sekar boh i drat

25
PERCOBAAN I KARBOHIDRAT 1. Judul :Karbohidrat 2. Tujuan : Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu zat 3. Dasar Teori Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011). Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel- sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013). Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa- senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum (CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran

Upload: puteri-sekar-ananda

Post on 11-Jul-2016

37 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sekar Boh i Drat

PERCOBAAN I

KARBOHIDRAT

1. Judul : Karbohidrat

2. Tujuan : Memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk

mengidentifikasi kandungan karbohidrat dalam suatu zat

3. Dasar Teori

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana

karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang

mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa

berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton

(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti

diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum

dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).

Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak dan

protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber energi utama ialah

karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi utama sebagai

sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh. Peran utama

karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang

kemudian diubah menjadi energi. Glukosa merupakan jenis karbohidrat

terpenting bagi tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai

sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi

cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Djakani, 2013).

Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi

berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum

(CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah

ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan

polisakarida (Fessenden:1990).

Adapun klasifikasi karbohidrat dapat terbagi menjadi sebagai berikut.

1) Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, monosakarida larut

dalam air dan tidak larut dalam alkohol juga eter. Monosakarida dibagi

Page 2: Sekar Boh i Drat

menjadi dua, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa, yaitu monosakarida yang

mengandung gugus aldehid. Aldosa terdiri dari glukosa dan galaktosa.

Glukosa adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa karena mempunyai

sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Galaktosa jarang

terdapat di alam bebas (Fessenden, 1999).

2) Oligosakarida

Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai

delapan satuan monosakarida (Yunani, oligo-, = beberapa). Senyawa yang

termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri dari beberapa

molekul monosakarida. Oligosakarida dibedakan atas :a) Disakarida, terdiri

atas maltosa, laktosa, solobrosa meletrosa, gatibrosa, dan turatosa (mampu

mereduksi), sukrosa (tidak memiliki sifat pereduksi), b) Trisakarida, terdiri

atas marcotrosa, rhaminosa, rattinosa, meltitosa, c)  Tetrasakarida, terdiri

atas stacyosa, schorodosa, d) Pentasakarida, contohnya verbacossa

(Fessenden,1999). 

Oligoskarida yang lain adalah trisakarida yang terbentuk dari empat molekul

monosakarida. Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa. Sukrosa adalah gula

yang kita kenakan sehari-hari. Baik yang berasal dari tebu maupun gula.

Dengan hidrolisis, sukrosa akan pecah menjadi fruktosa dan glukosa

(Fesenden, 1994).

3) Polisakarida

Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada hidrolisis.

Contoh–contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan

dekstrin. Mereka kadang - kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan,

homopolisakarida, atau heteropolisakarida tergantung pada bentuk

monosakarida yang mereka hasilkan pada hidrolisis. Polisakarida

merupakan polimer dari monosakarida. Berat molekul monosakarida

bervariasi dari sekitar 500 sampai 500000, bergantung pada jumlah yang

terkandung dari monoskarida (Harper, 1979). 

Page 3: Sekar Boh i Drat

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan

kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Metode pengujian

karbohidrat yakni:

1) Uji Molisch

Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa

larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan

untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi

positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan

alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat

pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk

membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan

alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).

2) Uji Benedict

. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam

suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya

menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau

memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida

yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan

endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku

secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin

gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).

3) Uji Iodin

Uji Iodin digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang

terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan

adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu

amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang

dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan

sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).

Page 4: Sekar Boh i Drat

4) Uji Barfoed

Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan

disakarida. Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh

monosakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan mereduksi diantara

keduanya. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga

bereaksi positif. Percobaan barfoed menghasilkan endapan berwarna lebih

pekat (Ana, 2014).

5) Uji Seliwanoff

Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa

dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehid. Jika gula mengandung

keton maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah

aldosa. Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi

dibanding aldosa. Reagen yang digunakan dalam reaksi seliwanoff adalah

resosinol dan asam hidrocloric (Clark, 1964).

4. Alat dan bahan

a. Alat

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1 Batang

pengaduk

Untuk mengaduk

larutan

2. Gelas kimia Menampung

bahan kimia atau

larutan dalam

jumlah yang

banyak

3. Gelas ukur Mengukur

volume larutan

Page 5: Sekar Boh i Drat

4. Penangas air Tempat untuk

memanaskan air

5. Penjepit

tabung reaksi

Untuk menjepit

tabung reaksi

6. Pipet tetes Memindahkan

beberapa tetes zat

cair

7. Rak tabung

reaksi

Tempat tabung

reaksi

8. Tabung

reaksi

Menampung

larutan dalam

jumlah yang

sedikit

b. Bahan

NoNamaBahan Kategori

SifatFungsi

Fisika Kimia

1. Air perasan Apel

Umum - - Sampel

2 Air perasan Mangga

Umum - - Sampel

3. Air perasan Melon

Umum - - Sampel

Page 6: Sekar Boh i Drat

4. Air perasan Pepaya

Umum - - Sampel

5. Air perasan Semangka

Umum - - Sampel

6. Aquadest Umum Pelarut yang

baik memiliki

pH 7 (netral)

bukan

merupakan zat

pengoksidasi

kuat, lebih

bersifat

reduktor

daripada

oksidator

Rumus

molekul H2O

massa molar

18,053 g, mol

densitas dan

fase 0,998

g/cm3.

Cairan :

0,92 g/cm3

Padatan : titik

lebur 0ºC

(27,15 K)

(37ºF)

Titik didih :

100ºC

(373,15 K)

(212ºF).

Penampilan

cairan tak

berwarna tak

berbau.

Sampel

7. Larutan glukosa 1%

Umum - - Sampel

8. Larutan Fruktosa 1%

Umum - -Sampel

9. Larutan Galaktosa 1%

Umum - -Sampel

Page 7: Sekar Boh i Drat

10. Larutan Sukrosa 1%

Umum - - Sampel

11. Larutan Maltosa 1%

Umum - - Sampel

12. Amilum 1% Umum - - Sampel

13. H2SO4 Khusus larut dalam

air; titik leleh

10,4OC; titik

didih 315-

338 oC;

korosif dan

reaktif; berat

jenis 1,841.

Pereaksi

14. NaOH 6 M Khusus Mudah

menguap,

higroskopis,

mudah

terionisasi

Berat

molekul

110g/mol

tampilan

putih padat.

Titik didih

1390ºC.

Titik leleh

318ºC.

Pereaksi

15. HCl 6 M Khusus HCl akan

berasap tebal

diudara

lembab,

gasnya

berwarna

kuning

kehijauan dan

berbau

Massa atom

36,45. Massa

jenis 3,21

g/cm3 - 1010

ºC. Energi

ionisasi

1250,1 g/mol.

Kalor jenis

0,115 kal/g.

Pereaksi

Page 8: Sekar Boh i Drat

merangsang

dapat larut

dalam alkali,

hidroksi

kloroform dan

ozon.

pada suhu

kamar HCl

berbentuk gas

yang tidak

berwarna,

berbau tajam.

16. Larutan Laktosa 1%

Umum - - Sampel

17. Larutan α – naftol 5%

Khusus Pereaksi

18. Larutan Iodin

Khusus Titik cair

114oC; Titik

didih 184oC;

Potensial

reduksi 0,54

volt; Jari-jari

ion 2,06;

Wujud

halogen

padat; Warna

hitam (s)

ungu (g);

Afinitas

elektron -295

Pereaksi

19. Reagen Benedict

Khusus Dapat larut

dalam air,

dapat

digunakan

Berwarna

biru,

berbentuk

encer

Pereaksi

20. Reagen Seliwanoff

KhususPereaksi

Page 9: Sekar Boh i Drat
Page 10: Sekar Boh i Drat

5. Prosedur Kerja

1. Uji Molish

- Disiapkan 11 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung

dengan glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa 1%,

maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1%, larutan

sampel dan akuades

- Ditambahkan 2 tetes reagen molish pada masing-masing

tabung

- Ditambahkan 1-2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung

pelan-pelan sampai timbul 2 lapisan

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (positif jika

timbul cincin warna ungu dibidang batas kedua lapisan

tercampur)

2. Uji Iodin

- Disiapkan 6 tabung reaksi, 3 tabung diisi masing-masing 2 ml

pati 1%, dan 3 tabung lainnya diisi dengan larutan sampel

(diberi label tabung A, B, C)

- Ditambahkan 2 tetes air pada tabung A, 2 tetes HCl tabung B

dan 2 tetes NaOH pada tabung C

- Dikocok setiap tabung, lali ditambahkan larutan iodin pada

setiap tabung sebanyak 1-2 tetes

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika berwarna

biru-ungu)

Sampel

Hasil Pengamatan

Sampel

Hasil Pengamatan

Page 11: Sekar Boh i Drat

3. Uji Benedict

- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung

dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa

1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan

larutan sampel

- Ditambahkan 2-3 ml reagen benedict pada masing-masing

tabung lalu dikocok

- Diamati perubahan yang terjadi

- Dipanaskan sampai mendidih selama 5 menit

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika timbul

kekeruhan/endapan hijau-merah bata)

4. Uji Barfoed

- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung

dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa

1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan

larutan sampel

- Ditambahkan 2-3 ml reagen barfoed pada masing-masing

tabung lalu dikocok

- Diamati perubahan yang terjadi

- Dipanaskan sampai mendidih selama 2-10 menit (dicatat

waktu perubahan yang terjadi)

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (+ jika timbul

endapan merah orange)

Sampel

Hasil Pengamatan

Sampel

Hasil Pengamatan

Page 12: Sekar Boh i Drat

5. Uji Seliwanoff

- Disiapkan 10 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung

dengan 1 ml glukosa 1%, fruktosa 1%, galaktosa 1%, sukrosa

1%, maltosa 1%, laktosa 1%, xylosa 1%, amilum 1% dan

larutan sampel

- Ditambahkan 10 ml reagen barfoed pada masing-masing

tabung lalu dikocok

- Diamati perubahan yang terjadi

- Dipanaskan dalam air mendidih selama 2-5 menit

- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi (warna merah

cherry menandakan adanya ketosa)

6. Hasil Pengamatan

Larutan

Karbohidrat

Reagen Uji

Molisch Benedict Barfoed Seliwanoff

Galaktosa (+) (+) (-) (-)

Fruktosa (+) (+) (+) (-)

Laktosa (+) (+) (-) (-)

Maltosa (+) (-) (-) (-)

Sukrosa (+) (-) (-) (-)

Pati (+) (-) (-) (-)

Apel (+) (-) (+) (-)

Mangga (+) (+) (-) (-)

Melon (+) (-) (+) (-)

Pepaya (+) (-) (-) (-)

Semangka (+) (-) (+) (-)

Uji Iodin

Sampel

Hasil Pengamatan

Page 13: Sekar Boh i Drat

Sampel

Aquadest (A) HCl (B) NaOH (C)

Pati (+) (+) (-)

Apel (-) (-) (-)

Mangga (+) (+) (-)

Melon (-) (-) (-)

Pepaya (+) (-) (-)

Semangka (+) (+) (-)

7. Pembahasan

Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi

berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum

(CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah

ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan

polisakarida (Fessenden, 1990).

Adapun pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang uji karbohidrat

yang bertujuan untuk memahami sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi untuk

mengidentifikasi kandungan dalam suatu zat dengan menggunakan larutan

karbohidrat seperti galaktosa, fruktosa, laktosa, maltosa, sukrosa, pati, dan

sampel buah apel, mangga, melon, pepaya, dan semangka dengan menggunakan

beberapa uji kualitatif yakni uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed, uji Iodin dan

uji Seliwanoff.

1) Uji Molisch

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat

menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan

mengalami dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara

golongan heksosa menjadi hidroksi multifultural menggunakan asam

organik pekat. Percobaan menunjukkan hasil bahwa larutan yang diuji pada

glukosa, fruktosa, sukrosa, dan pati positif mengandung karbohidrat karena

Page 14: Sekar Boh i Drat

terbentuk cincin ungu pada batas diantara pereaksi dengan larutan coba.

Cincin ungu terbebtuk dari reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat

pekat (H2SO4). H2SO4 pekat berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada

sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi

dengan reagen Molisch α-nafhthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

Adapun reaksinya adalah:

2) Uji Benedict

Selanjutnya ialah uji Benedict Uji Benedict berdasarkan pada gula

yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion

Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O

(kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang

memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis

pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Percobaan menunjukkan hasil bahwa

larutan fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik

yakni warna merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan

sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu

melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O). Glukosa dan

pati tidak menunjukan warna merah bata yang berarti tidak ada reaksi

disebabkan keduanya bukan gula pereduksi.

Adapun reaksinya ialah:

Page 15: Sekar Boh i Drat

3) Uji Barfoed

Uji Barfoed yang bertujuan untuk membedakan monosakarida dan

disakarida atau dalam kata lain untukmengetahui adanya gula monosakarida

pereduksi. Prinsip dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus

karbonil bebas mereduksi Cu2+ dalam suasana asam membentuk Cu2O

(endapan warna merah bata). Artinya prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+

menjadi Cu+.

Dilihat dari uji Barfoed, positif (+) itu bila adanya perubahan warna endapan

menjadi merah bata pada sampel yang artinya sampel tersebut mengandung

monosakarida pereduksi. Namun bila tidak adanya perubahan warna endapan

atau hasilnya negatif (-) maka hal itu dikarenakan tidak adanya gula

monosakarida pereduksi yang terkandung pada sampel.

Reaksi yang terjadi adalah:

4) Uji Iodin

Pada uji coba Iodin didapatkan hasil bahwa hanya larutan pati yang

menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna ungu atau hitam

kebiruan. Sedangkan larutan yang lainnya menghasilkan warna orange

jernih. Hal ini menunjukkan bahwa pati menghasilkan larutan yang positif

terhadap kandungan polisakarida sehingga menghasillkan warna hitam

kebiruan. Terbentuknya warna hitam kebiruan disebabkan molekul amilosa

dan amilopektin yang membentuk suatu melekul dengan molekul dari larutan

iodium. Sedangkan pada larutan glukosa, sukrosa, dan aquades tidak

Page 16: Sekar Boh i Drat

berwarna biru kehitaman karena bukan merupakan jenis polisakarida

sehingga tidak dapat bereaksi dengan larutan iodium dan hanya terbentuk

warna orange jernih pada masing-masing larutan.

5) Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah uji yang spesifik dalam mengidentifikasi gula

ketosaheksosa seperti fruktosa. Dalam pengujian ini golongan aldosa tidak

bereaksi, sedangkan ketosa mengalami proses dehidrasi untuk memberikan

derifat furfuralnya yang kemudian akan mengalami kondensasi dengan dan

membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah. Percobaan

menunjukan hasil bahwa larutan yang diuji pada larutan fruktosa dan sukrosa

menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah pekat yang

mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis

monosakarida. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff

mendehidrasi ruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural

mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan

yang berwarna merah bata. Pada sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama

dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini

terjadi karena adanya pemanasan berlebihan menyebabkan sukrosa

terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah

yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan

larutan berwarna orange. Hasil negatif dihasilkan oleh larutan aquades,

glukosa dan pati ini dikarenakan larutan tersebut merupakan larutan yang

tidak memiliki gugus keton sehingga uji coba menghasilkan hanya warna

kekuningan pada masing-masing larutan.

8. Kesimpulan

Dalam percobaan mengenai uji karbohidrat ini didapatkan hasil yang

beragam pada masing-masing uji, seperti pada uji Molisch semua sampel positif

mengandung karbohidrat, lalu uji Benedict sampel positif mengandung

karbohidrat yaitu galaktosa, fruktosa, dan laktosa. Adapun pada uji Barfoed

positif mengandung karbohidrat ialah fruktosa, apel, melon, dan semangka. Lalu

uji Iodin positif mengandung karbohidrat yaitu pati, dan yang terakhir yakni uji

Page 17: Sekar Boh i Drat

Seliwanoff semua sampel negatif mengandung karbohidrat. Kurangnya

penanganan pada sampel buah-buahan yakni pada saat pengambilan sari serat

buah juga ikut terbawa yang dapat mengganggu proses uji karbohidrat inilah

yang menjadi kemungkinan kesalahan pada percobaan ini.

Page 18: Sekar Boh i Drat

Daftar Pustaka

Clark, John M. 1964. Experimental Biochemistry. WH Freeman and Company.

San Franciso

Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-

59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Pranata, C.F, 2004. Kimia Dasar 2 : Commoa Textbook. UM Press. Malang.

Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.

Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan

Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku.

Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 5 (1): 75-84.