laporan hidroponik
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
1/24
LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK SAINS TUMBUHAN (BI-2204)
PENYERAPAN NITROGEN, LUAS DAUN, TINGGI SHOOT,KADAR KLOROFIL PADA TANAMAN KANGKUNG ( Ipomea
aquatica) HIDROPONIK MENGGUNAKAN MEDIUM
HOAGLAND
Tanggal Praktikum: 24 Februari 2016
Tanggal Pengumpulan: 31 Maret 2016
Disusun oleh:
Neng Lina Rohmawanti
10614073
Kelompok 07
Asisten:
Maria M. Makajanma
(10612013)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
2/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat agraris yang kaya akan hasil
pertanian dan terkenara pengekspor beras kenegara lain pada zamannya. Namun,
sekarang telah berubah beras dipasok dari negara luar untuk memenuhi kebutuhan
beras masyarakat didalam negeri. Perubahan yang sangat drastis ini disebabkan
karena banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman
atau lahan industri dengan berbagai sektor (Hikam, 2002).
Penyebab lain selain kurangnya lahan karena tanah dan air Indonesia mulai
mengalami pencemaran limbah-limbah bahaya hasil dari industri yang tidak
bertanggung jawab, sehingga mempengaruhi pH akan bersifat basa atau lebih asam,
zat bahaya mengganggu pertumbuhan seperti logam berat menyebabakan
penghambatan pertumbuhan pada tanaman (Soesilo, 2007).
Sebagian besar pemanfaatan lahan yang ada dan digunakan sebagai lahan
pertanian menghasilkan produksi yang sedikit dan kurang berkualitas. Selain, faktor
lingkungan yang tidak mendukung, keahlian dan dasar pemahaman para petani
yang kurang dalam memelihara dan mengelola lahan pertaniannya. Seringkali gagal
panen karena adanya serangan hama yang tidak dapat diatasi, kebanjiran dan
kekeringan (Soesilo, 2007).
Berdasarkan permasalahan yang ada sehingga dibutuhkannya suatu media
tanam yang baru dengan tanpa menggunakan tanah melalui penanaman secara
hidroponik untuk mengatasi terjadinya ketidakmampuan mengatasi pestisida,
menghasilkan hasil panen yang cepat, bernutrisi, higienis dan tanpa pestisida, salah
satu penggunaan hidroponik menggunakan medium Hoagland sebagai media tanam
pengganti tanah (Rosiliani, 2005).
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
3/24
1.2
Tujuan
Untuk memecahkan permasalahan yang dipaparkan di latar belakang, dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan pengaruh optimasi penggunaan medium Hoagland terhadap
pertumbuhan tanaman dan kadar Nitrat pada medium
2.
Menentukan pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap
kadar klorofil kangkung
1.3
Hipotesis
1.
Terjadinya pengaruh optimum pada medium Hoagland terhadap
pertumbuhan tanaman dan penyerapan nitrat pada tanaman
(Vuttipongchaikij, 2013).
2.
Pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap kadar klorofil
kangkung akan lebih meningkat (Sutarno, 2009)
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
4/24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hidroponik, Jenis-Jenis Hidroponik, Kelebihan, Kekurangan dan
Skema Hidroponik
Hidroponik adalah suatu teknik menanam tanpa menggunakan media tanah
namun menggunakan larutan nutrisi dalam air (Taiz&Zeiger, 2002). Selain media
berupa air terdapat media berasal dari sabut kelapa, kerikil, pasir, batu apung,
potongan kayu dll (Rosiliani, 2005). Berdasarkan prinsip dasar hidroponik terbagi
menjadi dua jenis yaitu hidroponik substrat dan NFT ( Nutrient Film Technique).
Hidroponik substrat merupakan hidroponik yang mengunakan zat padat yang
mampu menyimpan, menyediakan air, nutrisi, dan oksigen. Sedangkan, NFT
dengan meletakkan aka pada lapisan air yang diberi nutrisi dan aerasi (Roidah,
2014).
Kelebihan dari sistem tanaman menggunakan hidroponik diantaranya
pemberian pupuk efesien, pemberian nutrisi yang sesuai, dapat memelihara lebih
banyak tanaman pada lahan sempit, bebas pestisida dan pengendalian hama lebih
terkontrol (Roidah, 2014). Sedangkan kekurangannya yaitu dibutuhkan keahlian
dalam membuat medium atau senyawa kimia, investasi yang besar di awal
penyediaan dan perwatan perangkat hidroponik sulit (Roidah, 2014). Berikut
beberapa skema yang digunakan dalam penanaman hidroponik.
Gambar 2. 1 Hidroponik Sederhana Sistem Wick
(Nurwahyuni, 2012)
Gambar 2. 2 Macam-Macam Skema Hidroponik
(Hanan, 1974)
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
5/24
Gambar 2.2 A simple dan mudah untuk diikuti, B bisa dilakukan
pengurasan, C dan D terdapatnya sistem filter jamur dan bakteripada rangkaian
hidroponik (Hanan, 1974).
2.2 Medium Hidroponik (komposisi dan fungsi medium hoagland)
Medium Hoagland pertama kali digunakan pada tanaman tomat dan
digunakan juga sebagai larutan standar untuk penelitian kultur air. Medium
Hoagland menghasilkan pertumbuhan yang optimal sesuai dengan percobaan yang
dilakukan Mardhiah menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan medium lainnya (Hayati, 2006). Fungsi dari medium Hoagland ini
digunakan untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti
makronutrien dan mikronutrien (Hayati, 2006).
Gambar 2. 3 Komposisi Medium Hoagland
(Vuttipongchaikij, 2013)
Gambar 2. 4 Perbandingan Komposisi Unsur
Hara dengan Medium lain
(Vuttipongchaikij, 2013)
2.3 Deskripsi Tanaman
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
6/24
Kangkung merupakan sayuran yang sering digunakan masyarakat sebagai
bahan pangan. Morfologi daun kangkung berbentuk meruncing berwarna hijau tua
dan dibagian abaksial berwarna hijau muda. Bagian batang berbentuk bulat dan
memanjang, berlubang dibagian tengah dan banyak mengandung air, percabangan
yang banyak berbuku-buka disetiap buku dapat mengeluarkan akar. Akar kangkung
air lebih pendek, kurang kuat dan lebih gelap dibandingkan dengan kangkung darat
dengan keduanya merupakan perakaran serabut. Organ reproduktif terdapat bunga
berbentuk seperti terompet berwarna putih, buah berbentuk bulat berwarna hijau
(muda) menjadi hitam ketika tua dan biji bulat berwarna kecoklatan (Lehtonen,
1993).
Tanaman yang digunakan dalam penelitin ini adalah kangkung air ( Ipomea
aquatica) berhabitat di kolam, danau, sawah, parit dan daerah limbah, daerah
lembab dan berair atau perairan yang tergenang hal ini didukung dengan struktur
sel daun yang terdapat pada kangkung air yaitu stomata bertipe parasitik.Kangkung
air merupakan tumbuhan hidrofit dengan akar tanaman didasar air dan tubuhnya
diatas permukaanair (Lehtonen, 1993). Berikut merupakan klasifikasi kangkung air
(Lehtonen, 1993),
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solaneles
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea aquatic
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Turunan Hidroponik
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanan dengan hidroponik
diantaranya suhu, pH, kelembaban, cahaya, air, temperatur, oksigen. Formula
nutrisi yang berbeda pada tanaman menghasilkan pH larutan yang berbeda, pH
larutan yag direkomendasikan tanaman sayur hidroponik yaitu 5,5 - 6,5. Kelebihan
pH menyebabkan ketersediaan unsur Mn, Cu, Fe dan Zn berkurang sedangkan pH
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
7/24
yang lebih rendah menyebabakna penurunan ketersediaan unsur P, Ca, K dan Mg
(Rosiliani, 2005). Suhu dan kelembaban akan mempengaruhi kebutuhan EC
( Electrolit Conductivity) merupakan aliran listrik dalam air dan mengetahui cocok
tidaknya suatu nutrisi yang diberikan pada tanaman menggunakan alat EC meter.
Selain itu suhu yang tinggi mempengaruhi terhadap ketersediaan oksigen yang
menurun seingga aerasi pada tanaman buruk mengakibatkan tanaman cepat mati
(Rosiliani, 2005).
Cahaya berpengaruh terhdapa pertumbuhan suatu tanaman karena cahaya
merupakan faktor pertumbuhan yang diserap oleh klorofil sebagai bahn baku
fotosintesis. Intesitas cahaya matahari yang tinggi menyebakan laju penguapan
lebih tinggi sehingga tanaman akan cepat mati jika intensitas cahaya matahai sedikit
(kurang) mengakibatkan tanaman layu dan mati secara lambat (Rosiliani, 2005).
2.5 Mekanisme Pembentukan Klorofil sebagai Hasil Metabolisme Nitrogen
Kloroplas mengandung pegmen klorofil yang digunakan untuk penyerapan
cahaya dalam proses fotosintesis. Energi dari cahaya tersebut digunakan untuk
memecah H2O sehigga dihasilkan O2, H+ dan elektron. Molekul klorofil disusun
oleh unsur makro yaitu N dan Mg sehingga kandungan klorofil dalam suatu daun
dapat digunakan sebagai indikator tumbuhan terhadap defesiensi mineral (Gardner,
1991).
Bila ketersediaan unsur makro N dan Mg berkurang maka klorofil tidak
mudah dibentuk. Unsur makro nitrogen berfungsi juga sebagai penyusun
hormonesitosin dan auksin, faktor pembatas utama dalam tanaman budidaya, dan
komponen utama bahan kering dari bahan protoplasma tumbuhan (Gardner, 1991).
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
8/24
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat dalam
Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Spidol marker UV
Spektrofotometer
Kecambah
kangkung
Larutan
Mikronutrien
(Tabel 3.4)
pH meter Selang Tanah/sekam Larutan FeEDTA
Penggaris Aerator Pupuk kandang 2 ml NaCl
Alat tulis Cuvet
Spektrofotometer
Aquades Larutan
mikronutrien
(Tabel 3.3)
Baskom 5 l Alat HACH Kalsium karbonat
(10 g/l)
Medium
Hidroponik (tabel
3.2)
Papan penyangga Mortar Air nutrient 10 ml H2SO4
Gunting Saringan Buchner Sterofoam 0,5 ml Brussin
sulfat
Cutter Lakban Busa 50 ml Aseton
80%
3.2 Cara Kerja
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
9/24
Cara kerja dispesifikasikan kedalam perlakuan setiap bagian-bagian berikut:
3.2.1 Penyediaan tanaman kangkung
Kecambah kangkung diseleksi, dipilih yang sehat dan segar. Kemudian,
dikeluarkan dari media semainya dan dicuci dengan air bersih, lalu dipindahkan
ke dalam media air ditambah dengan larutan CaCO3 sebangak 10 gr/l. Setelah
itu, diaklimatisasi selama 24 jam kemudian dipindahkan kedalam medium air.
Kecambah ini dipindahkan ke medium yang telah ditentukan konsentrasin
setiap nutriennya lalu gunakan control medium Hoagland. Tempat medium
ditandai batas tinggi air dengan spidol untuk penamabahan setiap hari selama
empat minggu.
Pengukuran pH meter dilakukan selama tiga hari sekali dengan rentang pH
meter sekitar 6,0-6,5. Jika larutan terlalu asam maka ditambahkan larutan
NaOH atau jika larutan medium terlalu basa maka ditambahkan HCl hingga
mencapai pH yang ditentukan. Suhu 24-260C dan kelembaban 90% dijaga tetap
sama.
3.2.2 Pembuatan medium hidroponik
Larutan stock ditambahkan makronutrien dengan komposisi pada table 3.3
dan ditambahkan FeEDTA sehingga didapatkan larutan campuran dari senyawa
tersebut.Kemudian, Larutan campuran tersebut ditambahkan FeSO4.7H2O 5,57
gr dalam 200 ml aquades, kedua larutan yang ditambahkandicampurkan. Lalu,
tambahkan aquades hingga satu liter. Kemudian ditambahkan mikronutrien
pada tabel 3.4.
3.2.3 Perangkaian instalasi hidroponik dan pengukuran parameter
Papan penyangga diukur dan dipotong hingga ukuran sesuai dengan ukuran
bak percobaan kemudian ditandai lima sisi yang berbeda dengan ukuran 2x2
cm. Setelah itu, ditambahakan selang dan aerator jika ada.
Pengukuran parameter yang diamati diantarnya pengukuran nitrat, luas
daun, panjang batang, dan kadar klorofil daun. Pengukuran kadar klorofil daun
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
10/24
dan pengukuran nitrat dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-4, sedangkan
jika pengukuran luas daun dan panjang dilakukan setiap satu minggu sekali.
Sampel minggu ke-0 dan minngu ke-4 diambil 5 ml, lalu ditambahkan NaCl
1 ml, H2SO4 5 ml dan 0,3 ml reagen brussin sulfat. Setelah itu, larutan diaduk
dan dipanaskan dengan penangas air selama 20 menit, kemudian didinginkan
dan dimasukkan ke dalam cuvet spektrofotometer denga. Kemudian diukur
kadar dengan alat HACH dengan panjang gelombang 507 nm dan metode 351.
Daun diukur dengan menggambar diatas kertas setelah itu ditimbang dan
dilakukan penimbangan pada kertas yang sama dengan luas 1 cm x 1 cm
menggabarkan luas daun saat berat sekian pada 1m2. Dilakukan perbandingan
antara berat dan luas yang didapatkan.
Kadar klorifl diukur dengan mengambil dau sebanyak 1 gr kemudian
digerus menggunakan mortar, lalu diekstrak dengan 50 ml aseton 80% hingga
klorofil terlarut, lakukan ekstraksi selama 5 menit. Ekstrak akan disaring
dengan saringan Buchner, hasil saringan yang didapatkan dipindahkan ke labuukur. Setelah itu, ditambahkan larutan aseton hingga volem 100 ml. Lalu diukur
dengan UV/Visible spektrofotometer sehingga didapatkan nilai absobansinya,
digunakan dalam kesatuan mg/l. Pertumbuhan batang diukur dengan
pengukuran pada batang menggunakan penggaris dari atas papan penyangga,
sehingga didapat hasil pengukuran tinggi batang.
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
11/24
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada table berikut, sebagai
berikut:
Tabel 4. 1 Hasil pengamatan tanaman hidroponik
Tanggal
Pengamatan
Foto Keterangan
24/02/2016 Tanaman A-E
masih hidup hanya
sedikit layu dan
dua daun
(kotiledon) dari
bawah mati pada
tanaman E
26/02/2016 dua daun
(kotiledon) dari
bawah membusuk
pada tanaman D &
E, tanaman layu
dan mulai
menguning pada
sebagian daun
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
12/24
08/03/2016 Tanaman A,B,D,E
mati dan tanaman
C terjadi
pembusukan di
daun bagian
bawah
11/03/2016 A,B,D,E mati,
membusuk dan
mongering
sedangkan pada
tanaman C
menguning
Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan kadar nitrat dan klorofil
Penguk
uran
ke-
Nitrat Klorofil
Absorbansi Konsentrasi
(mg/ml)
Absorbansi
645nm
Absorbansi
663 nm
Konsentrasi
(mg/ml)
1 0,25 0,33 0,654 0,2605 0,95
2 0,025 0,032 - - -
Tabel 4. 3 Pengmatan luas daun
Tana
man
ke-
Daun
ke-
Luas (cm2)
Minggu ke-
0 1 2 3 4
(24/2/16) (1/3/16) (8/3/16) (15/3/16) (22/3/16)
A 1 4,4130 6,06 - - -
2 5,5652 6,26 - - -
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
13/24
B 1 4,1087 4,213 - - -
2 3,3913 3,48 - - -
C 1 6,2830 6,826 7,16 - -
2 6,1956 6,44 5,5867 - -
D 1 3,7174 3,7391 - - -
2 3,7391 9,13 - - -
E 1 3,9130 4,12 - - -
2 2,9130 1,226 - - -
Tanaman
ke-
Tinggi (cm)
Minggu ke-
0 1 2 3 4
A 7,7 7,8 - - -
B 9,4 9,5 - - -
C 8,65 10,4 11,3 - -
D 8,35 11 - - -
E 8,8 9 - - -
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan pembahsan sebagai berikut:
4.2.1 Pengaruh konsentrasi nitrat pada medium dan hubungannya dengan
kandungan klorofil daun, luas daun dan tinggi tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan pada grafik 4.1 didapatkan konsentrasi nitrat
terjadi penurunan dari 0,95 mg/l menjadi 0 hal ini sesuai dengan literature jika
terjadinya penurunan terhadap klorofil karena dapat dipengaruhi oleh defesiensi
posfor. Posfor berfungsi sebagai sintesis asam nukleat dan berperan dalam
pembentukan ATP. Berdasarkan hasil pengamatan dan grafik 4.1 terjadinya
pengurangan pada kadar nitrat dari 0,33 menjadi 0,032 atau (,33
,32% = 10%) hal
ini disebabkan karena unsur nitrogen berperan penting dalam metabolism
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
14/24
pertumbuhan, perluasan daun dan pembentukan klorofil akan dibahas lebih lanjut
pada paragraph selanjutnya (Sutarno, 2009). Pada grafik 4.2 menunjukan tumbuhan
yang bertahan pada tanaman C.
Grafik 4. 1 Hasil pengukuran Klorofil dan Nitrat
0.33
0.032
0.95
00
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Minggu ke-1 Minggu ke-2
m g / l
Waktu
Konsentrasi Klorofil dan Nitrat
Nitrat Klorofil
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 1 2 3 4
K o n s e n t r a s i n i t r a t
Minggu Ke-
Luas Daun
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D1
D2
E1
E2
Grafik 4. 2 Hasil pengukuran luas daun
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
15/24
Hubungan antara berkurangnya nitrat dalam suatu medium Hoagland
mempengaruhi pertambahan luas daun, hal ini disebakan karena unsur makro N dan
Mg sebagai faktor penyusun klorofil sehingga kandungan klorofil dapat digunakan
sebagai indikator tumbuhan terhadap defisiensi mineral, pembentukan klorofil
sebagai katalisator terjadinya suatu fotosintesis, hasil fotosintesis ini digunakan
untuk metabolism tumbuhan. Nitrogen berfungsi sebagai pemberian warna hijau
pada klorofil, semkain banyak nitrogen semakin hijau suatu daun dan semakin
banyak fotosintat yang dihasilkan, mendorong pertumbuhan batang dan daun,
sebagai sintesis klorofil dan sintesis protein maupun enzim, komponen penyusun
hormon sitokinin dan auksin. Fungsi nitrogen dalam tumbuhan sangat banyak
sehingga terjadinya pengurangan pada larutan medium hoagland (Sutarno, 2009).
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil data compile yang
dilampirkan pada lampiran A terjadi penurunan pada unsur nitrogen sehingga hasil
percobaan dapat disimpulkan sesuai dengan literature pada jurnal Sutarno.
Nitrogen dapat diserap oleh tumbuhan hanya dalam bentuk senyawa
ammonia (NH4+) dan nitrat (NO3
-). Pergerakan unsur hara dari tanman melalui
difusi ion dari larutan tanah bersamaan dengan gerakan air menuju akar.
Mekanisme penyerapan air dibantu dengan adanya ion, difusi, dan carrier. Gerakan
keluar akar tanpa menggunakan energi atau dengan transport pasif sedangkan
pergerakan kedalam akar dari lingkungan membutuhkan energy untuk
pengangkutan. Sedangkan pada pergerakan air kedalam akar dari tanah hal ini
disebabkan karena adanya transpirasi. Penggunaan difusi biasanya digunakan untuk
masuknya H2PO4- dan K +. Sedangkan aliran massa dengan pergerakan air
membawa NO3-, Mg2+, dan Ca2+ (Sutarno, 2009).
Nitrogen bebas dari atmosfer difiksasi oleh bakteri pemfiksasi gas nitrogen
dan merubahnya kedalam bentuk ammonia dan direduksi kembali menjadi nitrat
oleh bakteri nitrifikasi, amonia atau nitrat dapat diserap melalui akar, pucuk dan
daun dapat dilihat lebih jelas pada gambar 4.1. Mekanisme tersebut bila tanaman
dalam media tanah. Pasa medium tanah dan selain tanah (hidroponik) unsur yang
diabsorbsi dari akar menuju daun dibantu dengan adanya transpirasi kemudian
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
16/24
terjadinya asimilasi nitrat yang menghasilkan asam glutamate sebagai bahan dasar
biosintesis asam amino dan asam nukleat (Sutarno, 2009).
Gambar 4. 1 Penyerapan nitrat dan amonium pada tanaman
(Campbell, 2012)
4.2.2 Fungsi makronutrien dan mikronutrien dan pengaruhnya terhadap
tanaman
Fungsi dari makronutrien adalah sebegai penyedia unsur yang banyak
dibutuhkan oleh tanaman seperti C, H, O, P, K, N, S dan Mg digunakan untuk
metabolism pada tumbuhan sedangkan mikronutrien digunakan untuk
menyediakan unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah sedikit
diantaranya Fe, Mo, Cu, B, Mn, dan Zn digunakan sebagai pertumbuhan,
perkembangan tanaman, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit atau hama
(Taiz&Zeiger, 2002).
Klorosis adalah kekurangannya atau tidak adanya klorofil pada daun,
biasnya daun berwarna kekuningan sedangkan nekrosis adalah matinya suatu selkarena kekurangan suatu nutrisi pada daun akan berwarna kecoklatan (Roidah,
2014). Berdasarkan hasil percobaan ditemukan terjadinya klorosis dan nekrosis
terjadi pada suatu tanaman hal ini disebabkan karena atas normal yang diserap oleh
suatu tanaman adalah mengamilasi 30-70% dari pupuk yang diberikan, jika tidak
mencapai batas normal nitrogen yang diserap daun akan mengalami nekrosis dan
klorosis dengan penampakan daun berwarna kuning membentuk huruf V dan di
ujung daun akan berwana coklat mengering (Kementrian Pertanian, 2010). Selain
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
17/24
itu nitrogen merupakan suatu faktor pembentuk klorofil, jika kekurangan nitrogen
maka akan menghambat pembentukan klorofil sehingga daun akan klorosis.
Kelebihan nitrogen menyebabkan pigmen klorofil semakin berwarna hijau tua
sehingga optimum dalam penyerapan cahaya dan menghasilkan peningkatan
fotosintat (Sutarno, 2009).
Posfat mempunyai fungsi penting dalam tanaman berperan sebagai
penyusun membrane plasma, senyawa berenergi tinggi (ATP), dan asam nukleat
serta peningkatan pertumbuhan. Kelebihan unsur P akan menurunkan penyerapan
Zn dan Cu sehingga tumbuhan akan menyebabkan defesiensi kedua unsur tersebut.
Defesiensi posfor menyebabkan daun suatu tanaman berwarna hijau gelap atau
hijau kebiruan hal ini disebabkan karena penimbunan gula ditunjukkan dengan
pigmentasi antosianin pada bagian dasar batang dan urat daun (Sutarno, 2009).
Defesiensi mikronutrien menyebabkan mudah terserang penyakit atau
hama, contohnya pengurangan unsur Mn menyebabkan cendawan Pythium, pada
unsur tembaga dan seng dapat menekan tumbuhnya mikroba jika dalam konsetrsai
yang tinggi menjadi racun tanaman (Rosiliani, 2005).
Kematian yang terjadi pada tanaman karena kekurangan salah satu atau
beberapa nutrisi yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan suatu tanaman
dan menghambat reaksi metabolism tanaman, sedangkan berdasarkan pengamatan
selain defesiensi, kematian pada tumbuhan ini disebabkan karena terjepitnya bagian
batang dengan kapas dan gabus sehingga terlihat penguningan terjadi dan
pembusukan disekitar lubang gabus (Rosiliani, 2005).
Berdasarkan hasil pengamatan dari data compile beberapa kelompok pada
lampiran A diantaranya defesiensi posfor tidak mengalami daun menjadi warna
kebiruan atau hijau gelap namun terjadinya daun berwarna kuning tidak sesuai
dengan jurnal dari Sutarno, kematian ini disebabkan karena terhimpitnya batang
kangkung dengan gabus dan kapas didukung oleh penelitian Rosaliana pada
bukunya yang berjudul “Budidaya Tanaman Sayur dengan Sistem Hidroponik”.
Sedangkan pengurangan difesiensi nitrogen berdasarkan literatur akan berwarna
kuning sesuai dengan percobaan, pengurangan mikronutrien akan menyebabkan
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
18/24
mudahnya terserang penyakit namun tidak sesuai literatur tanaman mati karena
terhimpit begitu juga pada tanaman dengan tanpa defesiensi (Rosiliani, 2005).
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
19/24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh optimasi penggunaan medium Hoagland terhadap pertumbuhan
tanaman dan kadar Nitrat pada medium adalah 10%.
2.
Pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap kadar klorofil
kangkung adalah tidak dapat ditentukan karena daun mati.
5.2 Saran
1. Pemotongan gabus untuk penyangga tanaman dibentuk lingkaran
2. Simpan tanaman pada tempat yang berair saat pengerjaan membuat tempat
sebagai hidroponik agar tanaman tetap segar.
3. Pemberian kapas pada lubang untuk batang tanaman jangan terlalu padatkarena
akan menyebabkan kematian pada tanaman.
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
20/24
Daftar Pustaka
Campbell. 2012. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gardner. 1991. Fisiologi Tanman Budidaya. Jakarta: Pebnerbit UI Press.
Hanan, J. J. 1974. Hydrophonics. Experiment Station Fort Collins General Series 941, 1
(1) : 1-5.
Hayati, M. 2006. Hidroponik. PENGGUNAAN SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA
ALTERNATIF DAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA
PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT
SECARA HIDROPONIK , 1 (2) : 63-68.
Hikam, M. A. 2002. Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang
berubah. Jakarta: Rumah Buku.
Kementrian Pertanian. (2010, Februari 02). Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara
pada Tanaman Jagung. Gejala (Kekurangan) Hara pada Tanaman Jagung, pp. 1-
5.
Lehtonen. 1993. Ipomea aquatica on Chinese Water Spinach. Chinese: Hyattsville.
Nurwahyuni, E. 2012. OPTIMALISASI PEKARANGAN MELALUI BUDIDAYA
TANAMAN SECARA HIDROPONIK. Optimalisasi Lahan Pekarangan Untuk
Peningkatan Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Agribisnis, 1 (3) :863-868.
Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
Tulungagung: Bonorowo.
Rosiliani, R. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Bandung:
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN.
Soesilo, Y. A. 2007. Journal of Indonesian Applied Economics. Penyebab Kemiskinan
Masyarakat Tani Studi Di Dusun Ngebrong, Desa Tawangsari, Kecamatan
Pujon, Kabupaten Malang, 1 (1) : 57-67.
Sutarno, S. 2009. Hidroponik. Biomassa, kandungan klorofil dan nitrogen daun dua
varietas cabai (capsium annum L) pada berbagai perlakuan pemupukan, 1 (1) :
9-16.
Taiz&Zeiger. 2002. Plant Physiology Ed 3. California: Sinauer Associates.
Vuttipongchaikij, S. 2013. Maejo International Journal of Science and Technology.
Effects of nutrient media on vegetative growth of Lemna minor and Landoltia
punctata during in vitro and ex vitro cultivation, 7 (1) : 60-69.
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
21/24
Lampiran A
Foto Hasil Control Ket
Kelompok 1
-
Tidak
ada data
Kelompok 5
Kelompok 8
minggu ke 1-2-3-4
Kelompok 13
Foto Hasil Defesiensi N
Kelompok 2 Tidak
ada data
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
22/24
Kelompok 6
Kelompok 10
minggu ke-1-2-3
Kelompok 14
Foto Hasil Defesiensi P
Kelompok 3
Kelompok 7
tabel 4.1
Tabel
4.1
Kelompok 11
Gambar minggu ke-1-2-3-4
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
23/24
Kelompok 5
Foto Hasil Defesiensi Mikronutrien
Kelompok 4
Kelompok 8
Kelompok 12
Gambar minggu ke-1-2-3-4
Kelompok 16
-
Tidak
ada data
Lampiran data kelompok 12
-
8/18/2019 Laporan Hidroponik
24/24
Tabel 4. 4 Hasil Pengamatan kadar nitrat dan klorofil
Pengukuran
ke-
Nitrat Klorofil
Absorbansi Konsentrasi
(mg/ml)
Absorbansi
645nm
Absorbansi
663 nm
Konsentrasi
(mg/ml)
1 -0,008 3,1888x10-3 0,2045 0,495 8,1008x10-3
2 0,015 3,2665x10-3 0,23 0,141 - (berat