aktivitas antihiperkolesterolemia ekstrak etanol …
TRANSCRIPT
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
22
AKTIVITAS ANTIHIPERKOLESTEROLEMIA EKSTRAK ETANOL BUAH LABU
SIAM (Sechium edule Sw.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
Yunita Hermayanti, Ahmad Muhtadi, Yoppi Iskandar
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor
Abstrak
Labu Siam (Sechium edule) memiliki banyak senyawa kimia dan sering digunakan sebagai obat,
salah satunya adalah sebagai antihiperkolesterolemia. Penelitian dilakukan untuk mengetahui
aktivitas antihiperkolesterolemia ekstrak etanol buah labu siam terhadap kadar kolesterol total,
HDL-kolesterol, dan LDL-kolesterol tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi secara
eksogen (pakan lemak tinggi) dan secara endogen (propiltiourasil 0,01% secara oral) dengan
metode enzimatik CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol Aminoantipyrine) dan metode
pengendapan. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 125 mg/Kg, 250 mg/Kg, dan 500
mg/Kg berat badan tikus selama 10 hari. Simvastatin 10 mg/Kg BB digunakan sebagai
pembanding. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari masing-
masing perlakuan terhadap parameter yang diukur pada α = 0,01. Penelitian ini membuktikan
bahwa ekstrak etanol buah labu siam memiliki aktivitas antihiperkolesterolemia yang dapat
menurunkan kadar kolesterol total, LDL-kolesterol, dan menaikkan kadar HDL-kolesterol.
Dosis terbaik dari ekstrak etanol buah labu siam pada penelitian ini adalah 500 mg/Kg BB.
Kata kunci : Labu siam (Sechium edule), Antihiperkolesterolemia, Ekstrak etanol.
Abstract
Chayote (Sechium edule) has many chemical compounds and is often used as a drug, one of
them is as antihypercholesterolemic. The study has been conducted to determine the activity of
ethanol extract antihypercholesterolemic chayote fruit on serum total cholesterol, HDL-
cholesterol, and LDL-cholesterol white male Wistar rats which was induced by exogenous and
endogenous with the CHOD-PAP enzymatic method and precipitation method. The tested
materials were given orally at doses of 125 mg/Kg, 250 mg/Kg, and 500 mg/Kg of rat body
weight for 10 days. Simvastatin was used as a standard. Results of this research showed that
there were significant differences of each treatment on parameters which was measured at α =
0.01. This research proved that the ethanol extract of chayote fruit has an
antihypercholesterolemic activities that can reduce total cholesterol, LDL-cholesterol, and raise
HDL-cholesterol levels. The best doses of chayote ethanol extract in this research was 500
mg/Kg BW.
Keywords: Chayote (Sechium edule), Antihypercholesterolemic, Ethanol extract
PENDAHULUAN
Hiperkolesterolemia adalah
peningkatan kadar kolesterol di dalam
darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi
merupakan problem yang serius karena
merupakan salah satu faktor risiko yang
paling utama untuk terjadinya penyakit
jantung koroner di samping faktor lainnya
yaitu tekanan darah tinggi dan merokok.
Hiperkolesterolemia disebabkan kadar
kolesterol melebihi 239 mg/dL dalam darah
(Anwar, 2004).
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
23
LDL (Low Density Lipoprotein)
mengangkut 60-70 % kolesterol ke berbagai
bagian tubuh yang membutuhkan. Jika LDL
dalam aliran darah terlalu banyak, maka
LDL akan menimbun kolesterol di dalam
arteri yang dapat menyebabkan
penyumbatan dan serangan jantung. HDL
(High-Density Lipoprotein) adalah
kebalikan dari LDL. HDL memiliki banyak
protein yang mengambil kelebihan
kolesterol dari sel dan jaringan kemudian
membawanya kembali ke hati untuk diubah
menjadi cairan empedu. HDL mengandung
antioksidan yang dapat mencegah
perubahan LDL menjadi lipoprotein yang
cenderung menyebabkan penyakit jantung
(Freeman dan Junge, 2008). Penggunaan
obat-obat antihiperkolesterolemia
merupakan salah satu untuk menanggulangi
tingginya kadar lemak darah. Mahalnya
harga obat-obatan tersebut serta adanya
efek samping dalam penggunaannya
menyebabkan penggunaan tanaman obat
sebagai alternatif lain sebagai
antihiperkolesterolemia (Dalimartha, 2008).
Labu Siam (Sechium edule)
bukanlah sayuran asing bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Labu siam adalah
jenis tumbuhan labu-labuan yang termasuk
dalam famili Cucurbitaceae. Kandungan
buah labu siam adalah air, karbohidrat,
protein, serat, abu, dan lemak. Juga
mengandung kalsium, fosfor, kalium, zat
besi, natrium, mangan, selenium, tembaga,
gula, tiamin, folat, vitamin A, B, C, E, K,
albuminoid, alkaloid, saponin dan tanin
(Dalimartha, 2008 ; Siriawiria, 1987;
Soedarya, 2009). Selain untuk menurunkan
lemak darah (kolesterol dan trigliserida),
beberapa pakar kesehatan dan gizi juga
menyatakan bahwa labu dapat mengobati
tekanan darah tinggi, menurunkan panas,
asam urat, antimikroba, antioksidan,
diabetes, diuretik dan memperlancar proses
pencernaan (Kautsar, 2009; Ordones et.al.,
2004). Penggunaan secara empiris
dilakukan dengan membuat jus buah labu
siam satu buah berukuran sedang yang
dikonsumsi setiap hari untuk kolesterol
tinggi (Dalimartha, 2008). Hal di atas
menjadi acuan untuk meneliti efek buah
labu siam sebagai antihiperkolesterolemia
dalam menurunkan kadar LDL dan
kolesterol total serta meningkatkan kadar
HDL.
METODOLOGI
Alat
Alat-alat gelas yang umum
digunakan di Laboratorium Fitokimia, alat
pengukur kadar air, alat sentrifugasi, cawan
penguap, chamber, cuvet, lampu UV 254
dan 366 nm, maserator, mortir dan stamper,
pelat KLT, pipet tetes, rotary evaporator,
spektrofotometer, sonde oral, syringe,
tabung effendorf, tabung reaksi, tabung
sentrifugasi, timbangan analitis, timbangan
hewan, dan vial.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
24
Bahan
Buah labu siam sebanyak 2 Kg
yang diperoleh dari Parongpong, Lembang.
Hewan percobaan yang digunakan adalah
tikus putih galur Wistar, jenis kelamin
jantan dengan berat badan berkisar 150-200
gram. Hewan percobaan diperoleh dari
Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran.
Bahan kimia yang digunakan
adalah etanol 95%, air suling, amil alkohol,
ammonia 10%, asam klorida 2 N, eter,
FeCl3, kloroform, larutan besi (III) klorida,
larutan gelatin 1%, larutan kalium hiroksida
5%, larutan vanilin 10% dalam H2SO4
pekat, Burchard, pereaksi Mayer, serbuk
magnesium, pelat silika GF 254, metanol,
etil asetat, penampak bercak vanilin sulfat
10%, Propiltiourasil (PTU) 0,01%, pulvis
gummi arabicum (PGA) 2%, pakan lemak
tinggi, simvastatin, pereaksi CHOD-PAP
(mengandung Good’s buffer pH 6,70, 4-
Aminoantipirin, Fenol, Kolesterol esterase,
Kolesterol oksidase, Kolesterol Oksidase,
Peroksidase), kit pereaksi pengendap LDL-
Kolesterol (mengandung Heparin, Sodium
sitrat), dan pengendap HDL-Kolesterol
(mengandung Asam fosfotungstat,
Magnesium klorida).
Determinasi dan Pengumpulan Bahan
Buah labu siam (Sechium edulle
sw.) diperoleh dari parongpong, Lembang
dan determinasi tumbuhan dilakukan di
laboratorium taksonomi tumbuhan jurusan
biologi, fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam, universitas padjadjaran
jatinangor.
Pengolahan Bahan
Buah labu siam (Sechium edulle
sw.) yang telah dikumpulkan kemudian
dilakukan disortasi, dicuci dengan air
bersih, lalu dikeringkan dan dirajang halus.
Ekstraksi
Buah labu siam (Sechium edulle
sw.) Ditimbang sebanyak 2 kg dan dirajang
halus kemudian dimasukkan ke dalam
maserator sambil ditambahkan pelarut
etanol 95% sampai bahan terendam
seluruhnya. Diamkan selama 24 jam sambil
sesekali diaduk pada suhu ruangan. Maserat
ditampung dalam wadah. Maserasi
dilakukan selama 3 x 24 jam dengan
pergantian pelarut setiap 1 x 24 jam.
Setelah maserat terkumpul diuapkan di
rotary evaporator sampai menjadi ekstrak
kental dan di uapkan di atas penangas air
untuk menghilangkan sisa etanol 95% yang
masih tertinggal dan berat ekstrak konstan.
Setelah didapatkan ekstrak total, kemudian
dihitung rendemen ekstrak.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Ekstrak
Kromatografi lapis tipis (klt) untuk
Sechium edulle sw. Dilakukan dengan
menggunakan fasa diam pelat silika gf 254
pra lapis dan pengembang etil asetat dan
metanol dengan perbandingan 2:8.
Penampak bercak yang digunakan adalah
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
25
sinar uv 254 nm, 366 nm, dan vanilin-sulfat
10%.
Penentuan Kadar Air Ekstrak Etanol
Pengujian kadar air dilakukan
untuk mengetahui banyaknya air yang
terkandung dalam ekstrak. Prosedur yang
dilakukan dalam pengujian kadar air
meliputi proses distilasi dengan
menggunakan 2 gram ekstrak etanol buah
labu siam. Pelarut yang digunakan dalam
proses ini adalah toluen sebanyak 200 mL.
Ekstrak tersebut dimasukkan ke dalam labu
alas bulat dan ditambahkan toluen.
Kemudian labu tersebut dipanaskan.
Setelah lapisan air dan toluena memisah
sempurna, volume air dibaca dan dihitung
kadar air dalam persen terhadap berat
ekstrak semul
Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol
Ekstrak etanol ditimbang sesuai
dengan perhitungan pembuatan suspensi
ekstrak etanol dengan tiga variasi dosis.
Ekstrak yang ditimbang digerus dalam
mortir dengan penambahan pga (sebanyak
2% dari volume suspensi yang akan dibuat)
sambil ditambahkan air suling sedikit demi
sedikit hingga volume yang sesuai dengan
perhitungan dosis.
Uji Aktivitas Antihiperkolesterolemia
Ekstrak Etanol
Pengujian aktivitas antikolesterol
ekstrak etanol buah labu siam (Sechium
edule sw.) Dengan menggunakan 6
kelompok tikus putih jantan galur wistar,
umur 2-3 bulan dengan berat badan berkisar
antara 150-200 gram masing-masing 5 ekor
yang telah diadaptasikan selama satu
minggu. Masing-masing kelompok diberi
perlakuan sebagai berikut:
1. Kontrol normal diberi pakan standar dan
air minum.
2. Kontrol negatif diberi diet lemak tinggi,
ptu (propiltiourasil) 0,01% dan air
minum.
3. Kontrol positif diberi diet lemak tinggi,
ptu (propiltiourasil) 0,01%, dan obat
pembanding simvastatin 10 mg/kg bb
dalam suspensi PGA 2%.
4. Uji pertama diberi diet lemak tinggi, ptu
(propiltiourasil) 0,01%, dan ekstrak
etanol buah labu siam (Sechium edule
sw.) Dengan dosis 125 mg/kg bb dalam
suspensi PGA 2%.
5. Uji kedua diberi diet lemak tinggi, ptu
(propiltiourasil) 0,01%, dan ekstrak
etanol buah labu siam (Sechium edule
sw.) Dengan dosis 250 mg/kg bb dalam
suspensi PGA 2%.
6. Uji ketiga diberi diet lemak tinggi, ptu
(propiltiourasil) 0,01%, dan ekstrak
etanol buah labu siam (Sechium edule
sw.) Dengan dosis 500 mg/kg bb dalam
suspensi PGA 2%.
Pengambilan Darah
Sebelum pengambilan darah, tikus-
tikus tersebut dipuasakan selama 18 jam.
Pengambilan darah tikus dilakukan pada
hari ke sebelas, diambil dari jantung
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
26
(intrakardial) dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Tikus diambil dari kandang dan dibius
dengan eter dengan menggunakan kapas
yang telah dibasahi dengan eter.
2. Tikus dibedah, kemudian darah di
jantung di ambil dengan menggunakan
suntikan.
3. Darah di ambil sebanyak 1,50-2 mL dan
darah yang telah di dapat dimasukkan ke
dalam tabung sentrifugasi.
4. Darah dalam tabung kemudian
dimasukkan ke dalam sentrifugator dan
disentrifugasi selama 15 menit dengan
kecepatan 3000 rpm untuk memisahkan
serum dari bagian darahnya.
Selanjutnya, serum tersebut digunakan
untuk pengukuran kadar kolesterol total,
LDL, dan HDL.
Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Larutan pereaksi dipipet 1000 µl
dan air suling 10 µl sebagai blanko, dipipet
larutan pereaksi 1000 µl dan serum sampel
10 µl sebagai sampel dan dipipet larutan
pereaksi 1000 µl dan larutan standar 10 µl
sebagai standar. Campuran masing-masing
dikocok lalu diinkubasi selama 20 menit
pada suhu ruang. Dengan menggunakan
spektrofotometer, serapan dibaca pada
panjang gelombang 500 nm dalam waktu 1
jam.
Larutan pereaksi:
Good’s buffer (pH 6,70) 50 mmol/l,
fenol 5 mmol/l, 4-aminoantipirin 0,30
mmol/l, kolesterol esterase (che) ≥ 200 u/l,
kolesterol oksidase (cho) ≥ 3 ku/l,
peroksidase (pod) ≥ 3 ku/l.
Prinsip reaksi:
Kolesterol total diukur berdasarkan
metode kolorimetri enzimatik (chod-pap).
Kolesterol ester dihidrolisis yang menjadi
kolesterol bebas dan selanjutnya dioksidasi.
Indikator kolorimetri adalah quinoneimine
yang dihasilkan dari 4-aminoantipirin dan
fenol oleh hidrogen peroksida oleh katalis
peroksidase.
Pengukuran Kadar HDL-Kolesterol Dan
LDL-Kolesterol
Penetapan kadar kolesterol HDL
dilakukan dengan metode HDL precipitant
dan metode chod-pap sebagai berikut:
1. Sebanyak 200 µl sampel, dimasukkan ke
dalam tabung sentrifugasi dan
ditambahkan 500 µl reagen pengendap.
Kemudian diinkubasi selama 15 menit
pada suhu ruang dan dipusingkan
selama 20 menit pada kecepatan 2500
rpm. Setelah dipusingkan, kilomikron,
vLDL, dan LDL kolesterol akan
mengendap dan didalam supernatan
hanya terdapat HDL kolesterol yang
kemudian ditentukan secara enzimatik.
2. Setelah dipusingkan, campuran tersebut
didiamkan selama 2 jam. Kemudian
alikuot 100 µl supernatan dari tabung
sentrifugasi dan tambahkan pereaksi
kolesterol chod-pap sebanyak 100 µl.
Campuran tadi dikocok dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu ruang.
Dengan menggunakan blanko pereaksi
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
27
chod-pap serum darah ditentukan
dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 500 nm.
Penetapan kadar kolesterol LDL
dengan menggunakan metode LDL
precipitant dan metode chod-pap sebagai
berikut:
1. Sebanyak 100 µl sampel, dimasukkan ke
dalam tabung sentrifugasi dan
ditambahkan 1000 µl reagen pengendap.
Kemudian diinkubasi selama 15 menit
pada suhu ruang, dipusingkan selama 20
menit pada kecepatan 2500 rpm, dan
kemudian ditentukan secara enzimatik.
2. Setelah dipusingkan, campuran tersebut
didiamkan selama 1 jam. Kemudian
alikuot 100 µl supernatan dari tabung
sentrifugasi dan tambahkan pereaksi
kolesterol chod-pap sebanyak 100 µl.
Campuran tadi dikocok dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu ruang.
Dengan menggunakan blanko pereaksi
chod-pap, serum darah ditentukan
dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 500 nm.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara
statistika dengan metode anava (α = 0,01).
Jika hasilnya berbeda, maka uji dilanjutkan
dengan uji newman-keuls.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi yang dilakukan terhadap
buah labu siam segar sebanyak 2 Kg,
dengan cara maserasi selama 3 x 24 jam
menggunakan etanol 95% mengasilkan
ekstrak kental yang telah dievaporasi dan
diuapkan di atas penangas air sebanyak
58,15 gram berwarna coklat. Rendemen
yang diperoleh adalah sebesar 2,91%.
Berdasarkan pengujian, di dapat
persentase kadar air sebesar 7,50%
dengan berat ekstrak yang digunakan
adalah 2 gram dan volume air yang
didapat adalah 0,15 mL. Berdasarkan
hasil penapisan fitokimia yang telah
dilakukan, terdapat hasil positif pada
golongan alkaloid, tanin dan saponin. Hal
ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah
labu siam mengandung senyawa-senyawa
tersebut.
Hasil Pengujian Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) ekstrak etanol
Hasil pengujian KLT menunjukkan
pada ekstrak etanol terdapat 3 spot yang
menunjukkan floresensi dibawah sinar UV
366nm. Hasil KLT terdapat pada tabel 1.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
28
Tabel 1. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol Buah Labu Siam
No.
Bercak Rf
Sinar Sinar UV Penampak
Tampak 254 nm 366 nm bercak
1 0,47 - ungu hijau terang merah muda
2 0,51 - - hijau terang merah muda
3 0,59 - ungu hijau terang coklat kekuningan Keterangan : ( - ) = Tidak terdeteksi
Hasil Pengujian Aktivitas
Antihiperkolesterolemia
Penurunan kadar kolesterol total
terhadap kontrol negatif untuk dosis 125
mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg
BB masing-masing adalah sebesar 12,65%,
26,51%, dan 34,32%. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak etanol buah labu siam dapat
menekan peningkatan kadar kolesterol total
yang diinduksi secara endogen (PTU) dan
eksogen (pakan lemak tinggi). Tetapi, untuk
dosis 125 mg/Kg BB belum cukup baik
untuk mengembalikan kadar kolesterol total
menjadi normal kembali. Adapun
mekanisme PTU dalam meningkatkan
kadar kolesterol total adalah dengan
menurunkan hormon tiroid sehingga terjadi
penimbunan lemak di dalam tubuh. PTU
bekerja sebagai antitiroid yang
menghambat sel-sel tiroid pada tik
us sehingga produksi hormon tiroid
terhambat dan mengakibatkan hipotirio-
disme. Pengaruh langsung hipotiroidisme
terhadap lipoprotein adalah peningkatan
kadar kolesterol terutama LDL-kolesterol
yang diakibatkan oleh kenaikan metabolik
pada reseptor LDL, sehingga kadar LDL
akan meningkat (Guyton, 1987).
Tabel 2. Kadar Kolesterol Rata-Rata Ekstrak Etanol Buah Labu Siam
Kelompok tikus Kadar Kolesterol Rata-Rata (mg/dL)
Kolesterol Total HDL-Kolesterol LDL-Kolesterol
Kontrol normal 180,30 21,20 173,17
Kontrol negatif 238,31 19,95 227,73
Kontrol positif 165,43 21,26 155,84
Uji dosis 125 mg/Kg BB 208,16 22,16 200,68
Uji dosis 250 mg/Kg BB 175,12 23,64 164,06
Uji dosis 500 mg/Kg BB 156,52 23,56 146,84
Hasil Analisis Secara Statistika
a. Analisis Data Kadar Kolesterol Total
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
ekstrak etanol buah labu siam dengan
dosis 250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg
BB dapat menurunkan kadar kolesterol
terhadap kontrol normal masing-masing
sebesar 2,87% dan 13,19%. Sedangkan
untuk kadar kolesterol total dari
kelompok uji dosis 125 mg/Kg BB
terdapat penurunan yang tidak signifikan
terhadap kontrol normal.
Pemberian obat sintetis simvastatin
dengan dosis 10 mg/Kg BB dapat
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
29
menurunkan kadar kolesterol total
terhadap kontrol normal sebesar 8,24%,
kontrol negatif sebesar 30,58%, terhadap
dosis 125 mg/Kg BB sebesar 20,53%,
dan terhadap dosis 250 mg/Kg BB
sebesar 5,53%. Sedangkan terhadap
dosis 500 mg/Kg BB tidak terdapat
penurunan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan kadar
kolesterol pada dosis 500 mg/Kg BB
lebih baik dibandingkan dengan obat
sintetis simvastatin.
Gambar 1. Grafik Perbandingan Kadar Kolesterol Total Rata-Rata
Tabel 4. Uji Newman-Keuls Kolesterol Total Ekstrak Etanol Buah Labu Siam
Dosis 3
Kontrol
Positif Dosis 2
Kontrol
Normal Dosis 1
Kontrol
Negatif RST
Dosis 3 - 8,92 18,61* 23,78* 51,64* 81,79* 10,97
Kontrol
Positif - - 9,69 14,86* 42,73* 72,88* 12,58
Dosis 2 - - - 5,17 33,04* 63,18* 13,61
Kontrol
Normal - - - - 27,86* 58,01* 14,33
Dosis 1 - - - - - 30,15* 14,88
Kontrol
Negatif - - - - - - -
Keterangan: * = Terdapat perbedaan pada α = 0,01
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
bahwa dosis 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg
BB, dan 500 mg/Kg BB ekstrak etanol buah
labu siam dapat menurunkan kadar
kolesterol total pada α = 0,01, tetapi dilihat
dari nilai selisih yang paling besar, maka
yang paling signifikan dalam menurunkan
kadar kolesterol total, yaitu pada dosis 500
mg/Kg BB.
Untuk perlakuan dosis 3 yaitu dosis
500 mg/Kg BB, dapat dilihat bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan terhadap
perlakuan kontrol positif. Hal ini berarti
ekstrak buah labu siam dengan dosis 500
mg/Kg BB mempunyai efek yang sama
dengan perlakuan kontrol positif dalam
menurunkan kadar kolesterol total tikus.
0
50
100
150
200
250
kontrolnormal
kontrolnegatif
kontrolpositif
ujidosis 1
ujidosis 2
ujidosis 3
Ka
da
r R
ata
-Ra
ta K
ole
ster
ol
To
tal
(mg
/dL
)
Kelompok Perlakuan
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
30
b. Analisis Data Kadar HDL-Kolesterol
Gambar 2. Grafik Perbandingan HDL-Kolesterol Rata-Rata
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa
ekstrak etanol buah labu siam siam pada
dosis 125 mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB, dan
500 mg/Kg BB dapat menaikkan kadar
HDL-kolesterol masing-masing sebesar
4,50%, 11,49%, dan 11,11% terhadap
kontrol normal dan masing-masing sebesar
11,05%, 18,49%, dan 18,08% terhadap
kontrol negatif. Dapat diketahui bahwa
dalam menaikkan kadar HDL-kolesterol,
ekstrak etanol buah labu siam pada dosis
250 mg/Kg BB lebih baik dibandingkan
dengan ekstrak dengan dosis 500 mg/Kg
BB. Pemberian obat sintetis simvastatin
dapat menaikkan kadar HDL-kolesterol
sebesar 0,25% terhadap kontrol normal dan
6,54% terhadap kontrol negatif. Kenaikan
tidak signifikan dibandingkan dengan
ketiga kelompok dosis uji. Dosis uji
tersebut mempunyai efek yang lebih bagus
dari efek yang diberikan obat sintetis.
Tabel 5. Uji Newman-Keuls HDL-Kolesterol Ekstrak Etanol Buah Labu Siam
Kontrol
Negatif
Kontrol
Normal
Kontrol
Positif Dosis 1 Dosis 3 Dosis 2 RST
Kontrol Negatif - 1,25* 1,30* 2,20* 3,61* 3,69* 1,09
Kontrol Normal - - 0,05 0,95 2,36* 2,44* 1,25
Kontrol Positif - - - 0,90 2,30* 2,38* 1,36
Dosis 1 - - - - 1,40 1,48* 1,43
Dosis 3 - - - - - 0,08 1,48
Dosis 2 - - - - - - Keterangan: * = terdapat perbedaan pada α = 0,01
Dari Tabel 5 di atas, dapat dilihat
bahwa dengan α = 0,01 dosis 125 mg/Kg
BB, 250 mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg BB
ekstrak etanol buah labu siam dapat
menaikkan kadar HDL-kolesterol, tetapi
dilihat dari nilai selisih yang paling besar
terhadap kontrol negatif, maka yang paling
signifikan dalam menaikkan kadar HDL-
kolesterol, yaitu pada dosis 250 mg/Kg BB.
18
19
20
21
22
23
24
kontrol
normal
kontrol
negatif
kontrol
positif
uji dosis
1
uji dosis
2
uji dosis
3
Kadar R
ata
-Rata
HD
L-k
ole
sterol
(mg
/dL
)Kelompok Perlakuan
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
31
c. Analisis Data Kadar LDL-Kolesterol
Gambar 3. Grafik Perbandingan LDL-Kolesterol Rata-Rata
Dari Gambar 3, dapat dilihat bahwa
ekstrak etanol buah labu siam dengan dosis
250 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB dapat
menurunkan kadar LDL-kolesterol masing-
masing sebesar 5,26% dan 15,21%.
Sedangkan untuk esktrak dengan dosis 125
mg/Kg BB tidak terdapat penurunan yang
signifikan. Hal ini berarti bahwa ekstrak
dengan dosis tersebut belum cukup baik
untuk menurunkan kadar kolesterol menjadi
normal. Sedangkan bila dibandingkan
dengan kontrol negatif, maka ekstrak etanol
buah labu siam dengan dosis 125 mg/Kg
BB, 250 mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg BB
dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol
masing-masing sebesar 11,88%, 27,96%,
dan 35,52%. Hal ini membuktikan bahwa
ekstrak etanol dapat menurunkan kadar
LDL-kolesterol dan dapat digunakan
sebagai antihiperkolesterolemia.
Simvastatin yang diberikan pada
hewan uji dengan dosis 10 mg/Kg BB dapat
menurunkan kadar LDL-kolesterol sebesar
10,01% terhadap kontrol normal, 31,57%
terhadap kontrol negatif, 22,34% terhadap
ekstrak dosis 125 mg/Kg BB, dan 5,01%
terhadap ekstrak dosis 250 mg/Kg BB.
Sedangkan terhadap dosis 500 mg/Kg BB
tidak terdapat penurunan yang signifikan.
Hal ini menunjukkan bahwa penurunan
kadar LDL-kolesterol pada dosis 500
mg/Kg BB lebih baik dibandingkan dengan
simvastatin. Simvastatin tersebut akan
mengeluarkan LDL dari sirkulasi karena
bekerja sebagai inhibitor kompetitif enzim
HMG-KoA reduktase untuk penghambatan
biosistesis kolesterol di hati yang akan
meningkatkan ekspresi reseptor LDL dalam
mengikat partikel LDL dalam hepar.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
32
Tabel 6. Uji Newman-Keuls LDL-Kolesterol Ekstrak Etanol Buah Labu Siam
Dosis 3 Kontrol
Positif Dosis 2
Kontrol
Normal Dosis 1
Kontrol
Negatif RST
Dosis 3 - 9,01 17,23* 26,34* 53,84* 80,90* 10,39
Kontrol Positif - - 8,22 17,32* 44,83* 71,89* 11,91
Dosis 2 - - - 9,11 36,61* 63,67* 12,88
Kontrol Normal - - - - 27,51* 54,56* 13,57
Dosis 1 - - - - - 27,06* 14,09
Kontrol Negatif - - - - - - - Keterangan: * = terdapat perbedaan pada α = 0,01
Dari Tabel 6, dapat disimpulkan
bahwa dengan dosis 125 mg/Kg BB, 250
mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg BB ekstrak
etanol buah labu siam dapat menurunkan
kadar LDL-kolesterol pada α = 0,01, tetapi
dilihat dari nilai selisih yang paling besar,
maka yang paling signifikan dalam
menurunkan kadar LDL-kolesterol, yaitu
pada dosis 500 mg/Kg BB.
Untuk ekstrak dengan dosis 500
mg/Kg BB, dapat dilihat bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dibandingkan
kontrol positif. Hal ini berarti ekstrak buah
labu siam dengan dosis 500 mg/Kg BB
mempunyai efek yang sama dengan
perlakuan kontrol positif dalam
menurunkan kadar LDL-kolesterol tikus.
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak etanol buah labu siam
(Sechium edule Sw.) dengan dosis 125
mg/Kg BB, 250 mg/Kg BB, dan 500 mg/Kg
BB memiliki aktivitas sebagai
antihiperkoles-terolemia yang dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan
LDL-kolesterol dan menaikkan kadar HDL-
kolesterol pada tikus putih galur Wistar
hiperkolesterolemia. Dengan taraf
kepercayaan 99%, efek tertinggi yang
dihasilkan dari ekstrak etanol buah labu
siam ini adalah pada ekstrak dengan dosis
500 mg/Kg BB dalam menurunkan kadar
kolesterol total, LDL-kolesterol, dan
menaikkan kadar HDL-kolesterol.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, T. B. 2004. Manfaat Diet pada
Penanggulangan
Hiperkolesterolemi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara [Online]. Tersedia di:
http://library.usu.ac.id/ (Diakses
tanggal 26 Februari 2010).
Dalimartha, S. 2008. 1001 Resep Herbal.
Penebar Swadaya. Depok. hal. 175.
Dalimartha, S. 2008. Aterosklerosis, dalam
36 Resep Tumbuhan Obat Untuk
Menurunkan Kolesterol. Penebar
Swadaya. Jakarta. hal. 9-10.
Freeman, M.W dan C. Junge. 2008.
Kolesterol Rendah, Jantung Sehat.
P.T. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.
Guyton, A. J. 1987. Fisiologi Manusia dan
Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta.
hal. 629.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
33
Kautsar, Abu. 2009. Rahasia Dibalik “Labu
Siam”. Bekasi [Online]. Tersedia
di:
http://kautsarku.wordpress.com/200
9/05/31/rahasiadibalik%e2%80%9c
labu-siam%e2%80%9d/ (Diakses
tanggal 25 Februari 2010).
Ordonez, A.A.L., Gomez, J.D., Vattuone,
M.A., and Isla, M.I. 2006.
Antioxidant activities of Sechium
edule (Jacq.) Swartz extracts. Food
Chemistry. 97(3): 452-458.
Soedarya, A. P. 2009. Agribisnis Labu
Siam. Pustaka Grafika. Bandung.
hal. 15.
Siriawiria, U. 1987. Lalab Dalam Budaya
dan Kehidupan Masyarakat Sunda.
Penerbit Granesia. Bandung. hal.
60