teodas prak 1

12
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif, dan kemungkinan mnciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme. ( Lachman, 1994). Steril menunjukkan kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan penuh dari mikroorganisme dengan keterbatasan. Istilah aseptis menunjukkan proses atau kondisi terkendali dimana tingkat kontaminasi mikroba dikurangi sampai suatu tingkat tertentu, dimana mikroorganisme dapat ditiadakan pada suatu produk. ( Lachman , 1994). Sterilisasi dapat dlakukan dengan tiga cara yaitu : 1) sterlisasi basah dengan menggunakan uap atau air panas; 2) sterlisasi kering alam tanur; dan 3) Pembakaran total (incineration). Berdasarkan pada ketiga cara tersebut, sterlisasi dapat dibagi dalam : (Irianto, 2006) 1. Sterlisasi Kering Sterlisasi kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pemijaran Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula) logam. b. Jilatan api Jilatan api diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca ojek, dan kaca penutup. Benda-beda ini dijilatkan pada api bunsen tanpa membiarkannya memijar.

Upload: tita-diarni

Post on 11-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

;/;/pl

TRANSCRIPT

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif, dan kemungkinan mnciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme. ( Lachman, 1994).Steril menunjukkan kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan penuh dari mikroorganisme dengan keterbatasan. Istilah aseptis menunjukkan proses atau kondisi terkendali dimana tingkat kontaminasi mikroba dikurangi sampai suatu tingkat tertentu, dimana mikroorganisme dapat ditiadakan pada suatu produk. ( Lachman , 1994).Sterilisasi dapat dlakukan dengan tiga cara yaitu : 1) sterlisasi basah dengan menggunakan uap atau air panas; 2) sterlisasi kering alam tanur; dan 3) Pembakaran total (incineration). Berdasarkan pada ketiga cara tersebut, sterlisasi dapat dibagi dalam : (Irianto, 2006)1. Sterlisasi KeringSterlisasi kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. PemijaranPemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula) logam.b. Jilatan apiJilatan api diterapkan terhadap skalpel, jarum, mulut tabung biakan, kaca ojek, dan kaca penutup. Benda-beda ini dijilatkan pada api bunsen tanpa membiarkannya memijar.

c. Tanur Uap Panas ( Hot-Air Oven)Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan dengan alat ini. Biasanya digunakan suuhu 160-165oC selama 1 jam. Cra ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, kalpel, gunting, kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca. Juga diterapkan terhadap bahanbahan kering dalam tempat-tempat tertutup, bahan serbuk (talk, dermatol), lemak, minyak. Kadang-kadang dilakukan sterilisasi pada suhu 170oC selama 2 jam.2. Sterilisasi BasahSterilisasi basah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Penggolongan dalam airCara ini cukup untuk mematikan mikroorganisme yang tidak berspora. Efek pensterilan dengan penggodogan dapat diperbaiki dengan penambahan 2% natrium karbonat.b. Uap mengalirUap mengalir bebas digunakan dalam tempat yang tidak tertutup rapat yang dapat menahan uap itu tanpa tekanan.Air mendidih dan uap bebas tidak pernah mencapai suhu lebih dari 100oC (212oF). Cara ini menghasilkan keadaan steril yang tidak dapat dicapai penggodogan 1 jam, karena spora yang resisten dengan penggodogan ini tetap berada dalam keadaan nonaktif. Cara ini diterapkannatara lain untuk media gelatin, susu, da karbohidrat.c. Uap dalam TekananPensterilan dengan uap dalam tekanan dilakukan dalam outoklaf. Dalam outoklaf ini uap berada dalam keadaan jenuh , dan peningkatan tekanan mengakibatkan suhu yang tercapai menjai lebih tinggi, yaitu dibawah tekanan 15 ib (2 atmosfer). Suhu dapat meningkat sampai 121oC. Dalam suhu tersebut semua mikroorganisme, baik vegetatif maupun spora dapat dimusnahkan dalam waktu yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit.Untuk mengkarakteristikkan tingkat kemurniaan dari daerah kerja dan produksi digunakan kandungan partikel dan kuman di udara. Secara internasinal telah dikenal adanya tiga kelas ruang bersih. Identitas kelas 100 dan sebagainya mengacu kepada konsentrasi partikel per kubik kaki ( 1 kubik kaki =0,28 m3).Untuk membuat obat yang dituntut sterilitasnya, diperlukan kriteria kelas ruang 100 ( Voihgt, 1994 ).Ruang pembuatan aseptik (yang dinamakan pusat steril), yang harus ada dalam apotek rumah sakit, klinik, serta perlengkapan pusat farmasi, medukung daerah produksi aseptic dimana wadah, alat kerja dan material yang diperlukan untuk pembungkusan sediaan obat secara aseptik, dicuci dan dibersihkan. Ruang semacam itu harus menjamin pembersihan secara mudah (dinding regei, langit-langit dapat dicuci, lantainya mudah disikat). Ruang tersebut juga harus memiliki instalasi air pans dan dingin, pencuci, meja kerja, meja yang dapat beregerak, serta ventilor, yang berfungsi untuk menghilangkan uap air (Voihgt, 1994).Ruangan produksi steril adalah tempat yang disiapkan secara khusus dari bahan-bahan dan tata bentuk yang harus sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Ruangan ini dipersiapkan untuk produksi obat steril, sehingga harus mempunyai syarat khusus. Obat atau bahan obat yang akan diproduksi harus mempunyai kepastian bahwa obat tidak terkontaminasi (pure).Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikn kondisinya dan dirawat dengan baik. Tata letak dan desain ruangan harus dapat memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan , sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.Menurut CPOB, ruangan steril dikategorikan ruang kelas I dan II atau sering disebut white area, yang harus memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba. Kelas I sebenarnya berada dalam ruangan kelas II, tetapi ruang kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow), yaitu alat yang menjamin ruangan dalam kondisi steril dan bias dipakai untuk pembuatan secara aseptik.Sebaliknya, ruangan produksi steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :Bebas mikroorganisme aktifudara yang ada di dalam ruangan disaring dengan HEPA filter agar mendapatkan udara yang bebas mikroorganisme dan partikel.Ada batasan kontaminasi dengan partikelTekanan positif, yakni tekanan udara di dalam ruangan lebih besar daripada udara di luar, sehingga udara di dalam mengalir ke luar (udara di luar yang lebih kotor tidak dapat masuk ke dalam ruangan yang lebih bersih)Minimal terbagi atas tiga area, yaitu area kotor (black area), intermediate area (grey area), dan area bersih (white area)Tata letak ruang hendaklah dikaji sejak tahap perencanaan konstruksi bangunan demi keefektifan semua kegiatan, kelancaran arus kerja, komunikasi, dan pengawasan serta untuk menghindari ketidakteraturan. Tata letak ruang dalam area produksi yang harus dipenuhi antara lain :1.Untuk pengolahan produk yang mengandung bahan yang menimbulkan sensitisasi tinggi, disediakan fasilitas tersendiri untuk masing-masing produk.2.Luas area kerja produksi minimal 2 kali luas yang diperlukan untuk penempatan peralatan ditambah luas area untuk keperluan pembersihan dan perawatan mesin oleh operator produksi dan/atau teknisi.3.Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu hendaklah :Kedap airTidak terdapat sambunganTidak merupakan media pertumbuhan mikroba.Mudah dibersihkan, serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan pembersih dan disinfektanArea produksi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain :1.Suatu sarana khusus danself-containerhendaklah disediakan untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitif tinggi, produk lainya seperti antibiotik tertentu. Produk hormone seks, produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahna aktif berpotensi tinggi, produk biologi dan produk non-obat hendaklah diprodukdsi di bangunan terpisah.2.Pembuatan produk yang diklasifikasikan sebagai racun seperti pestisida dan herbisida tidak boleh dilakukan disarana produksi obat3.Tata-letak ruangan produksi sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk : Memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain. Mencegah kesesakan dan ketidakteraturan dan memungkinkan terlaksananya komunikasi dan pengawasan yang efektif.4.Luas area kerja dan area penyimpanan bahanatau produk yang sedang dalam proses hendaklah memadai5.Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yamg terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka. Tidak melepaskan praktikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang mudah dan efektif.6.Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air permukaannya rata dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien. Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.7.Pipa, fiting lampu, titik fentilasi dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah dirancang sedemikian rupa untuk menghindari terbentuknya ceruk yang sulit dibersihkan.8.Pipa yang terpasang didalam ruangan tidak boleh menempel diding tetapi digantung.9.Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam hendaklah dihindari.10.Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.11.Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, dilengkapi dengan bak control serta ventilasi yang baik maupun mencegah aliran balik.12.Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan sistem pengendalian udara. Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun tidak ada kegiatan produksi.13.Area dimana dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu, memerlukan sarana penunjang khusus untuk mencegah pencemaran silang dan memudahkan pembersihan.14.Tata letak ruang area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur baur atau pencemaran silang.15.Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama penerangan di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan.16.Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat.17.Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, separti pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat.Tahapan proses untuk mendapatkan ruangan produksi steril bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:1.Bersihkan lantai, dinding, dan langit-langit dari debu dan kotoran. Hampir seluruh benda-benda yang di sterilkan harus secara fisik bersih terlebih dahulu sebelum proses standar sterilisasi dilakukan. Kontaminasi mikroba pada dasarnya dapat dihilangkan melalui pembersihan dengan menggunakan deterjen dan air atau dihancurkan dengan cara sterilisasi atau desinfektisasi. Pembersihan yang dilanjutkan dengan pengeringan terhadap permukaan hampir dapat dinyatakan efektif sebagaimana halnya jika menggunakan desinfektan.2.Bersihkan lantai, dinding, dan langit-langit dengan cairan disinfektan hingga bebas mikroorganisme. Beberapa disinfektan yang banyak digunakan :a.Alcohol : Etil atau Isopropil alcohol (60-90 %)Mekanisme kerjanya denaturasi protein.Keuntungan : daya bunuh cepatKerugian :Mudah menguap dan terbakarTerinaktivasi oleh materi organicTidak bersifat sporisidalb.Halogen : Chlorine (Na-hipoklorit)Mekanisme kerjanya kemungkinan menginhibisi reaksi enzimatik dalam sel, denaturasi protein, dan inaktivasi asam nukleat.Keuntungan : efektif terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negative, Kerugian :Terinaktivasi oleh materi organicKorosif terhadap alat dan wadahTidak bersifat sporisidalc.GlutaraldehidPada konsentarsi 2 %, pH 7,5-8,5 bertindak sebagai high level disinfectant (HLD) yang berarti dapat menghancurkan semua mikroorganisme vegetative, basil TBC, fungi, virus ukuran kecil dan non lipid, serta virus berukuran sedang kecuali sejumlah tertentu spora bakteri.Mekanisme kerjanya adalah membunuh mikroorganisme melalui proses alkilasi protein.Keuntungan:Dapat membunuh vegetative bakteri dalam waktu 2 menit.Bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, virusidal, dan sporisidal. Waktu yang dibutuhkan antara 10-30 menit, sedangkan proses sterilisasi perendaman butuh waktu sampai dengan 10 jamKerugian:Dapat menguapTidak mempunyai kemampuan membersihkand.Hidrogen peroksidaPada konsentrasi 6 % berfungsi sebagai high Level disinfectant (HLD)Mekanisme kerjanya menyerang membran lipid mikroorganisme.Keuntungan :Bakterisidal, virusidal, tuberkulosidal, fungsidal, dan sporisidal.Kerugian :Terpengaruh oleh perubahan pHe.FormaldehidKonsentrasi 8 % formaldehid + 70 % alcohol berfungsi sebagai HLD. Sebaliknya, konsentrasi kurang dari 4 % berfungsi sebagai Low Level Disinfektan (LLD), yaitu: disinfektan tidak memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri, mikrobakterium, semua fungi, serta semua virus ukuran kecil dan sedang.Mekanisme kerjanya menginaktivasi mikroorganisme melalui reaksi alkilasi terhadap gugus amino dan gugus sulfhidril pada protein.Keuntungan :Bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan virusidalSporisidal (8% formaldehid dalam 70 % alcohol)Kerugian :Terinaktivasi oleh materi organicPotensial karsinogenMenimbulkan uap yang mengiritasiKorosiff.FenolMekanisme kerjanya penetrasi terhadap dinding sel dan mengendapkan protein sel. Fenol biasa digunakan untuk melakukan desinfeksi dinding, lantai, dan permukaan meja (permukaan keras)Keuntungan :Spektrum luas, bakterisidal gram positif dan negative, fungisidal, tuberkulosidal, dan virus lipofilikMempunyai aktivitas residualKerugian :Tidak bersifat sporisidalTerinaktivasi oleh materi organikKorosif terhadap karet dan sebagian plasticg.Campuran chlorhexidine dan cetrimideContoh :Cairan Hibicet dari SSL International plc Oldham, EnglandKomposisi :Chlorhexidine Gluconate 1,5% b/v, Cetrimide 15%b/v (masing-masing setara dengan 7,5% v/v chlorhexidine gluconate solution Ph.Eur. 37,5% v/v strong cetrimide solution B.P 40%)Pemakaian :Satu bagian di dalam 100 bagian air; 10 ml + air hingga menjadi genap 1000 ml. fungsinya sebagai pembersih dan antiseptik.3.Bersihkan udara dengan alat pengasapan (fogging) yang mengandung cairan air borne disinfectants of surfacesContoh : Anios Special DJP, Laboratories Anios.Komposisi :Formaldehyde, Didecyldimethylammonium chloride, Dimethicone.Dapat membunuh mikroba : E. coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Streptococcus Faecalis dalam 4 ml/m34.Sinari ruangan dengan ultraviolet minimum selama 24 jam5.Setelah itu, ruangan ditutup dan dialiri udara yang telah bebas mikroorganisme, sehingga didapatkan ruangan clean area untuk produksi steril.Clean area mempunyai klasifikasi atau grade A, B, C, dan D. Klasifikasi dibagi berdasarkan jumlah maksimum partikel dan jumlah mikroba yang mengkontaminasinya per meter kubik udara.GradeJumlah maksimum partikel dan jumlah mikrobakteri per meter kubik

0,5 m5 mJumlah mikroorganisme

A35000< 1

B3500010

C3500002000100

D350000020000200

Laminair airflow merupakan tempat bekerja secara aseptic, untuk tes sterilitas, aseptic dispensing, dan i.v. mixture (pencampuran obat suntik). Tekanan yang ada di dalam ruangan laminair airflow dibuat menjadi tekanan negatif. Artinya, aliran udara yang ada mengalir kembali kedalam ruangan laminair airflow.Penyebab kontaminasinya adalah :Udara yang masuk ke ruangan, baik dara dai dalam maupun dari luar.Hasil-hasil produksi yang ada di ruanganOleh karena itu, control kualitas diperlukan untuk :1.Control udaraDengan menggunakan HEPA filter, bila berasap menggunakan smoke detector.2.Temperature dan humidityTarget temperature 20C dan relative humidity 35-45% dengan tekanan positif.

DAFTAR PUSTAKADjide, M. Natsir. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin :Makassar.Lachman, Leon. 1994. teori dan Praktek Farmasi Industri.UI-Press. Jakarta.Irianto.2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV Yrama Widya: Jakarta.Voight, R., 1994. Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi , Edisi Ke-5,Terjemahan Soendani Noerono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.