epidemologi tifoid

21
Epidemologi Tifoid oleh: Dr. Santi Martini, dr., M.Kes.

Upload: muhammad-munandar

Post on 17-Feb-2017

315 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemologi tifoid

Epidemologi Tifoidoleh: Dr. Santi Martini, dr., M.Kes.

Page 2: Epidemologi tifoid

Besaran Masalah• Angka kejadian Demam Tifoid: 6.000 – 1.300.000 per tahun• Angka kematian demam tifoid: 20.000/thn• Hampir 80% kasus demam tifoid

ditemukan pada anak-anak/dewasa, usia antara 5 sampai 29 tahun.

• Insiden demam tifoid terus meningkat, pada tahun 2001 sebesar 680/100.000 penduduk dan pada tahun 2002

menjadi 1.426/100.000 penduduk. • Insiden demam tifoid ini dianggap tinggi

jika terjadi pada 100/100.000 penduduk atau lebih.

Page 3: Epidemologi tifoid

Sumber: Riskesdas 2007

Page 4: Epidemologi tifoid

Prevalensi Tifoid Diare menurut Kelompok Umur

Sumber: Riskesdas 2007

Page 5: Epidemologi tifoid

Prevalensi Tifoid Diare menurut Karakteristik Responden

Sumber: Riskesdas 2007

Page 6: Epidemologi tifoid

Kerugian Ekonomis • Biaya pengobatan pasien rawat jalan

untuk kasus demam tifoid ringan diperkirakan sekitar US $50-150,

• Kasus rawat inap tanpa komplikasi sekitar $100-150

• Kasus komplikasi sebesar US $250 atau lebih

• Sebagian besar pasien demam tifoid tidak mampu melakukan aktivitas normal selama 20-30 hari sehingga memerlukan bantuan dari orang lain akibatnya aktivitas 1 atau 2 orang anggota keluarga terganggu untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut.

Page 7: Epidemologi tifoid

MASA INKUBASI• Bervariasi tergantung ukuran dosis

infektif. • 3 hari – 1 bulan; rata-rata 8 – 14 hari.• 1 – 10 hari (gastroenteritis

paratyphoid)

Page 8: Epidemologi tifoid

Inokulum Attack rate Rata-rata masa inkubasi (hari)

103 0/13 (0) -105 77/200 (38,5) 9,3

107 13/27 (48,1) 7,4108 - 109 24/25 (96,0) 4,7

Tabel 1. Respons sukarelawan terhadap infeksi eksperimen dengan S.typhi

(Sumber: Harrison’s, Principal of Internal Medicine page 951, 1998)

Page 9: Epidemologi tifoid

PERIODE PENULARAN

Selama basil terdapat dalam ekskreta (biasanya minggu pertama – masa penyembuhan).

Pada orang yang sakit tifus tidak diobati:- ± 10% basil + selama 3 bulan setelah

gejala muncul.- 2 – 5% : karier permanen Orang yang terinfeksi paratifoid sedikit

menjadi karier permanen pada saluran empedu.

Page 10: Epidemologi tifoid

KERENTANAN INDIVIDU

• Dalam jumlah yang sangat besar, orang yang terpapar bakteri usus dapat menjadi sakit.

• Dosis paling kecil S. typhi dapat menginfeksi pada orang-orang yang imatur atau stres secara imunologis, orang muda, orang tua dan anak malnutrisi.

• Dosis yang diperlukan: 109 basil hidup (95% kasus)

Page 11: Epidemologi tifoid

GEJALA KLINIS & LABORATORIUM

GEJALA KLINIS• Panas: sampai dengan

40 – 41o C• Sakit kepala, lemah,

menggigil.• Pada orang yang sakit

tifoid tidak diobati, demam selama 4 – 8 minggu (demam persisten).

• Pada kasus akut & parah bisa menyebabkan kematian.

LABORATORIUM• Lekopenia,

neutropenia• Kultur basil• Titer antibodi

therhadap antigen O dan H = Tes Widal

• Aglutinasi latex atau tes koaglutinasi antibodi terhadap antigen Vi (lebih spesifik dan sensitif daripada tes Widal)

Page 12: Epidemologi tifoid
Page 13: Epidemologi tifoid

DISTRIBUSI• Penyakit tifus terdapat di seluruh

dunia.• Salah satu kelompok bakteri fekal-

oral yang menyebabkan penyakit yang kejadiannya ditentukan oleh standart higiene.

• Kejadiannya dapat digunakan sebagai indikator tingkat higiene masyarakat.

• Masyarakat dengan higiene yang baik maka penyakit ini hampir jarang terjadi.

Page 14: Epidemologi tifoid

DISTRIBUSI (cont’d) AS: insidens infeksi Salmonella typhi turun

sampai ketingkat yang rendah setelah adanya perbaikan sanitasi lingkungan.

Santiago (Chile): angka endemisitas menurun setelah kualitas air dan infrastruktur diperbaiki.

New York: 1980 – 1990 kasus tifoid meningkat dari 2/3 menjadi 4/5. Hal tsb berkaitan dengan perjalanan ke daerah Asia Selatan & Tenggara.

Page 15: Epidemologi tifoid

DISTRIBUSI (cont’d)• Meksiko menjadi sumber penularan

utama untuk penduduk Amerika terutama bagi orang-orang yang berada di daerah perbatasan dan pelajar yang bepergian.

• Daerah endemis infeksi S. typhi adalah Peru, Alexandria (Mesir), Jakarta (Indonesia), India, Pakistan, Nepal.

• India: setiap tahun kasus baru 1/100 anak usia s.d. 15 tahun.

Page 16: Epidemologi tifoid

DISTRIBUSI (cont’d)• Infeksi tifus lebih sering terjadi pada

masyarakat dengan infeksi usus yang sering terjadi secara teratur pada anak-anak.

• Pola penyebaran penyakit fekal-oral merupakan pola yang umum terjadi pada suatu keluarga atau desa pada daerah beriklim tropis.

• Daerah endemis: demam tifus banyak terjadi pada usia pre-sekolah dan 5-19 tahun.

• Di daerah industri, KLB ditandai dengan adanya kontaminasi terhadap suplai air oleh karier.

Page 17: Epidemologi tifoid

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

• Demam tifus merupakan ciri kejadian penyakit pada keluarga, masyarakat tertutup dan desa.

• Organisma salmonella dapat menyesuaikan pada lingkungan yang berubah.

• Ada karier yang mengolah makanan dan orang yang mengkonsumsi makanan tersebut rentan.

• Dapat menyebabkan penyakit dalam jumlah yang relatif sedikit & berasal pada air yang tampaknya bersih.

• AS: KLB terjadi karena kontak dengan karier atau melalui makanan.

Page 18: Epidemologi tifoid

SUMBER INFEKSI• Manusia• Air yang terkontaminasi kotoran

manusia.• Sayuran yang diberi pupuk feses

manusia, tidak dicuci dan dimasak sebelum makan.

• Telur• Daging yang diawetkan dengan cara

tidak benar (media pertumbuhan kuman)

• Karier & karier kronis

Page 19: Epidemologi tifoid

TRANSMISI• Penularan secara fekal-oral.• Pada prosuk susu, basil masih tetap

hidup selama minimal 2 bulan• Pada air yang tampak bersih, basil

akan tetap hidup selama minimal 4 minggu.

• Transmisi dapat terjadi sampai beribu-ribu mil dari sumber infeksi.

Page 20: Epidemologi tifoid

SURVEILANS Pada pengolah makanan yang dikonsumsi

oleh masyarakat, rutin memeriksakan sampel fesesnya (harus negatif S. typhi).

Pendaftaran dan surveilans terhadap karier. Pengamatan terhadap orang dengan

gangguan kandung empedu yang kronis. Menjamin warganya agar memeriksakan

diri setelah kembali dari daerah endemis tifus atau mencari pengobatan bila mengalami demam (warning sign) setelah kembali ke rumah.

Page 21: Epidemologi tifoid

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

• Memperbaiki sanitasi lingkungan (pembuangan limbah, penyediaan air bersih).

• Memperbaiki higiene keluarga & masyarakat.

• Mengatur penyiapan makanan & sistem distribusi (ketersediaan air bersih untuk cuci tangan).

• Adanya sabun cuci dan air pencuci tangan pada karier.

• Tersedianya antibiotika (kloramfenikol, dll.)• Pasteurisasi produk susu.• Klorinasi air minum• Pemberian vaksin.