abses retrofaring

Upload: wahyu-sholekhuddin

Post on 19-Oct-2015

94 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ljhhfdlkhlhfigr4gwtjbdoufgwli4rhwoiegrpfi3wfglgewouvfgeawcbjewbfouewgabgliufay34iri3whrpi23

TRANSCRIPT

  • ABSES RETROFARINGKELOMPOK4

  • Agung Amelia 1102001011Lia Sari 1102001150Mukminatur Rasyid1102001177Nafiatul U1102001179Putri Dwi Utami1102001211Risa Efita Nova1102001232Saidah Khalisa 1102001243Siti Sulaimah1102001258Upik Pebriyani1102001281Wilda1102001288

  • PENDAHULUANAbses retrofaring merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam (deep neck infection). adalah suatu peradangan yang disertai pembentukkan pus pada daerah retrofaring. umumnya sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal dari proses infeksi di hidung, adenoid, nasofaring dan sinus paranasal, yang menyebar ke kelenjar limfe retrofaring. Oleh karena kelenjar ini biasanya atrofi pada umur 4 -5 tahun, maka sebagian besar abses retrofaring terjadi pada anak-anak dan relative jarang pada orang dewasa.

  • PENDAHULUANAkhir-akhir ini abses retrofaring sudah semakin jarang dijumpai. Hal ini disebabkan penggunaan antibiotik yang luas terhadap infeksi saluran nafas atas. Pada umumnya abses retrofaring mempunyai prognosis yang baik apabila di diagnosis secara dini dan dengan penanganan yang tepat sehingga komplikasi tidak terjadi.

  • LAPISAN FASIAFasia servikal terdiri dari FASIA SERVIKALIS SUPERVISIALFASIA SERVIKAL PROFUNDAlapisan selubunglapisan pratrakealapisan pravertebra.

  • RUANG FASIA PADA LEHERTiga ruang fasia dibatasi oleh tiga lapis fasia servikal profunda.Ruang viseraRuang pravertebra (ruang retrofaring)Ruang suprahioid

  • Ruang retrofaring terletak antara lapisan tengah fasi leher dalam yang mengelilingi faring, esofagus di sebelah anterior dan lateral.dan lapisan alar fasia leher dalam sebelah posterior.meluas dari permukaan anterior dasar oksiput ke bawah melalui ruang pravertebra menuju mediastinum posterior, setinggi bifurkatio trakea (T1/T2). Di sebelah lateral, ruang retrofaring bersambungan dengan ruang parafaring.Kelenjar retrofaring umumnya terdiri dari 2-5 kelenjar, di belakang dinding posterior faring dekat sisi luar dan letaknya berdekatan dari luar dengan pembuluh darah besar leher.

  • ANATOMI

  • FISIOLOGIKelenjar limfe retrofaring menampung aliran dari otot-otot dan tulang-tulang yang berdekatan, sinus paranasal, faring, telinga tengah dan telinga dalam serta tuba eustachius.Pada usia diatas 6 tahun kelenjar limfa akan mengalami atropi.

  • PATOLOGIIspaTuberculosis vertebrae servikalis bagian atas (abses dingin)Penyakit sekunder pada anak ataupun dewasa akibat penyebaran abses parafaring atau tindakan traumatik pada lapisan dinding posterior faring oleh benda asing selama masa intubasi maupun pemasangan alat instrument (intubasi endotrakea & endoskopi).Akumulasi pus pada anak diantara posterior faring dan fasia prevertebra yang diakibatkan oleh supurasi atau pecahnya nodus limfatikus di jaringan retrofaring.

  • KUMAN PENYEBABKuman aerob : Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Streptococcus -hemoliticus, Proteus mirabilis, Hemophylus influenza.Kuman anaerob : Bacteroides melannogenicus, Peptostreptococcus, fusobacterium

  • GEJALA KLINIKGejala SistemikApatis, pucat, keringat banyak, lemah, demam naik-turun, menggigil, nadi cepat dan kecil Dengan pemberian antibiotik maka gejala-gejala jadi kabur sehingga perhatian kearah gejala-gejala local tempat terjadinya infeksi

  • GEJALA LOKAL

    Pada anak gejala awal gangguan pernafasan dan menelan, demam Leher jadi kaku miring kearah yang sehat (khas) trismus tidak terjadi. Dapat terjadi udem laring penonjolan pada dinding faring belakang

  • Pada orang dewasa,sakit dileher, disfagia, dispneu, nafas berbunyi, hidung tersumbat, anoreksia, regurgitasi, pembengkakan kelanjar getah bening leher.Penyebaran ke mediastinum (Superior, posterior), sakit dada, sesak nafas hebat, panas badan menetap. Pada roentgen foto toraks terlihat pelebaran mediastinum dapat menyerang mediastinum posterior sampai diafragma.Penyebaran ke parafaring : spasme laring dan septikemia

  • DIAGNOSISDitegakkan berdasarkan adanya AnamnesisPemeriksaan klinisLaboratorium ( darah rutin : leukositosis, kultur specimen)Radiologis (Rontgen : foto lateral jaringan lunak leher, CT-scan , MRI)

  • PEMBENGKAKAN

  • RADIOLOGIS

  • DIAGNOSIS BANDINGAdenoiditis TumorAneurisma aortaRupture arteri karotis, trombosis vena jugularisAbses peritonsilAbses parafaringEpiglotitisTonjolan korpus vetebra

  • PENATALAKSANAANMedikamentosa Mempertahankan jalan nafas yang adekuatBila ada dehidrasi diberikan cairanBila karena tuberkulosis anti tuberkulosisAntibiotika iv / parenteral

  • PENATALAKSANAANPembedahan drainase abses. Jalan nafas harus dilindungi : kepala direndahkan sehingga pengeluaran pus tidak akan diaspirasi, dan dengan menggunakan pisau skapel tajam yang kecil dilakukan insisi vertical yang pendek pada titik dimana pembengkakan paling besarUntuk faktor keamanan, pisau sebaiknya dituntun dengan jari telunjuk yang diletakkan pada abses. Jika pus tidak keluar, dimasukkan hemostat tertutup yang kecil pada luka kemudian dengan lembut didorong kearah lebih dalam dan meluas

  • Insisi dan drainage abses retrofaring

  • KOMPLIKASIAsfiksia PerdarahanMediastnitisBila pecah spontan, dapat menyebabkan pneumonia aspirasi dan abses paru. Sepsis Kematian

  • PROGNOSISPada umumnya baik apabila didiagnosis secara dini dengan penanganan yang tepat dan komplikasi tidak terjadi.Pada fase awal dimana abses masih kecil maka tindakan insisi dan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat menghasilkan penyembuhan yang sempurna.mediastinitis, 40-50% walaupun dengan pemberian antibiotikRuptur arteri karotis 20-40% Trombosis vena jugularis 60%.

  • SELESAI

    TERIMAKASIH

    WASSALAM