slide jurnal nisa
DESCRIPTION
asdTRANSCRIPT
SPIRONOLACTONE FOR HEART FAILURE WITH PRESERVED EJECTION FRACTION
Mahdy Farras
Pembimbing :
Dr. Teti Suratika , Sp,Pd
Latar belakang
Reseptor mineralkortikoid antagonis dapat meningkatkan prognosis untuk pasien yang menderita gagal jantung
dan dapat mengurangi fraksi ejeksi dari ventrikel kiri ( left ventricular ejection fraction)
• Spironolacton merupaakan steroid sintetik analog yang bekerja sebagai diuretik pottasium sparing.
Spironolacton berikatan dengan reseptor mineral kortikoid sistoplasmik pada duktus kolektikus dan bekerja sebagai kompetitor antagonis terhadap
aldosteron.
Spironolacton
↓ Rearbsorpsi tubular renalis terhadap ion sodium dan klorida
Aldosteron
menghambat ekskresi pottasium
Tujuan penelitian
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek dari spironolacton pada pasien dengan gagal
jantung dan fraksi ejeksi ventrikel kiri
Desain Penelitian
• Secara multicenter, double-blind, stratified (pengelompokan), randomized (acak), dan placebo-kontrol. Data di kumpulkan melalui “New England Research Institute Clinical Trial Coordinating Centre” dan hasil akan di analisis di “Brigham and Women’s Hospital”
Metode
• Usia ≥ 50 tahun • Inform consent dan bersedia menjadi responden• Memiliki lebih dari 1 tanda dan gejala dari gagal jantung• Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≥ 45% ( echocardiography atau radionuclide
ventrikulography)• Memiliki tekanan darah terkontrol ( sistolik < 140 mmHg atau ≤ 160 mmHg
jika pasien konsumsi obat tekanan darah)• Kadar pottasium < 5.0 mmol per liter• Tidak ada riwayat masuk rumah sakit kurang dari 12 bulan dengan indikasi
gagal jantung • Peningkatan konsentrasi brain natriuretic peptide (BNP) kurang dari 60
hari
Kriteria inklusi :
• Pasien dengan penyakit sistemik berat yang diprediksi hidup < 3 tahun• Disfungsi ginjal kronis
Kriteria eksklusi :
Dosis di naikan setelah 4 bulan
3445 participants
1722Spironolacton
1723Placebo
15 mg / hari
45 mg / hari
Hasil Penelitian
• Perekrutan dimulai dari 10 Agustus 2006 – 31 januari 2012
• Sebanyak 3445 pasien dengan Gagal jantung - 233 bagian di 6 negara ( 1151 di US, 326 di Canada, 167 di Brazil, 123 di Argentina, 1066 di Rusia, 612 di Gergia)
Diskusi
•Penggunaan spironalacton pada pasien gagal jantung dan fraksi ejeksi tidak terbukti dapat mengurangi insiden dari primary outcome ( kematian akibat penyakit kardiovaskular, cardiac arrest, atau penanganan terhadap gagal jantung). •Penggunaan spironolacton terkait dengan meningkatnya serum kreatinin dan hiperkalemia ( 18,7% vs 9,1% group placebo)•Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan menggunakan spironolacton untuk mengurangi insiden dari keadaan kritis, maupun dialisis.
Kesimpulan
Dengan membandingkan spironolaction dengan placebo pada pasien gagal jantung dan ejeksi fraksi, tidak didapatkan
hasil yang signifikan
DISKUSI EBM
• Validitas : valid• Tidak ada bias atau perancu yang sudah dieliminasi oleh kriteria
inklusi dan ekslusi• Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok sampel dan
plasebo
• Importance• Applicabillity
• Penelitian ini dapat diterapkan pada praktek kita.
1 .U.S. Preventive Services Task Force
• Level I:• Designed randomized controlled trial.
• Level II-1:• Designed controllled trial tanpa random
• Level II-2:• Studi cohort atau case-control analytic.
• Level II-3:• Multiple time series dengan atau tanpa intervensi.
• Level III:• Pendapat ahli, penelitian klinik dasar, studi descriptive atau
laporan kasus.
Kategori dari rekomendasi( US. Preventive Services Task Force)
• Level A:• Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik lebih baik dengan
resiko sedikit.• Level B:
• Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit lebih baik dengan resiko sedikit
• Level C:• Suatu penelitian yang memberikan manfaat klinik sedikit, dimana
perbandingan antara manfaat dan resiko sama.• Level D:
• Suatu penelitian yang memberikan resiko klinik lebih berat.• Level I:
• Suatu penelitian yang tidak mempunyai bukti cukup, kualitas jelek atau banyak pertentangan.
2. UK National Health Service ( level of evidence [LOE])
• Pembagaian berdasarkan pendekatan prevention, diagnosis, prognosis dan therapy.
• Level A: • Consistent Randomised Controlled Clinical Trial,
Cohort study, keputusan klinik berdasarkan validitas pada populasi yang berbeda.
• Level B:• Consistent Retrospective Cohort,Explonatory Cohort,
Ecological Study,,Outcomes Research, Case-control Study, atau extrapolasi dari studi level A.
• Level C:• Case-series Study atau extrapolasi dari studi level B
• Level D:• Opini tanpa critical appraisal atau berdasarkan
patophysiologi.