evaluasi sistem keselamatan kebakaran bangunan …

18
Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan Menggunakan Computerized Fire Safety Evaluasi System (CFSES) pada Gedung Program Vokasi Universitas Indonesia Tahun 2014 Muhamad Anggraito, Adrianus Pangaribuan, Fatma Lestari 1. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 3. Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3), Universitas Indonesia E-mail: [email protected] [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas evaluasi sistem keselamatan kebakaran menggunakan program computerized fire safety evaluation system (CFSES) disetiap bangunan Program Vokasi Universitas Indonesia. Penilaian dalam evaluasi ini didasarkan pada persyaratan NFPA 101: Life Safety Code dengan tahapan-tahapan evaluasi yang terdapat pada NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Terdapat 12 parameter utama yang menjadi penilaian dalam penelitian ini. Keduabelas parameter tersebut adalah konstruksi gedung, segregasi bahaya, bukaan vertikal, sprinkler, sistem alarm kebakaran, pendeteksi asap, penyelesaian interior, pengendalian asap, sistem jalur keluar, jalur evakuasi, kompartemen, dan program tanggap darurat bangunan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat semi kuantitatif. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa Gedung Bisnis, Gedung Administrasi dan Gedung Perkuliahan Vokasi UI belum ada yang memenuhi standar minimum nilai keselamatan yang dipersyaratkan NFPA 101. Fire Safety Evaluation System ay Vocational Program Universitas Indonesia’s Building, Using Computerized Fire Safety Evaluation (CFSES) Program in 2014. Abstract This thesis discusses the evaluation of the fire safety system using a computerized fire safety evaluation system (CFSES) program to each building at Vocational Program, Universitas Indonesia. Assessment in this evaluation are based on the requirements of NFPA 101: Life Safety Code with the stages of evaluation contained in NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. There are 12 main parameters being assessment in this study. Twelfth of these parameters is the buildings construction, segregation of hazard, vertical openings, sprinkler, fire alarm systems, smoke detectors, interior finish, smoke control, exit system, evacuation routes, compartments, and building emergency response program. This is a descriptive study with semi-quantitative approach. The results of this evaluation indicate that the Business Building, Administration Building and Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan Menggunakan Computerized Fire Safety Evaluasi System (CFSES) pada Gedung Program

Vokasi Universitas Indonesia Tahun 2014

Muhamad Anggraito, Adrianus Pangaribuan, Fatma Lestari

1. Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia 2. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,

Kampus UI Depok 3. Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3), Universitas Indonesia

E-mail: [email protected]

[email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas evaluasi sistem keselamatan kebakaran menggunakan program computerized fire safety

evaluation system (CFSES) disetiap bangunan Program Vokasi Universitas Indonesia. Penilaian dalam evaluasi

ini didasarkan pada persyaratan NFPA 101: Life Safety Code dengan tahapan-tahapan evaluasi yang terdapat

pada NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Terdapat 12 parameter utama yang menjadi penilaian

dalam penelitian ini. Keduabelas parameter tersebut adalah konstruksi gedung, segregasi bahaya, bukaan

vertikal, sprinkler, sistem alarm kebakaran, pendeteksi asap, penyelesaian interior, pengendalian asap, sistem

jalur keluar, jalur evakuasi, kompartemen, dan program tanggap darurat bangunan. Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif bersifat semi kuantitatif. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa Gedung Bisnis, Gedung

Administrasi dan Gedung Perkuliahan Vokasi UI belum ada yang memenuhi standar minimum nilai

keselamatan yang dipersyaratkan NFPA 101.

Fire Safety Evaluation System ay Vocational Program Universitas

Indonesia’s Building, Using Computerized Fire Safety Evaluation (CFSES)

Program in 2014.

Abstract This thesis discusses the evaluation of the fire safety system using a computerized fire safety evaluation system

(CFSES) program to each building at Vocational Program, Universitas Indonesia. Assessment in this evaluation

are based on the requirements of NFPA 101: Life Safety Code with the stages of evaluation contained in NFPA

101A: Alternate Approaches to Life Safety. There are 12 main parameters being assessment in this study.

Twelfth of these parameters is the buildings construction, segregation of hazard, vertical openings, sprinkler,

fire alarm systems, smoke detectors, interior finish, smoke control, exit system, evacuation routes,

compartments, and building emergency response program. This is a descriptive study with semi-quantitative

approach. The results of this evaluation indicate that the Business Building, Administration Building and

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 2: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

building of Vocational UI Class are no indicators that meets the minimum standards required by NFPA 101

safety. Keywords: Fire safety, building, standards, CFSES, NFPA Pendahuluan Dewasa ini dengan kemajuan teknologi, pembangunan daerah-daerah di Indonesia berjalan

semakin pesat. Hasil dari pembangunan ini tentu akan berdampak pada perubahan fisik di

wilayah-wilayah yang mengalami pembangunan itu. Alih fungsi lahan, bertambahnya

wilayah pemukiman serta padatnya bangunan merupakan salah satu dampak dari hasil

pembangunan tersebut. Semakin padatnya wilayah pembangunan, kemajuan teknologi yang

berkembang, hingga meningkatnya aktivitas masyarakat, dapat menimbulkan risiko baru

yang jarang disadari masyarakat yaitu kebakaran. Jika melihat pada data kejadian kebakaran saat ini, bencana kebakaran di Indonesia

cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan Data Kejadian Bencana Kebakaran

Permukiman dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada tahun 2012

terdapat 54 kasus kebakaran di wilayah permukiman yang tercatat di Indonesia. Pada tahun

selanjutnya yaitu tahun 2013 terdapat peningkatan menjadi 399 kasus kebakaran untuk

wilayah permukiman di Indonesia. Sampai tanggal 16 Maret 2014 sudah tercatat 33 kasus

kebakaran permukiman yang 18 diantaranya berlokasi di DKI Jakarta. Data lain yang berasal dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI

Jakarta, pada tahun 2013 terdapat 997 kejadian kebakaran. Taksiran kerugian diperkirakan

mencapai lebih dari 200 Milyar rupiah. Bencana kebakaran tidak hanya terjadi pada wilayah

permukiman, industri, kendaraan ataupun gedung-gedung perkantoran, melainkan juga terjadi

pada institusi pendidikan. Berita Tempo, pada Jumat 28 Juni 2013, sebagian ruangan di lantai

dua gedung jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung terbakar. Api melahap

sedikitnya enam ruang kuliah, ruang dosen, dan ruang laboratorium. Pada tahun yang sama

terdapat kejadian kebakaran di Institut Kesenian Jakarta. Kebakaran terjadi di Gedung Teater

Luwes, IKJ, Taman Ismail Marzuki (antaranews, 2013). Beralih ke Jogjakarta, Gedung

Pertamina Tower di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada terbakar pada hari

Selasa, 8 Oktober 2013. Penyebab munculnya asap berasal dari ruang komputer yang ada di

lantai empat. Dugaan penyebab terjadinya kebakaran adalah korsleting kabel (Tempo, 2013).

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 3: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Universitas Indonesia sendiri pernah beberapa kali terjadi kasus kebakaran. Pada hari Selasa

tanggal 6 September 2011, ruang perkuliahan Departemen Farmasi Fakultas Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam terbakar. Salah satu kebakaran paling besar yang pernah terjadi di

Universitas Indonesia yaitu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Pada bulan

Januari 2014, FISIP UI mengalami peristiwa kebakaran yang menghanguskan gedung arsip

penelitian dan jurusan Sosiologi.

Berdasarkan paparan informasi dan kasus-kasus diatas dapat terlihat bahwa kebakaran

merupakan kecelakaan yang masih sering dan dapat terjadi dimanapun, termasuk salah

satunya adalah kebakaran yang akhir-akhir ini terjadi pada institusi-institusi pendidikan.

Berkaca dari kasus-kasus tersebut perlu adanya penilaian risiko, evaluasi dan perbaikan yang

berkelanjutan dalam sistem keselamatan kebakaran pada gedung-gedung di Universitas

Indonesia. Sebagai bangunan yang masih terbilang baru, maka evaluasi sistem keselamatan

kebakaran pada Gedung Vokasi Universitas Indonesia perlu dilakukan sebagai bagian dari

upaya pencegahan kecelakaan kebakaran. Evaluasi yang peneliti lakukan menggunakan program Computerized Fire Safety Evaluation

System (CFSES). Program ini merupakan software yang dikembangkan berdasarkan standard

evaluasi yang ada pada National Fire Protection Association (NFPA) 101: Life Safety Code.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran pada

Gedung Vokasi, Universitas Indonesia Depok

Tinjauan Teoritis Salah satu program yang dikembangkan oleh Hughes Associates, Inc. dalam melakukan

pengevaluasian keselamatan kebakaran pada gedung adalah program CFSES. Program ini

dikembangkan atas dukungan dari General Services Administration (GSA), dan National

Institute of Standars and Technology’s (NIST) Building and Fire Research Laboratory

(BFRL). Program CFSES ini mengadopsian metode penilaian berdasarkan NFPA 101, Life Safety

Code dan NFPA 101A, Guide on Alternativee Approaches to Life Safety. Terdapat 12

parameter penilaian utama dalam melakukan evaluasi menggunakan program CFSES, mulai

dari konstruksi gedung, segregasi bahaya, bukaan vertikal, sprinkler, alarm kebakaran,

pendeteksi asap, penyelesaian interior, pengendalian asap, akses keluar, jalur evakuasi,

koridor, dan program tanggap darurat. Metode penilaian yang dilakukan program ini

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 4: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

menggunakan pendekatan semikuantitatif. Pemanfaatan penilaian menggunakan program

CFSES ini nantinya dapat melihat 3 indikator utama keselamatan gedung yaitu kondisi

keselamatan kebakaran umum pada gedung, kontrol penyebaran api, dan sistem jalur keluar. Berdasarkan standar yang mengacu pada NFPA 220 Standar on Types of Building

Construction, terdapat beberapa tipe konstruksi bangunan yang perlu dinilai dalam evaluasi

sistem keselamatan kebakaran pada bangunan. Tipe konstruksi tersebut dibagi menjadi tipe

konstruksi tipe I hingga tipe V, yang mana kemampuan untuk menahan api semakin menurun

dari tipe I sampai ke tipe V. Elemen lain yang perlu dinilai dalam mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran pada

gedung adalah elemen segregasi bahaya. Terdapat empat langkah dalam melakukan penilaian

pada area yang memerlukan segregasi bahaya mengacu pada standar NFPA 220. Yaitu

melakukan identifikasi area berbahaya, menentukan tingkat bahaya, menentukan proteksi

kebakaran yang diperlukan dan yang terakhir menentukan dejarat deficiency serta

menetapkan nilai parameter. Parameter berikutnya adalah bukaan vertikal. Penilaian ini diaplikasikan untuk bukaan

vertikal dalam bangunan termasuk tangga, jalan landai, lorong pipa, lorong ventilasi,

tembusan saluran, serta saluran laundry atau saluran pembuangan sampah.Penilaian pada

bukaan vertikal juga dilihat berdasarkan jumlah lantai yang terhubung dengan bukaan

vertikal tersebut (NFPA 101A, 2013). Sprinkler merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran didalam

gedung berupa pemancar air. Terdapat berbagai macam variasi jenis sprinkler yang dapat di

instalasikan baik dilangit-langit bangunan ataupun disisi-sisi tembok. Setiap jenis sprinkler

akan terbuka atau menyala pada suhu tertentu dan mengirimkan semprotan air untuk

memadamkan api (Fitzgerald, 2004). Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.2 Tahun 1983 tentang, “Instalasi Alarm

Kebakaran Automatik” sistem alarm kebakaran didefinisikan sebagai sistem atau rangkaian

alarm kebakaran yang menggunakan detektor panas, detektor asap, detektor nyala api dan

titik panggil secara manual serta perlengkapan lainnya yang dipasang pada sistem alarm

kebakaran.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 5: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Pendeteksi asap berbeda dengan alarm asap, alat ini hanya mendeteksi kehadiran partikel

hasil pembakaran baik yang terlihat maupun tidak terlihat. Pendeteksi asap tidak

mengeluarkan isyarat bunyi, kecuali jika alat ini merupakan bagian dari sistem alarm

kebakaran yang memiliki pengeras suara berupa isyarat alarm, dengan demikian alat

pendeteksi asap hanya akan ditemukan bersamaan dengan sistem alarm kebakaran otomatis

yang terintegrasi didalamnya (Burke, 2008).

NFPA 101 mendefinisikan penyelesaian interior sebagai material yang merupakan bagian

tidak tersembunyi/terlindungi dari permukaan dinding, dan atap pada suatu bangunan. Contoh

dari penyelesaian interior adalah papan kayu, penutup dinding, plastik, dan serat fiber untuk

penutup atap. Purkiss (2007) dalam bukunya menjelaskan bahwa pengendalian asap merupakan sistem

mekanikal yang berfungsi untuk mengendalikan pergerakan dari asap ketika kebakaran

terjadi. Sistem yang paling umum digunakan dalam pengendalian asap adalah atrium exhaust

system dan stair pressurization system. Furness & Muckett (2007) dalam bukunya menerangkan adalah penting untuk mengerti

tentang seberapa cepat waktu yang diperlukan untuk mengevakuasi penghuni gedung ketika

terjadi kebakaran. Hal ini perlu perhitungan yang realistik mengenai jumlah dan lebar jalur

keluar yang diperlukan untuk melakukan evakuasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

Jalur evakuasi adalah jalur aman yang dapat digunakan penghuni gedung dalam kondisi

darurat seperti kebakaran untuk keluar dari bangunan menuju tempat yang lebih aman

(Furness & Muckett, 2007). NFPA 101A menerangkan bahwa rute jalan keluar merupakan

jalur dari suatu posisi ruangan manapun didalam bangunan yang akan mengarah pada jalur

keluar umum. NFPA 101 menjelaskan bahwa, kompartemen atau koridor merupakan bagian dari bangunan

yang saling terpisah dari bagian lain yang dibatasi oleh dinding kompartemen yang mampu

menahan api serta dapat pula dilengkapi oleh pintu dan lantai. Penilaian evaluasi keselamatan

kebakaran bangunan yang mengacu pada NFPA 101A menerangkan bahwa

koridor/pemisahan ruangan didasarkan pada kualitas pemisahan antara ruangan dengan

koridor.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 6: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Parameter terakhir dari penilaian evaluasi keselamatan gedung meggunakan program CFSES

adalah terkait dengan program tanggap darurat pada bangunan. NFPA 101A mendefinisikan

program tanggap darurat ini sebagai penilaian yang dilihat berdasarkan banyaknya jumlah

latihan atau simulasi kebakaran yang rutin dilakukan setiap tahunnya. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, bersifat observasional dengan menggunakan

pendekatan semikuantitatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan panduan dari NFPA 101A:

Guide on Alternative Approaches to Life Safety, untuk mengevaluasi 12 parameter sistem

keselamatan kebakaran pada Gedung Vokasi Universitas Indonesia, Depok. Data-data yang

didapatkan selama proses penelitian kemudian diolah melalui program Computerized Fire

Safety Evaluation System (CFSES). Hasil dan Pembahasan Penelitian Gedung Vokasi UI memiliki tiga jenis bangunan utama yaitu gedung perkuliahan dengan

enam lantai, gedung administrasi dan laboratorium dengan enam lantai serta gedung pusat

bisnis yang terdiri atas dua lantai. Berdasarkan hasil penilaian menggunakan program CFSES

pada ketiga gedung ini belum terdapat gedung yang secara keseluruhan memenuhi ketiga

indikator keselamatan kebakaran utama (keselamatan kebakaran umum gedung, kontrol

penyebaran api, dan sistem jalur keluar) berdasarkan NFPA 101 Life Safety Code.

Peneliti menggabungkan penilaian Gedung Administrasi dengan Gedung Perkuliahan Vokasi

UI menjadi satu pada program CFSES dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan kedua

gedung ini sejenis serta memiliki karakteristik yang sama satu dengan yang lain baik dari luas

bangunan, konstruksi, jumlah lantai serta proteksi kebakaran yang dimilikinya. Gedung

Administrasi dan Gedung Perkuliahan Vokasi UI yang telah dibangun sejak tahun 2010 ini

masing-masing terdiri atas 6 lantai dengan tinggi bangunan 29 m serta luas bangunan 5116

m² atau 55077 ft². Konstruksi gedung Administarsi dan Perkuliahan Vokasi UI merupakan jenis konstruksi tipe

II (222) yang memiliki kemampuan menahan api 2 jam atau lebih mulai dari dinding bearing

bagian luar, kolom, bentangan, balok penopang, lantai dan atap. Struktur bangunan ini pun

menggunakan konstruksi yang bersifat noncombustible, hal ini dikarenakan struktur

bangunan ini disusun oleh material beton.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 7: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI yang termasuk bagian dari segregasi

bahaya adalah ruang panel listrik yang ada pada setiap lantai serta ruang gudang yang berada

pada lantai 4 dan 6. Ruang panel memiliki risiko untuk menimbulkan kebakaran karena

adanya instalasi sambungan listrik yang dapat menimbulkan api jika terjadi hubungan pendek

arus listrik, kelebihan beban, ataupun bentuk kerusakan instalasi listrik lainnya. Ruang

Gudang dengan karakteristik material yang disimpan didalamnya seperti kardus, kertas,

hingga berkas-berkas lainnya dapat menjadi bahan bakar yang baik untuk menciptakan

flashover. Hasil perbandingan perhitungan antara ruang panel listrik dengan ruang gudang, peneliti

mendapatkan penilaian parameter terendah diberikan kepada ruang panel listrik. Salah satu

alasan utamanya karena ruangan ini berpotensi menimbulkan flashover dan tidak

diproteksinya ruangan dengan sprinkler yang,dapat membahayakan struktur bangunan serta

meng-expose rute jalan keluar. Peneliti menyarankan untuk memperbaiki penilaian pada parameter segregasi bahaya, dengan

cara memberikan proteksi kebakaran pada ruang panel listrik berupa sprinkler foam, alat

pemadam api dengan material pemadam berupa Co2 serta pemindahan barang-barang dengan

material seperti kardus dan kertas-kertas pada ruang panel tersebut kedalam gudang. Parameter ketiga yang selanjutnya dinilai setelah konstruksi bangunan dan segregasi bahaya

adalah parameter bukaan vertikal. Terdapat beberapa bukaan vertikal pada Gedung

Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI. Bukaan yang masuk kedalam penilaian peneliti

adalah berupa sambungan shaft kabel yang tidak memiliki fire stopping material serta jalur

lift yang belum berfungsi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat shaft kabel yang

menghubungkan mulai dari lantai dasar hinga lantai 6 yang terletak pada ruang panel disetiap

lantai. Terdapat pula rongga atau bukaan vertikal yang tidak tertutup sempurna pada jalur lift

yang belum berfungsi yang menghubungkan mulai dari lantai dasar hingga lantai 6 bangunan. Peneliti merekomendasikan untuk memperbaiki penilaian parameter bukaan vertikal

bangunan ini dengan cara diberi penutup dan proteksi berupa fire stopping material yang

bersifat non combustible pada setiap bukaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko

menyebarnya api melalui setiap bukaan jika terjadi kebakaran diarea bukaan vertikal.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 8: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI penempatan sprinkler terletak pada

seluruh bagian bangunan seperti koridor, lobi, dan dalam ruangan. Beberapa ruangan seperti

ruang panel listrik dan ruang elevator tidak dilengkapi dengan sprinkler dengan alasan

banyaknya instalasi listrik pada ruangan tersebut yang justru akan menimbulkan bahaya lebih

lanjut jika sprinkler aktif pada ruangan tersebut. Sprinkler yang digunakan pada program vokasi adalah tipe sprinkler standar dengan bulb

glass berwarna merah. Artinya sprinkler akan bekerja pada suhu 68°C jika terjadi kebakaran.

Sumber air yang digunakan oleh sprinkler ditunjang oleh sistem pompa dan bak

penampungan air bersih dengan kapasitas 12500 liter air. Parameter kelima yang selanjutnya dinilai adalah mengenai sistem alarm kebakaran. Gedung

Administrasi Vokasi UI memiliki 2 panel sistem alarm kebakaran yang saling terhubung

dengan heat dan smoke detector. Panel alarm ini bersifat semi addressable yang akan

menunjukan pada lantai berapa terjadinya kebakaran jika kecelakaan ini terjadi. Pada ruang

panel sistem alarm kebakaran ini pun dilengkapi dengan alat komunikasi suara yang dapat

memberikan pengumuman kepada seluruh penghuni gedung terkait kejadian kebakaran.

Catatan lain adalah sistem alarm kebakaran pada gedung Vokasi UI belum terhubung dengan

dinas pemadam kebakaran setempat.

Hal yang menjadi catatan khusus peneliti adalah pada Gedung Perkuliahan Vokasi UI sistem

alarm kebakaran mengalami kerusakan sehingga tidak berfungsi sama sekali. Hal ini tentu

akan mengurangi penilaian pada parameter sistem alarm kebakaran. Perlu dilakukan

perbaikan segera pada setiap main control fire alarm gedung ini agar dapat berfungsi sebagai

bagian dari sistem keselamatan kebakaran. Parameter berikutnya adalah parameter smoke detection atau pendeteksi asap. Pada Gedung

Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI detektor yang paling banyak digunakan adalah

detektor panas atau heat detector. Tidak terdapat smoke detector pada lobi, koridor, maupun

ruangan-ruangan administrasi atau perkuliahan bangunan Vokasi UI. Pendeteksi asap justru

terdapat pada ruangan khusus seperti ruangan elevator dan ruang panel listrik. Pendeteksi

panas memiliki fungsi yang sama dengan pendeteksi asap. Kedua alat ini hanya berbeda pada

material yang dideteksinya. Parameter ketujuh yang selanjutnya dinilai pada program CFSES adalah penyelesaian interior

atau interior finish. Penyelesaian interior pada rute jalan keluar gedung Administrasi dan

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 9: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Perkuliahan Vokasi UI terdiri atas material keramik untuk lapisan lantainya, plafond

berbahan gypsum untuk ceiling finish, serta lapisan tembok bebahan dasar campuran beton

yang dilapisi cat. Mengacu pada IBC (2012) maka flame spread rating untuk penyelesaian

interior rute jalan keluar termasuk kedalam klasifikasi kelas A atau dengan tingkat

penyebaran api antara 0-25 Btu/s-ft². Parameter pengendalian asap atau smoke control menjadi parameter kedelapan yang peneliti

nilai dalam mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran pada Gedung Vokasi UI. Informasi

yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil observasi terkait sistem pengendalian asap pada

Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI, terdapat alat pengendalian asap aktif

berupa fire damper dan stair pressurization yang terintegrasi dengan sistem VAC. Selain

dilengkapi dengan pengendalian asap aktif, gedung ini juga dilengkapi dengan pengendalian

asap pasif berupa kompartemen yang tidak terdapat bukaan vertikal dengan self door closer. Akses keluar adalah parameter kesembilan yang dinilai pada program CFSES ini. Gedung ini

memiliki lebih dari satu (dua) akses keluar pada setiap lantainya. Akses keluar ini juga

merupakan bagian dari pintu darurat bangunan. Tidak terdapat jalan buntu pada bangunan ini

karena setiap ujung bangunan memiliki jalur keluarnya sendiri. Jarak antara kedua pintu

darurat adalah 32 meter, maka jarak terjauh dari suatu ruangan atau area menuju tangga

darurat terdekat adalah 16 meter (dihitung dari bagian tengah bangunan). Parameter penilaian kesepuluh CFSES adalah terkait dengan jalur evakuasi. Seperti yang

sudah disinggung sebelumnya pada parameter akses keluar, gedung ini memiliki 2 jalur akses

keluar utama yang termasuk bagian dari jalur evakuasi. Jalur evakuasi ini berupa tangga

darurat yang memiliki penunjuk pintu darurat atau “EXIT” sign, lampu penerangan darurat,

pintu darurat berbahan baja dengan panic handle bar, dinding yang berbahan dasar material

beton, serta dilengkapi dengan stair pressurization. Stair pressurization akan aktif ketika terjadi kebakaran dan berfungsi untuk meningkatkan

tekanan pada tangga darurat sehingga menjaga jalur evakuasi dari masuknya asap namun,

terdapat hal lain yang menjadi pertimbangan peneliti dalam menilai jalur evakuasi ini yaitu

pemakaian tangga darurat untuk aktifitas normal dan terbuka setiap waktunya tentu akan

mengurangi performa dari stair pressurization. Tekanan antara tangga darurat dengan bagian

bangunan yang lain akan sama dalam kondisi seperti ini. Sebaiknya kondisi tangga darurat

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 10: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

pada bangunan ini selalu dalam keadaan tertutup dan hanya digunakan saat terjadi keadaan

darurat agar tekanan diarea tangga darurat dapat tetap terjaga. Penilaian parameter kesebelas adalah penilaian tentang kompartemen/koridor. Gedung

Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI memiliki kompartemen yang memisahkan bagian

antar ruangan. Kompartemen ini tersusun atas material beton yang memiliki tingkat

ketahanan api diatas 2 jam dan dengan atap berupa plafond gypsum dengan tingkat ketahanan

api diatas 1 jam. Setiap kompartemen pada bangunan ini juga dilengkapi dengan door closer. Parameter terakhir yang menjadi penilaian pada program CFSES adalah parameter program

tanggap darurat pada penghuni gedung tersebut. Pada Program Vokasi UI belum pernah

dilakukan program tanggap darurat pada setiap bangunan. NFPA 101: Life safety code

menyebutkan bahwa tujuan dari dilaksanakan pelatihan program tanggap darurat ini adalah

untuk membangun kebiasaan penghuni gedung dengan prosedur evakuasi, sehingga peneliti

merekomendasikan untuk dilakukan pelatihan program tanggap darurat pada gedung Program

Vokasi UI minimal 2 kali dalam setahun.

Perhitungan keseluruhan parameter menggunakan program CFSES meskipun pada awalnya

digabung namun pada hasil akhirnya peneliti memisahkan hasil Gedung Administrasi dengan

Gedung Perkuliahan Vokasi UI. Pemisahan ini peneliti lakukan dengan pertimbangan adanya

perbedaan hasil pada parameter sistem alarm kebakaran dan pendeteksi asap kedua gedung

ini yang menyebabkan hasil akhir evaluasi berbeda. Gedung Administrasi Vokasi UI memperoleh nilai 5.3 dari 7.5 nilai minimum yang

dipersyaratkan pada penilaian evaluasi kontrol penyebaran api. Penilaian sistem jalur keluar,

bangunan ini memperoleh nilai -2.55 dari 5. Penilaian evaluasi terakhir terkait sistem

keselamatan kebakaran umum bangunan Administrasi Vokasi UI memperoleh nilai 8.5 dari

6. Gedung Perkuliahan Vokasi UI memperoleh nilai 3.35 dari 7.5 nilai minimum yang

dipersyaratkan untuk indicator kontrol penyebaran api. Indikator lain seperti sistem jalur

keluar memperoleh nilai -6.45 dari 5 serta untuk indikator sistem keselamatan kebakaran

umum bangunan Perkuliahan Vokasi UI memperoleh nilai 4.6 dari 6. Berdasarkan hasil evaluasi Gedung Administrasi Vokasi UI, terdapat dua penilaian terkait

sistem kontrol penyebaran api dan sistem jalur keluar masih berada dibawah standar nilai

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 11: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

minimum yang dipersyaratkan NFPA 101A, hanya sistem keselamatan kebakaran umum

bangunanlah yang mencapai nilai diatas persyaratan minimum. Lain halnya dengan hasil

evaluasi Gedung Perkuliahan Vokasi UI yang kesemua indikatornya belum memenuhi

standar minimum yang dipersyaratkan. Nilai sistem kontrol penyebaran api yang masih dibawah persyaratan minimum NFPA 101A

pada kedua bangunan ini berarti memiliki kemungkinan untuk mudahnya persebaran api

keseluruh zona bangunan apabila terjadi kebakaran. Untuk indikator sistem jalur keluar yang

juga masih dibawah persyaratan minimum artinya ketika terjadi kebakaran terjadi memiliki

kemungkinan untuk terbatasinya akses jalur keluar bagi penghuni gedung. Indikator keselamatan kebakaran gedung secara umum Gedung Administrasi Vokasi UI telah

memenuhi persyaratan dan perlu dilakukan perbaikan pada sistem kontrol penyebaran api

serta sistem jalur keluar bangunan. Penjelasan mengenai hasil akhir penilaian kedua

bangunan ini dapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Hasil penilaian sistem evaluasi keselamatan kebakaran Gedung Administrasi Vokasi UI

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 12: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Gambar 2. Hasil penilaian sistem evaluasi keselamatan kebakaran Gedung Perkuliahan Vokasi UI

Peneliti juga melakukan analisa lain yaitu berupa perhitungan law severity correlation pada

salah satu tools diprogram CFSES. Perhitungan ini peneliti lakukan untuk melihat kondisi

jika seluruh proteksi kebakaran pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi ini tidak

berfungsi seberapa lama bangunan ini akan bertahan hingga terjadi kerusakan pada

konstruksi bangunan. Penilaian yang peneliti masukan adalah panjang dan lebar kompartemen, tinggi bukaan, lebar

bukaan, dan kapasitas bahan bakar yang terdapat pada bangunan tersebut. Hasil dari

perhitungan yang peneliti lakukan menggunakan tools ini menunjukan bahwa kemampuan

dari bangunan untuk menahan konstruksi ketika kebakaran terjadi adalah selama 3.1 jam

Evaluasi sistem keselamatan kebakaran pada bangunan program Vokasi UI yang kedua

adalah pada Gedung Bisnis Vokasi UI. Gedung Bisnis Vokasi UI terdiri atas 2 lantai dengan

tinggi bangunan 7 m (23 ft) dan luas bangunan 768 m² (8266 ft²). Konstruksi bangunan ini

juga tersusun dari material beton, dengan konstruksi pintunya berbahan dasar kaca. Terdapat

material kaca yang menyusun bangunan ini sebagai pemisah ruangan, sehingga bangunan ini

peneliti masukan sebagai tipe konstruksi II yang mana elemen strukturnya termasuk dinding,

kolom, tiang penopang, lantai dan atap adalah dari bahan yang tidak mudah terbakar. Hasil akhir penilaian keseluruhan parameter diatas untuk sistem keselamatan kebakaran

Gedung Bisnis Vokasi UI menggunakan program CFSES memberikan nilai 1.9 dari

persyaratan minimum -4 untuk kontrol penyebaran api, -0.5 dari 0 untuk sistem jalur keluar,

dan nilai 4.4 dari -4 untuk keselamatan kebakaran umum gedung.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 13: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Hasil ini memperlihatkan bahwa 2 indikator utama dari pengevaluasian sistem keselamatan

kebakaran gedung Program Vokasi UI yaitu kontrol penyebaran api dan sistem keselamtan

kebakaran umum gedung telah memenuhi bahkan melebihi dari persyaratan minimal yang

dipersyaratkan oleh NFPA 101A. Indikator lainnya yaitu sistem jalur keluar masih berada

dibawah standar minimal yang dipersyaratkan. Ketiga nilai indikator pengevaluasian akhir ini menunjukan bahwa bangunan ini perlu

perbaikan pada pengevaluasian sistem jalur keluarnya. Peneliti menyarankan untuk menutup

setiap bukaan vertikal pada bangunan ini dengan fire stopping material, serta perbaikan

sistem alarm kebakaran. Hasil penilaian akhir Gedung Bisnis Vokasi UI dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 3. Penilaian akhir sistem keselamatan kebakaran Gedung Bisnis Vokasi UI

Penilaian sama yang peneliti lakukan seperti pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan

Vokasi adalah mengenai law’s severity correlation untuk Gedung Bisnis Vokasi UI.

Penilaian ini dilakukan untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan jika seluruh

proteksi kebakaran pada bangunan ini tidak bekerja saat terjadinya kebakaran hingga

merusak pada konstruksi bangunan. Hasil perhitungan peneliti menunjukan bahwa

dibutuhkan waktu selama 1,1 jam hingga mengalami kerusakan konstruksi.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 14: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Kesimpulan Gedung-gedung pada Program Vokasi UI belum terdapat bangunan yang secara keseluruhan

memiliki sistem keselamatan kebakaran yang baik. Penilaian sistem keselamatan kebakaran

pada Gedung Administrasi Vokasi UI untuk indikator kontrol penyebaran api dan sistem jalur

keluar belum memenuhi standar yang dipersyaratkan oleh NFPA 101: Life safety code,

sedangkan untuk indikator sistem keselamatan kebakaran umum gedung telah mencapai nilai

yang dipersyaratkan. Penilaian Gedung Perkuliahan Vokasi UI belum memenuhi standar minimal yang

dipersyaratkan NFPA 101 untuk keseluruhan indikator. Penilaian Gedung Bisnis Vokasi UI

telah memenuhi standar keselamatan pada gedung perkantoran sesuai yang dipersyaratkan

NFPA 101 kecuali untuk indikator sistem jalur keluar bangunan. Konstruksi Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI merupakan jenis konstruksi

Tipe I, sedangkan untuk konstruksi Gedung Bisnis Vokasi UI merupakan jenis konstruksi

tipe II. Terdapat segregasi bahaya pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI berupa

ruang panel listrik yang tidak terpisah dari jalur evakuasi disetiap lantainya serta ruang

gudang yang terletak pada lantai 4 dan 6 yang memperoleh penilaian double deficiency. Pada

Gedung Vokasi UI terdapat segregasi bahaya berupa kitchen lab pada lantai dua yang tidak

terpisah dengan jalur evakuasi dengan penilaian tidak terdapat deficiency. Bukaan vertikal pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI adalah sambungan

shaft kabel antar ruang panel yang terhubung mulai dari lantai 1 hingga lantai 6 serta bukaan

vertikal pada jalur elevator yang belum berfungi dengan kondisi tidak tertutup sempurna.

Untuk bukaan vertikal pada Gedung Bisnis Vokasi UI juga berupa sambungan shaft kabel

yang terhubung antara lantai 1 dengan 2 yang tidak tertutup dengan sempurna. Terdapat sistem sprinkler pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI dalam

kondisi baik pada setiap ruangan, lobi dan koridor dengan model standar dan bulb glass

berwarna merah (aktif pada suhu 68 °C). Sedangkan pada Gedung Bisnis Vokasi UI tidak

terdapat sistem sprinkler. Terdapat sistem alarm kebakaran pada Gedung Administrasi Vokasi UI yang bersifat semi

addressable serta memiliki alat bantu komunikasi namun belum terhubung langsung dengan

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 15: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

dinas pemadam kebakaran setempat. Pada Gedung Perkuliahan Vokasi UI tidak terdapat

sistem alarm kebakaran yang bekerja. Tidak terdapat MCFA yang berfungsi pada Sistem

alarm kebakaran Gedung Bisnis Vokasi UI. Pendeteksi asap pada Gedung Administrasi, Gedung Perkuliahan serta Gedung Bisnis Vokasi

UI hanya terletak diruangan-ruangan tertentu saja seperti ruang panel dan ruang mesin lift.

Untuk bagian lain seperti koridor, lobi dan ruangan dilengkapi dengan heat detector yang

memiliki fungsi sama seperti smoke detector yaitu untuk mendeteksi awal terjadinya

kebakaran. Penyelesaian interior pada rute jalur keluar Gedung Administrasi, Gedung Perkuliahan dan

Gedung Bisnis Vokasi UI merupakan jenis material klasifikasi A yang memiliki tingkat

penyebaran api antara 0-25 Btu/s-ft². Sedangkan penyelesaian interior didalam ruangan

bangunan-bangunan ini terdiri dari berbagai jenis klasifikasi baik A, B maupun C sehingga

memiliki tingkat penyebaran api antara 0-200 Btu/s-ft². Terdapat sistem pengendalian asap pasif serta aktif pada Gedung Administrasi dan

Perkuliahan Vokasi UI berupa fire damper pada sistem HVAC bangunan. Pada Gedung

Bisnis Vokasi UI melakukan pengendalian asap secara pasif. Akses keluar pada setiap bangunan pada Program Vokasi UI tidak memiliki jalan buntu serta

dalam kondisi jalur yang bersih dari material yang menghalanginya. Jarak terjauh untuk

mencapai akses keluar pada seluruh bangunan ini berkisar antara 50-100 ft. Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI memiliki dua jalur evakuasi. Jalur Evakuasi

pada bangunan ini memiliki penunjuk arah yang jelas dan terdapat stair pressurization pada

area tangga daruratnya untuk mencegah masuknya asap ketika terjadi kebakaran. Yang perlu

menjadi perhatian adalah tangga darurat pada bangunan ini selalu dalam kondisi terbuka

setiap harinya dan digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Gedung Bisnis Vokasi UI memiliki

satu jalur evakuasi yang juga merupakan bagian dari jalur keluar namun tidak bebas dari

asap. Koridor pada Gedung Administrasi dan Perkuliahan Vokasi UI dipisahkan oleh material

berbahan dasar beton dengan tingkat ketahan api diatas 2 jam dan bersifat smoke resistive.

Sedangkan pada Gedung Bisnis Vokasi UI kompartemen hanya bersifat smoke resistive yang

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 16: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

dilengkapi dengan self door closer. Program tanggap darurat pada seluruh bangunan

Program Vokasi UI belum tersedia.

Saran Berikut ini beberapa saran yang peneliti masukan sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan:

• Memperbaiki Sistem alarm kebakaran pada Gedung Perkuliahan dan Gedung Bisnis

Vokasi UI.

• Memberikan proteksi sprinkler khusus dan APAR CO2 pada ruang panel listrik.

• Memberikan proteksi penutup dengan fire stoping material pada setiap bukaan vertikal

bangunan.

• Melakukan pengecekan, pengetesan, serta perawatan secara berkala untuk alat proteksi

kebakaran seperti sprinkler, fire damper, dan fire alarm.

• Melakukan perbaikan maintenance pada ruang panel, trafo dan capacitor bank.

• Memasang serta memperbaiki sitem alarm kebakaran pada Gedung Perkuliahan dan

Gedung Bisnis Vokasi UI.

• Memasang sistem alarm kebakaran yang terhubung dengan dinas pemadam kebakaran

setempat.

• Memasang smoke detector pada ruang administrasi, perkuliahan, gudang, dan ruang

panel listrik.

• Membentuk prosedur tanggap darurat kebakaran bangunan.

• Membentuk tim atau organisasi tanggap darurat dalam bagian sistem manajemen

bangunan.

• Melakasanakan simulasi pelatihan program tanggap darurat yang melibatkan seluruh

penghuni gedung secara berkala.

Kepustakaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2014). Data Kejadian Bencana Kebakaran

Permukiman. [Online]. Dari:

http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/databukimall.php [18 Maret 2014] Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta. (2014).

Rekapitulasi Kejadian Kebakaran Bulanan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 17: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

Ferguson, L.H., & Janicak, C.A. (2005). Fundamentals of Fire Protection for the Safety

Professional. USA: The Scarerow Press, Inc. Fitzgerald, R.W. (2004). Building Fire Performance Analysis. USA: Worcester Polytechnic

Institute. Furness, A & Muckett, M. (2007). Introduction to Fire Safety Management. Burlington, MA:

Elsevier Ltd. “Gedung Pertamina Tower UGM Terbakar”

http:// www.tempo.co/read/news/2013/10/08/058520035/Gedung-Pertamina-Tower-UGM-

Terbakar (akses 19 Maret 2014). “Gedung Teknik Industri ITB Terbakar.”

http:// www.tempo.co/read/news/2013/06/29/058492092/Gedung-Teknik-Industri-ITB-

Terbakar (akses 19 Maret 2014). Hughes Associates, Inc. (2000). Computerized Fire Safety Evaluation System For Business

Occupancies Software. Baltimore, MD: Commerce Drive. “Jumlah Kebakaran Jakarta Tertinggi di Indonesia.”

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/01/083387365/Jumlah-Kebakaran-Jakarta-

Tertinggi-di-Indonesia (akses 19 Maret 2014). “Kebakaran IKJ tak Ganggu Kegiatan Mahasiswa.”

http:// www.antaranews.com/berita/391618/kebakaran-ikj-tak-ganggu-kegiatan-mahasiswa

(akses 19 Maret 2014).

Kementrian Pekerjaan Umum. (2002). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2002 tentang Bangunan Gedung. Kementerian Pekerjaan Umum. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26

Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung

dan Lingkungan. NFPA 101. (2012). Life Safety Code, Edition 2012. National Fire Protection Association.

Quincy MA.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014

Page 18: Evaluasi Sistem Keselamatan Kebakaran Bangunan …

NFPA 101 A. (2013). Guide on Alternative Approaches to Life Safety, Edition 2013. National

Fire Protection Association. Quincy MA. NFPA 220. (2013). Standar on Types of Building Construction, Edition 2013. National Fire

Protection Association. Quincy MA.

Evaluasi sistem…, Muhamad Anggraito, FKM UI, 2014