tingkat pengetahuan wus tentang kb implan...

69
TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN DIDESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: ALIAH DWI KURNIA H.A NIM : B09 002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Upload: duongdang

Post on 17-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

i

TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN

DIDESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN

KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

ALIAH DWI KURNIA H.A

NIM : B09 002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB

Implan Di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi tahun

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sartono, selaku Kepala Desa Mantingan yang telah bersedia

memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

5. Responden yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

vi

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012

Aliah Dwi Kurnia Haji Abu

B09 002

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KB

IMPLAN DI DESA MANTINGAN KECAMATAN MANTINGAN

KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

xiv + 51 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per

100.000 kelahiran hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs)

untuk Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran

hidup. Saat ini telah digunakan berbagai macam alat kontrasepsi yang aman dan

efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut adalah implan, angka kegagalan

implan < 1 per 100 wanita pertahun. Dari studi pendahuluan di Desa Mantingan

Kabupaten Ngawi pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan masih

rendah.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan dalam tingkatan baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif, lokasi

penelitian diambil di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi

pada tanggal 10-15 Mei 2012. Jumlah populasi 1570 wanita usia subur dan yang

dijadikan sampel sebanyak 157, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik quota sampling. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah

kuisioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi

menggunakan program SPSS versi 16 dan hasil penelitian ditampilkan dengan

distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian : Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Desa

Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi diperoleh hasil bahwa

tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan yang berpengetahuan

baik ada 22 responden (14%), yang berpengetahuan cukup ada 111 responden

(70,7%), yang berpengetahuan kurang ada 24 responden (15,3%).

Kesimpulan : Dari penelitian didapat bahwa pengetahuan wanita usia subur

tentang KB Implan adalah cukup sebanyak 111 responden (70,7%), kemungkinan

disebabkan oleh faktor pendidikan dan usia responden yang dapat memudahkan

untuk merima informasi, selain itu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan

tempat tinggal yg dekat dari pelayanan kesehatan sehingga memudahkan untuk

mendapatkan informasi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita usia subur, KB Implan.

Kepustakaan : 28 literatur (Tahun 2005 s/d 2011)

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

vii

MOTTO

Bila anda berada dipagi hari janganlah menanti datangnya sore hari.

Belajarlah hidup bersama ketakutan, dan yakinlah bahwa ia akan musnah.

Jadilah orang yang buta dan tuli untuk meraih suatu cita-cita.

Anda boleh memilih apapun dalam hidup ini, namun anda tidak dapat

memilih konsekuensi dari pilihan anda.

Sesungguhnya orang yang dalam jiwanya tidak ada sedikitpun dari

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis

ilmiah ini penulis persembahkan :

Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas

doa restunya dan cinta kasihnya selama ini.

Kakakku tercinta yang selalu support setiap

langkahku.

Mas Taufik yang selalu memberikan

dukungan, waktu dan cinta kasihmu.

Anak-anak kost Nurul, Ratih, Irena, Dek

putri, Mbak erma kalian adalah keluarga

keduaku.

Teman-teman yang telah berpartisipasi

dalam pembuatan karyatulis ilmiah ini

Almamaterku tercinta.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

viii

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Aliah Dwi Kurnia Haji Abu

Tempat/ Tangal Lahir : Ngawi, 27 Agustus 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Mantingan RT 01/02, Kec. Mantingan, Kab. Ngawi

Riwayat Pendidikan

1. SD N 01 Sambirejo, Ngawi LULUS TAHUN 2003

2. SMP N 01 Sambungmacan, Sragen LULUS TAHUN 2006

3. SMU N 01 Sambungmacan, Sragen LULUS TAHUN 2009

4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009/2010

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

ix

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENG ANTAR ................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

E. KeaslianPenelitian .................................................................. 6

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti ........................................... 9

1. Pengetahuan ....................................................................... 9

2. Wanita Usia Subur ............................................................. 16

3. Keluarga Berencana ........................................................... 19

4. Kontrasepsi ......................................................................... 20

5. Metode Kontrasepsi Implan ............................................... 24

B. KerangkaTeori ........................................................................ 30

C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 32

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 33

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 38

F. Variabel Penelitian ................................................................ 39

G. Definisi Operasional .............................................................. 39

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 40

I. Etika Penelitian ...................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...................................................................... 45

B. Pembahasan........................................................................... 47

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

xi

BAN V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 50

B. Saran...................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Kuisioner................................................ 36

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian............................................... 40

Tabel 4.1 Mean dan Standart Deviasi..................................................... 46

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia tentang KB Implan.......... 47

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................. 30

Gamabr 2.2 Kerangka Konsep Penelitian.......................................... 31

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Inform Consent

Lampiran 10. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Data Tabulasi Kuisioner

Lampiran 12. Hasil Uji Validitas

Lampiran 13. Hasil Uji Reabilitas

Lampiran 14. Mean dan Standart Deviasi

Lampiran 15. Data Hasil Penelitian

Lampiran 16. Lembar Konsultasi

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah

visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS) Keluarga Berkwalitas Tahun

2015 dimana sangat menekankan pentingnya menghormati hak-hak

reproduksi. Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera,

sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal berwawasan ke

depan, bertanggung jawab dan harmonis (Saifuddin, 2006).

Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar hingga akhir tahun

2011. Negara Indonesia berada di urutan ke-4 penduduk terbanyak di dunia

setelah Cina, India dan Amerika. Sensus Penduduk Indonesia 2010

menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa. Untuk

mengatasi terjadinya ledakan penduduk tersebut maka pemerintah

mencanangkan program keluarga berencana (KB) sejak tahun 1957

(BKKBN, 2011).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran

hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran

hidup (DepKes RI, 2007).

1

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

2

Menurut BKKBN (2010), Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia

dengan menggunakan metode Suntik (58,25%), Pil (24,37%), IUD (7,23%),

Implan (4,16%), MOW (3,13%), MOP (1,03%), Kondom (0,68%),

Intravaginal Tissue (0,11%) dan metode tradisional (1,04%).

Sasaran program KB adalah terkendalinya pertumbuhan penduduk

dan meningkatnya keluarga kecil yang berkualitas. Untuk mencapai sasaran

tersebut, maka disusun beberapa arahan kebijakan, salah satunya adalah

peningkatan pemakaian kontrasepsi yang lebih efektif dan efisien untuk

jangka waktu panjang. Saat ini telah digunakan berbagai macam alat

kontrasepsi yang aman dan efektif, salah satu dari alat kontrasepsi tersebut

adalah implan atau yang biasa disebut KB susuk, angka kegagalan implant

< 1 per 100 wanita pertahun ini lebih rendah dibanding kontrasepsi oral,

IUD, maupun metode barier (Hartanto, 2004).

Menurut BKKBN (2005), Secara umum alasan utama tidak

menggunakan KB Implan yang paling dominan dikemukakan wanita adalah

merasa tak subur (28,5%), alasan berikutnya yang cukup menonjol adalah

alasan telah mengalami menopause (16,8%), alasan berkaitan dengan

kesehatan (16,6%), alasan efek samping (9,6%), puasa kumpul (7,3%),

merasa tidak nyaman dalam ber KB (5,2%), dan alasan berkaitan dengan

akses ke pelayanan seperti jarak jauh, tak tersedia provider (0,1 1,6%).

Selain itu masih dijumpai alasan mengenai larangan suami dan budaya atau

agama (2,6% - 0,9%).

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

3

Berdasarkan studi pendahuluan di Kecamatan Mantingan pada bulan

Desember tahun 2011 menunjukkan jumlah WUS 12667 orang. Akseptor

KB aktif 6456 orang, akseptor suntik 3387 orang (52,46%), akseptor KB

IUD 1436 orang (22,25%), akseptor Implan 575 orang (8,90%), akseptor

MOW 574 orang (8,90%), akseptor pil 460 orang (7,12%), akseptor kondom

19 orang (0,30%), akseptor MOP 5 orang (0,07%). Jumlah wanita usia subur

di Desa Mantingan 1570 orang, akseptor KB aktif 1407 orang, akseptor KB

IUD 539 orang (38,30%), akseptor suntik 484 orang (34,40%), akseptor

MOW 162 orang (11,52%), akseptor Implan 124 orang (8,82%), akseptor pil

96 orang (6,82%), akseptor kondom 1 orang (0,07%), akseptor MOP 1

orang (0,07%). Dari studi pendahulan ini penulis berhasil melakukan

wawancara pada 10 wanita usia subur di Desa Mantingan didapatkan hasil

bahwa 7 (70%) orang tidak tahu tentang KB Implan dan 3 (30%) orang tahu

tentang KB Implan. Hal ini dikarenakan mereka belum pernah mendapatkan

informasi tentang KB Implan.

Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa pengetahuan

wanita usia subur masih rendah, selain itu meskipun efektivitas Implan

sangat tinggi tapi penggunaannya masih cukup rendah. Hal ini yang menarik

perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat

Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB Implan di Desa Mantingan

Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi .

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

4

B. Perumusan Masalah

Dari Latar Belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

imanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang

KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi? .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang KB

Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan pada tingkat kurang.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang KB Implan.

2. Bagi Peneliti

Agar melatih kemampuan peneliti untuk menerapakan ilmu

pengetahuan yang telah didapat di intitusi pendidikan yaitu metodologi

penelitian statistik sebagai wahana penelitian guna melatih ketrampilan

berfikir secara kritis dan analis.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Institusi Puskesmas

Memberi bahan masukan yang dapat dipergunakan untuk membuat

rencana kerja dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan

cakupan KB Implan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah bahan kepustakaan dan referensi khususnya KB

Implan.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

6

E. Keaslian Penelitian.

Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada,

baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik

masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian yang

telah ada.

1. Loreta Maharani (2011), Dalam penelitiannya yang ber

Pengetahuan PUS dalam Penggunaan Kontrasepsi Implant di

tersebut adalah deskriptif, dengan populasi 130 orang. Besar sampel

penelitian adalah 130 orang yang diambil dengan teknik total sampling.

Instrumen yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah

kuisioner. Analisis data yang telah terkumpul dianalisis, kemudian hasil

analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup

yaitu sebanyak 78 orang (60.0%), mayoritas tingkat pengetahuan Ibu

kategori baik yaitu sebanyak 98 orang (75.4%).

2. Luluk Nurhidayah (2005), Dalam penelitiannya yang berjudul

Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang Metode KB Implant di

Desa Pancangakan Kecamatan Comal tahun 2005

tersebut adalah diskriptif, dengan populasi 85 orang. Besar sampel yang

diambil 30 responden dengan sampel yang diambil teknik simple

random sampling. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah kuisioner dan wawancara. Analisis data dengan cara

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

7

diskriptif berupa distribusi frekwensi yang dilengkapi dengan

presentasi selanjutnya disajikan dengan diagram pie. Hasil penelitian

30 responden (70%) mempunyai pengetahuan cukup, (60%) memiliki

presepsi baik, (90%) mempunyai sikap positif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

adalah mengenai metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian.

Sedangkan persamaan penelitian ini adalah instrumen pengumpul data.

F. Sistematika Penulisan.

Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka Karya Tulis Ilmiah

ini disusun menjadi 5 Bab. Adapun penyusunannya sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

keaslian penelitian dan sistematika penulisan Karya Tulis

Ilmiah.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang

akan diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan,

pengertian wanita usia subur, KB, kontrasepsi, metode

Kontrasepsi Implan, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

8

teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,

metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum, hasil

penelitian yang meliputi karakteristik responden berdasarkan

tingkat pengetahuan wanita usia subur, pembahasan dan

keterbahasan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi wanita

usia subur, tenaga kesehatan (bidan), institusi pendidikan,

peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tingkat Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil

pengguna panca indera, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan

(beliefe), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang

keliru (misinformation) (Soekanto, 2007).

Menurut Wawan dan Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ovent behavior).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk

9

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

10

mengetahui atau mengukur bahwa orang lain tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata

lain, sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

11

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), dikutip oleh Wawan A dan M.

Dewi (2011), cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Cara Kuno

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan

pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

12

membuktikan kebenaran baikn berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan

oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh

Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Wawan dan Dewi (2010), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan, terdiri atas:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

13

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nusalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan.

c) Umur

Menurut Elisabet BH yang dikutip Nursalam (2003), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

samapai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998),

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam beraktivitas dan bekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003),

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

14

e. Sumber Pengetahuan

Menurut Nursalam (2003), sumber pengetahuan manusia antara lain :

1) Tradisi

Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan di mana setiap orang tidak

dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah,

sehingga validitas, manfaat, dan kebenarannya tidak pernah

dicoba/diteliti.

2) Autoritas

cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal

atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai

prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu

atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

3) Pengalaman Seseorang

Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi

dan pengalaman sebelumnya. Ini merupakan pendekatan yang

penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan,

mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi

adalah penting bagi pola penalaran manusia.

4) Trial dan Error

Kadang-kadang kita menyelesaikan suatu permasalahan

keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

15

melalui coba dan salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa

masalah lebih praktis tetapi sering tidak efisien.

5) Alasan yang Logis

Kita sering memecahkan suatu masalah berdasarkan proses

pemikiran yang logis.

6) Metode Ilmiah

Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk

mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang

terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan dan

menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan

reliabilitas

f. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), Menentukan tingkat pengetahuan

berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya

berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut:

a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1

SD.

b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean

mean + 1 SD.

c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1

SD.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

16

2. Wanita Usia Subur

a. Pengertian Wanita Usia Subur

Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai

49 tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin),

remaja putri (dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia

subur yang tidak hamil (Depkes RI, 2006).

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada

wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak

kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita

memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an

persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40,

kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40

wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah

kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk

diketahui (Suparyanto, 2011).

b. Tanda-tanda Wanita Usia Subur

Menurut Sarlina (2011), Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur

antara lain :

1) Siklus haid

Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan

biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama

keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

17

biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu

siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai

seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi

oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron.

Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada

tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator

klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi

lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya

siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor

kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.

2) Alat pencatat kesuburan

Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga

dapat di jadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan

seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu

badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih

keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu

sebanyak 0,2°c selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak

mengalami perubahan suhu badan pada masa subur, berarti

wanita tersebut tidak subur.

3) Tes Darah

Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya

haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak

subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

18

dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus

haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon

yang berperan pada kesuburan seorang wanita.

4) Pemeriksaan fisik

Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat

diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ

tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ

reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin

berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur.

Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui

hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang

tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu,

pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk

mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak.

5) Track record

Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja

ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi

akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan

penyumbatan saluran reproduksi.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

19

3. Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut Depkes RI (2010), adalah bagian yang terpadu

(integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan

untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial

budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang

baik dengan kemampuan produksi nasional (Handayani, 2010).

b. Tujuan Keluarga Berencana

Menurut Handayani (2010), menyebutkan bahwa tujuan

program KB secara umum untuk 5 tahun kedepan adalah untuk

mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali

dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB

dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :

1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia dan kesejahteraan melalui

pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk

Indonesia.

2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumberdaya manusia

yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

20

4. Kontrasepsi

a. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan, bersifat permanen maupun sementara dan merupakan

salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas

(Wiknjosastro, 2007).

kontra

konsepsi

sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya

pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun dkk, 2008).

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau

melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur

(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut

(BKKBN, 2008).

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

21

b. Macam-macam Kontrasepsi

Menurut Handayani (2010), terdapat beberapa macam alat

kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain :

1) Metoda Alamiah

a) Metode Kalender

Metode kalender adalah metode yang digunakan

berdasarkan masa subur dimana harus menghindari hubungan

seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19

siklus menstruasinya.

b) Metode Suhu Basal Badan (THERMAL)

Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan

mengukur suhu tubuh untuk mengetahui suhu tubuh basal,

untuk menentukan masa ovulasi. Sebelum perubahan suhu

basal tubuh terjadi pe -0,5ºC)

di atas 6 kali perubahan suhu sebelumnya yang diukur.

c) Metode Lendir Cervik (Metode Ovulasi Billings/ MOB)

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan

pengawasan terhadap perubahan lendir serviks wanita yang

dapat dideteksi di vulva. Didasarkan pada pengenalan

terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi

yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu

fertilitas maksimal dalam masa subur.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

22

d) Metode Symto Termal

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati

perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh.

3) Metode Barier

a) Kondom

Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik

(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang

pada penis atau vagina pada saat berhubungan seksual.

b) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat

dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum

melakukan hubungan seksual dan menutupi serviks.

c) Spermisida

Zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa

didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak kedalam

traktus genetalia interna.

4) Metode Modern

a) Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi pil adalah suatu cara kontrasepsi untuk

wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam stip yang berisi

gabungan hormone esterogen dan progresteron atau yang

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

23

hanya terdiri hormon progresteron saja (Pinem dkk, 2008).

b) Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntik adalah yang sangat efektif karena

angka kegagalannya penggunanya lebih kecil.

c) Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi yang

diinsersikan tepat di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam

lengan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam

bentuk kipas (Pinem, 2009).

5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan

kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka

panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif.

6) Kontrasepsi Mantap (KONTAP)

Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi

dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap

tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran

mani yang mengakibatkan orang atau pasangan yang

bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi

(Saifuddin, 2006).

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

24

5. Metode Kontrasepsi Implan

a. Pengertian

Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit,

terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik,

dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36

(Suratun dkk, 2008).

Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa

susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon,

dipasang pada lengan atas (Handayani, 2010)

b. Mekanisme kerja Implan

Menurut Handayani (2010), mekanisme kerja Implan yaitu :

1) Menghambat ovulasi.

2) Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit.

3) Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

c. Jenis-Jenis Implan

Menurut Saifuddin (2006), macam-macam implan ada beberapa

antara lain:

1) Norplant

Terdiri dari 6 batang silastis lembut berongga dengan panjang 3,4

cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg

levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

25

2) Implanon

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40

mm dan diameter 2 mm yang di isi dengan 68 mg 3 keto-

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan

lama kerja 3 tahun.

d Indikasi

Menurut Handayani (2010), ada beberapa indikasi KB Implan, antara

lain:

1) Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka

waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontap/atau

menggunakan AKDR.

2) Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung

estrogen.

e. Kontra Indikasi

Menurut Handayani (2010), ada beberapa kontra indikasi pemakaian

KB Implan, yaitu:

1) Kehamilan atau disangka hamil.

2) Penderita penyakit hati akut.

3) Kanker payudara.

4) Kelainan jiwa.

5) Penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

26

6) Penyakit trombo emboli.

7) Riwayat kehamilan ektopik.

f. Waktu mulai menggunakan Implan

Menurut Handayani (2010), waktu pemakaian KB Implan yang baik

adalah sebagai berikut:

1) Sewaktu haid berlangsung.

2) Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil.

3) Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin.

4) Saat ganti cara dari metode yang lain.

5) Pasca keguguran.

g. Efek samping Implan

Efek samping Implan antara lain :

1) Amenore

Amenore adalah tidak datangnya haid selama akseptor

mengikuti KB Implan selama 3 bulan berturut-turut atau lebih

(Suratun dkk, 2008).

2) Perdarahan bercak (spotting) ringan.

Spotting adalah bercak-bercak perdarahan diluar haid yang

terjadi selama akseptor menggunakan KB Implan

(Suratun dkk, 2008).

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

27

3) Pertambahan atau Kehilangan berat badan.

Berat badan bertambah atau menurun beberapa kilogram dalam

beberapa bulan setelah pemakaian KB Implan. Perhatikan diet

klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan,

hentikan pemakaian dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain

(Handayani, 2010).

4) Ekspulsi

Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain

masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah

insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada

tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang

berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan

pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara

(Handayani, 2010).

5) Infeksi pada daerah insersi

Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau

antiseptic, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari, Implan

jangan dilepas dan minta klien kontrol 1 minggu lagi. Bila ada

abses : Bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar,

cabut implan, lakukan perawatan luka, dan antibiotika oral 7 hari

(Handayani, 2010).

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

28

h. Keuntungan Implan

Menurut Handayani (2010), ada beberapa keuntungan KB Implan

antara lain :

1) Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang

mengandung estrogen.

2) Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan

bersifat reversibel.

3) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implannya dikeluarkan.

4) Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.

5) Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika

dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim.

i. Kerugian Implan

Menurut Handayani (2010), ada beberapa kerugian dari Implan

adalah:

1) Susuk KB atau Implan harus dipasang atau diangkat oleh

petugas kesehatan yang terlatih.

2) Lebih mahal.

3) Sering timbul perubahan pola haid.

4) Akseptor tidak dapat menghentikan Implant sekehendaknya

sendiri.

5) Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menanyakannya

karena kurang mengenalnya.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

29

j. Efektifitas

Menurut Handayani (2010), Efektivitas Implan yaitu :

1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100

wanita pertahun dalam 5 tahun pertama.

2) Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada

tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.

k Reserbilitas

Segera setelah implant atau norplant diangkat, fertilitas dapat

kembali normal, dengan kata lain, implant atau norplant tidak

mengganggu kembalinya fertilitas (Saifuddin, 2006).

l. Pemasangan Implan

Pemasangan Implan biasanya dilakukan dibagian atas (bawah

kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar

tidak menggangu kegiatan. Sebelum pemasangan dilakukan

pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk

mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap

bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan

ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah

itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah habis masa

penggunaan implan harus diambil atau di lepas (Maharani, 2011).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

30

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Lingkungan

5. Sosial Budaya

Pengetahuan

WUS :

1. Pengertian

2. Tanda-tanda

wanita usia

subur

Sumber

Pengetahuan :

1. Tradisi

2. Autoritas

3. Pengalaman

seseorang

4. Trial dan

error

5. Alasan yang

logis

6. Metode

Ilmiah

Keluarga Berencana

1. Pengertian

2. Tujuan

Kontrasepsi :

1. Pengertian

2. Jenis

Kontrasepsi

Metode Kontrasepsi

Implan :

1. Pengertian

2. Mekanisme

Kerja

3. Jenis Implan

4. Indikasi

5. Kontra

Indikasi

6. Waktu

menggunakan

7. Efek Samping

8. Keuntungan

9. Kerugian

10. Efektifitas

11. Reserbilitas

12. Pemasangan

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

31

C. Kerangka Konsep penelitian

a

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat Pengetahuan WUS

tentang KB Implan

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Lingkungan

5. Sosial Budaya

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif

kuantitatif. Metode deskriptif kuantiatif adalah suatu penelitian yang

dilakukan dengan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

diskripsi suatu keaadaan sumber obyektif. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapai pada

situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan

jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan

penelitiannya (Hidayat, 2008).

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan,

Kabupaten Ngawi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2011-15 Mei

2012.

32

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur

di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Besar

populasi yang diteliti adalah 1570 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2010).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010).

Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya

besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada

kemampuan peneliti. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel

sebesar 10% dari seluruh populasi yang ada. Sehingga 10% dari 1570

wanita usia subur adalah 157 responden.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

34

a. Kriteria inklusi :

1) Wanita yang berusia 20-45 tahun yang tinggal di Desa

Mantingan sekurang-kurangnya 1 tahun.

2) Bersedia menjadi responden

3) Memahami bahasa Indonesia dan dapat membaca

4) Sehat jasmani dan rohani

b. Kriteria eksklusi :

1) Wanita usia subur yang tidak bersedia menjadi responden

2) Tidak memahami bahasa Indonesia dan membaca

3) Mengalami gangguan jiwa

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga

jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada

(Hidayat, 2008).

Karena keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling yaitu

pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai

terpenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan (Hidayat, 2008).

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

35

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana

sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Kuesioner

yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur

menggunakan p Jenis pernyataan

dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan

0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti

sejenis di luar lokasi penelitian. Dalam penelitian ini uji validitas dan

reabilitas akan dilakukan di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan

Kabupaten Ngawi, dengan jumlah responden 30.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

36

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner

No Variabel Indikator No Item Jumlah

1 Pengetahuan

wanita usia

subur tentang

KB Implan

1. Pengertian wanita usia

subur

2. Pengertia KB

3. Tujuan KB

4. Pengertian kontrasepsi

5. Macam-macam

kontrasepsi

6. Pengertian KB Implan

7. Mekanisme

8. Jenis-jenis KB Implan

9. Indikasi

10. Kontra Indikasi

11. Waktu Menggunakan

12. Efek Samping

13. Keuntungan

14. Kerugian

15. Efektivitas

16. Pemasangan Implan

1

2

3, 4

5

6

7, 8

9

10, 11, 12, 13, 14

15, 16

17, 18, 19

20, 21

22, 23

24, 25, 26, 27

28, 29, 30, 31, 32

33

34, 35

1

1

2

1

1

2

1

5

2

3

2

2

4

5

1

2

Jumlah Total Soal 35

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya

dengan cermat (Riwidikdo, 2009).

Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

(WUS) disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan

kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada

jawaban yang dianggap benar. Penelitian ini menggunakan uji validitas

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

37

dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai

rhitung > rtabel. Rumus product moment adalah :

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi Product Moment

N = Jumlah responden

X = Skor pertanyaaan

Y = Skor total pertanyaaan

Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item,

statistik rhitung diperbandingkan dengan nilai rtabel untuk 30 responden

dan signifikansi 5% yaitu sebesar 0,361. Kriteria pengambilan

keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai rhitung positif dan lebih

besar dari rtabel, maka item x1 adalah valid. Setelah 35 soal dilakukan uji

validitas didapatkan hasil 30 soal valid dan 5 soal tidak valid yaitu pada

soal no 1, 10, 12, 14, 17 kemudian 5 soal tersebut dihilangkan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2009).

Untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut cukup dapat dipercaya

}Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2N

rxy

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

38

sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas

menggunakan model Alpha Cronbach dengan rumus :

2

2

11 t

i

is

s

k

kr

Keterangan:

ir : Koefisien reliabilitas yang dicari

k : Jumlah butir pertanyaan

2

is : Variable butir-butir pertanyaan

2

ts : Variabel skor total test

Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai > rkriteria

(0,7) (Riwidikdo, 2009).

Setelah 35 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30 responden di

Desa Sambirejo dapat diperoleh hasil reliable karena besar Alpha

Cronbach (0,861) > 0,7.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan menurut Riwidikdo (2009), merupakan kegiatan

penelitian untuk mengumpulkan data.

1. Data primer

Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan wanita usia

subur yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang KB Implan.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

39

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada

peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial

maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data

wanita usia subur usia 20-45 tahun.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2009).

Variabel dalam penelitian ini adalah variable tunggal, yaitu Tingkat

Pengetahuan WUS tentang KB Implan di Desa Mantingan.

G. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2008).

Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

40

Tabel 3.2

Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur

Skala

Ukur Hasil Ukur

Tingkat

Pengetahuan

wanita usia

subur

Segala

sesuatu yang

diketahui

oleh wanita

usia subur

tentang KB

Implan

Kuesioner Ordinal 1. Baik, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah (x)

> mean + 1 SD

2. Cukup, bila nilai

responden yang

diperoleh adalah

mean

mean + 1 SD

3. Kurang, bila nilai

responden yang

diperoleh (x) <

mean 1 SD

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data secara manual

menurut Notoatmodjo (2010), antara lain :

a. Editing (Penyuntingan data)

Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan

terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak lengkap

dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner

tersebut dikeluarkan.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

41

b. Coding sheet (Membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam

data secara manual.

c. Data entry (Memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating (Tabulasi)

Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2009), menentukan tingkat pengetahuan

berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dam nilainya

berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :

a) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.

b) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean SD x

mean + 1 SD.

c) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

42

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2008). Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak

boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi,

kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan

pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada

masalah etika yang meliputi :

1. Informent Consent (Lembar Persetujuan)

Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden.

Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud

dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan di

beri lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

43

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak

akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data

(Hidayat, 2008).

3 Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).

Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah

dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan,

Kabupaten Ngawi. Desa Mantingan mempunyai luas wilayah 956.550 Ha.

Desa Mantingan terdiri dari 7 dusun, 7 RW dan 15 RT. Adapun batas

wilayah Desa Mantingan antara lain : Sebelah utara berbatasan dengan Desa

Jatimulyo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sambirejo, sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Kedungharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan

Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.

Jarak Desa Mantingan menuju Kecamatan ± 6 km. Desa Mantingan

memiliki 1 puskesmas pembantu, dan puskesmas berada di wilayah

kecamatan. Di Desa Mantingan terdapat 1 bidan desa yang selalu

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Jumlah penduduk Desa Mantingan adalah 7681 dengan rincian 3759

laki-laki dan 3931 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung

dalam 1523 KK. Jumlah wanita usia subur sebanyak 1570 orang, akseptor

KB aktif 1407 orang dan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 157

orang.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

45

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur

tentang KB Implan mendapatkan hasil mean 17,38 dan standart deviasi 4,20.

Untuk mengetahui hasil mean dan standart deviasi secara manual, maka

digunakan perhitungan sebagai berikut :

x SD 1

)( 2

2

n

n

xx

x 157

2728

x 17,38

SD = 4,20

Tabel 4.1

Mean dan Standar Deviasi

Variable Mean Standar deviasi

Pengetahuan wanita usia

subur tentang KB Implan

17,38 4,20

Sumber : Data primer

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan

perhitungan sebagai berikut :

a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD.

: (x) > 17,38 + 1 x 4,20

: (x) > 21,57

n

n

i

xi1

156

157

744198450150

1157

157

)2728(50150

2

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

46

b. Cukup : bila nilai responden yang mean 1 x mean + 1 SD.

: 17,38 1 x 4,20 17,38 + 1 x 4,20

: 13,18 21,57

c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean 1 SD.

: 17,38 1 x 4,20

: 13,18

Sehingga didapat hasil tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.2

Tingkat Pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan.

No. Pengatahuan Frekuensi Prosentase (%)

1. Baik 22 14,0

2. Cukup 111 70,7

3. Kurang 24 15,3

Jumlah 157 100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian dalam hal tingkat pengetahuan yang telah

disajikan dalam bentuk tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan cukup yaitu 111 responden (70,7%),

sejumlah 22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, serta 24 responden

(15,3%) berpengetahuan kurang. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan

mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 111 responden (70,7%).

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

47

C. Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang

KB Implan di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi ini,

dilakukan terhadap 157 responden. Hasil penelitian berdasarkan tingkat

pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan tentang KB Implan yaitu:

22 responden (14,0%) berpengetahuan baik, 111 responden (70,7%)

berpengetahuan cukup, serta 24 responden (15,3%) berpengetahuan kurang.

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sedangkan menurut

Wawan A dan M. Dewi (2010), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior).

Menurut Wawan A dan M. Dewi (2010), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan

dan sosial budaya. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang

yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang menekuni suatu bidang

pekerjaan akan memiliki pengetahuan mengenai segala sesuatu mengenai apa

yang dikerjakannya dan dengan bertambahnya usia seseorang, maka

pemikirannya akan semakin berkembang sesuai dengan pengetahuan yang

pernah didapat. Lingkungan akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok. Budaya berpengaruh terhadap pengetahuan karena

informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

48

Wanita usia subur adalah wanita yang berumur antara 20 sampai 49

tahun termasuk ibu hamil dan ibu nifas, calon pengantin (catin), remaja putri

(dalam dan luar sekolah), pekerja wanita dan wanita usia subur yang tidak

hamil (Depkes RI, 2006).

Implan adalah alat kontrasepsi yang diinsersikan tepat di bawah kulit,

dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau di bawah siku melalui insisi

tunggal dalam bentuk kipas (Pinem, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

pengetahuan wanita usia subur di Desa Mantingan mengenai KB Implan

berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 111 responden (70,7%). Hal ini

dipengaruhi oleh faktor usia responden yaitu berusia 20-30 tahun, dimana

rata-rata mereka sudah pernah mendapatkan informasi mengenai macam-

macam alat kontrasepsi diantaranya adalah KB Implan. Walaupun demikian

dari pihak tenaga kesehatan kurang memberikan penyuluhan dan informasi

mengenai KB Implan sehingga menyebabkan pemahaman tentang KB Implan

sedikit. Selain itu mereka juga kurang mendapatkan informasi dari media

masa, seperti koran, radio maupun televisi. Selain itu juga dari WUS sendiri

dorongan untuk memperoleh informasi tentang KB Implan sangat sedikit

karena masih jarang wanita usia subur di Desa Mantingan yang menggunakan

KB Implan.

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

49

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu:

1. Kendala penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan responden wanita

usia subur, peneliti harus mendatangi dari rumah ke rumah, karena data

sekunder yang didapat dari kelurahan hanya mencantumkan jumlah wanita

usia subur saja.

2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian

a. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuisioner

tertutup yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti untuk dipilih.

Sehingga responden tidak dapat memberikan jawaban lain sesuai dengan

keinginan responden.

b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

50

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui

tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Impan di Desa Mantingan

Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi maka peneliti mengambil sampel 157

responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan

saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB

Implan bahwa di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi

dapat disimpulkan.

1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat

baik sejumlah 22 responden (14%).

2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat

cukup sejumlah 111 responden (70,7%).

3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB Implan pada tingkat

kurang sejumlah 24 responden (15,3%).

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

51

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Bagi wanita usia subur (WUS)

Diharapkan kepada Ibu agar lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang

KB Implan dan cara penggunaannya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)

Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan

penyuluhan secara komprehensif serta dapat mempertahankan dan lebih

meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kontrasepsi

khususnya kontrasepsi Implan sehingga dapat memberikan pelayanan

kontrasepsi yang lebih bermutu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau

referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya

tentang KB Implan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang KB Implan

dengan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan metode

penelitian yang berbeda, dengan demikian dapat diperoleh hasil penelitian

yang lebih sempurna.

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN WUS TENTANG KB IMPLAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-aliahdwiku-9... · Keluarga yang berkwalitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

52