tugas akhir sistem kendali hidroponik dalam ruangan...

137
TUGAS AKHIR SISTEM KENDALI HIDROPONIK DALAM RUANGAN BERBASIS RASPBERRY PI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma disusun oleh : ANDRIAN BUDIAWAN LIM NIM : 155114048 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

35 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR

    SISTEM KENDALI HIDROPONIK DALAM

    RUANGAN BERBASIS RASPBERRY PI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

    Program Studi Teknik Elektro

    Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

    disusun oleh :

    ANDRIAN BUDIAWAN LIM

    NIM : 155114048

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • FINAL PROJECT

    CONTROL SYSTEM FOR INDOOR HYDROPONIC

    USING RASPBERRY PI

    In partial fulfilment of the requirements

    for the degree of Sarjana Teknik

    Electrical Engineering Study Program

    Department of Electrical Engineering

    Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University

    ANDRIAN BUDIAWAN LIM

    NIM : 155114048

    ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

    DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

    MOTTO:

    “KESUSAHAN SEHARI CUKUPLAH UNTUK SEHARI,

    JANGAN MENUNDA SESUATU UNTUK

    DIKERJAKAN”

    Skripsi ini saya persembahkan untuk :

    Tuhan Yang Maha Kuasa

    Keluarga yang selalu memberi dukungan baik moral

    maupun materi

    Teman – teman elektro USD angkatan 2015 yang selalu

    membantu dan sama – sama berjuang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    INTISARI

    Berkebun dengan sistem hidroponik secara tradisional belum menggunakan

    teknologi otomatisasi, seluruh proses meliputi pemberian nutrisi dan pengukuran variabel

    seluruhnya masih dilakukan oleh manusia. Penyinaran juga masih mengandalkan sinar

    matahari yang tidak menentu. Sistem pengukuran, otomatisasi sistem pemberian nutrisi

    dan otomatisasi sistem penyinaran dapat direalisasikan menggunakan Arduino dan

    Raspbery Pi.

    Otomatisasi pengukuran dan pengendalian sistem hidroponik dapat digunakan

    untuk membuat semua proses hidroponik menjadi lebih efisien. Sensor TDS dan sensor

    pH yang disambungkan pada Arduino serta sensor LDR yang disambungkan pada

    Raspberry Pi digunakan secara permanen untuk pengukuran data. Data hasil pengukuran

    tersebut akan digunakan untuk mengendalikan aktuator berupa Motor DC, Diaphragm

    Pump dan Lampu LED dengan menggunakan Raspbery Pi sebagai mikrokontroler

    pengendalian dan pemantauan proses. Selain untuk pengendalian, data tersebut juga akan

    ditampilkan pada GUI, disimpan pada data logger dan dikirim ke aplikasi berbasis IoT (

    Internet of Things ).

    Sistem pemberian dan pencampuran nutrisi pada air dapat berjalan dengan baik,

    nilai rata – rata kebenaran relatif sistem adalah 98.77%, proses tersebut berjalan dengan

    waktu rata – rata 125 detik. Sistem pengendalian lampu juga dapat berjalan dengan baik,

    nilai rata – rata kebenaran relatif sistem adalah 100%. Sistem pengukuran modul sensor

    TDS dan pH dapat mengukur dengan baik, nilai rata – rata kebenaran relatif hasil

    pengukuran modul sensor TDS adalah 97.16% dan nilai rata – rata kebenaran relatif hasil

    pengukuran modul sensor pH adalah 99.96%. Data hasil pengukuran serta pengendalian

    proses dapat ditampilkan dengan baik pada GUI secara real time, data tersebut juga

    disimpan pada data logger dan dapat dipantau dari jarak jauh menggunakan aplikasi

    berbasis IoT yaitu Cayenne myDevice dengan waktu pengiriman data rata – rata 3 detik.

    Kata Kunci : Hidroponik, Raspberry pi , pengendalian, Otomatisasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    Gardening with a hydroponic system traditionally has not used automation

    technology, the whole process including the provision of nutrition and measurement of

    variables is all done by humans. The irradiation that plants needed also still relies on

    sunlight, meanwhile the sunlight is uncertain. Measurement system, provision of nutrition

    system automation and radiation system automation can be implemented using Arduino

    and Raspbery Pi.

    Automation of measuring and controlling hydroponic systems can be used to make

    all hydroponic processes more efficient. The TDS sensor and the pH sensor connected to

    the Arduino and the LDR sensor connected to the Raspberry Pi are used permanently for

    data measurement. The measurement data will be used to control the actuator in the form

    of a DC Motor, Diaphragm Pumps and LED lights using Raspbery Pi as microcontroller

    for controling and monitoring process. In addition, besides for controling the process, the

    data will also be displayed in the GUI, stored in a data logger and sent to an IoT (Internet

    of Things) based application.

    The system of nutrient mixing and stirring in water can work well, the average

    relative value of the system is 98.77%, the process runs with an average time of 125

    seconds. The light control system can also work well, the relative average value of the

    system is 100%. TDS and pH sensor module can also measure well, the average value of

    the relative value of the measurement by the TDS sensor module is 97.16% and the

    average value of the relative value of the measurement by the pH sensor module is

    99.96%. Measurement data and process control can be displayed properly in the GUI in

    real time, the data is also stored in the data logger and can be monitored remotely using

    an IoT-based application, Cayenne myDevice with an average data transfer time of 3

    seconds.

    Keywords: Hydroponics, Raspberry pi, Controlling, Automation

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya,

    tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas akhir merupakan salah syarat kelulusan

    di Jurusan Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknik.

    Laporan tugas akhir ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir. Namun pada

    proses penulisan tugas akhir ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

    memberikan petunjuk, bimbingan, saran dan pengalaman bagi penulis, sehingga penulis

    ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Tuhan yang Maha Esa karena anugerah dan penyertaan-Nya pada penulis dari

    awal memulai proses pengerjaan tugas akhir hingga akhirnya bisa menyelesaikan

    tugas akhir.

    2. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro,

    Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

    memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir

    3. Bapak Martanto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing penulis, yang telah

    memberikan petunjuk, bimbingan, dan saran dalam pengerjaan tugas akhir.

    4. Bapak Ir. Tjendro, M.Kom. dan Ibu Ir.Th. Prima Ari Setiyani, M.T. selaku dosen

    penguji penulis, yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan saran dalam

    pengerjaan tugas akhir.

    5. Seluruh dosen dan laboran Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu dan

    pengalaman yang bermanfaat bagi penulis.

    6. Teman-teman penulis yang telah bersama-sama berjuang mengerjakan tugas

    akhir baik yang ada di yogyakarta maupun yang ada di luar yogyakarta.

    7. Keluarga penulis yang telah mendukung dan memberikan semangat selama

    pengerjaan tugas akhir, memberikan berbagai inspirasi yang sangat bermanfaat

    bagi penulis..

    8. Pihak yang ahli dalam bidang hidroponik karena penulis sudah diberi kesempatan

    untuk ikut belajar dan mendapat berbagai pengalaman dalam dunia hidroponik.

    9. Semua pihak yang belum disebutkan yang sudah membantu dan mendukung

    pengerjaan tugas akhir.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ( Bahasa Indonesia ) ............................................................................ i

    HALAMAN JUDUL ( Bahasa Inggris ) ............................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ v

    HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ..................................................... vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................................... vii

    INTISARI ........................................................................................................................... viii

    ABSTRACT ......................................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xviii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

    1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 4

    1.3. Batasan Masalah ......................................................................................................... 4

    1.4. Metodologi Penelitian ................................................................................................. 5

    BAB II DASAR TEORI ........................................................................................................ 7

    2.1. Kondisi Hidup Selada Grand Rapid ............................................................................ 7

    2.2. Nutrisi Untuk Hidroponik ........................................................................................... 9

    2.3. Nutrient Film Technique ............................................................................................. 9

    2.4.Motor DC Gearbox 1:48 L ........................................................................................ 11

    2.5. Diaphragm Water Pump Motor DC .......................................................................... 12

    2.6. RTC ........................................................................................................................... 13

    2.7. Modul Sensor Cahaya LDR ...................................................................................... 15

    2.8. Modul Relay.............................................................................................................. 16

    2.9. Lampu LED Biru dan Merah .................................................................................... 17

    2.10. Sensor TDS ............................................................................................................. 19

    2.11. Sensor pH ................................................................................................................ 21

    2.12. Arduino Mega 2560 ................................................................................................ 22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.13. Raspberry Pi 3 ......................................................................................................... 23

    2.14. Cayenne myDevice ................................................................................................. 25

    2.15. Hukum Ohm dan Daya ........................................................................................... 27

    BAB III RANCANGAN PENELITIAN ............................................................................. 28

    3.1. Model Sistem ............................................................................................................ 28

    3.2. Perancangan Perangkat Keras ................................................................................... 29

    3.2.1. Plant Hidroponik sistem NFT ............................................................................ 29

    3.2.2. Perancangan Rangkaian Utama .......................................................................... 32

    3.2.3. Perancangan Rangkaian Modul Sensor Total Dissolved Solids ......................... 33

    3.2.4. Perancangan Rangkaian Modul Sensor pH ........................................................ 34

    3.2.5. Perancangan Rangkaian Modul Sensor Light Dependent Resistor .................... 35

    3.2.6. Perancangan Rangkaian Motor Pengaduk.......................................................... 36

    3.2.7. Perancangan Rangkaian Lampu LED ................................................................ 37

    3.2.8. Perancangan Rangkaian Diaphragm Pump........................................................ 38

    3.2.9. Raspberry Pi 3 .................................................................................................... 39

    3.2.10. Komunikasi Arduino dan Raspberry Pi ........................................................... 40

    3.3. Perancangan Perangkat Lunak .................................................................................. 40

    3.3.1. Diagram Alir Proses Kerja Sistem ..................................................................... 41

    3.3.2. Diagram Alir Sub-routine Pengukuran pH, TDS dan Pengendalian Proses

    Pemberian Nutrisi ......................................................................................................... 42

    3.3.3. Diagram Alir Sub-routine Pengendalian Lampu LED ....................................... 44

    3.3.4. Perancangan Pemantauan Jarak Jauh ................................................................. 45

    3.3.5. Perancangan Graphical User Interface ( GUI ) ................................................. 46

    BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 49

    4.1. Sistem Monitoring dan Pengendali Alat ................................................................... 49

    4.1.1. GUI Alat ............................................................................................................. 51

    4.1.2. Sistem Pengukuran nilai TDS dan pH................................................................ 51

    4.1.3. Sistem Pengukuran Cahaya ................................................................................ 52

    4.1.4. Sistem Pengendalian Proses Pemberian Nutrisi ................................................. 53

    4.1.5. Pengendalian Lampu .......................................................................................... 58

    4.1.6. Pengujian Pengukuran TDS dan pH dan Pengendalian Proses Pemberian Nutrisi

    61

    4.1.7. Pengujian Pengukuran Cahaya dan Pengendalian Lampu ................................. 64

    4.1.8. Desain motor pengaduk ...................................................................................... 65

    4.2. Implementasi Perangkat Keras ................................................................................. 65

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4.3. Implementasi Perangkat Lunak................................................................................. 71

    4.3.1. Bagian – Bagian GUI ....................................................................................... 721

    4.3.2. Manual Penggunaan GUI ................................................................................... 72

    4.3.3. Program Pembacaan dan Pemrosesan Data dari Arduino .................................. 73

    4.3.4. Program Penerimaan Data pada Raspberry Pi ................................................... 74

    4.3.5. Program Pengukuran Cahaya ............................................................................. 75

    4.3.6. Program Proses Pengendalian Pemberian Nutrisi .............................................. 76

    4.3.7. Program Proses Pengendalian Rangakaian Lampu LED ................................... 78

    4.3.8. Program Penyimpanan Data ............................................................................... 78

    4.3.9. Pengaturan Cayenne ........................................................................................... 80

    4.3.10. Sistem Pemantauan Jarak Jauh ......................................................................... 82

    4.3.11. Kalibrasi Modul Sensor TDS ........................................................................... 83

    4.3.12. Kalibrasi Modul Sensor pH .............................................................................. 86

    4.3.13. Kalibrasi Modul Sensor LDR ........................................................................... 88

    4.3.14. Perubahan Pada Software ................................................................................. 90

    4.3.15. Implementasi Lampu LED ............................................................................... 90

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 91

    5.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 91

    5.2. Saran ......................................................................................................................... 91

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 92

    LAMPIRAN ........................................................................................................................ 95

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Diagram Blok Sistem ............................................................................................... 5

    Gambar 2.1. Tanaman Selada Grand Rapids ....................................................................... 7

    Gambar 2.2. Pencahayaan Pada Bagian – Bagian Ruangan .................................................. 8

    Gambar 2.3. Gambar ilustrasi sistem Nutrient Film Technique .......................................... 10

    Gambar 2.4. Dimensi Gearbox ............................................................................................ 12

    Gambar 2.5. Pergerakan Diaphragm Pump ......................................................................... 12

    Gambar 2.6. Pin RTC DS3231 ............................................................................................ 13

    Gambar 2.7. Siklus perhitungan RTC ................................................................................. 14

    Gambar 2.8. Light Dependent Resistor ............................................................................... 15

    Gambar 2.9. Modul Relay 2 Channel .................................................................................. 16

    Gambar 2.10. Rangkaian Lampu ......................................................................................... 17

    Gambar 2.11. SMD LED ..................................................................................................... 18

    Gambar 2.12. Skematik Total Dissolved Solid Dfrobot ...................................................... 19

    Gambar 2.13. Skematik Total Dissolved Solid Dfrobot ...................................................... 20

    Gambar 2.14. Gambar Sensor pH ........................................................................................ 21

    Gambar 2.15. Gambar Arduino Mega 2560 ........................................................................ 22

    Gambar 2.16. Gambar Pin Arduino Mega 2560 .................................................................. 23

    Gambar 2.17. Fitur pada Raspberry Pi 3 ............................................................................. 23

    Gambar 2.18. Pin pada Raspberry Pi 3 ................................................................................ 24

    Gambar 2.19. Dashboard Cayenne myDevices .................................................................. 25

    Gambar 2.20. Fitur Bring Your Own Thing ......................................................................... 26

    Gambar 2.21. Kondisi Raspberry Pi .................................................................................... 27

    Gambar 3.1. Rancangan Plant Hidroponik Sistem NFT ..................................................... 29

    Gambar 3.2. Rancangan Plant Hidroponik Sistem NFT ..................................................... 30

    Gambar 3.3. Dimensi Bak Penampungan Air dan Nutrisi .................................................. 31

    Gambar 3.4. Dimensi dan Isi Bak Penampungan ................................................................ 32

    Gambar 3.5. Rangkaian Keseluruhan .................................................................................. 33

    Gambar 3.6. Rangkaian Arduino dan modul sensor TDS ................................................... 34

    Gambar 3.7. Rangkaian Arduino dan modul sensor pH ...................................................... 35

    Gambar 3.8. Rangkaian Modul Sensor LDR dan Raspberry Pi .......................................... 36

    Gambar 3.9. Gambar Rangkaian Motor Pengaduk.............................................................. 36

    Gambar 3.10. Gambar Rangkaian Lampu ........................................................................... 37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    Gambar 3.11. Rangkaian LED line strip MSD .................................................................... 38

    Gambar 3.12. Gambar Rangkaian Pompa Nutrisi ............................................................... 38

    Gambar 3.13. Penghubungan Raspberry Pi dan Arduino .................................................... 40

    Gambar 3.14. Diagram Alir Utama ..................................................................................... 41

    Gambar 3.15. Proses Pengukuran pH,TDS dan Pengendalian Proses Pemberian Nutrisi .. 43

    Gambar 3.16. Proses Pengendalian Lampu LED ................................................................ 44

    Gambar 3.17. Diagram Pemantauan Jarak Jauh .................................................................. 46

    Gambar 3.18. Tampilan GUI ............................................................................................... 47

    Gambar 4.1. Bentuk Alat ..................................................................................................... 49

    Gambar 4.2. Bentuk Alat Lanjutan ...................................................................................... 50

    Gambar 4.3. GUI Alat ......................................................................................................... 51

    Gambar 4.4. Kondisi GUI setelah batas TDS dimasukan ................................................... 53

    Gambar 4.5. Kondisi GUI pada saat Pompa Nutrisi Hidup ................................................. 54

    Gambar 4.6. Tampilan Cayenne Pompa Aktif .................................................................... 54

    Gambar 4.7. Kondisi Relay dan Pompa Nutrisi .................................................................. 55

    Gambar 4.8. Kondisi GUI pada saat Motor Pengaduk Hidup ............................................. 56

    Gambar 4.9. Tampilan Cayenne Motor Aktif ...................................................................... 56

    Gambar 4.10. Kondisi Relay dan Motor Pengaduk ............................................................. 57

    Gambar 4.11. Kondisi GUI Pengendalian Lampu ............................................................... 58

    Gambar 4.12. Tampilan Cayenne Lampu Aktif .................................................................. 59

    Gambar 4.13. Kondisi Relay dan Lampu ............................................................................ 59

    Gambar 4.14. Lampu Aktif.................................................................................................. 60

    Gambar 4.15. Kondisi GUI pada saat Cahaya Cukup dan Lampu Mati ............................. 60

    Gambar 4.16. Tampilan Cayenne Lampu Tidak Aktif ........................................................ 61

    Gambar 4.17. Data Hasil Pengukuran ................................................................................. 63

    Gambar 4.18. Data Hasil Pengukuran ................................................................................. 64

    Gambar 4.19. Data Hasil Pengukuran ................................................................................. 64

    Gambar 4.20. Motor Pengaduk............................................................................................ 65

    Gambar 4.21. Plant Hidroponik .......................................................................................... 65

    Gambar 4.22. Bak Penampung Air dan Rangkaian Pengendali .......................................... 66

    Gambar 4.23. Bak Penampung Air Tampak Atas ............................................................... 67

    Gambar 4.24. Bagian Dalam Bak Penampung Air .............................................................. 68

    Gambar 4.25. Rangkaian Pengendali .................................................................................. 69

    Gambar 4.26. Bagian Bak Penampung Nutrisi dan Pompa Nutrisi ..................................... 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Gambar 4.27. Adaptor dan sumber tegangan ...................................................................... 70

    Gambar 4.28. Bagian – Bagian GUI.................................................................................... 71

    Gambar 4.29. Program Pengukuran Data TDS dan pH ....................................................... 74

    Gambar 4.30. Program Pembacaan Data dari Arduino ke Raspberry Pi ............................. 74

    Gambar 4.31. Fungsi Pengukuran Cahaya .......................................................................... 75

    Gambar 4.32. Proses Pengendalian Nutrisi ......................................................................... 76

    Gambar 4.33. Proses Pengendalian Pemberian Nutrisi ....................................................... 77

    Gambar 4.34. Proses Pengendalian Rangkaian Lampu LED .............................................. 78

    Gambar 4.35. Program Penyimpanan Data ......................................................................... 79

    Gambar 4.36. Pembuatan Device Baru ................................................................................ 80

    Gambar 4.37. Fitur Bring Your Own Thing ......................................................................... 80

    Gambar 4.38. Pengaturan Custom Widget ........................................................................... 81

    Gambar 4.39. Tampilan Dashboard yang berisi Widget-Widget ........................................ 81

    Gambar 4.40. Sistem Pemantauan Jarak Jauh ..................................................................... 82

    Gambar 4.41. Sensor dan Alat ukur di udara ...................................................................... 84

    Gambar 4.42. Sensor dan Alat ukur di udara ...................................................................... 84

    Gambar 4.43. Sensor dan Alat Ukur di air keran. ............................................................... 85

    Gambar 4.44. Sensor dan Alat Ukur di air aquades ............................................................ 85

    Gambar 4.45. Sensor dan Alat ukur di aquades dan 2.51 gram gula................................... 86

    Gambar 4.46. Pengukuran Larutan Buffer dengan pH 7.00 ................................................ 87

    Gambar 4.47. Pengukuran Larutan Buffer dengan pH 4.00 ................................................ 87

    Gambar 4.48. Pengukuran Larutan Buffer dengan pH 10.1 ................................................ 88

    Gambar 4.49. Kalibrasi Modul Sensor LDR Mati............................................................... 89

    Gambar 4.50. Kalibrasi Modul Sensor LDR Hidup ............................................................ 89

    Gambar 4.51. Spektrum Warna Lampu ............................................................................... 90

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Spesifikasi Signal Transmitter Board ................................................................ 20

    Tabel 2.2. Spesifikasi Signal Transmitter Probe ................................................................. 20

    Tabel 2.3. Spesifikasi Modul Sensor pH ............................................................................. 22

    Tabel 3.1. Rancangan Pin modul sensor TDS dengan Arduino .......................................... 34

    Tabel 3.1. Penggunaan Pin GPIO pada Raspberry Pi.......................................................... 39

    Tabel 3.2. Format Data yang akan dikirim ke Cayenne ...................................................... 45

    Tabel 4.1. Bagian – bagian alat ........................................................................................... 50

    Tabel 4.2. Data Hasil Pengujian dan Pengendalian Proses Pemberian Nutrisi .................. 61

    Tabel 4.3. Fungsi Bagian – Bagian GUI ............................................................................. 71

    Tabel 4.4. Penentu Durasi Hidup Pompa ............................................................................ 76

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PEDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Berkebun dengan sistem hidroponik tidak memerlukan banyak ruang dan

    menggunakan media yang relatif lebih bersih dibanding tanah yaitu air [1]. Begitu juga

    dengan penggunaan pupuk dan senyawa kimia, penggunaan pestisida yang lebih sedikit

    dapat membantu melestarikan lebah yang bertugas untuk penyerbukan dan menghasilkan

    sayuran yang lebih sehat supaya aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pupuk sintetis juga

    dapat mengurangi polusi, pupuk sintetis yang digunakan pada tanah cenderung terbuang ke

    saluran pembuangan dan akhirnya menuju ke laut yang akan membahayakan ekosistem laut

    [2]. Berbeda dengan sistem hidroponik, hampir seluruh nutrisi akan diserap oleh tanaman

    karena nutrisinya akan berada terus dalam aliran air yang mengalir secara terus menerus

    dalam sistem tertutup. Berkebun dengan cara konvensional yang masih memerlukan banyak

    sumber daya manusia dan lahan yang lebih luas untuk mendapatkan hasil yang optimal.

    Sementara setiap tahun lahan pertanian contohnya di DKI Jakarta pada tahun 2012

    sampai tahun 2016 semakin menurun [3] begitu juga dengan lahan pemukiman yang

    semakin sempit dan padat penduduk maka luas lahan terbuka hijau menjadi semakin sempit

    namun sudah ada solusinya yaitu hunian vertikal [4]. Namun hunian vertikal juga memiliki

    masalah yaitu lahan terbatas yang sulit untuk diperluas sehingga tidak ada tempat untuk

    menanam secara konvensional maka bertanam secara hidroponik bisa menjadi solusinya

    karena dapat dilakukan didalam ruangan [5], dengan beberapa peralatan pendukung seperti

    lampu sebagai pengganti matahari dan piranti lain untuk memantau kondisi kebun

    hidroponik. Berkebun dengan sistem hidroponik di dalam ruangan juga dapat dilakukan

    secara vertical farming sehingga dapat menghemat tempat dan air, serta tanaman dapat

    tumbuh lebih cepat. Selain itu, berkebun di dalam ruangan juga lebih aman karena resiko

    kebun terkontaminasi zat yang tidak diinginkan ( seperti dari air hujan ) menjadi lebih kecil.

    Ruangan dapat di isolasi dan segala variabel seperti lama penyinaran, intensitas

    cahaya, kondisi air serta nutrisi dapat dikontrol, begitu juga dengan kondisi air dan nutrisi

    tidak seperti pada kebun di luar ruangan yang rawan terkontaminasi air hujan atau pada saat

    musim kemarau suhu meningkat sehingga membuat penguapan air meningkat [6]. Setiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    tanaman memiliki ketentuan jumlah nutrisi, lama penyinaran, intensitas cahaya yang

    berbeda. Pada setiap fase pertumbuhan dari usia tanaman masih muda, kemudian remaja lalu

    selanjutnya berbunga atau berbuah juga memiliki kebutuhan yang berbeda – beda [2]. Ketika

    menggunakan teknologi maka semua hal tersebut dapat dikontrol, terlebih bila menggunakan

    sistem hidroponik di dalam ruangan yang semakin mempermudah pengontrolan karena area

    yang dikontrol menjadi lebih tertutup, sehingga dengan perawatan yang tepat maka tanaman

    akan tumbuh lebih cepat dan optimal [6].

    Kemudian yang menjadi masalah adalah kesulitan memantau kondisi parameter –

    parameter kebun hidroponik secara kasat mata seperti total dissolved solids pada air dan pH

    air, tanpa menggunakan sensor atau alat ukur lain. Penggunaan alat ukur manual

    membutuhkan waktu pada saat proses pengukuran, bila menggunakan sensor yang dipasang

    secara terus menerus pada parameter yang akan diukur maka akan menjadi lebih mudah

    karena data hasil pengukuran parameter akan langsung otomatis tertampil tanpa proses

    campur tangan manusia secara manual seperti mencelup alat ukur ke air. Manusia tidak bisa

    melihat secara seluruh informasi yang ada pada kebun dan tanaman seperti kadar nutrisi

    dalam air, ph air dan intensitas cahaya matahari yang ada, sehingga manusia memerlukan

    bantuan teknologi seperti komputer, kamera, artificial intelligence, sensor serta aktuator

    yang dapat menunjukan nilai yang lebih tepat serta menunjukan kondisi tanaman [2]. Tanpa

    menggunakan alat ukur dan pewaktuan yang tepat, semua parameter yang menunjang

    kebutuhan kebun hidroponik hanya dilakukan dengan perkiraan, seperti pada jadwal dan

    dosis pemberian nutrisi yang tidak dapat dilakukan secara tepat terlebih bila jumlah kebun

    banyak dan lokasi sulit dicapai karena semua harus dilakukan secara manual, mulai dari

    pencampuran nutrisi secara langsung sampai pemberian nutrisi yang berarti memerlukan

    campur tangan manusia. Padahal dengan jumlah kebun yang luas dan banyak akan memakan

    banyak waktu. Selain itu, ketika ingin berkebun sendiri akan sulit dilakukan karena aktifitas

    manusia yang padat, cenderung sibuk dengan berbagai hal dan waktu termakan habis di jalan

    misalkan ketika macet, terutama untuk yang hidup di kota besar, terlebih pada zaman

    sekarang yang semakin maju, manusia lebih menginginkan sesuatu yang praktis. Sementara

    aktivitas berkebun membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian yang cukup banyak bila

    dilakukan secara manual. Sehingga ada alternatif lain yaitu dengan menggunakan aplikasi

    dari sistem pengendali menggunakan mikrokontroler yang dapat bekerja secara otomatis

    tanpa memerlukan banyak campur tangan manusia serta dapat memperlihatkan nilai dari

    parameter – parameter yang tidak kasat mata dengan bantuan sensor-sensor atau alat ukur.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Mikrokontroler, sensor serta aktuator yang digunakan juga dapat membantu mempercepat

    proses pemberian nutrisi serta pengelolaan kebun hidroponik sehinga waktu yang digunakan

    juga dapat menjadi lebih efisien terutama bila kebun hidroponik yang berukurang cukup

    besar.

    Pengembangan sistem kontrol hidroponik menggunakan mikrokontroler sudah pernah

    dibuat, salah satunya oleh Maria Angela Kartika (2017) dengan judul skripsi “Otomatisasi

    sistem irigasi dan pemberian kadar nutrisi berdasarkan nilai Total Dissolve Solid (TDS) pada

    hidroponik Nutrient Film Technique”, namun masih dilakukan di luar ruangan sehingga

    pengembangan yang akan dilakukan adalah kebun hidroponik di dalam ruangan. Pada kebun

    hidroponik di dalam ruangan dibutuhkan pencahayaan buatan karena tidak sepenuhnya

    terpapar cahaya matahari langsung. Sebenarnya bila plant kebun hidroponik terus menerus

    terpapar langsung sinar matahari dapat memicu pertumbuhan lumut yang sangat cepat dan

    membuat plant menjadi harus tersumbat serta kotor sehingga harus lebih sering dibersihkan.

    Namun bila tidak terlalu sering terpapar sinar matahari maka akan memudahkan

    perawatannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat kebun hidroponik di

    dalam ruangan. Untuk menggantikan pencahayaan matahari maka akan di gunakan lampu

    LED khusus untuk pertumbuhan tanaman supaya intensitas cahaya serta lama penyinaran

    bisa di kendalikan. Pemantauan kondisi lingkungan hidup hidroponik juga tidak boleh

    terlupakan, maka akan digunakan Sensor TDS serta sensor pH untuk memantau kondisi air.

    Untuk pencampuran nutrisi dan pemberian nutrisi, alat yang akan digunakan adalah motor

    pengaduk serta pompa motor dc sehingga pencampuran dan pemberian nutrisi dapat

    dilakukan secara otomatis. Bahkan bila dilakukan didalam ruangan, pengendalian parameter

    – parameter dapat menjadi lebih mudah karena berbeda dari lahan terbuka yang terpapar

    berbagai faktor dari luar yang sulit dikendalikan, area yang harus dipantau juga menjadi

    tidak terlalu luas. Pemantauan seluruh parameter tersebut juga menjadi hal yang akan

    dikembangkan yaitu pemantauan plant dapat dilakukan dari jarak jauh. Pemantauan dari

    jarak jauh merupakan hal yang perlu dikembangkan untuk mengikuti perkembangan jaman.

    Internet dijadikan sarana pemantauan jarak jauh karena jaman sekarang penggunaan internet

    sangat mudah dan cukup cepat sehingga menjadi sangat dapat diandalkan dapat disebut

    sebagai konsep Internet of Things (IoT). Pengembangan juga akan dibuat berdasarkan

    konsep Internet of Things. Informasi dari plant akan dapat dipantau melalui jarak jauh dan

    sangat mempermudah proses pemantauan dan pengambilan data, pemantauan tersebut juga

    dapat dilakukan dengan cukup mudah dan hanya membutuhkan koneksi internet.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1.2. Tujuan dan Manfaat

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu sistem pengendali kadar Total

    Dissolved Solids pada air, sistem pemberian nutrisi dan sistem pencahayaan kebun

    hidroponik di dalam ruangan menggunakan mikrokontroler Raspberry Pi dan Arduino.

    Semua nilai – nilai dari sensor serta keadaan aktuator sistem juga menjadi data digital yang

    ditampilkan pada Graphical User Interface.

    Manfaat penelitian ini bagi dunia pertanian adalah menyediakan sebuah sistem

    pengendali yang dapat digunakan untuk otomatisasi proses berkebun sehingga tidak

    memerlukan banyak campur tangan manusia serta dapat memperoleh nilai parameter –

    parameter yang ada pada lingkungan tempat tanaman hidup dengan jelas dan aktual supaya

    dapat memberikan nutrisi yang tepat dan pencahayaan yang cukup sehingga tanaman dapat

    bertumbuh dengan cepat dan berkembang secara optimal.

    1.3. Batasan Masalah

    Pada tugas akhir ini akan dibuat sistem pengendali kebun hidroponik berbasis

    Raspberry Pi. Batasan masalah pada alat yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

    1. Jenis tanaman yang ditanam adalah Selada Grand Rapid.

    2. Jumlah tanaman yang ditanam adalah 16 tanaman.

    3. Modul Sensor TDS untuk mengukur kondisi air terkait Total Dissolved Solids

    dalam air dengan rentang pengukuran dari 0 sampai 1000 ppm.

    4. Modul Sensor pH untuk mengukur Kondisi air terkait pH dalam air dengan rentang

    pengukuran dari 0 sampai 14.

    5. Modul RTC sebagai sumber pewaktuan untuk penjadwalan penyinaran.

    6. Penyinaran menggunakan lampu LED berwarna merah dan biru .

    7. Pencampuran nutrisi menggunakan pengaduk yang digerakan oleh motor dc.

    8. Pemberian nutrisi menggunakan diaphragm pump motor dc untuk mengalirkan

    nutrisi ke bak air utama.

    9. Mikrokontroler Raspberry Pi 3 untuk pembuatan GUI, sistem kontrol, pengolah

    data dan mengirimkan data melalui internet.

    10. Mikrokontroler Arduino Mega 2560 untuk pembacaan nilai sensor analog dan

    pengiriman data ke Raspberry Pi 3.

    11. Informasi dapat dipantau dari jarak jauh melalui aplikasi android Cayenne

    myDevice.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1.4. Metodologi Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

    1. Studi Pustaka

    Studi pustaka menggunakan sumber berupa buku cetak maupun elektronik,

    video, website, jurnal penelitian dan wawancara mengenai sistem hidroponik,

    kondisi hidup dan nutrisi untuk selada grand rapid, piranti pendukung seperti

    lampu, mikrokontroler dan berbagai sensor-sensor yang akan digunakan seperti

    sensor pH dan Total Dissolved Solids.

    2. Percobaan

    Percobaan penggunaan sensor-sensor dan penanaman tanaman yang akan

    digunakan supaya dapat lebih mengenal karakteristik dari masing-masing aspek.

    Informasi yang didapat akan digunakan saat melakukan perancangan dan

    pembuatan alat supaya dapat disesuaikan dengan kemampuan aspek yang ada.

    3. Perancangan dan pembuatan alat

    Sensor pH

    Arduino Mega 2560

    Raspberry Pi 3

    RTC

    Sensor

    Analog TDS

    Pompa motor dc

    Nutrisi A

    Pompa motor dc

    Nutrisi B

    Lampu Merah &

    Biru

    Motor Pengaduk

    Internet

    GUI

    Relay 1

    Relay 2Sensor LDR

    Gambar 1.1. Diagram Blok Sistem

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Penentuan hardware yang akan digunakan, meliputi jenis sensor-sensor yang

    akan digunakan untuk perkembangan tanaman hidroponik, begitu juga dengan

    software yang akan digunakan meliputi untuk pemrograman, pemantauan jarak

    jauh serta melakukan pengiriman data dari sensor-sensor menuju mikrokontroler.

    Lalu akan diolah di mikrokontroler untuk dapat mengirimkan perintah untuk

    melakukan sesuatu sebagai tindak lanjut dari data yang didapat serta pembuatan

    GUI untuk mempermudah pengamatan. Setelah menentukan semuanya maka

    dilanjut dengan pembuatan plant , seperti gambar 1.1, sensor yang akan digunakan

    adalah sensor pH dan sensor TDS kemudian data dari sensor-sensor akan dibaca

    oleh Arduino dan dikirim ke Raspberry Pi untuk pengolahan data, sistem kontrol

    dan pengiriman data jarak jauh maupun ditampilkan pada GUI. Alat yang akan

    dikontrol adalah solenoid valve, lampu dan motor sementara RTC akan digunakan

    untuk sumber pewaktuan dalam penjadwalan.

    4. Pengamatan dan Pengambilan Data

    Pengambilan data berupa total dissolved solids dan pH di air, kesesuaian

    jadwal penyinaran, pemberian nutrisi serta urutan pelaksanaan pemberian serta

    pencampuran nutrisi dengan pengaturan yang sudah dibuat. Pengamatan dari data-

    data yang telah didapat seperti kesesuaian jadwal penyinaran yang telah dibuat,

    urutan pelaksanaan pemberian nutrisi berkaitan dengan data TDS di air selanjutnya

    proses pengadukan sampai pengukuran nilai TDS kembali. Data – data tersebut

    diambil untuk kebutuhan pembahasan dan pembuatan kesimpulan.

    5. Pembahasan dan Kesimpulan

    Pembahasan dan kesimpulan diambil berdasarkan pengamatan dari

    percobaan yang telah dilakukan lalu dibandingkan dengan teori serta perancangan.

    Pembahasan mengenai data yang didapat setelah dilakukan percobaan

    dibandingkan dengan perancangan, bila sesuai atau tidak sesuai maka akan

    dianalisis pada bagian pembahasan. Setelah beberapa pembahasan dilakukan

    maka ditarik kesimpulan akhir dari pelaksanaan perancangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1. Kondisi Hidup Selada Grand Rapid

    Gambar 2.1. Tanaman Selada Grand Rapid

    Selada grand rapid biasa ditanam di dataran tinggi, namun bisa juga ditanam di dataran

    rendah-menengah, penanaman selada grand rapid tidak hanya bisa dilakukan dengan media

    tanam berupa tanah tapi dapat dilakukan juga dengan cara hidroponik. Selada grand rapids

    termasuk sayuran yang tumbuh cukup cepat sehingga menguntungkan secara ekonomi,

    benih selada grand rapids membutuhkan waktu tanam 25 hingga 30 hari untuk dapat siap

    digunakan menjadi bibit, setelah menjadi bibit selada grand rapid dapat ditanam langsung

    pada media tanam dan biasanya dapat dipanen 20 hingga 30 hari setelah penanaman,

    sehingga total penanamannya dari benih sampai bisa dipanen adalah 40 hingga 60 hari [7].

    Selada grand rapids seperti pada gambar 2.1, termasuk jenis sayuran daun atau selada daun

    yang dikonsumsi adalah bagian daun. Berkebun dengan teknik hidroponik sangat baik untuk

    jenis sayuran daun dan sayuran buah sehingga selada Grand Rapids sangat cocok untuk

    ditanam dengan teknik hidroponik. Aspek terpenting dari berkebun secara hidroponik adalah

    air itu sendiri. Selada Grand Rapids membutuhkan air dengan pH antara 6.0 – 7.0 dan total

    dissolved solids sebesar 560 – 840 ppm [8].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Untuk kondisi udara, selada air harus mendapatkan CO2 yang cukup sehingga harus

    ada ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara, namun tidak boleh terkena cahaya matahari

    langsung untuk mencegah pertumbuhan alga dan lumut pada plant, suhu udara yang optimal

    adalah lebih dari 13 derajat celcius pada malam hari dan kurang dari 24 derajat celcius pada

    siang hari [9]. Ketika tanaman atau bibit terpapar suhu udara yang terlalu panas ( lebih dari

    26 derajat celcius ) selama waktu yang cukup lama maka tanaman akan mengalami bolting,

    yaitu keadaan ketika tanaman masih muda tetapi sudah mulai menghasilkan biji sehingga

    membuat tanaman tersebut tidak dapat dipanen hasil daun atau buah dan tidak dapat

    digunakan. Penggunaan sistem berkebun hidroponik dalam ruangan membuat suhu ruangan

    dapat diatur dan relatif lebih rendah daripada diluar ruangan. Berkebun dalam ruangan juga

    dapat dibantu menggunakan air conditioner untuk semakin menurunkan suhu ruangan

    sehingga selada dapat tumbuh lebih optimal. Berkebun dalam ruangan dapat dilakukan untuk

    tumbuhan selada karena tumbuhan sayuran seperti selada, bayam, dan arugula dapat tumbuh

    dengan baik pada kebun yang teduh. Sayuran daun membutuhkan setidaknya dua jam

    penyinaran matahari dalam sehari, untuk dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan sayuran

    buah yang tanamannya harus berbunga terlebih dahulu seperti tomat, timun, cabai, waluh

    dan terong tidak cocok untuk ditanam pada kebun yang teduh [10]. Jenis tanaman

    berdasarkan kebutuhan cahaya dibagi menjadi 4 jenis yaitu tanaman dengan pencahayaan

    rendah ( 500 – 2500 lux ) , tanaman dengan pencahayaan sedang ( 2500 – 10000 ), tanaman

    dengan pencahayaan terang ( 10000 – 20000 ) dan tanaman dengan pencahayaan sangat

    terang ( 20000 – 50000). Pencahayaan 500 lux setara dengan ruangan kantor pada umumnya

    atau ruangan dengan jendela, sedangkan pencahayaan 10000 – 25000 lux setara dengan

    pencahayaan di luar ruangan tanpa terkena sinar matahari langsung, dan untuk pencahayaan

    32000 – 100000 lux setara dengan pencahayaan di luar ruangan dengan terkena sinar

    matahari langsung seperti pada gambar 2.2. Selada termasuk jenis tanaman dengan

    kebutuhan pencahayaan rendah sehingga cocok ditanam pada kebun di dalam ruangan

    dengan jendela [11].

    Gambar 2.2. Pencahayaan Pada Bagian – Bagian Ruangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2.2. Nutrisi Untuk Hidroponik

    Air pada umumnya tidak mengandung mineral dan vitamin yang cukup untuk tanaman

    dapat tumbuh secara optimal, tidak seperti tanah. Terlebih air sumur atau air distilasi yang

    memiliki ppm hampir mendekati 0 ppm, namun air dengan kandungan tds mendekati 0 ppm

    bagus untuk tanaman hidroponik karena dianggap steril dan bersih dari berbagi unsur dan

    partikel yang tidak diinginkan. Sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman

    maka dibutuhkan nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan yang akan digunakan adalah nutrisi ab

    mix, yaitu nutrisi a dan b . Nutrisi ab mix terdiri dari berbagai mineral dengan takaran yang

    berbeda – beda untuk memenuhi kebutuhan setiap jenis sayuran, nutrisi A berisi unsur –

    unsur makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman seperti N ( Nitrogen ), Ca (

    Kalsium ), K ( Kalium ), Mg ( Magnesium ), S ( Sulfur ) dan P ( Fosfor ) sedangkan nutrisi

    B berisi unsur – unsur mikro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman seperti Fe ( Besi

    ), Mn ( Mangan ), Cu ( Tembaga ), B ( Boron ), Zn ( Zink ), Mo ( Molibdenum ). Untuk jenis

    sayuran daun seperti selada, nutrisi ab mix yang digunakan dengan kandungan sekitar 1000

    – 1300 ppm. Nutrisi a dan nutrisi b tidak boleh dicampur pada saat belum akan digunakan

    pada bak penampung air utama sehingga tempat penyimpanan nutrisi harus dipisah, nutrisi

    dalam bentuk serbuk memiliki pH yang sangat tinggi karena dalam bentuk padat sehingga

    masing – masing nutrisi harus dilarutkan terlebih dahulu dengan volume air yang

    dicampurkan adalah untuk nutrisi dengan ukuran 500 ml maka air yang dibutuhkan adalah

    500 ml. Pada setiap tahapan pertumbuhan tanaman membutuhkan nutrisi yang berbeda –

    beda. Pada saat tanaman masih berupa biji, nutrisi yang dibutuhkan adalah sekitar 1 ml,

    selanjutnya setelah tanaman sudah mulai berkecambah nutrisi yang dibutuhkan naik menjadi

    2 ml, kemudian setelah tanaman sudah mulai tumbuh menjadi benih nutrisi yang dibutuhkan

    naik menjadi 3 ml. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun 4 maka tanaman sudah dapat

    dipindahkan ke talang utama dan nutrisi yang dibutuhkan adalah 5 ml. Ketika tumbuhan

    sudah mulai dalam fase pendewasaan maka nutrisi yang diberikan sekitar 560 sampai 840

    ppm. Batas volume air yang dicampurkan dengan nutrisi adalah setiap 990 ml air maka

    nutrisi a yang digunakan adalah 5 ml dan nutrisi b yang digunakan adalah 5 ml sehingga

    total menjadi 1 liter campuran air dan nutrisi, dan berlaku berkelipatan.

    2.3. Nutrient Film Technique

    Nutrient Film Technique adalah salah satu sistem hidroponik yang cocok untuk

    tanaman sayuran daun, Selada Grand Rapid termasuk tanaman sayuran daun yang berarti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah bagian daun. Pada sistem NFT, tanaman yang

    masih berupa benih ditanam terlebih dahulu pada media tanam rockwool yang dibasahi air

    namun tidak sampai menggenang, baru kemudian setelah benih sudah menjadi bibit dan siap

    untuk ditanam dari mulai proses peremajaan sampai tanaman siap untuk dipanen, bibit

    tersebut dapat dipindahkan ke media tanam sistem hidroponik yaitu talang pipa dengan air

    yang mengalir ( pada sistem NFT ) seperti pada gambar 2.2.

    Gambar 2.3. Gambar ilustrasi sistem Nutrient Film Technique

    Konsep sistem Nutrient Film Technique adalah mengalirkan air berisi nutrisi ke akar

    tanaman dengan ketinggian dan aliran air yang rendah, air yang dialirkan dipenuhi oleh

    oksigen dan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan hidup tanaman. Air berisi nutrisi tersebut

    dialirkan melalui saluran berupa talang dengan kemiringan 5-10 derajat supaya air dapat

    mengalir, untuk posisi akar tanaman atau media tanam diatur ketinggiannya supaya dapat

    menyentuh aliran air dari talang [12], namun bisa juga ditambahkan media seperti kain flanel

    untu membantu air dapat diserap oleh rockwool yang berisi akar tanaman bila akar tidak

    dapat mencapai air langsung karena pada dasarnya sistem NFT menggunakan air ang

    mengalir bukan menggenang. Hidroponik dengan sistem Nutrient Film Technique ini

    memiliki keunggulan daripada sistem lain yaitu air nutrisi dialirkan terus menerus dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    ketinggian rendah sehingga tidak ada genangan air yang terlalu tinggi pada talang dan tidak

    akan merendam akar tanaman secara terus menerus, hal ini menjadi pembeda dengan sistem

    hidroponik lainnya, namun pompa air harus hidup terus menerus untuk mengalirkan air

    dengan kata lain sistem ini cukup bergantung pada listrik. Kondisi nutrisi yang terus menerus

    dapat disalurkan ke akar tanaman menjadikan sistem ini memiliki beberapa kelebihan.

    Kelebihan pertama adalah pertumbuhan tanaman lebih cepat dibandingkan sistem lain

    karena kebutuhan akar tanaman untuk air, nutrisi dan oksigennya dapat tercukupi dengan

    baik. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan adanya aliran air pada talang yang dapat

    disentuh oleh akar tanaman sehingga langsung terkena aliran nutrisi seperti pada gambar 2.3.

    Selanjutnya, nutrisi untuk tanaman ditampung terlebih dahulu pada bak penampungan,

    sehingga lebih mudah untuk melakukan kontrol komposisi atau nilai nutrisi yang diinginkan,

    setelah nilai komposisi yang diinginkan dapat terpenuhi maka campuran nutrisi dan air

    tersebut bisa dialirkan ke seluruh talang. Nutrisi tersebut terus - menerus mengalir, sehingga

    kotoran atau residu nutrisi yang mengendap pada talang dapat diminimalisir dan dapat

    tertampung pada bagian akhir dari talang karena air yang mengalir terus menerus dan dibantu

    oleh posisi talang yang miring. Kelebihan selanjutnya adalah pada saat listrik mati dan air

    tidak mengalir, karena media tanam pada masa pembenihan yaitu rockwool masih ikut

    ditanam pada talang, maka air yang tersimpan pada rockwool masih cukup untuk tumbuhan

    dapat bertahan ketika aliran airnya berhenti, tidak seperti sistem tanam lain yang biasanya

    langsung memberikan air pada akar tanaman seperti pada sistem aeroponik.

    Pemberian nutrisi yang dialirkan pada satu talang yang sama memungkinkan nutrisi

    yang didapatkan tiap tanaman seragam, sehingga pertumbuhannya pun bisa seragam dan

    optimal, kebutuhan oksigen akar pun dapat terpenuhi karena air yang terus mengalir

    sehingga akar akan memiliki waktu yang cukup untuk mendapatkan oksigen. Tidak seperti

    pada sistem DFT, air pada sistem DFT dibiarkan menggenang dan baru mengisi kembali

    ketika air pada talang terlalu sedikit.

    2.4. Motor DC Gearbox 1:48 L

    Motor Direct Current atau Motor DC adalah jenis motor yang mendapat sumber

    tegangan DC dan mengkonversi energi listrik tersebut menjadi rotasi mekanik. Rotasi dapat

    terjadi karena medan magnet yang terbentuk ketika arus mengalir dan memicu rotor yang

    terpasang pada poros untuk berputar. Terdapat beberapa jenis motor DC yaitu motor DC

    dengan brush dan tanpa brush.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Gambar 2.4. Dimensi Gearbox

    Motor DC yang akan digunakan adalah motor DC yang sudah tertanam dalam gearbox

    untuk memperbesar torsi dan mengurangi kecepatan sehingga mengasilkan tenaga putar

    yang lebih besar. Penggunaan gearbox menjadikan ukuran motor DC dapat menjadi lebih

    kecil tetapi tetap memproduksi tenaga yang besar [13]. Tegangan kerja dan arus motor DC

    yang digunakan adalah 3V dengan arus kurang lebih 160 mA dan 6V dengan arus kurang

    lebih 240 mA. Pada saat tegangan 3V kecepatan putar motor DC 130 ± 10% rpm, untuk

    tegangan 6V kecepatan putar motor DC 290 ± 10% rpm. Motor DC Gearbox yang akan

    digunakan adalah yang berbentuk L dengan 1 shaft seperti gambar 2.4.

    2.5. Diaphragm Water Pump Motor DC

    Gambar 2.5. Pergerakan Diaphragm Pump

    Diaphragm Water Pump Motor DC adalah sebuah pompa dengan pergerakan yang

    menggunakan kombinasi dari gerakan katup karet yang saling berlawanan, sehingga

    terbentuk ruang sementara untuk air terkumpul, kedua gerakan katup karet ini saling menarik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    dan mengeluarkan cairan dari lubang masukan dan keluaran. Dua lapisan (diaphragm) yang

    dihubungkan oleh saluran melalui bagian tengah tempat ruang sementara. Fungsi ruang

    sementara adalah untuk mengarahkan udara tekan ke bagian belakang lapisan diafragma

    nomor satu yang menyebabkannya air keluar dari ruang sementara. Lapisan diafragma

    nomor satu menyebabkan air bergerak keluar dari pompa. Pada saat yang sama diafragma

    nomor dua menghisap air. Air di lapisan diafragma nomor dua didorong keluar

    menyebabkan tekanan mendorong air ke sisi penghisap. Katup bola penghisap terdorong

    keluar dari tempatnya sehingga cairan dapat mengalir melewati katup bola ke dalam ruang

    cairan.

    Ketika diafragma nomor satu mendapat tekanan dan telah mencapai ujung saluran,

    pergerakan air berubah dari lapisan diafragma nomor satu ke diafragma nomor dua melalui

    katup air. Air terkompresi mendorong diafragma nomor dua menjauhi ruang sementara

    sehingga diafragma nomor satu tertarik ke arah ruang sementara. Pada bilik pompa nomor

    dua, katup bola pelepasan terdorong dari tempatnya, sedangkan pada bilik pompa nomor

    satu terjadi sebaliknya. Setelah menyelesaikan stroke, katup udara mengarahkan udara lagi

    ke bagian belakang diafragma nomor satu dan memulai kembali siklus seperti pada gambar

    2.5. [14]. Diaphragm Pump terdiri dari beberapa jenis berdasarkan penggeraknya, untuk

    diaphragm pump motor dc, pergerakan lapisan diafragma dan katup digerakan oleh motor

    dc secara elektro-mekanikal.

    2.6. RTC

    Gambar 2.6. Pin RTC DS3231

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Real-time clock ( RTC ) adalah integrated circuit yang berfungsi menunjukan waktu

    sebenarnya ( current time ) secara terus menerus. Informasi tersebut dapat dibaca oleh

    mikroprosesor, biasanya melalui interface untuk memfasilitasi software yang bergantung

    pada waktu, supaya dapat bekerja dengan baik. RTC seperti pada gambar 2.6. tidak

    membutuhkan banyak daya, sehingga RTC dapat terus bekerja meskipun sistem utamanya

    berhenti bekerja dan dapat menunjukan waktu sebenarnya. RTC biasa digunakan hampir

    pada semua instrumentasi, bidang otomasi hingga house metering. RTC biasanya

    dihubungkan dengan peralatan lain, seperti IC untuk komunikasi broadband yang digunakan

    pada radio mobil [15].

    Gambar 2.7. Siklus perhitungan RTC

    Siklus perhitungan dari oscillator seperti pada gambar 2.7, dapat dipertahankan oleh

    RTC, biasanya clock eksternal sebesar 32.768kHz, kapasitor internal berbasis oscilator, atau

    embedded quartz crystal. RTC dapat mendeteksi ripple 50/60Hz pada power supply utama

    atau mendeteksi dan mengakumulasi transisi yang muncul dari epoch unit dari GPS. RTC

    yang dapat melakukan operasi seperti phase locked loop (PLL), menggeser referensi clock

    internal dari RTC menjadi “lock” ke external signal. Jika RTC kehilangan referensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    eksternal, RTC dapat mendeteksi hal tersebut (karena PLLnya tidak terkunci) dan free run

    dari osilator internal. Beberapa jenis RTC dapat mempertahankan pengaturan oscilator pada

    titik terakhir yang diketahui sebelum terkunci dengan input.

    Sebuah RTC yang dijalankan dari referensi internalnya sendiri akan menyebabkan

    error yang berkaitan dengan akurasi absolut dari referensi crystal, RTC juga dipengaruhi

    oleh sejumlah kondisi termasuk suhu. Crystal dapat beroprasi pada rentang suhu yang telah

    ditentukan, biasanya sekitar -10 ° C ~ 60 ° C - dan akurasinya berkurang jika diluar rentang

    suhu yang telah ditentukan.

    Daya yang dibutuhkan oleh RTC harus berkelanjutan dan sangat rendah. Daya yang

    digunakan RTC berasal dari sirkuit digital ketika perangkat aktif, tetapi beralih ke sumber

    daya yang terhubung terus-menerus ketika sirkuit dimatikan. Sumber daya ini dapat berupa

    baterai khusus, superkapasitor yang terisi daya, atau catu daya terpisah dari listrik.

    Banyak RTC dapat mendeteksi perubahan ini dan masuk ke kondisi daya sangat

    rendah ketika daya semua sirkuit dimatikan kecuali sirkuit yang penting untuk menjaga

    clock agar menghemat baterai. RTC juga dapat menjalankan fungsi alarm, ketika waktu yang

    telah ditentukan tercapai sehingga memicu RTC untuk mengeluarkan output yang dapat

    membangunkan prosesor.

    2.7. Modul Sensor Cahaya LDR

    Gambar 2.8. Light Dependent Resistor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang nilai

    resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor.

    LDR seperti pada gambar 2.8, dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Nilai resistansi dari

    sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang

    mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin

    sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi

    semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat [16]. Sensor LDR ini akan

    digunakan untuk mengendalikan lampu sebagai pengganti matahari, ketika sensor LDR

    mendeteksi adanya sinar matahari maka lampu akan mati dan ketika sensor LDR tidak

    mendeteksi adanya sinar matahari maka lampu akan menyala.

    2.8. Modul Relay

    Gambar 2.9. Modul Relay 2 Channel

    Relay pada dasarnya adalah saklar yang dioperasikan secara elektrik atau

    elektromekanis. Relay adalah sakelar elektromagnetik yang dioperasikan oleh arus listrik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    yang relatif kecil yang dapat menghidupkan atau mematikan arus listrik yang jauh lebih

    besar. Inti dari sebuah relay adalah sebuah elektromagnet berupa gulungan kawat yang

    menjadi magnet sementara ketika dialiri listrik. Relay dapat mengendalikan sebuah

    rangkaian elektronik dengan membuka dan menutup kontak di rangkaian lain. Relay pada

    dasarnya memiliki dua kondisi, normally open dan normally closed. Pada relay normally

    open (NO), kontak dalam kondisi terbuka ketika tidak dialiri arus, dan ketika dialiri arus

    maka kontak tertutup. Pada relay normally closed (NC), kontak dalam kondisi tertutup ketika

    tidak dialiri arus, dan ketika dialiri arus maka kontak terbuka [17]. Beberapa relay juga bisa

    digabungkan menjadi sebuah modul seperti pada gambar 2.9 yaitu modul relay 2 channel

    yang terdiri dari 2 buah relay.

    Relay biasa digunakan untuk mengalihkan arus yang lebih kecil pada rangkaian

    kontrol dan tidak digunakan untuk mengendalikan alat yang membutuhkan daya besar

    kecuali motor kecil dan solenoid yang membutuhkan arus kecil. Relay juga banyak

    digunakan untuk mengganti koil start, elemen pemanas, lampu pilot, dan alarm suara.

    2.9. Lampu LED Biru dan Merah

    Gambar 2.10. Rangkaian Lampu

    LED atau Light Emitting Diode adalah suatu semikonduktor yang memancarkan

    cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan. Lampu LED yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    digunakan akan dihubungkan menggunakan relay untuk menghubungkannya ke sumber

    tegangan karena raspberry tidak bisa memberi tegangan yang cukup untuk menghidupkan

    lampu LED seperti pada gambar 2.10. Lampu LED digunakan untuk hidroponik

    berhubungan dengan panjang gelombangnya yang cocok untuk proses fotosintesis tanaman.

    Lampu LED dapat meningkatkan proses pertumbuhan tanaman sehingga dapat menjadi

    lebih optimal [18].

    Lampu LED yang cocok untuk digunakan pada hidroponik khususnya tanaman selada

    dan lobak adalah lampu berwarna merah, biru dan sedikit warna hijau akan membantu proses

    pertumbuhan dan perkembangan tanaman. LED merah memiliki panjang gelombang sekitar

    625 - 660 nm dan LED biru memiliki panjang gelombang sekitar 450 - 465 nm. Penggunaan

    kombinasi antara lampu LED berwarna merah dan biru akan meningkatkan pertumbuhan

    tanaman menjadi lebih baik [19]. Lampu LED akan digunakan sebagai pengganti sinar

    matahari, sensor LDR akan digunakan sebagai acuan untuk lampu LED. Ketika cahaya

    matahari dideteksi oleh sensor LDR sudah cukup maka lampu akan mati tetapi ketika sensor

    LDR tidak mendeteksi adanya cahaya matahari yang cukup seperti pada saat mendung atau

    berawan, maka lampu akan hidup. Jarak antara lampu dengan tanaman setiap masa

    pertumbuhan berbeda, namun kebutuhan cahaya yang dibutuhkan tanaman harus memenuhi

    jumlah lux yang dibutuhkan, hal tersebut dapat diatur melalui jarak antara lampu dengan

    tanaman sesuai dengan kebutuhan.

    LED yang akan digunakan Surface Mount Device LED yaitu metode untuk membuat

    sirkuit elektromagnetik dengan komponen – komponen dibentuk langsung dalam PCB.

    Teknologi SMD LED lebih efektif dan lebih terang dari LED biasa [20]. Ukuran SMD LED

    lebih kecil dan ringan, konsumsi daya pun lebih rendah yaitu berkisar antara 2 sampai 6 volt,

    dengan arus 0.02 A sampai 0.03 A. Satu strip SMD LED terdiri atas 3 LED dan 2 resistor

    seperti pada gambar 2.11.

    Gambar 2.11. SMD LED

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    2.10. Sensor TDS

    Gambar 2.12. Skematik Total Dissolved Solid Dfrobot

    Sensor analog TDS pada gambar 2.12, adalah sebuah sensor untuk mengukur bahan

    padat yang terlarut dalam satu liter air dengan satuan parts-per million. Semakin tinggi nilai

    TDS maka semakin banyak bahan padat yang terlarut dalam air, dan sebaliknya semakin

    rendah nilai TDS maka semakin sedikit bahan padat yang terlarut dalam air [21]. Moul

    sensor TDS mendapat nilai pengkuran dari bagian probe yang dicelupkan ke dalam air yang

    terhubung dengan modul probe, kemudian nilai pengukuran tersebut akan diolah pada

    Arduino, pada penggunaan pertama kali modul sensor harus dikalibrasi. Sensor analog TDS

    mendapat tegangan masukan dari Arduino yang akan digunakan sebagai tegangan referensi

    untuk menentukan nilai ADC, sedangkan nilai analog didapat dari probe yang dicelupkan

    dalam cairan. Listrik dialirkan pada probe dengan dua elektroda berbeda yang dicelupkan

    dalam cairan, kemudian arus yang timbul karena perpindahan ion-ion akan digunakan untuk

    mengukur konduktivitas cairan, semakin banyak jumlah ion yang ada maka semakin tinggi

    konduktivitas cairan, semakin sedikit jumlah ion ada maka semakin rendah konduktivitas

    cairan. Pada pengukuran total dissolved solids, semakin banyak partikel terlarut maka

    semakin tinggi jumlah ion sehingga semakin tinggi konduktivitas air dan sebaliknya.

    Pengukuran konduktivitas tersebut juga bergantung suhu referensi yaitu 25 derajat celcius.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Gambar 2.13. Skematik Total Dissolved Solid Dfrobot

    Sensor Analog TDS ini terdiri dari dua bagian, yaitu Signal Transmitter Board dengan

    spesifikasi pada tabel 2.1. dan Signal Transmitter Probe dengan spesifikasi pada tabel 2.2,

    kedua bagian tersebut terdapat pada gambar 2.13.

    Tabel 2.1. Spesifikasi Signal Transmitter Board

    No Variabel Keterangan

    1 Tegangan Masukkan 3,3 volt sampai 5,5 volt

    2 Tegangan Keluaran 0 volt sampai 2,3 volt

    3 Arus 3 sampai 6 mili Ampere

    4 Range pengukuran TDS 0 sampai 1000 part per million

    5 Akurasi pengukuran ± 10 %

    6 Koneksi elektroda XH2.54-2P

    7 Koneksi modul PH2.0-3P

    Tabel 2.2. Spesifikasi Signal Transmitter Probe

    No Variabel Keterangan

    1 Jumlah Jarum 2 buah

    2 Panjang 83 cm

    3 Koneksi XH2.54-2P

    4 Jenis probe Tahan air

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2.11. Sensor pH

    Gambar 2.14. Gambar Sensor pH

    PH meter adalah alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan suatu

    cairan, pada Ph meter digital terdapat elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH

    bahan-bahan semi padat [22]. PH meter ini terdiri dari dua bagian yaitu elektroda (probe

    pengukur), penghubung probe dan rangkaian seperti pada gambar 2.14. Probe atau Elektroda

    berbentuk batang seperti struktur biasanya terbuat dari kaca. Pada bagian bawah elektroda

    ada bohlam, bohlam merupakan bagian sensitif dari probe yang berisi sensor. Dalam probe

    terdapat dua elektroda, masing – masing elektroda terpisah, elektroda tersebut tidak seperti

    elektroda normal (potongan sederhana dari kawat logam); masing-masing memiliki mini

    chemical set. Pada elektroda pertama yaitu elektroda kaca terdapat kawat listrik perak dalam

    larutan kalium klorida yang terletak di dalam membran tipis yang terbuat dari kaca khusus

    yang mengandung garam logam (biasanya senyawa natrium dan kalsium). Elektroda kedua

    disebut elektroda referensi yang memiliki kawat kalium klorida dalam larutan kalium

    klorida.

    Kalium klorida di dalam elektroda kaca adalah larutan netral dengan pH 7, sehingga

    mengandung sejumlah ion hidrogen (H +). Perdaann pH larutan diukur pada Elektroda gelas

    dengan mengukur perbedaan voltase yang dihasilkan oleh ion hidrogen masing – masing

    larutan. Ion hidrogen yang bergerak ke arah permukaan luar dari elektroda kaca

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    menggantikan beberapa ion logam di dalamnya, sementara beberapa ion logam bergerak dari

    elektroda kaca ke larutan, proses ini disebut pertukaran ion. Penukar ion juga terjadi pada

    permukaan bagian dalam elektroda gelas dari larutan. Kedua larutan di masing - masing sisi

    kaca memiliki keasaman yang berbeda, sehingga jumlah pertukaran ion yang berbeda terjadi

    di kedua sisi gelas. Ini menciptakan tingkat aktivitas hidrogen-ion yang berbeda pada dua

    permukaan kaca, yang berarti jumlah muatan listrik yang berbeda menumpuk di atasnya.

    Beda potensial atau tegangan kecil yang terjadi karena perbedaan muatan muncul di antara

    kedua sisi kaca, yang menghasilkan perbedaan tegangan antara elektroda perak dan

    elektroda referensi yang muncul sebagai hasil pengukuran.

    Pada PH Meter terdapat sebuah LED sebagai indikator, konektor BNC dan interface

    sensor PH2.0 yang akan digunakan untuk menghubungkan analog input Arduino dengan

    sensor. Spesifikasi Modul sensor pH terdapat pada tabel 2.3.

    Tabel 2.3. Spesifikasi Modul Sensor pH

    No Variabel Keterangan

    1 Tegangan Masukkan 5 0.2V (AC DC)

    2 Arus Kerja 5 sampai 10 mili Ampere

    3 Range pengukuran pH 0 - 14

    4 Range Suhu -10 sampai 50 derajat celcius

    5 Response Time 5 detik

    6 Settling Time 60 detik

    7 Output Analog

    2.12. Arduino Mega 2560

    Gambar 2.15. Gambar Arduino Mega 2560

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Arduino Mega 2560 adalah mikrokontroler berbasis Atmega2560. Kelebihan Arduino

    Mega adalah memiliki memory dan pin I/O yang lebih banyak daripada mikrokontroler pada

    umumnya yaitu 54 pin I/O digital ( 15 pin digunakan untuk PWM ) dan 16 pin analog seperti

    pada gambar 2.16. Arduino Mega ini menggunakan clock dengan frekuensi 16MHz. Pada

    Arduino Mega 2560 tersedia dua buah pin untuk tegangan masukkan yaitu 5 volt dan 3.3

    volt [23].

    Gambar 2.16. Gambar Pin Arduino Mega 2560

    2.13. Raspberry Pi 3

    Gambar 2.17. Fitur pada Raspberry Pi 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Raspberry Pi 3 adalah sebuah keping komputer kecil dengan CPU, GPU, port USB

    dan pin masukan keluaran yang dapat melakukan beberapa fungsi seperti komputer.

    Raspberry Pi 3 yang akan digunakan adalah model b, Raspberry Pi 3 memiliki perubahan

    fitur yang signifikan yaitu Network Boot, USB Boot, dan wifi seperti pada gambar 2.17.

    Raspberry Pi 3 memiliki 40 pin GPIO [24]. Raspberry Pi 3 juga memiliki fitur untuk

    Graphical User Interface (GUI). Raspberry Pi 3 akan digunakan sebagai sistem kontrol untuk

    alat, data dari sensor yang dihubungkan ke Arduino akan dikirim ke Raspberry Pi untuk

    diproses sehingga dapat digunakan untuk sistem kontrol, selain itu data tersebut akan

    ditampilkan pada GUI yang dapat dibuat pada Raspberry Pi serta data tersebut akan dikirim

    melalui internet. Fitur wifi pada Raspberry Pi 3 ini akan digunakan untuk mengirimkan data

    melalui internet ke aplikasi cayenne myDevice [25].

    Seperti pada gambar 2.18. pada Raspberry Pi tersedia berbagai macam pin seperti pin

    sumber tegangan, pin sistem komunikasi, ground, serta pin GPIO atau General-Purpose

    Input Output. Pin GPIO dapat digunakan untuk menghubungkan Raspberry Pi dengan

    perangkat – perangkat lain seperti sensor dan akuator. Data dapat dikirim dan diterima

    melalui pin tersebut, data dari sensor dapat dikirim ke Raspberry Pi dan Raspberry Pi pun

    dapat mengirimkan data atau perintah ke aktuator. GPIO memungkinkan Raspberry Pi untuk

    mengirim dan menerima perintah serta data dari alat lain seperti Arduino.

    Gambar 2.18. Pin pada Raspberry Pi 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    2.14. Cayenne myDevice

    Gambar 2.19. Dashboard Cayenne myDevices

    Cayenne adalah sebuah aplikasi yang dipublikasikan oleh myDevices. Cayenne adalah

    sebuah dashboard berbasis web dan aplikasi android yang memungkinkan untuk mengatur

    banyak device dalam sebuah panel kontrol dari jarak jauh seperti pada gambar 2.19. ( sampai

    saat ini hanya Arduino dan Raspberry Pi yang dapat terhubung ) [26]. Cayenne dapat

    digunakan untuk mewujudkan kebutuhan jaman sekarang untuk Internet of Things dan

    kesulitan dalam menghubungkan peralatan elektronik dengan sangat mudah, dan sampai saat

    ini masih dapat digunakan secara gratis.

    Cayenne dapat digunakan secara gratis, hanya dengan mengunduh aplikasi cayenne

    pada smartphone , cayenne dapat digunakan langsung untuk terhubung dengan

    mikrokontroler yang akan digunakan melalui sambungan wifi. Setelah tersambung dan

    melakukan beberapa pengaturan, cayenne dapat digunakan untuk menambahkan pengaturan

    untuk alat tambahan seperti sensor, lampu, motor, valve, relay dan aktuator lainnya, dapat

    juga ditambahkan pengaturan untuk tambahan analog, digital dan PWM. Melalui cayenne

    juga dapat dilakukan pengaturan GPIO Interface via dashboard cayenne. Tampilan pada

    dashboard cayenne dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Cayenne memiliki data berbagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    jenis sensor atau perangkat yang dapat digunakan untuk sebagai widget yang akan

    ditampilkan pada dashboard, namun tidak semua sensor sudah ada dalam data cayenne.

    Ketika sensor yang diinginkan untuk digunakan pada dashboard belum ada pada cayenne

    maka fitur Bring Your Own Thing bisa digunakan untuk menambahkan custom widget atau

    tampilan secara manual dengan mengisi informasi sensor yang digunakan seperti nama

    sensor, jenis sensor, bentuk data tampilan yang diingikan seperti data analog atau data

    digital, icon widget seperti pada gambar 2.20.

    Gambar 2.20. Fitur Bring Your Own Thing

    Data yang tertampil pada widget dihubungkan dengan protokol jaringan MQTT yang

    menggunakan TCP / IP, penggunaan MQTT memungkinkan untuk terjadinya koneksi dua

    arah seperti memberikan perintah untuk mematikan perangkat dengan menekan tombol

    shutdown. Kondisi penggunaan RAM, suhu dari mikrokontroler serta informasi lain terkait

    mikrokontroler juga dapat dipantau seperti pada gambar 2.21. Sehingga cayenne dapat

    digunakan untuk memantau informasi yang dibutuhkan dari jarak jauh, seperti untuk

    mengetahui nilai yang dibaca sensor TDS, sensor pH, kondisi motor, kondisi lampu dan

    kondisi diaphragm pump.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Gambar 2.21. Kondisi Raspberry Pi

    2.15. Hukum Ohm dan Daya

    Hukum Ohm adalah hubungan antara arus, tegangan dan hambatan. Arus diartikan

    sebagai aliran positif dari sumber menuju negatif sumber dengan satuan Ampere (A).

    Tegangan diartikan sebagai jumlah yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus dengan satuan

    Volt (V). Hambatan adalah lawan dari aliran arus, aliran arus dihalangi oleh hambatan [27].

    𝑉 = 𝐼 𝑥 𝑅 (2.1)

    Keterangan :

    V = Tegangan ( Volt )

    I = Arus ( Ampere )

    R = Hambatan ( Ohm )

    Selain 3 variabel diatas ada satu varibel lain yaitu daya. Daya diartikan sebagai besar

    energi yang dikonsumsi atau dihasilkan dalam sebuah rangkaian dengan satuan Watt ( W ).

    𝑃 = 𝑉 𝑥 𝐼 (2.2)

    Keterangan :

    P = Daya ( Watt )

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB III

    RANCANGAN PENELITIAN

    3.1. Model Sistem

    Proses sistem seperti terdapat pada gambar 1.1., dimulai pada saat tombol start ditekan

    lalu nilai – nilai awal pada sensor serta kondisi awal motor, lampu, diaphragm pump nutrisi

    a dan diaphragm pump nutrisi b akan diatur dan dimunculkan pada GUI, selanjutnya sensor

    TDS dan pH akan langsung melakukan pengukuran terhadap nilai total dissolved solids

    dalam air dengan satuan ppm. Data yang diperoleh merupakan data analog yang diambil

    oleh Arduino untuk dikonversi ke dalam bentuk data digital melalui pengolahan dan

    perhitungan yang dilakukan dalam program Arduino untuk masing – masing pH dan TDS.

    Setelah itu data pH dan TDS yang sudah diolah dikirimkan ke Raspberry Pi 3 melalui

    komunikasi serial untuk ditampilkan pada GUI dan dikirim ke aplikasi Cayenne melalui

    jaringan internet yang sama. Selain ditampilkan, data TDS juga akan digunakan untuk

    menentukan perintah apa yang akan dilakukan pada proses selanjutnya, sedangkan untuk

    data pH hanya akan ditampilkan karena tidak ada proses lebih lanjut karena nilai pH tidak

    berubah terlalu drastis dan aman untuk tanaman seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab

    2.1. Bila nilai ppm yang terbaca oleh sensor belum memenuhi batas nilai yang diinginkan

    maka diaphragm pump yang dikendalikan oleh Raspberry Pi 3 akan bekerja untuk memulai

    proses pemberian nutrisi. Diaphragm pump akan aktif sehingga cairan nutrisi bisa dialirkan

    ke dalam bak penampung air utama selanjutnya bercampur ke dalam air supaya dapat

    meningkatkan nilai TDS dalam air supaya dapat memenuhi keadaan TDS yang diinginkan

    dengan cara mengatur durasi hidup diaphragm pump supaya dapat mengeluarkan cairan

    nutrisi sesuai dengan jumlah yang sesuai, setelah diaphragm pump mati maka motor

    pengaduk air yang dikendalikan oleh Raspberry Pi akan aktif untuk mengaduk air selama 10

    detik supaya nutrisi dapat tercampur secara merata dengan air dan pembacaan sensor TDS

    akan menjadi lebih akurat, setelah itu kondisi ppm air akan kembali diukur oleh Sensor TDS,

    bila nilai ppm air sudah memenuhi maka akan ada waktu delay proses pemberian nutrisi

    berikutnya. Semua nilai atau keadaan setiap alat seperti diaphragm pump, motor dan sensor

    – sensor dapat diketahui melalui GUI dan juga dikirim melalui jaringan internet yang sama

    supaya dapat dipantau melalui jarak jauh yaitu menggunakan aplikasi Cayenne. Untuk

    menghentikan keseluruhan proses terdapat tombol berhenti. Ketika tombol berhenti ditekan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    maka semua proses akan berhenti, namun bila proses sedang berjalan maka proses akan

    diselesaikan terlebih dahulu baru kemudian semuanya mati.

    3.2. Perancangan Perangkat Keras

    Perancangan perangkat keras pada penelitian ini terdiri dari Arduino dan sensor -

    sensor yang ada akan dipasang pada plant utama yaitu talang dan bak penampung air, lalu

    Arduino akan dihubungkan ke Raspberry Pi, selanjutnya Raspberry Pi akan dihubungkan ke

    perangkat keras yang akan dikontrol seperti relay – relay, motor, diaphragm pump dan

    lampu.

    3.2.1. Plant Hidroponik sistem NFT

    Gambar 3.1. Rancangan Plant Hidroponik Sistem NFT

    Pada plant hidroponik yang akan dibuat menggunakan sistem NFT berbahan dasar

    pipa dan akan dilubangi serta dihubungkan dengan urutan berundak-undak, selain itu akan

    dibuat juga bak penampungan air secara terpisah untuk tempat penampungan air dan

    pencampuran nutrisi yang dihubungkan dengan pipa kecil dari pompa air yang berada di

    dalam bak penampungan air menuju baris pipa paling atas dan pada bagian baris pipa paling

    bawah terdapat sebuah pipa kecil yang kembali mengalir ke bak penampungan untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    menampung air yang dipompa ke pipa paling atas. Sementara bak penampungan nutrisi a

    dan b terletak diatas bak penampungan yang dihubungkan dengan pipa serta dibatasi oleh

    diaphragm pump untuk pemberian nutrisi seperti pada gambar 3.1. Selain pompa air, sensor

    TDS, sensor pH dan motor pengaduk akan berada di dalam bak penampungan air. Untuk

    mikrokontroler akan ditempatkan diatas bak penampungan dan dibawah bak nutrisi.

    Gambar 3.2. Rancangan Plant Hidroponik Sistem NFT

    Pada plant hidroponik akan terdapat 4 baris pipa berdiameter 6.3 cm dengan panjang

    1 meter seperti pada gambar 3.2 , pada pipa talang paling atas terdapat 2 lubang, lubang

    pertama yang terletak di ujung kanan terhubung dengan pipa berukuran 0.5” yang mendapat

    masukan air dari pompa air dari bak penampungan air, lubang kedua yang terletak di ujung

    kiri terhubung dengan pipa talang dibawahnya dengan pipa berukuran 0.5”, kemudian pipa

    ke dua dan ke tiga juga dihubungkan dengan pipa 0.5” dengan posisi yang sama. Untuk pipa

    talang ke empat terdapa dua lubang yaitu yang terhubung dengan lubang pipa ketiga dan

    lubang yang terletak di kanan pipa untuk mengalirkan air kembali ke bak penampung air.

    Masing – masing pipa palang akan dilubangi sebanyak 4 buah lubang besar dengan ukuran

    lubang berdiameter 5 cm, pada penanaman tanaman menggunakan hidroponik tidak boleh

    terlalu dekat sehingga dibutuhkan jarak antar tanaman, jarak antara lubang yang dibuat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    adalah 15 cm. Setiap talang diposisikan miring sekitar 5 derajat supaya air dapat mengalir ,

    bila talang diposisikan lurus maka air tidak dapat mengalir dengan lancar ke bawah dan

    malah menggenang, hal tersebut harus dihindari karena ketika akar tanaman terendam dalam

    waktu yang lama maka akan meningkatkan resiko menjadi busuk seperti yang sudah

    dijelaskan pada sub bab 2.3. Kemiringan talang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

    mengacu pada ketinggian air yang mengalir di dalam talang yaitu berkisar antara 1 sampai

    2 centimeter.

    Gambar 3.3. Dimensi Bak Penampungan Air dan Nutrisi

    Nutrisi yang digunakan ada dua yaitu nutrisi a dan b, sehingga tempat nutrisi a dan b

    harus dipisah, begitu juga dengan diaphragm pump yang digunakan. Bak nutrisi a dan b

    memiliki dimensi yang sama yaitu 27 cm x 24 cm x 20 cm, sedangkan untuk bak

    penampungan air nutrisi memiliki dimensi 50 cm x 50 cm x 40 cm seperti pada gambar 3.3.

    Nutrisi a dan b memiliki jumlah tertentu untuk dimasukkan ke dalam air sehingga dipisah

    dan memang nutrisi a dan b tidak boleh dicampur sebelum dimasukan ke dalam air. Tempat

    diaphragm pump dan bak nutrisi terletak di sebelah bak penampung air. Diaphragm pump

    terletak diatas penutup bak nutrisi yang ditempatkan di kotak berbeda untuk menghindari

    resiko alat – alat terkena air bila terjadi kebocoran pada pompa nurisi. Pompa air, sensor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    TDS dan sensor pH berada di dalam bak penampung, begitu juga dengan motor pengaduk

    yang akan digunakan untuk mengaduk air serta nutrisi sebelum kembali dialirkan dan

    diambil nilainya dan pompa air yang digunakan untuk mengalirkan air. Motor pengaduk

    beserta kabel – kabel ditempatkan di dalam pipa pada bagian atas bak penampung yang

    digunakan sebagai penyangga motor pengaduk.

    Gambar 3.4. Dimensi dan Isi Bak Penampungan

    Bagian dalam dari bak penampungan berisi motor, pengaduk, sensor TDS dan pompa

    air dengan posisi seperti pada gambar 3.4. Sensor TDS akan selalu berada didalam air untuk

    mengukur kandungan TDS pada air. Setelah nilai nutrisi yang dibaca oleh TDS tidak

    memenuhi ketentuan maka solenoid valve diatas akan bekerja dan cairan nutrisi akan masuk,

    kemudian pengaduk akan mengaduk cairan supaya tercampur merata sehingga air yang

    dipompa oleh pompa air tidak sepenuhnya berisi cairan nutrisi.

    3.2.2. Perancangan Rangkaian Utama

    Rangkaian Utama secara keseluruhan seperti gambar 3.5, terdiri dari Modul Sensor

    TDS, Modul Sensor pH yang terhubung dengan Arduino untuk mendapatkan nilai

    analognya, kemudian di dalam Arduino nilai pengukuran tersebut diolah supaya datanya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    menjadi digital dan kemudian di kirim ke Raspbery Pi melalui komunikasi serial.