusun Oleh :

Sarry Handayani 1110221080

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik

di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto, Februari 2013

Pembimbing

dr. Ismiralda Oke P.,Sp.KK

2

Page 3: Acne Vulgaris

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan

anugerah-Nya sehingga presentasi kasus dengan judul “Akne Vulgaris” ini dapat

diselesaikan.

Presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan

penulisan di masa yang akan datang.

Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Ismiralda Oke P., Sp.KK selaku dosen pembimbing.

2. Dokter-dokter spesialis kulit dan kelamin di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di

RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo.

3. Rekan-rekan Co-Assisten Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin atas semangat dan

dorongan serta bantuannya.

Semoga presentasi kasus ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam maupun

di luar lingkungan RS. Margono Soekarjo.

Purwokerto, Februari 2013

Penyusun

3

Page 4: Acne Vulgaris

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I LAPORAN KASUS............................................................................... 5

A. Identitas Pasien................................................................................... 5

B. Anamnesis.......................................................................................... 5

C. Pemeriksaan Fisik............................................................................... 6

D. Resume............................................................................................... 6

E. Diagnosis Banding.............................................................................. 7

F. Diagnosis Kerja.................................................................................. 7

G. Pemeriksaan penunjang...................................................................... 7

H. Penatalaksanaan.................................................................................. 7

I. Prognosis............................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 9

A. Definisi............................................................................................... 9

B. Epidemiologi...................................................................................... 9

C. Etiologi dan Patogenesis..................................................................... 9

D. Gejala Klinis....................................................................................... 9

E. Gradasi................................................................................................ 10

F. Diagnosis............................................................................................ 11

G.Diagnosis Banding.............................................................................. 12

H. Pencegahan......................................................................................... 12

I. Pengobatan.......................................................................................... 12

H. Prognosis............................................................................................ 13

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................. 14

BAB IV KESIMPULAN.................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19

4

Page 5: Acne Vulgaris

BAB I

STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Nn. NA

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jatisaba 03/01 Purbalingga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Status Marital : Belum menikah

No. Rekam Medik: 806112

Tanggal berobat : 9 Februari 2013

B. Anamnesis

Keluhan utama : Timbul bintik-bintik merah seperti jerawat yang semakin banyak dan

semakin membesar pada wajah sejak 3 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Margono

Soekarjo Purwokerto dengan keluhan timbul bintik-bintik merah seperti jerawat yang

semakin banyak dan semakin membesar pada wajah sejak 3 minggu yang lalu. Jerawat yang

membesar terkadang berisi nanah dan dirasa sangat nyeri oleh pasien. Terkadang pasien juga

merasa muka gatal dan berminyak. Pasien mengaku membersihkan wajah pagi dan malam

apabila berpergian namun apabila sedang tidak beraktivitas di luar pasien cenderung tidak

terlalu membersihkan wajahnya meskipun dirasa berminyak. Sebelum muncul keluhan

berjerawat pasien tiap hari menggunakan pelembab yang berganti – ganti merk. Lingkungan

tempat tinggal pasien sedikit berdebu. Pasien sangat senang memakan makanan yang

berlemak tinggi seperti coklat, susu dan martabak. Pasien tidak pernah berjerawat

sebelumnya. Di keluarga pasien tidad ada yang mengalami keluhan serupa. Sampai saat ini

pasien belum pernah ada reaksi alergi terhadap cuaca, makanan maupun obat – obatan.

5

Page 6: Acne Vulgaris

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik, kooperatif

Kesadaran : composmentis

Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 68 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,5oC

Keadaan gizi : BB : 58 kg

TB : 160 cm

Status Generalis : dalam batas normal

Status dermologis :

Regio : fasialis

Efloresensi : makula eritematosa, papul, pustul, komedo. Susunan anular, bentuk lesi

tidak teratur, penyebaran lesi regional.

Gambar 1.1 Bentuk Lesi Pada Wajah Pasien

D. Resume

Pasien, perempuan, 18 tahun, datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Margono

Soekarjo Purwokerto dengan keluhan timbul bintik-bintik merah seperti jerawat yang

semakin banyak dan semakin membesar pada wajah sejak 3 minggu yang lalu. Jerawat

yang membesar terkadang berisi nanah dan dirasa sangat nyeri oleh pasien. Terkadang

pasien juga merasa muka gatal dan berminyak. Pasien mengaku membersihkan wajah

pagi dan malam apabila berpergian namun apabila sedang tidak beraktivitas di luar

pasien cenderung tidak terlalu membersihkan wajahnya meskipun dirasa berminyak.

Sebelum muncul keluhan berjerawat pasien tiap hari menggunakan pelembab yang

berganti – ganti merk. Lingkungan tempat tinggal pasien sedikit berdebu. Pasien sangat

6

Page 7: Acne Vulgaris

senang memakan makanan yang berlemak tinggi seperti coklat, susu dan martabak.

Pasien tidak pernah berjerawat sebelumnya. Di keluarga pasien tidad ada yang

mengalami keluhan serupa. Sampai saat ini pasien belum pernah ada reaksi alergi

terhadap cuaca, makanan maupun obat – obatan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya makula eritematosa, papul, pustul,

komedo. Susunan anular, bentuk lesi tidak teratur, penyebaran lesi regional at regio

fasialis.

E. Diagnosis Banding

Erupsi akneiformis

Akne venenata

Rosasea

F. Diagnosis Kerja

Akne Vulgaris

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan histopatologi

2. Pemeriksaan mikrobiologi

3. Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit

4. Pemeriksaan hormonal

H. Penatalaksanaan

Preventif (non medikamentosa)

- Diet rendah lemak dan karbohidrat

- Membersihkan wajah secara rutin

- Gaya hidup sehat (cukup istirahat, hindari stres, olahraga)

- Hindari polusi udara

- Hindari pemencetan lesi dengan cara yang salah

Kuratif (medikamentosa)

- Sulfur 4-8% untuk peeling.

- Antibiotika topikal, tetrasiklin (1%) atau eritromisin (1%)

- Kortikosteroid topikal, hidrokortison (1-2,5%)

- Antibiotika per oral, trimetropim (3x100mg/hari)

7

Page 8: Acne Vulgaris

- Kortikosteroid per oral, metilprednisolon (4-48mg/hari)

I. Prognosis

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

BAB II

8

Page 9: Acne Vulgaris

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang

umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.

B. Epidemiologi

Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun

pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul jarang

terlihat lesi beradang.

C. Etiologi dan Patogenesis

Gambar 2.1 Etiopatogenesis Akne

D. Gejala Klinis

Tempat predileksi akne vulgaris adalah di wajah, bahu, dada bagian atas, dan

punggung bagian atas. Erupsi kulit polimorfi dengan gejala predominan salah satunya

adalah komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang

beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah

keluhan estetis.

9

Page 10: Acne Vulgaris

E. Gradasi

Pillsbury (1963) :

1. Komedo di muka

2. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka

3. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka, dada, punggung

4. Akne konglobata

Frank (1970) :

1. Akne komedonal non inflamatoar

2. Akne komedonal inflamatoar

3. Akne papular

4. Akne papulopustular

5. Akne agak berat

6. Akne berat

7. Akne nodulo kistik/konglobata

Burke dan Cunliffe (1984) :

1. Akne minor yang terdiri atas gradasi ¼, ½, ¾

2. Akne major yang terdiri atas gradasi 1, 1¼, 1½, 1¾, 2, 2½, 3, 4, 5, 6, 7

Plewig dan Kligman (1975) :

1. Komedonal yang terdiri atas gradasi :1,3,6

a. Bila ada kurang dari 10 komedo dari satu sisi muka

b. Bila ada 10 sampai 24 komedo

c. Bila ada 25 sampai 50 komedo

d. Bila ada lebih dari 50 komedo

2. Papulopustul, yang terdiri atas 4 gradasi : 1,3,6

a. Bila ada kurang dari 10 lesi papulopustul dari satu sisi muka

b. Bila ada 10 sampai 20 lesi papulopustul

c. Bila ada 21 sampai 30 lesi papulopustul

d. Bila ada lebih dari 30 lesi papulopustul

Penulis (1982) di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto

mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut :

1. Ringan, bila : 1,3,6

Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi

Sedikit lesi tak beradang pada bebrapa tempat predileksi

Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi

10

Page 11: Acne Vulgaris

2. Sedang, bila : 1,3,6

Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi

Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi

Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

3. Berat, bila : 1,3,6

Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan : sedikit <5, beberapa 5-10, banyak >10 lesi

Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul

Beradang : putul, nodus, kista.

F. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum.

Pemeriksaan hormonal1,6

Dapat dilakukan pemeriksaan kadar testosterone, free testosterone, DHEA-S,

luteinizing hormone, and follicle-stimulating hormone levels.

Pemeriksaan mikrobiologis1,6

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi

dan pathogenesis penyakit dapat dilakukan di laoratorium mikrobiologi yang lengkap

untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.

Pemeriksaan histopatologis1,6

Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa

sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum di dalam

folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas

massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang

lepas.

G. Diagnosis Banding

11

Page 12: Acne Vulgaris

1. Erupsi akneiformis. Klinis berupa erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya

komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi

di semua usia.

2. Akne venenata. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau

papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsang

fisisnya.

3. Rosasea. Klinis berupa eritema, pustul, telangiektasi dan kadang-kadang disertai

hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan

akne.

H. Pencegahan

1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi sebum

2. Menghindari terjadinya faktor pemicu timbulnya akne

3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit,

pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal ini

penting agar penderita tidak underestimate atau overestimate terhadap usaha

penatalaksanaan yang dilakukan yang akan membuatnya putus asa atau kecewa.

I. Pengobatan

Topikal :

1. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur (408%)

2. Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang

berperan dalam etiopatogenesis akne vulgaris, misalnya klindamisin fosfat (1%)

3. Salep atau krim kortokosteroid, misalnya hidrokortison (1-2,5%)

Sistemik :

1. Antibiotik sistemik, misalnya trimetropim 3x100mg/hari

2. Kortikosteriod sistemik, misalnya metilprednisolon (4-48mg/hari)

3. Vitamin A dan retinoid oral

4. Antiinflamasi nonsteroid, misalnya ibbuprofen (600mg/hari)

Bedah kulit :

Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh.

1. Bedah skalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau

melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotrofik yang dalam.

12

Page 13: Acne Vulgaris

2. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran

sebum atau pada nodulokistik untuk drainase cairan isi yang dapat mempercepat

penyembuhan.

3. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut

yang berbenjol.

4. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat

penyembuhan radang.

5. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertrofi pasca akne yang

luas.

J. Prognosis

Umumnya prognosisnya baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai

usia 30-40 tahunan.

13

Page 14: Acne Vulgaris

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis :

Pada Kasus didapatkan :

Pasien, perempuan, 18 tahun, datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS Margono

Soekarjo Purwokerto dengan keluhan timbul bintik-bintik merah seperti jerawat yang

semakin banyak dan semakin membesar pada wajah sejak 3 minggu yang lalu. Jerawat

yang membesar terkadang berisi nanah dan dirasa sangat nyeri oleh pasien. Terkadang

pasien juga merasa muka gatal dan berminyak. Pasien mengaku membersihkan wajah

pagi dan malam apabila berpergian namun apabila sedang tidak beraktivitas di luar

pasien cenderung tidak terlalu membersihkan wajahnya meskipun dirasa berminyak.

Sebelum muncul keluhan berjerawat pasien tiap hari menggunakan pelembab yang

berganti – ganti merk. Lingkungan tempat tinggal pasien sedikit berdebu. Pasien sangat

senang memakan makanan yang berlemak tinggi seperti coklat, susu dan martabak.

Pasien tidak pernah berjerawat sebelumnya. Di keluarga pasien tidad ada yang

mengalami keluhan serupa. Sampai saat ini pasien belum pernah ada reaksi alergi

terhadap cuaca, makanan maupun obat – obatan.

Sesuai dengan teori pada Akne Vulgaris yang menyatakan

Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat perdangan menahun folikel pilosebasea

yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat

predileksinya dan dapat disertai rasa gatal maupun nyeri bila sedang meradang.1,3,6

Lokasi yang sering terkena adalah daerah dengan folikel sebasea yang padat yaitu

wajah,dada atas dan punggung1,2. Multipel faktor bisa menyebabkan akne vulgaris. Tidak

diragukan lagi adanya faktor keturunan. Beberapa anggota keluarga pada suatu keluarga

yang sama bisa terkena akne yang berbekas. Namun terdapat beberapa faktor lainnya

yang mempengaruhi terjadinya akne seperti kebersihan wajah pasien dan diet. 1,4,6

Kebersihan wajah pasien yang kurang serta pola diet pasien dapat dikatakan sebagai

penyebab utama terjadinya akne sesuai dengan teori pathogenesis akne yang menyatakan

bahwa akne dapat terjadi karena produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan

peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne. Serta

terjadi peningkatan jumlah flora folikel (propionibacterium acnes) yang berperan pada

proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid

14

Page 15: Acne Vulgaris

sebum.1,6 Dan pada beberapa penelitian telah terbukti bahwa makanan yang mengandung

lemak tinggi ‘westernized’ dapat meningkatkan risiko timbulnya akne. 4

II . Berdasarkan pemeriksaan fisik

Status Dermatologikus pada kasus :

Makula eritematosa, papul, pustul, komedo. Susunan anular, bentuk lesi tidak teratur,

penyebaran lesi regional at regio fasialis.

Sesuai dengan teori pada Akne Vulgaris yang menyatakan

Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat perdangan menahun folikel pilosebasea

yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat

predileksinya dan dapat disertai rasa gatal maupun nyeri bila sedang meradang.1,2,3,6

III . Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan hormonal1,6

Dapat dilakukan pemeriksaan kadar testosterone, free testosterone, DHEA-S,

luteinizing hormone, and follicle-stimulating hormone levels.

Pemeriksaan mikrobiologis1,6

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi

dan pathogenesis penyakit dapat dilakukan di laoratorium mikrobiologi yang lengkap

untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.

Pemeriksaan histopatologis1,6

Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa

sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum di dalam

folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas

massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang

lepas.

IV . Penatalaksanaan

Pasien pada kasus ini diberikan pengobatan

- Sulfur 4-8% untuk peeling.

- Antibiotika topikal, tetrasiklin (1%) atau eritromisin (1%)

- Kortikosteroid topikal, hidrokortison (1-2,5%)

- Antibiotika per oral, trimetropim (3x100mg/hari)

- Kortikosteroid per oral, metilprednisolon (4-48mg/hari)

15

Page 16: Acne Vulgaris

V . Pencegahan

a. Menghindari polusi debu1,3

b. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun lamanya1,3

c. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh, hindari

stress1,3,4

d. Diet rendah lemak dan karbohidrat. 1,3,4

e. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan

jasad renik yang mempunyai peran pada etiopatogenesis akne vulgaris. 1,3

f. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit,

pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal ini penting

agar penderita tidak underestimate atau overestimate terhadap usaha penatalaksanaan

yang dilakukan yang akan membuatnya putus asa atau kecewa. 1,3

VII . Diagnosis

Pada kasus diagnosis banding yang dipertimbangkan ialah Akne vulgaris papulopustul

sedang dan Akne vulgaris papulopustul ringan dan Akne Venenata.

Seperti yang dikatakan Plewig dan Kligman (1975) :

3. Komedonal yang terdiri atas gradasi :1,3,6

a. Bila ada kurang dari 10 komedo dari satu sisi muka

b. Bila ada 10 sampai 24 komedo

c. Bila ada 25 sampai 50 komedo

d. Bila ada lebih dari 50 komedo

4. Papulopustul, yang terdiri atas 4 gradasi : 1,3,6

a. Bila ada kurang dari 10 lesi papulopustul dari satu sisi muka

b. Bila ada 10 sampai 20 lesi papulopustul

c. Bila ada 21 sampai 30 lesi papulopustul

d. Bila ada lebih dari 30 lesi papulopustul

Dan menurut Penulis (1982) di bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN

Dr. Cipto mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut :

4. Ringan, bila : 1,3,6

Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi

Sedikit lesi tak beradang pada bebrapa tempat predileksi

16

Page 17: Acne Vulgaris

Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi

5. Sedang, bila : 1,3,6

Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi

Bebrapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

Bebrapa lesi beradang pada 1 predileksi

Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

6. Berat, bila : 1,3,6

Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan : sedikit <5, bebrapa 5-10, banyak >10 lesi

Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul

Beradang : putul, nodus, kista. [2]

Serta definisi akne venenata itu sendiri ialah akne akibat rangsangan fisis. Umumnya

lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi

di tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya. 1

Pada akne venenata dijadikan salah satu dari diagnosis banding dikarenakan bentuknya

bias berupa komedo, ataupun papul serta akibat kontak zat kimia seperti kosmetik

namun tidak dijadikan pilihan pertama dan kedua karena umumnya tidak gatal namun

pada pasien ini lesi polimorf dan dirasa gatal.

VIII . Prognosis

Berdasarkan teori :

Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum

mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau

mencapai gradai sangat berat sehingga perlu di rawat inap di rumah sakit.

Quo ad vitam : bonam1,2,6

Quo ad functionam : bonam1,2,6

Quo ad sanationam : bonam1,2,6

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

17

Page 18: Acne Vulgaris

Pada Kasus didapat kesimpulan untuk diagnosis kerja ialah akne vulgaris dikarenakan

memiliki banyak kesamaan apa yang ditemukan pada kasus dengan teori. Seperti pada

definisi akne vulgaris yang menyatakan bahwa penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan

menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus, dan

kista pada tempat predileksinya dan dapat disertai rasa gatal maupun nyeri bila sedang

meradang. 1,3,6 Lokasi yang sering terkena adalah daerah dengan folikel sebasea yang padat

yaitu wajah, dada atas dan punggung. 1,3,6

B. Saran

Dengan adanya penulisan makalah presentasi kasus tentang akne vulgaris ini diharapkan

penulis dan pembaca dapat lebih mengenal mengenai akne vulgaris. Untuk dapat

mendiagnosis penyakit serta menatalaksana penyakit suatu saat nanti berada di lapangan.

Penulisan makalah presentasi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pembacanya dan

diharapkan adanya penulisan yang lebih lengkap dengan penambahan kepustakaan mengenai

akne vulgaris ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. In : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors, Ilmu

penyakit kulit dan kelamin edisi kelima. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2007.

18

Page 19: Acne Vulgaris

2. Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff KK, Frredberg IM and Austen KF (eds). 2008.

Dermatology in General Medicine, 7th edition. New York : McGraw Hill-Inc

3. R.S.Siregar: Atlas Berwarna SARIPATI PENYAKIT KULIT edisi 2. Jakarta. EGC;

2002

4. Elsa H. Spencer,PhD, Hope R. Ferdowsian,MD, MPH, and Neal D. Barnard,MD: Diet

and Acne: a review of the evidence. The Washington Center for Clinical Research, and

Department of Medicine, George Washington University School of Medicine,

Washington DC. 2009

5. William D. James, M.D : ACNE: The new england journal of medicine. 2005

6. James Fulton Jr, MD, PhD  Center for Cosmetic Dermatology; Consultant, Vivant

Pharmaceuticals, LLC: Acne Vulgaris Workup: emedicine 2010

7. Ramos-e-Silva M, Carneiro SC (2009). "Acne vulgaris: review and guidelines".

Dermatol Nurs 21 (2): 63–8; quiz 69. PMID 19507372.

8. Steele, K.; Shirodaria, P.; O'Hare, M.; Merrett, J.D.; Irwin, W.G.; Simpson, D.I.H.;

Pfister, H. (1988). "Monochloroacetic acid and 60% salicylic acid as a treatment for

simple plantar warts: effectiveness and mode of action". British Journal of Dermatology

118 (4): 537–43. doi:10.1111/j.1365-2133.1988.tb02464.x. PMID 3377974

9. Salicylic Acid Essential Actives, KAVI.

10. Grimes, P.E. (1999). "The Safety and Efficacy of Salicylic Acid Chemical Peels in

Darker Racial-ethnic Groups". Dermatologic Surgery 25 (1): 18–22.

doi:10.1046/j.1524-4725.1999.08145.x. PMID 9935087

11. Roberts, W. E. (2004). "Chemical peeling in ethnic/dark skin". Dermatologic Therapy

17 (2): 196–205. doi:10.1111/j.1396-0296.2004.04020.x. PMID 15113287

19