laporan hidroponik

Upload: neng-lina

Post on 06-Jul-2018

319 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    1/24

    LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK SAINS TUMBUHAN (BI-2204) 

    PENYERAPAN NITROGEN, LUAS DAUN, TINGGI SHOOT,KADAR KLOROFIL PADA TANAMAN KANGKUNG ( Ipomea

    aquatica) HIDROPONIK MENGGUNAKAN MEDIUM

    HOAGLAND 

    Tanggal Praktikum: 24 Februari 2016

    Tanggal Pengumpulan: 31 Maret 2016

    Disusun oleh:

     Neng Lina Rohmawanti

    10614073

    Kelompok 07

    Asisten:

    Maria M. Makajanma

    (10612013)

    PROGRAM STUDI BIOLOGI

    SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    BANDUNG

    2016 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    2/24

    BAB I 

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Masyarakat Indonesia terkenal sebagai masyarakat agraris yang kaya akan hasil

     pertanian dan terkenara pengekspor beras kenegara lain pada zamannya. Namun,

    sekarang telah berubah beras dipasok dari negara luar untuk memenuhi kebutuhan

     beras masyarakat didalam negeri. Perubahan yang sangat drastis ini disebabkan

    karena banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman

    atau lahan industri dengan berbagai sektor (Hikam, 2002).

    Penyebab lain selain kurangnya lahan karena tanah dan air Indonesia mulai

    mengalami pencemaran limbah-limbah bahaya hasil dari industri yang tidak

     bertanggung jawab, sehingga mempengaruhi pH akan bersifat basa atau lebih asam,

    zat bahaya mengganggu pertumbuhan seperti logam berat menyebabakan

     penghambatan pertumbuhan pada tanaman (Soesilo, 2007).

    Sebagian besar pemanfaatan lahan yang ada dan digunakan sebagai lahan

     pertanian menghasilkan produksi yang sedikit dan kurang berkualitas. Selain, faktor

    lingkungan yang tidak mendukung, keahlian dan dasar pemahaman para petani

    yang kurang dalam memelihara dan mengelola lahan pertaniannya. Seringkali gagal

     panen karena adanya serangan hama yang tidak dapat diatasi, kebanjiran dan

    kekeringan (Soesilo, 2007).

    Berdasarkan permasalahan yang ada sehingga dibutuhkannya suatu media

    tanam yang baru dengan tanpa menggunakan tanah melalui penanaman secara

    hidroponik untuk mengatasi terjadinya ketidakmampuan mengatasi pestisida,

    menghasilkan hasil panen yang cepat, bernutrisi, higienis dan tanpa pestisida, salah

    satu penggunaan hidroponik menggunakan medium Hoagland sebagai media tanam

     pengganti tanah (Rosiliani, 2005).

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    3/24

    1.2 

    Tujuan

    Untuk memecahkan permasalahan yang dipaparkan di latar belakang, dapat

    dilakukan sebagai berikut:

    1.  Menentukan pengaruh optimasi penggunaan medium Hoagland terhadap

     pertumbuhan tanaman dan kadar Nitrat pada medium

    2. 

    Menentukan pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap

    kadar klorofil kangkung

    1.3 

    Hipotesis

    1. 

    Terjadinya pengaruh optimum pada medium Hoagland terhadap

     pertumbuhan tanaman dan penyerapan nitrat pada tanaman

    (Vuttipongchaikij, 2013).

    2. 

    Pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap kadar klorofil

    kangkung akan lebih meningkat (Sutarno, 2009)

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    4/24

    BAB II 

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Hidroponik, Jenis-Jenis Hidroponik, Kelebihan, Kekurangan dan

    Skema Hidroponik

    Hidroponik adalah suatu teknik menanam tanpa menggunakan media tanah

    namun menggunakan larutan nutrisi dalam air (Taiz&Zeiger, 2002). Selain media

     berupa air terdapat media berasal dari sabut kelapa, kerikil, pasir, batu apung,

     potongan kayu dll (Rosiliani, 2005). Berdasarkan prinsip dasar hidroponik terbagi

    menjadi dua jenis yaitu hidroponik substrat dan NFT ( Nutrient Film Technique).

    Hidroponik substrat merupakan hidroponik yang mengunakan zat padat yang

    mampu menyimpan, menyediakan air, nutrisi, dan oksigen. Sedangkan, NFT

    dengan meletakkan aka pada lapisan air yang diberi nutrisi dan aerasi (Roidah,

    2014).

    Kelebihan dari sistem tanaman menggunakan hidroponik diantaranya

     pemberian pupuk efesien, pemberian nutrisi yang sesuai, dapat memelihara lebih

     banyak tanaman pada lahan sempit, bebas pestisida dan pengendalian hama lebih

    terkontrol (Roidah, 2014). Sedangkan kekurangannya yaitu dibutuhkan keahlian

    dalam membuat medium atau senyawa kimia, investasi yang besar di awal

     penyediaan dan perwatan perangkat hidroponik sulit (Roidah, 2014). Berikut

     beberapa skema yang digunakan dalam penanaman hidroponik.

    Gambar 2. 1 Hidroponik Sederhana Sistem Wick

    (Nurwahyuni, 2012)

    Gambar 2. 2 Macam-Macam Skema Hidroponik

    (Hanan, 1974)

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    5/24

      Gambar 2.2 A simple dan mudah untuk diikuti, B bisa dilakukan

     pengurasan, C dan D terdapatnya sistem filter jamur dan bakteripada rangkaian

    hidroponik (Hanan, 1974).

    2.2 Medium Hidroponik (komposisi dan fungsi medium hoagland)

    Medium Hoagland pertama kali digunakan pada tanaman tomat dan

    digunakan juga sebagai larutan standar untuk penelitian kultur air. Medium

    Hoagland menghasilkan pertumbuhan yang optimal sesuai dengan percobaan yang

    dilakukan Mardhiah menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan medium lainnya (Hayati, 2006). Fungsi dari medium Hoagland ini

    digunakan untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti

    makronutrien dan mikronutrien (Hayati, 2006).

    Gambar 2. 3 Komposisi Medium Hoagland

    (Vuttipongchaikij, 2013)

    Gambar 2. 4 Perbandingan Komposisi Unsur

     Hara dengan Medium lain

    (Vuttipongchaikij, 2013)

    2.3 Deskripsi Tanaman

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    6/24

      Kangkung merupakan sayuran yang sering digunakan masyarakat sebagai

     bahan pangan. Morfologi daun kangkung berbentuk meruncing berwarna hijau tua

    dan dibagian abaksial berwarna hijau muda. Bagian batang berbentuk bulat dan

    memanjang, berlubang dibagian tengah dan banyak mengandung air, percabangan

    yang banyak berbuku-buka disetiap buku dapat mengeluarkan akar. Akar kangkung

    air lebih pendek, kurang kuat dan lebih gelap dibandingkan dengan kangkung darat

    dengan keduanya merupakan perakaran serabut. Organ reproduktif terdapat bunga

     berbentuk seperti terompet berwarna putih, buah berbentuk bulat berwarna hijau

    (muda) menjadi hitam ketika tua dan biji bulat berwarna kecoklatan (Lehtonen,

    1993).

    Tanaman yang digunakan dalam penelitin ini adalah kangkung air ( Ipomea

    aquatica) berhabitat di kolam, danau, sawah, parit dan daerah limbah, daerah

    lembab dan berair atau perairan yang tergenang hal ini didukung dengan struktur

    sel daun yang terdapat pada kangkung air yaitu stomata bertipe parasitik.Kangkung

    air merupakan tumbuhan hidrofit dengan akar tanaman didasar air dan tubuhnya

    diatas permukaanair (Lehtonen, 1993). Berikut merupakan klasifikasi kangkung air

    (Lehtonen, 1993),

    Kingdom : Plantae

    Devisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Solaneles

    Famili : Convolvulaceae

    Genus : Ipomea

    Spesies : Ipomea aquatic

    2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Turunan Hidroponik

    Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanan dengan hidroponik

    diantaranya suhu, pH, kelembaban, cahaya, air, temperatur, oksigen. Formula

    nutrisi yang berbeda pada tanaman menghasilkan pH larutan yang berbeda, pH

    larutan yag direkomendasikan tanaman sayur hidroponik yaitu 5,5 - 6,5. Kelebihan

     pH menyebabkan ketersediaan unsur Mn, Cu, Fe dan Zn berkurang sedangkan pH

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    7/24

    yang lebih rendah menyebabakna penurunan ketersediaan unsur P, Ca, K dan Mg

    (Rosiliani, 2005). Suhu dan kelembaban akan mempengaruhi kebutuhan EC

    ( Electrolit Conductivity) merupakan aliran listrik dalam air dan mengetahui cocok

    tidaknya suatu nutrisi yang diberikan pada tanaman menggunakan alat EC meter.

    Selain itu suhu yang tinggi mempengaruhi terhadap ketersediaan oksigen yang

    menurun seingga aerasi pada tanaman buruk mengakibatkan tanaman cepat mati

    (Rosiliani, 2005).

    Cahaya berpengaruh terhdapa pertumbuhan suatu tanaman karena cahaya

    merupakan faktor pertumbuhan yang diserap oleh klorofil sebagai bahn baku

    fotosintesis. Intesitas cahaya matahari yang tinggi menyebakan laju penguapan

    lebih tinggi sehingga tanaman akan cepat mati jika intensitas cahaya matahai sedikit

    (kurang) mengakibatkan tanaman layu dan mati secara lambat (Rosiliani, 2005).

    2.5 Mekanisme Pembentukan Klorofil sebagai Hasil Metabolisme Nitrogen

    Kloroplas mengandung pegmen klorofil yang digunakan untuk penyerapan

    cahaya dalam proses fotosintesis. Energi dari cahaya tersebut digunakan untuk

    memecah H2O sehigga dihasilkan O2, H+ dan elektron. Molekul klorofil disusun

    oleh unsur makro yaitu N dan Mg sehingga kandungan klorofil dalam suatu daun

    dapat digunakan sebagai indikator tumbuhan terhadap defesiensi mineral (Gardner,

    1991).

    Bila ketersediaan unsur makro N dan Mg berkurang maka klorofil tidak

    mudah dibentuk. Unsur makro nitrogen berfungsi juga sebagai penyusun

    hormonesitosin dan auksin, faktor pembatas utama dalam tanaman budidaya, dan

    komponen utama bahan kering dari bahan protoplasma tumbuhan (Gardner, 1991). 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    8/24

    BAB III 

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat dalam

    Tabel 3.1.

    Tabel 3. 1 Alat dan Bahan

    Alat Bahan

    Spidol marker UV

    Spektrofotometer

    Kecambah

    kangkung

    Larutan

    Mikronutrien

    (Tabel 3.4)

     pH meter Selang Tanah/sekam Larutan FeEDTA

    Penggaris Aerator Pupuk kandang 2 ml NaCl

    Alat tulis Cuvet

    Spektrofotometer

    Aquades Larutan

    mikronutrien

    (Tabel 3.3)

    Baskom 5 l Alat HACH Kalsium karbonat

    (10 g/l)

    Medium

    Hidroponik (tabel

    3.2)

    Papan penyangga Mortar Air nutrient 10 ml H2SO4

    Gunting Saringan Buchner Sterofoam 0,5 ml Brussin

    sulfat

    Cutter   Lakban Busa 50 ml Aseton

    80%

    3.2 Cara Kerja

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    9/24

    Cara kerja dispesifikasikan kedalam perlakuan setiap bagian-bagian berikut:

    3.2.1  Penyediaan tanaman kangkung

    Kecambah kangkung diseleksi, dipilih yang sehat dan segar. Kemudian,

    dikeluarkan dari media semainya dan dicuci dengan air bersih, lalu dipindahkan

    ke dalam media air ditambah dengan larutan CaCO3 sebangak 10 gr/l. Setelah

    itu, diaklimatisasi selama 24 jam kemudian dipindahkan kedalam medium air.

    Kecambah ini dipindahkan ke medium yang telah ditentukan konsentrasin

    setiap nutriennya lalu gunakan control medium Hoagland. Tempat medium

    ditandai batas tinggi air dengan spidol untuk penamabahan setiap hari selama

    empat minggu.

    Pengukuran pH meter dilakukan selama tiga hari sekali dengan rentang pH

    meter sekitar 6,0-6,5. Jika larutan terlalu asam maka ditambahkan larutan

     NaOH atau jika larutan medium terlalu basa maka ditambahkan HCl hingga

    mencapai pH yang ditentukan. Suhu 24-260C dan kelembaban 90% dijaga tetap

    sama.

    3.2.2  Pembuatan medium hidroponik

    Larutan stock ditambahkan makronutrien dengan komposisi pada table 3.3

    dan ditambahkan FeEDTA sehingga didapatkan larutan campuran dari senyawa

    tersebut.Kemudian, Larutan campuran tersebut ditambahkan FeSO4.7H2O 5,57

    gr dalam 200 ml aquades, kedua larutan yang ditambahkandicampurkan. Lalu,

    tambahkan aquades hingga satu liter. Kemudian ditambahkan mikronutrien

     pada tabel 3.4.

    3.2.3  Perangkaian instalasi hidroponik dan pengukuran parameter

    Papan penyangga diukur dan dipotong hingga ukuran sesuai dengan ukuran

     bak percobaan kemudian ditandai lima sisi yang berbeda dengan ukuran 2x2

    cm. Setelah itu, ditambahakan selang dan aerator jika ada.

    Pengukuran parameter yang diamati diantarnya pengukuran nitrat, luas

    daun, panjang batang, dan kadar klorofil daun. Pengukuran kadar klorofil daun

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    10/24

    dan pengukuran nitrat dilakukan pada minggu ke-0 dan minggu ke-4, sedangkan

     jika pengukuran luas daun dan panjang dilakukan setiap satu minggu sekali.

    Sampel minggu ke-0 dan minngu ke-4 diambil 5 ml, lalu ditambahkan NaCl

    1 ml, H2SO4 5 ml dan 0,3 ml reagen brussin sulfat. Setelah itu, larutan diaduk

    dan dipanaskan dengan penangas air selama 20 menit, kemudian didinginkan

    dan dimasukkan ke dalam cuvet spektrofotometer denga. Kemudian diukur

    kadar dengan alat HACH dengan panjang gelombang 507 nm dan metode 351.

    Daun diukur dengan menggambar diatas kertas setelah itu ditimbang dan

    dilakukan penimbangan pada kertas yang sama dengan luas 1 cm x 1 cm

    menggabarkan luas daun saat berat sekian pada 1m2. Dilakukan perbandingan

    antara berat dan luas yang didapatkan.

    Kadar klorifl diukur dengan mengambil dau sebanyak 1 gr kemudian

    digerus menggunakan mortar, lalu diekstrak dengan 50 ml aseton 80% hingga

    klorofil terlarut, lakukan ekstraksi selama 5 menit. Ekstrak akan disaring

    dengan saringan Buchner, hasil saringan yang didapatkan dipindahkan ke labuukur. Setelah itu, ditambahkan larutan aseton hingga volem 100 ml. Lalu diukur

    dengan UV/Visible spektrofotometer sehingga didapatkan nilai absobansinya,

    digunakan dalam kesatuan mg/l. Pertumbuhan batang diukur dengan

     pengukuran pada batang menggunakan penggaris dari atas papan penyangga,

    sehingga didapat hasil pengukuran tinggi batang.

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    11/24

    BAB IV 

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan dan Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada table berikut, sebagai

     berikut: 

    Tabel 4. 1 Hasil pengamatan tanaman hidroponik

    Tanggal

    Pengamatan

    Foto Keterangan

    24/02/2016 Tanaman A-E

    masih hidup hanya

    sedikit layu dan

    dua daun

    (kotiledon) dari

     bawah mati pada

    tanaman E

    26/02/2016 dua daun

    (kotiledon) dari

     bawah membusuk

     pada tanaman D &

    E, tanaman layu

    dan mulai

    menguning pada

    sebagian daun 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    12/24

    08/03/2016 Tanaman A,B,D,E

    mati dan tanaman

    C terjadi

     pembusukan di

    daun bagian

     bawah

    11/03/2016 A,B,D,E mati,

    membusuk dan

    mongering

    sedangkan pada

    tanaman C

    menguning

    Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan kadar nitrat dan klorofil

    Penguk

    uran

    ke-

    Nitrat Klorofil

    Absorbansi Konsentrasi

    (mg/ml)

    Absorbansi

    645nm

    Absorbansi

    663 nm

    Konsentrasi

    (mg/ml)

    1 0,25 0,33 0,654 0,2605 0,95

    2 0,025 0,032 - - -

    Tabel 4. 3 Pengmatan luas daun

    Tana

    man

    ke-

    Daun

    ke-

    Luas (cm2)

    Minggu ke-

    0 1 2 3 4

    (24/2/16) (1/3/16) (8/3/16) (15/3/16) (22/3/16)

    A 1 4,4130 6,06 - - -

    2 5,5652 6,26 - - -

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    13/24

    B 1 4,1087 4,213 - - -

    2 3,3913 3,48 - - -

    C 1 6,2830 6,826 7,16 - -

    2 6,1956 6,44 5,5867 - -

    D 1 3,7174 3,7391 - - -

    2 3,7391 9,13 - - -

    E 1 3,9130 4,12 - - -

    2 2,9130 1,226 - - -

    Tanaman

    ke-

    Tinggi (cm)

    Minggu ke-

    0 1 2 3 4

    A 7,7 7,8 - - -

    B 9,4 9,5 - - -

    C 8,65 10,4 11,3 - -

    D 8,35 11 - - -

    E 8,8 9 - - -

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan pembahsan sebagai berikut:

    4.2.1 Pengaruh konsentrasi nitrat pada medium dan hubungannya dengan

    kandungan klorofil daun, luas daun dan tinggi tanaman

    Berdasarkan hasil pengamatan pada grafik 4.1 didapatkan konsentrasi nitrat

    terjadi penurunan dari 0,95 mg/l menjadi 0 hal ini sesuai dengan literature jika

    terjadinya penurunan terhadap klorofil karena dapat dipengaruhi oleh defesiensi

     posfor. Posfor berfungsi sebagai sintesis asam nukleat dan berperan dalam

     pembentukan ATP. Berdasarkan hasil pengamatan dan grafik 4.1 terjadinya

     pengurangan pada kadar nitrat dari 0,33 menjadi 0,032 atau (,33

    ,32% = 10%) hal

    ini disebabkan karena unsur nitrogen berperan penting dalam metabolism

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    14/24

     pertumbuhan, perluasan daun dan pembentukan klorofil akan dibahas lebih lanjut

     pada paragraph selanjutnya (Sutarno, 2009). Pada grafik 4.2 menunjukan tumbuhan

    yang bertahan pada tanaman C.

    Grafik 4. 1 Hasil pengukuran Klorofil dan Nitrat

    0.33

    0.032

    0.95

    00

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    Minggu ke-1 Minggu ke-2

       m   g    /    l

    Waktu

    Konsentrasi Klorofil dan Nitrat

    Nitrat Klorofil

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0 1 2 3 4

       K   o   n   s   e   n   t   r   a   s   i   n   i   t   r   a   t

    Minggu Ke-

    Luas Daun

    A1

    A2

    B1

    B2

    C1

    C2

    D1

    D2

    E1

    E2

    Grafik 4. 2 Hasil pengukuran luas daun 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    15/24

      Hubungan antara berkurangnya nitrat dalam suatu medium Hoagland

    mempengaruhi pertambahan luas daun, hal ini disebakan karena unsur makro N dan

    Mg sebagai faktor penyusun klorofil sehingga kandungan klorofil dapat digunakan

    sebagai indikator tumbuhan terhadap defisiensi mineral, pembentukan klorofil

    sebagai katalisator terjadinya suatu fotosintesis, hasil fotosintesis ini digunakan

    untuk metabolism tumbuhan. Nitrogen berfungsi sebagai pemberian warna hijau

     pada klorofil, semkain banyak nitrogen semakin hijau suatu daun dan semakin

     banyak fotosintat yang dihasilkan, mendorong pertumbuhan batang dan daun,

    sebagai sintesis klorofil dan sintesis protein maupun enzim, komponen penyusun

    hormon sitokinin dan auksin. Fungsi nitrogen dalam tumbuhan sangat banyak

    sehingga terjadinya pengurangan pada larutan medium hoagland (Sutarno, 2009).

    Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil data compile yang

    dilampirkan pada lampiran A terjadi penurunan pada unsur nitrogen sehingga hasil

     percobaan dapat disimpulkan sesuai dengan literature pada jurnal Sutarno.

     Nitrogen dapat diserap oleh tumbuhan hanya dalam bentuk senyawa

    ammonia (NH4+) dan nitrat (NO3

    -). Pergerakan unsur hara dari tanman melalui

    difusi ion dari larutan tanah bersamaan dengan gerakan air menuju akar.

    Mekanisme penyerapan air dibantu dengan adanya ion, difusi, dan carrier. Gerakan

    keluar akar tanpa menggunakan energi atau dengan transport pasif sedangkan

     pergerakan kedalam akar dari lingkungan membutuhkan energy untuk

     pengangkutan. Sedangkan pada pergerakan air kedalam akar dari tanah hal ini

    disebabkan karena adanya transpirasi. Penggunaan difusi biasanya digunakan untuk

    masuknya H2PO4-  dan K +. Sedangkan aliran massa dengan pergerakan air

    membawa NO3-, Mg2+, dan Ca2+ (Sutarno, 2009).

     Nitrogen bebas dari atmosfer difiksasi oleh bakteri pemfiksasi gas nitrogen

    dan merubahnya kedalam bentuk ammonia dan direduksi kembali menjadi nitrat

    oleh bakteri nitrifikasi, amonia atau nitrat dapat diserap melalui akar, pucuk dan

    daun dapat dilihat lebih jelas pada gambar 4.1. Mekanisme tersebut bila tanaman

    dalam media tanah. Pasa medium tanah dan selain tanah (hidroponik) unsur yang

    diabsorbsi dari akar menuju daun dibantu dengan adanya transpirasi kemudian

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    16/24

    terjadinya asimilasi nitrat yang menghasilkan asam glutamate sebagai bahan dasar

     biosintesis asam amino dan asam nukleat (Sutarno, 2009).

    Gambar 4. 1 Penyerapan nitrat dan amonium pada tanaman

    (Campbell, 2012)

    4.2.2 Fungsi makronutrien dan mikronutrien dan pengaruhnya terhadap

    tanaman

    Fungsi dari makronutrien adalah sebegai penyedia unsur yang banyak

    dibutuhkan oleh tanaman seperti C, H, O, P, K, N, S dan Mg digunakan untuk

    metabolism pada tumbuhan sedangkan mikronutrien digunakan untuk

    menyediakan unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah sedikit

    diantaranya Fe, Mo, Cu, B, Mn, dan Zn digunakan sebagai pertumbuhan,

     perkembangan tanaman, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit atau hama

    (Taiz&Zeiger, 2002).

    Klorosis adalah kekurangannya atau tidak adanya klorofil pada daun,

     biasnya daun berwarna kekuningan sedangkan nekrosis adalah matinya suatu selkarena kekurangan suatu nutrisi pada daun akan berwarna kecoklatan (Roidah,

    2014). Berdasarkan hasil percobaan ditemukan terjadinya klorosis dan nekrosis

    terjadi pada suatu tanaman hal ini disebabkan karena atas normal yang diserap oleh

    suatu tanaman adalah mengamilasi 30-70% dari pupuk yang diberikan, jika tidak

    mencapai batas normal nitrogen yang diserap daun akan mengalami nekrosis dan

    klorosis dengan penampakan daun berwarna kuning membentuk huruf V dan di

    ujung daun akan berwana coklat mengering (Kementrian Pertanian, 2010). Selain

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    17/24

    itu nitrogen merupakan suatu faktor pembentuk klorofil, jika kekurangan nitrogen

    maka akan menghambat pembentukan klorofil sehingga daun akan klorosis.

    Kelebihan nitrogen menyebabkan pigmen klorofil semakin berwarna hijau tua

    sehingga optimum dalam penyerapan cahaya dan menghasilkan peningkatan

    fotosintat (Sutarno, 2009).

    Posfat mempunyai fungsi penting dalam tanaman berperan sebagai

     penyusun membrane plasma, senyawa berenergi tinggi (ATP), dan asam nukleat

    serta peningkatan pertumbuhan. Kelebihan unsur P akan menurunkan penyerapan

    Zn dan Cu sehingga tumbuhan akan menyebabkan defesiensi kedua unsur tersebut.

    Defesiensi posfor menyebabkan daun suatu tanaman berwarna hijau gelap atau

    hijau kebiruan hal ini disebabkan karena penimbunan gula ditunjukkan dengan

     pigmentasi antosianin pada bagian dasar batang dan urat daun (Sutarno, 2009).

    Defesiensi mikronutrien menyebabkan mudah terserang penyakit atau

    hama, contohnya pengurangan unsur Mn menyebabkan cendawan Pythium, pada

    unsur tembaga dan seng dapat menekan tumbuhnya mikroba jika dalam konsetrsai

    yang tinggi menjadi racun tanaman (Rosiliani, 2005).

    Kematian yang terjadi pada tanaman karena kekurangan salah satu atau

     beberapa nutrisi yang digunakan untuk mempertahankan kehidupan suatu tanaman

    dan menghambat reaksi metabolism tanaman, sedangkan berdasarkan pengamatan

    selain defesiensi, kematian pada tumbuhan ini disebabkan karena terjepitnya bagian

     batang dengan kapas dan gabus sehingga terlihat penguningan terjadi dan

     pembusukan disekitar lubang gabus (Rosiliani, 2005).

    Berdasarkan hasil pengamatan dari data compile beberapa kelompok pada

    lampiran A diantaranya defesiensi posfor tidak mengalami daun menjadi warna

    kebiruan atau hijau gelap namun terjadinya daun berwarna kuning tidak sesuai

    dengan jurnal dari Sutarno, kematian ini disebabkan karena terhimpitnya batang

    kangkung dengan gabus dan kapas didukung oleh penelitian Rosaliana pada

     bukunya yang berjudul “Budidaya Tanaman Sayur dengan Sistem Hidroponik”.

    Sedangkan pengurangan difesiensi nitrogen berdasarkan literatur akan berwarna

    kuning sesuai dengan percobaan, pengurangan mikronutrien akan menyebabkan

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    18/24

    mudahnya terserang penyakit namun tidak sesuai literatur tanaman mati karena

    terhimpit begitu juga pada tanaman dengan tanpa defesiensi (Rosiliani, 2005). 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    19/24

     

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1.  Pengaruh optimasi penggunaan medium Hoagland terhadap pertumbuhan

    tanaman dan kadar Nitrat pada medium adalah 10%.

    2. 

    Pengaruh optimasi penggunaan Medium Hoagland terhadap kadar klorofil

    kangkung adalah tidak dapat ditentukan karena daun mati.

    5.2 Saran

    1. Pemotongan gabus untuk penyangga tanaman dibentuk lingkaran

    2. Simpan tanaman pada tempat yang berair saat pengerjaan membuat tempat

    sebagai hidroponik agar tanaman tetap segar.

    3. Pemberian kapas pada lubang untuk batang tanaman jangan terlalu padatkarena

    akan menyebabkan kematian pada tanaman.

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    20/24

    Daftar Pustaka

    Campbell. 2012. Biologi. Jakarta: Erlangga.

    Gardner. 1991. Fisiologi Tanman Budidaya. Jakarta: Pebnerbit UI Press.

    Hanan, J. J. 1974. Hydrophonics. Experiment Station Fort Collins General Series 941, 1

    (1) : 1-5.

    Hayati, M. 2006. Hidroponik. PENGGUNAAN SEKAM PADI SEBAGAI MEDIA

     ALTERNATIF DAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA

    PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

    SECARA HIDROPONIK , 1 (2) : 63-68.

    Hikam, M. A. 2002. Menyongsong 2014-2019 Memperkuat Indonesia dalam Dunia yang

    berubah. Jakarta: Rumah Buku.

    Kementrian Pertanian. (2010, Februari 02). Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara

     pada Tanaman Jagung. Gejala (Kekurangan) Hara pada Tanaman Jagung, pp. 1-

    5.

    Lehtonen. 1993. Ipomea aquatica on Chinese Water Spinach. Chinese: Hyattsville.

     Nurwahyuni, E. 2012. OPTIMALISASI PEKARANGAN MELALUI BUDIDAYA

    TANAMAN SECARA HIDROPONIK. Optimalisasi Lahan Pekarangan Untuk

    Peningkatan Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Agribisnis, 1 (3) :863-868.

    Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. 

    Tulungagung: Bonorowo.

    Rosiliani, R. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Bandung:

    BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN.

    Soesilo, Y. A. 2007. Journal of Indonesian Applied Economics. Penyebab Kemiskinan

     Masyarakat Tani Studi Di Dusun Ngebrong, Desa Tawangsari, Kecamatan

    Pujon, Kabupaten Malang, 1 (1) : 57-67.

    Sutarno, S. 2009. Hidroponik. Biomassa, kandungan klorofil dan nitrogen daun dua

    varietas cabai (capsium annum L) pada berbagai perlakuan pemupukan, 1 (1) :

    9-16.

    Taiz&Zeiger. 2002. Plant Physiology Ed 3. California: Sinauer Associates.

    Vuttipongchaikij, S. 2013. Maejo International Journal of Science and Technology.

     Effects of nutrient media on vegetative growth of Lemna minor and Landoltia

     punctata during in vitro and ex vitro cultivation, 7 (1) : 60-69.

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    21/24

    Lampiran A

    Foto Hasil Control Ket

    Kelompok 1

    -

    Tidak

    ada data

    Kelompok 5

    Kelompok 8

    minggu ke 1-2-3-4

    Kelompok 13

    Foto Hasil Defesiensi N

    Kelompok 2 Tidak

    ada data 

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    22/24

    Kelompok 6

    Kelompok 10

    minggu ke-1-2-3

    Kelompok 14

    Foto Hasil Defesiensi P 

    Kelompok 3

    Kelompok 7

    tabel 4.1

    Tabel

    4.1

    Kelompok 11

    Gambar minggu ke-1-2-3-4

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    23/24

    Kelompok 5

    Foto Hasil Defesiensi Mikronutrien 

    Kelompok 4

    Kelompok 8

    Kelompok 12

    Gambar minggu ke-1-2-3-4

    Kelompok 16

    -

    Tidak

    ada data

    Lampiran data kelompok 12

  • 8/18/2019 Laporan Hidroponik

    24/24

    Tabel 4. 4 Hasil Pengamatan kadar nitrat dan klorofil

    Pengukuran

    ke-

    Nitrat Klorofil

    Absorbansi Konsentrasi

    (mg/ml)

    Absorbansi

    645nm

    Absorbansi

    663 nm

    Konsentrasi

    (mg/ml)

    1 -0,008 3,1888x10-3  0,2045 0,495 8,1008x10-3 

    2 0,015 3,2665x10-3  0,23 0,141 - (berat