tugas makalah epidemologi akib
DESCRIPTION
Tugas Makalah Epidemologi AKIBTRANSCRIPT
Tugas
E P I D E M O L O G I
Disusun :
Kelompok 5 : Kelas II D
1. Minah Rusli (909312910106.265)
2. Sri Wahyunita Sari (909312910106. 267)
3. Rosmita (909312910106.268)
4. Lika Aris Mulder (909312910106.269)
5. Eti Ernawati (909312910106.270)
6. Lina Anggraeni (909312910106.271)
7. Nurlaela (909312910106.272)
8. Ika Lestari (909312910106.274)
9. Badria (909312910106.275)
10. Sitti Atika Ashari (909312910106.276)
11. Iyut Sartika Sukawan (909312910106.277)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
KENDARI
T.A 2010/2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan kepada pembaca tentang “Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia dan Angka
Kematian Ibu dan Bayi di Sulawesi Tenggara (Kendari) ”
Makalah ini berisi beberapa informasi mengenai pembelajaran tentang angka kematian
ibu dan bayi di indonesia dan sulawesi tenggara (kendari) yang kami harapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuam bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa merihdoi
segala usaha kita. Amin.
Kendari, 13 Maret 2011
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB. I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................... 2
BAB.II. PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1 Cakupan pada K1, K2, K3 dan K4…………………………………….. 3
2.2 Pengaruh antara angka kematian ibu dan angka kematian bayi……….. 4
2.3 Perbedaan penanganan pada trimester I, II, dan III…………………… 5
2.4 Jumlah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia …………………… 6
2.5 Jumlah angka kematian ibu dan bayi di Sulawesi Tenggara………….. 6
BAB.III. PENUTUP............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 7
3.2 Saran......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi dalam 100.000 persalinan hidup.
Sedangkan tingkat kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh gerakkan
keluarga berencana dapat diterima masyarakat.
Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Sebenarnya kematian tersebut masih
dapat dihindari karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama sangat
diperlukan, tetapi penyelenggara kesehatan tidak sanggup untuk memberikan pelayanan.
Penyebab kematian ibu masih merupakan triak klasik sedangkan sebab kematian bayi
terutama oleh trias asfiksia, infeksi dan trauma persalinan. Kematian dan kesakitan ibu dan
bayi juga berkaitan dengan pertolongan persalinan dukun sebanyak 80% dan berbagai social
budaya dan factor pelayanan medis.
Dengan penempatan bidan di desa diharapakan peranan dukun akan makin berkurang
sejalan dengan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan tersediannya
fasilitas kesehatan.
Salah satu kelemahan pelayanan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang cepat dan
tepat. Rujukan bukanlah berarti suatu kekurangan, tetapi satu tanggung jawab yang tinggi
dan mendahulukan kepentingan masyarakat. Kelancaraan rujukan dapat menjadi faktor yang
menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal. Tindakan rujukan
ditujukan pada mereka yang tergolong dalam risiko tinggi. Dengan demikian rujukan
menjadi harapan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
Apa-apa saja yang termaksud pada cakupan K1, K2, K3 dan K4 ?
Apa ada pengaruh antara angka kematian ibu dan angka kematian bayi ?
Bagaimana penanganan masalah pada trimester I, II, dan III ?
Berapakah angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia ?
Berapakah angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Sulawesi Tenggara
(Kendari) ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan makalah ini dibuat yaitu :
Untuk mengetahui dan memahami cakupan pada K1, K2, K3 dan K4.
Untuk mengetahui dan memahami pengaruh antara angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.
Untuk mengetahui dan memahami perbedaan penanganan pada trimester I, II, dan
III.
Untuk mengetahui angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Untuk mengetahui anka kematian ibu dan bayi di Sulawesi Tenggara khususnya
Kendari.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah yang penulis buat adalah sebagai berikut :
Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mahasiswa
kebidanan mengenai cakupan K1, K2, K3 dan K4.
Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan mengenai pengaruh angka kematian
ibu dan angka bayi.
Dapat dijadikan bahan bacaan bagi setiap orang yang membacannya.
Dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cakupan pada K1, K2, K3 dan K4
Kehamilan merujukkan saat yang menyenangkan dan dinanti-nantikan oleh ibu dan
keluarganya. Semua ibu menginginkan kehamilan dan persalinannya berjalan aman, lancar
dan normal. Tetapi kehamilan dapat juga menjadi saat kegelisahan dan keprihatinan.
Hubungan yang serasi dan saling percaya harus dimiliki baik penolong maupun pasien.
Ada beberapa cakupan pada masa kehamilan dimana terbagi-bagi pada K1, K2, K3
dan K4. Adapun cakupa-cakupan tersebut adalah :
Cakupan yang diberikan pada K1 sebelum minggu ke-14 :
- Menjalin hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
- Mendeteksi masalah dan menanganinya
- Pencegahanan tetanus dengan pemberian imunisasi tetanus teksoid
- Pemberian tablet penambah darah untuk mencegah anemia
- Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
- Motivasi ibu dalam hal hidup sehat (gizi, latihan istirahat dan hygiene)
Cakupan yang diberikan pada K2 sebelum minggu ke-28 :
- Tetap menjalin hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil
- Mendeteksi masalah yang kemungkinan terjadi dan menanganinya
- Melakukan pencegahan tetanus dengan pemberian imunisasi tetanus teksoid
- Waspada terjadinya pre-eklampsia
Cakupan yang diberikan pada K3 antara minggu ke 28-36 :
Pada K3 cakupan yang diberikan sama dengan pada saat K2 hanya ditambah
dengan pemeriksaan palpasi abdominal.
Cakupan yang diberikan pada K4 setelah minggu ke-36 :
Cakupan pada K4 sama dengan cakupan yang diberikan pada K3 tetapi pada K4
ini harus melakukan deteksi letak janin dan tanda-tanda abnormal lain serta pada K4
disini sudah mulai menjelaskan gambaran persalinan dan membantu ibu hamil
menentukan tempat persalinan yang aman bagi ibu dan janinnya, serta memberikan
dukungan untuk persiapan menjadi orangtua.
2.2 Pengaruh antara angka kematian ibu dan angka kematian bayi
Di bagian kebidanan selalu terjadi gelak tawa yang silih berganti dengan ratap tangis
yang memiluhkan karena kelahiran bayi yang didambahkan atau kematian ibu atau bayi
yang diharapkan.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sekitar 500.000 jiwa
per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun.
Kematian ibu dan bayi tersebut terjadi dinegara berkembang sebesar 99%. Kendatipun
jumlah sangat besar tetapi tidak menarik perhatian karena terjadinya tersebar.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi, maka kematian ibu
dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun.
Angka kematian ibu dan bayi sangat berpengaruh dan saling berhubungan karena dengan
memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa :
- Sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi saat pertolongan pertama sangnat
dibutuhkan
- Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
- Masih banyak dijumpai ibu dengan dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak,
terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.
- Gerakkan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS)
- Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi
- Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Kalau disimak ternyata faktor-faktor hubungan antara kematian ibu dan bayi dpat dibagi
dua yaitu :
1. Yang bersifat ilmu kebidanan :
o Pelaksanaan pengawasan hamil belum menjangkau masyarakat menyeluruh
dan bermutu
o Pertolongan pertama hamil dan persalinan yang belum memadai\
o Lemahnya system rujukkan
2. Faktor sosial yang meliputi :
o Gerakkan keluarga berencana masih dapat ditingkatkan penerimaannya
o Faktor gizi masyarakat belum memenuhi untuk kesehatan ibu hamil dan
menyusui
o Pendidikan masyarakat masih rendah.
2.3 Perbedaan penanganan pada trimester I, II, dan III
Penanganan masalah pada kehamilan berbeda-beda, penanganan disesuai dengan masalah
yang menyertai ibu hamil. Setiap trimester berbeda penganan masalahnya dikarenakan
perubahan yang dialami ibu hamil tiap trimester berbeda-beda.
Penganan pada setiap trimester adalah sebagai berikut :
a. Trimester I
Pada trimester I ibu hamil mengalami peningkatan hormon estrogen dan
progesterone dan mengeluarkan hormone chorionic gonadothropine yang
menimbulkan mual dan muntah pada ibu hamil serta ibu juga akan mengalami
perubahan fisiologis yang membuatnya merasa cemas dengan kehamilannya, mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya hamil, setiap perubahan penting
diperhatikan dengan seksama.
Adapun penangan yang dilakukan bidan pada trimester I yaitu sebagai berikut :
o Komunikasi, informasi, dan health education tantang hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum yang berangsur-angsur akan berkurang sampai
umur kehamilan 4 bulan
o Nesehat diet, dianjurkan makan dengan porsi sedikit tapi sering. Makanan yang
merangsang timbulnya mual muntah dihindari.
o Menganjurkan ibu agar menjaga kehamilannya
o Mengajarkan ibu tentang kebersihan diri
o Memperkenalkan kepada ibu mengenai bahaya-bahaya kehamilan muda.
b. Trimester II
Pada trimester II keadaan ibu hamil lebih membaik dari sebelumnya karena
mual dan muntah yang telah berkurang, serta keluhan-keluhan pada trimester I telah
berkurang.
Penangan pada trimester II yang diberikan oleh bidan adalah sebagai berikut :
o Memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada
trimester II
o Memberikan health education (HE) kepada ibu dan keluarga
o Mengenalkan kepada ibu bahaya kehamilan yang terjadi pada trimester II
o Menganjurkan ibu untuk mengikuti imunisasi TT
o Wanita hamil dan suaminya mungkin mengalami ketakutan, kekhawatiran, dan
berbagai reaksi emosional yang tidak dapat dibagi dengan keluarga ataupun
sahabatnya. Mungkin mereka malu dianggap lemah ketika kehamilan dan
kelahiran terjadi. Ini merupakan peritiwa yang normal dan banyak dialami.
Olehnya itu bidan harus memberikan dukungan kepada ibu hamil, suami dan
keluarga.
c. Trimester III
Pada trimester III ibu hamil lebih mengalami gangguan psikologi karena cemas
menanti kelahiran bayinya. Adapun penangan yang diberikan bidan adalah :
o Memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada
trimester III
o Memberikan penjelasan dan gambaran mengenai persalinan
o Membantu ibu dan keluarga dalam menentukan tempat persalinan yang bersih dan
aman
o Memberikan dukungan kepada ibu, suami dan keluarga mengenai persiapan
persalinan.
Penangan yang diberikan pada trimester I, II dan III tidaklah sama, semua
tergantung masalah-masalah yang dihadapi oleh ibu hamil sehingga pendidikan dan
informasi yang diberikan juga tidak sama.
2.4 Jumlah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan Negara dengan angka kematian ibu dan bayi
tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih
memerlukan perbaikkan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
Dengan perkiraaan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat
dijabarkan bahwa :
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-
27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5%, infeksi 22,5%,
gestosis 17,5%, dan anesthesia 2,0%.
2. Angka kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi
setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum
40-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%
dan cacat bawaan 1-3%.
2.5 Jumlah angka kematian ibu dan bayi di Sulawesi Tenggara
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) di Provinsi Sulawesi Tenggara,
menurun dari 39 per 1.000 kelahiran pada tahun 2001 menjadi 36 per 1.000 kelahiran pada
tahun 2003 atau mengalami penurunan sebesar 7,6 persen. Angka kematian Bayi tersebut
masih diatas rata-rata nasional yaitu sebanyak 31 per 1.000 kelahiran
Secara umum penyebab kematian Balita di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
gangguan perinatal, diare, infeksi parasit,dan tetanus. Berdasarkan angka proyeksi BPS
2001-2005, Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami
penurunan dari 10,35 persen pada tahun 2001 menjadi 6,69 persen pada tahun 2005.
Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, 2005
NO. KAB/KOTA PROV.
PUSKESMAS JUM.KELAHIRAN
JUMLAH LAHIR MATI
JUMLAH BAYI MATI
JUMLAH
BALITA
JUMLAH BALITA
MATI1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kolaka
Buton
Muna
Konawe
Kendari
Bau-bau
Konawe selatan
Bombana
Wakatobi
Kolaka utara
16
23
29
24
11
12
17
8
9
7
4932
6468
7975
7277
18723
2441
6061
2455
2233
1764
57
45
98
50
17
22
53
10
0
13
86
141
81
298
0
53
35
5
22
0
26452
32152
36.856
32.725
29.653
11.201
6.163
14525
11375
14194
0
79
0
242
11
24
2.106
4
0
0
Angka Kematian
(Dilaporkan)
156 60329 365 721 215296 2466
Angka Kematian Ibu Bersalin ( Maternal Mortality Rate)
Angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 1995 diperkirakan
sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup (nasional 343). Menurut hasil estimasi BPS,
angka kematian ibu pada tahun 2001 diperkirakan sudah menurun menjadi 312 per
100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, jumlah kematian ibu pada tahun 2003 di Provinsi Sulawesi Tenggara
tercatat sebanyak 66 kematian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kami menarik kesimpulan sebagai berikut
diantaranya :
Angka kematian ibu dan bayi sangat berpengaruh dan saling berhubungan karena
dengan memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa :
o Sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi saat pertolongan pertama sangnat
dibutuhkan
o Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.
o Masih banyak dijumpai ibu dengan dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak
anak, terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.
o Gerakkan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS)
o Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi
o Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Dengan perkiraaan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa
dapat dijabarkan bahwa :
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-
27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5%, infeksi 22,5%,
gestosis 17,5%, dan anesthesia 2,0%.
2. Angka kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi
setiap 18-20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum
40-60%, infeksi 24-34%, prematuritas/BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7%
dan cacat bawaan 1-3%.
3.2 Saran
Demikian makalah ini dibuat agar pembaca memahami pengaruh antara angka
kematian ibu dan angka kematian bayi, jumlah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
khususnya di Sulawesi tenggara serta serta cakupan pada K1, K2, K3 dan K4 pada
kehamilan juga perbedaan penangan pada trimester I.II dan III pada ibu hamil. Olehnya
itu penulis membutuhkan masukkan yang membangun dari para pembaca sehingga
makalah ini menjadi lebih baik lagi, karena makalah ini masih jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Gde Bagus Ida. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. ECG. Jakarta.