tugas 1

15
Tugas Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Maternall Neonatal Dosen : Oktaviani, M.Keb Disusun : Yupina Lapenia Nim : PD.62.24.2.13.14d

Upload: helnida-zaini-kaderi

Post on 09-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

vvvffffffrr

TRANSCRIPT

Page 1: tugas 1

Tugas Asuhan Kebidanan

Kegawat Daruratan Maternall Neonatal

Dosen : Oktaviani, M.Keb

Disusun : Yupina Lapenia

Nim : PD.62.24.2.13.14d

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya

Kebidanan XV A

Tahun 2015SISA PLASENTA

Page 2: tugas 1

a. Pengertian

Rest plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam cavum utri (Saifuddin.A.B.2002). rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum sekunder (Alhamsyah,2008). Retensio sisa plasenta suatu keadaan dimana sebagian kecil dari plasenta tertinggal didalam rahim (Obstetri fisiologi prof.DR.Rustam Moehtar). Suatu bagian dari plasenta satu atau lebih lobus tertinggal didalam uterus (Sarwono,2002).

b. EtiologiSisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat

menimbulkanperdarahan post partum dini atau perdarahan post partum lambat (biasanya terjadi 6-10 hari pasca persalinan). Pada perdaraahan post partumdini akibat sisa plasenta yang ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim benar. Pada perdarahan post partum lambat gejalanya sama dengan sub involusio uteri, yaitu perdarahan yang berulang atau langsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa plasenta jarang menimbulkan syok.

c. PredisposisiMenurut Manuaba,2008 faktor predisposisi perdarahan post partum engan sisa

plasenta adalah sebagai berikut:1) Keadaan umum pasien yang mempunyaigzi rendah

a. Hamil dengan anemiab. Hamil dengan kekurangan gizi/malnutrisi

2) Kelemahan dan keluhan otot rahi,a. Grande multiparab. Jarak kehamilan dan persalinan kurang dari 2 tahunc. Persalinan lamad. Persalinan dengan tindakane. Kesalahan penanganan kala III

3) Pertolongan persalinan dengan tindakan4) Dredistensi pada kehamilan

a. Hidraamnionb. Gemelic. Berat anak yang melebihi 4000 gram.

d. Komplikasi

Komplikasi sisa plasenta adalah polip plasenta artinya plasenta masih tumbuh dan dapat menjadi besar, perdarahan terjadi intermiten sehingga kurang mendapat perhatian, dan dapat terjadidegenerasi ganas menuju korio karsinoma dengan menyertai klinisnya (Trias Acorta Sinion). Trias Acorta Sinion adalah terjadi degenerasi ganas yang berasal dari kehamilan, abortus, dan mola hidatidosa.

Page 3: tugas 1

Menurut Manuaba,2008 memudahkan terjadinya:

a. Anemia yang berkelanjutanb. Infeksi puerperium

e. Patofisioogi

Tertinggalnya plasenta/selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka (Saifuddin,2002).

Suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan (Sajiyahiri,2009).

f. Penanganaan

Menurut Achadiat,2004 penatalaksanaan sisa plasenta yaitu bila hanya sisa plasenta, pengeluaran dilakukan secara digital, manual maupun dengan menggunakan kuret besar dan tajam secara hati-hati.

Menurut obgyn 2009 penatalaksanaan sisa plasenta adalah sebagai berikut :

1. Memberikan antibiotik kombinasi (ampiciln 1 gr IV, dilanjutkan dengan ampisilin 3x1 peroral.- Jika serviks terbuka: Lakukan eksplorasi digital untuk mengeluarkan bekuan

darah atau jaringan.- Jika hanya dapat dilalui instramaen lakukan evakuasi sisa plasenta dengan

AVM/kuretase.- Jika kadar Hb lebih besar dari 8 gr%, sulfaferosus 600mg/hari peroral selama

10 hari.

ATONIA UTERI

a. Pengertian

Page 4: tugas 1

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya otot/tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dan tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta rahim. Gejala yang selalu ada uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan post partum primer). Gejala yang kadang-kadang timbul yaitu syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain).perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga masih ada darah 500-1.000 cc yang sudah keluar dan pembuluh darah, tetapi masih terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah.

Atonia terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan rundus uteri tidak terlalu banyak dijumpai karena penerimaan gerakan keluarga berencana makin meningkat).

b. Etiologi 1. Grandemultipara (paritas 5 atau lebih)

Kehamilan seorang ibu yang berulang kali, maka uterus juga akan berulang kali terengang. Hal ini akan menurunkan kemampuan berkontraksi dari uterus segera setelah lahir.

2. Kehamilan dengan mioma uterusMioma yang paling sering menjadi penyebab perdarahan postpartum adalah mioma intramular, dimana mioma berada didalam miometrium sehingga akan menghalangi uterus kontraksi.

3. Persalinan buatan (SC,forceps dan vakum ekstarksi)Persalina buatan mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah kehamilan dengan segera sehingga pada pasca salin menjadi lelah dan lemah untuk berkontraksi.

4. Persalinan lewat waktuPerengangan yang berlebih ada otot uterus karena besarnya kehamilan, ataupun juga terlalu lama menahan bebab janin menjadikan otot uterus dan lemah untuk berkontraksi.

5. Infeksi intrapartumKorioamnionitis adalah infeksi konion saat intrapartum yang potensial akan menjalar pada otot uterus sehingga menjadi infeksi dan menyebabkan gangguan untuk melakukan kontraksi.

6. Persalinan yang cepatPersalinan yang cepat mengakibatkan otot uterus dipaksa untuk segera mengeluarkan buah kehamilan dengan segera pada pasca salin menjadi lemah dan lelah untuk berkontraksi.

7. Kelainan plasentaPlasenta akreta, plasenta previa, dan plasenta lepas prematur mengakibatkan gangguan uterus untuk berkontraksi. Adanya benda asing menghalangi kontraksi yang baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.

Page 5: tugas 1

8. Anastesi/analgesik yang kuatObatanastesi/analgesik dapat menyebabkan otot uterus menjadi dalam kondisi relaksasi yang melebihi, sehingga saat dibutuhkan untuk berkontraksi, menjadi tertunda atau terganggu.

9. Induksi/augmentasi persalinanObat-obatan uterotonika yang digunakan untuk memkasa uterus berkontraksi saat proses persalinan mengakibatkan otot uterus menjadi lelah.

10. Penyakit sekunder maternalAnemia, endometritis, kematian janin dan koagulasi intravaskuler diseminata merupakan penyebab gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan tonus uterus terhambat untuk berkontraksi.

c. Predisposisi Menurut Roestman,1998 faktor predisposisi atonia uteri meliputi:1. Umur2. Paritas 3. Obstetri operatif dan narkosa4. Uterus terlalu diregang atau besar5. Kelainan pada uterus seperti mioma6. Faktor sosial ekonomi, yaitu malnutrisi

d. Komplikasi

Perarah post partum primer yang dapat mengakibatkan syok. Bila terjadi syok yang beratdan pasien terla,bat, maka dapat terjadi komplikasi lanjutanyaitu anemia dalam nifas.

e. Patofisiologi

Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluh-pembuluh darah sehingga aliran darah ditempat plasenta berhenti kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi miometrium dinamakan atonia uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama penyebab utama perdaarahan post partum.

f. Penanganaan (Sarwono prawihardjo,2005)1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri2. Pasang infus dan pemberian uterotonika, dan lakukan kompresi bimanual.3. Pastikan plasenta lahir lengkap, dan tidak ada laserasi jalan lahir.4. Beri tranfusi darah bilasangat diperlukan.5. Lakukan uji pembekuan darah.6. Bila semua tindakan diatas telah dilakukan dan tetap masih terjadi perdarahan

lakukan tindakan spesifika. KBEb. KBIc. Kompresi aorta abdominalis

Page 6: tugas 1

PERLUKAAN JALAN LAHIR

a. Pengertian

Perlukaan yang terjadi pada jalan lahir atausetelah terjadinya persalinan yang biasanya ditandai oleh perdarahan pada jalan lahir. Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina, dan uterus.

1. Robekan perineumRobekan perineum terjadi karena semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya, umumnya terjdi digaris pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pinggul bawah panggul dengan ukukran yang lebih besar pada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Luka perineum terbagi menjdi 4 tingkatan :

tingkat I: robekan pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.

Tingkat II: robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perineum transveralis, tetapi tidak mengenai spingter ani.

Tingkat III: robekan mengenai seluruh perineum dan otot spingter ani.

Tingkat IV: robekan sampai dengan mukosa rectum.2. Robekan serviks

Terjadi pada jam 3-9. Bibir depan dan bibir belakang serviks dijepit dengan klem fenster kemudian serviks ditnik sedikit untuk menentukan letak robekan dan ujung robekan.

3. Ruptur uteriRobekan dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Ruptur uteri adalah robeknyadinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perineum visceral.

b. Etiologi 1. Robekan perineum

Disebabkan oleh kepala janin lahir terlalu cepat, sudut acus pubis lebih kecil daripada biasa sehingga kepala janin lebih kebelakang daripada biasa.

2. Robekan serviksTerjadi pada pesalinan buatan: eksrtaksi dengan forceps, ekstraksi pada letak sungsang, versi dan ekstraksi,dekapitasi, perforasi, dan kraniklasi terutama kalau dilakukan pada pembukaan yang belum lengkap.

3. Ruptur uteria. Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterib. Induksi dengan oksitosin yang sembarangab/persalinan.

Page 7: tugas 1

c. Predisposisi - Faktor maternal

1. Faktor presipitatus yang tidak dikndalikan atau tidakditolong.2. Pasien tidak mampu berhenti mengejan.3. Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongsn fundus yang

berlebihan.4. Edema dan kerapuhan pada peritoneum.5. Vaskositas vulva yang melemahkan jaringan peritoneum.6. Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula

sehingga menekan kepala.7. Perluasaan episiotomi.

- Faktor janin1. Bayi yang besar2. Posisi kepla yang abnormal, misalnya presentasi muka dan ocaptoposterior3. Kelahira bokong.4. Ekstraksi forceps yang sukar.5. Distosia bahu6. Anomali congenital seperto hydrosephalus.

d. Kompilkasi 1. Jaringan parut dan stetonis (penyempitan) vagina,dapat menyebabkan nyeri

selama bersenggama dan persalinan lama pada persalinan berikutnya, jika robekan hanya setelah tidak diperbaiki.

2. Vesiko vagina, vesiko servikalis atau fistula dapat terjdi apabila robekan vagina atau serviks meluas kekandung kemih/rectum.

e. Patofisiologi 1. Robekan perineum

Robekan ini dapat dihindari dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat, sebaliknya kepala janin yang akan dilahirkan jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan.

2. Robekan serviks

Robekan serviks yang luas mengakibatkan perdarahan dan dapat menjalar kesegmen bawah uterus.. apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir lengkap dan uterus berkontraksi baik, perlu dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri.

3. Ruptur uteria. Ruptur spontan, terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulka

ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan.

Page 8: tugas 1

b. Ruptur kumatik, timbulnya ruptur karena tindakan seperti ekstraksi forceps, vakum, dll.

c. Ruptur pada bekas luka uterusTerjadi spontan atau bekas SC dan operasi pada uterus.

f. Penanganaan a. Persiapan alatb. Persiapan pasienc. Persiapan petugasd. Perawatan pasca persalinan

Teknik menjahit perlukaan perineum(tingkat I,II,III,IV).

INVERSIO UTERI

a. Pengertian Keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya kedalam

kavum uteri (Rustam Muchtar.Prof.DR.MPH.Sinopsis Obstetri).

b. Etiologi

Penyebab inversio uteri dapat secara spontan atau karena tindakan. Faktor yang memudahkan terjadinya adalah uterus lembek, lemah, tipis dindingnya, adanya uteri dan adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah. Sedangkan yang spontan dapat terjadi pada grandemultopara, atonia uteri, kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis yang longgar) tekanan intra abominal yang tinggi (misalnya mengejan dan batuk).

c. Predisposisi - Tali pusat yang pendek- Traksi yang berlebihan pada tali pusat- Tekanan pada fundus yang berlebihan- Sisa plasenta dan abnormal perlekatan plasenta (inkreta, perkreta, dikreta).- Menarik terlalau keras pada tali pusat untuk mempercepat perlepasan plasenta,

terutama (jika plasenta melekat pada fundus).- Endometritis kronis- Kelahiran setelah sebelumnya operasi SC.- Cepat/tenaga his yang panjang.- Sebelum rahim inversio- Obat tertentu seperti magnesium sulfat.- Uni cornuate rahim.

Page 9: tugas 1

- Kalainan bawaan/kelemahan rahim.

d. Komplikasi 1. Keratinisasi mkosa vagina dan portio uteri2. Dekubitis3. Hipertropi serviks uteri dan elongasioma4. Gangguan miksi danstress inkotensia5. Infeksisaluran kencing6. Infertilitas7. Gangguan partus8. Hemoroid9. Inkeserasi usus

e. Patofisiologi 1. Inversio akut2. Kontraksi cincin serviks dan bagian bawah uterus sekeliling bagian uterus yang

dilingkari.3. Edema4. Pengurangan suplai darah5. Gangren dan nekrotis6. Pelepasan jaringan nekrotis

f. Penanganaan 1. Tindakan pada inversio akut

Metode pengambilan uterus yang diuraikan oleh Johnshon metode yang efektif. Seluruh tangan operator ditempatkan pada vagina dengan ujung-ujungnya jaritangan berada pada hubungan uterocervical dan fundus uteri didalam tangan. Uterus kemudian diangkat keluar didalam rongga pelvisdan dipertahankan dalamrongga abdomen level umbilicus. Tindakan ini menakibatkan peregangan dan ketegangan pada ligamentum uterina. Tindakan ini mengakibatkan peregangan dan ketegangan pada ligamentum uterine. Kalau ligamntum tersebut tegang, tekanan pertama-tama melebarkan cincin cervikal dan keduamenarik fundus lewat cincin itu.

2. Tindakan pada inversio sub akut

Setelah cervik berkontraksi, pengembalian segera uterus tidak lagi mudah dikerjakan:

a. Vagina ditampon dengan gulungan kasa 2 inci tanpa mengembalikan uterus, sehingga mendorong serviks kedalam rongga abdomen. Sebuah kateter foley, biasanya kedalam vesica urinaria.

b. Pasien dirawat untuk mengatasi syok dan diberi tranfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang.

Page 10: tugas 1

c. Dapat digunakan antibiotikd. Selama 48 jam berikutnys diberikan infus cairan dan elektrolit dalam upaya untuk

memulihkan pasien kepada kondisi yang sesuai bagi pembedahan pada saat yang sama diharapkan terjadi sebagian involuiu uteri.

e. Dilaksanakan laparatomi dan inversio uteri dengan opersi kombinasi abdominovaginal sperti pada inversio kronis.

KELAINAN PEMBEKUAN DARAH

a. Pengertian

Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah perdarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ini.sehingga darah tetap mengalir.

b. Etiologi

Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan. Deposit ini fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjedahan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan postpartum sekunder atau perdarahan eksaserbasi dan sebab lain, terutama trauama.

Abnormalitas dapat muncul sebelum persalianan atau didapat saat persalinan. Trombositpenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau sindroma HELP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis.

c. Predisposisi1. Solusio plasenta2. Kematian janin dan plasenta3. Eklampsia4. Emboli air ketuban

d. KomplikasiBerhubungan dengan DI, sepsis oleh kuman, syok berat.

Page 11: tugas 1

e. Patofisiologi

Kelainan koagulin generalita ini dianggap sebagai akibat lepasnya subtansi-subtansi serupa tromboplasitin yang berasal dan produk konsepsi kedalam sirkulasi.

f. Penanganaan

Ambil langkah spesifik untukmenagani penyebab mendasar kelainan hemostatik.

- Uterotonika- Tambahan fibrinogen- Analisa faktor bekuan darah.