sosiologi dan antropologi gizi

9
 FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN GIZI TUGAS : SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI GIZI DOSEN : NUR INTANIA SOFIANITA,S.I.Kom,MKM DISUSUN OLEH : AGUSTIN CHECARATAMA MAYDIATI (1410714048) KELAS B SI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA TA 2014/ 2015

Upload: shesaratama

Post on 09-Oct-2015

522 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

seorang ahli gizi harus dikenali oleh masyarakat . nutrionist mush be knowledge for humanity

TRANSCRIPT

FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN GIZI

TUGAS : SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI GIZIDOSEN : NUR INTANIA SOFIANITA,S.I.Kom,MKM

DISUSUN OLEH : AGUSTIN CHECARATAMA MAYDIATI(1410714048)KELAS B

SI ILMU GIZIFAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTATA 2014/ 2015Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek ekonomi, aspek gengsi sosial dan aspek suku bangsa , itulah faktor pendukung terjadinya kekurangan dan kelebihan gizi .

I. ASPEK EKONOMIAspek ekonomi sangat mempengaruhi kualitas gizi seseorang ataupun keluarga, jika ekomoni seseorang dikalangan kebawah dapat diperkirakan bahwa seseorang tersebut dapat memasuki kategori gizi belum tercukupi , sebaliknya jika status sosial ekonomi seseorang dikalangan menengah atau atas diperkirakan gizi seseorang tersebut tercukupi . Tetapi , gangguan kesehatan gizi tak selalu identik dengan kekurangan gizi , tapi juga kelebihan gizi .

Dapat disimpulkan bahwa aspek ekonomi merupakan faktor pendukung terjadinya kekurangan dan kelebihan gizi , yaitu :A. Kekurangan

1. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi kurang. Kemiskinan menyebabkan masyarakat tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan didalam keluarga , mereka yang dikalangan bawah beranggapan bahwa makan makanan yang bergizi adalah hal yang sulit dilakukan .

2. Faktor pendapatan keluarga mempunya peranan yang besar dalam masalah gizi dan kebiasaan makan keluarga . Ketersediaan pangan suatu keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga tersebut . Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yan menyebabkan orang tidak mamu membeli , memilih pangan yang bermutu gizi baik dan seragam (Sajogyo,1994) , sehingga status keluarga tersebut tidah dapat diperbaiki. Proporsi anak gizi kurang berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi prosentase anak yang kekurangan gizi.

3. Kekurangan gizi dari aspek ekonomi pun dapat disebabkan karna sanitasi lingkungan . Biasa nya lingkungan dikalangan bawah , sarana dan prasarana kesehatan kurang memadai sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat . Sanitasi lingkungan yang kurang memadai merupakan salah satu penyebab tidak langsung terjadinya masalah kekurangan gizi . Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri dan lingkungan menyebabkan penyakit penyakit seperti diare , cacingan dan lain lain . Contohnya adalah tidak memiliki septi tank karena tidak memiliki uang untuk membuatnya , sehingga untuk membuang hajat hanya dilakukan disungai atau dikebun . Hal ini dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam tubuh dengan mudah . Hal ini juga didukung kurangnya persediaan air bersih dirumah karna tidak memiliki uang lagi untuk membeli pompa air .

4. Sementara itu kurang gizi pada anak akan berlanjut hingga dewasa dan akan berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui rendahnya prestasi pendidikan pada sekolah karena menurunnya kemampuan belajar atau berfikir dan rendahnya produktivitas pada saat mereka bekerja.

B. Kelebihan

1. Gangguan kesehatan gizi tak selalu identik dengan kekurangan gizi , tapi juga kelebihan gizi . Biasanya yang mengalami kelebihan gizi adalah masyarakat yang sosial ekonomi nya lebih dari tercukupi , sehingga ia mengkonsumsi makanan makanan yang beragam dengan porsi yang berlebihan . Kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan dari ideal, bisa dikatakan obesitas . Hal ini jelas memperbesar risiko munculnya berbagai penyakit kronis degeneratif seperti diabetes , tekanan darah tinggi , dan penyakit jantung. Kondisi ini terjadi karena asupan gizi karena asupan gizi melebihi kebutuhan .

2. Gemuk tak lagi lambang kemakmuran . Salah satu pemicunya kehadiran junk food . Kalangan atas pastinya sangat mampu membeli aneka ragam junk food . Konsumsi makanan ini sangat tidak baik bagi kesehatan , apalagi jika tidak diimbangi dengan berolahraga seimbang .

3. Obesitas dan overweight merupakan penyakit yang dapat ditemui dikalangan mengah dan atas. Akibat penimbunan lemak yang berlebihan pada kegemukan disebabkan oleh konsumsi energi yang melebihi kebutuhan terutama konsumsi makanan yang berasal dari karbohidrat . Penimbunan lemak terjadinya karena orang tersebut jarang bergerak atau melakukan aktivitas . Biasanya orang ekonomi menengah keatas karena sudah banyak memiliki pembantu rumah tangga , mereka hanya bermalas malasan (sehabis makan lalu tidur) .

II. ASPEK GENGSI SOSIALAspek gengsi sosial adalah aspek dimana seseorang mementingkan materi untuk bergaya atau modif dibandingkan untuk makan makanan yang bergizi dan beragam , dimana perilaku ini merupakan penyakit bagi masyarakat di indonesia diseluruh kalangan dan disetiap tatanan masyarakat . Orang yang bergengsi sosial biasanya erat dengan status sosial. Dia berusaha mempertahankan status sosial dan pengakuan sosial untuk membangkitkan keengganan orang lain atau mengangkat harkat dan martabatnya .

A. Kekurangan

1. Aspek sosial merupakan faktor pendukung terjadinya kekurangan gizi . Contohnya seseorang yang memiliki ekonomi cukup untuk makan , lebih mementingan membeli berpakaian yang bermotif mahal dibanding membeli makanan yang beragam kandungan gizi yang harga nya terjangkau , kasus ini menyebabkan orang tersebut menjadi tidak tercukupi angka kecukupan gizinya .

B. Kelebihan

1. Aspek gengsi sosial hampir meracuni masyarakat indonesia dari kalangan , seseorang lebih sering menghabiskan uang nya untuk makan makanan di restoran mahal (junk food) yang tidak jelas kandungan gizinya karena hanya ingin dipandang sebagai orang kaya . Setelah memakan makanan tersebut tidur di hotel berbintang sehingga lemak tidak diproses menjadi energi . Terjadilah penumpukan lemak yang dapat menyebabkan obesitas .

2. Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun perilakunya tidak sesuai dengan konsep kesehatan. Misalnya orang bangga jika mendapat makan dengan beras yang putih, makan lauk penuh dengan lemak seakan-akan sebagai lambang kemakmuran. Orang akan bangga apabila makan Burger dibanding makan ikan kutuk/ lele.

III. ASPEK SUKU BANGSAAspek suku bangsa atau sosial budaya juga mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan seseorang maupun masyarakat

diantaranya menyebabkan kekurangan dan kelebihan gizi antaralain adalah A. Kekurangan

1. Pengaruh self Concept terhadap perilaku , Self Concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan yang dirasakan oleh diri sendiri terutama bagaimana cara individu itu dapat merefleksikan kepuasannya kepada orang lain. Apabila orang lain merasakan kepuasan yang kita berikan direspon sebagai hal yang positif maka orang lain akan merasakan kepuasan yang sama. Tetapi sebaliknya apabila kepuasan yang kita berikan direspon negatif oleh masyarakat maka dalam jangka waktu lama masyarakat akan merasa tidak puas. Kondisi semacam ini kita harus melakukan promosi bagaimana tingkat kepuasan yang kita terima akan direspon positip bagi orang lain . Misalnya apabila kita merasa puas dengan sistem kartu gosok pendaftaran, sedangkan orang lain merasa lebih repot, maka Rumah Sakit harus melakukan upaya penjelasan sistem tersebut justru akan lebih memudahkan. Self Contact adalah hal yang penting dalam upaya kesehatan, karena akan mempengaruhi perilaku masyarakat yang berpengaruh untuk gizi masyarakat .

2. Pengaruh Image kelompok terhadap perilaku kesehatan . Image perorangan akan sangat dipengaruhi oleh image kelompok . Sebagai Contoh seorang guru apabila sakit akan berobat ke dokter, sedangkan bapak petani apabila sakit pergi ke dukun, maka akan berpengaruh pada keluarga petani juga akan berobat ke dukun, walaupun sekolah menganjurkan ke Puskesmas , Image masyarakat bahwa patah tulang harus disembuhkan pada dukun sangkal putung maka apabila ada keluarga kita patah tulang akan dibawa ke sangkal putung bukan ke dokter orthopedi . Perilaku seperti ini akan berpengaruh pada perilaku konsumsi makanan .

3. Tradisi terhadap Perilaku makan yaitu adanya pangan pangtangan atau larangan tabu , sebagai contoh : Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan karena ASI akan berbahu amis, sehingga ibu nifas akan pantang makan ikan , meskipun mereka tau bahwa ikan adalah makanan yang kandungan gizi nya sangat baik untuk ASI yang akan dikonsumsi untuk anaknya .

4. Sikap fatalistis , artinya sikap tentang kejadian kematian dari masyarakat . Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan , beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari kematian. Dan juga sangat sulit menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan disaat sakit. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi sulit untuk memperbaiki dan mencegah kasus gizi buruk atau kekurangan gizi .

5. Suku bangsa kebiasaannya mengolah makanan dengan cara sederhana tanpa memperhatikan kualitas kebersihan dan kualitas pangan tersebut .

B. Kelebihan

1. Suku bangsa yang biasanya tidak mengenal berbagai macam makanan yang menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes , jantung , dll (junk food) biasanya rentan terhadap penyakit karena kebiasaan mereka mengkonsumsi makanan tradisional dengan kandungan gizi yang lengkap . Tetapi dengan adanya sumber daya alam yang mereka punya dengan kandungan gizi yang lengkap mereka hanya mengkonsumsi yang mereka sukai saja , tidak berani untuk mencoba.

2. Kelebihan gizi pada aspek suku bangsa terjadi pada makanan yang alami dari asalnya tanpa adanya penambahan bahan pengawet atau pun bahan lainnya yang bisa membahayakan kesehatan. Hampir semua makanan yang ada disuku bangsa itu alami yang sangat baik bagi kesehatan , tetapi mereka tidak mengetahui cara mengolah makanan agar menjadi gizi yang seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Y. Husodo, Siswono. Artikel Gizi Masyarakat dan Kualitas Manusia Indonesia, 2008Notoatmodjo,Soekidjo,promosi kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka cipta,Jakarta,2010http://fitrinurazizah85.blogspot.com/2013/12/aspek-sosial-mempengaruhi-kesehatan.htmlDepartemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI.,2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.http://www.researchgate.net/publication/42324659_Pengaruh_Faktor_Sosial_Ekonomi_dan_Budaya_Masyarakat_Terhadap_Status_Gizi_Anak_Balita_di_Wilayah_Pesisir_Kabupaten_Bireuen Ditinjau pada Hari Rabu , sekitar pukul 9.00 WIB