tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas...

22
TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI PERBINCANGAN PADA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Program Pascasarjana Oleh: ENI KURNIANINGSIH S200160120 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

i

TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI PERBINCANGAN

PADA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC)

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Program Studi Magister Pengkajian Bahasa

Program Pascasarjana

Oleh:

ENI KURNIANINGSIH

S200160120

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

1

Page 3: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

2

Page 4: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

0

Page 5: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

1

TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI

PERBINCANGAN PADA INDONESIA LAWYERS CLUB

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tiga tujuan. (1) Mendeskripsikan wujud tindak kelakar sesi

perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Mendeskripsikan maksud

tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)

Mendeskripsikan strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi

perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi

dan menganalisis wujud, makna, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana

penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Data dalam

penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak telakar pada acara

Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan-

tuturan dari pembawa acara program Indonesia Lawyer Club (ILC). Teknik yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Pengumpulan data dilakukan

dengan menyimak tuturan pada wacana pembawa acara pada program Indonesia

Lawyer Club (ILC). Metode simak ini diikuti dengan teknik rekam. Teknik

analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode padan.

Hasil dari penelitian ini adalah (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada

Indonesia Lawyers Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif,

(b) tindak tutur kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak

tutur kelakar ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada

Indonesia Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b)

menyatakan, (c) menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g)

mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah. (3)

Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada

Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur kelakar

langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.

Kata Kunci : tindak tutur, kelakar, strategi tindak tutur, wacana penutup, ILC

ABSTRACT

The objectives of the study are three. (1) Describe the form of jokes discussion

session on Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Describes the meaning of the

follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)

Describe the strategy of speech acts as a discourse to cover the discussion

session at Indonesia Lawyers Club (ILC). This study used descriptive

qualitative method. Subjects in this study were to identify and analyze the

form, meaning, and strategy of joke as the discourse of the closing of the

discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC). The data in this study is a

speech that contains acts of telakar at the event of Indonesia Lawyer Club

(ILC). The data source in this research is the speeches of the program host of

Indonesia Lawyer Club (ILC). Technique done in this research is technique

note. Data collection was done by listening to the speech on the discourse of

the host on the Indonesia Lawyer Club (ILC) program. This method is

Page 6: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

2

followed by recording technique. Data analysis techniques to be used by

researchers using the method of matching. The results of this study are (1) The

form of a joke discussion session in Indonesia Lawyers Club (ILC) there are

four kinds. (a) Acting assertiveness assertiveness, (b) speech acts in a

juxtaposition, (c) declarative jokes, and (d) expressive speech acts. (2) The

meaning of the follow-up discussion session at the Indonesia Lawyers Club

(ILC) is ten kinds. (a) To report, (b) to declare, (c) to demand, (d) to request,

(e) to advise, (f) to defend himself, (g) to express an opinion, (h) to boast; (i) to

predict; ) and ruled. (3) The strategy of acts of speech as a discourse to cover

the discussion session at Indonesia Lawyers Club (ILC) there are two kinds. (a)

Direct speech acting strategy, and (b) indirect action strategy.

Keywords: acts of speech, jokes, speech acts strategy, discourse cover, ILC

1. PENDAHULUAN

Berbagai acara yang mengandung unsur humor menjadi tren di era modern saat

ini. Penyimpangan prinsip kesantunan sangat sering terjadi. Mereka tidak

mengindahkan adanya prinsip kesantunan dalam melakukan komunikasi

tersebut. Antara penutur dan petutur hanya mementingkan unsur Selain

pelanggaran prinsip kesantunan, pelanggaran prinsip kerja sama juga sering

terjadi. Diperlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara penutur

mengatur dan mengontrol apa yang ingin mereka katakan dan disesuaikan

dengan orang yang mereka ajak bicara, di mana, kapan, dan dalam keadaan

apa. Hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dalam

berkomunikasi (Wijana, 2004:56).

Prinsip kelakar telah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah

satunya dalam dunia politik. Pembentukan cermin seorang politikus dinilai

sangat penting dalam berpolitik. Hal ini menjadi alasan paling kuat dalam

penerapan kelakar. Penggambaran ini berkaitan dengan penilaian dari tokoh

politik oleh masyarakat. Prinsip kelakar merupakan salah satu strategi

komunikasi untuk mengakrabkan suasana tanpa mengandung makna

menyinggung perasaan atau merugikan. Penerapan prinsip kelakar dinilai lebih

nyaman digunakan oleh seorang penutur dan lawan tutur.

Tuturan-tuturan yang dituturkan seorang politikus memiliki dampak yang

sangat kuat terhadap pengaruh perubahan sikap yang akan dilakukan. Oleh

karena itu, tuturan dalam dunia politik harus bijaksana serta tidak

Page 7: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

3

menimbulkan kekeliruan presepsi atau asumsi antar politikus. Ketidakpahaman

dan kekeliruan presepsi antar seorang penutur dan mitra tutur, dalam hal ini

adalah seorang politikus akan berdampak buruk. Dampak yang dihasilkan

selain antar individu juga antar partai.

Banyak program hiburan di televisi yang tidak memperhatikan efek yang

akan didapatkan. Program hiburan yang hanya berjoget-joget, bernyanyi,

permainan yang tidak ada unsur pendidikan, seperti memukul peserta games

dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain.

Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran bagi penontonnya.

Program tersebut memberikan hiburan yang tidak mendidik, apalagi jika dilihat

oleh anak yang masih dibawah umur, karena akan memberikan dampak

pasikologis bagi sang anak. Penulis memilih program ILC karena program

tersebut memiliki makna tersirat dan dampak perubahan sikap positif yang

akan ditimbulkan oleh masyarakat, khususnya para politikus.

Peneliti tertarik menganalisis tindak kelakar pada sesi perbincangan ILC.

Indonesia Lawyers Club (ILC) merupakan salah satu acara dialog interaktif

yang didalamnya terdapat tindak kelakar. Topik yang diangkat dalam acara

Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik yang dapat diperdebatkan oleh

pembicara satu dengan pembicara lain. Arti kata topik dalam dialog interaktif

ILC ini adalah topik yang kontroversial yang dapat menimbulkan pro dan

kontra. Kita bisa melihat dari judul acara “Indonesia Lawyers Club” yang jika

di bahasa Indonesiakan adalah kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu

objek yang diperbincangkan adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia.

Tujuan program Indonesia Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta

kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi

hukum Indonesia.

Untuk membuktikan bahwa dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC)

terdapat tindak kelakar pragmatik perlu dilakukan identifikasi, klasifikasi,

tafsir, dan analisis makna deskripsi. Teori yang digunakan adalah teori

pragmatik. Yule (2006:3) menjelaskan bahwa pragmatik adalah studi makna

yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar

Page 8: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

4

(atau pembaca). Sebagai akibatnya studi ini lebih banyak berhubungan dengan

analisis tentang apa yang dimaksudkan orang dengan turunan-turunannya

daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan sendiri.

2. METODE

Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.

Sugiyono (2013:13) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah data

penelitian berkenaan dengan interpretasi data yang ditemukan di lapangan.

Pada penelitian ini peneliti memilih objek penelitian yaitu tindak kelakar pada

acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Subjek dalam penelitian ini adalah

mengidentifikasi dan menganalisis wujud, maksud, dan strategi tindak kelakar

sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club

(ILC).

Sutopo (2006:35-47) mengatakan bahwa data pada dasarnya merupakan

bahan mentah yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti dari dunia yang

dipelajari. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak

kelakar pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Sumber data dalam

penelitian ini adalah tuturan-tuturan dari pembawa acara program Indonesia

Lawyer Club (ILC). Pengumpulan data dilakukan dengan menyimak tuturan

pada wacana pembawa acara pada program Indonesia Lawyer Club (ILC).

Teknik analisis data yang akan digunakan oleh peneliti menggunakan metode

padan. Sudaryanto (1993:13-15) menyatakan bahwa metode padan merupakan

analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian

dari bahasa yang bersangkutan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini merupakan hasil kajian yang telah dilakukan peneliti terhadap

tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada Indonesia

Lawyers Club (ILC).

3.1 Gambaran Umum Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan dari data yang bersumber dari tuturan sesi

perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). Indonesia Lawyer Club

Page 9: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

5

(ILC) yang sebelumnya bernama Jakarta Lawyers Club merupakan program

talkshow yang disiarkan di TV One. Program ini menampilkan perbincangan

mengenai masalah hukum dan kriminalitas selama 2 jam dan dipandu

oleh pembawa acara sekaligus wartawan terkenal, yakni Karni Ilyas. Acara

ini disiarkan setiap Selasa pukul 19:30 WIB dan Sabtu pukul 19:00 WIB.

Sejak 25 April 2017 dikarenakan ada perubahan format TV One yang tadinya

berfokus pada program warta berita saja, sekarang ditambahkan dengan unsur

entertainment.

Topik yang diangkat dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) ialah topik

yang dapat diperdebatkan oleh pembicara satu dengan pembicara lain. Arti

kata topik dalam dialog interaktif ILC ini adalah topik yang kontroversial

yang dapat menimbulkan pro dan kontra. Kita bisa melihat dari judul acara

“Indonesia Lawyers Club” yang jika di bahasa Indonesiakan adalah

kumpulan pengacara Indonesia. Sudah tentu objek yang diperbincangkan

adalah hukum-hukum yang berlaku di Indonesia. Tujuan program Indonesia

Lawyers Club (ILC) untuk memberikan fakta kepada masyarakat mengenai

kasus-kasus yang terjadi dan dilihat dari sisi hukum Indonesia.

3.2 Wujud Tindak Tutur Kelakar

3.2.1 Tindak Tutur Kelakar Asertif

(1a) Eksplikatur

Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas

sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga

akhirat”.

Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Syarif pada Kamis,

21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan

tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD

DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.

Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif.

Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya

memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al

Ikhlas.

Page 10: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

6

(1b) Eksplikatur

Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa

dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.

Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada

Kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan

tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD

DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus.

Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar asertif.

Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata hanya

menegaskan bahwa lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat

yang memberikan pelayanan-pelayanan tertentu kepada

pelanggannya.

3.2.2 Tindak Tutur Kelakar Direktif

(1a) Eksplikatur

Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak

dikikis juga? Padahal fungsinya juga sama seperti

Alexis yang berkelut dengan setan berwujud

manusia?”.

Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Bestari Barus pada

kamis, 21 Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan

tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD

DKI Jakarta F-Nasdem bernama Bestari Barus.

Tuturan di atas mengandung tindak tutur kelakar direktif.

Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa penuntutan Bestari

Barus mengenai penutupan hotel Alexis.

(1b) Eksplikatur

Pn: “Izin reklame bertumpang tindih, tetapi mengapa

kebenaran mematikan ilusi kita sendiri?”.

Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Rosa Vivien Ratnawati

pada selasa, 12 Desember 2017 pukul 19.30 WIB.

Tuturan tersebut dituturkan oleh Direktur Sanksi

Administrasi Penegakan Hukum bernama Rosa

Vivien Ratnawati.

Page 11: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

7

Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar direktif.

Dikatakan tindak tutur direktif karena berupa pembualan

mengapa reklame mematikan daya khayal dan membuat

sengsara nelayan.

1.2.3 Tindak Tutur Kelakar Deklaratif

(1a) Eksplikatur

Pn: “Alexis kini tak lagi exis, Djarot yang bertelur, Anies

yang mengerami”.

Konteks: Tuturan di atas dikatakan oleh Karni Ilyas pada kamis, 21

Desember 2017 pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Karni Ilyas saat menutup acara ILC.

Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar deklaratif.

Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa sebuah

pembaptisan kepada Djarot dan Anies.

3.2.4 Tindak Tutur Kelakar Ekspresif

(1a) Eksplikatur

Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.

Konteks: Tuturan di atas Anies Baswedan pada selasa, 12

Desember 2017 pada pukul 19.30 WIB. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Gubernur DKI Jakarta bernama Anies

Baswedan.

Tuturan di atas termasuk tindak tutur kelakar ekspresif.

Dikatakan tindak tutur deklaratif karena berupa pembelaan diri

untuk menepati janji kepada nelayan.

1.3 Maksud Tindak Kelakar

3.3.1 Melaporkan

(1a) Eksplikatur

Pn: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas

sehingga surga dunia akan diubah menjadi surga

akhirat”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan,

yaitu melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al

Ikhlas. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni

Page 12: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

8

Ilyas mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan

informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah

melaporkan bahwa .kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang

mulia melalui perubahan sistem hotel Alexis. Syarif

menyampaikan dengan situasi santai.

3.3.2 Menyatakan

(1a) Eksplikatur

Pn: “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa

dikatakan surga untuk orang yang mengunjunginya”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menyatakan.

Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Bestari Barus

menambahkan argumen yang dikatakan Syarif sebelumnya. Bestari

Barus menyampikan informasi dengan berkelakar. Maksud tuturan

tersebut adalah Bestari Barus menyampaikan informasi bahwa di

lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat atau bisa dikatakan pijat

plus-plus. Artinya, pengunjung mendapat fasilitas lebih, yaitu

kenikmatan dunia yang disajikan oleh beberapa wanita. Bestari

Barus menyampaikan dengan nada emosi.

1.3.3 Menuntut

(1a) Eksplikatur

Pn: “Mengapa apartemen-apartemen sejenisnya tidak dikikis

juga? Padahal fungsinya juga sama seperti Alexis yang

berkelut dengan setan berwujud manusia?”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar menuntut.

Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni Ilyas

mengizinkan untuk mengungkapkan pendapatnya. Bestari Barus

menuntut tentang sistem kebijakan Alexis dengan berkelakar.

Maksud tuturan tersebut adalah penuntutan Bestari Barus mengenai

ketidakadilan pada apartemen yang memiliki fungsi sama dengan

Alexis. Pertanyaan yang masih menjadi belum bisa terjawab.

3.3.4. Meminta

(1a) Eksplikatur

Page 13: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

9

Pn:“Kami sebagai warga teluk Jakarta mengelola secara

turun-temurun, kami perlu diwongke, kami juga punya

hak”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar meminta.

Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen III ketika Iwan

Chamidi selesai mengungkapkan gagasannya. Tahir sebagai

nelayan Kali Baru menuntut pemerintah tentang proyek

reklamasi dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah

permintaan kepada pemerintah untuk menghargai hak para

nelayan, karena warga nelayan teluk Jakarta mengelola laut

tersebut secara turun-temurun.

3.3.5 Memberi Nasihat

(1e) Eksplikatur

Pn:“Reklamasi akan membawa dampak lingkungan,

seharusnya dengan pemerintahan Jokowi segera

dilakukan tindakan untuk menyelesaikan aturan-aturan

mengenai reklamasi”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar memberi

nasihat. Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Karni

Ilyas meminta Susi Pudjiastuti menyampaikan gagasannya. Susi

Pudjiastuti memberikan masukan kepada pemerintah dengan

berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah nasihat agar

dilakukannya tindakan untuk menyelesaikan permasalahan

reklamasi, karena reklamasi membawa dampak buruk bagi

nelayan.

3.3.6 Membela diri

(1a) Eksplikatur

Pn: “Pokoknya kita laksanakan semua janji”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar membela diri.

Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen II ketika Tahir seorang

nelayan Kali Baru bertanya tentang janji Anies Baswedan untuk

mensejahterakan kehidupan warga nelayan. Anies Baswedan

Page 14: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

10

membela dirinya dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut

adalah bahwa nelayan menagih janji Anies Baswedan terhadap

kesejahteraan nelayan pasca reklamasi. Keumudian Anies

Baswedan membela diri akan menepati janjinya kepada nelayan.

3.4 Strategi Tindak Tutur Kelakar

3.4.1 Strategi Tindak Tutur Langsung

Strategi bertutur langsung dinyatakan secara langsung

menggunakan tipe-tipe kalimat sesuai dengan fungsi tipe kalimat

tersebut (Prayitno, 2017:53).

(1) “Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan

surga untuk orang yang mengunjunginya”.

Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur langsung literal.

Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan

tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel

Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan

maksud tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung

hotel Alexis. Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai

dengan tarif yang disediakan, salah satunya adalah seks bebas.

(2) “Saya sangat menyayangkan kepada pemerintah pusat, yakni

Luhud Panjaitan. Dia sangat gegabah mengambil keputusan

mencabut materium. Dia memberi ruang mewah kepada

pengembang sementara rakyat yang terkena dampak tidak pernah

dipikirkan”.

Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur langsung literal.

Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan

tersebut menjelaskan bahwa Iwan Chamidi sangat menyayangkan

dengan sikap Luhud Panjaitan yang gegabah mengambil keputusan

mencabut materium. Kalimat dalam tuturan memiliki maksud yang

sama dengan maksud tuturan, yakni bentuk protes terhadap nasib

rakyat yang terkena dampak dari pencabutan materium.

Page 15: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

11

3.4.2 Strategi Tindak Tutur Tidak Langsung

Strategi tindak tutur tidak langsung digunakan dengan cara

mengubah fungsi jenis kalimat, misalnya untuk menyatakan perintah

(Prayitno, 2017:54).

(1) “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas sehingga surga

dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.

Tuturan (1) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung

tidak literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung tidak

literal karena tuturan tersebut menjelaskan makna yang tersirat dan

kata dalam tuturan berlawanan dengan maksud tuturan. Artinya,

hotel Alexis memiliki makna yang berlawanan antara kata yang

dituturkan dengan maksud tuturannya, yakni hotel Alexis berisi

hiburan malam yang identik dengan pelanggaran norma.

(2) “Kontrofersi reklamasi bak bola panas ditangan Alisandi”.

Tuturan (2) merupakan strategi tindak tutur tidak langsung

literal. Dikatakan strategi tindak tutur tidak langsung literal karena

tuturan tersebut memiliki maksud tersirat, yakni kontrofersi

reklamasi bagaikan isu yang sedang hangat dan memiliki resiko

tinggi. Jika kontrofersi reklamasi tersebut berhasil dikuasai maka

akan mendapatkan keuntungan maksimal. Kata dalam tuturan

tersebut memiliki maksud yang sama.

4. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasi kajian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, peneliti

menemukan tiga hal.

4.1 Wujud tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada

Indonesia lawyers club (ILC).

4.1.1Asertif

(1) Syarif: “Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga

surga dunia akan diubah menjadi surga akhirat”.

Page 16: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

12

Tuturan di atas terjadi pada Kamis, 21 Desember 2017 pukul

19.30 WIB. Tuturan tersebut dituturkan oleh salah satu anggota DPRD

DKI Jakarta F-Gerindra bernama Syarif.

“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga

dunia akan diubah menjadi surga akhirat” merupakan tindak tutur

kelakar asertif. Dikatakan tindak tutur asertif karena semata-mata

hanya memberitahukan bahwa Alexis akan diubah menjadi hotel Al

Ikhlas. Tuturan tersebut termasuk tuturan konteks sosial.

Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fuente (2013) meneliti wujud tindak tutur kelakar pada parodi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) apa gesturalnya dan strategi prosodi

yang digunakan dalam ekspresi ucapan spontan yang ironis, (2) apa adanya

kontribusi relatif dari konteks wacana bersama dengan isyarat prosodic dan

gestural persepsi ironi verbal, (3) memang ada perbedaan lintas bahasa dalam

produksi dan persepsi penanda audiovisual menjadi ironis pidato, dan (4) apa

korelasi saraf dari isyarat prosodi audiovisual yang terlibat dalam proses ironi

verbal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fuente adalah sama-sama

meneliti tindak tutur kelakar. Perbedaannya penelitian Fuente tidak meneliti

maksud dan strategi tindak tutur kelakar.

Dalam temuan data bisa digambarkan dengan tabel berikut.

Wujud Ironi Jumlah

Data Sosial Politik Ekonomi

Asertif 20 7 8 5

Direktif 12 4 5 3

Deklaratif 9 3 4 2

Ekspresif 5 2 1 2

Tabel data

Page 17: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

13

4.2 Maksud maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers

Club (ILC).

(1)“Hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhas sehingga surga dunia

akan diubah menjadi surga akhirat”.

Tuturan tersebut mengandung makna kelakar melaporkan, yaitu

melaporkan bahwa hotel Alexis akan diubah menjadi hotel Al Ikhlas.

Tuturan tersebut disampaikan pada sekmen 1 ketika Karni Ilyas

mengizinkan Syarif untuk berargumen. Syarif menyampikan informasi

dengan berkelakar. Maksud tuturan tersebut adalah melaporkan bahwa

.kemaksiatan akan diubah menjadi akhlak yang mulia melalui perubahan

sistem hotel Alexis. Syarif menyampaikan dengan situasi santai.

Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan

oleh Dynel (2013) meneliti maksud dan strategi kelakar dalam drama.

Hasil penelitian ini menunjukkan humor percakapan lazim dalam wacana

dramatis, memanifestasikan dirinya dalam angka-angka retoris (misalnya

metafora kreatif atau ironi) dan tipe pragmatis (misalnya menggoda), yang

juga dapat dikategorikan tergantung pada apakah mereka menampilkan

agresi yang asli atau tidak.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Asertif Direktif Deklaratif Ekspresif

Sosial

Politik

Ekonomi

Page 18: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

14

4.3 Strategi Tindak Kelakar sebagai Wacana Penutup Sesi Perbincangan pada

ILC.

4.3.1 Strategi Tindak Kelakar Langsung

(1)“Lantai 7 hotel Alexis terdapat griya pijat yang bisa dikatakan surga

untuk orang yang mengunjunginya”.

Dikatakan strategi tindak tutur langsung literal karena tuturan

tersebut menjelaskan realita sebenarnya yang terjadi dalam hotel

Alexis. Kata dalam tuturan memiliki makna yang sama dengan maksud

tuturan, yakni terdapat ruang pemijatan bagi pengunjung hotel Alexis.

Pengunjung tersebut dapat menikmati fasilitas sesuai dengan tarif yang

disediakan, salah satunya adalah seks bebas.

Temuan penelitian ini memperkuat hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kolinska (2008) meneliti kekuatan humor pada warga di

Canada. Hasil penelitian menunjukkan strategi tindak tutur kelakar

yakni (1)batas-batas ras, (2) sosial, dan ekonomi, (kembali), (3)

menegosiasikan ketidakadilan sejarah. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian Kolinksa adalah sama-sama meneliti strategi tindak tutur

kelakar.

Hasil penelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar sesi

perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud tindak

kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (3)

Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan

pada Indonesia Lawyers Club (ILC).

Berdasarkan hasil analisis data sesuai dengan penemuan

penelitian, maka pembahasan yang berisi tentang uraian penjelasan

mengenai hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian terdahulu yang

diambil adalah penelitian yang dilakukan oleh Oshima (2000), Janet

(2006), Davies (2007), Marjolein (2007), Supriatin (2007), Sugiyanto

(2011), Kolinska (2008), Prayitno (2010), Kazarian (2011), Dynel

(2013), Gonzales (2013), Fuente (2013), Angeleri (2014), Nugroho

Page 19: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

15

(2014), Noor (2016), Budiawan (2016), Maria (2016), Subiyatiningsih

(2017), Widya (2017) dengan topik penelitian mengenai wujud,

maksud, dan strategi tindak kelakar.

Adapun hasil peelitian ini ada tiga. (1) Wujud tindak kelakar

sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC). (2) Maksud

tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).

(3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi

perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC).

5. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis mengenai tindak kelakar sebagai wacana penutup

sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers Club (ILC), ada tiga hal yang dapat

dituliskan. (1) Wujud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia Lawyers

Club (ILC) ada empat macam. (a) Tindak tutur kelakar asertif, (b) tindak tutur

kelakar direktif, (c) tindak tutur kelakar deklaratif, dan (d) tindak tutur kelakar

ekspresif. (2) Maksud tindak kelakar sesi perbincangan pada Indonesia

Lawyers Club (ILC) ada sepuluh macam. (a) Melaporkan, (b) menyatakan, (c)

menuntut, (d) meminta, (e) membri nasihat, (f) membela diri, (g)

mengemukakan pendapat, (h) membual, (i) memprediksi, (j) dan memerintah.

(3) Strategi tindak tutur kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan

pada Indonesia Lawyers Club (ILC) ada dua macam. (a) Strategi tindak tutur

kelakar langsung, dan (b) strategi tindak tutur kelakar tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Angeleri, Romina dan Gabriella Airenti. 2014. “The Developmentof Joke and

Irony Understanding: A study With 3-to 6-Year-Old Children”. Canadian

Journalo. Vol.68. No.2. Hal. 133–146.

Astuti, Kusniah. 2015. “Tindak Kelakar dalam Komunikasi Verba”. Jurnal

Bahasastra. No 1. Vol 9 (Oktober 2015). Hlm. 156-160.

Budiawan, Pambudi. 2016. “Kelakar dengan Ironi dalam Acara Buana Show di

Indosiar”. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra. No 7. Vol. 9. Hlm. 89-100.

Chaer, Abdul. 2004. Sosiolinguistik (Perkenalan Awal). Jakarta: Rineka Cipta.

Page 20: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

16

Davies, Christie. 2007. “Humour and Protest: Jokes under Communism.

International Review of Social History”. Journal of Humor Research. No

15. Vol 52. Hal 291-305.

Dynel, Marta. 2013. Humorous Phenomena in Dramatic Discourse. The American

Scholar. 12(14): 178-189.

Gunawan, Asim. 2007. Pragmatik Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta. Penerbit

Universitas Atmajaya.

Gonzales, Luis. 2013. D. The Interpreter´s Ultimate Challenge: Translation

Journal and the Authors. 19 (2). pp. 179–186.

Hart, Marjolein’t. 2007. “Humour and Social Protest: An Introduction”.

International Review of Social History. No. 15. Vol 52. Hal 1-20.

Holmes, Janet. 2006. “Sharing a Laugh: Pragmatic Aspects of Humor and Gender

in the Workplace”. Journal of Pragmatics. No. 1. Vol 38. Hal 26-50.

Kazarian, Mahela. 2011. “Jokes on Lebanese Social Society”. Indonesian Journal

of Applied Linguistics. Vol. 16. Issue 1 (Juli 2011). Hlm. 130-140.

Kazarian, Shahe S. 2011. “Humor in the Collectivist Arab Middle East: The Case

of Lebanon. Humor: International” Journal of Humor Research. No. 3.

Vol 24. Hal 329-348.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia (UI-Press).

_______. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mahmudah. 2017. “Tindak Kelakar dalam Masyarakat Kultural” Lingua Jurnal

Bahasa. Vol 9. N0 4. Hlm. 28-32.

Maria, Himatul. 2016. “Tindak Tutur Kelakar dalam Percakapan Antar Pedagang

Asongan”. ISBN. 855-867. FKIP UMRAH Tanjung Pinang.

Marsudi, L. 2003. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Malang: UNM Press.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

_______. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 21: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

17

Ngalim, Abdul; Harun Joko Prayitno, dkk. 2016. “English Indonesian Interference

I Sosiolinguistic Learning Based O Lexico Of Electronic Communication

Media”. Surakarta: MUP.

Noor, Khilyatin Ulin. 2016. “Prinsip Kelakar sebagai Strategi Perekat Komunikasi

dalam Wacana Indonesia Lawak Klub”. Tesis. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Nugroho, Setyo. 2014. “Tindak Kelakar dan Ironi pada Pemandu Acara Televisi:

Kajian Pragmatik”. Tesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Oshima, Kimie 2000. “Ethnic Jokes and Social Function in Hawai’i. Humor:

International”. Journal of Humor Research. No. 1. Vol 13. Hal 41-58.

Kolinska, Klara. 2008. “Power Through Humour: Thomas King’s Strategies for

Decolonizing Canada”. Univerzita Karlova V Praze Filosofická Fakulta.

Autor práce: Jaroslav Tuček.

Prayitno, Harun Joko. 2010. Perwujudan Prinsip Kerjasama, Sopan Santun, dan

Ironi Para Pejabat dalam Peristiwa Rapat Dinas di Lingkungan Pemkot

Berbudaya Jawa. Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 22, No. 1, Juni 2010:

30-46.

Prayitno, Joko Harun. 2017. Studi Sosiopragmatik. Surakarta. Muhammadiyah

University Press.

Prayitno, Joko Harun, Abdul Ngalim, dkk. T. 2012. aksonomi Perwujudan Tindak

Tutur Direktif Dalam Peristiwa Rapat Dinas Pejabat di Lingkungan

Pemerintahan Surakarta Indonesia”. Makalah dalam Diskusi

Pengembangan Akademik PPs MPB UMS, 2 Mei 2012.

Fuente, Santiago González. “Audiovisual Prosody and Verbal Irony”. Journal of

Pragmatics. 38: 1557-1579.

Rahardi, R. Kunjana. 2004. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang :

Dioma.

Rusminto, N.E. 2010. Memahami Bahasa Anak-Anak. Bandar Lampung:

Universitas Lampung

Rusminto, Nurlaksana Eko. 2010. Memahami Bahasa Anak-anak: Sebuah Kajian

Analisis Wacana Panduan Bagi Guru, Orang Tua dan Mahasiswa Jurusan

Bahasa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

_______. 2013. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D)”. Bandung: Alfabeta.

Page 22: TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP SESI … · dengan styrofoam, dan menaruh terigu di atas kepala atau di muka pemain. Program yang tidak memberikan nilai moral serta pelajaran

18

Rochmat Budi Santosa, Harun Joko Prayito, dkk. 2017. Relevance Theory

Perspectives In Interpreting Istifham In The Holy Qur’an A Study On

Narrative Verses”. Laporan Penelitian Hikom Ditjen Dikti.

Sangidu. 2004. Metode Penelitian Sastra, Pendekatan Teori, Metode dan Kiat.

Yogyakarta: UGM.

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

Subiyatningsih, Foriyani. 2017. “Prinsip Kelakar dan Prinsip Daya Tarik dalam

Wacana Cakcuk”. Jurnal Linguisti Indonesia. Volume 45, Nomor 1, Juni

2017.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sugiyanto.2011.”Realesasi Kesantunan Berbahasa Antara Kepala Sekolah dengan

Guru dan Staf SMA Muhamadiyah 4 Andong” ( Tesis) Surakarta: UMS

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

_______.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Supriatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan Berbahasa dalam Mengungkapkan

Perintah.” Jurnal Linguistik Indonesia, Vol.25. No.12 Oktober 2007.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Widya, Kamila. 2017. “Tindak Tutur Kelakar dan Strateginya dalam Komunikasi

Masyarakat Sunda”. Tesis. Universitas Andalas.

Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi tentang Permainan Bahasa. Jogjakarta:

Ombak

_______. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuniarti. 2010. “Kompetensi Tindak Tutur Direktif Anak Usia Prasekolah (Kajian

pada Kelompok Bermain Anak Cerdas P2PNFI regional II Semarang).”

Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.