tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas...
TRANSCRIPT
![Page 1: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/1.jpg)
i
TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI PERBINCANGAN
PADA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC)
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Program Studi Magister Pengkajian Bahasa
Program Pascasarjana
Oleh:
ENI KURNIANINGSIH
S200160120
PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
![Page 2: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/2.jpg)
1
![Page 3: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/3.jpg)
2
![Page 4: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/4.jpg)
0
![Page 5: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/5.jpg)
1
TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI
PERBINCANGAN PADA INDONESIA LAWYERS CLUB
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tiga tujuan. (1) Mendeskripsikan wujud tindak kelakar sesi
perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Mendeskripsikan maksud
tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)
Mendeskripsikan strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi
perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
dan menganalisis wujud, makna, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana
penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Data dalam
penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak telakar pada acara
Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-
tuturan dari pembawa acara program Indonesia Lawyer Club (ILC). Teknik yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyimak tuturan pada wacana pembawa acara pada program Indonesia
Lawyer Club (ILC). Metode simak ini diikuti dengan teknik rekam. Teknik
analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode padan.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada
Indonesia Lawyers Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif,
(b) tindak tutur kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak
tutur kelakar ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada
Indonesia Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b)
menyatakan, (c) menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g)
mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah. (3)
Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada
Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur kelakar
langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.
Kata Kunci : tindak tutur, kelakar, strategi tindak tutur, wacana penutup, ILC
ABSTRACT
The objectives of the study are three. (1) Describe the form of jokes discussion
session on Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Describes the meaning of the
follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)
Describe the strategy of speech acts as a discourse to cover the discussion
session at Indonesia Lawyers Club (ILC). This study used descriptive
qualitative method. Subjects in this study were to identify and analyze the
form, meaning, and strategy of joke as the discourse of the closing of the
discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC). The data in this study is a
speech that contains acts of telakar at the event of Indonesia Lawyer Club
(ILC). The data source in this research is the speeches of the program host of
Indonesia Lawyer Club (ILC). Technique done in this research is technique
note. Data collection was done by listening to the speech on the discourse of
the host on the Indonesia Lawyer Club (ILC) program. This method is
![Page 6: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/6.jpg)
2
followed by recording technique. Data analysis techniques to be used by
researchers using the method of matching. The results of this study are (1) The
form of a joke discussion session in Indonesia Lawyers Club (ILC) there are
four kinds. (a) Acting assertiveness assertiveness, (b) speech acts in a
juxtaposition, (c) declarative jokes, and (d) expressive speech acts. (2) The
meaning of the follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club
(ILC) is ten kinds. (a) To report, (b) to declare, (c) to demand, (d) to request,
(e) to advise, (f) to defend himself, (g) to express an opinion, (h) to boast; (i) to
predict; ) and ruled. (3) The strategy of acts of speech as a discourse to cover
the discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC) there are two kinds. (a)
Direct speech acting strategy, and (b) indirect action strategy.
Keywords: acts of speech, jokes, speech acts strategy, discourse cover, ILC
1. PENDAHULUAN
Berbagai acara yang mengandung unsur humor menjadi tren di era modern saat
ini. Penyimpangan prinsip kesantunan sangat sering terjadi. Mereka tidak
mengindahkan adanya prinsip kesantunan dalam melakukan komunikasi
tersebut. Antara penutur dan petutur hanya mementingkan unsur Selain
pelanggaran prinsip kesantunan, pelanggaran prinsip kerja sama juga sering
terjadi. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur
mengatur dan mengontrol apa yang ingin mereka katakan dan disesuaikan
dengan orang yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan
apa. Hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dalam
berkomunikasi (Wijana, 2004:56).
Prinsip kelakar telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah
satunya dalam dunia politik. Pembentukan cermin seorang politikus dinilai
sangat penting dalam berpolitik. Hal ini menjadi alasan paling kuat dalam
penerapan kelakar. Penggambaran ini berkaitan dengan penilaian dari tokoh
politik oleh masyarakat. Prinsip kelakar merupakan salah satu strategi
komunikasi untuk mengakrabkan suasana tanpa mengandung makna
menyinggung perasaan atau merugikan. Penerapan prinsip kelakar dinilai lebih
nyaman digunakan oleh seorang penutur dan lawan tutur.
Tuturan-tuturan yang dituturkan seorang politikus memiliki dampak yang
sangat kuat terhadap pengaruh perubahan sikap yang akan dilakukan. Oleh
karena itu, tuturan dalam dunia politik harus bijaksana serta tidak
![Page 7: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/7.jpg)
3
menimbulkan kekeliruan presepsi atau asumsi antar politikus. Ketidakpahaman
dan kekeliruan presepsi antar seorang penutur dan mitra tutur, dalam hal ini
adalah seorang politikus akan berdampak buruk. Dampak yang dihasilkan
selain antar individu juga antar partai.
Banyak program hiburan di televisi yang tidak memperhatikan efek yang
akan didapatkan. Program hiburan yang hanya berjoget-joget, bernyanyi,
permainan yang tidak ada unsur pendidikan, seperti memukul peserta games
dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain.
Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran bagi penontonnya.
Program tersebut memberikan hiburan yang tidak mendidik, apalagi jika dilihat
oleh anak yang masih dibawah umur, karena akan memberikan dampak
pasikologis bagi sang anak. Penulis memilih program ILC karena program
tersebut memiliki makna tersirat dan dampak perubahan sikap positif yang
akan ditimbulkan oleh masyarakat, khususnya para politikus.
Peneliti tertarik menganalisis tindak kelakar pada sesi perbincangan ILC.
Indonesia Lawyers Club (ILC) merupakan salah satu acara dialog interaktif
yang didalamnya terdapat tindak kelakar. Topik yang diangkat dalam acara
Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik yang dapat diperdebatkan oleh
pembicara satu dengan pembicara lain. Arti kata topik dalam dialog interaktif
ILC ini adalah topik yang kontroversial yang dapat menimbulkan pro dan
kontra. Kita bisa melihat dari judul acara “Indonesia Lawyers Club” yang jika
di bahasa Indonesiakan adalah kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu
objek yang diperbincangkan adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia.
Tujuan program Indonesia Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta
kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi
hukum Indonesia.
Untuk membuktikan bahwa dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC)
terdapat tindak kelakar pragmatik perlu dilakukan identifikasi, klasifikasi,
tafsir, dan analisis makna deskripsi. Teori yang digunakan adalah teori
pragmatik. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi makna
yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar
![Page 8: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/8.jpg)
4
(atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan
analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan turunan-turunannya
daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan sendiri.
2. METODE
Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Sugiyono (2013:13) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah data
penelitian berkenaan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan.
Pada penelitian ini peneliti memilih objek penelitian yaitu tindak kelakar pada
acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Subjek dalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi dan menganalisis wujud, maksud, dan strategi tindak kelakar
sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club
(ILC).
Sutopo (2006:35-47) mengatakan bahwa data pada dasarnya merupakan
bahan mentah yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dari dunia yang
dipelajari. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak
kelakar pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam
penelitian ini adalah tuturan-tuturan dari pembawa acara program Indonesia
Lawyer Club (ILC). Pengumpulan data dilakukan dengan menyimak tuturan
pada wacana pembawa acara pada program Indonesia Lawyer Club (ILC).
Teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode
padan. Sudaryanto (1993:13-15) menyatakan bahwa metode padan merupakan
analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian
dari bahasa yang bersangkutan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan hasil kajian yang telah dilakukan peneliti terhadap
tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia
Lawyers Club (ILC).
3.1 Gambaran Umum Penelitian
Hasil penelitian ini didapatkan dari data yang bersumber dari tuturan sesi
perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Indonesia Lawyer Club
![Page 9: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/9.jpg)
5
(ILC) yang sebelumnya bernama Jakarta Lawyers Club merupakan program
talkshow yang disiarkan di TV One. Program ini menampilkan perbincangan
mengenai masalah hukum dan kriminalitas selama 2 jam dan dipandu
oleh pembawa acara sekaligus wartawan terkenal, yakni Karni Ilyas. Acara
ini disiarkan setiap Selasa pukul 19:30 WIB dan Sabtu pukul 19:00 WIB.
Sejak 25 April 2017 dikarenakan ada perubahan format TV One yang tadinya
berfokus pada program warta berita saja, sekarang ditambahkan dengan unsur
entertainment.
Topik yang diangkat dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik
yang dapat diperdebatkan oleh pembicara satu dengan pembicara lain. Arti
kata topik dalam dialog interaktif ILC ini adalah topik yang kontroversial
yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Kita bisa melihat dari judul acara
“Indonesia Lawyers Club” yang jika di bahasa Indonesiakan adalah
kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu objek yang diperbincangkan
adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Tujuan program Indonesia
Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta kepada masyarakat mengenai
kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi hukum Indonesia.
3.2 Wujud Tindak Tutur Kelakar
3.2.1 Tindak Tutur Kelakar Asertif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas
sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga
akhirat”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Syarif pada Kamis,
21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan
tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD
DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.
Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif.
Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya
memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al
Ikhlas.
![Page 10: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/10.jpg)
6
(1b) Eksplikatur
Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa
dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada
Kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan
tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD
DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus.
Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif.
Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya
menegaskan bahwa lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat
yang memberikan pelayanan-pelayanan tertentu kepada
pelanggannya.
3.2.2 Tindak Tutur Kelakar Direktif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak
dikikis juga? Padahal fungsinya juga sama seperti
Alexis yang berkelut dengan setan berwujud
manusia?”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada
kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan
tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD
DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus.
Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar direktif.
Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa penuntutan Bestari
Barus mengenai penutupan hotel Alexis.
(1b) Eksplikatur
Pn: “Izin reklame bertumpang tindih, tetapi mengapa
kebenaran mematikan ilusi kita sendiri?”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Rosa Vivien Ratnawati
pada selasa, 12 Desember 2017 pukul 19.30 WIB.
Tuturan tersebut dituturkan oleh Direktur Sanksi
Administrasi Penegakan Hukum bernama Rosa
Vivien Ratnawati.
![Page 11: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/11.jpg)
7
Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar direktif.
Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa pembualan
mengapa reklame mematikan daya khayal dan membuat
sengsara nelayan.
1.2.3 Tindak Tutur Kelakar Deklaratif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Alexis kini tak lagi exis, Djarot yang bertelur, Anies
yang mengerami”.
Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Karni Ilyas pada kamis, 21
Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut
dituturkan oleh Karni Ilyas saat menutup acara ILC.
Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar deklaratif.
Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa sebuah
pembaptisan kepada Djarot dan Anies.
3.2.4 Tindak Tutur Kelakar Ekspresif
(1a) Eksplikatur
Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.
Konteks: Tuturan di atas Anies Baswedan pada selasa, 12
Desember 2017 pada pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut
dituturkan oleh Gubernur DKI Jakarta bernama Anies
Baswedan.
Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar ekspresif.
Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa pembelaan diri
untuk menepati janji kepada nelayan.
1.3 Maksud Tindak Kelakar
3.3.1 Melaporkan
(1a) Eksplikatur
Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas
sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga
akhirat”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan,
yaitu melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al
Ikhlas. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni
![Page 12: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/12.jpg)
8
Ilyas mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan
informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah
melaporkan bahwa .kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang
mulia melalui perubahan sistem hotel Alexis. Syarif
menyampaikan dengan situasi santai.
3.3.2 Menyatakan
(1a) Eksplikatur
Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa
dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menyatakan.
Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Bestari Barus
menambahkan argumen yang dikatakan Syarif sebelumnya. Bestari
Barus menyampikan informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan
tersebut adalah Bestari Barus menyampaikan informasi bahwa di
lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat atau bisa dikatakan pijat
plus-plus. Artinya, pengunjung mendapat fasilitas lebih, yaitu
kenikmatan dunia yang disajikan oleh beberapa wanita. Bestari
Barus menyampaikan dengan nada emosi.
1.3.3 Menuntut
(1a) Eksplikatur
Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak dikikis
juga? Padahal fungsinya juga sama seperti Alexis yang
berkelut dengan setan berwujud manusia?”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menuntut.
Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni Ilyas
mengizinkan untuk mengungkapkan pendapatnya. Bestari Barus
menuntut tentang sistem kebijakan Alexis dengan berkelakar.
Maksud tuturan tersebut adalah penuntutan Bestari Barus mengenai
ketidakadilan pada apartemen yang memiliki fungsi sama dengan
Alexis. Pertanyaan yang masih menjadi belum bisa terjawab.
3.3.4. Meminta
(1a) Eksplikatur
![Page 13: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/13.jpg)
9
Pn:“Kami sebagai warga teluk Jakarta mengelola secara
turun-temurun, kami perlu diwongke, kami juga punya
hak”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar meminta.
Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen III ketika Iwan
Chamidi selesai mengungkapkan gagasannya. Tahir sebagai
nelayan Kali Baru menuntut pemerintah tentang proyek
reklamasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah
permintaan kepada pemerintah untuk menghargai hak para
nelayan, karena warga nelayan teluk Jakarta mengelola laut
tersebut secara turun-temurun.
3.3.5 Memberi Nasihat
(1e) Eksplikatur
Pn:“Reklamasi akan membawa dampak lingkungan,
seharusnya dengan pemerintahan Jokowi segera
dilakukan tindakan untuk menyelesaikan aturan-aturan
mengenai reklamasi”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar memberi
nasihat. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni
Ilyas meminta Susi Pudjiastuti menyampaikan gagasannya. Susi
Pudjiastuti memberikan masukan kepada pemerintah dengan
berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah nasihat agar
dilakukannya tindakan untuk menyelesaikan permasalahan
reklamasi, karena reklamasi membawa dampak buruk bagi
nelayan.
3.3.6 Membela diri
(1a) Eksplikatur
Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar membela diri.
Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Tahir seorang
nelayan Kali Baru bertanya tentang janji Anies Baswedan untuk
mensejahterakan kehidupan warga nelayan. Anies Baswedan
![Page 14: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/14.jpg)
10
membela dirinya dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut
adalah bahwa nelayan menagih janji Anies Baswedan terhadap
kesejahteraan nelayan pasca reklamasi. Keumudian Anies
Baswedan membela diri akan menepati janjinya kepada nelayan.
3.4 Strategi Tindak Tutur Kelakar
3.4.1 Strategi Tindak Tutur Langsung
Strategi bertutur langsung dinyatakan secara langsung
menggunakan tipe-tipe kalimat sesuai dengan fungsi tipe kalimat
tersebut (Prayitno, 2017:53).
(1) “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan
surga untuk orang yang mengunjunginya”.
Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur langsung literal.
Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan
tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel
Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan
maksud tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung
hotel Alexis. Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai
dengan tarif yang disediakan, salah satunya adalah seks bebas.
(2) “Saya sangat menyayangkan kepada pemerintah pusat, yakni
Luhud Panjaitan. Dia sangat gegabah mengambil keputusan
mencabut materium. Dia memberi ruang mewah kepada
pengembang sementara rakyat yang terkena dampak tidak pernah
dipikirkan”.
Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur langsung literal.
Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan
tersebut menjelaskan bahwa Iwan Chamidi sangat menyayangkan
dengan sikap Luhud Panjaitan yang gegabah mengambil keputusan
mencabut materium. Kalimat dalam tuturan memiliki maksud yang
sama dengan maksud tuturan, yakni bentuk protes terhadap nasib
rakyat yang terkena dampak dari pencabutan materium.
![Page 15: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/15.jpg)
11
3.4.2 Strategi Tindak Tutur Tidak Langsung
Strategi tindak tutur tidak langsung digunakan dengan cara
mengubah fungsi jenis kalimat, misalnya untuk menyatakan perintah
(Prayitno, 2017:54).
(1) “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas sehingga surga
dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung
tidak literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung tidak
literal karena tuturan tersebut menjelaskan makna yang tersirat dan
kata dalam tuturan berlawanan dengan maksud tuturan. Artinya,
hotel Alexis memiliki makna yang berlawanan antara kata yang
dituturkan dengan maksud tuturannya, yakni hotel Alexis berisi
hiburan malam yang identik dengan pelanggaran norma.
(2) “Kontrofersi reklamasi bak bola panas ditangan Alisandi”.
Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung
literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung literal karena
tuturan tersebut memiliki maksud tersirat, yakni kontrofersi
reklamasi bagaikan isu yang sedang hangat dan memiliki resiko
tinggi. Jika kontrofersi reklamasi tersebut berhasil dikuasai maka
akan mendapatkan keuntungan maksimal. Kata dalam tuturan
tersebut memiliki maksud yang sama.
4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasi kajian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, peneliti
menemukan tiga hal.
4.1 Wujud tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada
Indonesia lawyers club (ILC).
4.1.1Asertif
(1) Syarif: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga
surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.
![Page 16: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/16.jpg)
12
Tuturan di atas terjadi pada Kamis, 21 Desember 2017 pukul
19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD
DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.
“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga
dunia akan diubah menjadi surga akhirat” merupakan tindak tutur
kelakar asertif. Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata
hanya memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al
Ikhlas. Tuturan tersebut termasuk tuturan konteks sosial.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fuente (2013) meneliti wujud tindak tutur kelakar pada parodi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) apa gesturalnya dan strategi prosodi
yang digunakan dalam ekspresi ucapan spontan yang ironis, (2) apa adanya
kontribusi relatif dari konteks wacana bersama dengan isyarat prosodic dan
gestural persepsi ironi verbal, (3) memang ada perbedaan lintas bahasa dalam
produksi dan persepsi penanda audiovisual menjadi ironis pidato, dan (4) apa
korelasi saraf dari isyarat prosodi audiovisual yang terlibat dalam proses ironi
verbal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fuente adalah sama-sama
meneliti tindak tutur kelakar. Perbedaannya penelitian Fuente tidak meneliti
maksud dan strategi tindak tutur kelakar.
Dalam temuan data bisa digambarkan dengan tabel berikut.
Wujud Ironi Jumlah
Data Sosial Politik Ekonomi
Asertif 20 7 8 5
Direktif 12 4 5 3
Deklaratif 9 3 4 2
Ekspresif 5 2 1 2
Tabel data
![Page 17: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/17.jpg)
13
4.2 Maksud maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers
Club (ILC).
(1)“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia
akan diubah menjadi surga akhirat”.
Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan, yaitu
melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas.
Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni Ilyas
mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan informasi
dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah melaporkan bahwa
.kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang mulia melalui perubahan
sistem hotel Alexis. Syarif menyampaikan dengan situasi santai.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan
oleh Dynel (2013) meneliti maksud dan strategi kelakar dalam drama.
Hasil penelitian ini menunjukkan humor percakapan lazim dalam wacana
dramatis, memanifestasikan dirinya dalam angka-angka retoris (misalnya
metafora kreatif atau ironi) dan tipe pragmatis (misalnya menggoda), yang
juga dapat dikategorikan tergantung pada apakah mereka menampilkan
agresi yang asli atau tidak.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Asertif Direktif Deklaratif Ekspresif
Sosial
Politik
Ekonomi
![Page 18: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/18.jpg)
14
4.3 Strategi Tindak Kelakar sebagai Wacana Penutup Sesi Perbincangan pada
ILC.
4.3.1 Strategi Tindak Kelakar Langsung
(1)“Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga
untuk orang yang mengunjunginya”.
Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan
tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel
Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan maksud
tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung hotel Alexis.
Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai dengan tarif yang
disediakan, salah satunya adalah seks bebas.
Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kolinska (2008) meneliti kekuatan humor pada warga di
Canada. Hasil penelitian menunjukkan strategi tindak tutur kelakar
yakni (1)batas-batas ras, (2) sosial, dan ekonomi, (kembali), (3)
menegosiasikan ketidakadilan sejarah. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Kolinksa adalah sama-sama meneliti strategi tindak tutur
kelakar.
Hasil penelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar sesi
perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud tindak
kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)
Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan
pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
Berdasarkan hasil analisis data sesuai dengan penemuan
penelitian, maka pembahasan yang berisi tentang uraian penjelasan
mengenai hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian terdahulu yang
diambil adalah penelitian yang dilakukan oleh Oshima (2000), Janet
(2006), Davies (2007), Marjolein (2007), Supriatin (2007), Sugiyanto
(2011), Kolinska (2008), Prayitno (2010), Kazarian (2011), Dynel
(2013), Gonzales (2013), Fuente (2013), Angeleri (2014), Nugroho
![Page 19: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/19.jpg)
15
(2014), Noor (2016), Budiawan (2016), Maria (2016), Subiyatiningsih
(2017), Widya (2017) dengan topik penelitian mengenai wujud,
maksud, dan strategi tindak kelakar.
Adapun hasil peelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar
sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud
tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
(3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi
perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).
5. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis mengenai tindak kelakar sebagai wacana penutup
sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC), ada tiga hal yang dapat
dituliskan. (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers
Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif, (b) tindak tutur
kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak tutur kelakar
ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia
Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b) menyatakan, (c)
menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g)
mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah.
(3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan
pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur
kelakar langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Angeleri, Romina dan Gabriella Airenti. 2014. “The Developmentof Joke and
Irony Understanding: A study With 3-to 6-Year-Old Children”. Canadian
Journalo. Vol.68. No.2. Hal. 133–146.
Astuti, Kusniah. 2015. “Tindak Kelakar dalam Komunikasi Verba”. Jurnal
Bahasastra. No 1. Vol 9 (Oktober 2015). Hlm. 156-160.
Budiawan, Pambudi. 2016. “Kelakar dengan Ironi dalam Acara Buana Show di
Indosiar”. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra. No 7. Vol. 9. Hlm. 89-100.
Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik (Perkenalan Awal). Jakarta: Rineka Cipta.
![Page 20: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/20.jpg)
16
Davies, Christie. 2007. “Humour and Protest: Jokes under Communism.
International Review of Social History”. Journal of Humor Research. No
15. Vol 52. Hal 291-305.
Dynel, Marta. 2013. Humorous Phenomena in Dramatic Discourse. The American
Scholar. 12(14): 178-189.
Gunawan, Asim. 2007. Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta. Penerbit
Universitas Atmajaya.
Gonzales, Luis. 2013. D. The Interpreter´s Ultimate Challenge: Translation
Journal and the Authors. 19 (2). pp. 179–186.
Hart, Marjolein’t. 2007. “Humour and Social Protest: An Introduction”.
International Review of Social History. No. 15. Vol 52. Hal 1-20.
Holmes, Janet. 2006. “Sharing a Laugh: Pragmatic Aspects of Humor and Gender
in the Workplace”. Journal of Pragmatics. No. 1. Vol 38. Hal 26-50.
Kazarian, Mahela. 2011. “Jokes on Lebanese Social Society”. Indonesian Journal
of Applied Linguistics. Vol. 16. Issue 1 (Juli 2011). Hlm. 130-140.
Kazarian, Shahe S. 2011. “Humor in the Collectivist Arab Middle East: The Case
of Lebanon. Humor: International” Journal of Humor Research. No. 3.
Vol 24. Hal 329-348.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
_______. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mahmudah. 2017. “Tindak Kelakar dalam Masyarakat Kultural” Lingua Jurnal
Bahasa. Vol 9. N0 4. Hlm. 28-32.
Maria, Himatul. 2016. “Tindak Tutur Kelakar dalam Percakapan Antar Pedagang
Asongan”. ISBN. 855-867. FKIP UMRAH Tanjung Pinang.
Marsudi, L. 2003. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Malang: UNM Press.
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.
_______. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
![Page 21: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/21.jpg)
17
Ngalim, Abdul; Harun Joko Prayitno, dkk. 2016. “English Indonesian Interference
I Sosiolinguistic Learning Based O Lexico Of Electronic Communication
Media”. Surakarta: MUP.
Noor, Khilyatin Ulin. 2016. “Prinsip Kelakar sebagai Strategi Perekat Komunikasi
dalam Wacana Indonesia Lawak Klub”. Tesis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nugroho, Setyo. 2014. “Tindak Kelakar dan Ironi pada Pemandu Acara Televisi:
Kajian Pragmatik”. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Oshima, Kimie 2000. “Ethnic Jokes and Social Function in Hawai’i. Humor:
International”. Journal of Humor Research. No. 1. Vol 13. Hal 41-58.
Kolinska, Klara. 2008. “Power Through Humour: Thomas King’s Strategies for
Decolonizing Canada”. Univerzita Karlova V Praze Filosofická Fakulta.
Autor práce: Jaroslav Tuček.
Prayitno, Harun Joko. 2010. Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan
Ironi Para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot
Berbudaya Jawa. Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 22, No. 1, Juni 2010:
30-46.
Prayitno, Joko Harun. 2017. Studi Sosiopragmatik. Surakarta. Muhammadiyah
University Press.
Prayitno, Joko Harun, Abdul Ngalim, dkk. T. 2012. aksonomi Perwujudan Tindak
Tutur Direktif Dalam Peristiwa Rapat Dinas Pejabat di Lingkungan
Pemerintahan Surakarta Indonesia”. Makalah dalam Diskusi
Pengembangan Akademik PPs MPB UMS, 2 Mei 2012.
Fuente, Santiago González. “Audiovisual Prosody and Verbal Irony”. Journal of
Pragmatics. 38: 1557-1579.
Rahardi, R. Kunjana. 2004. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang :
Dioma.
Rusminto, N.E. 2010. Memahami Bahasa Anak-Anak. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Rusminto, Nurlaksana Eko. 2010. Memahami Bahasa Anak-anak: Sebuah Kajian
Analisis Wacana Panduan Bagi Guru, Orang Tua dan Mahasiswa Jurusan
Bahasa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
_______. 2013. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D)”. Bandung: Alfabeta.
![Page 22: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052809/60769674e288d911df5d5c2c/html5/thumbnails/22.jpg)
18
Rochmat Budi Santosa, Harun Joko Prayito, dkk. 2017. Relevance Theory
Perspectives In Interpreting Istifham In The Holy Qur’an A Study On
Narrative Verses”. Laporan Penelitian Hikom Ditjen Dikti.
Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, Metode dan Kiat.
Yogyakarta: UGM.
Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Subiyatningsih, Foriyani. 2017. “Prinsip Kelakar dan Prinsip Daya Tarik dalam
Wacana Cakcuk”. Jurnal Linguisti Indonesia. Volume 45, Nomor 1, Juni
2017.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Sugiyanto.2011.”Realesasi Kesantunan Berbahasa Antara Kepala Sekolah dengan
Guru dan Staf SMA Muhamadiyah 4 Andong” ( Tesis) Surakarta: UMS
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_______.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supriatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan Berbahasa dalam Mengungkapkan
Perintah.” Jurnal Linguistik Indonesia, Vol.25. No.12 Oktober 2007.
Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Widya, Kamila. 2017. “Tindak Tutur Kelakar dan Strateginya dalam Komunikasi
Masyarakat Sunda”. Tesis. Universitas Andalas.
Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Jogjakarta:
Ombak
_______. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yuniarti. 2010. “Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah (Kajian
pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI regional II Semarang).”
Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.