sap 9 intrapreneurship
DESCRIPTION
KewirausahaanTRANSCRIPT
9.1 Pengertian Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan
(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship
adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama
muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan
pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi
usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan.
Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi
perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada
kewirausahaan (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada
beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur
membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya,
pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001;
Luchsinger dan Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara
karyawan dari dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama
secara eksternal terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich,
2001; Davis, 1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua,
pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru
daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain,
intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa,
prosedur, dan birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig,
2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga
memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk,
2011).
9.2 Iklim Organisasi yang Mendorong Intrapreneurship
1
Lingkungan atau iklim organisasi yang mendorong intrapreneurship, yaitu
1. Adanya penerapan teknologi dalam organisasi yang dapat membangkitkan keberanian
dan menunjang ide-ide baru sehingga karyawan tidak menjadi penakut.
2. Terbuka peluang experimen tidak takut pada kegiatan trial and error
3. Tidak ada ukuran atau parameter baku untuk suatu keberhasilan
4. Harus tersedia dana yang cukup untuk melakukan kebebasan ide
5. Harus dikembangkan tim multi disiplin dan kerjasama antar bidang
6. Spirit intrapreneurship tidak berdasarkan pada perseorangan tapi atas dasar sukarela dan
sistem hadiah.
7. Akhirnya aktivitas spirit ini harus mendapat support dari top management baik secara
pisik maupun dalam bentuk finansial.
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan
industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan
yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang
tinggi.
2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship
adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan
intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam
penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara
positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi
lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi
positif dengan intrapreneurship.
9.3 Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneur
Karakteristik yang dimiliki oleh Intrapreneur sukses yaitu:
1. Percaya Diri
Percaya diri adalah ciri khas seorang intrapreneur. Ini adalah modal pertama yang harus
di miliki. Kita memang tidak dilahirkan dengan tingkat percaya diri yang sama, namun
bukan berarti anda tidak mampu untuk memiliki kepercayaan diri.
2
Percaya diri muncul karena tindakan dan pengambilan keputusan yang berani saat
mereka dalam keraguan. Justru disaat ragu mereka lebih banyak memutuskan Yes dari
pada No.
2. Saya mendengarkan Napoleon Hill memberikan komentar kepada seseorang yang lebih
sering mengatakan ‘Tidak’, ‘Tunggu Dulu,’ atau saya rundingkan dengan istri, team,
anak buah, dst.... adalah seorang pemimpin yang lemah. Mereka yang sering mengalami
keraguan, harus lebih sering mengambil keputusan kecil dan besar. Dengan demikian
keputusan ini akan memupuk rasa percaya diri dan penghargaan dari kawan maupun
lawan.
3. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi
Mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sepenuh hati. Mereka
bertindak dan memberi perhatian penuh terhadap proses. Mereka melihat solusi dari
setiap masalah, bukan menyalahkan keadaan atau anak buah, betapapun sulit keadaan itu.
Mereka memiliki rasa bangga ketika mencari solusi, selalu mencari cara untuk
meningkatkan kualitas perusahaan. Ownership disini sangat berbeda dengan ingin
mengontrol segala sesuatu atau control freak. Justru dengan mental positif
ini membuatseluruh karyawan yang lain untuk belajar bertanggung jawab.
Mereka menggerakkan setiap individu agar dapat diandalkan dan membiarkan setiap
individu merasakan nikmatnya memenangkan profit, teamwork dan kesuksesan bisnis.
4. Mampu berkomunikasi
Intrapreneur menyadari bahwa faktor manusia sangat penting bagi kesuksesan kerja.
Bukan hanya karyawan tapi termasuk juga customer, business partner, strategic alliances
dan elemen manusia lainnyalah yang membuat pekerjaan sukses atau hancur berkeping-
keping. Maka komunikasi menjadi kunci kesuksesan dalam menciptakan hubungan yang
harmonis. Seorang intrapreneur mau berpikiran terbuka untuk mempelajari cara
berkomunikasi efektif, baik secara tulisan maupun lisan.
Demi komunikasi efektif, mereka tidak segan-segan menginvestasikan uang dan waktu
untuk mengambil kursus komunikasi, public speaking, computer, email, neurolingusitic
programming, search engine optimization yang berhubungan dengan komunikasi.
Mereka mau mendengar, berpikiran terbuka, menjaga integritas dengan mengatakan
secara jujur apa yang ada di dalam pikirannya.
5. Sangat Terbuka Untuk Belajar Hal Baru
3
Ini adalah salah satu karakteristik yang paling saya kagumi. Intrapreneurs adalah
pembelajar sejati. Mereka sangat terbuka dengan semua hal yang berhubungan dengan
ilmu baru.
Banyak yang tidak memiliki pendidikan yang signifikan, namun mereka penuh semangat
mencari informasi, bertanya, riset dan membaca buku. Tidak sedikit intrapreneur yang
belajar dari kesalahan. Mereka tidak memiliki arogansi, ego dan dibutakan dengan
melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Mereka selalu
menganjurkan teamnyauntuk terus belajar.
Thomas Alfa Edison hanya mengecap pendidikan selama tiga bulan. Beliau bukan
ilmuwan, bahkan tidak tahu cara yang benar ketika menciptakan bola lampu pijar.
Namun beliau dikelilingi orang-orang yang lebih pandai dari beliau. Demikian pula
dengan intrapreneur, mereka sangat menghargai edukasi dan menjadi pelajar seumur
hidup dari kehidupan dan pengalaman.
6. Team Player
Ini satu hal yang menarik berdasarkan penelitian para pakar bisnis. Intrapreneur adalah
pemain team yang penuh komitmen. Mereka menyadari bahwa sebatang lidi bisa dengan
mudah di patahkan, namun sapu lidi sangat sulit untuk di hancurkan. Bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh. Mereka juga menciptakan leverage, daya ungkit dari teamwork
untuk menyelesaikan persoalan bisnis yang rumit dan berat. Tidak ada intrapreneur yang
sukses tanpa dukungan team sukses.
7. System-Oriented
Seperti seorang ahli matematika, formula yang benar akan memberikan hasil yang benar
terus menerus. Selama kita masih menggunakan formula yang sama, hasilnya pasti sama.
Seorang intrapreneur sangat mengandalkan system. Mereka sangat system
oriented. Mereka berupaya menyelesaikan masalah dengan system sebelum mencari
penyelesaian manusia. Mereka percaya bahwa pekerjaan yang sukses bukan karena
mengandalkan manusianya tapi systemlah yang bekerja.
8. Dedikasi Tinggi
Seorang intrapreneur mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan rencana-rencananya,
visinya, dan mimpi-mimpinya yang merupakan tujuan hidupnya. Salah satu alasan
mengapa sebuah pekerjaan gagal adalah karena kehilangan fokus.
Contoh yang sangat nyata, Donald Trump sangat fokus dengan property, Anita Roddick
sangat fokus dengan kosmetik ramah lingkungan, Warren Buffet sangat fokus dengan
investing, Bill Gates sangat fokus dengan Microsoft, Michael Dell sangat fokus dengan
4
Dell Computer, Robert Kyosaki sangat fokus dengan edukasi financial, Anthony Robbins
sangat fokus dengan peak performance coach.
Tidak menghiraukan masalah dan upaya yang harus dilakukan,
seorang intrapreneursangat berdedikasi tinggi dan single-minded atas komitmen terhadap
goal mereka.
9. Grateful
Intrapreneur sejati ternyata adalah orang-orang yang penuh rasa syukur. Mereka sadari
semakin bersyukur, semakin tangan terbuka, semakin terbuka pula pintu-pintu berkat.
Karena hanya orang yang menghargai pemberian akan lebih banyak diberi.
Mereka bukan hanya bersyukur menerima kebaikan, namun mereka juga bersyukur
karena mendapat pembelajaran dari kesalahan. Mereka tidak menganggap remeh apapun,
dan inilah yang memberikan mereka ketekunan, daya tahan serta fleksibilitas untuk terus
maju.
Intrapreneur sejati menyadari bahwa ‘kaya’ tidak semata-mata diukur oleh benda-benda
dan kemewahan, ‘kekayaan’ diukur oleh kepuasan hati, kenikmatan memberi,
berkontribusi dan pencapaian prestasi.
10. Optimistic
Mereka sangat optimis. Mereka tidak menjadikan kegagalan masa lalu menjadi hambatan
untuk maju. Ambil hikmah dari kegagalan dan ciptakan momentum baru. Saat musim
kemarau mereka tetap menaruh harapan bahwa musim hujan akan tiba dan saat makmur
menghampiri, mereka menambah keyakinan, iman, dan pengharapan bahwa dunia akan
menjadi lebih baik.
11. Keseimbangan
Semangat tinggi 80% kegagalan di pekerjaan disebabkan oleh manusia, untuk itu
intrapreneur sangat menghargai hubungan antar manusia. Mereka sangat mudah didekati,
suka bersosialisasi. Semangat mereka menular kepada team, pelanggan, teman, suplier.
Meskipun mereka adalah pekerja keras, mereka juga seimbang dalam membagi
kesenangan, bersama keluarga. Para psychologist mengakui, intrapreneur yang memiliki
keseimbangan antara kerja keras dengan fun adalah orang yang lebih berpotensi
memiliki karir dan kesuksesan lebih tinggi lagi.
Justru intrapreneur adalah orang yang penuh perhatian, kesabaran dan Fun. Tidak
selamanya serius dan pemarah.
12. Menciptakan Pemimpin Baru
5
Selain self motivated- mereka juga memiliki kemampuan untuk memimpin orang.
Mereka memahami pentingnya teamwork, dan mereka memahami bahwa mendukung
orang lain untuk sukses dan menjadi pemimpin akan membawa hasil yang lebih
memuaskan lagi.
Mereka bukan leader yang tidak bisa digantikan sehingga organisasi bisa bertumbuh
tanpa mereka dan akhirnya meraih kemakmuran dan kebebasan yang di idam-idamkan.
Seorang business consultant dan pensiunan United States Air Force Major General Perry
M. Smith menulis, “seorang pemimpin yang membagikan kekuasaannya akan
menghasilkan hal-hal yang luarbiasa. Pemimpin sejati memahami bahwa
kepempimpinan adalah pembebasan bakat terpendam; mereka mencapai kejayaan bukan
hanya karena menyerahkan kekuasaan namun karena tidak pernah menarik kekuasaan
kembali.”
13. Tidak takut Sukses ataupun Resiko
Mereka tidak takut resiko. Bukan hanya mengambil kesempatan, namun mereka
mengambil resiko. Banyak orang menghambat kesuksesan dengan cara menurunkan
mimpi dan takut dengan kemungkinan sukses. Ada pengusaha yang masih memiliki
employee mindset bertahan dengan familiarity, zona nyaman, dan berusaha untuk tidak
berubah. Intrapreneurs bukan orang yang tak kenal rasa takut. Mereka menciptakan
prioritas sehingga mengalahkan rasa takut gagal, frustrasi, kebosanan, ketidakpuasan dan
takut sukses.
14. Mengenali potensi dari dalam
Sangat mudah mengenali seorang individu yang memiliki kualitas intrapreneur sejati.
Ada pula yang perlu bersusah payah membangun kualitas tersebut dalam
dirinya. Apapun alasannya, anda bisa memupuk sifat ini dengan guidance, edukasi,
pengetahuan, dancoaching secara konsisten. Mereka mengambil jalan yang salah karena
kurang pengetahuan dan akhirnya membuang waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun
karenanya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Budiharjo. 2011. Organisasi : Menuju Pencapaian Kinerja Optimal. Jakarta :
Prasetya Mulya Publishing
Asef Karimi, Iraj Malekmohamadi, Mahmoud Ahmadpour Daryani, Ahmad Rezvanfar,
(2011),”A conceptual model of intrapreneurship in the Iranian agricultural extension
organization: Implications for HRD”, Journal of European Industrial Training, Vol. 35
Iss: 7 pp. 632 – 657
Hendry.2012.Intrapreneurship.https://teorionline.wordpress.com/2012/08/15/
intrapreneurship/. (diakses pada 19 April 2015)
Septiani, Annisa. 2011 Tipe Wirausaha. http://tugas-kuliah-tugas.blogspot.com/2011/10/tipe-
wirausaha.html. (diakses pada 19 April 2015)
Anonim. Karakter Intrapreneur 2011 http://www.smartbisniscoach.com/articleDetail/173/12-
karakter-intrapreneur.html#sthash.nfmGHF72.dpuf. (diakses pada 19 April 2015)
http://teorionline.net/intrapreneurship/ (diakses pada 19 April 2015)
7