86863569 acne vulgaris

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Merupakan peradangan kronis dari folikel pilocebaceous (salah satu kelenjar pada kulit), disertai penyumbatan dan penimbunan keratin, ditandai dengan adanya komedo, pustula, nodula, dan kista. 2.2 Penyebab Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya. 2.3 Faktor Risiko Acne umumnya timbul pada pria maupun wanita menginjak masa pubertas, yaitu usia 15-19 tahun (90%). 2.4 Gejala dan Tanda 1

Upload: mufti

Post on 02-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penyakit kulit

TRANSCRIPT

Page 1: 86863569 Acne Vulgaris

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Merupakan peradangan kronis dari folikel pilocebaceous (salah satu

kelenjar pada kulit), disertai penyumbatan dan penimbunan keratin, ditandai

dengan adanya komedo, pustula, nodula, dan kista.

2.2 Penyebab

Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak (multifaktorial), antara

lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor

makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi

bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

2.3 Faktor Risiko

Acne umumnya timbul pada pria maupun wanita menginjak masa

pubertas, yaitu usia 15-19 tahun (90%).

2.4 Gejala dan Tanda

Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit

pilosebaseus); papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat

yang mengalami perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah),

nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula),

dan jaringan parut.

2.5 Penatalaksanaan

Pengobatan secara umum meliputi : mencuci muka dengan sabun dua kali

sehari–jangan berlebihan; menghindari pemakaian kosmetika yang berlebihan,

1

Page 2: 86863569 Acne Vulgaris

menghindari makan kacang, coklat, minyak, mentega, dll (meskipun beberapa

penelitian tidak menemukan korelasi antara makanan dan timbulnya acne). Untuk

pengobatan berupa salep maupun antibiotika sebaiknya menghubungi dokter.

2.6 Patofisiologi

Acne vulgaris adalah pembentukan papula, nodal, dan kista pada muka,

leher, bahu, dan punggung akibat sumbatan keratin pada dasar dari kelenjar

minyak (pilosebaseus) di dekat folikel rambut. Sembilan puluh persen dari

penderita adalah mereka dalam usia menjelang dewasa. Bertambahnya produksi

androgen yang terjadi selama pubertas meningkatkan produksi sebum, suatu

pelumas kulit. Sebum bergabung dongan keratin dan membentuk sumbatan.

2.7 Farmakokinetik dan Farmakodinamik obat Acne Vulgaris

Acne yang ringan mungkin memerlukan pembersihan yang lembut dan

pemakaian keratolitik (pelarut keratin, seperti benzoil peroksida, resorsinol, asam

salisilat). Benzoil peroksida dioleskan sebagai krim, losion, atau gel sekali atau

dua kali sehari. Agen ini melonggarkan permukaan epidermis bagian luar yang

bertanduk. Acne yang sedang beratnya membutuhkan benzoil peroksida dalam

konsentrasi yang lebih tinggi (10%), dan antibiotik topikal, seperti tetrasiklin,

antramisin, klindamisin, atau meklosiklin, dapat dipergunakan. Tetrasiklin oral

dapat merupakan bagian dari regimen obat. Untuk Acne yang berat, antibiotik oral

(tetrasiklin pilihani atau critromisin), dan glukokortikoid topikal dapat diresepkan.

Gambar dibawah menjelaskan data obat yang berkaitan dengan pemakaian

sistemik dari tetrasiklin untuk Acne yang sedang dan sangat berat.

2

Page 3: 86863569 Acne Vulgaris

2.8.1 Farmakokinetik

Tetrasiklin diabsorpsi 60-80% melalui saluran gastrointestinal. Jika

dimakan bersama makanan yang mengandung produk dari susu, maka hanya 10-

30% yang diabsorpsi. Efek pengikatan pada proteinnya sedang; tetapi jika

diminum bersama obat-obat yang tinggi berikatan dengan protein, dapat terjadi

pengambilalihan tempat obat. Waktu paruh obat ini adalah 6-12 jam; obat ini

3

Page 4: 86863569 Acne Vulgaris

biasanya diminum dua kali sehari. Obat ini diekskresikan tanpa mengalami

perubahan ke dalam urin.

2.8.2 Farmakodinamik

Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri. Obat ini dipakai untuk

pengobatan Acne dengan dosis rumatan yang lebih rendah dalam jangka waktu

beberapa bulan. Tetrasiklin tidak boleh diminum bersama antasid atau produk dari

susu, karena akan mengikat trasiklin menjadi senyawa yang tidak larut, sehingga

mengurangi absorpsinya. Tetrasiklin meningkatkan efek antikoagulan oral dan

me-ngurangi efek kontrasepsi oral. Efek samping utama dari tetrasiklin adalah

fotosensitivitas.

Paparan sinar matahari akan menimbulkan kulit terbakar matahari yang

berat. Tetrasiklin tidak boleh dipakai wanita hamil karena adanya kemungkinan

efek teratogenik pada janin. Tetrasiklin dapat diberikan per oral, intramuskular,

dan intravena. Tetrasiklin oral efektifjika tidak diminum bersama bahan makanan

yang terbuat dari susu atau antasid.

Injeksi intramuskular dapat menimbulkan rasa sakit. Tetrasiklin intravena

biasanya diberikan dengan infus yang intermiten dalam waktu 5-30 menit. Mula

kerja dari tetrasiklin intravena adalah segera, dan waktu untuk mencapai kadar

puncak adalah pada akhir pemberian infus.

2.9 Tips untuk mencegah dan mengobati jerawat

Tindakan nonfarmakologik harus dicoba sebelum memulai terapi obat.

Agen pembersih yang diresepkan atau yang disarankan diperlukan untuk semua

jenis Acne. Kulit harus dengan lembut dibersihkan beberapa kali dalam sehari.

4

Page 5: 86863569 Acne Vulgaris

Harus dihindari menggosok kuit kuat-kuat. Diet yang baik dan seimbang juga

diperlukan. Dulu pernah dipakai vitamin A megadosis untuk mengobati Acne.

Vitamin A bersifat larut dalam lemak dan akan terkumpul dalam jaringan,

terutama pada hati, untuk jangka panjang; oleh karena itu vitamin A dalam dosis

berlebihan dapat sangat toksik, sehingga pemberian vitamin A dalam megadosis

tidak lagi merupakan terapi yang berlaku untuk mengobati Acne. Vitamin A dosis

tinggi juga dapat menimbulkan efek teratogenik pada janin. Juga disarankan untuk

mengurangi stres emosional dan meningkatkan dukungan emosional. Jika terapi

tidak diperlukan, maka tindakan nonfarmakologik perlu tentu dilakukan.

Referensi

Farmakologi Oleh Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes

http://fkunhas.com/farmakokinetik-dan-farmakodinamik-obat-acne-vulgaris-

20101019849.html

PENDAHULUAN

Antara kulit dan jiwa terdapat hubungan yang beraneka ragam baik normal

maupun patologis. Terlihatnya kulit dan penyakit kulit memberikan dimensi

psikososial yang khusus dapat menimbulkan interaksi dua arah antara jiwa dan

kulit. Faktor psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan kulit dapat juga

berpengaruh terhadap jiwa (Syamsulhadi dkk, 2002).

Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan

adanya komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah-daerah predileksi, seperti

muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap,

5

Page 6: 86863569 Acne Vulgaris

2000). Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang

berpengaruh (Harahap, 2000).

Adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan, dan akne sering

sekali terjadi pada orang-orang yang berusia belasan dan dua puluhan tahun, yang

merupakan kelompok umur yang paling tidak siap menghadapi dampak psikologis

akne. Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai

penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Pada masa masa

ketika akne menyerang, hubungan utama selain dengan keluarganya dan

lingkungan teman-teman sesama jenis yang erat menjadi semakin penting.

Hendaknya disadari pula jika dampak psikologis dari akne tidak selalu

berhubungan dengan derajad keparahan sebagaimana yang dianggap orang-orang.

Seorang anak muda bias menghabiskan waktunya merenungi nasibnya dengan

berlama-lama di depan cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya

beberapa bintik atau ratusan. (Graham dkk, 2005).

Terapi akne vulgaris tidak mudah meskipun prognosanya baik tapi sering terjadi

residif. Akibat terapi jangka panjang dapat menimbulkan beberapa efek yang

merugikan missal terapi kortikosteroid jangka panjang akan berefek hiperglikemi,

glukosuria, osteoporosis, miopati, psikosis afektif, moon face. Terapi akne perlu

ditujukan ke arah etiologi yang multifaktorial.

Masalahnya adalah bagaimana mengetahui factor-faktor etiologi tersebut, sehinga

sampai sejauh anakah pendekatan psikiatri perlu dipertimbangkan

DEFINISI

Akne vulgaris adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan

oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas (Siregar, 1991 ). Daerah-

6

Page 7: 86863569 Acne Vulgaris

daerah predileksinya terdapat di muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior,

dada, dan punggung (Harahap, 2000).

Akne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja. Akne minor adalah

suatu bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% para remaja. Gangguan ini

masih dapat dianggap sebagai proses fisiologik. Lima belas persen remaja

menderita akne mayor yang cukup hebat sehinga mendorong mereka ke dokter.

Biasanya, akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. Pada waktu pubertas

terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat

menyebabkan hiperplasia dan hipertropi dari glandula sebasea (Harahap, 2000).

EPIDEMIOLOGI

Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap

sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Kligman mengatakan bahwa

tidak ada seorang pun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita

penyakit ini. Penyakit ini memang jarang terdapat waktu lahir, namun ada kasus

yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun baru pada masa remajalah akne vulgaris

menjadi salah satu problem. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 – 17

tahun pada wanita, 16 – 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang

predominan adalah komeda dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita

(Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi premenarke. Setelah maa remaja

kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang, terutama pada wanita,

akne vulgaris menetap sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. Meskipun

pada pria umumnya akne vulgaris lebih cepat berkurang, namun pada penelitian

7

Page 8: 86863569 Acne Vulgaris

diketahui bahwa justru gejala akne vulgaris yang berat biasanya terjadi pada pria.

Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita

akne vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika), dan lebih sering

terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada negro. Akne vulgaris mungkin

familial, namun karena tingginya prevalensi penyakit, hal ini sukar dibuktikan.

Dari sebuah penelitian diketahui bahwa mereka yang bergenotip XYY mendapat

akne vulgaris yang lebih berat penderita (Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai

factor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang

biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari

saluran folikel tersebut.

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur

komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi akne.

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi

folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis

penyakit.

4. Peningkatan jumlah flora folikel ( Propionibacterium acnes ) yang berperan

pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah

fraksi lipid sebum.

5. Terjadinya respons hospes berupa pembentukan cicculating antibodies yang

memperberat akne.

8

Page 9: 86863569 Acne Vulgaris

6. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin

serta ACTH yang mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea

penderita (Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

7. Faktor psikis. Akne vulgaris dimasukkan dalam Psychocutaneus Disorder, di

samping itu terdapat pula dermatitis atopik, psoriasis, alopecia areata, urtikaria,

kronik idiopatik pruritus, prurirus ani, pruritus vulvae, pruritus scrotum,

trichotillomania. Faktor emosional dan gangguan psikis ( situasi konflik terutama

stres ) dapat mencetuskan penyakit kulit, dapat menginduksi serangan baru atau

memperburuk keadaan penyakit (Syamsulhadi dkk)

8. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tak

langsung dapat memacu peningkatan proses pathogenesis tersebut penderita

(Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh perlu diketahui, karena ada

hubungan langsung antara susunan saraf pusat dengan sistem imun. Innervasi

bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut simpatis nor adrenergic dari organ

limfoid primer dan sekunder, neuropeptide dan reseptor neurotransmiter pada sel-

sel imun juga produksi sitokin yang diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi

fungsi otak.

Pikiran negatif dapat mengakibatkan perubahanperubahan patologis dalam fisik.

Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan yang salah yang tidak

dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan negatif dan tubuh

memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai hasilnya, mekanisme

homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala penyakit (Syamsuhadi

dan Aliyah, 2002).

9

Page 10: 86863569 Acne Vulgaris

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi

(preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua

usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi

akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras,

familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang

kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita (Djuanda, Hamzah dan

Aisyah, 1999).

PENCEGAHAN

1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah sebum dan perubahan isi sebum

dengan cara :

a). Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun ini masih diperdebatkan;

b). Melakukan perawatan kebersihan kulit.

2. Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya:

a). Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olah raga sesuai kondisi tubuh hindari

stres;

b). Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun lamanya;

c) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas, rokok,

lingkungan yang tidak sehat;

d). Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis yang dapat

memperberat erupsi yang telah terjadi.

3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab,

pencegahan, penatalaksanaan, serta prognosisnya

10

Page 11: 86863569 Acne Vulgaris

PENANGANAN AKNE VULGARIS DARI SEGI PSIKIATRI

Karena banyak faktor sebagai penyebab acne vulgaris maka penanganan yang

menyeluruh dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah

kekambuhan. Selain terapi kulit secara medik diperlukan juga psikoterapi.

Penambahan psikoterapi pada pasien acne vulgaris dapat menurunkan angka

kambuh. Dengan relaksasi dapat meningkatkan daya tahan kulit dan aliran darah

ke kulit meningkat. Kadang-kadang diperlukan psikofarmakologi untuk

menurunkan kecemasan dan depresinya yaitu dengan anti cemas maupun anti

depresi (Syamsuhadi dan Aliyah, 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN

Akne vulgaris adalah penyakit dari folikel pilosebaseus yang disebabkan oleh

banyak faktor, di mana produksi sebum yang berlebihan memegang peranan

penting. Antara psikis dan kondisi kult, saling mempengaruhi. Kondisi psikis

dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga

berpengaruh terhadap psikis.

Perlu dipertimbangkan penambahan psikoterapi dan psikofarmaka pada

pengobatan acne vulgaris. Bidang pengobatan tubuh-pikiran ( mind-body ) luas

dan menawarkan pada tingkat yang lebih daripada hanya memberikan resep

sederhana untuk pengobatan simptomatik. Melalui pengobatan yang holistik akan

menuju kepada pengelolaan acne vulgaris yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: 86863569 Acne Vulgaris

Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. (1999). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.

Jakarta. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta.

Erlangga.

Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates.

Siregar. (1991). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC

Syamsulhadi, Aliyah.M(2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Simposium Acne

Tinjauan Klinis

dan Psikologis Serta Penatalaksanaannya. Surakarta.

Jerawat, suatu penyakit yang dianggap sepele bagi dokter, tapi tidak demikian

bagi penderitanya. Bagaimana tidak? Dokter mungkin menganggap jerawat ini

penyakit ringan yang tidak akan menyebabkan komplikasi, sementara pasien

menganggap jerawat ini sangat mengganggu penampilan dan sulit sekali

dihilangkan.

Sebenarnya pakah jerawat itu? Apa penyebabnya? Bagaimana menghindarinya?

Mari kita bahas satu-persatu

12

Page 13: 86863569 Acne Vulgaris

 

a. Definisi jerawat (acne vulgaris)

= Jerawat adalah Kelainan pd unit pilosebaseus yg bersifat self limited  terutama

pd usia remaja .

 

b. Siapa saja yang rentan terhadap jerawat?

= Remaja dalam masa pubertas. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal

pada tubuh remaja yang dapat memicu timbulnya jerawat.

 

c. Penyebab utama jerawat

= Penyebab jerawat adalah multfactorial (ditimbulkan oleh berbagai penyebab).

Beberapa hal yang paling umum menjadi penyebab jerawat antara lain :

-          Hiperproliferasi Folikel epidermal

-          Produksi sebum (lemak) yang meningkat

-          Adanya inflamasi pada pori-pori wajah

-          Meningkatnya populasi Propionibacterium acne (spesies flora

normal pada wajah)

 

d. Hal-hal yang dapat memperparah jerawat

            - Stress

            - ketidakstabilan hormonal

            - Iklim

            - Obat dan kosmetik

            - Makanan

13

Page 14: 86863569 Acne Vulgaris

 

e. Penanganan Acne vulgaris

= Penanganan acne vulgaris ini bergantung dari tingkat keparahan acne tersebut.

Pada beberapa kasus acne ini bersifat self limiting, dapat sembuh sendiri tanpa

intervensi apapun. Namun pada beberapa kasus, acne ini dapat menjadi berukuran

sangat besar dan memerlukan pengobatan intensif. Pengobatan yang dilakukan

meliputi

-          Mengendalikan keratinisasi

-          Menurunkan aktifitas kelenjar sebasea

-          Menekan populasi P. acnes

-          Menangani inflamasi yang timbul

 

f. Beberapa tips untuk membantu mengurangi jerawat

- Rajin cuci muka : Salah satu penyebab jerawat adalah banyaknya lemak

yang disekresi oleh kelenjar sebasea, maka dari itu, mencuci muka dapat

membantu menurunkan kadar lemak pada wajah anda.

- Mengurangi pemakaian kosmetik : Pemakaian kosmetik dapat menutup

pori-pori wajah dan menyumbat kelenjar sebasea. Maka dari itu, kurangi

pemakaian kosmetik anda.

-

http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=acne-

vulgaris-si-jerawat-yang-menyebalkan.html&Itemid=352

14

Page 15: 86863569 Acne Vulgaris

Penatalaksanaan acne vulgaris

Kalbefarma - Acne atau jerawat merupakan suatu masalah yang mengganggu,

sekitar 80% remaja dan anak muda yang berusia 11 hingga 30 tahun mengalami

masalah jerawat. Beberapa tahun belakangan ini para ahli terus-menerus

mempelajari patogenesis terjadinya penyakit tersebut.

Sejak 25 tahun yang lalu, berbagai obat sistemik dan topikal terus menerus

berkembang sebagai terapi kasus acne terutama untuk jenis acne vulgaris.

Berbagai petunjuk penanganan terus menerus berubah karena hasil perkembangan

penelitian yang juga terus berjalan.

Saat ini pendekatan terapi acne dimulai dengan penilaian riwayat ataupun

kebiasaan pasien. Hal-hal yang dinilai termasuk tingkat keparahan acne, tipe dari

lesinya ada atau tidaknya jaringan parut, pengaruh fisiologis dari penyakit ini dan

pengalaman menggunakan berbagai obat anti jerawat (obat yang diresepkan oleh

dokter ataupun obat yang dijual bebas).

Sebagai farmakologi terapi acne, retinoid topikal merupakan terapi lini peertama

untuk semua jenis kasus acne terutama kasus berat. Bila ada lesi inflamasi namun

jenis acnenya ringan atau sedang antimikrobial topikal sebaiknya dikombinasi

dengan retinoid topikal untuk mempercepat terjadinya penyembuhan. Untuk kasus

acne berat kombinasi antibiotik oral dengan retinoid topikal dan atau benzoyl

15

Page 16: 86863569 Acne Vulgaris

peroxide. Sedangkan untuk kasus acne yang sangat parah seperti acne konglobata

pemberian isotretinoin dapat menjadi pilihan.

Melakukan maintenance terapi untuk acne sangatlah penting, mengingat penyakit

ini cenderung berulang bila terapi dihentikan.

http://www.indonesiaindonesia.com/f/14519-penatalaksanaan-acne-vulgaris/

ASKEP ACNE VULGARIS

Label: Askep medikal bedah, Perkuliahan

A. PENGERTIAN.

Peradangan kronik (menahun) folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada

masa remaja dan dapat sembuh sendiri. dengan gambaran khas komedo, papul,

pustul, nodus dan kista pada tempat-tempat predeliksinya, biasanya pada

punggung, dada dan wajah.

B. ETIOLOGI.

Etiologi dari penyakit ini belum jelas, berbagai penyelidikan yang lebih medium

untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan, beberapa

faktor yang disangka menjadi penyebab timbulnya acne vulgaris adalah :

Faktor genetik herediter.

Faktor ras, dimana orang kulit berwarna lebih jarang terkena daripada orang kulit

putih.

Faktor iklim/musim dimana pada daerah beriklim tropis lebih banyak karena

sinar UV, temperatur dan kelembaban udara mempengaruhi aktivitas kelenjar

16

Page 17: 86863569 Acne Vulgaris

sebasea.

Faktor makanan, namun masih diperdebatkan.

Stress emosional.

Hormonal

Kadar hormon androgen pada kulit pasien ternyata lebih tinggi daripada kadar

orang normal. Yang disangka mempunyai peran pada proses keratinitis sel

epidermis, komposisi sebum-sebum permeabelitas saluran pilosebasea.

Infeksi bakteri corybacreium acnes, staphylococcus albus / pytyrosporum ovale

mempengaruhi banyak terbentuknya lipase yang penting dalam pembentukkan

komedo.

Keaktivan kelenjar sebasea sendiri menentukan timbulnya penyakit, kebanyakan

pada orang dengan kulit berminyak.

C. TANDA DAN GEJALA.

Erupsi pada kulit ditempat predileksi yaitu muka, bahu, punggung bagian atas,

leher, dada dan lengan bagian atas.

Dapat disertai rasa gatal.

Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus atau kista. Isi komedo ialah

sebum yang kental dan padat sedang isi kista adalah pus dan darah.

D. PATOFISIOLOGI.

Dipengaruhi oleh banyak faktor dan kadang-kadang masih kontroversial, asam

lemak bebas masih terbentuk dari trigliserida dalam sebum sehingga kekentalan

sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi

17

Page 18: 86863569 Acne Vulgaris

radang disekitarnya {komedogenik}. Pembentukkan pus, nodus, dan kista terjadi

sesudahnya.

E. PENGOBATAN

1. Topikal :

Bahan-bahan iritasi, misalnya resorsinol 3%, asam salisilat 3-5%, asam vit. A

0,05%.

Anti bakteri, misal : tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, peroksida benzoil 2,5%.

Lain-lain : sulfur 4-20%, kortikosteroid, etil laktat 10% dalam gliserin 5-10%

dan etanol 80%.

2. Sistemik :

Anti bakteri : tetrasiklin, minosiklin, kotrimoksasol, lingkomisin, klindamisin.

Hormon : estrogen, anti androgen, kortikosteroid { intolesi }.

Retinol dan vitamin A.

Lain-lain : anti inflamasi non steroid { ibuprofen }, dapson.

Perawatan kebersihan kulit dan diet bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya destruksi jaringan kulit

ditandai dengan :

Adanya papul,pustul, nodus dan kista padatempet-tempat predileksi.

Intervensi :

18

Page 19: 86863569 Acne Vulgaris

Observasi terhadap eritema dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan

Kurangi atau hilangkan faktor yang menunjang perluasan kerusakan ; jangan

lakukan masase pada setiap area kemerahan.

Hindarkan memecahkan nodul.

Motivasi pasien untuk tetap mengkonsumsi obat dan makanan yang baik guna

memperlancar proses penyembuhan.

Anjurkan pasien untuk dapat merawat kulit dengan bersih dan benar.

2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan penampilan dan respon orang lain

ditandai dengan :

Pasien mengeluh adanya jerawat.

Intervensi :

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan persepsi tentang efek

penyakitnya.

Dorong individu untuk bertanya masalah, penanganan, perkembangan dan

prognosa kesehatan.

Berikan informasi yang dapat dipercaya dan diperkuat informasi yang telah

diberikan.

Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional. Dukung

keluarga ketika mereka berupaya untuk beradaptasi.

Dorong kunjungan dari teman sebaya dan orang terdekat, anjurkan untuk berbagi

dengan individu tentang nilai-nilai dan hal-hal yang penting untuk mereka

3. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai

19

Page 20: 86863569 Acne Vulgaris

penatalaksanaan perawatan kulit.

Intervensi :

Ajarkan pasien agar dapat mengidentifikasikan perubahan yang terjadi pada klit

sedini mungkin.

Demonstrasikan perawatan kulit dan tekankan pentingnya tehnik aseptik.

Tekankan pentingnya diet nutrisi untuk meningkatkan pemulihan.

Jelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan infeksi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Sularsito, et all, 1986, Dermatologis Praktis Edisi 1, Perkumpulan Ahli Dermato

– Venerelogi Indonesia, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,

Jakarta.

Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, 1983, Ilmu Penyakit Kulit Dan

Kelamin Edisi III, FKUI, Jakarta.

Harahap, Mawarli, 1990. Penyakit Kulit. Jakarta.

http://www.blogtopsites.com/outpost/54b8f0b40a40bcc951ea04a3566ad4bf

Jerawat (Acne Vulgaris)

Jerawat (acne vulgaris) dapat menjadi salah satu pertanda bahwa seseorang

sedang mengalami pubertas. Namun, tidak semua orang yang berjerawat pasti

sedang puber atau yang sedang puber tidak selalu harus berjerawat. Jerawat dapat

muncul karena adanya perubahan hormon dan penumpukan lemak di jaringan

20

Page 21: 86863569 Acne Vulgaris

kulit yang menjadi pemicu munculnya jerawat. Oleh sebab itu, kebersihan wajah

harus selalu dijaga agar tetap bersih dari jerawat.

Mereka yang sudah menginjak masa pubertas umumnya pernah mengalami

jerawat. Dalam dunia medis, jerawat dikenal juga sebagai acne vulgaris, yaitu

radang kronis dari folikel pilosebaceous (salah satu kelenjar pada kulit) yang

disertai dengan penyumbatan atau penimbunan keratin dan ditandai dengan

adanya komedo, pustula, nodula, dan kista.

Jerawat umumnya timbul pada pria maupun wanita yang menginjak masa

pubertas, yaitu usia 15-19 tahun (sekitar 90%). Daerah tubuh yang terkena jerawat

bukan hanya di bagian wajah saja, namun juga bahu, dada, punggung, dan lengan

bagian atas.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat antara lain yaitu?

faktor genetik, kerja hormon?, faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea itu

sendiri, faktor psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),

penggunaan kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

Pada jerawat, dapat juga timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit

pilosebaceous), papula (komedo tertutup yang pecah), pustula (bentukan padat

yang mengalami perlunakan pada puncaknya dan mengeluarkan nanah), nodul

(penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan juga jaringan parut.

Pengobatan jerawat secara umum dapat dilakukan dengan cara mencuci muka dua

21

Page 22: 86863569 Acne Vulgaris

kali sehari, menghindari pemakaian kosmetika yang berlebihan, menghindari

konsumsi makanan tertentu (kacang, coklat, minyak, mentega, dan lain-lain), serta

konsultasi pada dokter kulit yang tepat.

http://victor-health.blogspot.com/2010/11/jerawat-acne-vulgaris.html

BAB I

PEMBAHASAN

PENDAHULUAN

Jerawat merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar pilosebasea,

keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda,

dan akan hilang dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun

demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan acne.

Acne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum. Androgen telah

diketahui sebagai perangsang sekresi sebum, dan ekstrogen mengurangi produksi

sebum. Suatu awitan mendadakn serangan acne yang disertai hirsutisme dan/atau

kelainan menstruasi, mungkin menunjukkan adanya gangguan endokrin pada

penderita wanita. Acne pada penderita wanita sekitar 20-an, 30-an, dan 40-an,

seringkali disebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya dari

minyak dan menimbulkan komedo, faktor-faktor mekanik, seperti mengusap,

tekanan friksi dapat juga mencetuskan acne.

DEFINISI

Acne Vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai

folikel polisebasea (folikel rambut) yang rentan dan penting sering ditemukan di

daerah muka, leher serta badan bagian atas. Acne ditandai dengan komedo

22

Page 23: 86863569 Acne Vulgaris

tertutup (whitehead), komedo terbuka (blackhead), papula, pustula, nodul dan

kista.

Acne merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan pada remaja dan

dewasa muda di antara 12 – 35 tahun. Laki-laki dan perempuan terkena sama

banyaknya, dengan insidensi tertinggi antara usia 14 – 17 tahun untuk anak

perempuan serta antara usia 16 – 19 tahun untuk anak laki-laki. Kelainan kulit ini

semakin nyata pada pubertas dan usia remaja, dan kenyataan tersebut mungkin

terjadi karena kelenjar endokrin tertentu yang mempengaruhi sekresi kelenjar

sebasea mencapai aktivitas puncaknya pada usia ini.

ETIOLOGI

Meskipun etiologi yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai

faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.

1. Perubahan pola keratinisasi dan folikel. Keratinisasi dalam folikel yang

biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas

dari saluran folikel tersebut

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur

komedogenik dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi acne

3. Terbentuknya fraksi asam lemak tebas penyebab terjadi proses  inflamasi

folokel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting ada patogenesis

penyakit.

4. Peningkatan jumlah flora folikel yang berperan pada proses kemotaktik

inflamasi serta pembentuk enzim lipolitik pengubah traksi lipid sebum

5. Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang

memperberat ance

23

Page 24: 86863569 Acne Vulgaris

6. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolic, kortiskosteroid

gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor penting pad

kegiatan kelenjar sebasea

7. Terjadinya stress yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik

secara langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis

8. Faktor lain, usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak

langsung dapat memacu peningkatan proses patogenesis tersebut.

PATOGENESIS

Selama usia kanak-kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada hakekatnya

tidak berfungsi. Kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin, khususnya

hormon-hormon androgen. Dalam usia pubertas, hormon androgen menstimulasi

kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta

mensekresikan suatu minyak alami. Yaitu sebum, yang merembes naik hingga

puncak folikel rambut dan mengalir keluar pada permukaan kulit, para remaja

berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya responsive kelenjar

sebasea sehingga acne terjadi ketika duktus pilosebasea tersumbat oleh tumpukan

sebum. Bahan yang bertumpuk ini akan membentuk komedo.

MANIFESTASI KLINIK

Lesi insial acne berupa komedo. Komedo tertutup (whitehead) merupakan lesi

obstruktif yang terbentuk dari lipid atau minyak yang terjepit dan keratin yang

menyumbat folikel yang melebar (whitehead) merupakan papula kecil yang

berwarna keputihan dengan lubang folikuler yang halus sehingga umumnya tidak

terlihat. Komedo yang tertutup ini dapat berkembang menjadi komedo terbuka,

dimana isi saluran memiliki hubungan terbuka dengan lingkungan luar.

24

Page 25: 86863569 Acne Vulgaris

EVALUASI DIAGNOSTIK

Diagnosis acne dibuat berdasarkan riwayat individual dan pemeriksaan jasmani,

bukti lesi yang di tandai oleh acne, serta usia, acne tidak terjadi sebelum pubertas.

Adanya komedo yang tipikal (whitehead dan blackhead) bersama kulit yang

sangat berminyak merupakan ciri khas. Keadaan berminyak sangat menonjol pada

daerah mid fasial, sementara bagian wajah lainnya mungkin tampak kering.

http://meetabied.wordpress.com/2010/06/02/acne-vulgaris/

25