sistem monitoring parameter keselamatan …
TRANSCRIPT
7-1
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR
2016
Prosiding Seminar
Keselamatan Nuklir
2016
SISTEM MONITORING PARAMETER KESELAMATAN
OPERASI REAKTOR NON DAYA
Yepi Yamani Yosa1, Joko Supriyadi1, Agus Dwi Purnomo1 1Subdirektorat Inspeksi Instalasi Nuklir, Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir, BAPETEN
ABSTRAK
SISTEM MONITORING PARAMETER KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NON DAYA.
Sistem Monitoring Parameter Keselamatan Operasi (SIMONPAKO) Reaktor Non Daya merupakan sistem yang
digunakan secara real time untuk memantau apakah parameter keselamatan dari reaktor non daya berada dalam rentang
keselamatan operasi. Sistem ini memanfaatkan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dalam
pengambilan data. Data ini kemudian diolah dan direpresentasikan dalam bentuk SQL database. Didalam
SIMONPAKO, telah dibuat beberapa halaman yang akan menampilkan berbagai nilai parameter sistem reaktor seperti
sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder. Kemudian ditambahkan juga fitur lain seperti halaman untuk
menampilkan trend parameter, logging, serta alarm. Hasil menunjukkan bahwa sistem telah mampu menampilkan data
parameter secara real time, sehingga membantu tugas tugas BAPETEN dalam pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir,
khususnya reaktor non daya.
Kata kunci : pemantauan parameter keselamatan operasi, SIMONPAKO, reaktor non daya
ABSTRACT
OPERATIONS SAFETY PARAMETER MONITORING SYSTEM OF NON-POWER REACTOR.
Operations Safety Parameter Monitoring System (SIMONPAKO) of Non-Power Reactor is a system used in real time to
monitor whether the safety parameters of non-power reactors are in the range of safe operation. The system utilizes a
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) in the data collection. This data is then processed and represented
in the form of a SQL database. In SIMONPAKO, has been made some pages that will display various system parameter
values such as the primary and secondary reactor coolant system. Then also added other features like the page to show
the trend parameters, logging, and alarms. The results show that the system has been able to show the parameter data
in real time, thus helping BAPETEN tasks to supervise of the use of nuclear energy, especially on non-power reactors.
Keywords: monitoring operation safety parameter, SIMONPAKO, non-power reactor
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-2
I. PENDAHULUAN
Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir untuk
kepentingan kesejahteraan manusia adalah dengan
pengoperasian reaktor non daya untuk kepentingan
penelitian maupun produksi radioisotop. Namun,
dalam pengoperasiannya, reaktor non daya dapat
berpotensi menimbulkan dampak dan bahaya radiasi
yang cukup signifikan.
Dengan adanya potensi tersebut, maka diperlukan
pengawasan untuk menjamin keselamatan pekerja,
anggota masyarakat, dan lingkungan hidup.
Pengawasan dilakukan mulai dari pemilihan tapak,
konstruksi, pengoperasian, perawatan dan perbaikan
sampai dengan dekomisioning.
Salah satu bentuk pengawasan reaktor non daya
pada tahap operasi adalah dengan memastikan
parameter-parameter keselamatan pengoperasian
reaktor berada pada rentang yang aman. Bentuk
pemantauan ini harus dilakukan secara terus-menerus
(continue) selama reaktor dioperasikan. IAEA dalam
publikasinya[1] menyatakan bahwa salah satu hal
penting untuk menjaga keselamatan operasi reaktor
nuklir adalah dengan memonitor status parameter
reaktor nuklir.
Oleh karena itu, Penulis dan staf Subdirektorat
Inspeksi Instalasi Nuklir memandang perlu untuk
mengembangkan suatu metode/cara agar badan
pengawas dapat memantau parameter keselamatan
pengoperasian secara terus menerus.
Sistem Monitoring Parameter Keselamatan
Operasi (SIMONPAKO) Reaktor Non Daya
merupakan sistem yang dibuat untuk memantau
apakah parameter keselamatan dari reaktor non daya
(reaktor serba-guna) berada dalam rentang
keselamatan operasi. SIMONPAKO merupakan upaya
untuk terus meningkatkan perangkat pengawasan
keselamatan instalasi nuklir. Salah satu keunggulan
SIMONPAKO adalah pemantauan dapat dilakukan
secara real time. Sistem ini akan melengkapi sistem
pemantauan real time yang sudah dimiliki oleh
BAPETEN seperti sistem peringatan dini untuk
kedaruratan nuklir.
II. ALUR DATA SIMONPAKO
Sistem ini memanfaatkan data pembacaan
parameter operasi yang dilakukan oleh Pusat Reaktor
Serba Guna (PRSG) BATAN dengan menggunakan
Programmable Logic Control (PLC) dan WinCC.
BAPETEN membangun SIMONPAKO dengan
memanfaatkan data yang dihasilkan WinCC untuk
menampilkan data secara real time dan memberikan
notifikasi jika ada kejadian atau insiden melalui SMS.
SIMONPAKO menggunakan SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition) dalam
pengambilan data. Penggunaan teknologi PLC dan
SCADA telah banyak di aplikasikan di industri–
industri besar maupun kecil, teknologi ini dapat
membantu memudahkan pekerjaan–pekerjaan yang
dilakukan oleh industri untuk melancarkan proses
produksi, dimana sebelumnya proses produksi lebih
banyak di lakukan secara manual[2]. Selain itu, pada
sistem pembangkit daya, sistem SCADA juga telah
diaplikasikan untuk memonitor sistem pembangkit
termal[3]
Sistem SCADA[4] menggunakan teknologi OPC
(Open Platform Communications) dalam mengawasi
dan mengendalikan data. OPC merupakan
pemanfaatan teknologi OLE (Object Lingking and
Embedding), berupa standar perangkat lunak
antarmuka (software interface) yang memungkinkan
program Windows untuk berkomunikasi dengan
perangkat hardware.
Dalam SIMONPAKO, data nilai parameter operasi
RSG-GAS yang diperoleh dari WinCC diambil
dengan OPC server dengan meng-address tag-tag
parameter operasi yang dipilih. Kemudian OPC server
melakukan perekaman data dalam bentuk SQL. Dalam
server BAPETEN yang berada di RSG BATAN,
dipasang sebuah software yang mengirimkan data ke
Server di gedung BAPETEN melalui jaringan internet.
Dalam Server di gedung BAPETEN, terdapat
software berbasis web yang menampilkan nilai
parameter operasi dari RSG-GAS. Tampilan tersebut
dapat diakses oleh user yang berwenang. Adapun
tampilan/fitur yang dapat dilihat antara lain sistem
pendingin primer, sistem pendingin sekunder, trend,
logging, dan alarm.
Tampilan SIMONPAKO juga dilengkapi halaman
alarm yang akan menampilkan pelampauan beberapa
nilai batas keselamatan dan setting sistem keselamatan
operasi RSG-GAS seperti daya reaktor, temperatur air
pendingin masuk teras, tinggi level air tangki dan laju
dosis pada sistem pendingin primer. Pengguna dapat
melihat/mengakses data menggunakan web browser
melalui jaringan internet di PC maupun perangkat
smartphone dan tablet. Secara skematik, alur data
SIMONPAKO dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Alur Data dalam SIMONPAKO
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-3
Di samping itu, SIMONPAKO terhubung dengan
perangkat SMS gateway yang akan mengirimkan SMS
kepada beberapa personel sesuai dengan tingkat
kegentingannya. Modul Gammu[5] yang ditanamkan
membaca data dan mengeksekusi database penerima
SMS saat terjadi alarm.
Dari sisi keamanan sistem, Simonpako hanya
dirancang sebagai sebuah sistem monitoring dan
bukan sistem kendali. Oleh karena itu sistem ini tidak
dimaksudkan untuk mengendalikan sistem
instrumentasi RSG-GAS, serta tidak memiliki
feedback apapun terhadap pengoperasian reaktor.
Sehingga, hal tersebut akan lebih meningkatkan
keamanan terhadap sistem kendali reaktor, jika
seandainya sistem ini diretas oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Aplikasi SIMONPAKO ini dibangun dengan
menggunakan framework Yii[6] yang merupakan
Framework open source berbasis php. Seperti juga
Framework PHP pada umumnya, Yii juga telah
mengadopsi konsep MVC - Model, View, Controller
dalam struktur pemogramannya.
III. 1. Halaman Sistem Pendingin Primer
Pada halaman sistem pendingin primer dapat
dilihat tampilan teras dan sistem pendingin primer
(pipa, katup, pompa, dan penukar panas) serta sistem
pengambil panas peluruhan berikut nilai
parameternya. Halaman ini dibuat dengan
menggunakan grafik untuk mempermudah memahami
alur sistem pendingin primer. Tampilan komponen
pompa dan katup akan berwarna hijau saat
beroperasi/terbuka, akan berwarna abu-abu saat tidak
beroperasi/tertutup, dan akan berwarna merah saat
fault.
Disamping itu, dalam halaman tersebut juga
terdapat daftar nilai parameter utama dari sistem
pendingin primer. Di halaman ini juga terdapat
resume/ringkasan 4 notifikasi terakhir dari halaman
alarm. Halaman Sistem Pendingin Primer seperti
dalam Gambar 2.
Gambar 2. Halaman Sistem Pendingin Primer
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-4
III. 2. Halaman Sistem Pendingin Sekunder
Pada halaman sistem pendingin sekunder
dapat dilihat tampilan penukar panas dan sistem
pendingin sekunder (pipa, katup, pompa, dan cooling
tower) berikut nilai parameternya. Halaman ini dibuat
dengan menggunakan grafik untuk mempermudah alur
sistem pendingin sekunder. Tampilan komponen
pompa dan katup akan berwarna hijau saat
beroperasi/terbuka, akan berwarna abu-abu saat tidak
beroperasi/tertutup, dan akan berwarna merah saat
fault. Halaman Sistem Pendingin Sekunder seperti
dalam Gambar 3.
Gambar 3. Halaman Sistem Pendingin Sekunder
III. 3. Halaman Logging
Pada halaman logging user dapat
menampilkan nilai parameter tertentu pada rentang
waktu yang diinginkan. Kecuali parameter daya,
parameter di dalam halaman logging disajikan dengan
identifikasi kode KKS. Halaman Logging seperti
dalam Gambar 4.
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-5
Gambar 4. Halaman Logging
III. 4. Halaman Trend
Pada halaman trend user dapat menampilkan grafik
dari parameter tertentu pada rentang waktu yang
diinginkan. Kecuali parameter daya, parameter di
dalam halaman trend disajikan dengan identifikasi
kode KKS. Halaman trend seperti dalam Gambar 5.
Gambar 5. Halaman Trend
Dengan fitur ini, maka dapat dipantau apabila
terjadi anomali parameter operasi reaktor seperti nilai
parameter yang terlalu tinggi atau tiba-tiba rendah.
III. 5. Halaman Alarm Pada halaman alarm ditampilkan notifikasi
pelampauan beberapa nilai batas keselamatan
(berwarna merah) dan setting sistem keselamatan
(berwarna orange) operasi RSG seperti daya reaktor,
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-6
temperatur air pendingin masuk teras, tinggi level air
tangki dan laju dosis pada sistem pendingin primer.
Notifikasi disusun berdasarkan data kejadian terbaru.
Contoh halaman alarm seperti dalam Gambar 6.
Gambar 6. Halaman Alarm (contoh hasil uji coba alarm, pelampauan batas nilai belum pernah terjadi)
SEMINAR KESELAMATAN NUKLIR 2016
7-7
Selain itu, terdapat juga fitur lain seperti halaman
login, yang didalamnya terdapat user levelling.
Meski telah mampu menampilkan data, namun
sistem ini masih terdapat beberapa kekurangan seperti:
1. komunikasi antara server BAPETEN di
instalasi dan kantor BAPETEN masih sering
terputus.
2. terdapat kesalahan akuisisi pada beberapa tag
dalam reloading/refreshing halaman seringkali sangat
lambat. Hal ini dikarenakan gambar/grafik juga ikut di
reload. Selanjutnya gambar yang ada akan dibuat tetap,
sehingga hanya data parameter saja yang akan di
reload.
IV. KESIMPULAN
SIMONPAKO saat ini telah mampu membantu
pemantauan keselamatan operasi RSG-GAS secara real
time. Walaupun demikian masih terdapat beberapa
kekurangan. Di antaranya, masih terdapat kesalahan
akuisisi pada beberapa tag dan koneksi internet dari
server BAPETEN di RSG dengan server di BAPETEN
sering mengalami gangguan. Ke depannya, DI2BN
akan terus melakukan perbaikan dan pengembangan
SIMONPAKO sesuai dengan kebutuhan pengawasan.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. IAEA Nuclear Energy Series (2015), “Accident
Monitoring Systems for Nuclear Power Plants”,
No. NP-T-3.16
2. Asnal Effendi (2013), “Perencanaan Sistem Scada
Cooling Tower Menggunakan Siemens Simatic
Step 7 Dan Wincc”, Jurnal TEKNOIF, Vol 1, No.
1.
3. M. N. Lakhoua (2010), “SCADA applications in
thermal power plants”, International Journal of
the Physical Sciences Vol. 5(6), pp. 1175-1182,
4. https://inductiveautomation.com/what-is-scada,
diakses 2 Mei 2016
5. http://wammu.eu/gammu/, diakses 2 Mei 2016
6. www.yiiframework.com/, diakses 2 Mei 2016
TANYA JAWAB DISKUSI
Nama Penanya: M. Farid
Pertanyaan:
Bagaimana pengelolaan data-data dari database untuk penentuan level alarm /level warning ?
Jawaban:
Penetapan batasan-batasan BKO dari sinilah level notifikasi akan tertriger. Level notifikasi
disesuaikan dengan tingkat kegawatannya (level warning-nya)
2 .Nama Penanya: Amil M.
Pertanyaan:
Apakah SIMONPAKO bisa mendeteksi kejadian yang parah ?
Jawaban:
SIMONPAKO mendeteksi kejadian transien ini dengan memantau parameter-parameter yang ada, baik langsung maupun tidak langsung. Jika parameter keselamatan operasi menunjukkan adanya abnormalitas, maka kita perlu mengkonfirmasi ke lapangan apakah telah terjadi sesuatu yang tidak wajar di reaktor non daya.