uji efek ekstrak etanol daun pegagan (centella...
TRANSCRIPT
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella
asiatica (L) Urb.) DAN KOMBINASINYA DENGAN EKSTRAK
ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L) TERHADAP
DAYA INGAT MENCIT MENGGUNAKAN METODE
LABIRIN Y
SKRIPSI
Oleh:
DONNY SATYA ANDHIKA NPM: 10060308146
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1433 H / 2012 M
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella
asiatica (L) Urb.) DAN KOMBINASINYA DENGAN EKSTRAK
ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L) TERHADAP
DAYA INGAT MENCIT MENGGUNAKAN METODE
LABIRIN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi FMIPA Unisba
Oleh:
DONNY SATYA ANDHIKA NPM: 10060308146
Februari 1433 H / 2012 M
BANDUNG
JUDUL : UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica (L) Urb. ) DAN KOMBINASINYA DENGAN
EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L)
TERHADAP DAYA INGAT MENCIT MENGGUNAKAN
METODE LABIRIN Y
NAMA : DONNY SATYA ANDHIKA
NPM : 10060308146
Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami
telah memenuhi persyaratan ilmiah sebagai skripsi
Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Serta
Suwendar, Msi, Apt Siti Hazar, Ssi
NIK.D.05.0.416 NIK.D.10.0.526
Mengetahui
Dekan FMIPA Unisba Ketua Program Studi Farmasi
M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. Embit Kartadarma, DR., M.App.Sc., Apt.
NIP.19561026198621001 NIK. D. 06.0.437
Maha Suci Engkau Yaa Allah… Engkau adalah sebaik-baiknya Zat yang memiliki sumber-sumber makanan, Engkaulah yang memiliki sumber-sumber air dan udara, dan Engkaulah
yang menyalakan matahari dan mengendalikannya di atas langit…
Maha Suci Engkau Yaa Allah… Wahai Zat yang di sisi-Nya rezeki, anugerah dan kenikmatan-kenikmatan yang tak pernah habis
Maha Suci Engkau Yaa Allah… Maha Suci Engkau Yaa Allah… Aku bersaksi kepadamu bahwa sesungguhnya aku mencintai-Mu!!!
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”
(Al-Baqarah : 164)
Kutipan atau saduran baik sebagian
ataupun seluruh naskah, harus
menyebutkan nama pengarang dan
sumber asliya, yaitu Program Studi
Farmasi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Islam Bandung.
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk". (Ali imran : 103)
Skripsi ini dipersembahkan untuk Kedua orang tuaku tercinta Atmanto (Almarhum Bapak) dan S.E
Susilowati(Ibunda) dan untuk kedua kakakku Dhenny dan Dicky serta adikku Doddy yang aku sayangi semua
Bila Anda memerlukan kata-kata untuk menggambarkan
pengetahuan dan pemahaman, itu seperti burung dalam sangkar. Memiliki sayap namun tak bisa terbang.
-Kahlil Gibran-
RIWAYAT PENULIS
BIODATA
Nama : DONNY SATYA ANDHIKA
Tempat/Tgl. Lahir : BALIKPAPAN, 9 MARET 1987
Jenis Kelamin : PRIA
Agama : ISLAM
Alamat : PERUM. PARIS BLOK V2/1A
RT/RW : 28/11
Desa/Kel. : GN. SAMARINDA
Kecamatan : BALIKPAPAN UTARA
Kota : BALIKPAPAN
Provinsi : KALIMANTAN TIMUR
Telepon : 0542-770872
Nama Ibu Kandung : S.E SUSILOWATI , Bsc
Nama Ayah Kandung : Ir. ATMANTO I.A.I
Alamat Orang Tua : JL.PEMUDA NO.17
RT/RW : 28/11
Desa/Kel. : GN. SAMARINDA
Kecamatan : BALIKPAPAN UTARA
Kota : BALIKPAPAN
Provinsi : KALIMANTAN TIMUR
PENDIDIKAN
1. TK YBBSU, Balikpapan-Kalimantan Timur (1992-1994)
2. SD YBBSU, Balikpapan-Kalimantan Timur (1994-1999)
3. SLTPN 02, Balikpapan-Kalimantan Timur (1999-2002)
4. SMAN 01, Balikpapan-Kalimantan Timur (2002-2005)
5. Universitas Islam Bandung, Farmasi (2008-2012)
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella
asiatica (L) Urb. ) DAN KOMBINASINYA DENGAN EKSTRAK
ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L) TERHADAP
DAYA INGAT MENCIT MENGGUNAKAN METODE
LABIRIN Y
ABSTRAK
Donny Satya Andhika
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun
pegagan dan kombinasinya dengan ekstrak etanol biji jinten hitam terhadap daya
ingat mencit menggunakan metode labirin Y. Mencit yang berjumlah 48 ekor
dibagi menjadi 6 kelompok, 8 ekor untuk tiap masing-masing kelompok.
Kelompok kontrol diberi akuades secara oral 1 ml, kelompok D1, D2, D3 diberi
ekstrak etanol pegagan 1 ml secara bergantian dengan dosis 65 mg, 130 mg, 260
mg/kgBB mencit, kelompok kombinasi diberi kombinasi ekstrak etanol daun
pegagan dosis terbaik dengan ekstrak etanol biji jinten hitam 1 ml dengan dosis
masing-masing adalah 260 mg dengan 390 mg/kgBB mencit, kelompok
pembanding diberi sediaan yang mengandung Gingko biloba . Setiap kelompok
dilewatkan pada pada alat labirin Y pada salah satu lengan pada 24 jam dan 72
jam setelah pemberian uji dihentikan. Parameter yang diamati adalah waktu yang
dibutuhkan mencit untuk menemukan makanan pada salah satu lengan dalam
satuan menit. Waktu yang diperlukan mencit untuk menemukan makanan pada
setiap kelompok kemudian dianalisis dengan uji ANOVA dan menunjukkan
adanya penurunan waktu dari setiap lewatan.Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan daya ingat
dari ekstrak etanol daun pegagan dosis 260 mg/kgBB mencit dan kombinasinya
dengan ekstrak etanol biji jinten hitam dosis 390 mg/kgBB mencit dibandingkan
terhadap kontrol, dan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kombinasi ekstrak
etanol etanol pegagan dengan ekstrak etanol biji jinten hitam dosis masing-masing
290 mg dan 390 mg/kgBB mencit bila dibandingkan terhadap ekstrak etanol daun
pegagan dosis 260 mg/kgBB mencit
Kata kunci : Daya ingat, Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.), Biji jinten hitam
(Nigella Sativa L), Mencit, Labirin Y
TEST OF INFLUENCE OF ETANOL EXTRACT OF GOTU
KOLA (Centella asiatica L.) AND THE COMBINATION WITH
ETANOL EXTRACT OF BLACK SEED (Nigella Sativa L)
TOWARD MNEMONIC FUNCTION MICE USING
LABYRINTH Y METHOD
ABSTRACT
Donny Satya Andhika
This research focused on improving mnemonic function in which to detect
differences in improvement of memory from gotu kola etanol extracts and the
combination with black cumin etanol extracts compared with control of mice
using a labyrinth Y had been conducted. There were 48 mice which were divided
into six groups, eight tails per groups. Control group as given orally 1 ml
aquadest, D1, D2, D3 groups was given gotu kola etanol extract 1 ml alternately
with 1 ml dose of 65 mg, 130 mg, 260 mg/kg, combination group were given
combination of optimum dose gotu kola etanol extract with black cumin seed
etanol extract 1 ml alternately 260 mg and 390 mg/kg, comparison group was
given preparation contains Gingko biloba. Each group of mice was passed through
the tool-path labyrinth Y at 24 hours and 72 hours after preparations test was
stopped. The parameters used were time required by the mice to find feeds on the
one of path in units of minutes. Time results are then analyzed by ANOVA and
showed a decrease in the time of any quality control. Then from the results of this
study concluded that were significant differences in improvement of memory
from gotu kola etanol extracts dose 260 mg/kg and the combination with black
cumin dose 390 mg/kg compared to controls, and there were no significant
differences between combination gotu kola etanol extracts with black cumin
etanol extracts alternately dose 260 mg and 390 mg/kg compared to gotu kola
etanol extracts dose 260 mg/kg.
Keywords : Memory, Gotu kola (Centella asiatica (L) Urb.), Black cumin seed
(Nigella Sativa L) , Mice, Labyrinth Y
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Uji Efek Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
asiatica (L).urb.) dan Kombinasinya Dengan Biji Jinten Hitam (Nigella
sativa L) Terhadap Daya Ingat Mencit Dengan Menggunakan Metode
Labirin Y Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si selaku Dekan FMIPA UNISBA
2. Bapak Embit Kartadarma, DR.,M.App.Sc.,Apt selaku ketua program studi
Farmasi FMIPA UNISBA dan dosen wali yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan yang sangat bermanfaat dalam masa studi saya.
3. Bapak Suwendar ,M.Si.,Apt selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan arahan dan bimbingan serta semangat yang sangat membangun
kepada penulis.
4. Ibu Siti Hazar ,S.Si. selaku dosen pembimbing serta yang telah memberikan
arahan dan bimbingan yang sangat membangun kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini..
ii
5. Kedua orang tua, mama (S.E Susilowati) seseorang yang paling bernilai di
hidup penulis, hanya Beliau lah yang mampu memberi semangat dan
kebahagiaan dalam hidup penulis, serta almarhum papa (Atmanto) tercinta.
tercinta yang memberi setengah jiwa dalam hidupku, walaupun engkau hanya
menemaniku setengah jalan dari terselesaikannya skripsi ini dan tidak bisa
melihat kelulusan penulis, penulis yakin engkau selalu melihat, menemani
dan mencintai penulis setiap detik dari syurga Allah.
6. Kakakku, Dhenny Oka dan Dicky Arya Pandhika yang selalu memberikan
nasehat,dukungan dan keceriaan dalam hidup ini.
7. Adikku, Doddy Putra Ganesha yang selalu mewarnai perjalanan hidupku,
memberikan keriangan dan teman di saat dibutuhkan.
8. Pasangan hidupku, Ayulia Puspa Elvandari S.Ik yang telah mendampingi,
memberi waktu, perhatian , semangat dan dukungan hingga terselesaikannya
skripsi ini, spesial adalah kata yang tepat menggambarkan dirimu.
9. Teman-teman seperjuangan, serta teman-teman kelas D yang tak dapat
disebutkan satu persatu terima kasih banyak atas semangat, do’a dan
dukungannya.
10. Teman-teman sepermainan (Melky, Helmy, Syafrison, Yadi, Maydef) yang
selalu membantu dalam suka maupun duka.
Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan, tentu dengan harapan adanya masukan dari semua pihak.
Akhirnya, besar harapan Penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu farmasi.
iii
Bandung, 21 Ramadhan 1433 H
10 Agustus 2012 M
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi
DAFTAR TABEL.................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB
I TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
1.1. Jinten Hitam (Nigella Sativa L) ..................................................... 4
1.1.1. Klasifikasi dan deskripsi Jinten Hitam ............................................. 4
1.1.2. Kandungan Kimia dan Manfaat Jinten Hitam .................................. 5
1.2. Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) .............................................. 6
1.2.1. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Pegagan ................................... 6
1.2.2. Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman Pegagan ......................... 7
1.3. Anatomi dan Fisiologi Otak .......................................................... 8
1.4. Ingatan............................................................................................ 9
1.4.1. Sistem Limbik dan Hipokampus ...................................................... 9
1.4.2. Jenis Mengingat ................................................................................ 10
1.4.3. Faktor Pemicu Penurunan Daya Ingat .............................................. 11
1.5. Obat-Obat Peningkat Daya Ingat ................................................. 12
1.6. Gingko biloba .................................................................................. 12
1.7. Uji Daya Ingat Menggunakan Metode Labirin Y ....................... 13
II METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 15
III BAHAN, ALAT DAN HEWAN UJI ............................................. 17
3.1. Bahan ................................................................................................ 17
3.2. Alat ................................................................................................... 17
3.3. Hewan Uji ........................................................................................ 17
IV PROSEDUR PENELITIAN .......................................................... 18
4.1. Penyiapan Bahan ............................................................................ 18
4.2. Pembuatan Simplisia ...................................................................... 18
4.3. Karakterisasi Simplisia .................................................................. 19
v
4.4. Pembuatan Esktrak......................................................................... 21
4.5. Pembuatan Sediaan Uji ................................................................. 22
4.6. Uji Daya Ingat Menggunakan Metode Labirin Y ....................... 23
4.7. Analisis Data..................................................................................... 24
V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 25
VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 35
6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 35
6.2. Saran ................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN ................................................................................................ 37
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat determinasi simplisia ........................................................ 37
2 Tanaman pegagan ...................................................................... 39
3 Tanaman biji jinten hitam .......................................................... 40
4 Labirin Y.................................................................................... 41
5 Hasil uji statistik ANOVA satu arah ......................................... 42
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
V.1 Hasil penetapan parameter standar simplisia ............................. 25
V.2 Hasil karakteristik kandungan senyawa ..................................... 27
V.3 Hasil pengamatan waktu mencit untuk menemukan makanan
setelah pemberian sediaan uji dihentikan ................................... 29
V.4 Hasil uji statistik kelompok uji terhadap kontrol ....................... 42
V.5 Hasil uji statistik kelompok kombinasi terhadap
kelompok uji D3 ......................................................................... 42
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 Diagram alir metode penelitian……………………………...... 16
V.1 Grafik waktu mencit untuk menemukan makanan pada 24 jam
setelah pemberiaan sediaan uji dihentikan.................................. 31
V.2 Grafik waktu mencit untuk menemukan makanan pada 72 jam
setelah pemberiaan sediaan uji dihentikan.................................. 32
V.3 Tanaman Pegagan.......................................................................... 39
V.4 Simplisia Pegagan…………………………………..................... 39
V.5 Tanaman jinten hitam………………………………................. 40
V.6 Simplisia biji jinten hitam…………………………................... 40
V.7 Labirin Y tampak atas……………………………….................. 41
V.8 Labirin Y tampak depan……………………………….............. 41
1
PENDAHULUAN
Daya ingat adalah kemampuan psikis untuk menerima, menyimpan dan
menghadirkan kembali rangsangan atau peristiwa yang pernah dialami seseorang.
Secara umum dikatakan bahwa hampir semua orang akan mengalami masalah
daya ingat suatu saat karena proses penuaan. Selain itu,dalam keseharian kita
semakin dihadapkan pada kondisi lingkungan yang tidak sehat. Polusi udara dan
pola makan tidak sehat dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi kesehatan
dan fungsi otak (Noverina, 2011 : 17).
Kehilangan sedikit daya ingat yang disebabkan faktor usia atau stres dapat
menimbulkan masalah, meskipun hal tersebut bersifat normal. Tapi terkadang
kehilangan ingatan merupakan sebuah gejala dari kondisi tertentu, misalnya
demensia (penurunan daya ingat). Terdapat beberapa cara dalam menangani dan
mengurangi perkembangan demensia. Umumnya pengobatan yang tersedia hanya
dapat mengurangi gejala atau memperlambat perkembangan dari demensia
tersebut secara sementara. Pengobatan yang tersedia merupakan yang terbaik
untuk sementara mengurangi gejala-gejalanya atau memperlambat perkembangan
dari demensia tersebut. Diantaranya adalah nutrisi dan vitamin yang dapat
membantu kinerja otak dalam proses meningkatkan daya ingat agar otak dapat
bekerja secara maksimal (Noverina, 2011, Hal: 6).
2
Tanaman yang diduga dapat meningkatkan daya ingat antara lain biji jinten
hitam (Nigella sativa L.) dan daun pegagan (Centella asiatica). Biji jinten hitam
memiliki khasiat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki daya ingat dan
kewaspadaan. Kandungan bahan aktif tanaman jinten hitam yang diduga berkhasiat
dapat membantu memperbaiki daya ingat dan konsentrasi adalah triterpenoid, asam
linoleat (omega 6), asam linolenat (omega 3) dan vitamin (A, B1, B2, B6, C dan E)
yang bekerja memberikan nutrisi dan komponen yang dibutuhkan otak serta
melindungi otak dari kerusakan sel akibat efek buruk radikal bebas (Yulianti, dkk.,
2006 : 12-16). Tanaman daun pegagan (Centella asiatica L.) dapat memperbaiki
jaringan otak yang mengatur terjadinya proses interaksi di dalam otak. Kandungan
bahan aktif pada daun pegagan diantaranya adalah asam amino,minyak atsiri,
terpenoid, triterpenoid, saponin, glikosida, vitamin B, sedikit vitamin C dan sedikit
minyak atsiri (Winarto dkk, 2011 :7-9).
Berdasarkan latar belakang tersebut didapat rumusan masalah apakah
kombinasi ekstrak biji jinten hitam dan daun pegagan dapat memberikan efek
terhadap peningkatan daya ingat. Apakah kombinasi ekstrak etanol biji jinten hitam
dengan esktrak etanol daun pegagan lebih baik efeknya dari ekstrak daun pegagan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap
daya ingat dari ekstrak etanol daun pegagan dan bagaimana jika dikombinasikan
dengan ekstrak etanol biji jinten hitam. Manfaat bagi kepentingan ilmiah yaitu hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran tentang
meningkatkan daya ingat menggunakan pengobatan herbal khususnya ekstrak etanol
3
daun pegagan dan kombinasinya dengan ekstrak etanol biji jinten hitam dan. Manfaat
praktis dari hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi sumber informasi
baru kepada masyarakat mengenai khasiat dan pemanfaatan dari tanaman asli
Indonesia yaitu pegagan sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki daya ingat
dan bagaimana jika dikombinasikan dengan tanaman yang berasal dari timur tengah
yaitu biji jinten hitam.
4
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Jinten Hitam (Nigella Sativa L)
1.1.1 Klasifikasi dan Diskripsi Jinten Hitam (Nigella Sativa L)
Klasifikasi tanaman jinten hitam menurut Depkes RI., 1979, adalah :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Magnolidae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Ranunculaceae
Spesies : Nigella sativa L
Nama Umum : Black cumin, Jinten hitam pahit
Tanaman jinten hitam termasuk tanaman setahun. Berbatang tegak dan
biasanya berusuk, serta berbulu kasar yang kadang-kadang rapat atau jarang. Bulu-
bulu yang ada dibatang ini umumnya berkelenjar. Daun jinten hitam berbentuk lanset
dan bergaris dengan panjang 1,5-2cm, ujung meruncing, serta memiliki tiga tulang
daun yang berbulu. Daun bagian bawah bertangkai dan bagian atas duduk. Sementara
itu, daun pembalut bunga relatif kecil.). Bunga jinten hitam mempunyai lima kelopak
bunga dengan bentuk bulat telur, ujung agak meruncing sampai agak tumpul,
mahkota bunga umumnya ada delapan dengan bentuk agak memanjang, lebih kecil
5
dari pada kelopak bunga, serta berbulu jarang dan pendek bibir bunga ada dua buah.
(Depkes RI, 1977 :120)
Biji jinten hitam berdasarkan pengamatan anatomi secara makroskopik
menunjukkan biji agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua ujungnya meruncing.
Limas yang satu lebih pendek dari yang lain, memiliki 3 sampai 4 sudut, panjang biji
1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm, permukaan luar biji berwarna hitam
kecoklatan. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji berwarna coklat
kehitaman sampai hitam. (Depkes RI, 1977 :121)
Berdasarkan pengamatan anatomi secara mikroskopik menunjukkan kulit biji
terdiri epidermis luar yang merupakan lapisan sel yang termampat, bentuk
memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek, warna coklat muda atau coklat
kehijauan. Di bawah epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk
memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna kehijauan. Serbuk biji
berwarna kelabu kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis luar yang
termampat dan berpapila pendek. (Depkes RI, 1977 :121)
1.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Jinten Hitam (Nigella sativa L)
Biji jinten hitam memiliki khasiat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki
daya ingat dan kewaspadaan. Kandungan bahan aktif tanaman jinten hitam yang
diduga berkhasiat dapat membantu memperbaiki daya ingat dan konsentrasi adalah
asam linoleat (omega 6), asam linolenat (omega 3) dan vitamin (A, B1, B2, B6, C dan
E) yang bekerja memberikan nutrisi dan komponen yang dibutuhkan otak serta
6
melindungi otak dari kerusakan sel akibat efek buruk radikal bebas. (Yulianti dkk.,
2011:12-16)
Asam linoleat (omega 6) dan asam linolenat (omega 3), jinten hitam
merupakan nutrisi bagi sel otak yang berguna meningkatkan daya ingat dan
membantu perkembangan jaringan otak. Saponin pada jinten hitam dapat menetralkan
dan membersihkan racun dalam tubuh. Manfaat jinten hitam lainnya adalah dapat
memperbaiki saluran pencernaan dan antibakteri karena mengandung minyak atsiri
yang secara tradisional digunakan untuk obat diare. Jinten hitam juga dapat mengatasi
gangguan tidur dan stress karena kandungan saponin yang terdapat dalam jinten
hitam mempunya fungsi mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, gangguan
tidur, dan menghilangkan stress (Yulianti dkk., 2011:12-16).
1.2 PEGAGAN
1.2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.)
Klasifikasi tanaman daun pegagan menurut Depkes RI, 1979 adalah :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak kelas : Rosidae
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae
Spesies : Centella asiatica (L.)
Nama Umum : Gotu-cola, pegagan, antanan gede
7
Daun pegagan tumbuh secara liar di daerah-daerah yang beriklim tropis
seperti Indonesia, Jepang, India, China dan Australia, namun tidak menutup
kemungkinan penyebarannya meliputi ke berbagai negara lain seperti Inggris dan
Belanda. Daun pegagan tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian yang
mencapai 2.500 m di atas permukaan air laut (Depkes, 1977 :166 ).
Daun pegagan merupakan terna atau herba tahunan, tanpa batang, dengan
rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap, panjangnya sekitar 10 cm hingga
80 cm. Akarnya keluar dari setiap buku-buku, banyak percabangan yang membentuk
tumbuhan baru. Daun tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2 hingga 10
helai daun. Berdasarkan pengamatan mikroskopik daunnya memiliki epidermis atas
terdiri dari 1 lapis sel jernih berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, kutikula
bergaris. Sel epidermis bawah mirip sel epidermis atas, tetapi lebih kecil. Stomata
tipe anisositik berbentuk corong, dengan 2 sel tetangga yang kecil dan 1 sel tetangga
lebih besar, terdapat lebih banyak pada epidermis bawah dari pada epidermis atas.
(Depkes, 1977 :166)
1.2.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Daun pegagan (Centella asiatica (L)
Urb.)
Daun pegagan yang biasa disebut Centella Herba memiliki kandungan
terpenoid (asiatikosida, madekassosida, sentelosida), asam amino, flavonoid, minyak
atsiri, glikosida saponin, saponin, asam lemak, resin, tanin, vellarine, vitamin (B1,
B2, B6, C), garam-garam mineral (kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi).
(Winarto,dkk. 2011 :7-9)
8
Khasiat farmakologi senyawa yang terkandung dari tanaman daun pegagan
antara lain triterpenoid dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran
darah ke otak menjadi lancar. Tritepernoid dapat memberikan efek menenangkan dan
meningkatkan fungsi mental menjadi lebih baik. Asiatikosida berfungsi
meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku,
rambut, dan jaringan ikat. Glikosida saponin dengan dosis tinggi akan menghasilkan
efek pereda rasa nyeri. Saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai
manfaat mempengaruhi kolagen misalnya dalam menghambat produksi jaringan
bekas luka yang berlebihan. (Annisa, 2006 l:12)
1.3 Anatomi dan Fisiologi Otak
Otak adalah organ yang bekerja mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang
terjadi di dalam tubuh kita, misalnya mengontrol kepribadian, proses metabolisme,
tekanan darah, emosi, produksi dan eksresi hormone. Otak juga bertanggung jawab
atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala
bentuk pembelajaran lainnya. Kelainan kecil pada otak akan mempengaruhi aktivitas
tubuh. Oleh karena itu, nutrisi dan kesehatan otak harus selalu terjaga. Jaringan otak
sangat rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti
sekalipun dalam waktu singkat sudah dapat menghilangkan kesadaran manusia (Liza,
2007 :3).
Otak terdiri dari empat bagian utama yaitu otak besar (serebrum), tengah
(mesensefalon), Otak kecil (serebelum), Sumsum sambung (medulla oblongata).
9
Otak besar (serebrum) mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan ,kesadaran, dan
pertimbangan. Otak tengah (mesensefalon), terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
kerja kelenjar kelenjar endokrin. Otak kecil (serebelum), mempunyai fungsi utama
dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi
tubuh. Sumsum sambung (medulla oblongata), berfungsi menghantar impuls yang
datang dari medula spinalis menuju ke otak (Liza, 2007 :10).
1.4 Ingatan
Proses mengingat terdiri dari beberapa tahap. Pertama-tama informasi
diterima oleh modalitas sensorik khusus (misalnya raba, auditif atau visual) dan
kemudian diregistrasi. Sekali input memori telah diterima dan diregistrasi, informasi
ini disimpan sebentar di memori jangka pendek. Langkah kedua terdiri dari
menyimpan dan mempertahankan informasi dalam bentuk yang lebih permanen.
Langkah akhir pada proses mengingat adalah memanggil kembali informasi yang
disimpan. Tiap tahapan pada seluruh proses memori bertumpu pada integritas
langkah-langkah sebelumnya. (Guyton, 1997 :905)
1.4.1 Sistem Limbik dan Hipokampus
Fungsi otak sebagai pusat penyimpanan memori sebagian besar diatur oleh
satu organ yang dinamakan sistem limbik. Sistem limbik lebih merupakan gabungan
fungsi. Termasuk di dalamnya bagian dari serebrum, sefalon, diensefalon dan
10
mesensefalon. Fungsi dari sistem limbik meliputi pengaturan emosi, fungsi
intelektual otak, dan memfasilitasi penyimpanan memori serta pemanggilan kembali
memori tersebut. Bagian terpenting dari sistem limbik yang berhubungan dengan
ingatan adalah hipokampus, badan amigdala, dan basal nuklei.
Hipokampus merupakan struktur memanjang yang terdiri dari suatu
modifikasi korteks serebral, terletak di dasar korteks serebral, berdekatan dengan
diensefalon. Hipokampus mempunyai peranan penting dalam proses belajar, terutama
dalam penyimpanan dan pemanggilan kembali ingatan jangka panjang. Kerusakan
pada hipokampus akan mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengubah ingatan
jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang walaupun ingatan jangka pendek
tersebut terus diberikan secara berulang, tetapi orang masih bisa mengingat ingatan
yang disimpan menjadi ingatan jangka panjang sebelum hipokampus rusak
(Noverina,2011 :16)
1.4.2 Jenis-jenis mengingat
Ingatan sensoris adalah kemampuan untuk menyimpan isyarat sensoris di
dalam daerah sensoris otak untuk interval waktu yang sangat singkat setelah
pengalaman sensoris yang sebenarnya (Guyton, 1997 :917)
Ingatan jangka pendek adalah ingatan mengenai keterangan-keterangan kecil
selama beberapa detik sampai satu menit atau lebih pada suatu waktu. Jenis ingatan
ini biasanya terbatas dan bila keterangan-keterangan kecil baru dimasukkan ke dalam
simpanan jangka pendek ini, beberapa informasi yang lebih lama digantikan.
(Guyton, 1997 :918)
11
Ingatan jangka panjang merupakan simpanan informasi di dalam otak yang
dapat diingat kembali pada suatu waktu dimasa yang akan datang. Ingatan jangka
panjang dibagi menjadi dua jenis yang berbeda yaitu ingatan sekunder (ingatan
jangka panjang yang disimpan dengan jejak ingatan yang lemah atau hanya sedang)
dan ingatan tersier (ingatan yang telah melekat dalam pikiran sehingga ingatan
tersebut biasanya dapat bertahan seumur hidup) (Guyton, 1997 :920)
1.4.3 Faktor Yang Dapat Memicu Penurunan Daya Ingat
Banyak faktor mempengaruhi kecerdasan dan daya ingat seseorang yang
dibedakan menjadi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik diantaranya
genetika dan penyakit bawaan, sedangkan faktor ektrinsik diantaranya kebiasaan,
lingkungan, makanan dan penyakit.
Faktor genetika dikaitkan dengan anatomi dan fisiologi dari sistem saraf
dalam tubuh apakah terjadi ketidaknormalan yang menghambat pembentukan dan
penyimpanan memori atau penyakit bawaan yang merusak sistem saraf sejak lahir.
Kedua hal tersebut bias memengaruhi kemampuan sistem saraf untuk menghantarkan
rasngsang dan kemampuan otak untuk menyimpan dan memanggil kembali memori.
(Linden, dkk., 2008 :11)
Faktor lingkungan dan faktor kebiasaan berpengaruh terutama dalam proses
konsolidasi memori. Kebiasaan selalu mengulang informasi-informasi yang diperoleh
akan membantu untuk mengubah bentuk memori jangka pendek menjadi memori
jangka panjang. Keadaan lingkungan yang selalu menuntut penyerapan informasi dan
pengulangan informasi juga akan membantu proses mengingat. (Winarsi, 2007 :54)
12
1.5 Obat-Obat Yang Digunakan Untuk Meningkatkan Daya Ingat
Penggolongan obat yang biasa digunakan untuk meningkatkan daya ingat
berdasarkan cara kerjanya terbagi menjadi zat dengan kerja utama pada peredaran
darah serebral dan zat dengan kerja utama pada sel saraf. Zat dengan kerja utama
pada peredaran darah serebral bersifat vasodilator misalnya Naftidrofuril, bersifat
antikoagulan dan penghambat agregasi contohnya xantinolnikotinat, dan zat dengan
kerja utama pada sel saraf atau bisa juga disebut zat yang mempengaruhi transmisi
sinaps misalnya L-DOPA,bersifat inhibitor MAO contohnya adalah Fisostigmin, dan
bersifat psikostimulan seperti Pemolin (Sardjono, 2003 :3) .
1.6. Gingko biloba
Gingko biloba banyak digunakan khasiatnya sudah teruji klinis dapat
meningkatkan daya ingat ,memiliki kandungan senyawa kimia yang berfungsi
meningkatkan daya tahan tubuh dan daya ingat . Khasiat ginkgo biloba memperbaiki
dan mencegah menjadi kaku, keras, dan mengendapnya lemak pembuluh darah di
seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah di otak (Talien, 2007 :5)
Uji klinis Gingko biloba yaitu salah satu hasil yang sangat menakjubkan dari
studi terhadap Ginkgo ialah kemampuan tanaman ini untuk menghambat substansi
yang dihasilkan oleh tubuh yang disebut Platelet Activating Factor (PAF). Pada
tahun 1972 ditemukan bahwa PAF ini mempunyai andil sangat besar di dalam proses
biologis tubuh manusia seperti penyumbatan dalam pembuluh darah yang
13
menyebabkan serangan jantung dan stroke, serangan asma, dan penolakan tubuh atas
organ yang dicangkokkan. (Talien, 2007 :9)
Manfaat dari Gingko biloba ini adalah meningkatkan daya konsentrasi dan
kecerdasan, perpaduan dari flavonoida serta terpenoida yaitu kombinasi antara fungsi
antioksidan membuat Ginkgo biloba berkhasiat sebagai pencair darah dan pembuka
saluran pembuluh darah. Khususnya sirkulasi darah ke otak sehingga memberikan
ekstra nutrisi yang bermanfaat dalam Peningkatan Daya Ingat, konsenstrasi,
penglihatan dan pendengaran.. Jika aliran darah otak deras mengalir, seluruh sel otak
akan cukup makan. Ginkgo biloba juga terlibat dalam metabolisme, maupun fungsi
neurotransmiter otak agar kerja otak optimal, dan tak sampai mengendur. (Talien,
2007 :17)
1.7 Uji Daya Ingat Dengan Metode Labirin Termodifikasi ( Labirin Y )
Pada penelitian ini digunakan metode kotak labirin yang telah dimodifikasi
dan disebut dengan Labirin Y. Alat ini merupakan modifikasi alat yang telah
dikembangkan dan dipakai pada penelitian sebelumnya. Metode labirin Y telah
digunakan oleh para peneliti untuk mengamati, mengukur, sekaligus menganalisa
parameter-parameter yang terkait dengan fungsi belajar dan mengingat. Kerja alat
labirin ini adalah penilaian daya ingat dimana mencit menemukan makanan pada
ujung Labirin Y yang sebelumnya telah dilatih untuk menemukan makanan tersebut
Bahan dasar pembuatan labirin Y ini adalah akrilik. Digunakan bahan ini
karena selain ringan, akrilik memiliki sifat tahan terhadap air, sehingga tidak mudah
14
rusak dan dapat dengan mudah dibersihkan dari urin, feses, maupun makanan mencit.
Mekanisme kerja labirin Y adalah melihat lamanya waktu yang dibutuhkan oleh
mencit untuk menemukan makanan yang diletakkan diujung labirin Y dan melihat
parameter keberhasilan hewan dalam menemukan makanan merupakan hasil proses
mengingat atau karena proses penglihatan (Soemardji, 2005 :3) .
15
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menguji ada tidaknya efek peningkatan daya ingat dengan
mengkombinasikan ekstrak etanol daun pegagan dan ekstrak etanol jinten hitam
secara in vivo. Metode uji daya ingat dilakukan dengan uji labirin Y
Pada tahap awal penelitian dilakukan pengumpulan bahan, determinasi
dan karakterisasi bahan uji. Kemudian pembuatan ekstrak etanol daun pegagan
dan ekstrak etanol biji jinten hitam. Uji pertama dilakukan terhadap ekstrak jinten
hitam. Mencit dikelompokkan ke dalam 6 kelompok uji yaitu kelompok kontrol,
kelompok ekstrak etanol daun pegagan D1, D2, D3 masing-masing dosis 65; 130;
260 mg/kgBB, kelompok kombinasi ekstrak etanol biji jinten hitam dengan
ekstrak etanol daun pegagan,serta kelompok pembanding. Dari ketiga dosis yang
telah diuji (D1, D2, D3) di dapat dosis efektif. Dosis tersebut kemudian
dicampurkan dengan ekstrak etanol biji jinten hitam dengan dosis 390 mg/kgBB
dan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok pembanding.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes menggunakan
metode Labirin Y . Daya ingat diuji pada mencit yang diberi sediaan uji dan
hasilnya dibandingkan dengan mencit kontrol (tidak diberi sediaan uji). Parameter
uji penilaian daya ingat adalah mencit menemukan makanan diujung Labirin Y
yang sebelumnya telah dilatih untuk menemukan makanan tersebut (Soemardji
dkk, 2001). Data yang didapat dianalisis secara statistik dengan metode ANOVA
1 Arah .
16
Gambar 2.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Penyiapan Bahan
Determinasi
Penapisan fitokimia
Pembuatan sediaan uji
Alkaloid
Flavanoid
Saponin
Tanin
Kuinon
Steroid dan
Triterpen
Uji daya ingat dengan
metode labirin Y
Parameter
Waktu mencit untuk
menemukan
makanan pada 24
jam dan 72 jam
setelah pemberian
sediaan uji
dihentikan
Uji Statistik
Evaluasi uji daya ingat (
uji statistik ANOVA 1
arah dengan uji lanjutan
LSD)
Kelompok Uji
Kelompok :
*Kontrol
*D1(65 mg/bb mencit)
*D2(130 mg/bb mencit)
*D3(260 mg/bb mencit)
*Dosis Kombinasi(Dosis
Daun pegagan
terbaik+Biji jinten
hitam(390 mg/bb
mencit) )
*Pembanding (130
mg/bb mencit)
Data Pengamatan
17
BAB III
BAHAN , ALAT DAN HEWAN UJI
3.1 Bahan
Herba pegagan (Centella asiatica L) dan biji jinten hitam (Nigella sativa
L) didapat dari Manoko, sediaan peningkat daya ingat yang mengandung ekstrak
daun Gingko biloba L, akuades.
Bahan yang digunakan untuk penapisan fitokimia adalah FeCl3 1%, 1 ml
HCl pekat, HCl 2N, NaOH atau KOH (larutan basa kuat), larutan etanol 95 %,
amil alkohol, pereaksi Lieberman-Burchad, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat,
larutan amonia 10%, kloroform, pereaksi Mayer, HgCl, KI, dan pereaksi
Dragendorf, KI, bismut (III) Nitrat.
3.2 Alat
Labirin Y, penangas, tabung reaksi, termometer. timbangan, gelas kimia
250 ml dan 500 ml, batang pengaduk, labu ukur 100 ml, perkamen, kertas saring,
gelas ukur 100 dan 10 ml, sonde lambung mencit , kain flannel, gunting, dan
stopwatch.
3.3 Hewan Uji
Mencit putih (Mus musculus) dengan bobot badan 20-30 gram ,yang
diperoleh dari Institut Tekhnlogi Bandung, dalam kondisi sehat dan belum
mengalami perlakuan apapun sebelumnya.
18
BAB IV
PROSEDUR PENELITIAN
4.1 Penyiapan bahan
Herba pegagan (Centella asiatica L) dan biji jinten hitam (Nigella sativa
L) diperoleh dari Manoko yang kemudian dideterminasi di Herbarium
Bandungense Sekolah Tinggi dan Ilmu Hayati (SITH) Institut Teknologi
Bandung.
4.2 Pembuatan Simplisia
Pada tahap awal pembuatan simplisia setelah bahan uji disiapkan adalah
proses penyortiran dengan tujuan memisahkan kotoran atau bahan asing, bahan
yang tua dengan yang muda atau bahan ukurannya lebih besar atau lebih kecil.
Langkah selanjutnya adalah proses pencucian, proses pencucian untuk
menghilangkan mikroba yang melekat pada bahan uji, dapat sesekali disikat
dengan sikat halus pada bahan uji dan cukup dicuci di bak pencucian sampai
bersih tetapi jangan sampai direndam berlama-lama. Proses selanjutnya adalah
penirisan atau pengeringan. Setelah selesai dengan tahap pencucian, bahan uji
ditiriskan di rak pengering hingga tidak ada tetesan air lagi, dalam ruangan
dengan suhu kamar. Tahap terakhir adalah proses penyimpanan. Penyimpanan
dilakukan pada ruang dengan suhu kamar, bersih, udara cukup kering dan
berventilasi, simplisia di masukkan ke wadah kering, bersih, tertutup rapat, dan
disimpan di tempat sejuk dan tidak lembap. Simplisia disimpan hingga siap untuk
digunakan dalam waktu dekat.
19
.
4.3 Karakterisasi Simplisia
Karakterisasi simplisia meliputi penapisan fitokimia. Penapisan fitokimia
dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa yang berguna untuk pengobatan
. Penapisan fitokimia terhadap beberapa senyawa alkaloid, monoterpen, sesquiterpen,
flavanoid, saponin .
4.3.1. Senyawa Alkaloid
Penapisan kandungan senyawa alkaloid dilakukan dengan cara memasukkan
sampel ke dalam mortar bersih, kemudian ditambahkan 5 mL amoniak 25%.
Campuran digerus, lalu ditambahkan 20 mL kloroform dan digerus kembali dengan
kuat. Campuran disaring kemudian diambil filtrat larutan organik sebagai larutan A.
Sebagian filtrat A dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan asam klorida
10%. Kemudian fraksi air dipisahkan sebagai filtrat B. Larutan A diteteskan pada
kertas saring, lalu disemprotkan dengan pereaksi Dragendorf.terbentuknya warna
merah-jingga pada kertas saring menunjukkan adanya golongan senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi menjadi 2 bagian di dalam tabung reaksi, tabung pertama
ditambahkan pereaksi dragendorf, dan tabung kedua ditambahkan pereaksi Mayer.
Terbentuknya endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff atau endapan putih
dengan pereaksi Mayer menunjukkan positif adanya golongan senyawa alkaloid
(Farnsworth, 1996 :244-268) .
20
4.3.2. Senyawa Triterpenoid dan Steroid
Penapisan kandungan senyawa triterpenoid dan steroid dilakukan dengan cara
sampel digerus dengan eter lalu disaring, filtrat ditempatkan pada cawan penguap
sampai kering, lalu ditambahkan pereaksi Lieberman Burchad dan terjadinya warna
merah-ungu menandakan positif triterpenoid, sedangkan bila warna hijau-biru
menandakan positif steroid (Farnsworth, 1996 : 244-268) .
4.3.3 Senyawa Flavanoid
Skrining kandungan senyawa flavanoid dilakukan dengan cara sampel
ditimbang 1 gram kemudian simplisia tersebut ditempatkan pada gelas
kimia,kemudian ditambahkan 100 mL air panas dan didihkan selama 10 menit .
Campuran disaring, filtrat ditampung sebagai larutan C yang nantinya akan
digunakan untuk pemeriksaan golongan senyawa flavanoid dan saponin. 5 mL larutan
A dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan serbuk magnesium
dan 1mL asam klorida pekat. Kepada campuran ditambahkan amilalkohol, dikocok
dengan kuat lalu dibiarkan sampai terjadi pemisahan. Terbentuknya warna dalam
lapisan amilalkohol menunjukkan positif adanya golongan flavanoid (Farnsworth,
1996 :244-268) .
4.3.4. Senyawa Saponin
Penapisan kandungan senyawa saponin dilakukan dengan cara diambil 5 mL
larutan C, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok secara vertikal
selama 10 detik. Lalu dibiarkan selama 10 menit. Terbentuknya busa 1 cm di dalam
tabung reaksi menandakan positif adanya golongan saponin, dan jika busa tersebut
21
masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan beberapa tetes asam klorida
(Farnsworth, 1996 : 244-268)
4.3.5 Pemeriksaan Tanin
SejumLah kecil sampel ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air
secukupnya, kemudian dipanaskan diatas penangas air lalu disaring. Kemudian filtrat
ditambahkan larutan gelatin 1% dan adanya endapan putih menandakan positif tanin
(Farnsworth, 1996 :244-268) .
4.3.6. Pemeriksaan Kuinon
SejumLah kecil sampel ditempatkan pada tabung reaksi lalu ditambahkan air
secukupnya, kemudian dipanaskan diatas penangas air lalu disaring. Kepada filtrat
ditambahkan larutan NaOH dan timbulnya warna kuning hingga merah menandakan
positif kuinon (Farnsworth, 1996 :244-268)
4.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun pegagan Dan Biji Jinten Hitam
Pembuatan ekstrak etanol daun pegagan dan ekstrak etanol biji jinten hitam
dilakukan dengan teknik ekstraksi maserasi. Sebanyak masing-masing 100 gr
simplisia daun pegagan dan biji jinten hitam yang sudah digerus halus dimasukkan ke
dalam menstrum etanol 96% prosedur dilakukan terpisah, kemudian biarkan hingga
meresap dan melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan
melarut. Simplisia yang akan di ekstraksi masing-masing ditempatkan di dalam
wadah atau bejana bersama larutan penyari yang telah ditetapkan, bejana ditutup
rapat kemudian dikocok berulang-ulang hingga memungkinkan pelarut masuk ke
22
seluruh bagian simplisia baik pada daun pegagan maupun pada biji jinten hitam.
Rendaman tersebut disimpan di tempat terlindungi sinar cahaya. Waktu maserasi
dilakukan selama 5 hari, setelah waktu tersebut kesetimbangan bahan yang
diekstraksi pada bagian dalam sel dengan luar sel telah tercapai (Depkes RI, 1995 :
654) .
4.5 Pembuatan Sediaan Uji
Pembuatan larutan sediaan uji untuk setiap pemberiaan sediaan uji pada
masing-masing kelompok uji adalah dengan membuat larutan uji sebanyak 8 mL.
Pembuatan sediaan uji ekstrak etanol daun pegagan kelompok uji D1 (1,3 mg/bb
mencit), D2 (2,6 mg/bb mencit) , D3 (5,2 mg/bb mencit) masing-masing adalah
dengan mensuspensikan 10,4 mg; 20,8 mg dan 41,6 mg ekstrak daun pegagan dalam
masing-masing wadah gelas kimia dengan 8 mL akuades. Sediaan uji untuk
kelompok kombinasi adalah mensuspensikan ekstrak etanol biji jinten hitam
sebanyak 62,4 mg dan ditambahkan ekstrak etanol daun pegagan dengan dosis terbaik
dan dilarutkan dalam 8 mL akuades. Pembuataan sediaan uji untuk kelompok
pembanding adalah mensuspensikan sediaan yang mengandung Gingko biloba
sebanyak 20,8 mg dengan 8 mL akuades. Pemberian dosis oral untuk tiap pemberian
adalah masing-masing mencit adalah 1 mL dengan menggunakan sonde oral.
23
4.6 Uji Daya Ingat Menggunakan Metode Labirin Y
Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok uji
D1, D2, D3, kelompok kombinasi, serta kelompok pembanding. Kelompok kontrol
diberi sediaan akuades. Kelompok D1 diberi sediaan uji dosis 65 mg/kgBB,
kelompok D2 diberi sediaan uji dosis 130 mg/kgBB, kelompok D3 diberi sediaan uji
dosis 260 mg/kgBB. Kelompok uji kombinasi diberi ekstrak etanol daun pegagan
dosis terbaik hasil pengujian sebelumnya ditambahkan dengan ekstrak etanol biji
jinten hitam sebanyak 390 mg/kgBB. Sedangkan untuk kelompok mencit
pembanding diberikan sediaan yang mengandung Gingko biloba sebagai sediaan
peningkat daya ingat yang beredar di masyarakat dengan dosis 130 mg/kgBB. Dosis
yang didapat merupakan hasil konversi dari dosis pemakaian pada manusia yaitu
1000 mg.
Sebelum dilakukan pengujian, hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama
18 jam, dengan tetap diberi air minum. Pengujian dilakukan dengan menghitung
waktu yang dibutuhkan hewan untuk sampai ke sasaran (menemukan makanan dalam
salah satu lengan dari alat labirin Y). Labirin disusun membentuk huruf Y dengan
sudut antar lengan 120º.
Pengamatan dilakukan pada 24 dan 72 jam setelah pemberian sediaan uji
terakhir. Pengamatan pada 24 jam setelah pemberian sediaan uji, terlebih dahulu
dilakukan adaptasi dan belajar sebelum pengujian. Sedangkan pada pengamatan 72
jam setelah pemberian sediaan uji, langsung dilakukan pengujian.
24
Pada tahap adaptasi, hewan dibiarkan melewati pintu dan berjalan sampai
pertigaan labirin Y. Setelah hewan melewati pintu dan mencapai pertigaan labirin Y,
makanan dijatuhkan pada ujung lengan sebelah kanan. Pengujian diulang sampai
hewan berhasil menemukan tempat berisi makanan.
Tahap uji merupakan tahap pengujian daya ingat yang sebenarnya. Semua
pintu dipasang. Makanan diletakkan di balik pintu lengan sebelah kanan. Dalam
tingkat pengujian ini dapat diamati apakah keberhasilan hewan dalam menemukan
makanan merupakan hasil proses mengingat atau karena proses penglihatan atau
indra semata (Soemardji,2001:3). Data yang diperoleh merupakan respon hewan uji
berupa waktu yang diperlukan untuk menemukan makanan (kecepatan menemukan
makanan).
Waktu pengamatan setiap mencit dibatasi hingga 11 menit. Apabila sampai
batas waktu tersebut, mencit belum dapat menemukan makanan, maka pengamatan
dihentikan. Untuk keperluan evaluasi secara statistik, data dari mencit yang tidak
dapat menemukan makanan selama 11 menit pengamatan tersebut dinyatakan 11
menit. Pada pengujian ini juga dicatat persentase hewan yang mampu menemukan
makanan dalam waktu kurang dari 11 menit.
4.7 Analisis Data
Data yang diperoleh masing-masing kelompok mencit dibandingkan dan
dirata-ratakan, kemudian di analisis oleh uji statistik dengan metode ANOVA satu
arah.
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penyiapan Bahan
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pegagan
(Centella asiatica L) dan biji jinten hitam (Nigella sativa L) diperoleh dari
Manoko. Determinasi dilakukan di Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Hasil determinasi menunjukkan
bahwa bahan tumbuhan adalah Pegagan (Centella asiatica L) dan biji jinten hitam
(Nigella sativa L). Hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran 1 .
5.2 Penetapan Parameter Standar Simplisia dan Ekstrak
Penetapan parameter standar untuk simplisia meliputi penetapan kadar abu
total, abu larut air, abu tidak larut air, sari larut air sari larut etanol, air, dan
penetapan susut pengeringan. Hasil penetapan parameter standar simplisia
tercantum pada Tabel IV.1
Tabel IV.1 Hasil penetapan parameter standar simplisia
Jenis Karakterisasi Pegagan Biji Jinten Hitam
Kadar Abu Total 9,09 % 10,3 %
Kadar Abu Larut Air 3,0 % 2,4 %
Kadar Abu Tidak Larut Asam 1,56 % 0,84 %
Kadar Sari Larut Air 10,67 % 8,1 %
Kadar Sari Larut Etanol 14,57 % 12,5 %
Kadar Air 10,0 % 8,0 %
Susut Pengeringan 12,5 % 10,4 %
26
Penetapan kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal pembuatan simplisia
hingga terbentuknya serbuk simplisia. Hasil penetapan kadar abu total biji jinten
hitam adalah 10,03 % dan pada daun pegagan adalah 9,09 % , Kadar abu total
simplisia tidak boleh lebih dari 12 % (Depkes RI 2000: 1-38). Penetapan kadar abu
larut air bertujuan untuk mengetahui kadar abu yang larut dalam air terhadap bahan
yang telah dikeringkan di udara. Hasil penetapan kadar abu tidak air pada biji jinten
hitam adalah 2,4 % dan pada daun pegagan adalah 3,0 %, kadar abu yang larut air
tidak lebih dari 5,7 % (Depkes RI 2000: 1-38). Penetapan kadar abu tidak larut asam
bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal
yang berasal dari proses awal pembuatan simplisia hingga terbentuknya serbuk
simplisia. Hasil penetapan kadar abu tidak larut asam pada biji jinten hitam adalah
0,84 % dan pada daun pegagan adalah 1,56 %. Kadar abu yang tidak larut asam tidak
lebih dari 2,2 % (Depkes RI 2000 :1-38). Penentuan kadar sari larut air bertujuan
untuk mengetahui kadar sari dari bahan yang terlarut dalam pelarut air dan penentuan
kadar sari larut etanol bertujuan untuk mengetahui kadar sari dari yang terlarut di
dalam pelarut etanol dengan hasil masing-masing untuk kadar sari larut air yakni
pada biji jinten hitam adalah 8,1 % dan pada daun pegagan adalah 10,67%. dan untuk
kadar sari larut etanol pada biji jinten hitam adalah 12,5 % dan pada daun pegagan
14,57 %. Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 5,7 % dan kadar sari yang
larut dalam etanol tidak kurang dari 9,7 (Depkes RI 2000: 1-38). Penetapan kadar air
bertujuan untuk menentukan jumLah air dan memberikan batasan maksimal atau
27
rentang besarnya kandungan air di dalam simplisia. Hasil yang didapat untuk kadar
air yakni pada biji jinten hitam adalah 8 % dan pada daun pegagan adalah 10 %.
Penetapan kadar air secara umum pada simplisia yaitu kurang dari 10% b/b (Depkes
RI 2000 :1-38). Penetapan susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan
maksimal atau rentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Hasil
yang didapatkan dari kedua simplisia ini pada biji jinten hitam adalah 10,4 % dan
pada daun pegagan adalah 12,5 %. Susut pengeringan yang baik adalah mendekati 10
% (Depkes RI 2000 :1-38).
5.3 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak etanol daun pegagan dan biji
jinten hitam, hasil penapisan fitokimia dapat dilihat pada Tabel V.2
Tabel V.2 Hasil karakteristik kandungan senyawa
Golongan Senyawa
Identifikasi Senyawa
Daun pegagan Biji Jinten hitam
Alkaloid - +
Flavanoid + +
Saponin + +
Tanin - -
Kuinon - -
Steroid dan Triterpenoid + +
Keterangan : ( + ) = Terdeteksi , ( - ) = Tidak terdeteksi
Dari tabel V.2 terlihat bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol
daun pegagan terkandung senyawa flavanoid, saponin, steroid dan titerpenoid,
menurut Winarto dkk, 2003, hal 7-9 yakni pada herba daun pegagan mengandung
28
senyawa flavanoid, saponin, steroid dan triterpenoid. Biji jinten hitam (Nigella sativa
L) mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin, steroid dan triterpenoid,
menurut Yulianti, dkk., 2006, hal 12-16 yakni biji jinten hitam mengandung alkaloid,
flavanoid, saponin, steroid dan triterpenoid.
5.4 Uji Daya Ingat Menggunakan Metode Labirin Y
Penelitian ini menggunakan metode penelusuran labirin dengan menggunakan
alat labirin Y, dengan sudut masing-masing 120º serta panjang masing-masing lengan
± 70 cm . Pada tiap lorong masing-masing lengan terdapat pintu yang dapat ditutup
dan dibuka untuk keperluan penelitian .
Pemberian sediaan uji dilakukan saat pagi dan sore hari selama 7 hari. Dosis
daun pegagan (D1, D2, D3) masing-masing terdiri 65; 130; dan 260 mg/kgBB. Dosis
kombinasi yaitu dosis terbaik ekstrak daun pegagan dengan ekstrak biji jinten hitam
dengan dosis 390mg/kgBB, dan dosis pembanding digunakan 130 mg/kgBB. Dari
penelitian dibuktikan apakah terjadi efek sinergis dari esktrak daun pegagan dan
apakah terjadi efek yang lebih baik antara ekstrak kombinasi biji jinten hitam dan
ekstrak daun pegagan dengan ekstrak daun pegagan.
Parameter dalam penelitian ini adalah lamanya waktu (menit) mencit untuk
menemukan makanan pada ujung salah satu lengan dari labirin Y. Data yang
diperoleh berupa lamanya waktu (menit) mencit untuk menemukan makanan pada
salah satu lengan pada saat 24 jam dan 72 jam setelah pemberian terapi terakhir
(7 hari). Dari hasil pengujian didapat dosis terbaik ekstrak etanol daun pegagan yaitu
29
pada dosis D3 (260 mg/kgBB). Dosis ini kemudian dikombinasikan dengan ekstrak
etanol biji jinten hitam dengan dosis 390 mg/kgBB. Hasil pengujian seluruh
kelompok dapat dilihat pada Tabel V.3
Tabel V.3 Hasil pengamatan waktu mencit untuk menemukan makanan setelah pemberian sediaan uji
dihentikan.
Kelompok
Waktu yang diperlukan untuk menemukan makanan (menit)
setelah pemberiaan sediaan uji dihentikan
24 Jam 72 Jam
Kontrol
7,45±2,38
7,33±1,81
D1
6,43±3,97
6,23±1,53
D2
6,04±1,52
6,27±1,66
D3
5,05±655*
5,28±1,60*
Dosis
Kombinasi
5,18±1,16*
5,24±1,79*
Pembanding
4,86±1,96*
4,82±1,43*
Keterangan : * = Berbeda bermakna secara uji statistik, D1 : 65 mg/bb, D2 : 130 mg/bb,
D3 : 260 mg/bb, Kombinasi : 390 mg/bb, Pembanding : 130 mg/bb
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel V.3, waktu yang diperlukan mencit
untuk menemukan makanan (pada pengamatan 24 jam setelah pemberian sediaan uji
terakhir) dengan memperhitungkan seluruh pencapaian waktu (untuk mencit yang
tidak berhasil menemukan makanan ditetapkan 11 menit) maka diperoleh hasil bahwa
kelompok yang diberi sediaan uji menunjukkan waktu yang lebih cepat dibandingkan
kontrol, meskipun secara uji statistik tidak semua kelompok yang diberi sediaan uji
menunjukkan perbedaan bermakna.
Pengujian validitas metode dan apakah prosedur telah dilakukan dengan
benar, maka pertama dilakukan perbandingan antara kelompok pembanding terhadap
30
kelompok kontrol. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk waktu 24 jam dan
72 jam pengamatan setelah pemberian sediaan uji terakhir, didapat hasil masing-
masing pada kelompok pembanding adalah 4,86 menit dan 4,82 menit, sedangkan
pada kelompok kontrol 7,45 menit dan 7,33 menit. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa validitas metode dan prosedur kerja telah dilakukan dengan benar
karena rataan waktu pada kelompok pembanding lebih cepat dan berbeda bermakna
(p < 0,05)
Perbandingan antara kelompok ekstrak daun pegagan D1, D2, D3 serta dosis
kombinasi terhadap kelompok kontrol dilakukan untuk mengetahui efek pemberian
sediaan uji pada pengamatan 24 jam setelah pemberian dosis terakhir. Berdasarkan
pengamatan waktu yang diperlukan mencit untuk menemukan makanan (pada
pengamatan 24 jam setelah pemberian dosis terakhir) maka diperoleh hasil rataan
waktu kelompok D1, D2, D3 dan dosis kombinasi masing-masing 6,43 menit; 6,04
menit; 5,05 menit; 5,18 menit dan 4,86 menit, lebih singkat dibandingkan kelompok
kontrol dengan rataan waktu 7,45 menit. Kelompok D1 dengan kelompok D2 tidak
berbeda jauh waktu mencit untuk menemukan makanan dengan waktu masing-
masing 6,43; 6,04 menit. Kelompok D3 dengan kelompok kombinasi menunjukkan
waktu hampir sama yakni 5,05; 5,18 menit. Sedangkan kelompok pembanding
memiliki waktu tercepat untuk mencit menemukan makanan dengan waktu 4,86
menit. Secara keseluruhan waktu mencit untuk menemukan makanan pada 24 jam
setelah pemberian sediaan uji terakhir dapat dilihat pada gambar 5.1
31
Gambar 5.1 Grafik waktu mencit untuk menemukan makanan pada 24 jam setelah pemberian
sediaan uji terakhir
Berdasarkan hasil uji statistik yang lebih lengkapnya dilihat pada Tabel V.3
pada pengamatan 24 jam setelah pemberian dosis terakhir yakni pada kelompok D1
dan D2 tidak berbeda bermakna terhadap kelompok kontrol, pada kelompok. Pada
kelompok D3 dan Dosis kombinasi menunjukkan adanya perbedaan bermakna
terhadap kelompok kontrol. Dengan hasil tersebut maka kelompok uji D1 dan D2
dengan dosis masing-masing yakni 65mg/bb; 130 mg/ kgBB tidak menunjukkan
adanya efek dengan pemberian sediaan uji. Sedangkan kelompok uji D3 dengan dosis
260 mg/kgBB menunjukkan bahwa pemberiaan sediaan uji dapat memberikan efek.
Kelompok uji Dosis kombinasi menunjukkan bahwa pemberian sediaan uji
memberikan efek meningkatkan daya ingat mencit.
Perbandingan kelompok uji D3 (260 mg/kgBB) dengan dosis kombinasi
(ekstrak etanol biji jinten hitam adalah 390 mg/kgBB dan 260 mg/kgBB untuk
ekstrak etanol daun pegagan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna.
Kelompok Dosis kombinasi menghasilkan efek yang sama atau tidak lebih baik
dengan kelompok D3 berdasarkan perhitungan statistik, meskipun terdapat
kecenderungan meningkatkan waktu mencit untuk menemukan makanan.
w a k t u
32
Efek pemberian sediaan uji pada pengamatan 72 jam setelah pemberian dosis
terakhir, dilakukan membandingkan antara kelompok ekstrak daun pegagan D1, D2,
D3 serta dosis kombinasi terhadap kelompok kontrol. Berdasarkan pengamatan waktu
yang diperlukan mencit untuk menemukan makanan ( pada pengamatan 72 jam
setelah pemberian dosis terakhir) maka diperoleh hasil rataan waktu kelompok D1,
D2, D3 dan dosis kombinasi masing-masing 6,23 menit; 6,27 menit; 2608 menit;
2604 menit dan 4,82 menit, lebih singkat dibandingkan kelompok kontrol dengan
rataan waktu 7,33 menit. Kelompok D1 dengan kelompok D2 tidak berbeda jauh
waktu mencit untuk menemukan makanan dengan waktu masing-masing 6,23; 6,27
menit. Kelompok D3 dengan kelompok kombinasi menunjukkan waktu hampir sama
yakni 2608; 2604 menit. Sedangkan kelompok pembanding memiliki waktu tercepat
untuk mencit menemukan makanan dengan waktu 4,82 menit. Secara keseluruhan
waktu mencit untuk menemukan makanan pada 72 jam setelah pemberian sediaan uji
terakhir dapat dilihat pada gambar 5.2
Gambar 4.2 Grafik waktu mencit untuk menemukan makanan pada 24 jam setelah pemberian
sediaan uji terakhir
Berdasarkan evaluasi berdasarkan uji statistik yang lebih lengkapnya dilihat
pada Tabel V.3 maka hasil penelitian pada pengamatan 72 jam setelah pemberian
w a k t u
33
sediaan uji terakhir yakni pada kelompok D1 dan D2 tidak berbeda bermakna
terhadap kontrol. Kelompok D3 dengan dosis 260 mg/kgBB dan Dosis kombinasi
dengan dosis 260 mg/kgBB untuk ekstrak etanol daun pegagan dan 390 mg/kgBB
untuk ekstrak etanol biji jinten hitam menunjukkan terjadi perbedaan bermakna
terhadap kontrol. Seperti pada pengamatan 24 jam setelah pemberian sediaan uji
dihentikan maka untuk kelompok D3 dan kelompok uji Dosis kombinasi
menunjukkan bahwa pemberian sediaan uji memberikan efek meningkatkan daya
ingat mencit.
Perbandingan kelompok uji D3 dosis 260 mg/kgBB dengan Dosis kombinasi
dosis 390 mg/bb untuk jinten hitam dan 260 mg/kgBB untuk daun pegagan
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna. Kelompok Dosis kombinasi
menghasilkan efek yang sama atau tidak lebih baik dengan kelompok D3 berdasarkan
uji statistik, meskipun terdapat kecenderungan meningkatkan waktu mencit untuk
menemukan makanan.
Kemudian berdasarkan uji statistik antara kelompok D3 dengan dosis 260
mg/kgBB terhadap kelompok pembanding dengan dosis 130 mg/kgBB tidak
menunjukkan perbedaan bermakna antara keduanya. Keduanya memiliki efek yang
sama, sediaan uji kelompok D3 tidak lebih baik efeknya dari sediaan untuk kelompok
pembanding yakni sediaan yang mengandung gingko biloba.
Dari hasil pengamatan dan berdasarkan uji statistik maka efek yang terjadi
pada daun pegagan ditunjukkan pada kelompok uji dengan dosis 260 mg/kgBB,
sedangkan sediaan uji yang mengandung Gingko biloba menghasilkan efek pada
34
dosis 130 mg/kgBB. Sediaan uji mengandung ekstrak daun pegagan menimbulkan
efek pada dosis 2 kali lipat daripada sediaan uji yang mengandung gingko biloba
atau untuk dapat menimbulkan efek maka diperlukan 1 mg ekstrak daun pegagan
yang setara dengan 1/2 mg sediaan yang mengandung Gingko biloba .
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini berdasarkan evaluasi secara statistik menggunakan uji
statistik ANOVA 1 arah pengamatan pada 24 jam dan 72 jam setelah pemberian
sediaan uji terakhir yang diberikan 2 kali sehari selama 7 hari, ekstrak pegagan
dengan dosis 5,2 mg/bb mencit dan kombinasi ekstrak pegagan dengan ekstrak
biji jinten hitam dengan dosis masing-masing 5,2 dan 7,8 mg/bb mencit
menunjukkan perbedaan bermakna dalam waktu menemukan makanan (p<0,05)
terhadap kontrol. Sedangkan antara ekstrak mencit pegagan dengan dosis efek
terbaik yakni 5,2 mg/bb mencit dengan kombinasi ekstrak pegagan dengan
ekstrak biji jinten hitam dengan dosis masing-masing 5,2 dan 7,8 mg/ bb mencit
tidak menunjukkan perbedaan antara keduanya berdasarkan perhitungan statistik
(p<0,05)
5.2 Saran
Untuk memperoleh efek peningkatan daya ingat menggunakan ekstrak
etanol pegagan dilakukan secara tunggal tidak dikombinasikan dengan biji jinten
hitam.
36
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, 2006, Pegagan Meningkatkan Daya Ingat, Sekolah Ilmu dan Teknologi
Bandung – ITB, Bandung
Baihaqi, et all, 2005, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan), PT
Refika Aditama, Bandung
Noverina, A, 2011, Pikun di usia muda, Holistic Health Solution, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1979, Materia Medika Indonesia, vol I dan vol III,
Jakarta
Ditjen POM, Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat, ed 1, Depkes RI, Jakarta
Farnsworth, N.R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plants,
J.Pharm. Sci, 55(3)
Ganong W.F, Andrianto P, Oswari J, 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran =
Review of Medical Physiology, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Guyton A.C, 1995, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Herawati F, dkk, 2009, Demensia, Rasional vol 6
Linden E, dkk, 2008, Serba-serbi Gangguan Kesehatan Pada Lanjut Usia,
Universitas Surabaya, Surabaya
Liza, 2007, Otak , Fungsi dan Keajaibannya, (online) (www.scribd.com diunduh
02 Februari 2010)
Lumbantobing S.M, 2003, Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental, Balai
Penerbit FK-UI, Jakarta
Pratiwi R, 2009, Efek Ekstrak Biji Jinten Hitam Terhadap Daya Ingat Pada
Mencit Putih Betina, Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Farmasi
Institut Tekhnologi Bandung
Price S.A, Wilson L.M, 1994, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
vol IV, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
37
Lampiran 1
SURAT DETERMINASI SIMPLISIA
38
39
Lampiran 2
TANAMAN PEGAGAN
Gambar 5.3 Tanaman Pegagan
Gambar 5.4 Simplisia pegagan
40
Lampiran 3
TANAMAN BIJI JINTEN HITAM
Gambar 5.5 Tanaman jinten hitam
Gambar 5.6 Simplisia biji jinten hitam
41
Lampiran 3
LABIRIN Y
Gambar 5.7 Labirin Y tampak atas
Gambar 5.8 Labirin Y tampak depan
42
LAMPIRAN 4
UJI STATISTIK ANOVA SATU ARAH
Tabel V.4 Hasil uji statistik kelompok uji terhadap kontrol
Kelompok T-24 T-72
D1 1,01 1,10
D2 1,40 1,06
D3 2,39* 2,05*
Kombinasi 2,26* 2,09*
Pembanding 2,58* 2,51*
Keterangan : T-24 = 24 jam setelah pemberian sediaan uji terakhir,
T-72 = 72 jam setelah pemberian sediaan uji terakhir
* = Berbeda bermakna
Tabel V.5 Hasil uji statistik kelompok kombinasi terhadap kelompok uji D3
Kelompok T-24 T-72
Kombinasi 0,13 0,03
Keterangan : T-24 = 24 jam setelah pemberian sediaan uji terakhir,
T-72 = 72 jam setelah pemberian sediaan uji terakhir