case acne vulgaris

19
Acne vulgaris Mei 2015 BAB I KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Umur : 17 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jakarta Tgl / Jam Masuk : 27 Mei 2015 / 10.00 WIB Status Pekerjaan : Siswa SMA kelas 3 Status Pernikahan : Belum menikah Agama : Islam Dokter yang merawat : dr. Juliana Sp.KK B. ANAMNESIS Auto dan alloanamnesis pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 10.00 WIB Keluhan Utama : Jerawatan pada wajah Keluhan Tambahan : Perih dan merah pada wajah Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin Husada pada tanggal 27 Mei 2015. Pasien datang dengan keluhan jerawatan pada wajah sejak 1 minggu yang lalu. Jerawat dengan jumlah banyak dan wajah terasa nyeri. Pasien sebelumnya pernah mengalami hal yang sama 1 bulan yang lalu, ia berobat ke dokter dan diberi obat cuci muka Page 1

Upload: hawkssens

Post on 16-Sep-2015

80 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Acne Vulgaris Ringan sedang berat kulit kelamin

TRANSCRIPT

Acne vulgaris

Acne vulgarisMei 2015

BAB IKASUS

A. IDENTITAS PASIENNama: Tn. AUmur: 17 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: JakartaTgl / Jam Masuk: 27 Mei 2015 / 10.00 WIBStatus Pekerjaan: Siswa SMA kelas 3Status Pernikahan: Belum menikahAgama: IslamDokter yang merawat: dr. Juliana Sp.KK

B. ANAMNESISAuto dan alloanamnesis pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 10.00 WIB Keluhan Utama: Jerawatan pada wajah Keluhan Tambahan: Perih dan merah pada wajah Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin Husada pada tanggal 27 Mei 2015. Pasien datang dengan keluhan jerawatan pada wajah sejak 1 minggu yang lalu. Jerawat dengan jumlah banyak dan wajah terasa nyeri. Pasien sebelumnya pernah mengalami hal yang sama 1 bulan yang lalu, ia berobat ke dokter dan diberi obat cuci muka dan merasa lebih baik, tetapi setelah obat cuci muka tersebut habis, ia menggunakan obat cuci muka Garnier Men dan merasa kering, panas dan kulit mengelupas. Kemudian ia berhenti mencuci muka dan akhirnya timbul keluhan saat ini. Demam disangkal. Konsumsi obat secara teratur disangkal.Pasien mengaku sudah berjerawat dalam jumlah banyak sejak 4 tahun yang lalu (kelas 1 SMP). Ayah dan adik laki-lakinya juga sering berjerawat.

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien mengaku sering jerawatan, tetapi tidak pernah separah ini. Darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru disangkal. Asma disangkal. Alergi obat disangkal. Alergi makanan disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga Ayah dan adik laki-laki mengalami keluhan berjerawat. Asma disangkal. Alergi obat disangkal. Alergi makanan disangkal.

C. STATUS GENERALISKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 110 / 70 mmHgNadi: 86 x / menit, reguler, isi cukup Pernapasan: 18 x / menit, regulerSuhu: AfebrisMata: Edema palpebral (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),kedua pupil isokor.Gigi dan mulut: Karies gigi (-), mukosa mulut kemerahan.THT: Telinga: normotia, liang telinga lapang. Hidung: bentuk normal, mukosa hidung normal, sekret (-/-). Tenggorokan: mukosa faring posterior tidak hiperemis.

D. STATUS DERMATOLOGIKUS

Regio: FaciesDistribusi: RegionalEfluoresensi Primer: PapulopustularWarna: EritematosaUkuran: Milier hingga lentikulerJumlah: MultipelEfluoresensi Sekunder: Ekskoriasi (+), Konfigurasi: Diskret

PEMERIKSAAN PENUNJANG Kultur pus F. RESUMETelah diperiksa seorang laki-laki berusia 17 tahun. Dari autoanamnesa pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 10.00 WIB didapatkan: Berjerawat sejak 4 tahun yang lalu. Keluhan semakin parah 1 minggu terakhir. Daerah berjerawat terasa nyeri dan kemerahan.Pemeriksaan fisik dan status generalis dalam batas normal.Status dermatologikus pasien :Regio: FaciesDistribusi: RegionalEfluoresensi Primer: PapulopustularWarna: EritematosaUkuran: Milier hingga lentikulerJumlah: MultipelEfluoresensi Sekunder: EkskoriasiKonfigurasi: DiskretG. DIAGNOSISDiagnosis Kerja: Acne vulgaris derajat III (sedang)Diagnosis Banding: Acne conglobata, acne fulminansH. PENATALAKSANAANa.Non-medikamentosa0. Edukasi kepada pasien tentang penyakitnya0. Menghindari junk food, diet rendah karbohidrat0. Hindari stres psikologis0. Istirahat yang cukup0. Medikamentosa Agen retinoid : tretinoin, adapelene, tazarotene, isotretinoin Antibiotika (Tetracycline, minocycline, doxycycline, cotrimoxazole, clindamycin)R/ Tretinoin 0.025% gel fl. IS. u. e. .R/ Doxycycline 100 mg tab no. XIVS2ddtab IR/ ClindaGel fl. IS.u.e. .

I. PROGNOSIS Ad vitam: Bonam Ad functionam: Bonam Ad kosmetikam: Dubia Ad sanationam: Dubia J. PEMERIKSAAN LANJUTAN Melakukan kunjungan ulang setelah 7 hari kemudian

BAB IITINJAUAN PUSTAKAACNE VULGARIS

PENDAHULUANAkne adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo,papul.pustul serta nodus pada tempat predileksinya

EPIDEMIOLOGIKligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada masa bayi 1. 80% terjadi pada usia 11-30 tahun.Tetapi insiden yang paling sering terjadi adalah di masa remaja (79-90%) 2 .Insiden terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita dan usia 16-19 tahun pada pria. Namun kadang- kadang pada wanita acne menetap sampai usai 30-an. Pada pria lebih jarang terjadi,tetapi bila terjadi pada umumnya lebih berat.1

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS1,2Etiologi yang pasti blum diketahui, namun beberapa factor yang berkaitan dengan pathogenesis acne adalah :1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsure komedogenik dan inflamatogenik penyebab acne.3. Terbentuknya fraksi asam lemak bbas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada pathogenesis penyakit4. Peningkatan jumlah flora folikel ( Propionibacterium Acnes,Pytirosporum ovale, dan staphylococcus epidermidis) yang berperan dalam proses kemotaktik inflamasi5. Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat acne6. Peningkatan kadar hormone androgen,anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi factor penting pada kegiatan kelenjar sebasea. Hormon Androgen menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea pada wajah,leher,dan tubuh. Kelenjar sebasea berfungsi melembabkan folikel rambut dan kulit,tetapi pada orang-orang yang memiliki acne,kelenjar ini terlalu hiper responsive terhadap hormone androgen dibandingkan orang yang normal.7. Terjadinya stres psikik yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara langsung maupun melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.8. Faktor lain : usia,ras,family,makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses pathogenesis tersebut.9. Terjadinya proses inflamasi . Proses inflamasi yang dipicu oleh P. acnes disebabkan beberapa mekanisme. P. acnes memproduksi enzim lipase yang menghidrolisis trigliserid pada sebum untuk memproduksi asam lemak bebas yang bersifat iritatif dan komedogenik. P.acnes juga mengeluarkan factor kemotaktik (IL-1, IL-8, TNF-) yang memicu leukosit. Adanya leukosit ini mengakibatkan dilepaskannya enzim hidrolitik yang berperan dalam rupturnya dinding folikel, sehingga mengakibatkan inflamasi pada jaringan sekitarnya.

GEJALA KLINISTempat predileksi akne vulgaris adalah di muka,bahu,dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain misalnya leher,lengan atas,dan glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorf, dengan gejala predominan salah satunya, komedo,papul yang tidak beradang, dan pustul, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagi acne berupa papul miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black komedo, open comedo). Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup ( white comedo, closed comedo)

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Komedo Hitam Komedo Putih

GRADASIMenurut FKUI, gradasi akne vulgaris dibagi sbagai berikut :1. Ringan,bila : - beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi- sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi- sedikit lesi beradang pada 1 predileksi 2. Sedang,bila :- banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi- beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi- beberapa lesi beradang pada 1 predileksi- sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi 3. Berat,bila :- banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi- banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksiCatatan: sedikit bila lesi 10 lesi Tak beradang bila terdapat komedo putih, komedo hitam,papul Beradang bila terdapat pustule,nodul,dan kista

DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum,yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunakbagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupakan sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosebaseadengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah,jaringan mati dan keratin yang lepas.Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dapat digunakan untuk penelitia,tetapi hasil sering tidak memuaskan.Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit dapat pula kadar asam lemak bebas

DIAGNOSIS BANDING1. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturate, bromide,yodida, difenil hidantoin, trimetadion,ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustule mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia.2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorf, tidak gatal,bisa berupa komedo atau papul,dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.3. Rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustule, teleangiektasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan acne.4. Dermatitis peri oral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorf eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal.

PENATALAKSANAANPenatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai factor (multifaktorial), baik factor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun factor eksternal (makanan, nusim, stress) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.

PENCEGAHAN1. Menghindari terjadinya peningkatan lipis sebum dan perubahan isi sebum dengan cara diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun hal ini masih diperdebatkan efektivitasnya. Kemudian melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran dan jasad renik yang mempunyai peran pada etiopatogenesis akne vulgaris.2. Menghindari terjadinya factor pemicu 3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit

PENGOBATANDapat dilakukan dengan 3 cara antaralain pemberian obat topical, pengobatan sistemik, dan bedah kulit.1. Pengobatan TopikalPengobatan topical dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas: 1. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur ( 4-8% ), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%) Benzoyl peroxide bacteriocidal against P. acnes with low potential for resistance, mild comedolytic action, decreases free fatty acids so mild anti-inflammatory effect. available in 2.5%, 3%, 4%, 5%, 6%, 8%, and 10% concentrations comes in gels, lotions, creams, soaps, and washes begin with q1d, advance slowly to BID; slowly advance concentration as tolerated SE: peeling, irritation, contact dermatitis (1-2%), bleaches hair and fabric examples: Clearasil cream (10%), Neutrogena On-The-Spot lotion/patch (2.5%), Neutrogena acne mask (5%), Oxy lotion (5%, 10%), Oxy 10 wash (10%). Asam vitamin A (0,025-0,1%) Retinoid merupakan derivate dari vitamin A yang telah digunakan selama lebih dari 25 tahun untuk pengobatan acne. Merupakan bahan yang bersifat komedolitik paling efektif untuk mengurangi hyperkeratosis dan perlengketan folikel sel-sel epitel, dan mengurangi efek anti inflamasi. Tretinoin (Retin-A, Avita, generics): available in cream 0.025%, 0.05%, 0.1% or gel 0.01%, 0.025% or microsphere 0.04%, 0.1%. Cream is least irritating. begin with lower concentrations of cream or micro gel every other night, apply small amount to skin 20-30 minutes after washing face. Increase to nightly, increase concentration for effect (0.05% cream < 0.025% gel < 0.1% cream) in 2-3 weeks, irritation is expected, in 3-4 weeks will have pustular eruption indicating dislodging of microcomedos do not use in AM because irritation is compounded by sun exposure. Avoid use in dark-skinned patients as pigment changes can occur. side effects: peeling, drying, irritation, pigment changes, sun sensitivity, ? teratogenicity2. dan asam azeleat (15-20%) . (Azelex 20% cream) dicarboxylic acid first developed for benign hyperpigmentation disorders; used for mild to moderate inflammatory acne, has bacteriostatic properties against P. acnes, normalizes keratinization. apply BID to clean, dry skin similar to 5% BP or 0.05% tretinoin Efek samping : yang tidak umum- gatal, rasa terbakar,kemerahan, dan hipopigmentasi. Akhir-akhir ini digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat (3-8%). Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi pemakaian yang rendah. Antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akbe vulgaris,misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%),dan klindamisin fosfat (1%). Anti peradangan topical,salep atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang ( Hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat ( Triamsinolonasetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo kistik. Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.2. Pengobatan SistemikPengobatan sistemik terutama ditujukan untuk menekan aktivitas jasad renik di samping dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas:a. Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250 mg - 1 g/ hari), eritromisin (4x250 mg/hari), Doksisiklin (50 mg/hari), trimetoprim (3x100 mg/hari) tidak digunakan untuk jerawat yang tidak meradang, dapat digunakan bersamaan dengan terapi topical. Jangan digunakan dalam waktu lebih dari 8-12 mingguuntuk menghindari resistensib. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki resptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen (50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan) atau anti androgen Sipoteron asetat(2 mg/hari). Pengobatan ini ditujukan untuk penderita wanita dewasa akne vulgaris beradang yang gagal dengan terapi yang lain. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednisone (7,5 mg/hari) atau deksametason (0,25-0,5 mg/hari)1. Vitamin A dan retinoid oral. Vitamin A digunakan sebagai anti keratinisasi (50.000 ui-150.000 ui/hari) sudah jarang digunakan karena efek sampingnya. Isotretinoin (0,5-1 mg/kgBB /hari) merupakan derivate retinoid yang menghambat produksi sebum sebagai pilihan pada akne nodulokistik atau konglobata yang tidak sembuh dengan pengobatan lain 13-cis-retinoic acid, vitamin A derivative; acts by suppressing sebum production and diminishing growth of P. acnes length of therapy is 15-24 weeks, less likely to relapse if total cumulative dose is 120mg/kg lab monitoring: baseline - CBC, LFTs, cholesterol, TG, UA, HCG (week before and day of initiation); 2 weeks into treatment cholesterol, TG; monthly and at end of therapy repeat baseline tests side effects: cheilitis (90%), xerosis (78%), dry mouth (70%), epistaxis (46%), conjunctivitis (40%), desquamation, hair loss, arthralgias/myalgias, decreased night vision, HA, depression (may be at higher risk of depression and suicide with personal or FH of depression), photosensitivity, elevated LFTs, proteinuria, hematuria, elevated ESR (40%), leukopenia, high platelets, staph infections, pseudotumor cerebri.3. Obat lainnya, misalnya anti inflamasi non steroid ibuprofen (600 mg/hari),dapson (2x100 mg/hari), seng sulfat (2x200 mg/hari).3. Bedah KulitTindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut,baik yang hipertropik maupun hipotropik. Jenis bedah kulit yang dipilih disesuaikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi.Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh.4. Bedah scalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotropik yang dalam.5. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum atau pada nodulo=kistik untuk drainase cairan isi yang dapat mempercepat penyembuhan.6. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol.7. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat penyembuhan radang.8. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertropi pasca acne yang luas.

PROGNOSISUmumnya prognosis penyakit baik. Acne vulgaris pada umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 an . Jarang terjadi acne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sampai perludirawat inap di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA1. Sularsito SA, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin .5th.ed. Penerbit FKUI, Jakarta 2005. 2. Siregar. Atlas Berwarna saripati penyakit kulit. Ed.2. Jakarta : EGC .2004 ; 164-1673. Freedberg IM,Eisen AZ,Wolff K,Austen KF, Goldsmith LA, KATZ SC,editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, 8thed. New York : Mc Graw Hill 2012.4. Taken from : http://emedicine.medscape.com/article/1069804-overview, on 27 May 2015.Page 4