20080820191745-kelas11 smk teknik perkayuan budi-martono-2

Upload: belajaronlinegratis

Post on 05-Apr-2018

285 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    1/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    2/152

    Budi Martono dkk

    TEKNIK

    PERKAYUANJILID 2

    SMK

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

    Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    3/152

    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

    TEKNIKPERKAYUANJILID 2

    Untuk SMK

    Penulis : Budi Martno

    TukimanBambang WijanarkoAndreas Mulyono

    Cahyo Kunc oroHartiyonoKusaeri

    Perancang Kulit : TIM

    Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

    Diterbitkan oleh

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

    Tahun 2008

    MAR MARTONO, Budi.t Teknik Perkayuan Jilid 1 untuk SMK oleh Budi Martono ---

    - Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

    Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

    x, 191 hlm

    Daftar Pustaka : Lampiran. AGlosarium : Lampiran. BDaftar Gambar : Lampiran. C

    Daftar Tabel : Lampiran. DISBN : 978-979 -060 -136-9

    Diperbanyak oleh :

    http://bukubse.belajaronlinegratis.com

    http://belajaronlinegratis.com

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    4/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    5/152

    KATA SAMBUTAN

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmatdan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat

    Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah DepartemenPendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisanbuku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak ciptabuku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-bukupelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

    Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh BadanStandar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk

    SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untukdigunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus2008.

    Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hakcipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untukdigunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

    Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi olehmasyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersialharga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkanoleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkanakan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya parapendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupunsekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengaksesdan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

    Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dansemoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

    Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    6/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    7/152 i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur Tim Penulis panjatkan kehadirat Allaw Swt. atas selesainyapenulisan buku kejuruan Teknik Perkayuan ini setelah melewati beberapa

    kesulitan.

    Buku ini bisa menjadi buku acuan atau rujukan bagi siapa saja terutamakalangan Sekolah Menengah Kejuruan guna menambah pengetahuandan memperluas wawasan tentang Teknik Perkayuan.

    Buku ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan KompetensiDasar untuk Program Keahlian Teknik Perabot Kayu pada BidangKeahlian Teknik Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan.

    Secara sistematis buku ini dibagi dalam 10 bab yang setiap bab bisaberdiri sendiri atau menyatu dan secara keseluruhan menguraikan mulaidari Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, MelakukanPekerjaan Persiapan Pembuatan Mebel, Melaksanakan PersyaratanJaminan Kualitas, Menerapkan Teknik Laminasi, MenggunakanPeralatan, Membuat Komponen Mebel, Merakit Mebel, MelaksanakanPekerjaan Ukir, Mengerjakan Teknik Inlay (Tatah) Kayu sertaMelaksanakan Pekerjaan FinishingKayu.

    Tim Penulis menyadari bahwa buku kejuruan yang berjudul TeknikPerkayuan ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk ituTim Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun gunapenyempurnaan buku ini.

    Kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya penulisan bukuini, Tim Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

    Semoga bisa turut andil dalam memajukan pendidikan kejuruan diIndonesia.

    Tim Penulis,

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    8/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    9/152

    ii

    DAFTAR ISI

    HalamanSAMBUTAN DIREKTUR ................................................................ i

    KATA PENGANTAR ...................................................................... iiDAFTAR ISI .................................................................................... iii

    BAB I. MELAKSANAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATANKERJA ................................................................................. 1

    1. Mengenal Profesi Teknisi Perabot Kayu .......................... 12. Menerapakan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan

    Pekerjaan ........................................................................... 33. Penerapan Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan

    Pekerjaan .......................................................................... 8

    BAB II. MELAKUKAN PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBUATANMEBEL ............................................................................... 14

    1. Menginterpretasikan Gambar Kerja ................................ 142. Merencanakan Kebutuhan Bahan ................................... 253. Membuat Gambar Kerja dan Daftar Komponen ............ 30

    BAB III. MELAKSANAKAN PERSYARATAN JAMINANKUALITAS ......................................................................... 40

    1. Melakukan Komunikasi Timbal Balik di TempatKerja ................................................................................... 41

    2. Memilih Bahan Baku ......................................................... 43

    3. Merencanakan Pembelahan Log ..................................... 524. Menyimpan Bahan ............................................................ 565. Mengirim Bahan ................................................................ 57

    BAB IV. MENERAPKAN TEKNIK LAMINASI............................... 581. Mengenal Bahan Perekat Kayu ...................................... 582. Memotong Bahan Pelapis ................................................ 633. Mengerjakan Proses Laminasi Kayu ................................ 64

    BAB V. MENGGUNAKAN PERALATAN ...................................... 691. Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik .................. 702. Menggunakan Peralatan Mesin Statis ............................ 157

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    10/152

    iii

    BAB VI. MEMBUAT KOMPONEN MEBEL. 2291. Menyiapkan Komponen Mebel .......................................... 2292. Membuat Komponen Mebel Bentuk Sederhana .. 2323. Membuat Komponen Mebel Bentuk Rumit ... 2424. Membuat Berbagai Konstruksi mebel ... 248

    BAB VII. MERAKIT MEBEL . 2601. Mengukur Lokasi Ruang .................................................. 2602. Menyetel Unit-unit Almari Tanam di Workshop ............. 2613. Memasang Unit-unit Almari Tanam Pada Bangunan .... 2754. Memasang Asesoris mebel ............................................. 279

    BAB VIII. MELAKSANAKAN PEKERJAAN UKIR ........................ 2881. Membuat Pola Untuk Pekerjaan Ukir ............................... 2882. Mengukir Bentuk Sederhana ............................................ 291

    3. Mengukir Bentuk Rumit ................................................... 302

    BAB IX. Mengerjakan Teknik Inlay(tatah) Kayu ......................... 3041. Memotong Komponen Inlay............................................. 3042. Memahat Permukaan Kayu Untuk Penerapan Komponen

    Inlay................................................................................... 308BAB X. MELAKUKAN PEKERJAAN FINISHINGKAYU .............. 313

    1. Menyiapkan Pekerjaan finishing ...................................... 3132. Menyiapkan Permukaan Untuk Finishing....................... 3153. Mengerjakan FinishingDengan Teknik Oles .................. 3194. Mengerjakan FinishingDengan Teknik Semprot .......... 338

    5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................ 364

    PENUTUP ........................................................................................LAMPIRAN ADAFTAR PUSTAKA ........................................................................ A1LAMPIRAN BGLOSARIUM ................................................................................... B1

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    11/152 229

    BAB VIMEMBUAT KOMPONEN MEBEL

    Pada bab ini diuraikan beberapa hal yang meliputi pengetahuan tentangmemilih dan memotong papan, sambungan melebar, konstruksi mebel,serta bagian-bagian mebel sebagai dasar untuk membuat komponenmebel.

    Standar Kompetensi pada bab ini adalah Membuat Komponen Mebelyang terdiri dari dua Kompetensi Dasar yaitu Membuat Komponen MebelBentuk Sederhana dan Membuat Komponen Mebel Bentuk Rumit, yangsecara terinci disusun ke dalam topik-topik sebagai berikut:

    1. Menyiapkan Komponen Mebel2. Membuat Komponen Mebel Bentuk Sederhana

    2.1. Sambungan Melebar2.2. Sambungan Melebar Tanpa Lem2.3. Sambungan Melebar Dengan Lem2.4. Konstruksi Dengan Paku2.5. Konstruksi Alur dan Lidah2.6. Konstruksi Sudut Verstek Dengan Isian2.7. Konstruksi Dengan Pen Bulat (Dowel)

    3. Membuat Komponen Mebel Bentuk Rumit

    3.1. Konstruksi Ekor Burung Terbuka (Dovetail Joint)3.2. Konstruksi Ekor Burung Memanjang3.3. Konstruksi Ekor Burung Tersembunyi3.4. Konstruksi Ekor Burung Mesin3.5. Konstruksi Jari Terbuka

    4. Membuat Berbagai Konstruksi Mebel4.1. Konstruksi Sudut Rangka/Bingkai4.2. Konstruksi Silang Takik dengan Sponing4.3. Konstruksi Meja

    1. Menyiapkan Komponen Mebel

    Lembaran papan hasil penggergajian sebaiknya dipilih lebih dulusebelum digunakan untuk pekerjaan pembuatan mebel maupunkonstruksi kayu.Potongan terbuang pada papan tepi lebih lebar dibandingkan denganpapan tengah, karena kayu gubal pada papan tepi masih lebar dan ituharus dibuang supaya kayu yang digunakan terpilih dengan baik.Mata kayu yang terdapat pada lembaran papan sebaiknya dibuangsupaya lembaran papan yang dipakai berkualitas baik.

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    12/152 230

    Mata kayu yang terdapat padalembaran papan hati/papan galihberbentuk sayap dan mudah lepasuntuk itu harus dibuang dan

    jangan digunakan untukpembuatan mebel maupunkonstruksi kayu (Gb. 6.1).

    Kualitas yang paling baik daripenggergajian lembaran papanadalah pada kayu inti karenakondisi kayu ini sudah cukup tuadan stabil bentuknya.

    Sedangkan bagian tepi darilembaran papan adalah kayugubal, sebaiknya tidak dipakai danmenjadi potongan terbuang yangtidak digunakan untuk pembuatanmebel (Gb. 6.2).

    Pada saat menyiapkan lembaranpapan maka harus dipilih bagian-bagian papan yang baik sajasupaya menghasilkan kualitaspekerjaan yang baik pula.

    Karena kesalahan penyiapanbenda kerja berakibat jelekterhadap kelanjutan pekerjaanbahkan sampai tahappenyelesaian akhirpun nantibermasalah, maka dari itu harusdilakukan dengan teliti danmemperhatikan kualitas (Gb. 6.3).

    Papan Tepi

    Mata kayu bulatPotongan terbuang

    Potongan terbuang

    Potongan terbuang

    Potongan belah

    Mata kayu oval

    Mata kayu

    sayap

    Papan Tengah

    Papan Hati

    Potongan belah

    Memotong mata

    kayu sayap

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.1: Jenis Papan dan Pemotongannya

    Kayu

    gubal

    Kayuinti

    Potongan

    terbuang

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.2: Memilih Bagian Papan

    Pensil

    Penggaris

    Benda kerja

    PemotongSumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.3: Menyiapkan Benda Kerja

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    13/152 231

    Menyiapkan benda kerja dalam ukuran jadi/bersih sebaiknyamemperhatikan langkah - langkah kerja yang benar dan sistematis,seperti berikut ini:Pertama mengetam sisi lebar papan (muka 1) lebih dulu sampai ukuran

    bersih yang diinginkan, selanjutnya beri tanda bahwa pengetaman telahselesai dengan baik.Kedua mengetam sisi tebal papan (muka 2) sampai ukuran yangdiinginkan.Ketiga memberi tanda hasil pengetaman bahwa permukaan papan yanglebar (muka 1) telah tegak lurus dengan permukaan papan yang tebal(muka 2).Keempat mengetam sisi papan yang tebal (muka 3).Kelima mengetam sisi papan yang lebar (muka 4).Keenam memotong ukuran panjang papan sesuai garis potong yang

    telah ada (Gb. 6.4).

    Keempat

    Mengetam dari lebar

    Pertama

    Mengetam sisi lebar Kedua

    Mengetam sisi tebal

    KetigaBeri tanda

    tegak lurus

    Kelima

    Mengetam dari tebalKeenamMemotong ukuran

    panjang

    Sumber: Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.4: Menyiapkan Ukuran Benda Kerja

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    14/152 232

    2. Membuat Komponen Mebel Bentuk Sederhana

    2.1. Sambungan Melebar

    Benda kerja yang akan digunakan untuk sambungan melebar harusdiperiksa kerataannya, kesikuannya, dan ketebalannya sehinggamendapatkan ukuran yang baik.

    Pemeriksaan kesikuan dilakukan dengan siku-siku sepanjang bendakerja. Sedangkan pemeriksaan kedataran benda kerja dilakukan denganmistar baja sepanjang benda kerja.Untuk ketebalan benda kerja diukursecara teliti dengan caliper/mistar sorong.

    Jadi, untuk mendapatkan kualitas konstruksi sambungan papan melebar

    yang baik, harus dilakukan pemeriksaan sisi tebal, sisi lebar, dan ukuranpanjangnya serta ketepatan ukurannya.

    Kontrol kualitas melalui bendakerja dengan teknik yang benaryaitu memeriksa keempatpemukaan sebagai berikut:

    Apakah seluruh papan bersih,bebas tanda-tanda kerja, lurus,dan rata?

    Pastikah tegak-lurus permukaanpapan satu dengan lainnya?

    Apakah ukuran yang diinginkansudah terpenuhi?

    Apakah tersedia kayu diperdagangan, sehingga hanyasedikit yang terbuang?

    Benda kerja

    Benda kerja

    Benda kerja

    Mistar baja

    Siku-siku

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.5: Menguji Bentuk Benda Kerja

    Siku-siku

    Jangka Sorong

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    15/152 233

    2.2. Sambungan Melebar Tanpa Lem

    2.2.1. Sambungan Takik Setengah

    Sambungan Takik Setengahmerupakan salah satu sambunganmelebar tanpa lem yangsederhana.

    Tebal papan ditakik setengahnyasetebal setengahnya juga,sepanjang papan pada keduasisinya secara sejajar.

    Setiap papan yang akandisambung maka kedua sisimemanjangnya dibuat takikanseperti dijelaskan di atas.

    Apabila sudah demikian, makasetiap lembar papan sudah siapuntuk disambung.

    2.2.2. Sambungan Alur Lidah

    Sambungan Alur Lidah merupakankonstruksi sambungan pelebaranpapan yang banyak digunakan.

    Setiap sisi papan dibuat alur dansisi yang lainnya dibuat lidah,keduanya dibuat sepanjangpapan.

    Ukuran tebal alur dan lidah sekitar? tebal, dalamnya alur sekitar tebal papan atau 1 tebal lidah(Gb.6.7).

    Sambungan Alur Lidah biasanyadipakai pada penutup dinding ataulangit-langit, alas lantai, dan panilpintu.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.6:

    Sambungan Takik Setengah

    Lidah Alur Udara

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.7: Sambungan Alur Lidah

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    16/152 234

    2.2.3. Sambungan Alur Dengan Isian (Lidah lepas)

    Dengan Isian ini menjadikankedua alur sama dalamnya

    sepanjang papan.

    Lebar Isian dibuat sekitar 1 sampai1 tebal papan yang akandisambung dan harus sedikitkurang dari kedua dalamnya alur,supaya pada saat dipasang, masihada rongga udara (Gb. 6.8).

    Tebalnya Isian sekitar ? tebal

    papan yang akan disambung.Isian dibuat dari tripleks atau kayuyang keras.

    2.2.4. Sambungan Alur Tumpang Tindih

    Dengan Sambungan AlurTumpang Tindih menjadikansebagai contoh pintu rumah ataupintu garasi tampak berbeda dariyang lain.

    Dengan sambungan ini, lebar dandalamnya alur sama keduanya,yaitu tebal alur ? tebal papan,dan dalamnya tebal papanyang akan disambung (Gb. 6.9).

    Sambungan Alur Tumpang Tindihini dirangkai dengan caramemasukkan alur silih bergantiantar papan yang disambungsehingga saling tumpang tindih.

    Isian

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.8: Sambungan Alur dengan

    Isian

    Bagian alur

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.9: Sambungan Alur

    Tumpang Tindih

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    17/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    18/152 236

    Tanda kerja sangat pentingdalam bekerja, agar tidakterjadi kesalahandan pekerjaan dapat berjalan

    cepat tanpa ada rasa takutsalah, maka bisamenggunakan tanda kerjaseperti gambar di samping ini(Gb. 6.11).

    2.3.2. Sambungan Sisi Tumpul

    Sambungan Sisi Tumpulmerupakan sambungan yangsangat mudah mengerjakannyakarena hanya menemukan keduasisi tebal kayu yang sudah diketamlurus, rata, dan siku, satu dengan

    yang lain.Pertemuan kedua sisi tebal kayuini diberi lem kayu yaitu lem PVACdan dijepit satu dengan yang lain,karena proses pengeringan lemsangat efektif bila benda kerjadiberi tekanan secukupnya, jangansampai melengkung (Gb.6.12).

    2.3.3. Sambungan BergigiSambungan Bergigi dikerjakandengan mesin profil pada sisi tebalpapan dengan bentuk yang salingberpasangan satu dengan yanglain, sehingga apabiladisambungkan dengan diberi lemmaka kedua papan bisa bertemudengan baik.Sambungan Bergigi ini bisadigunakan untuk sambunganpelebaran papan pada mebel

    maupun bangunan interior.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.11: Tanda Kerja pada Pelebaran Papan

    Lem

    PVAC

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.12: Sambungan Sisi Tumpul

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.13: Sambungan Bergerigi

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    19/152 237

    2.3.4. Sambungan dengan Pen Bulat (Dowel)

    Sambungan dengan Pen Bulat(Dowel) ini merupakan sambungan

    pelebaran papan yangmenggunakan alat sambung penbulat (dowel).

    Ukuran diameter dowel antara 2/5sampai 3/5 dari tebal papan yangakan disambung. Sedangkanpanjang dowel antara 2 sampai 2 tebal papan yang akandisambung.

    Dalamnya lubang diberi toleransi 3mm lebih panjang dari panjangnyadowel, hal ini digunakan untuktempat lem yang memperkuatdowel tersebut (Gb. 6.14).

    Pengeleman sambungan inidengan cara dijepit satu denganyang lain sehingga bisa rapat danbaik.

    2.3.5. Sambungan dengan Isian Tripleks

    Pengeleman sambungan denganisian tripleks ini melalui alur yangada sehingga tripleks sebagaiisiannya menekan lem yang adamemenuhi isian.

    Dengan demikian papan yangdisambung, satu dengan lainnyamenjadi rapat, tetapi perlu diberitoleransi untuk tempat lem(Gb. 6.15).

    Lebar isian(L) yaitu 1 dari tebalpapan (D). Tebal isian yaitu sampai ? D.

    Dowel 2/5 3/5 D

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.14: Sambungan dengan

    Dowel

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.15: Sambungan denganIsian Tripleks

    L = 1 Dd = sampai ?

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    20/152 238

    2.3.6. Kelam Ekor Burung

    Pemilihan kayu sebagai kelamekor burung memanjang

    sebaiknya memperhatikan arahlingkaran tahun kayu. Pilihlah arahlingkaran tahun yang searahdengan tebal kelam supaya bilaterjadi penyusutan kayu makabentuk kelam relatif stabil(Gb. 6.16 kiri).

    Masuknya ekor burung ke dalamkayu pasangannya adalah ? kayu

    pasangannya, untuk kelam ekorburung yang menerima beban darisisi tebalnya (Gb. 6.16 tengah).Untuk kelam ekor burung yangmenerima beban dari atas, makasudut ekor burungnya antara 75 -80 , dan jarak minimal dari ujungkayu 50 mm (Gb. 6.16 kanan).

    2.3.7. Lis Kepala Kayu

    Lis kepala kayu mencegahkoyaknya kepala kayu daribenturan atau yang lainnya.

    Bentuk lis kepala kayu bisabervariasi, seperti berikut, yaituberalur, beralur dan berlubangditambah baji, berbentuk segi-empat memanjang, dan berbentuksegi-tiga memanjang (Gb. 6.17).

    Dengan mengelem lis kepalakayu, diijinkan untuk lembaranpaling tinggi 200 mm lebarnya.Pada lembaran kayu yang lebar,diijinkan lis kepala kayu hanyapada tengah-tengahnya kayu yangdilem.

    Salah!

    Benar!

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.16: Pemasangan Lis EkorBurung Memanjang

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.17: Pemasangan Lis Kepala

    Kayu

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    21/152 239

    3.1. Konstruksi dengan Paku

    Konstruksi dengan paku adalahpilihan yang paling mudah untuk

    menghubungkan papan menjadisuatu kotak/kubus.Paku memegang pada kepalakayu tidak begitu baikdibandingkan pada sisimemanjang kayu. Oleh sebab ituuntuk membuat kotak/peti kemasatau rak pada gudang, supayamendapatkan konstruksi yang baikmaka pada sudut sambungan

    ditambahkan lis sebagai penguat.Paku bisa menembus sisi tebal lissudut yang selanjutnyadibengkokkan dan dimasukkan kedalam lis sudut (Gb. 6.18).

    Pada mebel sebaiknya dipakaipaku berkepala benam sehinggapaku bisa dibenamkan dan lubangpaku dapat ditutup dengan dempulatau wood filler atau bahanpenutup yang lain.

    Ujung-ujung paku sebaiknyaditumpulkan sedikit dengan palusebelum dipakai, karenamasuknya paku mendesak seratkayu, sehingga ujung paku yangtajam dapat mengakibatkantimbulnya retak-retak.

    Ikatan kekuatan ujung paku hanyapada jepitan serat-serat kayu, olehsebab itu paku hendaknyadimasukkan miring sekitar 80.Jikalau jarak antar pakuberdekatan, pemakuan hendaknyajangan dilakukan dalam garis lurusmelainkan berselang-seling danbergelombang.

    Tanpa lem

    Lis sudut

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005. Gb. 6.18: Sudut Kotak

    Sambungan Paku

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.19: Pemakuan

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    22/152 240

    Jarak pemakuan 150 200 mm. Panjang paku yang masuk ke bagianpapan yang kedua adalah 1 tebal papan pertama. Sedangkan panjangpaku seluruhnya adalah 2 tebal papan pertama (Gb. 6.19).

    3.2. Konstruksi Alur dan Lidah

    Panjang lidah minimal 4/10 tebalpapan, sedangkan tebal lidah sampai ? tebal papan.Tebal lidah sebaiknya tidak lebihdari ? tebal papan supayaterhindar dari lepasnya bagiankepala kayu dari papan penahan.

    Posisi alur bisa pada papan yangmendatar maupun papan yangtegak tergantung keinginan sertaposisi kepala kayu yang akanterlihat.

    Konstruksi Alur dan Lidah ini bisadigunakan pada sudut kotakmaupun papan antara baik dibawah maupun di atas(Gb. 6.20.dan 6.21).

    Lidah untuk Konstruksi Alur danLidah pada papan antara bisaberada di atas atau di bawah.Apabila lidah berada di atas danpapan antara mendapat bebankuat, maka bagian bawah papanantara akan pecah. Begitu pulakalau lidah berada di bawah danpapan antara mendapat bebankuat, maka celah pada hubunganakan terbuka.Meskipun demikian lebih baik lidahberada di bawah (Gb. 6.20).

    Tebal lidah adalah ? tebal kayu,sedangkan dalamnya alur minimal4/10 tebal kayu. Lidah ini bisa jugadigantikan oleh kayu isian.

    Alur

    Lidah

    D/4sampai

    D/3

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.20: Konstruksi Alur dan

    Lidah pada Sudut Kotak

    Isian

    kayu

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.21: Konstruksi Alur dan

    Lidah pada Papan Antara

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    23/152 241

    3.3. Konstruksi Sudut Verstek dengan Isian

    Konstruksi Sudut Verstek denganIsian bisa dari isian lamello,

    tripleks, kayu masip, atau plastiksudut bergerigi (Gb. 6.22).

    Bila dibuat dari isian lamello makajarak as ujung lamello 50 mm,dan jarak antar lamello adalah200 mm.

    3.4. Konstruksi dengan Pen Bulat (Dowel)

    Konstruksi dengan Pen Bulatadalah sebuah yang bisadikerjakan dengan mesin bortangan dan mesin bor horisontalatau dengan mesin dowel ataumesin dowel otomatis.

    Dowel yang berbentuk bulatmemanjang berfungsi sebagai alatpenyambung yang masuk kedalam dua sisi lubang yang diberilem pada kayu yang disambungdengan ukuran yang akurat.

    Maka dari itu pembuatan lubangdowel harus tepat ukurannya satudengan yang lain.

    Konstruksi dengan dowel ini dapatuntuk sambungan bagian - bagianmebel dari kayu masip, kayu lapis,papan partikel.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005. Gb. 6.22: Konstruksi Sudut Verstek

    dengan Isian Lamello dan

    Plastik Sudut

    Untuk lem jangan

    ada udara

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.23: Konstruksi Sudut

    dengan Dowel

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    24/152 242

    Konstruksi dengan dowel ini dapat berbentuk hubungan papan yangsaling bertemu tegak-lurus maupun verstek atau 45 (Gb. 6.23).Ukuran dowel adalah 2/5 3/5 tebal papan. Jarak dowel dengan tepipapan 10 15 mm, jarak antar dowel 150 200 mm.

    3. Membuat Komponen Mebel Bentuk Rumit

    3.1. Konstruksi Ekor Burung Terbuka (Dovetail Joint)

    Konstruksi Ekor Burung Terbukaadalah suatu konstruksi hubungankayu yang sudah lama dikenal.

    Konstruksi hubungan yangutamanya digunakan pada kayumasip ini sangat akurat sehinggamemerlukan keterampilan yangbaik untuk mengerjakannya.

    Kalau diinginkan terlihatnya sisidepan verstek, maka ekor burungyang pertama dapat dipotongverstek atau 45, bila tidak makabertemu tegak lurus (Gb. 6.24).

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.24: Konstruksi Ekor Burung

    Diverstek

    Ekor burungPen

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    25/152 243

    Bagian-bagian hubunganpada sambungan ekorburung sederhana yaitupen dan lubangnya

    terbuka.Karena pen ekor burungberbentuk baji, hubunganini dapat dilem tanpadiklem/dijepit.Penggambarankonstruksi hubungan ekorburung terbuka adabeberapa cara,diantaranya seperti pada

    gambar di samping ini,yaitu ada duakemungkinan yang bisadilakukan.

    Kemingkinan 1 (sebelahkiri),yaitu lebar papan dibagibeberapa bagian yangsetiap bagiannya adalah tebal papan.Lalu ditarik suatu garismiring yangmenghubungkan titikpada garis yang berada tebal papan dari tepike titik yang pada garisyang berada 3 x tebalpapan, yang dimulai dari2 bagian lalu 3 bagiandan diakhiri 2 bagian.

    Garis tersebut dibuat dengan menggunakan siku goyang / siku swai yangmenghubungkan titik-titik tersebut di atas secara bolak-balik. Dengandemikian jadilah gambar hubungan ekor burung terbuka.Kemungkinan 2 (sebelah kanan),Pembagian lubang dan pen sama lebar, yaitu lebar papan dibagi menjadi7 bagian. Kemiringan ekor burung dibuat antara 1 : 7 sampai 1 : 6, dan

    dipindahkan dengan siku swai.

    Kemungkinan 1:

    Pembagian ekor burung dilakukan pada garistengah ekor burung, dengan rumus:

    Jumlah pen ekor burung = lebar kayu3 x t. Kayu

    Jumlah pen sisi lain =jumlah pen ekor burung+1Jumlah bagian = 2 x juml pen + 1 x juml pen lain1 bagian = lebar kayu

    Juml bagianKemiringan ditentukan seperti pada gambar.

    Kemungkinan 2:

    Pembagian ekor burung dikerjakan pada sisidalam. Lubang dan pen dibagi sama lebar. Caraini lebih mudah, tetapi pen sisi tepi lebih lebar.Contoh perhitungan:Pembagian ekor burung=lebar kayu=120=6+1=7

    tebal kayu 20jika hasilnya gasal, bisa dibulatkan ke atas atauke bawah. Kemiringan ekor burung antara 1 : 7

    atau 1 : 6, seperti gambar di atas.

    Gb. 6.25: Perhitungan Ekor Burung

    Sumber: Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing.Wolfgang Nutsch, 2005.

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    26/152 244

    Pengerjaan Konstruksi Ekor Burung Terbuka setelah digambari adalahsebagai berikut:

    Pertama, mengerjakan bagian papan yang digunakan sebagaipen dengan cara menggergaji bagian-bagian tersebut dengan gergaji

    belah atau gergaji punggung sampai batas setebal papan danberpedoman pada garis kerja/gambar yang telah ada. Hal ini harusdilakukan dengan teliti dan cermat supaya garis kerjanya bisa menjadipedoman.

    Kedua, memahat sampai kedalaman setengah tebal papan hasilpenggergajian tersebut mulai dari sisi dalam papan tepat pada garis kerjaterus menjauh sampai setengahnya.Berikutnya membalik papan tersebut terus memahatnya sampai setiapbagian terputus satu demi satu, lalu membersihkannya ataumerapikannya dengan pahat, sehingga bersih dan rapi sesuai dengan

    garis kerja.Ketiga, bagian papan yang digunakan sebagai pen (telahdikerjakan pada langkah kedua) dimalkan pada sisi dalam papanpasangannya dengan cara menggoreskan kraspen / penggores secaratepat dan segaris dengan pen yang dimalkan.

    Keempat, menggergaji bagian-bagian ekor burung yang telahdigores kraspen tersebut di atas dengan gergaji belah atau gergajipunggung secara akurat berpedoman pada goresan kraspen. Selanjutnyasetiap bagian ekor burung diputus dengan pahat satu persatu sehinggabersih dan rapi sesuai dengan garis kerja.

    Kelima, menyetel bagian ekor burung dengan bagian pen yangberposisi tegak-lurus dengan memukul bagian ekor burung menggunakanpalu kayu / palu karet secara hati-hati sehingga seluruh bagian ekorburung berhimpitan dengan bagian pen menjadi rapat, rapi, dan tegaklurus. Dengan demikian selesailah pengerjaan hubungan ekor burungtersebut.

    Sumber: Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.26: Pengerjaan Konstruksi Ekor Burung Terbuka

    Pertama Ketiga Keempat

    Kedua

    Penggores

    Bagian

    pen

    Bagianekor burung

    Kelima

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    27/152 245

    3.2. Konstruksi Ekor Burung MemanjangKonstruksi Ekor BurungMemanjang baik untuk konstruksiyang menahan tarikan dan

    menerima beban.

    Jarak Konstruksi Ekor BurungMemanjang dengan tepi ujungkayu pasangannya minimal 30mm.Untuk hubungan di tengah/antaraadalah seperti Konstruksi Alur danLidah.

    Kedalaman Konstruksi Ekor

    Burung Memanjang adalah ?tebal papan, dan kemiringan ekorburung antara 75 - 80 (Gb. 6.27).Titik henti alur ekor burung dariujung tepi papan adalah 7 mm,karena bila terlalu lebar makahubungan pada bagian ini akanterbuka kalau kayu menyusut.

    3.3. Konstruksi Ekor Burung Tersembunyi

    Konstruksi Ekor BurungTersembunyi secara prinsiphampir sama dengan KonstruksiEkor Burung Terbuka hanya padabagian depan ekor burung adapelindungnya sehinggatersembunyi.Pelindung ekor burung tersebutberukuran antara sampai ?tebal papan.Dengan adanya pelindung ini,maka pengerjaannya lebihdibutuhkan keterampilan dari padamengerjakan Konstruksi EkorBurung Terbuka.Konstruksi ini biasanya dipakaipada papan penutup laci, ataupada hubungan sudut yang ingindilihat dari satu sisi saja.

    Antara alur dan pendilonggarkan sekitar 2 mm

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.27: Konstruksi Ekor Burung

    Memanjang

    Pelindung

    ekor burung

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.28: Konstruksi Ekor Burung

    Tersembunyi

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    28/152 246

    Pengerjaan Konstruksi Ekor Burung Tersembunyi setelah digambariadalah sebagai berikut:

    Pertama, mengerjakan bagian papan yang digunakan sebagaipen dengan cara menggergaji bagian-bagian tersebut dengan gergajibelah atau gergaji punggung sampai batas pelindung ekor burung danberpedoman pada garis kerja / gambar yang telah ada. Hal ini harusdilakukan dengan teliti dan cermat supaya garis kerjanya bisadipedomani.

    Kedua, memahat papan hasil penggergajian tersebut dari sisidalam papan tepat pada garis kerja terus menjauh sampai mendekatigaris kerja pelindung ekor burung.

    Ketiga, berikutnya memahat pada arah kepala kayu sampai batasgaris keja/pelindung ekor burung terbentuk satu demi satu, sehinggabersih dan rapi sesuai dengan garis kerja.

    Keempat, bagian papan yang digunakan sebagai pen (telahdikerjakan pada langkah kedua dan ketiga) dimalkan pada sisi dalampapan pasangannya dengan cara menggoreskan kraspen / penggoressecara tepat dan segaris dengan pen yang dimalkan.

    Kelima, memotong dada ekor burung dengan berpedoman siku-siku yang diletakkan pada sisi tebal kayu lalu digergaji dengan gergajibelah atau gergaji punggung secara tepat. Selanjutnya bagian dada ekorburung sisi lainnya dipotong seperti cara kerja sebelumnya sehinggabersih dan rapi sesuai dengan garis kerja.

    Keenam, menyetel bagian ekor burung dengan bagian pen yangberposisi tegak-lurus dengan memukul bagian ekor burung menggunakanpalu kayu secara hati-hati sehingga seluruh bagian ekor burungberhimpitan dengan bagian pen menjadi rapat ,rapi, dan tegak lurus.

    Demikianlah pengerjaan sambungan ekor burung tersembunyi tersebut.

    Penggores

    Memotong dada ekorburung

    Pertama Ketiga Kelima

    KeenamKeempatKedua

    Siku-siku

    Sumber: Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.29: Pengerjaan Konstruksi Ekor Burung Tersembunyi

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    29/152 247

    3.4. Konstruksi Ekor Burung Mesin

    Dengan mesin frais ekor burungdapat dikerjakan sambungan

    untuk pen dan ekor burung,melalui ini terbentuklah ekorburung terbuka maupun ekorburung tersembunyi.(Gb. 6.30).

    Bentuk dasar ekor burung dan penekor burung sebelah dalam /bawah membundar(Gb. 6.30).

    3.5. Konstruksi Jari Terbuka

    Dengan hubungan sudutKonstruksi Jari Terbuka inidimungkinkan seluruh bagiandibelah dan dipotong paralel satudengan yang lain.

    Oleh sebab itu pengerjaan keduabagian bisa bersama-sama.

    Hubungan ini harus dilem bagiandada dan pipi pen kedua-duanyadan diklem / dipres.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.30: Konstruksi Ekor Burung

    Mesin

    Sumber: Holztecknik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.31: Mesin Frais Ekor Burung

    D sampai D3 4

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.32: Konstruksi Jari Terbuka

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    30/152 248

    Melalui sebuah mesin spindelmolder/shaper yang telah diaturatau dengan mesin spindelmolder/shaper spesial, Konstruksi

    Jari Terbuka ini bisa dikerjakan.

    Lebar jari adalah ? sampai D,dengan kedalaman setebal kayu(D) (Gb. 6.32).

    Konstruksi Jari dengan Baji iniuntuk hubungan di tengah ataupapan antara.

    Pen pada Konstruksi Jari dibelah pada arah tebal kayu sepanjang pendengan gergaji. Baji dibuat dari kayu masip yang ujungnya diruncingkanselebar lubang dan tebal baji sekitar 5 mm (Gb. 6.33).

    Baji dipasang setelah pen masuk dengan rapat dan tegak lurus, lalu bajidipukul masuk dengan palu selanjutnya pangkal baji dipotong ratadengan permukaan kayu.

    4. Membuat Berbagai Konstruksi Mebel

    4.1. Konstruksi Sudut Rangka/Bingkai

    Rangka terdiri dari ambang datardan ambang tegak (tiang) yangdirangkai oleh konstruksi sehinggamenjadi satu bagian yang kuat.

    Pilihlah kayu yang baik untukmembuat konstruksi rangka ini.

    Pasangkan ambang datar, danberi tanda paring atau tanda mukauntuk mengetahui bagian atas danbawah.

    Begitu pula pasangkan ambangtegak, beri pula tanda paring untukmembedakan bagian kiri dankanan (Gb. 6.39).

    Pen

    Baji

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.33: Konstruksi Jari denganBaji

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.39: Menggambari pada

    Rangka Kayu

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    31/152 249

    Untuk mendapatkan konstruksiyang stabil, maka harus dipilihpapan kayu yang tepat, dengancara mengamati lingkaran tahun

    pada kepala kayu yang searah.

    Untuk membuat konstruksi rangkadengan tebal kayu, sehingga bisadidapatkan konstruksi yang baikdan kuat. Hal ini sangat pentingdiperhatikan, sebab bila terjadipenyusutan kayu maka besarnyapenyusutan relatif sama, sehinggakecil kemungkinan terjadi

    perubahan konstruksi (Gb. 6.40)

    Yang dimaksud Konstruksi Sudut Rangka adalah hubungan bagian-bagian yang dirangkai menjadi suatu bentuk rangka/bingkai. KonstruksiSudut Rangka bisa dibuat beberapa cara sebagai berikut:

    4.1.1. Kip/Takik Setengah/Parohan (Half Joint)

    Hubungan Kip / Takik Setengah adalah sebuah hubungan sudut yangsederhana pada konstruksi sudut rangka.

    Dengan membelah tebal kayumenjadi setengah tebal dansepanjang lebar kayu, makaHubungan Kip tersebut sudah jadisebuah konstruksi rangka/bingkai.(Gb. 6.41).

    Untuk merekatkan Hubungan Kipmenjadi sebuah konstruksi rangkamaka harus dilem atau dipakusehingga kuat.

    Arah lingkaran

    tahun Arah lingkaran

    tahun

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.40: Memilih Kayu untuk

    Konstruksi Rangka

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.41: Kip/Takik Setengah

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    32/152 250

    4.1.2. Lubang dan Pen

    Konstruksi Lubang dan Pen inibiasa digunakan untuk mebelmaupun bingkai jendela.

    Tebal pen adalah ? tebal kayudan panjangnya selebar kayu.

    Konstruksi ini lebih menekankansegi teknik pengerjaannya yang

    harus teliti.

    Sebaiknya menggunakan kayuyang kering sehingga sambungantetap rata (Gb. 6.42).

    4.1.3. Lubang dan Pen Ganda

    Konstruksi Lubang dan PenGanda ini biasa digunakan untukmebel maupun bingkai jendelayang tebal.

    Tebal pen adalah 1/5 tebal kayudan panjangnya selebar kayu.

    Konstruksi ini membutuhkan teknikpengerjaan yang sangat telitisehingga sambungan bisa rapat.

    Lubang memanjang

    Pen

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.42: Lubang dan Pen

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.43: Lubang dan Pen Ganda

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    33/152 251

    4.1.4. Lubang dan Pen pada Rangka dengan Sponing

    Konstruksi Lubang dan Pen padaRangka dengan Sponing ini biasa

    digunakan untuk mebel maupunbingkai jendela yang akan diberikaca atau tripleks.

    Dengan adanya sponing yanglebarnya ? tebal, maka lebar pendiperkecil sedalam sponing,karena pengerjaan sponing padabingkai diteruskan (Gb. 6.44).

    4.1.5. Lubang dan Pen pada Rangka dengan Profil danSponing

    Konstruksi Lubang dan Pen padaRangka dengan Profil dan Sponingini umumnya digunakan untukmebel maupun bingkai jendelayang akan diberi kaca atautripleks.

    Dengan adanya sponing makadapat dipasangkan kaca atautripleks sebagai dinding bingkai.

    Tebal pen adalah ? tebal kayudan panjangnya adalah lebarkayu dikurangi sponing atau profil(Gb. 6.45).

    Lebar sponing adalah ? tebal rangka dan dibuat tembus, baik padaambang datar maupun pada ambang tegak, tetapi pertemuan profilantara ambang datar dan ambang tegak berupa verstek, dengandemikian kedua dada pen posisinya segaris. Profil yang dibuatpun bisabervariasi tergantung selera dan jenis pisau profil yang dimiliki, sehingga

    keindahannya bisa dipandang dari bagian depan.

    Sponing

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.44: Lubang dan Pen padaRangka dengan Sponing

    Tanpa profil

    Sponing

    Profil

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.45: Lubang dan Pen padaRangka dengan Profil

    dan Sponing

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    34/152 252

    4.1.6. Lubang dan Pen pada Rangka dengan Alur

    Konstruksi Lubang dan Pen padaRangka dengan Alur ini umumnya

    digunakan untuk mebel maupunbingkai jendela yang akan diberipapan panil atau tripleks.

    Lebar alur adalah ? tebal kayudengan panjang sampai tembuspada ambang tegak. Dalamnyaalur bisa dibuat sekitar 10 mm.(Gb. 6.46).

    Lebar pen pada ambang datarberkurang sedalam alur.

    4.1.7. Lubang dan Pen dengan Sponing dan Lereng

    Konstruksi Lubang dan Pendengan Sponing dan Lereng inibiasa digunakan untuk mebelmaupun bingkai jendela yang akandiberi kaca atau tripleks.

    Lebar sponing adalah ? tebalrangka dan dibuat tembus, baikpada ambang datar maupun padaambang tegak.

    Lebar lereng adalah ? tebalrangka dan dibuat tembus, baikpada ambang datar maupun padaambang tegak (Gb. 6.47).

    Dada pen pada sisi lereng bersudut sekitar 60 terhadap pipi pen dan iniharus segaris atau bersudut sama dengan sudut lereng, sehingga dadapen bisa bertemu dengan lereng secara rapat dan baik.Dada pen pada sisi sponing seperti biasa yaitu tegak-lurus terhadap sisitebal kayu atau segaris dengan sponing, sehingga dada pen bisabertemu dengan sponing secara rapat dan baik.

    Alur

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.46: Lubang dan Pen padaRangka dengan Alur

    Lereng

    Sponing

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.47: Lubang dan Pen padaRangka dengan Sponing

    dan Lereng

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    35/152 253

    4.1.8. Lubang dan Pen dengan Spatpen dan Baji

    Konstruksi Lubang dan Pendengan Spatpen dan Baji ini

    umumnya digunakan untuk mebelmaupun bingkai jendela yangmenginginkan konstruksi lebihkokoh, stabil, dan rapi.Spatpen berfungsi untukmencegah rangka atau bingkaimenjadi baling/muntir.Panjang spatpen setebal pen yaitu? tebal rangka (bisa lebih panjangantara 1 2 mm).

    Lebar spatpen 1/5 lebar rangka.Pada bagian spatpen diberikelonggaran 2 mm, supaya dadapen dapat rapat tidak tergangguspatpen (Gb. 6.48).

    Sisi lebar pen dibelah dengan gergaji sampai batas spatpen. Setelahlubang dan pen dirangkai dan bertemu secara rapat, maka baji bisadipasangkan dari sisi luar dengan cara dipukul palu sampai pen betul-betul rapat, lalu dipotong rata dengan pen.

    Pertama, menggambari garis potong menggunakan siku-siku dan pinsilpada kedua sisi tebal kayu sekaligus supaya segaris. Selanjutnya padasetiap kayu digambari garis potong melingkar menggunakan siku-sikupada keempat bidang permukaannya. Hal ini harus dilakukan dengan

    teliti dan cermat supaya garis kerjanya bisa dipedomani.

    Lubang pen

    Spatpen

    Baji

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.48: Lubang dan Pen denganSpatpen dan Baji

    Pertama

    Kedua Keempat Kelima

    Ketiga

    Keenam

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.49: Pengerjaan sebuah Hubungan Lubang dan Pen Terbuka

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    36/152 254

    Kedua, menggores sisi tebal kayu dengan perusut menjadi 3 bagiansama lebar pada tiga bidang permukaan sebagai garis kerja pembuatanpen.

    Ketiga, membelah tebal kayu sebagai pen dan lubang menggunakangergaji belah atau gergaji punggung menjadi tiga bagian menurut gariskerja yang ada, sehingga terbentuklah tebal pen dan lubang menurutukuran garis kerjanya.

    Keempat, bagian kayu yang digunakan sebagai lubang dipahatmenggunakan pahat lubang dari sisi tebal kayu sedalam setengah lebarkayu, berikutnya dibalik dari sisi berlawanan sehingga terbentuklahlubang secara rata dan rapi.

    Kelima, memotong dada pen sesuai garis kerja menggunakan gergajipunggung pada kedua permukaan kayu yang telah dibelah sehinggaterbentuklah pen secara rata dan baik.

    Keenam, menyetel bagian lubang dengan bagian pen secara hati-hatidengan memasukkan pen perlahan-lahan ke dalam lubang sehinggalubang dan pen terhubung secara tegak-lurus, rata, dan rapat.

    Pertama, Gambarlah garis potong menggunakan siku-siku dan pinsilpada kedua sisi tebal kayu sekaligus supaya segaris, dilanjutkan keliling

    permukaan kayu. Lebar pen dikurangi 10 mm

    Pertama Ketiga Kelima

    KeempatKedua

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.50: Pengerjaan Sebuah Hubungan Lubang dan Pen SebelahVerstek

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    37/152 255

    Kedua, pada setiap kayu bagian muka lukislah garis potong 45 daridalam ke luar menggunakan siku verstek pada keempat ujung kayu. Halini harus dilakukan dengan teliti dan cermat supaya garis kerjanya bisadipedomani.

    Ketiga, membelah tebal kayu sebagai pen dan lubang menggunakangergaji belah menjadi tiga bagian menurut garis kerja yang ada, sehinggaterbentuklah tebal pen dan lubang menurut ukuran garis kerjanya.

    Keempat, bagian kayu yang digunakan sebagai lubang dipahatmenggunakan pahat lubang dari sisi tebal kayu sedalam setengah lebarkayu, berikutnya dibalik dari sisi berlawanan sehingga terbentuklahlubang secara rata dan rapi.

    Kelima, memotong dada pen sesuai garis kerja yaitu pada bagian mukadipotong 45 dan bagian belakang dipotong 90 menggunakan gergajipunggung pada kedua permukaan kayu yang telah dibelah sehinggaterbentuklah pen secara rata dan baik.

    Keenam, menyetel bagian lubang dengan bagian pen secara hati-hatidengan memasukkan pen perlahan-lahan ke dalam lubang sehinggalubang dan pen terhubung secara tegak-lurus, rata, dan rapat.

    4.1.9. Hubungan dengan Pen Bulat (Dowel)

    Hubungan dengan Pen Bulat(Dowel) merupakan pilihan lainuntuk konstruksi hubungan rangkadengan alat bantu dowel.Panjang dowel yang masuk padaambang tegak, kedalamannyaberhenti dari sisi luar min. 5 mm.Sedangkan dowel yang masukpada ambang datar, sepanjang ?lebar kayu, dan ujungnya dipingul.Dalamnya lubang pada ambangdatar diberi kelonggaran 2 mm.Pada kayu yang tidak lebarsedapat mungkin dipasangkan duadowel untuk menghindarkanberfungsinya dowel sebagai poros(Gb. 6.51).

    Sebaiknya dipakai dowel berulir. Jarak dowel pada ujung ke ujungminimal 10 mm. Dengan begitu bagian ini terikat, tidak hanya tergantung

    pada lem saja. Diameter dowel 1/3 3/5 tebal kayu.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.51: Hubungan denganDowel

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    38/152 256

    4.1.10. Hubungan Dowel dengan Alur dan Profil

    Hubungan Dowel dengan Alur danProfil adalah pengembangan

    konstruksi dari Hubungan denganDowel yang diberi alur tembuspada tengah ketebalan kayudengan lebar dan dalam aluradalah tebal kayu.Juga diberi profil tembusmemanjang pada kedua tepiambang yang dipasangkandengan kontra profil pada kepalakayu ambang datar.

    Profil-profil tersebut dikerjakandengan mesin frais, sehinggapertemuan profil dengan kontraprofil bisa rapat dan baik.Untuk mendapatkan kestabilankonstruksi maka Hubungan Doweldengan Alur dan Profil ini bisadilem (Gb. 6.52).

    4.1.11. Hubungan Verstek dengan Isian

    Hubungan Verstek dengan Isianmerupakan pilihan lain untukkonstruksi sambungan rangkadengan alat bantu tripleks ataulamello maupun kayu masip.Bila menggunakan isian lamellomaka ukuran besar lamellohendaknya disesuaikan denganlebar kayu.

    Ujung isian lamello pada sudutbagian dalam diverstek sehinggarata dengan sudut rangka/bingkai.Untuk mendapatkan kestabilankonstruksi maka HubunganVerstek dengan Isian Tripleks atauLamello ini harus dilem (Gb. 6.53).Bila menggunakan isian kayumasip maka arah serat kayu harus

    memanjang melintang.

    Profil

    Kontra profil

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.52: Hubungan Dowel

    dengan Alur dan Profil

    Triplek ataulamello

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.53: Hubungan Verstekdengan Isian Tripleks

    atau Lamello

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    39/152 257

    Bentuk isian kayu masip adalahsegitiga sama kaki bersudut 45.

    Tebal isian ? tebal kayu.

    Dari sudut dalam rangka, lubangisian berhenti sekitar 5 mm(disesuaikan lebar kayu), supayaisiannya tidak terlihat dari sudutdalam (Gb. 6.54).

    4.2. Hubungan Silang Takik dengan Sponing

    Hubungan Silang Takik dengan Sponing merupakan konstruksi hubungansilang yang biasa digunakan pada kisi-kisi jendela atau pintu. Sponingtembus memanjang berada pada sisi dalam dengan ukuran lebar sekitar10 mm dan dalam sekitar 20 mm bisa digunakan sebagai tempat kacamaupun kayu. Apabila sponing tersebut akan diberi kaca maupun panil

    kayu maka harus dibuatkan lis. Dalamnya takikan dibuat tebal rangka.

    Kayu

    Masip

    umber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.54: Hubungan Verstekdengan Isian KayuMasip

    Lereng tegak Lereng tegak

    Lereng tegak

    Lereng datar

    Lereng datar

    Lereng datar

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.55: Hubungan Silang Takik dan Sponing

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    40/152 258

    Kisi-kisi yang tegak, takikannya berada pada bagian sponing, sedangkankisi-kisi yang datar takikannya pada bagian lereng/muka. Lebar takikanadalah selebar kayu yang telah dikurangi sponing. Hubungan SilangTakik dengan Sponing di atas (Gb. 6.55) bisa dikerjakan dengan dua

    model seperti gambar di atas. Pertemuan silang pada model yang tengahadalah mengikuti lereng yang ada, sedangkan model yang kanan padalerengnya dibuat verstek. Meskipun demikian hubungan silang takiksetelah disambung dan dilem akan terlihat sama pada kedua modeltersebut. Pada saat menyetel persilangan maka kedua kayu ditemukansecara tegak lurus melalui pukulan palu dari sisi muka tanda paringdengan diberi alas pada kayu yang dipukul. Persilangan sponing harussatu bidang datar, supaya kaca atau kayu yang dipasang nantinya bisamendatar dan lis penjepitnya bisa terpasang dengan baik.

    4.3. Konstruksi Meja

    Yang dimaksud Konstruksi Meja adalah hubungan bagian-bagian kaki,ambang, dan daun meja yang dirangkai menjadi suatu bentuk meja.Hubungan bagian-bagian tersebut bisa terdiri dari hubungan kaki mejadengan bingkai meja, juga hubungan rangka kaki dengan daun meja.Konstruksi hubungan tersebut bisa berupa pen dan lubang ataumenggunakan alat sambung seperti sekrup, pen bulat, klos kayu, pelatbesi, kelam dan pen bulat, kelam dan sekrup, serta kelam ekor burung.

    4.3.1. Konstruksi Pen Verstek dengan Spat Pen

    Konstruksi Pen Verstek denganSpat Pen ini merupakan salah satukonstruksi yang biasa dipakaiuntuk menghubungkan kaki mejadengan ambang datar (Gb. 6.56).

    Spatpen berfungsi untukmencegah ambang datar supayatidak baling/muntir.

    Panjang spat pen setebal penyaitu ? tebal ambang, jikadiperlukan bisa lebih panjangantara 1 2 mm.

    Lebar spat pen adalah 1/5 lebar ambang. Dalamnya lubang pada bagianpen diberi kelonggaran 2 mm, supaya dada spat pen dapat bertemudengan rapat. Ujung Pen diverstek sehingga bisa bertemu tegak lurus

    dengan ujung pen yang lain.

    Spatpen Ujung pen

    diverstek

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 6.56: Pen Verstek dengan

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    41/152 259

    4.3.2. Konstruksi dengan Dowel

    Konstruksi dengan Dowel inimerupakan salah satu konstruksi

    yang biasa dipakai sebagaialternatif untuk menghubungkankaki meja dengan ambang dataryang menggunakan alat sambungdowel (Gb.4.57).

    Ujung dowel yang masuk padakaki meja divertek, sehinggabertemu dengan ujung dowel darisisi lain secara tegak lurus.

    Pada ambang dipasangkan duadowel untuk menghindarkanberfungsinya dowel sebagai porosdan supaya ambang tidak muntir .Sebaiknya dipakai dowel berulir.Diameter dowel 1/3 3/5 tebalambang.

    Ujung dowel

    diverstek

    Ambang

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 4.57: Dowel Ganda Verstek

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    42/152 260

    BAB VIIMERAKIT MEBEL

    Pada bab ini diuraikan beberapa hal yang meliputi pengetahuan tentang

    pengukuran lokasi ruang, penyetelan unit-unit almari tanam di bengkel,pemasangan unit-unit almari tanam pada bangunan, dan pemasanganasesoris mebel sebagai dasar untuk merakit mebel kayu.

    Standar Kompetensi pada bab ini adalah Merakit Mebel yang terdiri dariempat Kompetensi Dasar yaitu Mengukur Lokasi Ruang, Menyetel Unit-unit Almari Tanam di Bengkel, Memasang Unit-unit Almari Tanam padaBangunan, dan Memasang Asesoris Mebel, yang secara terinci disusunke dalam topik-topik sebagai berikut:

    1. Mengukur Lokasi Ruang untuk Penempatan Mebel2. Menyetel Unit-unit Almari Tanam di Bengkel3. Memasang Unit-unit Almari Tanam pada Bangunan4. Memasang Asesoris Mebel

    1. Mengukur Lokasi Ruang untuk Penempatan Mebel

    Sebelum menempatkan mebel dalam suatu ruang, lebih dulu yang harusdiperhatikan adalah ukuran dan tata-letak ruang, sehingga mebel yangakan menempati ruang tersebut sesuai dengan keadaan lokasi ruang.

    Untuk itu direncanakan model dan ukuran mebel sesuai dengan fungsidan kondisi ruangan, sehingga mebel tersebut tampak serasi berada didalam suatu ruang. Salah satu jenis mebel yang memerlukan pengukuranlokasi ruang adalah Almari Tanam, seperti gambar berikut ini.

    1.1. Penempatan Almari Tanam pada Ruangan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsc , 2005.

    Gb. 7.1: Macam-macam Model Almari Tanam

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    43/152 261

    1.2. Pengukuran Lokasi Ruangan

    Almari Tanam merupakan suatu kesatuan mebel dengan ruangan, makadari itu rencana letak almari tersebut harus diperhitungkan dengan luasdan fungsi ruangan. Perencanaan yang baik akan menghasilkanpengaturan ruangan yang indah dan serasi.

    Almari Tanam bisa menjadi unsur keindahan ruangan selain fungsi almarisebagai tempat menyimpan barang. Model Almari Tanam banyakmacamnya, untuk itu bisa dipilih dan disesuaikan dengan fungsi dan luasruangan (Gb. 7.1).

    Pengukuran lokasi ruang untuk penempatan mebel merupakan langkahawal untuk perencanaan mebel yang akan ditempatkan di dalam suaturuang tertentu, misalnya Almari Tanam, Almari dan Meja Dapur, sertamebel-mebel lain. Perbandingan luas ruangan dengan jumlah dan tataletak mebel sebaiknya memperhatikan keleluasaan gerak bagi orangyang menempatinya, sehingga pengguna mebel merasa nyaman.Panjang, lebar, dan tinggi serta tata letak ruangan menjadi pertimbangankita dalam merencanakan jumlah dan tata letak serta jenis/model mebelyang akan ditempatkan.

    2. Menyetel Unit-unit Almari di Bengkel (Workshop)

    Konstruksi Almari terdiri dari hubungan bagian-bagian rangka kakidengan papan dasar almari, konstruksi dinding belakang almari, papanletak/rak, serta konstruksi dinding almari dengan laci dan daun pintunya.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.2: Rencana Letak Almari Tanam

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    44/152 262

    2.1. Bagian-bagian Almari

    2.2. Konstruksi Dinding Almari dengan Dowel

    Salah satu konstruksi dinding almari yang biasa digunakan adalahKonstruksi Dinding Almari dengan Dowel. Konstruksi ini relatif mudahpengerjaannya, karena hanya menggunakan mesin bor tangan maupunstasioner. Untuk mendapatkan ketepatan pemasangan dowel harusmenggunakan penitik dowel, sehingga letak lubang dowel yang dibuatbisa tepat berpasangan.

    Lebar

    TinggiTotal

    TinggiKotak

    Almari

    Dalam

    TinggiKaki

    Pintu Kanan

    Kunci

    Pintu Kiri

    Dinding Atas

    Dinding Belakang

    Papan Letak

    Dinding Samping Kanan

    Bingkai Dasar Kaki

    Laci

    Bingkai

    Atas Kaki

    Dinding Bawah

    Bingkai Depan KakiGrendel

    Bingkai Tiang Kaki

    EngselKiri

    Dinding Antara

    Laci Nampan

    Engsel Kanan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.3. Bagian-bagian Almari

    Dinding Samping Kiri

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    45/152 263

    2.3. Konstruksi Tumpuan Almari

    Model almari bisa bermacam-macam bentuk maupun bahandasar yang digunakan.

    Salah satu pilihan bahan dasaruntuk membuat almari adalahkayu lapis, bisa block-board, teak-block, atau multipleks.

    Model Almari pada (Gb. 7.5)merupakan almari pendek denganlaci di bagian atas danmenggunakan tumpuan almariyang mempunyai dua pintu dandua laci.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.5: Model Almari dengan

    Konstruksi TumpuanAlmari

    Dinding belakang

    Dinding samping kiri

    Dinding bawah

    Tumpuan

    belakang

    Dowel

    Dinding atas

    Tumpuan depan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.4: Hubungan antar Bagian-bagian Mebel

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    46/152 264

    Tumpuan Almari menahan seluruhbentuk kotak almari di atasnyasecara kuat dan stabil serta

    menyatu dalam satu konstruksialmari.

    Sekrup Penyetel berguna untukmengatur kedataran kaki supayamendatar/horisontal sehingga bisamenyangga dengan baik.

    Setelah kedataran kaki betul-betulmendatar atau horisontal, makaPenutup dipasangkan.

    Berikutnya memasang HiasanTumpuan yang disatukan denganKancing.

    2.4. Konstruksi Dinding Belakang Almari

    Konstruksi Dinding Belakang Almari bisa dibuat dengan berbagai macamkonstruksi dan alat sambung yang digunakan, seperti terlihat pada (Gb.7.7) terdiri dari:

    1. Dinding samping almari bagian belakang dalam ditakik sedalamtebalnya dinding belakang selanjutnya dipaku ke dinding samping

    almari. Dinding belakang almari menggunakan tripleks.

    Penutup

    Sekrup

    penyetel

    Kancing

    Kaki

    Hiasan

    tumpuan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.Gb. 7.6: Konstruksi Tumpuan

    Almari

    Paku tembak dan lem

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.7: Potongan Konstruksi Dinding Belakang Almari

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    47/152 265

    2. Dinding samping almari bagian belakang dalam ditakik lebih dalam daritebalnya dinding belakang selanjutnya dipaku dan dilem ke dindingsamping almari. Dinding belakang almari menggunakan tripleks.

    3. Dinding samping almari bagian belakang diberi lis kayu masip setebal

    10 mm yang lebarnya sama dengan tebalnya dinding samping almari.Selanjutnya dinding belakang almari di alur sebatas lis kayu masipsedalam 5 mm. Dinding belakang almari yang menggunakan tripleksdimasukkan ke dalam alur yang telah dibuat.

    4. Menggunakan Penghubung Dinding Belakang yang dipasang padabagian dalam belakang dinding samping almari. Dinding sampingalmari bagian belakang dalam ditakik sekitar

    10 mm dan setebal dinding belakang maksimal 5 mm. Selanjutnyadinding belakang almari dihubungkan dengan Penghubung DindingBelakang yang dipasangkan dibeberapa tempat, sehingga rapat dan

    kuat.5. Dinding samping almari bagian belakang dipasang alat sambung yaituisian lamello di beberapa tempat untuk hubungan dengan dindingbelakang almari. Tepi dinding belakang almari di beri lis kayu masipsetebal dinding belakang dan ditakik pada sisi yang bertemu dengandinding samping almari. Dinding belakang almari yang menggunakanmultipleks yang telah tebalnya minimal sama dengan dinding sampingalmari.

    2.5. Bagian-bagian Laci

    Papan

    samping

    Papan

    belakang

    Papan

    samping

    Papan

    dasar

    Papan

    muka

    Papanmuka

    rangkap

    Tinggi

    Lebar

    Panjang

    (dalam)

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.8: Nama Bagian-bagian Laci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    48/152 266

    Konstruksi Laci adalah hubungan bagian-bagian yang terdiri dari PapanSamping, Papan Muka dan Belakang, Papan Dasar Laci, dan PapanMuka Rangkap (bila ada) serta Peluncur Laci. Bila tidak memakai PapanPenutup Laci maka Papan Muka sekaligus sebagai penutup yang

    langsung terlihat dari depan. Sebaiknya hubungan Papan Sampingdengan Papan Belakang dan Papan Muka menggunakan sambunganekor burung (Gb. 7.8).

    2.6. Konstruksi Papan Muka Laci

    Papan Muka Laci merupakan bagian laci yang selalu terlihat, maka dariitu kayu yang dipakai sebaiknya pilihan dan baik. Ada beberapakonstruksi papan muka laci yang bisa dipilih untuk pembuatan mebel.Biasanya, hubungan papan muka laci dengan dinding sampingmenggunakan sambungan ekor burung, pembagian ekor burung harusdisesuaikan posisinya dengan papan dasar laci, supaya alur yang dibuattidak membelah ekor burung (Gb. 7.9) nomor 1 dan 2.

    Bisa juga papan muka laci dibuat rangkap, bagian yang terlihat dari luardapat dihias dengan profil sehingga tampak indah. Pilihan lain konstruksipapan muka laci bisa menggunakan dowel 6 mm, 2 buah di sampingkiri dan samping kanan (Gb. 7.9) nomor 3 dan 4.

    Perlu diperhatikan bahwa apapun konstruksinya, laci harus mudah ditarikdan didorong kembali sehingga bisa tersimpan kembali dengan lancar.Untuk itu perlu diperhatikan kelonggaran dan celah untuk udara bila laci

    didorong kembali ke rumahnya bisa lancar.

    Ditakikmasuk

    ke alur

    Celah

    miring

    Ambang

    pemisah

    Udara

    Dowel 6

    Celah

    1 2 3 4

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.9: Konstruksi Papan Muka Laci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    49/152 267

    2.7. Hubungan Papan Belakang dengan Papan Samping Laci

    Hubungan Papan Muka dengan Papan Samping Laci ada beberapavariasi, bisa dipilih menurut kebutuhan (Gb. 7.10) dilihat dari atas.

    1. Papan Muka Laci dan Papan Samping Laci bahannya kayu masip,menggunakan sambungan ekor burung tersembunyi.2. Papan Muka Laci dan Papan Samping Laci bahannya kayu masip,menggunakan sambungan alur dan lidah.3. Papan Muka Laci dari kayu lapis dan Papan Samping Laci dari kayumasip, menggunakan sambungan dowel.4. Papan Muka Laci dan Papan Samping Laci bahannya kayu masip,menggunakan sambungan ekor burung terbuka dan diberi Papan MukaRangkap dari tripleks.5. Papan Muka Laci dan Papan Samping Laci bahannya kayu masip,menggunakan alat sambung sudut dan diberi Papan Muka Rangkap darimultipleks.

    2.8. Laci Logam dengan Dinding Muka Kayu

    Samping laci

    Muka laci

    DowelSamping

    MukaRangka laci

    Alat

    sambung

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.10: Hubungan Papan Muka dengan Papan Samping Laci

    1 2 3 4 5

    Pelat besiDasar profil

    Pelat baja Pelat belakang dan dasar 16 mm

    Rel

    Pelindung

    peluncur

    Alat

    sambung

    Sumber : Holztechnik Fachk unde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.11: Laci logam dengan Dinding Muka Kayu

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    50/152 268

    2.9. Konstruksi Laci Klasik

    Konstruksi Laci Klasik merupakan

    suatu konstruksi laci sederhana.

    Gambar konstruksi laci inimenunjukkan penampang ataupotongan muka, sebelah kirimenggunakan lis kayu sebagaipeluncur untuk menggerakkan laci,sedangkan gambar sebelah kananberpeluncur dengan bahan sintetisseperti formika (Gb. 9.5).

    Potongan Depan Potongan Samping

    Lis penahan

    Lis pengarah

    Papansamping

    laci

    Lis peluncurLis peluncur

    Lis penahanLis pelindung

    Papanbelakanglaci

    Klos

    penahan

    Papanmuka

    laci

    Celahantar

    laci

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.13: Hubungan Rumah Laci Klasik

    Lis penahan

    Lis pengarah

    Lis peluncur

    Lis

    penahan

    Bingkai

    peluncur

    Peluncur

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.12: Konstruksi Laci Klasik

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    51/152 269

    Ada beberapa model PeluncurGantung yang digunakan untukLaci Klasik Bersusun.

    Biasanya Peluncur Gantung inidipasang dengan paku padadinding samping almari sebelahdalam.

    Ketinggian Peluncur ada di tengahketinggian laci. Lebar PeluncurGantung minimal 17 mm.

    Ada juga Peluncur Gantung yang

    dipasang dengan paku dan dilempada dinding atas almari sebelahdalam.

    Selain dari kayu, ada jugaPeluncur Plastik yang dipasangpada dinding almari.

    Peluncurgantung

    Peluncurgantung

    Peluncurplastik

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.14: Laci Klasik Bersusundengan Peluncur

    Gantung

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    52/152 270

    Papan sampinglaci

    Papan samping

    laci

    Papan Dasar Laci DitakikMasuk ke Alur pada Papan

    Samping Laci Bagian Bawah

    Papan Dasar Laci DibelahMasuk ke Alur pada Papan

    Samping Laci Bagian Bawah

    Papan Dasar Laci Masuk keAlur pada Papan Samping Laci

    Bagian Bawah

    Papan Dasar Laci Masuk ketakikan pada Papan Samping

    Laci Bagian Bawah

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.15: Hubungan Papan Samping Laci dengan Papan Dasar Laci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    53/152 271

    Tinggi

    Tinggi

    Tinggi

    Disekrup atau dipaku Disekrup

    Tonjolan dari

    papan dasar laci

    Konstruksi PapanBelakang Laci pada Laci

    Klasik

    Konstruksi PapanBelakang Laci seperti

    Papan Samping

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.16: Macam-macam Konstruksi Papan Belakang Laci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    54/152 272

    2.10. Peluncur Laci

    Lis peluncur laci

    Lis peluncur laci Lis peluncur laci

    Lis pelindung

    Lis pengarah

    Lis

    penahan

    Dinding atas

    Dinding sampingbadan laci

    Dinding samping badan laci

    Dinding atas

    Lis penahan

    Lis peluncur laci

    Variasi lispeluncur lacidepan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.17: Macam-macam Lis Peluncur Laci

    Papan belakangPapan samping

    kanan

    Alur papan dasar,

    tidak tembus

    Alur peluncur

    Papan

    samping kiriPapan

    muka

    Tombol logamAlur peluncur

    Alur pegangan Papan mukarangkap

    Alur papan dasartembus, terlihatpada papan

    belakang

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolf ang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.18: Laci untuk Lis Peluncur Gantung

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    55/152 273

    2.11. Macam-macam Kunci Laci

    2.12. Model Pegangan Laci

    Peluncur

    ganda

    Peluncur

    peluru

    * Tebal papansamping laci

    maks. 16 mm

    Laci keluar sebagian saja Laci keluar penuh

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.19: Peluncur Laci Mekanis

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.20. Macam-macam Kunci Laci

    Pelat Pengunci

    Ukuran

    Kunci

    U

    kuran

    Kunci

    Ukuran

    K

    unci

    Ukuran

    Kunci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    56/152 274

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.21: Macam-macam Model Pegangan Laci

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    57/152 275

    3. Menyetel Unit-unit Almari Tanam pada Bangunan

    3.1. Sistem Penggantung untuk Almari Tanam

    Almari Tanam adalah sistem almari yang dibuat atau dibangun menyatudengan dinding dalam ruangan, untuk itu harus dirancang sistemkonstruksi almari supaya menyatu dengan dinding.

    Salah satu konstruksi yang harus dipertimbangkan pada waktumerancang Almari Tanam adalah Sistem Penggantung untuk AlmariTanam. Ada beberapa pilihan konstruksi penggantung, bisa denganpapan pengait, pengait pelat baja, atau kombinasi keduanya (Gb. 7.22).

    Dinding ruangan yang akan berhubungan dengan almari, sebaiknya

    dilapisi beton supaya kokoh dan melindungi terhadap kelembaban yangberakibat jelek terhadap dinding belakang almari.

    Disediakan tempat khusus

    Sekrup pengatur

    kedalaman

    Penggantungalmari

    Kait penggantung

    Profil

    penggantungProfil

    penggantung

    Pengatur

    ketinggian

    Dowel plastik

    10x12

    Pengaturkedalaman

    Dinding

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.22: Penggantung Almari Tanam

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    58/152 276

    Rangka

    muka

    Badan

    almari

    Atas

    Tengah

    Bawah

    almari

    Tumpuan almari

    Dinding

    samping

    Dinding

    tengah

    Almari

    Almari

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.23: Sistem Membangun Almari Tanam

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    59/152

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    60/152 278

    3.2. Konstruksi Penutup Celah Dinding Tembok

    Bila antara almari dengan dindingtembok terdapat celah, maka

    dapat ditutup dengan papan kayu.

    Konstruksi penutup celah dindingada beberapa variasi, bisa dipilihmenurut keserasian denganalmarinya.

    Pilihan konstruksi ada padagambar-gambar berikut (Gb. 7.26dan 7.27).

    Tripleks

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.26: Penutup Celah DindingTembok dengan Papan

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.27: Konstruksi Penutup Celah Dinding

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    61/152 279

    4. Memasang Asesoris Mebel

    Asesoris mebel terdiri dari alat penggantung dan alat pengunci sertaasesoris lain yang dipasangkan pada mebel. Alat penggantung meliputi

    berbagai macam engsel dan skarnir sedangkan alat pengunci meliputiberbagai macam kunci pintu maupun kunci laci. Untuk memasangasesoris mebel sebaiknya memperhatikan spesifikasi dan karakteristikdari setiap asesoris agar pemakaiannya tepat dan berfungsi dengan baik.

    4.1. Konstruksi Depan dan Engsel Pintu Almari

    Konstruksi Depan dan EngselPintu Almari menjelaskan tentanghubungan pintu dengan dinding

    samping almari yang dipasangpenggantung pintu yaitu engsel.

    Terdapat banyak jenis engsel yangbisa dipilih untuk pintu almari. Halini tergantung kebutuhan danketersediaannya di pasaran.

    Gambar di samping menunjukkanpintu almari masuk ke dalamdinding samping yangdihubungkan dengan berbagaijenis engsel, gambar tersebutdipotong dan dilihat dari atas (Gb.7.28).

    Untuk mengatasi rongga yangterjadi karena engsel, makadipasangkan lis debu pada dindingsamping bagian dalam setinggidalamnya almari.

    Lis debuLis debu

    Lis debu

    Lis debu

    Pemeriksaan

    titik putar

    Pintu Pintu

    PintuPintu

    Pintu PintuDinding

    sa

    mping

    Dinding

    samping

    Dinding

    samping

    Tahanan

    di lantai

    Udara 2 mmPintu kemballi

    menutup

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.28: Pintu di dalam Dinding

    Almari dan Engselnya

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    62/152 280

    Apabila tidak menginginkan dipasang lis debu, maka bisa dipilih berbagaiengsel seperti gambar di bawah ini yang secara konstruksi membentukcelah yang tidak tembus ke depan almari sehingga debu tidak bisamasuk.

    Bagian tepi pintu terbuat dari kayu masip atau lis kayu masip supaya bisadibentuk sponing memanjang dengan baik (Gb. 7.29).

    Dibentukdengan bor 30 mm

    Pelat engsel

    yang tipis

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.29: Pintu ditakik ke dalam Dinding Almari dan Engselnya

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    63/152 281

    Gambar 7.30. berikut ini menunjukkan posisi pintu berada di depandinding samping menggunakan engsel silinder dan engsel sendok.

    Pola tetapDibentukdengan bor 16 mm

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.30: Pintu di luar Dinding Almari dan Engselnya

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    64/152 282

    4.2. Kunci Almari untuk Pintu Kupu Tarung

    .

    Kunci pintu almari yang dipasangpada pintu kupu tarung harusdiupayakan antara kedua daunpintu tidak terdapat celah yanglangsung tembus ke dalam almari.

    Untuk itu bisa dipasang lis kayumasip pada tepi pintu dan dibuatsponing pada keduanya yangsaling berlawanan, bisa jugadipasangkan lis memanjang padasalah satu pintu sehingga tidakada celah tembus ke dalam almari(Gb. 7.31).

    Pilihan kunci yang digunakanbermacam-macam, diantaranyabeberapa kunci seperti padaGambar 7.32.

    .

    Pengancing Kunci Pengancing PengancingKunciLis

    Celah antar pintu Celah antar pintu Celah antar pintu

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.31: Kunci Pintu Kupu Tarung

    Pelat

    rumahkunci

    Pengancing

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.32: Kunci Pintu Putar

    Mebel

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    65/152 283

    Apabila menginginkan kunci yanglebih aman dan kuat karenasekaligus mengunci ke bawah dankeatas selain ke samping, maka

    bisa dipilih Kunci Tiang / Batang(Gb. 7.33).

    Gambar di samping menunjukkandua pilihan Kunci Tiang / Batang.

    Gambar yang sebelah kirimenunjukkan sistem kunci kebawah dan ke atas dengan caramemutar sehingga Pengaitnya

    bertemu dengan Pasak secararapat.

    Sedangkan pengunci yang ditengah mengeluarkan Pengancingke pasangannya bersamaandengan yang di bawah dan di atas.

    Gambar yang sebelah kananmenunjukkan sistem kunci kebawah masuk ke Selongsong danke atas ke Pelat Kait Sikusehingga Tiang Penguncinyaberfungsi.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.33: Kunci Tiang / Batang

    Selongsong

    Pengait

    Tiangpengunci

    bawah

    Pasak

    Pasak

    Tiang

    pemutar

    Pelat

    pengait

    Pengancing

    Pasak

    Rumah kunci

    Tiangpengunciatas

    Simpul

    pemandu

    Pelat

    kait siku

    Simpul

    pemandu

    Simpul

    pemandu

    Pengait

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    66/152 284

    4.3. Engsel untuk Pintu Almari

    Alat penggantung untuk pintualmari ada beberapa macam yang

    bisa dipilih menurut kebutuhan,antara lain:

    Engsel Ring, Scharnier, PelatSilinder, Pasak Silinder,Scharnier Piano, dan EngselSusuk.

    Engsel Ring terdiri dari pelat

    pasak yang terpasang padadinding almari dan pelat pintu yangterpasang pada daun pintu. Engselini dilengkapi ring yang berfungsimelancarkan gerakan engsel.Kedua pelat bisa saling dilepasdan di situ terdapat lubang sekrupyang digunakan sebagai pengkaitsekrup ke kayu.

    Scharnier terdiri dari dua lembarpelat yang tidak bisa dilepaskandan dihubungkan oleh porossilinder. Pada kedua lembar pelatterdapat lubang sekrup yangdigunakan sebagai pengkaitsekrup ke kayu.

    Pelat Silinder terdiri dari dualembar pelat yaitu Bagian Lubangdan Bagian Pasak yang bisadilepaskan dan dihubungkan olehpasak silinder.Pada kedua lembar pelat terdapatlubang sekrup yang digunakansebagai pengkait sekrup ke kayu.Pelat Silinder ini bervariasibentuknya, ada yang rata/segaris,bertekuk, bahkan bersudut tegaklurus.

    Engsel Ring Scharnier

    Pelat Silinder Pasak Silinder

    Scharnier Piano

    Engsel Susuk

    Pelatpintu

    Ring

    Rol

    Pelat

    pasak

    Lebar

    Panjang

    Rol

    Bagian

    lubang

    Bagian pasak

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.34: Macam-macam Engsel

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    67/152 285

    Pasak Silinder terdiri dari dua batang pasak yaitu Bagian Lubang danBagian Pasak yang bisa dilepaskan dan dihubungkan oleh pasak silinderyang bisa dilepaskan dan dihubungkan oleh poros silinder. Setiap bagianberupa pasak berulir yang dimasukkan ke kayu dengan cara dibor.

    Scharnier Piano terdiri dari dua lembar pelat memanjang yang tidak bisadilepaskan dan dihubungkan oleh poros silinder. Pada kedua lembarpelat terdapat lubang sekrup yang digunakan sebagai pengkait sekrup kekayu.

    Engsel Susuk terdiri dari dua pelat susuk yang bisa dilepaskan dandihubungkan oleh pasak silinder.

    Di pasaran orang biasa menyebutEngsel Sendok yang berasal daribahasa Jerman Topfscharnierataubahasa Inggrisnya Furniture Hinge(Gb. 7.35).

    Engsel ini terdiri dari bagian bulatyang dimasukkan ke daun pintudan bagian batang yangdisekrupkan ke dinding dalamalmari.

    Langkah selanjutnya, keduanyadipasangkan dengan pengikatsekrup yang berfungsi jugasebagai penyetel kedudukanengsel sehingga daun pintu bisaterpasang baik.

    Pemasangan dan penyetelan Engsel Sendok sangat mudah.Untuk memasangnya pada bagian daun pintu di bor dengan diameterlubang sama dengan diameter engsel dan dalamnya sedalam engsel.Sedangkan bagian batang disekrupkan ke dinding samping bagian dalamalmari.

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    GB. 7.35: Engsel Sendok

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    68/152 286

    4.4. Macam-macam Mur-baut Bongkar Pasang (Knock-down)

    Mur-baut Bongkar Pasang atauyang biasa disebut baut knock-

    down cocok digunakan sebagaialternatif konstruksi sebuah mebelyang relatif besar karena bisadibongkar dan dipasang denganmudah. Dengan demikian untukmengangkut / memindahkannyalebih mudah dan aman.

    Konstruksi dengan baut knock-down biasanya terdiri dari baut

    berkepala bundar yang ada lubangsegi enam sebagai tempatmasuknya kunci L. Baut knock-down tersebut berpasangandengan mur berbentuk bulatpanjang 10 mm.

    Pada salah satu kepala mur adabelahan melintang diameter yangberfungsi untuk tempatnya mataobeng sebagai pemegang padasaat baut dikencangkan ataudikendorkan.

    Mur-baut Bongkar Pasang atau yang biasa disebut baut knock-downadabeberapa macam. Ada yang rumah bautnya bundar dilengkapi denganpenutup dan pengunci baut, ada yang sekrupnya berada padapenghubung bentuk trapesium, ada yang sekrupnya berlubang silang dan

    ada penutupnya (Gb. 7.37).

    Sumber : Holztechnik Fachkunde, Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.37: Macam-macam Mur-baut Bongkar Pasang

    Penutup

    Mur

    RumahPengunci baut

    Sekrup penghubung

    Dowel

    Lubang silang Penutup

    Mur

    Ulir baut

    Pengunci

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.36: Mur-baut Bongkar

    Pasang

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    69/152 287

    Sekrup Penghubung dimasukkandari lubang permukaan kayupertama dan bertemu dengan Murpada lubang permukaan kayu

    kedua.

    Sekrup dikencangkan denganobeng plus (+) sedangkan Murditahan oleh obeng minus (-)(Gb. 7.38).

    Sekrup dimasukkan dari lubangpermukaan kayu pertama

    langsung tembus ke kayu keduasampai kepala sekrup masuk daripermukaan kayu, selanjutnyapenutup dipasangkan sehinggarata dengan permukaan kayu (Gb.7.39).

    Mur dimasukkan dari sisi dalamkayu pertama, lalu bautdikencangkan dari sisi dalam kayukedua.

    Dengan penghubung Baut Sendimaka antara lantai dengan dindingtegak lurus bisa dihubungkan (Gb.7.40).

    Dengan Pelat Penghubung Sikubagian-bagian almari dapatdihubungkan dengan caramemasang sekrup pada pelat dikedua bagian almari (Gb. 7.41).

    SekrupPenghubung

    Mur

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.38: Mur-baut Bongkar

    Pasang

    Sekrup

    Penutup

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.39: Mur-baut Bongkar

    Pasang dengan Penutup

    Rumah bautBaut

    Mur

    Baut sendi

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.40: Mur-baut Bongkat

    Pasang Kecil

    Pelat penghubung siku

    Sumber : Holztechnik Fachkunde,

    Dipl.-Ing. Wolfgang Nutsch, 2005.

    Gb. 7.41: Pelat Penghubung Siku

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    70/152 288

    BAB VIIIMELAKSANAKAN PEKERJAAN UKIR

    Pada bab ini diuraikan beberapa hal yang meliputi pengetahuan tentangmembuat pola untuk pekerjaan ukir, mengukir bentuk sederhana,danmengukir bentuk rumit sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan ukir.

    Standar Kompetesi pada bab ini adalah Melaksanakan Pekerjaan Ukiryang terdiri dari tiga Kompetensi Dasar yaitu Membuat Pola UntukPekerjaan ukir, Mengukir Bentuk Sederhana, dan Mengukir Bentuk Rumit,yang secara terinci disusun ke dalam topik-topik sebagai berikut :

    1. Membuat Pola Untuk Pekerjaan Ukir

    1.1. Peralatan yang digunakan1.2. Cara membuat pola

    2. Mengukir Bentuk Sederhana2.1. Mengenal ukiran kayu2.2. Cara menggunakan peralatan ukir kayu

    3. Mengukir Bentuk Rumit3.1. Memahat bentuk cembung3.2. Memahat bentuk cekung

    1. Membuat Pola Untuk Pekerjaan Ukir

    1.1. Peralatan yang digunakan

    Di dalam membuat pola untuk pekerjaan ukir yang perlu diperhatikanadalah seberapa besar benda yang akan diukir, sehingga setelah pola

    selesai dibuat, lalu dimalkan di atas benda kerja, maka bisa pas.

    Peralatan yang digunakan untuk membuat pola adalah sebagai berikut :

    (a) Kertas gambar untuk membuat gambar kerja.(b) Kertas tipis untuk memindahkan gambar ukiran dengan cara

    sablon, menapak atau mengutip.(c) Pensil dan spidol untuk memindahkan gambar dan memperjelas

    gambar hasil kutipan.

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    71/152 289

    1.2. Cara membuat pola

    Membuat pola untuk pekerjaan ukir merupakan langkah awal yang harusdipersiapkan dengan baik. Langkah kerja atau cara membuat pola untuk

    pekerjaan ukir, adalah sebagai berikut:

    (a) Buatlah gambar rencana tampakdari muka, samping, danbelakang pada kertas gambardengan sebaik-baiknya.

    (b) Lakukan pekerjaan tapak/kutipgambar tampak samping padakertas tipis dengan spidol atau

    ballpoint.

    (c) Siapkan kayu yang dibutuhkansesuai dengan ukuran polanya.

    (d) Rekatkan gambar kutipan padakayu tersebut.

    Pola untuk pekerjaan ukir bisa bermacam-macam tergantung darikeinginan atau kebutuhan pengukir atau pemesan. Secara umum polauntuk pekerjaan ukir bisa berupa pola orang, pola binatang, maupun polatumbuh-tumbuhan atau bunga, seperti pola berikut ini.

    Sumber : Ornamen kir Kayu, Soepratno, 1983.

    Gb. 8.2. Pola Orang

    Sumber: Ornamen kir Kayu,

    Soepratno, 1983

    Gb. 8.1. Pola Patung Orang

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    72/152 290

    Sumber : Ornamen kir Kayu, Soepratno, 1983.

    Gb. 8.3. Pola Kuda

    Sumber : Ornamen Ukir Kayu, Soepratno, 198

    Gb. 8.4. Pola Bunga

  • 7/31/2019 20080820191745-Kelas11 Smk Teknik Perkayuan Budi-martono-2

    73/152 291

    2. Mengukir bentuk sederhana

    2.1. Mengenal ukiran kayu

    Yang dimaksud dengan ukiran kayu adalah cukilan berupa ornamen atauragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung, saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkansuatu hiasan.

    Semula ukiran merupakan ornamen sederhana yang diterapkan dengansistem gores dan tempel pada tanah liat, batu atau kayu dengan alatyang sangat sederhana pula, yang selanjutnya berkembang sampaisekarang menjadi ukiran yang beraneka ragam coraknya.

    Hasil ukir kayu di Indonesia pada saat ini menunjukkan perkembanganyang sangat pesat. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya jenisproduksi dan konsumen ukir kayu, terutama pada perabot dan jenisbarang-barang kerajinan lainnya.

    Khususnya di Jawa terdapat barang-barang ukir kayu yang dapat kitalihat terutama di Jawa Tengah, tepatnya di Jepara sebagai penghasil ukirkayu utama yang sudah dikenal sejak jaman dulu, di samping daerah lainseperti Serenan di Surakarta dan Polowijen di Kota Malang Jawa Timur.

    Hasil ukir dari daerah-daerah tersebut umumnya berupa barang yangdigunakan dalam kehidupan rumah tangga berupa perabot dan hiasanserta barang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.

    Karya hasil ukir kayu yang diwujudkan adalah berupa barang-barangyang bersifat sebagai berikut:

    (a) Barang Kerajinan, diantaranya adalah tempat abu rokok, kotakrokok, tempat koran, tempat sendok, kap lampu, hiasan dinding,hiasan meja, tongkat, kotak perhiasan, ikat pinggang, kotak pensil,jambangan bunga, tutup korden, topeng, tempat pot tanaman dan

    sebagainya.

    (b) Hiasan pada perabot, seperti meja dan kursi tamu, meja dan kursimakan, kursi panjang (sofa), almari, almari hiasan, almari boneka,kereta minuman, tempat tidur, toilet atau meja rias, bufet,penye