1.riset muhammad atras mafazi
DESCRIPTION
RISET Muhammad Atras MafaziTRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 – 6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM
BERDARAH DENGUE DAN PENCEGAHANNYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: Muhammad Atras Mafazi
108.103.000.037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H / 2011 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 September 2011
Muhammad Atras Mafazi
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 – 6
TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN PENCEGAHAN
NYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011
Laporan Penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
Muhammad Atras Mafazi
NIM: 108103000037
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed
Silvia F Nasution, M.Biomed
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
SISWA SD KELAS 4 – 6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
DAN PENCEGAHAN NYA DI SD ISLAM RUHAMA TAHUN 2011 yang diajukan oleh
Muhammad Atras Mafazi (NIM: 108103000037), telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 23 September 2011. Laporan penelitian ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada
Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 23 September 2011
DEWAN PENGUJI
Penguji I
dr. Agastja Wardhana,
SpPD
Penguji II
Silvia F Nasution,
M.Biomed
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd
Kaprodi PSPD FKIK UIN
DR. dr. Syarief Hasan Lutfie SpKFR
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat taufik dan hidayah-Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa Kelas 4-6 Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Pencegahan nya di SD Islam Ruhama Tahun 2011”
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini saya inginmenyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, dan Drs. H. Achmad Gholib, MA dan Ibu
Farida selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. H. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter.
3. Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed dan Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.
4. Ibu Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab Riset angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi dan mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini
5. Kepala sekolah, dewan guru, serta siswa/i SD Islam Ruhama yang telah bersedia membantu dalam pengambilan data penelitian ini
6. H.Surya Bakti dan Hj. Lisa Anasti, SE, keluarga besar saya serta para sahabat saya yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materiil.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Muhammad Atras Mafazi
vi
ABSTRAK
Muhammad Atras Mafazi. Pendidikan Dokter. Tingkat Pengetahuan Sikap, dan
Perilaku Siswa SD kelas 4-6 Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue dan
Pencegahan nya di SD Islam Ruhama Tahun 2011
Penyakit Demam Berdarah Dengue sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
yang cukup serius karena bersifat endemis dan sering menyerang masyarakat. Dari data yang
ada peningkatan kejadian Demam Berdarah di Provinsi Banten mengalami kenaikan yang
signifikan. Selain itu angka kejadian Demam Berdarah pada anak <15 tahun cukup sering
terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya. Metode penelitian ini
adalah cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan mendampingi responden dalam mengisi kuisioner.Hasil
dari penelitian menunjukkan sebagian besar siswa SD Islam Ruhama berusia 10 tahun dengan
mayoritas berjenis kelamin perempuan, mendapatkan sumber informasi tentang DBD melalui
petugas kesehatan, serta hasil terhadap riwayat sakit DBD menunjukan sekitar 24,8% siswa
SD Islam Ruhama pernah menderita DBD.
Pada umumnya pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa kelas 4-6 dalam kategori cukup atau
menengah. Oleh karena itu diperlukan peranan institusi kesehatan terkait, sekolah, dan orang
tua untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit DBD tersebut.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Demam Berdarah Dengue
vii
ABSTRACT
Muhammad Atras Mafazi. Faculty of Medicine. The level of knowledge, attitude, and
behavior on 4-6th Graded Students about DHF and prevention in Ruhama Islamic School
in 2011.
Dengue haermorrhagic fever (DHF) is still a serious health problem for the
community especially in the endemic area. Base on the data, the incidence rate of DHF in
province of Banten has increased significantly. In addition DHF in children <15 years old is
frequent.
This study aims to determine the level of knowledge, attitude, and behavior about DHF and
prevention. The method is cross-sectional study. Sampling is done by stratified random
sampling. The data collection is done by assisting in filling out the quisionnaire respondent.
Of the 137 respondents, the largest frequency of student in Ruhama Islamic School by age is
10 years old with the majority of female, getting the infromation source about DHF from
health workers. And the result from the medical history of DHf showed 24,8% 4-6 graded
students of Ruhama Islamic School had suffered from DHF
In general, the level of knowledge, attitudes, and behaviour of 4-6- graded students of
Ruhama Islamic School in an Intermediate category. Therefore need the role of health
related institutions, school, and parents to increase awarness of DHF disease.
Key Words: Knowledge, attitudes, behaviour, DHF
viii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................................... v ABSTRAK/ABSTRACT ........................................................................................... vi DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. X DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. X BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian ……..………….……………………………………... 2 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ….......................................................................... 4 2.1. Landasan Teori.....…....………….............................................................. 4
2.1.1. Pengetahuan..............................................………………………….... 4 2.1.2. Sikap………………………....………................................................ 5 2.1.3.Perilaku………………………...……................................................... 7 2.1.4 Demam Berdarah Dengue.....................................................................
2.1.4.1 Pendahuluan.............................................................................. 2.1.4.2 Penyebab................................................................................... 2.1.4.3 Tanda dam Gejala..................................................................... 2.1.4.4 Penularan.................................................................................. 2.1.4.5 Tempat Potensial bagi Penularan............................................. 2.1.4.6 Nyamuk Penular...................................................................... 2.1.4.7 Bionemik Vektor...................................................................... 2.1.4.8 Pencegahan dan Pemberantasan...............................................
10 10 10 10 11 12 13 14 16
2.2. Kerangka konsep…………………………………………………............ 18 2.3. Definisi Operasional................................................................................... 19 BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 23 3.1. Desain Penelitian......................................................................................... 23 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ..................................................................... 23 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 23 3.3.1. Populasi dan Sampel Yang Diteliti..................................................... 23 3.3.2. Jumlah Sampel…………………………...……………..................... 24 3.3.3. Jenis dan Cara Pengambilan Data……...…………………………...
3.3.3.1. Jenis Data…………………………………………………….. 3.3.3.2. Cara Pengumpulan Data……………………………………... 3.3.3.3. Alat Pengumpulan Data............................................................
24 24 25 25
3.3.4. Kriteria sampel.……………………………......…………………… 3.3.4.1. Kriteria Inklusi ………………………………….......……….. 3.3.4.2.Kriteria Ekslusi…………………………………......…………
25 25 25
3.4. Cara Kerja Penelitian................................................................................... 3.4.1. Izin Penelitian………………………………………………………. 3.4.2. Alur Peneltian………………………………………………………. 3.4.3. Identifikasi Variabel………………………………………………...
3.4.3.1. Variabel Independen…………………………………………. 3.4.3.2. Variabel Dependen…………………………………………...
25 25 26 26 26 27
3.5. Manajemen Data.......................................................................................... 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data..........…………...……………………… 3.5.2. Pengolahan Data...……............………………………..…................
27 27 27
ix
3.5.3. Analisa Data...........................................................................……… 3.5.3.1. Analisa Univariat..................................................................... 3.5.3.3. Rencana penyajian Data...........................................................
28 28 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 29 4.1. Karakteristik dan Latar Belakang Responden.……................................... 29
4.2. Pengetahuan.................………………...................................................... 31 4.3. Sikap............................................................................................ 4.4. Perilaku......................................................................................... 4.5. Distribusi Perngetahuan tentang DBD berdasarkan Karakterstik
Responden 4.6. Distribusi Sikap tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden 4.7. Distribusi Perilaku tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden
32 34 36 40 44
BAB V. PENUTUP…................................................................................................ 48 5.1. Simpulan .................................................................................................... 48 5.2. Saran .......................................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50 LAMPIRAN ............................................................................................................... 52
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Definisi Operasional..................................................................................... 19 Tabel 4.1. Distribusi Usia Responden …………………………………..………... 29 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin......................................... 29 Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kelas................………………. 30 Tabel 4.4. Distribusi Sumber Informasi Responden TentangDBD................................. 30 Tabel 4.5. Distribusi Riwayat Sakit DBD Responden.................................................... 30 Tabel 4.6 Presentase Responden yang Menjawab Benar terhadap Pertanyaan
Pengetahuan tentang Penyakit DBD.............................................................. 31 Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan............................... 32 Tabel 4.8. Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap tentang
Penyakit DBD................................................................................................ 32 Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat sikap........................................... 33 Tabel 4.10. Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Perilaku tentang
Penyakit DBD................................................................................................ 34 Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan tingkat perilaku...................................... 35 Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia................................... 36 Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................... 37 Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Kelas................... 38 Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
DBD................................................................................................................ 39 Tabel 4.16. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD.......... 40 Tabel 4.17. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Usia.............................................. 40 Tabel 4.18. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................... 41 Tabel 4.19. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Kelas............................... 42 Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD 42 Tabel 4.21. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD..................... 43 Tabel 4.22. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Usia.......................................... 44 Tabel 4.23. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................... 45 Tabel 4.24. Distribusi Perilaku Responden Terhadap Tingkat Kelas............................... 45 Tabel 4.25. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
DBD............................................................................................................... 46 Tabel 4.26. Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD ................ 47
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Gambar 2.2.
Proses Terbentuknya Reaksi............................................................... Kerangka Konsep...............................................................................
6 19
Gambar 3.1. Flowchart Alur Penelitian……………………..………………………………….. 26
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…........................................................................ 52 Lampiran 2 Surat Izin penelitian Skripsi……...……………………………………….......... 53 Lampiran 3 Informed Consent kepada Kepala Sekolah SD Islam Ruhama
Cireudeu…….........................................................................……….......... 54
Lampiran 4 Informed Consent kepada Responden Penelitian.............…………............ 55 Lampiran 5 Lembar Kuesioner........................................................................................ 56 Lampiran 6 Hasil Analisis Univariat................................................................................ 64
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur <15 tahun, namun dapat juga menyerang orang
dewasa. Dilihat dari kejadian Demam Berdarah Dengue menurut golongan umur
sejak tahun 1993-1997 sebagian besar penderita DBD pada kelompok (5-14
tahun) ini menunjukan bahwa kejadian DBD pada anak usia sekolah sering
terjadi. 1
Angka kejadian DBD sendiri Pada tahun 2009, terdapat 158.912 kasus dengan
jumlah kematian 1.420 orang. Dengan demikian Incidence Rate (IR) DBD pada
2009 adalah 68,22 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,89%. Angka-angka
tersebut megalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 dengan IR sebesar
59,02 per 100.000 penduduk dan CFR sebesar 0,86%. Angka Insidens (IR)
tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta, yaitu 313,41 per 100.000 penduduk.2
Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakan dasar
perilaku untuk kehidupan anak selanjut nya. Sementara itu populasi anak
sekolah di dalam suatu populasi cukup besar , 40- 50%. Murid sekolah
merupakan salah satu kelompok masyarakat yang terorganisir, peka terhadap
pendidikan pada umum nya, sudah dibimbing, dan dibina.potensi murid sekolah
dasar untuk berperan aktif dalam hal pemberantasan penyakit DBD dapat
diharapkan. Untuk menumbuhkan potensi tersebut perlu diketahui sejauh mana
pengetahuan dan sikap murid sekolah dasar tentang penyakit DBD dan
pencegahan nya.
Berdasarkan hasil survey yang didapatkan di Puskesmas Pisangan, Tangerang
Selatan, Banten. angka kejadian DBD pada bulan Agustus 2011 termasuk dalam
10 penyakit dengan angka kejadian terbanyak dan mengalami peningkatan pada
musim hujan. Di SD Islam Ruhama yang berada di wilayah kerja puskesmas
1
2
Pisangan juga menunjukan bahwa pada musim hujan banyak siswa yang terkena
penyakit DBD. Dari pihak sekolah sendiri belum pernah diadakan penyuluhan
tentang penyakit DBD, program 3M hanya dijalankan 1 bulan sekali yang
seharus nya 1 minggu sekali 3, dan fogging hanya dilakukan 3 tahun sekali.
Peranan keluarga terutama pendidikan yang diteruskan dengan pendidikan di
sekolah dan kebiasaan hidup bersih akan mempengeruhi pemahaman anak
terhadap suatu penyakit dan penularan nya. Sejauh mana pemahaman siswa
tentang DBD yang dikaitkan dengan angka kejadian DBD yang sering terjadi di
sekolah tersebut menjadi dasar pemikiran penelitian ini.
Mengingat pentingnya peranan PSP siswa serta pengaruhnya terhadap angka
kejadian DBD di wilayah penelitian tersebut, maka dilakukan suatu penelitian
yang bersifat pengumpulan data secara kuesioner dan wawancara lansung
terhadap siswa SD kelas 4-6 tentang penyakit DBD dan pencegahan nya di SD
Islam Ruhama tahun 2011.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kejadian DBD di wilayah Pisangan provinsi Tangerang merupakan urutan 10
besar dari kasus penyakit yang ada di masyarakat wilayah tersebut. SD Islam
Ruhama yang berada di wilayah tersebut juga menunjukkan bahwa pada musim
hujan banyak siswa yang terkena penyakit DBD. Bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas 4 – 6 terhadap penyakit
Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya
1.3 TUJUAN
1.3.1 Umum
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku siswa kelas 4 s.d 6 SD Islam Ruhama terhadap penyakit
Demam Berdarah Dengue dan pencegahannya
3
1.3.2 Khusus
1. Mengetahui distribusi pengetahuan siswa kelas 4 – 6 SD Islam
Ruhama terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan
pencegahan nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas,
sumber infromasi dan riwayat sakit DBD
2. Mengetahui distribusi sikap siswa kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama
terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan
nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas, sumber
infromasi dan riwayat sakit DBD
3. Mengetahui distribusi perilaku siswa kelas 4 – 6 SD Islam
Ruhama terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan
pencegahan nya berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat kelas,
sumber infromasi dan riwayat sakit DBD
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan,
khususnya tentang pengetahuan, sikap dan prilaku siswa kelas 4
– 6 SD Islam Ruhama mengenai penyakit Demam Berdarah
Dengue dan pencegahan nya.
1.4.2 Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama para orang tua
siswa SD Islam Ruhama mengenai upaya pencegahan serta
bahaya akibat penyakit Demam Berdarah Dengue. Sehingga
diharapkan dengan informasi ini orang tua siswa bisa turut serta
dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku
anak-anak mereka terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue
dan pencegahan nya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).4 Proses adaptasi
pengetahuan terhadap perilaku dilihat dari pengalaman dan penilitan
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif memiliki beberapa tingkatan
meliputi :4
1. Tahu (Know)
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Coprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
4
5
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau
suatu obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. Evaluasi meliputi kata kerja
membandingkan menanggapi penafsiran.
2.1.2 Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap
respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. 5
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat
6
langsung dilihat, tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup.
Gambar 2.1
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Tingkatan Sikap , terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut: 4
- Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek.
- Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, dalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
- Menghargai (valuating)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi dari sikap menghargai
- Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.4
Stimulus rangsangan
Proses Stimulus Reaksi
Tingkah laku
(terbuka)
Sikap (tertutup)
7
Indikator Sikap Terhadap Kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan
kesehatan, antara lain: 4
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang tehadap
gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara
penularan penyakit dan sebagainya.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara
memelihara dan cara-cara (berprilaku) hidup sehat. Dengan
perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan,
minuman, olahraga, istirahat cukup dan sebagainya.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan
dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau
penilaian terhadap air bersih, pembuangan limbah, polusi dan
sebagainya.
2.1.3 Perilaku
Yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. 4
Selanjutnya Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar
belakangi atau dipengaruhi oleh tiga factor yakni: factor-faktor
predisposisi (predisposing factorsi) seperti pengetahuan, sikap dan
sebagainya, factor-faktor yang mendukung (enabling factors) seperti
ketersedian sumber atau fasilitas dan factor-faktor yang memperkuat atau
medorong (reinforcing factor) seperti sikap dan perilaku petugas. 4
8
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari
batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok: 4
a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health maintance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesahatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu, perilaku
pemelihara kesehatan ini terdiri dari tiga aspek:
1). Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit
bila sakit, serta pemulihan kesehatan bila mana telah
sembuh dari sakit.
2). Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat.
3). Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan
minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
seseorang, tetapin sebaliknya makan dan minuman dapat
menjadi sebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan
dapat mendatangkan penyakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas
pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian
pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang
pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan
atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment)
atau mencari pengobatan ke luar negeri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosial budaya dan sebagainya,
9
sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang
mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu
kesehatannya sendiri, keluarga atau masyarakatnya.
Lingkungan perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan
itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup: 4
1). Perilaku sehubungan dengan air bersih.
2). Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor.
3). Perilaku sehubungan dengan limbah.
4). Perilaku sehubungan dengan rumah sehat.
5). Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang
nyamuk.
Indikator praktik kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di atas,
yakni: 4
1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).
Pencegahan penyakit, mengimunisasi anaknya, melakukan
pengurasan bak seminggu sekali dan sebagainya dan b).
Penyembuhan penyakit, minum obat sesuai petunjuk dokter,
melakukan anjuran-anjuran dokter dan sebagainya.
2. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, b). Olah raga
secara teratur, c). Tidak merokok dan sebagainya.
3. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan
Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a).
Membuang air besar di jamban (WC), b). Membuang sampah
pada pada tempatnya, c). Menggunakan air bersih untuk mandi,
cuci, masak dan sebagainya.
10
2.1.4 Demam Berdarah Dengue
2.1.4.1 Pengertian Umum
Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot/atau nyeri sendi yang disertai leukipenia, ruam,
limfadenopati, trombsitpoenia, dan hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh.6
2.1.4.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue
Demam dengue dan Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh
virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae.7 Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm
terdiri dari sama ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul
4x106 6
Terdapat 4 serotype virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-
4 yang semua nya dapat menyebabkan demam dengue atau demam
berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Penilitian pada
Arthopoda menunjukan virus dengue dapat bereplikasi pada
nyamuk genus Aedes (Stegomya) dan Toxorynchites 6. Vektor
utama DBD adalah Aedes aegypti, sedangkan vektor potensial nya
adalah Aedes albopictus 8
2.1.4.3 Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue
Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa
11
klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD
yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa
klinis dan laboratoris :
1. Diagnosa Klinis 9
Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).
Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet
positif , Petekie (bintik merah pada kulit),
Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis,
Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata),
Epistaksis(pendarahan hidung), Perdarahan gusi,
Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan
Hematuri (adanya darah dalam urin).
Pembesaran hati (hepatomegali).
Renjatan (syok)
.
2. Diagnosa Laboratoris 9
Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan
penurunan
trombosit hingga 100.000 /mmHg.
Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20%
atau lebih
2.1.4.4 Penularan Demam Berdarah Dengue
Seseorang yang di dalam darah nya mengandung virus dengue
merupakan sumber penular demam berdarah dengue (DBD). Virus
dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum
demam. 3
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam
darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjut
nya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai
12
jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liur nya. Kira-
kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut
siap untuk menularkan kepada orang lain ( masa inkubasi
ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk
sepanjang hidup nya, oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang
telah menghisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang
hidup nya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk
menusuk (menggigit), sebelum menghisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuk nya (proboscis),
agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah
virus dengue dipindahkan nyamuk ke orang lain. 3
2.1.4.5 Tempat Potensial bagi Penularan DBD
Penularan Demarn Berdarah Dengue dapat terjadi disemua tempat
yang terdapat vektor nyamuk penularnya. Adapun tempat yang
potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah : 3
Wilayah yang banyak kasus DBD (Endemis).
Tempat-tempat umum merupakan tempat ‘berkumpulnya’
orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga
kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus
dengue cukup besar tempat - tempat umum antara lain:
o Sekolah.
o RS / Puskesmas dan Sarana pelayanan kesehatan
lainnya.
o Tempat mnmn lainnya seperti : hotel, pertokoan,
pasar, restoran, tempat ibadah dan lain-lain.
Pemukiman baru dipinggir kota.
Karena dilokasi ini, penduduk umumnya berasal dari
berbagai wilayah dimana kemungkinan diantaranya
terdapat penderita atau carier yang membawa virus dengue
yang berlainan dari masing-masing lokasi asal.
13
2.1.4.6 Nyamuk Penular (Vekror) Demam Berdarah Dengue
1.Morfologi
Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut:
-Nyamuk Dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
rerata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan
bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki 3,8
-Kepompong
Kepompong (pupa) berbentuk seperti ‘koma’. Bentuk nya lebih
besar namum lebih ramping dibandingkan dengan larva (jentik)
nya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
pupa nyamuk lain. 3
-Jentik
Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva
tersebut, yaitu:
-Instar 1 : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
-Instar 2 : 2,5-3,8 mm
-Instar 3 : lebih besar sedikit dari larva instar 2
-Instar 4 : berukuran paling besar 5 mm
-Telur
Telur bewarna hitam dengan ukuran 0,80 mm, berbentuk oval yang
mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau
menempel pada dinding tempat penampung air. 3
2.Siklus Hidup
Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lain nya
mengalami metamorfosis sempurna8, yaitu : telur- jentik –
kepompong – nyamuk. Stadium telur, jentik, dan kepompong
hidup didalam air. Pada umum nya telur akan menetas menjadi
jentik dalam waktu 2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik
biasa nya berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong
14
berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi
nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina di alam
bebas kira-kira 10 hari 8 , sedangkan di laboratirum dapat mencapai
2-3 bulan. 3
3.Variasi Musiman
Pada musim hujan tempat perkembangbiakan Aedes aegypti yang
pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur
yang tadi nya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada
musim hujan semakin banyak tempat penampungan air alamiah
yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat
berkembang biak nya nyamuk ini. Oleh karena itu pada musim
hujan populasi Aedes aegypti meningkat. Bertambahnya populasi
nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
peningkatan penularan penyakit dengue. 3
2.1.4.7 Bionemik Vektor
Bionomik vektor meliputi tempat perkembangbiakan nyamuk,
Perilaku saat nyamuk menggigit dan perilaku nyamuk saat
istirahat.
1. Tempat Perkembangbiakan
Tempat perkembangbiakan utama adalah tempat-tempat
penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu
tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat
umum. Biasa nya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah.8
Nyamuk ini biasa nya tidak dapat berkembang biak digenangan
yang langsung berhubungan dengan tanah. 3
Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat
dikelompokan sebagai berikut: 3
15
- Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari
seperti: drum, bak mandi/WC, tempayan, ember dan lain-lain
- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari
seperti: tempat minuman burung, vas bunga, ban bekas, kaleng
bekas, botol bekas dan lain-lain
- Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang
batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang,
potongan bambu dan lain-lain
2. Perilaku nyamuk saat menggigit
Nyamuk betina biasa mencari mangsanya pada siang hari. 8
Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari,
dengan puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-
17.00. Berbeda dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti
mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple
bites) dalam satu siklus gonotropik untuk memenuhi lambungnya
dengan darah. 3
3. Perilaku nyamuk saat istirahat
Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam atau kadang di luar
rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya, biasanya
di tempat yang agak gelap dan lembab. Di tempat-tempat tersebut
nyamuk menunggu proses pematangan telur nya. Setelah
beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina
akan meletakan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya,
sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas
menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air.
Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-
bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC,
dan biladi tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi
maka telur dapat menetas lebih cepat. 3
16
2.1.4.8 Cara Pencegahan dan Pemberantasan DBD
Karena Strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu:
1. Cara pemberantasan nyamuk dewasa
Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara
penyemprotan (pengasapan/pengabutan=fogging) dengan
intektisida.8 Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada
benda-benda bergantungan, maka penyemprotan tidak dilakukan di
dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk penular
malaria. Insektisida yang dapat digunakan antara lain intektisida
golongan: 3
- Organophosphate, misal nya Malathion
- Pyretroid sintetic, misal nya Lamda Sihalotrin, Cypermetrin,
Alfamethrin
- Carbamat
Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog atau
mesin ULV dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak
mempunyai efek residu. Untuk membatasi penularan virus dengue
penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval 1 minggu.
Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang
mengandung virus dengue (nyamuk infektif) dan nyamuk-nyamuk
lain nya akan mati. Tetapi akan segera muncul nyamuk-nyamuk
baru yang diantara nya akan mengisap darah penderita viremia yang
masih ada yang dapat terjadi nya penularan kembali. Oleh karena
itu dilakukan penyemprotan siklus kedua. 3
Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi
penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan
pemberantasan jentik nya agar populasi nyamuk penular dapat tetap
ditekan serendah-rendah nya. Dengan demikian bila ada penderita
17
DBD atau orang dengan viremia, maka tidak dapat menular kepada
orang lain.
2. Cara pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti
Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti dikenal
dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara :
a. Fisik
Cara ini dikenal dengan kegiatan ”3M”, yaitu: Menguras (dan
menyikat) bak mandi, bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat
penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lain-lain);
dan Mengubur barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lain-
lain).10 Pengurasan tempat-tempat penampungan air perlu
dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar
nyamuk tidak dapat berkembangbiak di tempat itu. 8 Pada saat ini
telah dikenal pula istilah ”3M” plus, yaitu kegiatan 3M yang
diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,
maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah-
rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu
upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, karena
keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku
masyarakat. 3
b. Kimia
Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan
insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal
dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara
lain adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah
granules (sand 20 granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10
gram (±1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida
dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan. 3
18
c. Biologi
Pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti secara biologi dapat
dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik, viviparous
species Poecilia reticulata adalah yang biasa digunakan.11 ikan
kepala timah, ikan gupi, ikan cupang atau tempalo, dan lain-lain
juga dapat dimanfaatkan sebagai pemakan jentik. Dapat juga
digunakan Bacillus thuringiensis var israeliensis (Bti). 3
3. Cara pencegahan
a. Memberikan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat
untuk membersihkan tempat perindukan nyamuk dan
melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memasang kawat
kasa, perlindungan diri dengan pakaian dan menggunakan obat
gosok anti nyamuk. 10
b. Melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor
nyamuk, mengetahui tempat perindukan dan habitat larva dan
membuat rencana pemberantasan sarang nyamuk serta
pelaksanaannya. 3
4. Penanggulangan wabah
a. Menemukan dan memusnahkan spesies Aedes aegypti di
lingkungan pemukiman, membersihkan tempat perindukan nyamuk
atau taburkan larvasida di semua tempat yang potensial sebagai
tempat perindukanlarva Aedes Aegypti.
b. Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang yang
terpajandengan nyamuk 12
2.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang akan menjadi pengarah dalam penelitian ini adalah
Karakteristik responden, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap penyakit Demam
Berdarah Dengue dan pencegahan nya.
19
Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Terdapat variabel yang ingin diketahui oleh peneliti. Variabel-variabel tersebut
adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku pada siswa/i kelas 4-6 SD Islam Ruhama
sebagai variabel dependen dan karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis
kelamin, tingkat kelas, sumber informasi, dan riwayat terhadap sakit DBD. Sebagai
variabel independen.
2.3DEFINISI OPERASIONAL
Table 2.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat
Ukur Hasil Ukur Skala
Siswa/i SD Islam Ruhama Cireundeu kelas 4,5, dan 6
Pengetahuan tentang DBD
Sikap tentang DBD
Perilaku tentang DBD
Umur Jenis
Kelamin Tingkat
Kelas Sumber
Informasi Riwayat
DBD
20
Dependen
Pengetahuan
Hal-hal yang
diketahui
responden
berkaitan
dengan
penyakit
Demam
Berdarah
Dengue dan
pencegahan
nya
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuesioner
1. Baik, dengan
skor > 76%
2. Cukup, dengan
skor 56 – 76 %
3. Kurang, dengan
skor <56 %
Ordinal
Sikap
Sikap adalah
merupakan
reaksi atau
respon
seseorang
yang masih
tertutup
terhadap suatu
stimulus atau
objek
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuesioner 1. Baik, dengan
skor > 76%
2. Cukup, dengan
skor 56 –
76%
3. Kurang,
dengan skor
<56 %
Ordinal
Perilaku Perilaku
adalah
tanggapan
atau reaksi
individu yang
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kusioner 1. Baik, dengan
skor > 76%
2. Cukup, dengan
skor 56 – 76
%
Ordinal
21
terwujud
dalam
gerakan
(sikap), tidak
hanya badan
atau ucapan
3. Kurang,
dengan skor
<56 %
Independen
Umur
Lama waktu
hidup
responden
mulai
dari lahir
hingga
penelitian
dilakukan
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuesioner
..... Tahun
Nominal
Jenis
Kelamin
Karakteristik
seksual yang
dimiliki Oleh
responden dan
dibagi
menjadi laki-
laki dan
perempuan.
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuesioner 1. Laki-Laki
2. Perempuan
Nominal
Tingkat
Kelas
Level atau
tingkat
jenjang
Sekolah Dasar
(SD)
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuisioner 1. Kelas 4
2. Kelas 5
3. Kelas 6
Ordinal
Sumber
Informasi
Sarana dalam
penyebaran
informasi
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner 1. Petugas
Kesehatan
2. Media
Nominal
22
penyakit DBD
dan
pencegahan
nya
Kuisioner Cetak
3. Media
Elektronik
4. Kegiatan
Setempat
5. Guru dan
Pelajaran di
Sekolah
6. Keluarga
7. Tetangga
Riwayat
sakit DBD
Riwayat
sudah pernah
menderita
DBD atau
belum
Wawancara
terpimpin
dan
Kuisioner
Kuisioner 1. Pernah
2. Tidak
Pernah
Nominal
23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode cross sectional.
Pendekatan ini dilakukan Pengambilan sampel dilakukan secara stratfied random
sampling dengan analisa data secara deskriptif kategorik tidak berpasangan untuk
mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa kelas 4 - 6 SD Islam Ruhama
terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya. 13,14
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Islam Ruhama. Jl. Tarumanegara No. 67
Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
3.2.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2011
3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti
Populasi target dalam penelitian ini merupakan keseluruhan siswa di SD
Islam Ruhama. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
siswa kelas 4 - 6 di SD Islam Ruhama yang ada pada bulan Juli - Agustus
2011
Sampel terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan kelas 4 - 6 SD di SD
Islam Ruhama Cireundeu yang dipilih secara acak (stratified random
sampling) dan memenuhi kriteria sampling
23
24
3.3.2 Besar Sampel
Dalam penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus: 15:
Keterangan:
n1 Besar sampel pada tahap pertama
Zα Simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat
kemaknaan α (Standar variasi), untuk α = 0,05, maka Zα
bernilai 1,96 atau Derajat kepercayaan, CI 95%= 1,96, α = 5
% (two tail)
P Prosentase taksiran hal yang akan diteliti/ proporsi variabel
yang diteliti, diambil dari prevalensi penelitian sebelumya.
Karena belum ada penelitian sebelumnya maka dengan
stratified random sampling, nilai p = 65,5% = 0.655
Q 1 – p = 1- 0,655 = 0,345
D Kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi, dalam hal
ini diambil 7,96 % = 0,0796
Berdasarkan rumus di atas didapatkan jumlah sampel:
3.3.3 Jenis dan Cara Pengambilan Data
3.3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang diambil merupakan data primer, yaitu data yang
diambil langsung dari responden.
27
n1 = zα2.p.q = (1,96)2 x 0,655 x 0,345 = 137,01 ≈ 137 sampel
d2 (0,0796)2
25
3.3.3.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara langsung pada responden.
3.3.3.3 Alat Pengumpulan Data
Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner.
3.3.4 Kriteria Sampel
3.3.4.1 Kriteria Inklusi
Siswa SD kelas 4-6 di SD Islam Ruhama yang hadir saat
pengambilan sampel.
Bersedia mengikuti penelitian ini.
3.3.4.2 Kriteria Ekslusi
Pengisian kuesioner tidak lengkap
3.4 CARA KERJA PENELITIAN
Penelitian dilakukan langsung di SD Islam Ruhama dan peneliti langsung turun
ke lapangan dengan memberikan kuesioner pada siswa SD kelas 4-6 di SD Islam
Ruhama. 16
3.4.1 Izin Penelitian
Subjek yang dimasukan dalam penelitian ini, adalah mereka yang telah
menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian serta diberikan izin oleh
kepala sekolah SD Islam Ruhama Cireundeu secara tertulis untuk
diikutsertakan dalam panelitian 16
26
3.4.2 Alur penelitian
Gambar 3.1
Alur Penelitian
3.4.3 Identifikasi Variabel
3.4.3.1 Variabel Independen
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat Kelas
Sumber Informasi
Riwayat Sakit DBD
SD Islam Ruhama Cireundeu, Ciputat Timur
Pendataan dan seleksi calon sampel dengan teknik simple random sampling
Persetujuan kepada subjek penelitian dan guru kelas
Pengisian kuesioner dengan dibimbing Peneliti
Observasi data pribadi siswa dan wawancara
dengan guru kelas
Sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian
Tidak sesuai dengan kriteria inklusi subjek penelitian
Pengolahan data hasil kuesioner dengan program SPSS
27
3.4.3.2 Variabel Dependen
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas 4 – 6
terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya
3.5 MANAGEMEN DATA
3.5.1 Teknik Pengumpulan data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Pengumpulan data dilakukan saat penelitian pada bulan Juli – Agustus
2011.
Data yang diperoleh, yaitu dari data primer, yaitu data yang didapatkan
dengan menggunakan kuisioner yang dijawab oleh responden, yaitu
siswa SD kelas 4-6 di SD Islam Ruhama Cireundeu. Sebelum
pengisian kuisioner, peneliti memberikan petunjuk dalam pengisian
kuisioner serta mengadakan pengawasan dan penjelasan kembali bila
responden mengalami kesulitan dan hal – hal yang kurang jelas.
3.5.2 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan
menggunakan program komputer meliputi variabel independen, yaitu:
tingkat kelas, dan sumber informasi penyakit Demam Berdarah Dengue
dan pencegahan nya, sedangkan variabel dependennya adalah
pengetahuan, sikap dan, perilaku terhadap penyakit penyakit Demam
Berdarah Dengue dan pencegahan nya. Data diolah dengan alat bantu
perangkat komputer software SPSS for windows versi 16.0. Tahapan
pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Coding
Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan
memberikan kode untuk masing-masing pertanyaan, kode yang
diberikan akan menjadi panduan untuk menentukan skor yang
didapat responden.
28
2. Editing
Kegiatan yang dilakukan untuk menyunting data sebelum data
dimasukan, agar data yang salah atau meragukan dapat diklarifikasi
lagi kembali kepada responden.
3. Entry data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan sudah dilakukan
pengkodingan, langkah selanjutnya adalah memproses data agar
dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan meng-entry data dari
kuesioner ke dalam komputer dengan menggunakan program
komputer sesuai dengan kode yang telah ditetapkan.
4. Cleaning data
Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada
kesalahan atau tidak. Tahapan cleaning data terdiri dari :
a. Mengetahui missing data.
b. Mengetahui variasi data.
c. Mengetahui konsistensi data.
3.5.3 Analisis Data
3.5.3.1 Analisis Univariat
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat dengan menampilkan tabel-tabel distribusi untuk melihat
gambaran distribusi frekuensi responden menurut berbagai variabel
yang diteliti yaitu variabel independen dan variabel dependen.
3.5.4 Rencana Penyajian Data
Data yang didapat akan disajikan dalam bentuk narasi, tekstuler, grafikal
dan tabule
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan perilaku siswa kelas 4-6
terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya di SD Islam
Ruhama, Pada bab ini akan dijabarkan hasil univariat variabel independen dan
dependen yang tercantum dalam kerangka konsep.
4.1 Karakteristik dan Latar Belakang Responden
Yang dimaksud karakteristik dan latar belakang Responden meliputi usia, jenis
kelamin, tingkat kelas, sumber informasi, riwayat sakit DBD
a. Usia Responden Tabel 4.1.
Distribusi Usia Responden
Kategori Usia Jumlah Prosentase (%)
8 Tahun
9 Tahun
10 Tahun
11 Tahun
12 Tahun
16
32
49
38
2
11,7
23,4
35,8
27,2
1,5
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4.1 maka usia responden terbanyak adalah 10
tahun (35,8%)
b. Jenis Kelamin Responden Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
Laki-laki
Perempuan
63
74
46
54
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4.2 maka jenis kelamin responden terbanyak adalah
perempuan (54%)
29
30
c. Tingkat Kelas Responden Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kelas
Tingkat Kelas Frekuensi Prosentase (%)
4
5
51
37
37,2
27
6 49 35,8
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4.3 maka tingkat kelas responden terbanyak adalah
kelas 4 (37,2%)
d. Sumber Informasi Responden Tentang DBD Tabel 4.4
Distribusi Sumber Informasi Responden tentang DBD
Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%)
Petugas Kesehatan
Media Cetak
Media Elektronik
Kegiatan Setempat
Guru & Pelajaran di Sekolah
58
7
28
1
15
42,3
5,1
20,4
0,7
10,9
Keluarga
Tetangga
27
1
19,7
0,7
Total 137 100
Berdasarkan tabel 4.4 maka sumber informasi tentang DBD terbanyak
adalah dari petugas kesehatan (42,3%)
e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.5
Distribusi Riwayat Sakit DBD Responden
Kebiasaan Membaca Jumlah Prosentase (%)
Tidak Pernah
Pernah
103
34
75,2
24,8
Total 137 100
31
Berdasarkan tabel 4.5 maka riwayat sakit DBD pada responden
terbanyak adalah tidak pernah sakit DBD (75,2%)
4.2 Pengetahuan
Tabel 4.6
Presentase Responden yang Menjawab Benar terhadap Pertanyaan
Pengetahuan tentang Penyakit DBD
No Jenis Pengetahuan yang
Ditanyakan
Benar %
1 Vektor penyakit DBD 131 95,5
2 Penyebab DBD 54 39,4
3 Pola demam DBD 24 17,5
4 Nyamuk penular DBD 80 54,8
5 Ciri nyamuk DBD 85 62
6 Tempat berkembangbiak nyamuk
DBD
25 18,2
7 Sarang nyamuk DBD 121 88,3
8 Waktu Menggigit nyamuk DBD 16 11,7
9 Cara menghidari gigitan nyamuk
DBD
135 98,5
10 Slogan 3M 63 46
11 Waktu pengurasan bak mandi 68 49,6
12 Penaburan serbuk pemberantas jentik 64 46,7
13
14
15
16
17
18
Nama serbuk pemberantas jentik
Gejala DBD
Tatalaksana demam
Indikasi pasien yang di rawat di
rumah sakit
Kadar trombosit penderita DBD
Pravalensi kelompok usia tertinggi
penderita DBD
46
105
108
103
23
105
33,6
76,6
78,8
75,2
16,8
76,6
32
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) Baik 11 8
Cukup 71 51,8 Kurang 55 40,2 Total 137 100
Pada tingkat pengetahuan siswa (tabel 4.7) diperoleh data bahwa sebagian
besar responden memiliki tingkat pengetahuan Cukup (51,8%) , kemudian
tingkat pengetahuan kurang (40,2%) dan yang paling sedikit responden
dengan tingkat pengetahuan baik (8%).
Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan siswa SD Islam Ruhama
mengenai DBD dan pencegahannya masih kurang. Terbukti juga dari
pihak sekolah mengakui tidak pernah mendapatkan penyuluhan mengenai
penyakit DBD dan pencegahan nya. Sehingga pengetahuan siswa kelas 4-
6 SD tersebut sebagian besar dalam kategori cukup
4.3 Sikap
Tabel 4.8
Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Sikap tentang Penyakit DBD
No Jenis Pertanyaan Sangat
Setuju Setuju
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
1 Setiap Orang Harus
Menjaga Kesehatan
70,8 27,7 0,7 0,7
2 Setiap orang berpeluang
terkena penyakit DBD
7,3 26,3 43,8 22,6
3 Penyakit DBD tidak dapat
disembuhkan
1,5 4,4 50,4 43,8
4 Penyakit DBD tidak dapat
dicegah
3,6 12,4 43,8 40,1
5 Penyakit DBD adalah
penyakit berbahaya
22,6 53,3 20,4 3,6
6 Gizi dan kekebalan tubuh 24,1 47,4 19,7 8,8
33
yang baik dapat
membantu pencegahan
DBD
7
8
9
10
11
12
Penyakit DBD dapat
menyebabkan kematian
Genangan air sebagai
tempat bertelur nyamuk
Program 3M merupakan
cara yang efektif dalam
pencegahan DBD
Fogging merupakan
upaya untuk
pemberantasan nyamuk
Upaya tidak
menggantung baju
termasuk dalam tindakan
pencegahan
Penyuluhan yang
diadapat sudah efektif
7,3
24,1
47,4
36,5
13,1
22,6
33,6
38
43,1
50,4
42,3
65,7
41,6
27
8
11,7
35,8
10,9
17,5
10,9
1,5
1,5
8,8
7
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap Frekuensi Presentase (%) Baik 63 46
Cukup 73 53,3 Kurang Baik 1 0,7
Total 137 100
Dari hasil jawaban pertanyaan sikap (tabel 4.8), maka diperoleh hasil
responden dengan sikap cukup sebanyak 73 (53,3%) sebagai sikap
terbanyak dan responden dengan sikap paling sedikit adalah sikap kurang
baik sebanyak 1 (0,7 %) , sedangkan responden dengan sikap baik
sebanyak 63 (46) %.
Ciri-ciri sikap adalah : 17
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.
34
Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu
pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan
dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
4. Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-
segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan sikap dari kecakapan-
kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang
Tingkat sikap siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama tentang DBD dalam
kategori baik menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tertentu
seperti segi motivasi yang membedakan dari pengetahuan nya. Atau faktor
saat pengisian yang siswa cenderung menjawab ke arah yang dianggap
nya lebih positif yaitu jawaban setuju dan sangat setuju.
4.4 Perilaku Tabel 4.10
Presentase Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Perilaku tentang Penyakit DBD
No Jenis Pertanyaan Ya Kadan-
kadang Tidak
1 Perilaku menggantung pakaian 59,1 27 13,9
2 Perilaku menguras bak mandi secara
rutin 1 minggu sekali
62,8 26,3 10,9
3 Perilaku menutup tempat penampungan
air dirumah
37,2 20,4 42,3
4 Perilaku mengubur barang bekas/ tidak
terpakai
19,7 20,4 59,9
5
6
Perilaku menggunakan kelambu saat
tidur
Perilaku menggunakan lotion anti-
nyamuk sebelum tidur
19,7
40,1
9,5
36,5
70,8
23,4
35
7
8
9
10
Perilaku menggunakan spray anti-
nyamuk sebelum tidur
Perilaku melakukan fogging atau
pengasapan di lingkungan sekitar
rumah
Perilaku pemeriksaan jentik di bak
mandi secara rutin
Perilaku melaporkan ke orang tua/guru
apabila timbul gejala DBD
46
46
39,4
97,1
29,2
35
30,7
-
24,8
19
29,9
2,9
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku
Perilaku Frekuensi Presentase (%) Baik 55 40,1
Cukup 63 46,0 Kurang Baik 19 13,9
Total 137 100
Dari hasil jawaban pertanyaan perilaku (tabel 4.10), maka diperoleh hasil
responden dengan sikap cukup sebanyak 63 (46%) sebagai sikap
terbanyak dan responden dengan sikap paling sedikit adalah sikap kurang
baik sebesar 19 (13,9%) , sedangkan responden dengan sikap baik
sebanyak 55 (40,1%).
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan
respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Hal ini berarti walaupun stimulus nya sama bagi
semua orang namun respons tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:4
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan yang bersifat given atau bawaan. Misal nya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagai nya
36
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan. Baik lingkungan
fisik,sosial,budaya,ekonomi,politik, dan sebagai nya.
Tingkat perilaku siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama tentang DBD dalam
kategori cukup menjadi dominan dipengaruhi oleh ada nya faktor tingkat
pengetahuan yang juga di dominasi oleh kategori cukup dan juga
dipengaruhi oleh kebiasaan masing-masing anak dirumah yang secara
lingkungan nya tentu berbeda.
4.5 Distribusi Pengetahuan tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden
a. Usia
Tabel 4.12
Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden (Tahun) Total
8 9 10 11 12
F % F % F % F % F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 0 0 3 27,3 6 54,5 1 9,1 1 9,1 11 100
Cukup 12 16,9 16 22,5 24 33,8 19 26,8 0 0 71 100
Kurang 4 7,3 13 23,6 19 34,5 18 32,7 1 1,8 55 100
Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik yang berusia 10 tahun sebanyak 6
responden (54,5%), berusia 9 tahun sebanyak 3 responden (27,3%),
berusia 11 tahun sebanyak 1 responden (9,1%) , berusia 12 tahun
sebanyak 1 responden (9,1%) dan berusia 8 tahun sebanyak 0 responden
(0%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup yang berusia 10
tahun sebanyak 24 responden (33,8%), berusia 11 tahun sebanyak 19
37
responden (26,8%), berusia 9 tahun sebanyak 16 responden (22,5%),
berusia 8 tahun sebanyak 12 responden (16,9%) dan berusia 12 tahun
sebanyak 0 responden (0%). Terakhir responden dengan pengetahuan
kurang yang berusia 10 tahun sebanyak 19 responden (34,5%), berusia
11 tahun sebanyak 18 (32,7%), berusia 9 tahun sebanyak 13 responden
(23,6%), berusia 8 tahun sebanyak 4 responden (7,3%) dan berusia 12
tahun sebanyak 1 responden (1,8%)
b. Jenis Kelamin Tabel 4.13
Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Total
Laki-laki Perempuan
F % F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 3 27,3 8 72,7 11 100
Cukup 34 47,9 37 52,1 71 100
Kurang 26 47,3 29 52,7 55 100
Total 63 46 74 54 137 100
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 8 responden (72,7%) dan laki-laki sebanyak 3 responden
(27,32%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 responden (52,1%) dan laki-
laki sebanyak 34 responden (47,9%). Terakhir responden dengan
pengetahuan kurang yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 29
responden (52,7%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 (47,3%).
Salah satu faktor yang mempengaruhi intelegensi adalah faktor
pembawaan, dimana faktor ini dibawa sejak lahir contoh nya jenis
kelamin. Batasan kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam
memecahkan masalah berbeda-beda. Contoh nya dalam pembelajaran
dengan pelatihan yang sama daya tangkap setiap orang juga berbeda. 18
38
Kemungkinan, tingkat pengetahuan siswa kelas 4-6 SD Islam Ruhama
tentang DBD berdasarkan jenis kelamin dalam kategori baik didominasi
oleh perempuan. ada nya faktor pembawaan tertentu yang bisa saja
terjadi walaupun tidak ada literatur tertentu yang menjelaskan jenis
kelamin dengan tingkat intelegensi seseorang.
c. Tingkat Kelas Tabel 4.14
Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Kelas
Tingkat Kelas Responden Total
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
F % F % F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 2 18,2 4 36,4 5 45,5 11 100
Cukup 29 40,8 20 28,2 22 31 71 100
Kurang 20 36,4 13 23,6 22 40 55 100
Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik pada kelas 6 sebanyak 5 responden ,
(45,5%) , kelas 5 sebanyak 4 responden (36,4%), dan kelas 4 sebanyak 2
responden (18,2%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup
pada kelas 4 sebanyak 29 responden (40,8%) , kelas 6 sebanyak 22
responden (31%) dan kelas 5 sebanyak 20 responden (28,2%). Terakhir
responden dengan pengetahuan kurang pada kelas 6 sebanyak 22
responden (40%), kelas 4 sebanyak 20 responden (36,4%) dan kelas 5
sebanyak 13 (23,6%).
d. Sumber Informasi terhadap DBD
Tabel 4.15
Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD
Sumber Informasi tentang DBD Total
39
Petugas
Kesehatan
Media
Cetak
Media
Elektronik
Kegiatan
Setempat
Guru/
Materi
Sekolah
Keluarga Tetangga
F % F % F % F % F % F % F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 2 18,2 0 0 5 45,5 0 0 2 18,2 2 18,2 0 0 11 100
Cukup 30 42,3 3 4,2 14 19,7 0 0 9 12,7 15 21,1 0 0 71 100
Kurang 26 47,3 4 7,3 6 16,4 1 1,8 4 7,3 10 18,2 1 1,8 55 100
Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik mendapat sumber informasi tentang
DBD melalui media elektronik sebanyak 5 responden (45,5%) , petugas
kesehatan sebanyak 2 responden (18,2), guru/materi sekolah sebanyak 2
responden (18,2%), dan keluarga sebanyak 2 responden (18,2%).
Sedangkan media cetak, kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0
responden (0%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup
mendapat sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan
sebanyak 30 responden (42,3%) , keluarga sebanyak 15 responden
(21,1%), media elektronik sebanyak 14 responden (19,7), guru/materi
sekolah sebanyak 9 reponden (12,7), media cetak sebanyak 3 responden
(4,2%). Sedangkan kegiatan setempat dan tetangga sebanyak 0
responden (0%). Terakhir responden dengan pengetahuan kurang
mendapat sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan
sebanyak 26 responden (47,3%) , keluarga sebanyak 10 responden
(18,2%), media elektronik sebanyak 6 responden (16,4), media cetak
sebanyak 4 responden (7,3 %), guru/materi sekolah sebanyak 4
reponden (7,3% ). Sedangkan kegiatan setempat sebanyak 1 responden
(1,8%) dan tetangga sebanyak 1 responden (1,8%)
40
e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.16
Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD
Riwayat Sakit DBD Total
Pernah Tidak Pernah
F % F % F %
Pengetahuan
Responden
Baik 3 27,3 8 72,7 11 100
Cukup 19 26,8 52 73,2 71 100
Kurang 12 21,8 43 78,2 55 100
Total 34 24,8 103 75,2 137 100
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan pengetahuan baik yang menyatakan tidak pernah sakit
DBD sebanyak 8 responden (72,7%) dan pernah sakit DBD sebanyak 3
responden (27,3%). Kemudian responden dengan pengetahuan cukup
yang menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 52 responden
(73,2%) dan pernah sakit DBD sebanyak 19 responden (26,8%). Terakhir
responden dengan pengetahuan kurang yang menyatakan tidak pernah
sakit DBD sebanyak 43 responden (78,2%) dan pernah sakit DBD
sebanyak 12 responden (21,8%)
4.6 Distribusi Sikap tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden
a. Usia Tabel 4.17
Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden (Tahun) Total
8 9 10 11 12
F % F % F % F % F % F %
Sikap
Responden
Baik 7 11,1 12 19 25 39,7 18 28,6 1 1,6 63 100
Cukup 9 12,3 20 27,4 23 31,5 20 27,4 1 1,4 73 100
Kurang 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 1 100
41
Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100
Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan sikap baik yang berusia 10 tahun sebanyak 25
responden (39,7%), berusia 11 tahun sebanyak 18 responden (28,6%),
berusia 9 tahun sebanyak 12 responden (19%) , berusia 8 tahun sebanyak
7 responden (11,1%) dan berusia 12 tahun sebanyak 1 responden (1,6%).
Kemudian responden dengan sikap cukup yang berusia 10 tahun
sebanyak 23 responden (31,5%), berusia 11 tahun sebanyak 20
responden (27,4%), berusia 9 tahun sebanyak 20 responden (27,4%),
berusia 8 tahun sebanyak 9 responden (12,3%) dan berusia 12 tahun
sebanyak 1 responden (1,4%). Terakhir responden dengan sikap kurang
yang berusia 10 tahun sebanyak 1 responden (100%), sedangkan
responden dengen usia 8,9,11,dan 12 tidak ada yang bersikap kurang.
b. Jenis Kelamin Tabel 4.18
Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Total
Laki-laki Perempuan
F % F % F %
Sikap
Responden
Baik 30 47,6 33 52,4 63 100
Cukup 33 45,2 40 54,8 73 100
Kurang 0 0 1 100 1 100
Total 63 46 74 54 137 100
Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan sikap baik yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
33 responden (52,4%) dan laki-laki sebanyak 30 responden (47,6%).
Kemudian responden dengan sikap cukup yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 40 responden (54,8%) dan laki-laki sebanyak 33
responden (45,2%). Terakhir responden dengan sikap kurang yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 1 responden (100%) dan berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 0 (0%).
42
c. Tingkat Kelas Tabel 4.19
Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Kelas
Tingkat Kelas Responden Total
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
F % F % F % F %
Sikap
Responden
Baik 19 30,2 17 27 27 42,9 63 100
Cukup 32 43,8 19 26 22 30,1 73 100
Kurang 0 0 1 100 0 0 1 100
Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100
Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan sikap baik pada kelas 6 sebanyak 27 responden
(42,9%) , kelas 4 sebanyak 19 responden (30,2%), dan kelas 5 sebanyak
17 responden (27%). Kemudian responden dengan sikap cukup pada
kelas 4 sebanyak 32 responden (43,8%) , kelas 6 sebanyak 22
responden (32,1%) dan kelas 5 sebanyak 19 responden (26%). Terakhir
responden dengan sikap kurang pada kelas 5 sebanyak 1 responden
(100%), kelas 4 sebanyak 0 responden (0%) dan kelas 6 sebanyak 0
(0%).
d. Sumber Informasi terhadap DBD Tabel 4.20
Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD
Sumber Informasi tentang DBD Total
Petugas
Kesehatan
Media
Cetak
Media
Elektronik
Kegiatan
Setempat
Guru/
Materi
Sekolah
Keluarga Tetangga
F % F % F % F % F % F % F % F %
Sikap
Responden
Baik 18 28,6 3 4,8 19 30,2 1 1,6 11 17,5 11 17,5 0 0 63 100
Cukup 39 53,4 4 5,5 9 12,3 0 0 4 5,5 16 21,9 1 1,4 73 100
43
Kurang 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100
Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100
Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan sikap baik mendapat sumber informasi tentang DBD
melalui media elektronik sebanyak 19 responden (30,2%) , petugas
kesehatan sebanyak 18 responden (28,6%), guru/materi sekolah
sebanyak 11 responden (17,5%), keluarga sebanyak 11 responden
(17,5%), media cetak sebanyak 3 responden (4,8%), kegiatan setempat
sebanyak 1 responden (1,6%), dan tetangga sebanyak 0 responden (0%).
Kemudian responden dengan sikap cukup mendapat sumber informasi
tentang DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 39 responden
(53,4%) , keluarga sebanyak 16 responden (21,9%), media elektronik
sebanyak 9 responden (12,3%), guru/materi sekolah sebanyak 4
responden (5,5%), media cetak sebanyak 4 responden (5,5%), tetangga
sebanyak 1 responden (1,4%). Sedangkan kegiatan setempat 0
responden (0%). Terakhir responden dengan sikap kurang mendapat
sumber informasi tentang DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 1
responden (100%). Sedangkan keluarga, media elektronik, media cetak
guru/materi sekolah, kegiatan setempat , tetangga sebanyak 0 responden
(0%)
e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.21
Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Riwayat Sakit DBD
Riwayat Sakit DBD Total
Pernah Tidak Pernah
F % F % F %
Sikap
Responden
Baik 12 19 51 81 63 100
Cukup 22 30,1 51 69,9 73 100
Kurang 0 0 1 100 55 100
Total 34 24,8 103 75,2 137 100
44
Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan sikap baik yang menyatakan tidak pernah sakit DBD
sebanyak 51 responden (81%), dan pernah sakit DBD sebanyak 12
responden (19%). Kemudian responden dengan sikap cukup yang
menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 51 responden (69,9%)
dan pernah sakit DBD sebanyak 22 responden (30,1%). Terakhir
responden dengan sikap kurang yang menyatakan tidak pernah sakit
DBD sebanyak 1 responden (100%) dan pernah sakit DBD sebanyak 0
responden (0%)
4.7 Distribusi Perilaku tentang DBD berdasarkan Karakteristik Responden
a. Usia Tabel 4.22
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden (Tahun) Total
8 9 10 11 12
F % F % F % F % F % F %
Perilaku
Responden
Baik 7 12,7 15 27,3 20 36,4 13 23,6 0 0 55 100
Cukup 7 11,1 15 23,8 22 34,9 18 28,6 1 1,6 63 100
Kurang 2 10,5 2 10,5 7 36,8 7 36,8 1 5,3 19 100
Total 16 11,7 32 23,4 49 35,8 38 27,7 2 1,5 137 100
Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan perilaku baik yang berusia 10 tahun sebanyak 20
responden (36,4%), berusia 9 tahun sebanyak 15 responden (27,3%),
berusia 11 tahun sebanyak 13 responden (23,6%) , berusia 8 tahun
sebanyak 7 responden (12,7%) dan berusia 12 tahun sebanyak 0
responden (0%). Kemudian responden dengan perilaku cukup yang
berusia 10 tahun sebanyak 22 responden (34,9%), berusia 11 tahun
sebanyak 18 responden (28,6%), berusia 9 tahun sebanyak 15 responden
45
(23,8%), berusia 8 tahun sebanyak 7 responden (11,1%) dan berusia 12
tahun sebanyak 1 responden (1,6%). Terakhir responden dengan
peruilaku kurang yang berusia 10 tahun sebanyak 7 responden (36,8%),
berusia 11 tahun sebanyak 7 responden (32,7%), berusia 9 tahun
sebanyak 2 responden (10,5%), berusia 8 tahun sebanyak 2 responden
(10,5%), dan berusia 12 tahun sebanyak 1 responden (5,3%)
b. Jenis Kelamin Tabel 4.23
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden Total
Laki-laki Perempuan
F % F % F %
Perilaku
Responden
Baik 30 54,5 25 45,5 55 100
Cukup 27 42,9 36 57,1 63 100
Kurang 6 31,6 13 68,4 19 100
Total 63 46 74 54 137 100
Tabel 4.23 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan perilaku baik yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
30 responden (54,5%) dan perempuan sebanyak 25 responden (45,5%).
Kemudian responden dengan perilaku cukup yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 36 responden (57,1%) dan laki-laki sebanyak 27
responden (42,9%). Terakhir responden dengan perilaku kurang yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 responden (68,4%) dan
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (31,6%).
c. Tingkat Kelas Tabel 4.24
Distribusi Perilaku Responden Terhadap Tingkat Kelas
Tingkat Kelas Responden Total
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
F % F % F % F %
Perilaku
Responden
Baik 27 49,1 11 20 17 30,9 55 100
Cukup 19 30,2 21 33,3 23 36,5 63 100
46
Kurang 5 26,3 5 26,3 9 47,4 19 100
Total 51 37,2 37 27 49 35,8 137 100
Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan perilaku baik pada kelas 4 sebanyak 27 responden ,
(49,1%) , kelas 6 sebanyak 17 responden (30,9%), dan kelas 5 sebanyak
11 responden (20%). Kemudian responden dengan perilaku cukup pada
kelas 6 sebanyak 23 responden (36,5%) , kelas 5 sebanyak 21
responden (33,3%), dan kelas 4 sebanyak 19 responden (30,2%).
Terakhir responden dengan perilaku kurang pada kelas 6 sebanyak 9
responden (47,4%), kelas 4 sebanyak 5 responden (26,3%) dan kelas 5
sebanyak 5 responden (26,3%).
d. Sumber Informasi terhadap DBD Tabel 4.25
Distribusi Perilaku Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang DBD
Sumber Informasi tentang DBD Total
Petugas
Kesehatan
Media
Cetak
Media
Elektronik
Kegiatan
Setempat
Guru/
Materi
Sekolah
Keluarga Tetangga
F % F % F % F % F % F % F % F %
Perilaku
Responden
Baik 30 54,5 1 1,8 10 18,2 1 1,8 5 9,1 7 12,7 1 1,8 55 100
Cukup 19 30,2 5 7,9 14 22,2 0 0 10 15,9 15 23,8 0 0 63 100
Kurang 9 47,4 1 5,3 4 21,1 0 0 0 0 5 26,3 0 0 19 100
Total 58 42,3 7 5,1 28 20,4 1 0,7 15 10,9 27 19,7 1 0,7 137 100
Tabel 4.25 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan perilaku baik mendapat sumber informasi tentang
DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 30 responden (54,5%) , media
elektronik sebanyak 10 responden (18,2%), keluarga sebanyak 7
47
responden (12,7%), guru/materi sekolah sebanyak 5 responden (9,1%),
media cetak sebanyak 1 responden (1,8%), kegiatan setempat sebanyak 1
responden (1,8%), dan tetangga sebanyak 1 responden (1,8%). Kemudian
responden dengan perilaku cukup mendapat sumber informasi tentang
DBD melalui petugas kesehatan sebanyak 19 responden (30,2%) ,
keluarga sebanyak 15 responden (23,8%), media elektronik sebanyak 14
responden (22,2%), guru/materi sekolah sebanyak 10 reponden (15,9%),
media cetak sebanyak 5 responden (7,9%). Sedangkan kegiatan
setempat dan tetangga sebanyak 0 responden (0%). Terakhir responden
dengan perilaku kurang mendapat sumber informasi tentang DBD
melalui petugas kesehatan sebanyak 9 responden (47,4%) , keluarga
sebanyak 5 responden (26,3%), media elektronik sebanyak 4 responden
(21,1%), media cetak sebanyak 1 responden (5,3%). Sedangkan
guru/materi sekolah, kegiatan setempat dan tetangga masing-masing
sebanyak 0 reponden (0% ).
e. Riwayat Sakit DBD Tabel 4.26
Distribusi Perilaku Responden Terhadap Riwayat Sakit DBD
Riwayat Sakit DBD Total
Pernah Tidak Pernah
F % F % F %
Perilaku
Responden
Baik 14 25,5 41 74,5 55 100
Cukup 16 25,4 47 74,6 63 100
Kurang 4 21,1 15 78,9 19 100
Total 34 24,8 103 75,2 137 100
Tabel 4.26 memperlihatkan bahwa dari 137 responden keseluruhan,
responden dengan perilaku baik yang menyatakan tidak pernah sakit
DBD sebanyak 41 responden (74,5%) dan pernah sakit DBD sebanyak
14 responden (25,5%). Kemudian responden dengan perilaku cukup yang
menyatakan tidak pernah sakit DBD sebanyak 47 responden (74,6%)
dan pernah sakit DBD sebanyak 16 responden (25,4%). Terakhir
responden dengan perilaku kurang yang menyatakan tidak pernah sakit
DBD sebanyak 15 responden (78,9%) dan pernah sakit DBD sebanyak 4
responden (21,1%)
48
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan :
a. Hasil data primer responden tentang karakteristik subyek didapatkan
jumlah/frekuensi terbanyak berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin
perempuan, kelas dengan siswa terbanyak kelas 4, sumber informasi adalah
petugas kesehatan, dengan riwayat tidak pernah sakit DBD
b. Sebagian besar atau hasil terbanyak responden yang menjawab kuesioner
untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ada pada kategori
Cukup
c. Pengetahuan siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan
jumlah/frekuens berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin perempuan,
tingkat kelas 4, sumber informasi adalah petugas kesehatan, dengan riwayat
tidak pernah sakit DBD pada kategori cukup
d. Sikap siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan
jumlah/frekuensi berdasarkan usia jenis kelamin perempuan, tingkat kelas 4,
sumber informasi adalah petugas kesehatan, dengan riwayat tidak pernah
sakit DBD pada kategori cukup dan berdasarkan usia adalah usia 10 tahun
dalam kategori baik
e. Perilaku siswa terbanyak berdasarkan karakteristik subyek didapatkan
jumlah/frekuensi berdasarkan usia adalah 10 tahun, jenis kelamin
perempuan, dengan riwayat tidak pernah sakit DBD pada kategori cukup.
Dan berdasarkan tingkat kelas dengan siswa kelas 4, sumber informasi adalah
petugas kesehatan pada kategori baik.
5. 2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perlu diadakan:
1. Bagi Instansi Puskemas dan Dinas Kesehatan
Dari hasil yang ditemukan di SD Islam Ruhama, sebaiknya pihak instansi
Puskesmas Ciputat Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang Selatan
48
49
lebih mengintensifkan kegiatan penyuluhan program 3M plus di kalangan
pelajar dan lingkungan sekitar, sehingga dapat memperbaiki
pengetahuan,sikap,perilaku, dan kesadaran terhadap penyakit DBD
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kegiatan 3M plus dan lebih
meningkatkan kesadaran akan penting nya kesehatan. Dengan melaksanakan
dan merubah kebiasan terhadap pencegahan DBD maka diharapkan penularan
penyakit DBD dapat ditekan
3. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh peneliti lain dengan menambah jumlah
variabel dan jumlah sampel penelitian, sehingga diharapkan dapat memperkuat
keputusan yang di ambil
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmo, Sumarno Poorwo. Demam Berdarah Dengue : Naskah Lengkap. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2004
2. Depkes RI. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2010.
3. Depkes RI. Pencegahan dan Pemberantaasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta. 2005.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2007..
5. Widayatun,T.R. Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV Agung Seto. 2009. 6. Suhendro, Leonard Nainggolan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi 5 :
Demam Berdarah Dengue . Jakarta : Interna Publishing. 2009
7. Jawetz, Melnick, & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Jakarta: EGC.
2004.
8. Gandahusada. Dr.Sriasi, dkk. Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Cetakan ke-6
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2006.
9. WHO. Demam Berdarah Dengue: Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan
Pengendalian. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1999.
10. Nasronudin. Penyakit Infeksi di Indonesia Solusi Kini dan Mendatang. Cetakan 1.
Surabaya: Airlangga University Press. 2007.
11. WHO. Dengue Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
Geneva: WHO Press. 2009.
12. Widoyono. Penyakit Tropis – Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasan nya. Jakarta: Erlangga.2008
13. Tjokronegoro A., dan Sudarsono S. (ed). Metodologi Penelitian Kedokteran. Edisi
1. Cetakan ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.
14. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:
EGC. 2003.
15. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kehesesatan. Cetakan ke-2 .Edisi
revisi Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
16. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2002
51
17. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:
EGC. 2003.
18. Purwanto,H. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan Jakarta : EGC. 1998
52
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Atras Mafazi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Januari 1990
Alamat : Jl. Lembang No.37, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Email : [email protected]
No.Telpon : 08568022244
Riwayat Pendidikan :
TK Islam Al-Azhar 1 (1994-1996)
SD Islam Al-Azhar 1 (1996-2002)
SMP Labschool Kebayoran (2002-2005)
SMA Islam Al-Azhar 1 (2005-2008)
FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-
Sekarang)
53
Lampiran 2
54
Lampiran 3
55
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SD KELAS 4 –
6 TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DAN
PENCEGAHAN NYA
Pada saat ini saya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jurusan
Pendidikan Dokter UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan pengambilan
data penelitian mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sekolah dasar
kelas 4 – 6 terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan nya.
Saya mengharapkan persetujuan adik-adik kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama dalam hal
pengisian kuesioner. Adapun teknis pengisian kuesioner dilakukan dengan cara
dibimbing dan simultan, maka dari itu saya mengharapkan partisipasi adik- adik untuk
pengisian kuesioner dengan baik. Semua jawaban yang ditulis dalam kuesioner ini
dijamin kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada siswa-siswi kelas 4 – 6 SD Islam Ruhama
yang telah bersedia membantu saya dalam penelitian ini.
Ciputat, Agustus 2011
Menyetujui,
(……………………………….)
56
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
No. Formulir :
Hari dan tanggal pengambilan data :
Pewawancara :
Cara mengisi :
Setiap pertanyaan harus diisi sesuai jawaban Adik, tidak diizinkan untuk bekerja
sama.
Apabila ada pertanyaan yang tidak mengerti silahkan bertanya kepada kakak
pembimbingnya.
A. Identitas Responden
Nama :……………………………………..
Usia :……………………………………..
Kelas :……………………………………..
Jenis kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan
B. Sumber Informasi
Apakah Adik pernah mendengar tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (
DBD) ?
Pernah b. Tidak Pernah
Jika pernah, dari mana Adik mendapatkan inforamasi paling berkesan tentang
hal tersebut diatas?
a. Petugas Kesehatan (Bidan, Perawat, Dokter)
b. Media Cetak ( Koran, Majalah)
c. Media Elektronik ( Televisi, Radio)
d. Kegiatan Setempat ( Penyuluhan, pengajian)
e. Guru dan Pelajaran di Sekolah
f. Keluarga
g. Tetangga
h. Lain-lain, sebutkan .................
57
i. Tidak pernah mendapat informasi
Apakah Adik pernah menderita sakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) ?
a. Pernah b. Tidak Pernah
B. Pengetahuan Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih
6. Penyakit Demam Berdarah Dengue di tularkan oleh ?
a. Lalat
b. Cacing
c. Nyamuk
d. Tidak tahu
7. Penyebab penyakit Demam Berdarah adalah
a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa
d. Tidak tahu
8. Bagaimanakah pola Demam penyakit Demam Berdarah?
a. Demam tinggi, yang turun-naik setiap 3 hari sekali
b. Demam tinggi, naik dan turun seperti pelana kuda
c. Demam tinggi,yang turun-naik setiap 2 hari sekali
d. Tidak tahu
9. Apakah nyamuk yang dapat menularkan Penyakit Demam Berdarah ?
a. Chulex sp.
b. Aedes Aegypty
c. Anopeles sp.
d. Tidak tahu
10. Apa ciri-ciri nyamuk penular demam berdarah?
a. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis putih
b. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis coklat
c. Badan bewarna hitam belang-belang/ bergaris-garis merah
d. Tidak tahu
58
11. Dimanakah tempat berkembang biak nya nyamuk penmbawa penyakit Demam
Berdarah?
a. Air got
b. Air Laut
c. Air Bersih seperti di bak mandi
d. Tidak tahu
12. Apakah adik tahu, dimana saja tempat yang disenangi, tempat hinggap, tempat
istirahat nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah?
a. Tempat Gelap, pada benda bergantungan, genangan air
b. Tempat terang, pada benda yang tersusun rapih, tempat kering
c. Tidak Tahu
13. Menurut adik, Kapan waktu nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah
menggigit manusia?
a. Pagi dan Siang
b. Pagi dan Sore
c. Pagi dan Malam
d. Tidak tahu
14. Bagaimanakah cara menghindari gigitan nyamuk pembawa penyakit Demam
berdarah?
*Tandai dengan (X)
Benar Salah
Memakai kelambu saat
tidur
Memakai lotion penolak
nyamuk (Autan, Sari
Puspa)
Melakukan Penyemprotan
59
dengan obat anti nyamuk
Pengasapan/ fogging
15. Apakah yang dimaksud slogan 3M dalam program pencegahan DBD?
a. Menguras, Menutup, Mengubur
b. Menguras, Membuka, Mandi
c. Mengawasi, Mencegah, Mengubur
d. Tidak tahu
16. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi,
drum bekas yang berisi air?
a. Paling sedikit seminggu satu kali
b. Paling sedikit seminggu dua kali
c. Paling sedikit satu bulan sekali
d. Tidak tahu
17. Apakah setelah menguras bak mandi masih perlu menaburkan serbuk
pemberantas jentik?
a. Perlu
b. Tidak perlu
c. Tidak tahu
18. Jentik nyamuk penular demam berdarah dapat diberantas dengan serbuk?
a. Oralit
b. Abate
c. Alkohol
d. Tidak tahu
19. Apakah Gejala dari penyakit Demam Berdarah? *Tandai dengan (X)
Gejala Ada Tidak Ada
Demam Tinggi Mendadak
Mimisan
Bintik Merah Pada Kulit
60
Mual dan Muntah
Lemah Lesu
Sakit Kepala
Gelisah/tidak sadar
20. Jika pasien demam tinggi, tindakan yang harus dilakukan adalah?
a. Dipijat pada bagian kepala dan biarkan terbaring
b. Minum obat penurun panas, diberi minum air yang banyak, dan segera
dibawa kedokter
c. Dibiarkan saja sampai hilang sendiri
d. Tidak tahu
21. Pasien Demam Bedarah harus dibawa kerumah sakit jika?
a. Demam tinggi terus menerus, bagian badan terasa dingin, tampak tidak
sadar diri
b. Demam tinggi yang sudah turun panas nya menjadi normal
c. Demam tinggi yang disertai lidah pucat dan tampak kotor
d. Tidak tahu
22. Setelah dibawa ke RS dan dilakukan pemeriksaan darah, perlu dicuragai
Demam Berdarag Dengue (DBD) , apabila?
a. Trombosit (Keping Darah) Naik
b. Trombosit (Keping Darah) Normal
c. Trombosit (Keping Darah) Turun
d. Tidak Tahu
23. Menurut Adik siapakah orang yang paling sering terkena Demam Berdarah?
a. Anak-anak
b. Dewasa / Orang tua
c. Usia lanjut (kakek-kakek / nenek-nenek)
d. Tidak Tahu
61
C. Sikap Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih
24. Setiap orang harus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan agar
terhindar dari penyakit Demam Berdarah
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
25. Setiap orang dapat berpeluang terkena Demam Berdarah
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
26. Penyakit Demam Berdarah tidak dapat disembuhkan?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
27. Penyakit Demam Berdarah tidak dapat dicegah?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
28. Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit yang berbahaya
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
29. Gizi dan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat mencegah adik terkena
penyakit Demam Berdarah
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
30. Penyakit Demam berdarah dapat mengakibatkan kematian
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
31. Genangan air dapat menjadikan tempat bertelur nya nyamuk?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
32. Program 3M adalah cara pencegahan penyakit Demam Berdarah yang baik?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
33. Fogging atau pengasapan di lingkungan rumah adik merupakan salah satu cara
pemberantasan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) ?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
34. Tidak menggantung baju, merupakan salah satu upaya pencegahan tergigit nya
dari nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)?
62
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
35. Penyuluhan atau pemberian informasi tentang penyakit Demam Berdarah
sudah dirasa cukup dan diketauhi oleh adik-adik?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
D. Perilaku
Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang Adik pilih
36. Apakah Adik atau anggota keluarga lain biasa menggantung pakaian dirumah?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tida
37. Apakah dirumah adik melakukan pengurasan Bak Mandi secara rutin 1
minggu sekali?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
38. Apakah dirumah adik BAK, Drum Air ditutup dengan penutup?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
39. Apakah dirumah adik terbiasa mengubur barang-barang bekas atau tidak
terpakai?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
40. Apakah adik menggunakan Kelambu atau jarring saat tidur?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
41. Apakah adik menggunakan Lotion anti-nyamuk saat ingin tidur
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
42. Apakah adik menggunakan Penyemprotan dengan obat anti nyamuk sebelum
tidur?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
43. Apakah dirumah adik pernah dilakukan Fogging atau pengasapan?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
44. Apakah Adik atau keluarga melakukan pemeriksaan jentik secara rutin di bak
mandi?
a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak
63
45. Apabila adik demam tingi, timbul bercak merah pada kulit dan lain
sebagainya, apa yang akan adik lakukan :
a. Segera memberitahukan orang tua atau guru kelas
b. Tidak perlu diceritakan kepada orang lain
c. Dibiarkan saja sembuh sendiri
d. Lain-lain, sebutkan……………………….
64
Lampiran 6
DATA MENTAH ANALISIS DATA
65
66
67
68
Tingkat Pengetahuan dan Karakteristik Responden
69
70
71
72
73
Tingkat Sikap dan Karakteristik Responden
74
75
76
Tingkat Perilaku dan Karakteristik Responden
77
78