tugas sop kel 1

5
Kelompok 1 Dokter Muda Forensik Periode 25 Februari – 23 Maret 2013 1. Siska Firmanila 2. Elva Gabriella Depari 3. Lisa Dwipurnamasari Tobing Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Fisik 1. Persiapan administrasi : korban diantar oleh penyidik dengan membawa surat keterangan permintaan VeR sebanyak 2 rangkap 2. Penerimaan korban yang dikirim oleh penyidik 3. Cek kebenaran surat permintaan VeR : sesuaikan bulan dan tahun pada nomor surat keterangan permintaan VeR, cek kesesuaian identitas korban dengan surat keterangan permintaan VeR, dan cek dari sektor mana permintaan visum dan cap surat 4. Bila terdapat kesalahan pada surat keterangan permintaan VeR, minta korban untuk membawa kembali SPV tersebut untuk diperbaiki oleh penyidik. 5. Bila SPV sudah sesuai, dokter jaga yang bertugas pada saat pemeriksaan melengkapi hari, tanggal, dan jam pemeriksaan dimulai dan menandatangani SPV tersebut. 6. Lakukan Informed Consent pada korban dan penandatanganan lembar persetujuan dalam berkas rekam medis sebelum melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi 7. Lakukan dokumentasi dengan mengambil gambar korban yang memegang SPV sebagai tanda persetujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada korban 8. Lakukan anamnesis terhadap korban mengenai identitas dan riwayat kejadian 9. Lakukan pemeriksaan fisik umum dimulai memeriksa tanda- tanda vital, status lokasi luka/ cedera, pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), dan tindakan/ pengobatan (jika diperlukan)

Upload: elva-gabriella-depari

Post on 11-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Sop Kel 1

Kelompok 1 Dokter Muda Forensik Periode 25 Februari – 23 Maret 2013

1. Siska Firmanila2. Elva Gabriella Depari3. Lisa Dwipurnamasari Tobing

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Fisik

1. Persiapan administrasi : korban diantar oleh penyidik dengan membawa surat keterangan permintaan VeR sebanyak 2 rangkap

2. Penerimaan korban yang dikirim oleh penyidik 3. Cek kebenaran surat permintaan VeR : sesuaikan bulan dan tahun pada nomor surat

keterangan permintaan VeR, cek kesesuaian identitas korban dengan surat keterangan permintaan VeR, dan cek dari sektor mana permintaan visum dan cap surat

4. Bila terdapat kesalahan pada surat keterangan permintaan VeR, minta korban untuk membawa kembali SPV tersebut untuk diperbaiki oleh penyidik.

5. Bila SPV sudah sesuai, dokter jaga yang bertugas pada saat pemeriksaan melengkapi hari, tanggal, dan jam pemeriksaan dimulai dan menandatangani SPV tersebut.

6. Lakukan Informed Consent pada korban dan penandatanganan lembar persetujuan dalam berkas rekam medis sebelum melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi

7. Lakukan dokumentasi dengan mengambil gambar korban yang memegang SPV sebagai tanda persetujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada korban

8. Lakukan anamnesis terhadap korban mengenai identitas dan riwayat kejadian9. Lakukan pemeriksaan fisik umum dimulai memeriksa tanda-tanda vital, status lokasi

luka/ cedera, pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), dan tindakan/ pengobatan (jika diperlukan)

10. Setelah pemeriksaan selesai, korban dipulangkan dengan membawa 1 rangkap SPV yang sudah ditandatangani dokter jaga.

Page 2: Tugas Sop Kel 1

Kelompok 1 Dokter Muda Forensik Periode 25 Februari – 23 Maret 2013

1. Siska Firmanila2. Elva Gabriella Depari3. Lisa Dwipurnamasari Tobing

Standar Operasional Prosedur (SOP) Kekerasan Seksual

1. Persiapan administrasi : korban diantar oleh penyidik dengan membawa surat keterangan permintaan VeR sebanyak 2 rangkap

2. Penerimaan korban yang dikirim oleh penyidik 3. Cek kebenaran surat permintaan VeR : sesuaikan bulan dan tahun pada nomor surat

keterangan permintaan VeR, cek kesesuaian identitas korban dengan surat keterangan permintaan VeR, dan cek dari sektor mana permintaan visum dan cap surat

4. Bila terdapat kesalahan pada surat keterangan permintaan VeR, minta korban untuk membawa kembali SPV tersebut untuk diperbaiki oleh penyidik.

5. Bila SPV sudah sesuai, dokter jaga yang bertugas pada saat pemeriksaan melengkapi hari, tanggal, dan jam pemeriksaan dimulai dan menandatangani SPV tersebut.

6. Sebaiknya polisi, dokter, pekerja sosial atau psikolog memeriksa dalam waktu yang bersamaan sehingga korban tidak ditanya berulang kali

7. Lakukan Informed Consent pada korban dan penandatanganan lembar persetujuan dalam berkas rekam medis sebelum melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi

8. Untuk korban yang telah berusia 21 tahun atau telah pernah menikah, sadar dan tidak memiliki gangguan jiwa (psikosis/ retardasi mental) harus menandatanganinya sendiri. Korban yang tidak memenuhi kriteria diatas diwakili oleh keluarga terdekatnya.

9. Lakukan dokumentasi dengan mengambil gambar korban yang memegang SPV sebagai tanda persetujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada korban

10. Dokter didampingi oleh seorang perawat wanita/ bidan selama melakukan anamnesis dan pemeriksaan.

11. Lakukan anamnesis terhadap korban mengenai :a. Identitas (umur dan tanggal lahir)b. Riwayat kejadian

i. Waktu dan lokasiii. Kekerasan sebelum kejadian

iii. Rincian kejadianiv. Terjadi penetrasi/ tidakv. Apa yang dilakukan setelah terjadinya kekerasan seksual

c. Riwayat haid i. Menarche

ii. Siklus haid (teratur/tidak)iii. Lama siklusiv. Lama menstruasiv. HPHT

Page 3: Tugas Sop Kel 1

d. Riwayat kegiatan seksual (pernah/tidak), jika pernah sudah berapa kali dan kapan terakhir kali.

12. Lakukan pemeriksaan fisik umum dimulai memeriksa tanda-tanda vital dan penampilan umum korban (apakah korban tergolong anak/dewasa dengan melihat pertumbuhan dari gigi ke VII dan gigi ke VIII, umur, kesadaran)

13. Lakukan pemeriksaan kejahatan seksual, mulai dari : emosi, rambut, penampilan, dan sikap selama pemeriksaan.

14. Periksaan keadaan dalam rongga mulut untuk menilai ada/ tidak lecet, ptekiae, kemerahan akibat aktivitas seksual secara oral.

15. Apabila ada riwayat kehilangan kesadaran, cari tanda bekas hilang kesadaran/ pemberian obat bius/ obat tidur, jika ada bekas suntikan, periksa darah dan urin.

16. Lakukan pemeriksaan status ginekologis korban dengan memastikan korban sudah dalam posisi litotomi, mulai dari :

a. Tanda kelamin sekunder (belum/sudah berkembang)i. Payudara

ii. Rambut aksilaiii. Rambut pubisiv. Tanda kehamilan saat pemeriksaan (ada/tidak)

b. Periksa luka-luka disekitar vulva, perineum, dan paha (jika ada luka, deskripsikan luka tersebut dengan baik, lengkap, dan jelas)

c. Mulut dan alat kelamin (vulva) : i. Keadaan bibir kemaluan besar

ii. Keadaan bibir kemaluan kecild. Selaput dara/ hymen (masih utuh/ tidak, besar orifisium, ada robekan/ tidak,

jika ada robekan tentukan apakan termasuk robekan baru/ lama, robekan sampai dasar liang vagian/ tidak, gunakan arah jam sebagai petunjuk lokasi robekan)

e. Liang senggama (vagina), mulut leher lahim (serviks), rahim (corpus uteri) : i. Ada/ tidak ada kelainan

ii. Ada/ tidak ada cairan/ darah/ materi iii. Jika ada cairan, lakukan pengambilan sampel, dengan catatan kejadian

kejahatan seksual tersebut berlangsung kurang dari 72 jam. Pengambilan sampel dapat berupa :

Jika ada bercak, kerok dengan scapel dan masukkan kedalam amplop

Lakukan swab dengan lidi kapas steril pada daerah vestibulum, forniks posterior (jika memungkinkan), dan buat sediaan hapus

Urin untuk melihat tanda kehamilanf. Lubang dubur

i. Periksa keadaan anus/ liang dubur dan daerah sekitarnya (luka garukan, robekan otot, noda feses, bengkak)

ii. Lakukan pemeriksaan colok dubur (noda feses, bengkak, sfingter) dan lakukan swab, jika perlu proktoskopi

Page 4: Tugas Sop Kel 1

17. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk sel mani (+/ -), gonokokok (+/ -), tanda kehamilan dalam kemih (+/ -)

18. Lakukan tindakan/ pengobatan (jika diperlukan)19. Benda bukti diserahkan kepada polisi 20. Setelah pemeriksaan selesai, korban dipulangkan dengan membawa 1 rangkap SPV

yang sudah ditandatangani dokter jaga.