(materi 1) sosiologi-antropologi gizi

22
2.1. Pengertian Sosiologi dan Antropologi 2.1.1 Pengertian Sosiologi Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain. Sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, muncul pada abad ke-19, yang dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis yang bernamaAuguste Comte (1798–1857). Di dalam bukunya Course De Philosophie Positive, ia menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan demikian, Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke- 19. Gagasan Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan munculnya sejumlah ilmuwan di bidang sosiologi. Mereka antara lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber. Mereka semua berjasa dalam menyumbangkan beragam pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang sangat berguna bagi perkembangan sosiologi. Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi.

Upload: lailylele

Post on 13-Jul-2016

714 views

Category:

Documents


167 download

DESCRIPTION

Materi diskusi Sosio-Antro poltekkes Gizi Banjarmasin

TRANSCRIPT

Page 1: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

2.1. Pengertian Sosiologi dan Antropologi

2.1.1 Pengertian Sosiologi

Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.

Sosiologi lahir sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, muncul pada abad ke-19, yang dipopulerkan oleh seorang filosof Prancis yang bernamaAuguste Comte (1798–1857). Di dalam bukunya Course De Philosophie Positive, ia menjelaskan bahwa untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah. Dengan demikian, Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil. Atas jasanya memperkenalkan istilah sosiologi maka Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari ilmu filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19.

Gagasan Comte mendapat sambutan luas, terbukti dengan munculnya sejumlah ilmuwan di bidang sosiologi. Mereka antara lain, Pitirim A. Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber. Mereka semua berjasa dalam menyumbangkan beragam pendekatan untuk mempelajari masyarakat yang sangat berguna bagi perkembangan sosiologi.

Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi.

a. Roucek dan Warren

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmanusia dalam kelompok-kelompok.

b. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (gejala geografis, biologis)

c. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

d. J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers

Page 2: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

e. Max Weber

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

f. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

g. Hassan Shadily

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta perubahannya, perserikatan, kepercayaan, dan keyakinan.

h. Paul B. Horton

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

i. Soerjono Soekanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Dari beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang ingin mengetahuinya.

2.1.2. Pengertian Antropologi

Menurut Drs.Ariyono Suyuno Antropologi berasal dari kata latin yaitu Antropos yang berarti manusia dan logos atau akal. Dengan begitu antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan masyarakat serta kebudayaan. Antropologi sosial adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sejumlah kebudayaan tadi dan akhirnya merumuskan hukum – hukum yang berlaku umum untuk kepentingan manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan hasil daya budhi cipta, karya dan karsa manusia yang diperguakan untuk memahami lingkungan sertapengalamannya agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya sesuai dengan unsur – unsur universal didalamnya.

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993)

Page 3: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

Antropologi berasal dari Bahasa Yunani “anthropos” yang artinya manusia dan “logy” atau “logos” yang berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia. Sedangkan pengertian secara harfiah adalah ilmu yang mempelajari tentng manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri, dan memberikan pengertian tentang budaya, tradisi, bahasa, adat istiadat dll.

“Antropologi” berarti “kajian manusia” akan tetapi, yang jelas para pakar antropologi bukan satu-satunya pakar yang berurusan dengan manusia, karena ada juga berbagai spesialis tentang Beethoven, Euripides, Oedipus kompleks dan Perang Boer. Juga bukan berarti bahwa para ahli antropologi hanya mengkaji manusia, sebagian menghabiskan waktunya menerobos rimba Afrika untuk mengkaji primat berbulu.

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.

Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.

Definisi Antropologi menurut para ahli

1. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

2. David Hunter: Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

3. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya

Page 4: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

berbeda-beda. Dengan, demikian antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat dari perkembangan pada masa saat ini, yang merupakan salah dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.

2.2. Perbedaan dan persamaan Sosiologi dan Antropologi

2.2.1 Perbedaan Sosiologi dan Antropologi

Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur yang sama dengan sosiologi, diantaranya beragam masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.

a) Secara umum perbedaannya jika ditinjau yaitu :

- kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.

- Perbedaan dan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu.

- metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.

b) Dilihat dari Pokok Ilmiahnya (Objek Penelitiannya)

Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah mencatat bahwa ilmu itu sejak mulanya hingga sekarang objek-objek penelitiannya masih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan suku bangsa yang hidup di luar langkungan kebudayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya, sejarah perkembangan ilmu sosiologi mencatat bahwa ilmu itu sejak mula hingga sekarang objek-objek penelitiannya tertuju pada masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Eropa dan Amerika.

Namun pada fase perkembangan keempat ilmu antropologi, para sarjana antropologi juga mulai memperhatikan tentang gejala-gejala masyarakat dan lingkungan kebudayaan masyarakat Eropa dan Amerika, sedangkan sejak kira-kira akhir abad ke-19 banyak penelitian sosiologi yang mulai mengolah tentang masyarakat suku bangsa pribumi di luar wilayah Eropa dan Amerika.

Lingkungan masyarakat dan kebudayaan Eropa-Amerika itu dapat dilokasikan dalam kota-kota tidak hanya di negara-negara Eropa dan Amerika, tetapi juga di kota-kota di Afrika, Asia, Oseania dan Amerika Latin. Di luar kota-kota di Afrika, Asia, Oseania dan Amerika Latin itu sifat-sifat kebudayaan Eropa-Amerika mulai berkurang, dan makin jauhlah kita pergi dari lingkungan masyarakat perkotaan, dan masuk ke dalam masyarakat pedesaan, maka makin berkuranglah unsur-unsur Eropa-Amerika itu. Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ilmu antropologi-sosial terutama mencari objek-objek penelitiannya di dalam masyarakat pedesaan, sedangkan sosiologi di dalam masyarakat perkotaan. Tetapi pegangan tersebut belum bisa dijadikan sebagai

Page 5: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

pegangan mutlak dalam hal menentukan perbedaan antropologi dan sosiologi dilihat dari objek penelitiannya. Ini desebabkan karena pada akhir-akhir ini tampak gejala bahwa para ahli antropologi pun mulai mencari objek-objek masayarakat yang lebih kompleks atau masyarakat perkotaaan, sebaliknya dalam sosiologi, terutama di Amerika sejak lama berkembang suatu kejuruan yaitu sosiologi pedesaan (rural Sociology) yang memperhatikan tentang masalah-masalah pertanian dalah kehidupan kota kecil masyarakat pedesaan di Amerika Serikat.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan perbedaan dari antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara masyarakat suku bangsa luar lingkungan Eropa-Amerika dengan bangsa-bangsa Eropa-Amerika. Kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, maka perbedan nyata harus dicari, yaitu kedua ilmu memakai metode ilmiah yang berbeda.

c) Dilihat dari Metode Ilmiahnya

Antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam hal meneliti kebudayaan-kebudayaan suku bangsa penduduk pribumi di Amerika, Asia, Afrika, dan Oseania. Suku-suku bangsa itu biasanya hidup dalam masyarakat pedesaan yang kecil, yang dapat diteliti keseluruhannya sebagai kebulatan. Sebaliknya ilmu sosiologi selalu lebih memusatkan perhatiannya pada unsur-unsur gejala khusus dalam masyarakat manusia, dengan menganalisis kelompok-kelompok sosial yang khusus (social groupings), hubungan antar kelompok-kelompok atau individu-individu (social relations) atau proses-proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat (social processes).

Pengalaman dalam hal meneliti masyarakat kecil telah memberi kesempatan kepada para ahli antropologi untuk mengembangkan berbagai berbagai metode penelitian yang bersifat penelitian intensif dan mendalam misalnya dengan metode wawancara. Sebaliknya, para ahli sosiologi yang biasanya meneliti masyarakat kompleks atau kota, lebih banyak menggunakan berbagai metode yang bersifat penelitian meluas, seperti dengan metode angket.

Dunia antropologi mempunyai pengalaman yang lama dalam menghadapi keragaman (diversitas) di dalam bentuk kebudayaan dalam masyarakat kecil yang tersebar di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan berkembangnya berbagai metode mengumpulkan bahan yang mengkhusus ke dalam, kualitatif: serta metode pengolahan dan analisis yang bersifat membandingkan, Komparatif.

Sosiologi lebih banyak berpengalaman dalam meneliti gejala masyarakat perkotaan yang kompleks dan kurang memperhatikan sifat beragam hidup masyarakat dan kebudayaan manusia yang menjangkau seluruh dunia. Hal ini menyebabkan bergagai metode mengumumpulkan bahan yang lebih bersifat meluas, merata dan berbagai metode pengolahan bahan dan analisis yang berdasarkan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar. Metode-metode ini dapat disebut dengan kuantitatif, seperti metode statistik.

Page 6: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

Disamping adanya dua kompleks metode yang mempunyai dasar-dasar yang berbeda, sebenarnya banyak metode peneliti lain yang sekarang sudah dipakai oleh kedua ilmu itu bersama-sama, karena pada hakikatnya tujuan dari kedua ilmu itu sama. Memang, antropologi-sosial dan sosiologi adalah dua ilmu yang mempunyai dua kompleks metode yang saling dapat isi-mengisi dalam proyek-proyek penelitian masyarakat yang sama.

2.2.2 Persamaan Sosiologi dan Antropologi

Bila dilihat sekilas, antara ilmu antropologi dengan sosiologi tidak ada perbedaan sama sekali. Antropologi sosial atau budaya mengkaji tentang masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan untuk mencapai pengertian asas-asas kehidupan masyarakat dan kebudayaan pada umumnya, dan ini pun merupakan suatau kajian dari sosiologi. Dengan demikian kajian kedua ilmu tersebut sama yaitu objeknya adalah masyarakat.

Baik Antropologi dan Sosiologi adalah dua ilmu yang masing-masing dapat diterapkan pada masa lalu ataupun masa kini. Keduanya juga mempelajari sama-sama mempelajari tentang masyarakat. Pada kedua ilmu itu juga sekarang banyak dilakukan metode penelitian lain yang pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama. Metode-metode yang digunakan antropologi budaya atau social dan sosiologi dengan demikian dapat saling mengisi dalam melaksanakan proyek-proyek penelitian masyarakat yang sama.

Objek studi sosiologi adalah masyarakat dengan fokus hubungan antar manusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan antar manusia tersebut. Objek studi Antropologi meliputi pengkajian tentang antropologi budaya yang mempelajari sejarah kebudayaan manusia di masa purbakala, perkembangan bahasa, serta perilaku dan kebudayaan berbagai masyarakat si dunia, dan antropologi fisik yang mempelajari evolusi, ras, serta perkembangan perilaku makhluk primata yang mencakup manusia.  

2.3. Ruang Lingkup

2.3.1 Ruang lingkup Sosiologi

1) Sosiologi sebagai ilmu pengetahuanUntuk mengetahui secara pasti bahwa sosiologi dikategorikan sebagai ilmu

pengetahuan dengan terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud ilmu pengetahuan.

Soerjono Soekanto (1982: 5) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol atau diperiksa dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.

Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa ilmu itu meliputi:a.       Pengetahuan (knowledge)b.      Metode untuk memperoleh pengetahuan

Page 7: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

c.       Disusun secara sistematis.Dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode ilmiah dan disusun secara sistematis. Sedangkan kriteria suatu ilmu dikatakan sebagai ilmu pengetahuan harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

a.    Bersifat empirisb.    Bersifat teoritisc.    Bersifat kumulatifd.    Bersifat non-etis.Dalam Soekanto (1982: 13), disebutkan bahwa sosiologi merupakan ilmu

pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya adalah sebagai berikut.a.    Sosiologi bersifat empiris, yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut

didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

b.   Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, hingga menjadi teori.

c.    Sosiologi bersifat kumulatif ini berarti teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori- teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama, hingga menjadi baik atau dapat mencapai kesempurnaan.

d.   Sosiologi bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

2) Sosiologi sebagai ilmu sosialSosiologi masuk dalam kategori rumpun-rumpun ilmu sosial dikarenakan

permasalahan dalam ilmu sosial pada umumnya membicarakan kehidupan sosial manusia, masyarakat atau kehidupan bersama. Sedangkan sosiologi dapat dikatakan ilmu yang membahas tentang masyarakat.

Masyarakat yang menjadi objek ilmu-ilmu sosial dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberapa segi; ada segi ekonomi yang antara lain bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa; ada pula segi kehidupan politik yang antara lain berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat; dan lain-lain segi kehidupan. (Soekanto, 1982: 14)

Dengan demikian sudah jelas bahwa sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, karena yang menjadi bahasan adalah masyarakat. Terdapat perbedaan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya, letak perbedaan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya dapat dilihat dari bahasan tentang masyarakat. Sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara keseluruhan.

Page 8: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

Sedangkan pada ilmu sosial lainnya hanya pada segi-segi khusus dari masyarakat tersebut. Misalnya ilmu ekonomi berusaha membahas mengenai usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ilmu politik hanya mempelajri mengenai kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Sedangkan sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umumnya.

Dari beberapa contoh perbandingan tersebut, dapat ditegaskan bahwa ilmu sosiologi termasuk dalam lingkup ilmu-ilmu sosial yang membahas masyarakat dari berbagai segi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Begitu pula dengan sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan-hubungan antara individu-individu di dalam masyarakat tersebut.  

2.3.2 Ruang lingkup antropologi

Ruang lingkup atau bidang kajian Antropologi untuk mempelajari hal-hal berikut ini.

a. Asal usul manusia.b. Evolusi fisik manusia.c. Keragaman bentuk fisik manusia atau ras.d. Kebudayaan, termasuk unsur-unsur kebudayaan, perkembangan, dan

penyebarannya.e. Berbagai kemampuan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dalam mengkaji manusia, antropologi bekerja sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya terutama Sejarah, Geografi, Geologi, Ekonomi, Bahasa, Sosiologi, Psikologi, Politik, dan Ilmu Hukum, serta Kesehatan Masyarakat.

Berbagai cara manusia untuk meraih hidup dan perkembangannya dari masa ke masa. Sehingga perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap kehidupan mereka.

Studi tentang manusia berkaitan dengan:

a. Berbagai macam cara hidup manusia dan perkembangan dari masa kemasab. Bertugas menyelidiki semua aspek manusia untuk memahami manusia secara

utuh.c. Perkembangan fisik dan pengaruhnya terhadap kehidupan mereka.

Social Science meliputi Bentuk-bentuk persekutuan hidup manusia dalam kelompok. Bagian-bagian individu hidup dalam kelompok yang berbeda-beda. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perbedaan hidup dalam berbagai kelompok itu muncul, tumbuh, bertahan dan berubah. Study Biology Berhubungan deengan evolusi manusia dan berbagai perbedaan ragam dan bentu fisik manusia di berbagai tempat dimuka bumi. Hubungan Antropologi dengan ilmu-ilmu lain.

2.4 Kegunaan Sosiologi dan Antropologi

Page 9: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

2.4.1 Kegunaan Sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi tentu memiliki kegunaan dalam beberapa bidang yang antara lain :

1.    Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa membahayakan kelangsungan kehidupan generasi mendatang.

Kegiatannya berupa pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial mengenai ciri-ciri hidup masyarakat yang lebih baik.

Perencanaan sosial lebih bersifat preventif untuk mengatasi berbagai hambatan.

Kegunaan sosiologi dalam perencanaan sosial :

a. Sosiologi memahami perkembangan kebudayaan masyarakat tradisional maupun modern.

b. Sosiologi memiliki disiplin ilmiah yang didasarkan atas objektivitas.

c. Secara sosiologis suatu perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketertinggalan dan tingkat kemajuan masyarakat dari sudut kebudayaannya seperti perkembangan IPTEK.

d. Sosiologi memahami hubungan manusia dengan lingkungan alam, hubungan antar golongan pengaruh inovasi (penemuan baru) terhadap masyarakat.

e. Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan masyarakat

2.    Penelitian

Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi memiliki kelebihan dibanding ilmu-ilmu lainnya karena:

a. Memahami simbol kata-kata, kode dan berbagai istilah yang digunakan masyarakat sebagai objek penelitian empiris.

b. Pemahaman terhadap pola-pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.

c. Kemampuan mempertimbangkan berbagai fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, lepas dari prasangka-prasangka subjektif.

d. Kemampuan melihat kecenderungan-kecendrungan ke arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebab-sebab tertentu.

e. Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.

Page 10: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

3.   Pembangunan

Proses pembangunan terutama ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat baik secara material maupun secara spiritual yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

a.  Pembangunan harus bersifat rasionalistis

b.   Adanya perencanaan dan proses pembangunan

c.   Peningkatan produktivitas

d.   Peningkatan standar kehidupan

e.   Kesempatan yang sama untuk berpartisipasi

Tahap-tahap dalam pembangunan :

a.  Perencanaan

Perlu diadakan identifikasi terhadap berbagai macam kebutuhan masyarakat

b.  Penerapan

Perlu diadakan penyorotan terhadap kekuatan dalam masyarakat.

c.  Evaluasi

Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi dan dapat diidentifikasi tentang adanya kekurangan, kemacetan, kemunduran dan kemerosotan

4.    Pemecahan Masalah Sosial

Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dan masyarakat yang membahayakan kehidupan masyarakat.

Masalah sosial bersumber dari faktor-faktor berikut :

a.      Faktor ekonomis : Kemiskinan, pengangguran, bencana alam.

b.      Faktor biologis : Penyakit menular, wabah.

c.       Faktor psikologis : Bunuh diri, sakit jiwa.

d.      Faktor kebudayaan: Perceraian, kenakalan remaja, konflik etnis.

Perubahan yang terjadi secara terus menerus pad masyarakat yang saling berkembang seperti Indonesia menimbulkan disorganisasi dalam masyarakat yang menyebabkan munculnya masalah sosial, seperti :

a.      Desintegrasi keluarga

b.      Kenakalan remaja

c.       Kemiskinan

a.       Kejahatan

Page 11: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

b.      Peperangan

c.      Pelanggaran terhadap norma

d.      Masalah kependudukan

Metode-metode sosiologi yang dipakai dalam memecahkan masalah sosial adalah preventif dan metode represif. Metode preventif lebih sulit dilakukan karena harus benar-benar didasarkan pada penelitian yang sangat mendalam tentang sebab-sebab terjadinya masalah sosial, sedangkan metode represif dilakukan setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial barulah diambil tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah sosial itu. Dalam mengatasi masalah sosial diperlukan suatu kerja sama lintas ilmu pengetahuan masyarakat bukan dari aspek sosiologis saja.

2.4.2 Kegunaan Antropologi

Adapun kegunaan dari ilmu antropologi adalah:

1) meneliti tentang keanekaragaman masyarakat

2) dasar untuk mengambil kebijakan dalam memecahkan masalah sosial dimasyarakat

3) dapat digunakan dalam merencanakan pembangunan sosial

4) menganalisis masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa yg terjajah

5) sebagai metode yg halus untuk mempelajari watak,kebiasaan,dan kebudayaan masyarakat

6) dan sebagainya.

2.5. Peran Sosiologi dan Antropologi dalam Bidang Gizi

2.5.1 Peran Sosiologi

Peran Sosiolog :

Sebagai ahli riset : penelitian ilmiah & pembinaana pola pikir terhadap masyarakat

Konsultan kebijakan : menganalisis fakta sosial, dinamika sosial & kecenderungan proses serta perubahan sosial

Teknisi dalam perencanaan & pelaksanaan program kegiatan masyarakat

Peran sebagai pendidik kesehatan : wawasan & pemahaman thd tenaga kesehatan/ pengambil kebijakan kesehatan

Manfaat Sosiologi bg kesehatan :

– Mempelajari cara org meminta pertolongan medis

– Mengetahui latar belakang sosial-ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan

Page 12: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

– Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dg etiologi penyakit

– Menganalisis fakta –fakta sosial (sakit, cacat fisik)

Penilaian klinis lebih rasional Menghargai perilaku pasien, kolega & organisasi Menangani kebutuhan sosial –emosional pasien

2.5.2 Peran Antropologi

Gizi merupakan elemen penting bagi tubuh manusia, oleh karena pengaruh unsure social budaya maka pemenuhan gizi sering terbentur lewat pemahaman manusia atau kelompok tertentu dalam memandang suatu fenomena budaya yang memuat pantangan terhadap makanan tertentu atau sebaliknya pengkonsumsian makanan sesuai tradisi yang sebetulnya belum tentu tepat.

Hubungan antropologi dengan gizi ini sangat erat. Seseorang atau suatu kelompok masyarakat mengalami gizi buruk atau kekurangan gizi bukan hanya karena masalah ekonomi, akan tetapi bisa juga diakibatkan oleh kepercayaan atau budaya seseorang. Banyak sekali terdapat suatu kelompok masyarakat yang mengalami gizi buruk dikarenakan mereka percaya kepada kepercayaan atau kebudayaan mereka. Terkadang mereka mengalami gizi buruk padahal ekonomi mereka mencukupi. Ini karena mereka tidak mau memakan makanan yang seharusnya mereka makan karena mereka percaya kepada kebudayaan dan kpercayaan mereka, padahal makanan tersebut mengandung banyak zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Hal ini menyebabkan banyaknya suatu kelompok masyarakat yang kekurangan gizi, padahal dalam kelompok masyarakat itu terdapat cukup banyak makanan yang mengandung gizi. Terkadang kecil sekali kemungkinan kita dapat memperbaiki gizi disuatu daerah, jika apa yang kita sarankan itu bertentangan dengan kebudayaan mereka. Mempelajari ilmu antropologi kita akan mengetahui bagaimana menangani masalah kesehatan atau kekurangan gizi suatu masyarakat serta dengan ilmu ini kita dapat meyakinkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan betapa pentingnya makanan yang mengandung gizi untuk tubuh kita. Kita juga dapat menyarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi yang tidak bertentangan dengan kebudayaan mereka. Memang kita akan kesulitan untuk merubah perilaku seseorang yang diakibatkan oleh budaya, hal itu akan memakan atau membutuhkan proses yang lama dan panjang.

Page 13: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sedangkan Antropologi berasal dari Bahasa Yunani “anthropos” yang

artinya manusia dan “logy” atau “logos” yang berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia. Secara harfiah adalah ilmu yang mempelajari tentng manusia yang berusaha

Page 14: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

menyusun generalisasi yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri, dan memberikan pengertian tentang budaya, tradisi, bahasa, adat istiadat dll.

Bila dilihat sekilas, antara ilmu antropologi dengan sosiologi tidak ada perbedaan sama sekali. Antropologi sosial atau budaya mengkaji tentang masyarakat dan kebudayaan yang bertujuan untuk mencapai pengertian asas-asas kehidupan masyarakat dan kebudayaan pada umumnya, dan ini pun merupakan suatau kajian dari sosiologi. Dengan demikian kajian kedua ilmu tersebut sama yaitu objeknya adalah masyarakat.

Peran sosiologi dan antropologi dalam bidang gizi sangat banyak karena dengan ilmu sosiologi dan antropologi kita dapat memahami dan mempelajari pola pikir dan perilaku masyarakat serta kebiasaan-kebiasaan yang ada didalam masyarakat sehingga kita dapat menentukan metode yang tepat untuk pembinaan.

3.2. Saran

Diharapkan teknisi ahli gizi mempelajari dan memahami ilmu tentang sosiologi dan antropologi karena sangat penting sebagai perantara untuk mempelajari dan memahami pola pikir dan kebiasaan masyarakat sehingga erat kaitannya dengan perencanaan pelaksanaan penelitian, metode penyuluhan serta pembinaan yang akan dilakukan oleh teknisi kesehatan khususnya para ahli gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gunadarma. ____. Pengantar Sosiologi dan Ilmu Sosial Bab 1 Ruang Lingkup. [online]. Tersedia: http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_sosiologi_dan_ilmu_sosial_bab1_ruang_lingkup_sosiologi.pdf [8 Februari 2012]

Page 15: (Materi 1) Sosiologi-Antropologi Gizi

http://dwi7retnoyulianti.blogspot.com/2013/04/hubungan-budaya-minum-teh-dengan-status.html

http://assharrefdino.blogspot.com/2013/12/kegunaan-ilmu-sosiologi-di-dalam.html

http://lajaudi.blogspot.com/2013/10/sosiologi-dan-antropologi-kesehatan.htmlhttp://lajaudi.blogspot.com/2013/10/sosiologi-dan-antropologi-kesehatan.html

https://jeanascribeline.wordpress.com/tag/antropologi-kesehatan/