sak etap detil 01112015
TRANSCRIPT
SAK ETAP
1
2
Agenda
Pendahuluan1.
SAK ETAP2.
Detailed PSAK ETAP3.
Perbandingan SAK ETAP-PSAK4.
3
Standar Akuntansi ??
Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan.
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna
PPL - IAPI
• Memberikan infomasi – posisi keuangan, – kinerja – perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
• Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
• Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.
• Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan
4PPL - IAPI
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
5
IFRS hanya diadopsi PSAK SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010
PPL - IAPI
6
AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN
• Harus menggunakan PSAK – IFRS based• Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan
penggunaan SAK ETAP BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009
• Karakteristik IFRS :– IFRS menggunakan “Principles Base “ :
• Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
• Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
• Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
– Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
– Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif
7
SAK – ETAP: Why?
• PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
• PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi).
• PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement.
• PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat • SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)
PPL - IAPI
Sejarah Standar Akuntansi
Pra PAI1973
PAI 1973
Harmonisasi IAS 1994-
2007
Konvergensi IFRS 2008-
2012
Konvergensi IFRS 2012-
2015
8
8 Desember 2008 Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
Efektif1 Januari 2012
Efektif1 Januari 2015
Roadmap IFRS di Indonesia
Efektif < 2010
• 3 PSAK
• 1 ISAK
• 9 PPSAK• 1 PISAK
Efektif 2011
• 16 PSAK
• 6 ISAK
• 1 PPSAK
Efektif 2012
• 11 PSAK
• 12 ISAK
• 3 PPSAK
Efektif2013
• 22 PSAK
• 1 ISAK
• 2 PPSAK
Efektif2014&2015
• 4 PSAK• 9 Revisi PSAK• 4 ISAK (2014)• 1 PPSAK (2014)• Penyesuan SAK
9
IAS / IFRS dalam proses adopsi:a. IAS 41 Agricultureb. IFRIC 21 Leviesc. IFRS 9 Financial Instrument
Diskusi IFRSa. IFRS 4 Insurance Contractb. IFRS Revenue from Contract with
Customersc. Leasesd. Conceptual Framework –
Reporting Entity
FASE 1 FASE 2
10
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated FinancialStatements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1 Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests inOther Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets fromCustomers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1 Jan 2014]
6 IFRIC 19: Extinguishing FinancialLiabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in theProduction Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]
11
PSAK 2013 & 2014NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of FinancialStatements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4 IAS 28: Investments in Associates andJoint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments:Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7 IAS 39: Financial Instruments:Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments: Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
12
PSAK non IFRS
1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian; 2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa; 3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali; 4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate6. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba; 7. ISAK 25: Hak atas Tanah
13
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
IFRS terbaru:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts• IFRS on Leases• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
Pembahasan IASB:
14
Public Hearing 30 Juni 2015
ISAK 30 Pungutan
• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi Pekerja
15
Public Hearing 21 September 2015
PSAK 69 Agrikultur
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama
Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif
16
PSAK 69
• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup. • Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas. • Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur secara andal.
• Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukurpada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen. Setelah panen biaya perolehan persediaan.
SAK ETAP
17
18
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik
• Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. • ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
– Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
19
SAK ETAP
• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan.
• PSAK yang disederhanakan:– Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana– Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran– Mengurangi pengungkapan– Penyederhanaan
• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan (stand alone)
20
Manfaat SAK ETAP
• Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk– menyusun laporan keuangannya sendiri,– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
21
SAK ETAP
• Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
• SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK – IFRS.
• Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.
22
IFRS for SMEs
• IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS– Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan– Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda
dengan Full IFRS, kecuali– “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan– terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah.
23
ISI SAK ETAP BAB ISI BAB ISI1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi4 Neraca 19 Ekuitas5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akun
tansi dan Koreksi Kesalahan24 Pajak Penghasilan
10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa
14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif
Daftar Istilah
24
Ruang lingkup
• SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang: Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
PPL - IAPI
25
Ruang lingkup
• SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang: • Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan • Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal
BAB1Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
26
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan jika:– Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
– Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.– Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BAB1Ruang
Lingkup
Apakah memiliki akuntabilitas publik?
• Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.• Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).• Bank umum besar (bukan emiten).• Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga
atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.
27
28
Konsep dan Prinsip Pervasif
• Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP
• Tujuan Laporan Keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi
• Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan– Dapat dipahami– Relevan– Materialitas jika mempengaruhi keputusan– Keandalan– Substansi mengungguli bentuk substansi ekonomi lebih diutamakan
dibandingkan dengan bentuk hukum contoh sewa pembiayaan– Pertimbangan sehat– Kelengkapan– Dapat dibandingkan– Tepat waktu– Keseimbangan antara biaya dan manfaat
BAB 2Konsep dan
Prinsip Pervasive
29
Konsep dan Prinsip Pervasif
• Posisi keuangan– Aset manfaat ekonomi di masa depan– Kewajiban kewajiban untuk mengorbanan manfaat ekonomi di masa depan– Ekuitas hak residual
• Kinerja keuangan– Pendapatan– Beban
• Pengakuan – Kemungkinan manfaat ekonomi ekonomi masa depan mengaliir ke entitas– Nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal
• Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar• Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak
ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki.• Dasar akrual kecuali untuk arus kas• Saling hapus tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan / diijinkan: penyisihan,
penjualan aset.
BAB 2Konsep dan
Prinsip Pervasive
30
Penyajian Laporan Keuangan
• Penyajian wajar : posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan.
• Kepatuhan SAK: Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.
• Kelangsungan usaha : Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun laporan keuangan
• Frekuensi pelaporan - Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam setahun.
BAB 3PenyajianLaporan
Keuangan
31
Penyajian Laporan Keuangan
• Penyajian yang konsisten: Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:– Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.– SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian– Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat
secara prospektif.– Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
• Informasi komparatif : informasi harus diungkapkan komparatif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP.
• Material dan Agregasi: pos yang material disajikan terpisah, yang tidak material digabungkan dengan yang memiliki sifaf dan jenis yang sama.
BAB 3PenyajianLaporan
Keuangan
32
Penyajian laporan keuangan
• Laporan keuangan lengkap− Neraca (Bab 4)− Laporan laba rugi (Bab 5)− Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)− Laporan arus kas (Bab 7)− Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)
BAB 3PenyajianLaporan
Keuangan
33
Penyajian Laporan Keuangan
• Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang berasal dari
• laba rugi, • pembayaran dividen, • koreksi kesalahan periode lalu dan • perubahan kebijakan akuntansi
• maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan Laporan perubahan ekuitas.
BAB 3PenyajianLaporan
Keuangan
34
Laporan Keuangan
• Neraca– Kewajiban
• Laporan laba rugi• Laporan perubahan
ekuitas• Laporan arus kas• Catatan atas laporan
keuangan
• Laporan posisi keuangan (neraca)– Liabilitas
• Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
• Laporan perubahan ekuitas• Laporan arus kas• Catatan atas laporan
keuangan
SAK ETAP PSAK 1 (Revisi 2013)
BAB 3PenyajianLaporan
Keuangan
35
Penyajian Laporan Keuangan
• Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.• Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
– Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan periode terakhir
– Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
– Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang Pelaporan;– Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
• Catatan laporan keuangan: – Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar– Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama
36
Neraca
• Penyajian – Klasifikasi aset lancar dan aset tidak lancar– Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang
• Kecuali jika memberikan informasi yang andal dan relevan dapat berdasarkan likuiditas
BAB 4Neraca
37
Neraca
• Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.• Minimal mencakup pos-pos:
– kas dan setara kas, – piutang usaha dan piutang lain-lain, – persediaan, – properti investasi, – aset tetap, – aset tidak berwujud, – utang usaha dan utang lainnya, – aset dan kewajiban pajak, – kewajiban diestimasi – ekuitas.
• Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP
38
Aset Lancar
• Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:– diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;– dimiliki untuk diperdagangkan;– diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau– berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
• Aset lainnya diklasifiaksikan tidak lancar
39
Kewajiban Jangka Pendek Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek jika: diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus
normal operasi entitas; dimiliki untuk diperdagangkan; kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.
40
Informasi disajikan di Neraca atau CALK
• kelompok aset tetap;• jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
• Rincian persediaan • Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi
lainnya
41
Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban
• Aset lancar– Kas dan setara kas– Piutang usaha– Persediaan– Biaya dibayar dimuka– Pajak dibayar dimuka
• Aset tidak lancar– Properti investasi– Aset tetap– Aset tidak berwujud– Aset lainnya
• Kewajiban jangka pendek– Utang bank jangka pendek– Utang usaha– Utang pajak– Biaya yang masih harus
dibayar
• Kewajiban jangka panjang– Utang bank jangka panjang– Kewajiban imbalan
pascakerja
42
Ekuitas
• Ekuitas terdiri dari: • Modal disetor• Tambahan modal disetor• Saldo laba• Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas
• Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan:• jumlah modal dasar• jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh• nilai nominal saham• ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
43
Laporan Laba Rugi
• Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama periode tersebut.
• Pos minimal: • Pendapatan• beban keuangan • bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas)• beban pajak• laba atau rugi bersih
• Pos luar biasa tidak diperkenankan
BAB 5Laporan Laba
Rugi
44
Laporan Laba Rugi
Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan Sifat beban
beban bahan baku beban tenaga kerja beban penyusutan beban sewa ruangan beban listrik beban operasi lainnya
Fungsi beban beban pokok penjualan beban pemasaran beban umum dan
administrasi beban operasi lainnya
45
Alternatif Penyajian
• Entitas dapat menyajikan:– Laporan perubahan ekuitas– Laporan laba rugi dan saldo laba
• jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi, pembayar dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi.
• Menyajikan: – Laba rugi tahun berjalan– Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas– Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan.– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari
komponen ekuitas.
BAB 6Laporan
Perubahan Ekuitas
46
Contoh
Modal Disetor
Tambahan Modal Disetor
Laba Belum Direalisasi Efek Tersedia Dijual
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Saldo awal 500.000 150,000 65.000 256.000 971.000 Pengeluaran saham baru 150.000 (150,000)
Rugi belum direalisasi (35.000) (35.000)
Dividen kas (125.000) (125.000)
Laba bersih tahun berjalan 154.000 154.000
Saldo akhir 650.000 - 30.000 285.000 965.000
47
Contoh
2015Pendapatan 500.000.000Beban pokok penjualan 150.000.000 Laba kotor 350.000.000Beban usaha 65.000.000Laba usaha 285.000.000 Beban bunga 15.000.000 Laba sebelum pajak 270.000.000 Pajak 75.600.000 Laba bersih 194.400.000
Saldo laba awal tahun 225.000.000 Laba bersih tahun berjalan 194.400.000 Dividen tunai (75.000.000)Saldo laba akhir tahun 344..000
48
Laporan Arus Kas
• Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
• Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.
• Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
• Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.
• Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
BAB 7Laporan Arus
Kas
49
Klasifikasi arus kas
• Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
• Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
• Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
Bunga dan Dividen
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.
• Bunga– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
• Dividen– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan
atau operasi (alternatif)– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
Arus Kas Operasi
• Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
• Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi.
Outflows terdiri dari: Pembayaran kepada pemasok
barang dan jasa Pembayaran untuk karyawan. Pembayaran klaim (asuransi),
pembelian efek (perusahaan efek), pengembalian kredit (bank)
Pembayaran biaya operasi
Inflows terdiri dari : Penerimaan dari penjualan
barang/jasa, royalti, pendapatan lain.
Penerimaan dari pendapatan sewa, restitusi pajak.
Penerimaan dari pemberian untuk bank dan penjualan sekuritas dari perusahaan efek
52
Aktivitas Operasi – Indirect method
Laba bersih
Arus kas dari kegiatan operasi
Perubahan current asset dan current liabilities
+ Kerugian dan - Keuntungan
+ Beban bukan kas seperti depresiasi dan
amortisasi
53
Arus kas dari kegiatan investasi
Hasil dari :– Penjualan aset tetap– Penjualan investasi– Penagihan pokok pinjaman
kepada pihak lain
Kas dibayarkan kepada :− Pembelian aset tetap− Pembelian investasi− Pembeli
Arus kas dari kegiatan Investasi
+
_
Arus Kas Investasi• Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.• Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan kas di masa depan
Outflows terdiri dari: Pembayaran kas untuk membeli
aset tidak tetap, aset tidak berwujud, biaya pengembangan dikapiralisasi
Pembayaran kas dari kontrak future, forward, swap untuk aktivitas pendanaan.
Pembayaran untuk membeli instrumen utang/ekuitas/ ventura selain untuk diperdagangkan
Inflows terdiri dari : Penerimaan penjualan aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.
Penerimaan kas dari kontrak future/ forward, future untuk pendanaan
Penerimaan penjualan instrumen utang atau kas (selain diperdagangkan)
Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain.
55
Arus kas dari kegiatan pendanaan
Hasil dari :– Penerbitan saham– Penerbitan obligasi– Pinjaman
Dibayarkan untuk : Membeli treasury stock Menarik obligasi Membayar pokok pinjaman Membayar deviden
Arus kas dari kegiatan Financing
+
_
Arus Kas Pendanaan
• Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas
• Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas
Outflows terdiri dari: Pembayaran kas kepada pemiliki
untuk menarik atau menebus saham.
Pelunasan pinjaman Pembayaran kas oleh lessee untuk
mengurangi saldo liabilitas terkait sewa pembiayaan
Inflows terdiri dari : Penerimaan kas dari penerbitan
saham. Penerimaan kas dari penerbitan
obligasi, wesel, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, hipotek,
57
Catatan Atas Laporan Keuangan
• Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. – Harus mengungkapkan:
• dasar penyusunan laporan keuangan • kebijakan akuntansi yang signifikan• informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan keuangan
– Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos dalam laporan keuangan.
BAB 8Catatan atas
L/K
58
Urutan Penyajian
• Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP• Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan• Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan
• Pengungkapan lain:– kejadian setelah tanggal neraca– standar akuntansi baru– kondisi ekonomi global
• Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi
BAB 8Catatan atas
L/K
59
Catatan atas Laporan Keuangan• Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn• Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan• Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk metode akuntansi
dan estimasi yang digunakan• Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan• Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu:
• Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang digunakan
• Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu akuisisi, dll• Pajak jumlah pajak dibayarkan, pajak tangguhan, beda
permanen/temporer, pajak final, dll• Informasi penting yang diharuskan oleh standar
• Segmen usaha• Transaksi hubungan istimewa• Kontijensi• Kontrak kerjasama
BAB 8Catatan atas
L/K
60
Kebijakan Akuntansi
• Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
• Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP.
• Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP.
• Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi atau kejadian dan kondisi lain yang serupa.
BAB 9Kebijakan Akuntansi
61
Tidak Ada Pengaturan Spesifik
– Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa atau kondisi, maka manajemen menggunakan pertimbangan relevan dan andal untuk memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki:
• persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait
• definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran sesuai dengan Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
• persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan dengan isu serupa atau terkait
• pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa
• literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima umum sepanjang tidak bertentangan.
62
• Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika:– disyaratkan sesuai SAK ETAP– menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan
• Penerapan perubahan akuntansi:– Sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP– Jika tidak diatur, maka penerapan secara retrospektif
• entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolah-olah kebijakan akuntansi baru telah diterapkan sebelumnya.
• jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru pada periode sajian paling awal.
Perubahan Kebijakan Akuntansi
63
Estimasi Akuntansi
• Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang.
• Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi kesalahan.
• Penerapan secara prospektif
64
Perubahan estimasi
• Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X03 sebesar 820 juta. Bangunan disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta.
• Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat dari 10 tahun tersisa menjadi 20 tahun tersisa sehingga total masa manfaat menjadi 30 tahun.
Jumlah penyusutan per tahun (820-20)/20=40Penyusutan selama 10 tahun = 400Nilai buku tersisa 820-400 = 420Penyusutan baru (420 – 20)/20 = 20
65
Koreksi Kesalahan Periode Lalu
• Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal, yang:
• tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan• diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut
• Diterapkan secara retrospektif
66
Koreksi Kesalahan• Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X09
sebesar 1.200 juta. Gedung disusutkan dengan metode garis lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 200 juta.
• Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan bahwa nilai peralatan tersebut seharusnya 1.400, akibat biaya perolehan yang tidak dimasukkan. Nilai sisa dan masa manfaat tidak berubah
Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X09 sampai dengan 2X13.Depresiasi lama (1.200-200) / 20 = 50Depresiasi baru (1.400-20)0 / 20 = 60Koreksi 1/1/2X09 sampai 31/12/2X13 : 10 x 5 = 50
Aset tetap 200Saldo Laba 200
Saldo Laba 50Akumulasi depresiasi 50
Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baruBeban depresiasi 60
Akumulasi depresiasi 60
67
Diskusi Aspek Pajak
• Tidak ada aturan khusus boleh tidaknya koreksi atau perubahan estimasi / kebijakan Akuntansi diatur.
• Untuk perubahan estimasi, harus dilihat apakah ini terkait dengan pengakuan beban dan pendapatan yang oleh pajak terdapat pengaturan khusus (mis depresiasi), jika demikian maka perubahan tidak diakui menurut pajak.
• Jika perubahan estimasi tidak diatur secara khusus oleh pajak berarti perubahan ini juga akan diakui menurut pajak. Permasalahannya bagaimana pengakuan atas koreksi saldo laba, apakah akan dikenakan pajak juga?
• Beberapa koreksi Akuntansi berakibat pada penyesuaian saldo laba dai tidak diakui dalam laba rugi. Untuk hal ini, perlu dipertegas bagaimana pajak atas tambahan ekuitas yang diperoleh dari restatement penghasilan adalah kemampuan ekonomis yang menambah kekayaaan.
68
Investasi Efek Tertentu
• Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas• Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
– dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)– diperdagangkan (trading)– tersedia untuk dijual (available for sale)
• HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto
• Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca• AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca.
BAB 10Investasi Efek
69
Perubahan Nilai Wajar
Laba rugi belum direalisasi
Laba rugi telah direalisasi
Efek diperdagangkan Laba rugi Laba rugi
Efek tersedia untuk dijual Komponen ekuitas Laba rugi
Efek dimiliki hingga jatuh tempo - Laba rugi
70
Investasi pada Efek Tertentu
• Penyajian di neraca (classified balance sheet):– Trading sebagai aset lancar– HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan
keputusan manajemen, kecuali akan jatuh tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar.
• Laporan arus kas:– Trading: arus kas operasi– AFS dan HTM: arus kas investasi
71
Aspek Pajak Investasi dalam Efek
• Surat berharga pengenaan pajaknya final atas nilai penjualan bukan dari selisih keuntungan atau penjualan dalam perhitungan pajak, keuntungan atau kerugian investasi akibat perubahan harga bukan merupakan obyek Pph.
• Dividen dan bunga juga dikenakan pajak final sehingga bukan obyek pajak juga.
• Dalam laporan keungan untuk pajak atas bunga dan dividen sering disajikan netto (nilai setelah pajak) sehingga pajaknya dianggap nol.
• Perlu dipastkan konsistensi pencatatan perusahaan, sehingga akan diakui rugi dari transaksi efek padahal pajaknya final.
72
Ilustrasi - HTM
• Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan
• Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491
• Nilai diskonto = Nilai nominal – Nilai tunai = 8,599,509
• Biaya Transaksi = 2,000,000• Amortisasi Desember (28/90)
– diskonto s.d. 31/12/10 = 2,675,403 Unamortized 5,924,106
– biaya transaksi s.d. 31/12/10 = 622,222 Unamortized
• Amortisasi dilakukan tiap bulan, maka amortisasi pada Maret 3 hari. Desember 28 hari, Januari 31 dan Februari 28
• Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai HTM
JurnalPembelianSBI - NominalSBI – Biaya Transaksi SBI – Diskonto Kas/ Rekening
500.000.000 2.000.000
8.599.509493.400.491
Amortisasi diskonto dan biaya transaksiSBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bunga
Desember2.675.403
622.2222.053.181
Amortisasi diskonto dan biaya transaksiSBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bunga
Januari2.962.053
688.8892.273.164
Februari
Pelunasan & amortisasi (3hari)SBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi Pendapatan bungaKas/Rekening
SBI - Nominal
Maret286.650
66.667219.983
500.000.000500.000.000
73
Ilustrasi - AFS
• Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan
• Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491
• Biaya Transaksi = 2,000,000• Harga tanggal 31 Desember
494.075.894• Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS
JurnalPembelianSBIBeban Investasi – Biaya Transaksi Kas/ Rekening
491.400.491 2.000.000
493.400.491
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajarSBI
Laba yang belum direalisasi -ekuitas2.675.403
2.675.403
Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000Kas / rekeningLaba yang belum direalisasi - ekuitas SBI
Keuntungan penjualan SBI
495.000.000 2.675.403
494.075.8943.599.509
74
Ilustrasi - Trading
• Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto 7% Jangka waktu 3 bulan
• Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 + (tingkat diskonto x jangka waktu)) = 491,400,491
• Biaya Transaksi = 2,000,000• Harga tanggal 31 Desember
494.075.894• Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS
JurnalPembelianSBIBeban Investasi – Biaya Transaksi Kas/ Rekening
491.400.491 2.000.000
493.400.491
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai wajarSBI
Laba yang belum direalisasi - LR2.675.403
2.675.403
Pada 15 Januari dijual dengan harga 495.000.000Kas / rekening
SBIKeuntungan penjualan SBI
495.000.000494.075.894
924.106
Ilustrasi saham – tersedia untuk dijual• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016. Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual.
• Jurnal saat pembelian– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016– Kas 110.000– Penghasilan komprehensif lain 15.000– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000– Penghasilan penjualan AFS 10.000
Ilustrasi saham - diperdagangkan• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 200.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 230.000. Inbvestasi ini dijual dengan harga 220.000 pada 1 Maret 2016. Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual. Investasi diklasifiksaikan sebagai diperdagangkan.
• Jurnal saat pembelian– Aset keuangan – diperdagangkan 200.000– Kas 200.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015– Aset keuangan – diperdagangkan 30.000– Penghasilan investasi saham - diperdagangkan 30.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016– Kas 220.000– Kerugian investasi saham - diperdagangkan 10.000– Aset keuangan – diperdagangkan 230.000
77
Persediaan
• Persediaan:– Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal– Dalam proses produksi untuk kemudian dijual– Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa• Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya
koversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang
• Biaya pembelian persediaan: – harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
• Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
BAB 11Persediaan
78
Pengukuran
• Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih– Biaya perolehan
• biaya pembelian• biaya konversi• biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi
sekarang– Nilai realisasi bersih
• harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
79
Persediaan
• Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:– biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya
produksi lainnya yang tidak normal;– biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam
proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;– biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi
untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang; dan
– biaya penjualan.
80
Persediaan
• Rumus biaya yang dapat dipergunakan:– Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya
khusus)– Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO)– Rata-rata tertimbang
• Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO) tidak diperkenankan.
81
Penurunan Nilai
• Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah persediaan mengalami penurunan nilai, dengan
– Membandingkan jumlah tercatat setiap pos persediaan dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi bersih = NRV)
– Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai realisasi bersih
– Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat diakui sebagai kerugian penurunan nilai yang merupakan beban periode berjalan.
Metode Average (Weighted)
Data tersedia:Tanggal Pembelian Unit BiayaMei 12 100 unit 10 1.000Aug 14 200 unit 11 2.200Sep 18 120 unit 15 1.800
420 unit 5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11.905 = 4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,91 = 238
Metode FIFOData diberikan: Tanggal Pembelian BiayaMei 12 100 unit @ 101.000Aug 14 200 unit @ 112.200Sep 18 120 unit @ 151.800 420 5.000
HPP 4.700
20 * $15 = 300Persediaan Akhir5,000
Biaya Barang Siap Jual
HPP (FIFO)1.000 (100 terjual)2.200 (200 terjual)1.500 (100 terjual; 20 sisa)4.700
84
Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih
Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 jutaHarga jual: Rp 12.5 jutaBiaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 jutaBiaya untuk menjual: Rp 500 ribu
Penghitungan Nilai Realisasi Bersih:
Nilai jual persediaan Rp 12 jutaDikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp 4.5 juta
Estimasi biaya penjualan Rp 0.5 juta Rp 5 jutaNilai Realisasi Bersih (NRB) Rp 7 juta
Nilai persediaan (NRB) Rp 7 jutaBiaya Rp 8 jutaKerugian penurunan nilai persediaan (Rp 1 juta)
85
Penilaian PersediaanBiaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil
A 400 50 60 20.000 24.000 20.000
B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
86
Investasi pada Asosiasi dan Anak
• Entitas asosiasi: investor mempunyai pengaruh signifikan– Biasanya 20% hak suara atau lebih.
• Entitas anak: entitas yang dikendalikan oleh induk.• Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
metode biaya (cost method).• Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan
tidak dibuat laporan konsolidasian.
BAB 12Investasi
87
Aspek Perpajakan
• Deviden dari investasi di perusahaan lain > 25% bukan obyek pajak, sehingga harus dipastikan, penghasilan menurut Akuntansi telah dikoreksi.
• Investasi antara 50% perlu mendapat perhatian karena di Akuntansi pengakuannya ekuity, menurut pajak bukan merupakan penghasilan.
• Obyek pajak adalah dividen dari perusahaan lain bukan penghasilan. Bagian laba tidak sama dengan dividen. Namun dividen untuk metode ekuitas bukan merupakan pendapatan tetapi pengurang investasi.
88
Metode Ekuitas
Laba bersih akan menambah laba ditahan perusahaan. Bertambahnya
laba ditahan, berarti ekuitasnya bertambah juga
Mengapa laba bersih menambah nilai investasi?
.• Investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan• Laba menambah investasi• Pengumuman dividen dicatat mengurangi investasi
89
Metode Ekuitas – Anak Perusahaan
Pencatatan Awal investasi
Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi sama dengan pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan metode lainnya.
ILUSTRASI
Tanggal 6 Januari Amazon.com membeli saham 400.000 untuk 60% dari saham yang dimiliki Drugstore.com.
Jan.6 Investasi jangka panjang 400.000Kas 400.000(pembelian investasi saham)
90
Metode Ekuitas – Anak PerusahaanPengumuman Laba dan Pembagian Dividen
Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan investee akan menambah nilai investasi dari investor.
Tanggal 31 Desember Drugstore melaporkan adanya laba bersih yang dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000. dan membagikan dividen 60.0000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 60.000(pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6)
Des.31 Kas 48.000 Investasi Jangka Panjang 48.000(pengumuman dividen = 80,000 x 0.6)
91
Metode cost - Asosiasi
• CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar sebanyak 40% secara tunai 100.000 pada 1 Januari 20x1
• PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba sebesar 20.000 dan membagikan dividen 12.000
Investasi pada perusahaan asosiasi 100.000Kas 100.000
Kas 4.800 Pendapaan investasi pd perusahaan asoasiai
4.800
92
Investasi Pada Joint Venture
• Joint venture: perjanjian kontraktual antara beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas ekonomi
• Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk bersama-sama mengendalikan suatu aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama.
• Tipe:– PBO (Pengendalian Bersama Operasi)– PBA (Pengendalian Bersama Aset)– PBE (Pengendalian Bersama Entitas)
BAB 13Joint Venture
93
Investasi pada Joint Venture - PBO
• PBO:– Masing-masing venturer menggunakan aset tetapnya, dan
mengelola sendiri persediaannya. – Masing-masing venturer juga memikul pengeluarannya,
menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.
– Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-masing– Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban
bersama.
94
Investasi pada Joint Venture - PBA
• PBA:– Para venturer melakukan pengendalian bersama
dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan joint venture.
– Pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset
– Setiap venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian pendapatan dan beban
95
Investasi Pada Joint Venture
• PBE:– Joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap venturer memiliki bagian.
– Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer untuk membuat pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi tersebut.
– Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.
96
Aplikasi Akuntansi
• Pencatatan untuk PBA dan PBO tidak terlihat dalam pembukuan perusahaan namun akan diungkapkan bentuk kerjasama yang dilakukan.
• Beberapa secara sukarela menyajikan pengungkapan atas bentuk pengendalian bersama yang dilakukan.
• Untuk PBE mencatatan dengan menggunakan metode biaya, sehingga pengakuan penghasilan berasal dari pembagian dividen.
• Akuntansi memperkennankan penurunan nilai atas investasi dalam PBE, menurut pajak penurunsan nilai bukan merupakan pengurang penghasilan.
97
Properti Investasi
• Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari.
• Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
• Setelah perolehan awal maka properti investasi dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model).
BAB 14Properti
98
Aset Tetap
• Aset tetap: – aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif dan
– diharapkan digunakan lebih dari satu periode.• Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan.
BAB 15Aset Tetap
99
Unsur Biaya Perolehan
• Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan: – harga beli, – biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung atas perolehan aset tetap dan – estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
100
Pengukuran Biaya Perolehan
• Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan.
• Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.
• Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah diperkenankan
• Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya.
Pengeluaran setelah Perolehan Aset
• Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure.
• Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
• Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja pendapatan = revenue expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban pemerliharaan
102
Penyusutan
• Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset.
• Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat.
• Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset.
• Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi.
• Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat ekonomi atau pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan telaah ulang mengubah masa manfaat atau metode perubahan estimasi
103
Penjualan
• Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung, rugi, atau impas.– Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada untung
atau rugi (impas).– Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita rugi
sebesar selisihnya.– Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, mendapat
untung sebesar selisihnya.
• Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai pendapatan atau kerugian lainnya.
104
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan
• Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.• Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat
dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya.
• Pada saat pelepasan enitas mengakui keuntungan atau kerugian dari pelepasan sebesar perbedaan hasil penjualan neto dengan jumlah tercatat.
105
Pengungkapan
• Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset:– Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat– Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan– Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan, akumulai
penurunan nilai pada awal dan akhr periode– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode:
penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai / pemulihan, penyusutan dan perubahan lain,
• Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan kumlah pembatasan hak milik dan aset dijaminkan; jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.
106
Aspek Perpajakan
• Pajak menggunakan metode depresiasi yang berbeda. Untuk itu perlu dipastikan jumlah koreksi fiskal yang dilakukan apakah benar sehingga jumlah beban depresiasi telah dikurangkan dari penghasilan sebesar depresiasi menurut pajak.
• Karena metodenya koreksi maka harus dapat dipastikan depresiasi menurut Akuntansi telah dilakukan dengan benar.
• Identifikasi tidak adanya nilai sisa dalam perhitungan fiskal.• Jumlah yang disusutkan telah benar menurut aturan pajak
kapitalisasi bunga menurut SAK ETAP tidak diperkenankan.
Ilustrasi Biaya PerolehanBerikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya:1. 5 milyar untuk pembelian mesin2. 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik
agar sesuai dengan penggunaan mesin.3. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik4. 80 juta untuk pengiriman mesin5. 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk.6. Biaya promosi produk baru 800 juta7. Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta8. Biaya pengetesan awal 50 juta9. Biaya grand opening 130 juta10. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 30 juta11. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
25 juta
107
Contoh
Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan??
Pengukuran Awal
• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 5.000+50+100+80+500+500+120+50+30= 6,430 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui.
• Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah:1. Biaya grand opening 130 juta2. Biaya promosi produk baru 800 juta3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25
juta
108
Example
109
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan• PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang
muka yang dibayarkan sebesar 500 juta, angsuran 5 tahun yang dibayarkan 200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai
angsuran = 720,95• Nilai mesin pabrik 730,95+500 = 1.230,95
Jurnal perolehan Mesin 1.230,95
Kas 500Utang
720,95Pembayaran angsuran 1 Utang 113,49
Beban bunga 86,51Kas 200
Penyusutan
Sebagian besar perusahaan di USA menggunakan metode garis lurus /
straight line
83%
4%8% 5%
Garis Lurus
Saldo Menurun
Lainnya Unit Produksi
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data
Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahunMasa manfaat dalam jam…... 10.000Nilai sisa............................ 200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya – Nilai Sisa
Masa Manfaat= depresiasi tahunan
2.400.000 – 200.000
5 tahun= 440.000 depresiasi tahunan
440.000
2.400.000= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus
113
Akum. Depr. Nilai Buku Nilai bukupada awal pada awal Beban pada akhir
Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun
1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.0002 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.0003 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000 4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.0005 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000)Estimasi Masa Manfaat 5 thn) =
BebanDepresiasi
tahunan (440.000)
Metode Garis Lurus
Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb.
= Depresiasi per unit, jam, dsb.
2.400.000 – 200.000
10,000 jam= 220 per jam.
Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus saat jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
Metode Saldo Menurun
115
= 480.000 2.400.000 – 200.000
5 tahun
480.000
2.400.000= 20%
Mengabaikan nilai sisa, menghitung tingkat
garis lurus
Tahap 1
Cara mudahnya dengan membagi satu dengan
jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).Tingkat garis lurus dikali dua.
Tahap 2
0.20 x 2 = .40
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
Tabel Perhitungan Saldo Menurun
Tahap 3
311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir yang diinginkan
Tahun Nilai Buku
Awal Tahun Tingkat Depresiasi Tahunan
Akumulasi Depresiasi Akhir
Tahun Nilai Buku
Akhir Tahun
1 2.400.000 40% 960.000 960.000 1.440.000
2 1.440.000 40% 576.000 1.536.000 864.000
3 864.000 40% 345.600 345.600 518.400
4 518.400 40% 207.360 207.360 311.040
5 311.040 111.040 111.040 200.000
117
Pada 31 Des 2007, penggantian motor dari mesin laser diperlukan setelah 400 jam operasi.
Nilai tercatat motor pada tanggal tersebut senilai Rp2 juta. [Rp10 juta – (Rp10 juta 500 x 400)]
Biaya perolehan dari motor baru tersebut seharga Rp 8 juta.
Jika motor laser diganti, maka motor yang dahulu, yakni senilai Rp 2 juta harus dihapuskan.
Motor laser baru senilai Rp8 juta harus diakui.
Ilustrasi Penghentian PengakuanKasus
Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli mesin cetak laser seharga Rp50 juta
Mesin tersebut digunakan selama 5 tahun (umur maksimum) kemudian dihapusbukukan tanpa nilai sisa
Motor mesin tersebut dapat beroperasi selama 500 jam, setelah melewati waktu operasi tersebut, perusahaan membeli bagian dari laser baru.
Biaya dari motor baru sebesar Rp10 juta tanpa nilai sisa.
118
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 8 jutaDr. Rugi Rp 2 juta
Cr. Aset Tetap Rp 10 juta
Dr. Aset Tetap Rp 8 jutaCr. Kas Rp 8 juta
Jurnal
119
Penjualan AsetPT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000. Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi 1.600.000Akumulasi depresiasi 1.600.000
Jurnal penjualanAkumulasi depresiasi 10.000.000Kas 10.500.000
Mesin 20.000.000Akumulasi depresiasi 5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X114.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
Ilustrasi Penjualan Aset
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap parbik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 milyar, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 miliar. Buatlah jurnal yang dibuat perusahaan
Ilustrasi Penurunan Nilai
Dr. Kerugian penurunan nilai Rp20 miliar
Cr. Akumulasi depresiasi Rp16 miliar
121
Aset Tidak Berwujud
• Aset tidak berwujud: aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
• Syarat identifikasi:– Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi
terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama.
– Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
BAB 17Aset tidak Berwujud
122
Pengakuan dan Pengukuran
• Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.• Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya
perolehannya.• Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui
dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.• Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh
diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari.
• Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai.
123
Umur Manfaat dan Metode Amortisasi
• Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat terbatas
• Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak hukum.
• Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun.
• Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu.• Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka
menggunakan metode garis lurus.
• Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset
– Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi akuntansi.
124
Ilustrasi Amortisasi Aset Tak Berwujud
Tanggal Uraian Debit Kredit
Des. 31 Beban Amortisasi 20 juta*Paten 20 juta
Membayar Rp80 juta untuk hak paten. Umur paten 6 tahun dan dikeluarkan 2 tahun sebelum pembelian.
*6 tahun – 2 tahun = 4 tahun ( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta per tahun
125
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan
• Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.• Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan
atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan atas penggunaan atau pelepasan.
126
Sewa
• Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk hukumnya.
• Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi.
• Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
BAB 17Sewa
127
Sewa
• Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu:– sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir masa
sewa– lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan
– masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu sama atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan.
– pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan
– aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
128
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessee
• Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai residu
• Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya
• Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya masa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian
• Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa
• Mencatat pembayaran minimum– Pelunasan kewajiban– Beban keuangan
129
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor
• Menyewakan aset dan mencatat penanaman neto sewa
• Penanaman neto sewa = jumlah piutang sewa + nilai residu – pendapatan sewa belum diakui
• Mencatat pendapatan sebagai tingkat pengembalian berkala atas penanaman neto sewa
130
Sewa Operasi
• Lessee:– Tidak mencatat aset sewaan– Mencatat beban sewa secara straight line
• Lessor:– Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi)– Mencatat penerimaan secara straight line
131
Transaksi Jual dan Sewa Balik
• Harus diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu:– transaksi jual dan – transaksi sewa
• Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual harus: – diakui sebagai keuntungan atau kerugian ditangguhkan– diamortisasi secara proporsional dengan beban
penyusutan (jika sewa balik merupakan sewa pembiayaan) atau beban sewa (jika sewa balik merupakan sewa operasi)
Sewa
Data• Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010 • Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5
tahun dengan metode garis lurus.• Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat
dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun. • Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap
akhir tahun.• Bunga 8 % per tahun
Sewa - Lease
Skedul Leasing
Tahun Pokok awal tahun
Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir TahunBunga Pokok Total
2010 10.000 800 1.705 2.505 8.295
2011 8.295 664 1.841 2.505 6.454
2012 6.454 517 1.988 2.505 4.466
2013 4.466 358 2.147 2.505 2.319
2014 2.319 186 2.319 2.505 (0)
2.525 10.000 12.525
Jurnal - Lease
• Operating LeaseBiaya sewa 2.505
Kas 2.505
• Capital / Finance LeaseAset leasing 10.000
Utang Leasing 10.000Utang Leasing 1.708Beban bunga 800
Kas 2.505Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi 2.000
Jurnal - Lessor
• Operating LeaseKas 2.505
Pendapatan sewa 2.505Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi2.000
• Capital / Finance LeasePiutang Leasing 10.000
Aset 10.000Kas 2.505
Piutang Leasing 1.708Pendapatan bunga 800Kas
Sewa
Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi Sewa Pembiayaan
Tahun Sewa per tahunBunga dan Pokok dari MLP
Bunga Depresiasi Total2010 2.505 800 2.000 2.800 2011 2.505 664 2.000 2.664 2012 2.505 517 2.000 2.517 2013 2.505 358 2.000 2.358 2014 2.505 186 2.000 2.186
12.525 2.525 10.000 12.525
Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lease
Tanggal Cash Lease Aset Lease Liability Equity
01/01/2010 - 10.000 10.000 -
31/12/2010 (2.505) 8.000 8.295 (2.800)
31/12/2011 (5.010) 6.000 6.454 (5.464)
31/12/2012 (7.515) 4.000 4.466 (7.981)
31/12/2013 (10.020) 2.000 2.319 (10.339)
31/12/2014 (12.525) - (0) (12.525)
Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lessor
Tanggal Cash Interest Revenue
Akumulasi Interest
PengurangPokok Piutang Equity
01/01/2010 - 10.000 -
31/12/2010 2.505 800 800 1.705 8.295 2.800
31/12/2011 5.010 664 1.464 1.841 6.454 5.464
31/12/2012 7.515 517 1.981 1.988 4.466 7.981
31/12/2013 10.020 358 2.339 2.147 2.319 10.339
31/12/2014 12.525 186 2.525 2.319 (0) 12.525
Ilustrasi – Lessee
• PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10 unit kapal ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp 50 milyar
• Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal lima tahun.• Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian
ditandatangani, yaitu sebesar Rp 12.033.002.023 per tahun• Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp 2.500.000.000.• Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT XYZ adalah 12%.• PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347. PV single sum (5, 12%)
= 0.567426856• Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
Solusi - Lessee Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV
= 48,581,432,860 + 1,418,567,140 = 50,000,000
Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09):dr. Kapal Ikan Rp50,000,000
cr. Liabilitas Sewa Rp50,000,000 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09):
dr. Liabilitas Sewa Rp 12.033.002.023cr. Kas Rp 12.033.002.023
Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09):dr. Penyusutan Rp 9,500,000,000
cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000 {(50 M – 2.5 M)/5}
Solusi - Lessee
DatePembayaran
tahunanBeban
Keuangan Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa
1-Jan-09 50,000,000,000
1-Jan-09 12,033,002,023 0 12,033,002,023 37,966,997,977
1-Jan-10 12,033,002,023
4,556,039,757 7,476,962,266 30,490,035,711
1-Jan-11 12,033,002,023
3,658,804,285 8,374,197,738 22,115,837,974
1-Jan-12 12,033,002,023
2,653,900,557 9,379,101,466 12,736,736,507
141
• Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10):dr. Liabilitas Sewa Rp 7,476,962,266 dr. Beban Keuangan Rp 4,556,039,757
cr. Kas Rp 12,033,002,023
142
• Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti.
• Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:
– terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu
– kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin) terjadi arus keluar manfaat ekonomis pada saat penyelesaian
– jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal• Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan
melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik.
Kewajiban DiestimasiBAB 18
Diestimasi dan
Kontijensi
143
• Kewajiban kontinjensi merupakan – kewajiban potensial yang belum pasti; atau – kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin
terjadi, tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya tidak dapat diestimasi secara andal
• Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi pengungkapan diperlukan.
Kewajiban Kontinjensi
144
Contoh
Peristiwa Kewajiban diestimasi atau kontinjensi
Kemungkinan besar salah satu kelompok produk akan mengalami kerugian operasi selama beberapa tahun di masa depan
-
Kontrak memberatkan – biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya.
Kewajiban diestimasi
Garansi produk – garansi untuk memperbaiki atau mengganti kesalahan produksi dalam 3 tahun sejak penjualan
Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi terbaik
(data historis)
145
Contoh
Peristiwa Kewajiban diestimasi atau kontinjensi
Penutupan suatu divisi – komunikasi dan rencana implementasi sebelum akhir periode pelaporan
Kewajiban diestimasi sebesar biaya yang
mungkin terjadi
Kasus pengadilan – pengacara memberikan opini kemungkinan entitas diputuskan tidak bersalah.
Kewajiban kontinjensi, dengan pengungkapan.
Kasus pengadilan – pengacara memberikan opini kemungkinan entitas diputuskan bersalah.
Kewajiban diestimasi, sebesar estimasi
terbaik untuk penyelesaian kewajiban
146
Ilustrasi Kewajiban Diestimasi – Garansi
Biaya garansi terestimasi:3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta
Ayat jurnal penyesuaian:Dr. Biaya garansi Rp 90 juta
Cr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 90 juta
Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu)Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta
Cr. Persediaan Rp 28 juta Cr. Gaji terutang Rp 2 juta
147
• Entitas Perorangan• Persekutuan Perdata• Firma• CV• Perseroan Terbatas• Koperasi
Bentuk Hukum EntitasBAB 19Ekuitas
148
• Modal saham meliputi:– saham preferen– saham biasa– tambahan modal disetor
• Antara lain: agio saham , sumbangan , tambahan modal dari penjualan kembali saham diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya
Badan usaha PT
149
Penyajian ekuitas
Ekuitas
Modal saham – modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1000.
Modal saham disetor penuh – 5.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 5.000.000
Tambahan modal disetor 1.000.000
Jumlah modal saham 6.000.000
Saldo laba 2.450.000
Jumlah ekuitas 8.450.000
152
• Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul pada saat pengumuman pembagian dividen
• Bentuk dividen:– dividen kas– dividen saham
• berasal dari saldo laba yang diinvestasikan kembali oleh pemegang saham dalam bentuk moda disetor
• dicatat berdasarkan nilai wajar saham
Pembagian dividen
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump sum Rp 400.000.
Jumlah saham Nilai Total %Saham biasa 500 x 600Rp = 300.000Rp 60%Saham Preferen 200 x 1.000 200.000 40%
Nilai pasar 500.000Rp 100%
Alokasi: Biasa PreferenHarga penerbitan 400.000Rp 400.000Rp Alokasi % 60% 40%Total 240.000Rp 160.000Rp
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas LainMetode Proporsional
13
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump sum Rp 400.000.
Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (160.000 – 40.000) 120.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (240.000 – 50,000) 190.000
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas LainMetode Proporsional
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang dijual dengan lump sum Rp 400.000.
Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000) 60.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50,000) 250.000
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas LainMetode Penambahan
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
EkuitasSaham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan beredar Rp 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000Laba ditahan 20.000.000Total ekuitas 30.000.000
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri 3.500.000
Kas 3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000 beredar Rp 4.000.000
Agio saham biasa 6.000.000Laba ditahan 20.000.000Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar) (3.500,000) Total ekuitas 26.500.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 1.000
Kas 500.000
Saham treasuri 350.000
Agio saham treasuri 150.000
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 600.
Kas 300.000Agio saham treasuri 50.000
Saham treasuri 350.000
Agio Saham Treasuri2 April 50.000 2 Maret 150.000
Saldo 100.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 550.
Kas 550.000Agio saham treasuri 100.000Laba ditahan 50.000
Saham treasuri 700.000
35
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang terutang pada tanggal 12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada tanggal 22 Juni.
Tanggal pengumuman (2 Juni)Laba ditahan 40.000.000
Utang dividen 40.000.000Tanggal pencatatan (22 Juni) No entryTanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen 40.000.000Kas 40.000.000
Dividen Kas - contoh
Dividen Properti (contoh)
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian 100.000.000
Investasi ekuitas 100.000.000
Laba ditahan 200.000.000Utang dividen properti 200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti 200.000.000Investasi ekuitas 200.000.000
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal.
Tanggal pengumumanLaba ditahan 100.000.000Agio saham biasa120.000.000
Utang dividen 220.000.000
Tanggal pembayaranUtang dividen 220.000.000
Kas 220.000.000
Dividen Likuidasi
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumumanLaba ditahan 60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Agio saham biasa 20 juta
Tanggal distribusiSaham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Saham b 40 juta
Dividen Saham - contoh
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 30 persen dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumumanLaba ditahan (600 ribu x Rp 200) 120 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Tanggal distribusiSaham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Saham biasa 120 juta
Dividen Saham - contoh
Share Split
Untuk mengurangi nilai pasar saham. No entry untuk pencatatan share split. Mengurangi nilai pasar dan meningkatkan jumlah
saham.
Ekuitas sebelum 2-for-1 split Ekuitas sesudah 2-for-1 split
Saham biasa, 2 juta lembar dengan nilai par Rp 200 Rp 400 juta Saham biasa, 4 juta lembar
dengan nilai par Rp 100 Rp 400 juta
Laba ditahan Rp200 juta Laba ditahan Rp200 juta
Rp 600 juta Rp 600 juta
44
Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan Dividen Kas
Dampak pada Pengumuman dividen kas
Pembayaran dividen kas
Pengumuman dan distribusi
Dividen saham kecil
Dividen saham besar
Share split
Laba ditahan Berkurang Tetap Berkuranga Berkurangb Tetap
Modal saham Tetap Tetap Bertambahb Bertambahb Tetap
Agio saham Tetap Tetap Bertambahc Tetap Tetap
Jumlah ekuitas Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Working capital Berkurang Tetap Tetap Tetap Tetap
Jumlah aset Tetap Berkurang Tetap Tetap Tetap
Jumlah saham beredar Tetap Tetap Bertambah Bertambah Bertambah
aHarga pasar bNilai par/dinyatakan cNilai lebih harga pasar dengan nilai par
167
– Penjualan barang– Penyediaan jasa– Kontrak konstruksi– Penggunaan aset entitas oleh pihak lain:
• bunga• royalti atau • dividen
Jenis-jenis pendapatanBAB 20Pendapatan
168
• Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima.
• Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi keuangan, – maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai
pendapatan– selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui
sebagai pendapatan bunga
Pengukuran pendapatan
170
• Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi:– Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli;– Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas
barang yang terjual;– Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;– Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan
– Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal
Penjualan barang
171
Ilustrasi Penjualan Barang
Sebuah toko bernama “Terang Jaya” menjual peralatan elektronik, salah satunya televisi. Pada tanggal 6 Maret 2012, seorang pelanggan membeli satu unit televisi untuk dipasang di rumahnya seharga Rp 3.000.000,-
Terang Jaya mengakui pendapatan pada saat televisi diterima oleh pelanggan sebesar Rp 3.000.000,- oleh karena proses instalasi televisi tidak rumit.
172
• Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan (biasanya disebut metode persentase penyelesaian).
• Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila memenuhi semua kondisi berikut:– Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;– Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir
kepada entitas;– Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan– Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi
dapat diukur secara andal.
Penyediaan jasa
173
• Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen ketika:– ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis
yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas;
– jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.
Bunga, royalti dan dividen
174
– Bunga harus diakui secara akrual;
– Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan; dan
– Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.
Pengakuan bunga, royalti dan dividen
175
Ilustrasi Bunga, Royalti, dan Dividen
Pada tanggal 11 November 2011, Reva menyerahkan draft buku yang baru selesai ditulisnya kepada penerbit “Jendela Pustaka”. Setelah melalui tahap pemeriksaan dan uji kelayakan, pada tanggal 11 Desember 2011, pihak penerbit mengirimkan pemberitahuan kepada Reva untuk menandatangani kontrak penerbitan dan distribusi buku. Kontrak telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 13 Desember 2011 dengan nilai Rp 200 juta.
Reva mengakui pendapatan royalti senilai Rp 200 juta pada tanggal 13 Desember 2011, karena kejadian acuan (penandatanganan kontrak) telah terjadi.
Data: Harga kontrak: 4,500,000 Estimasi Biaya: 4,000,000Tgl mulai: July, 2007 Selesai: October, 2009Tanggal neraca : Dec. 31
Data: 2007 2008 2009
Biaya hingga tanggal ini 1,000,000 2,916,000 4,050,000Estimasi biaya hingga selesai 3,000,000 1,134,000 -0-Termin selama thn berjalan 900,000 2,400,000 1,200,000Kas tertagih selama tahunBerjalan 750,000 1,750,000 2,000,000
Berapa presentase selesai, pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap tahun?
Presentase Penyelesaian: Contoh Soal
Presentase Penyelesaian: Contoh
Percentage Completion Completion20092007 2008 2009
% penyelesaian
1,000,000 = 25%4,000.000
2,916,000 = 72%4,050.000
100% 100%
Pendapatan yang Diakui
4,500.000*25% = 1,125,000
4,500.000*72% - 1,125,000 = 2,115,000
4,500.000 - 3,240,000 = 1,260,0
4,500,000
Beban yang diakui
1,000,000 1,916,000 1,134,000 450,000
Laba kotor yang daikui
1,125,000 – 1,000,000 = 125,000
2,115,000 – 1,916,000 = 199,000
1,260,000 – 1,134,000 = 126,000
450,000
Kontrak Penyelesaian: Jurnal
Jurnal pada tahun 2009
Penagihan atas Konstruksi dalam proses 4.500.000
Pendapatan dari kontrak jk.panjang 4.500.000
Biaya konstruksi 4.050.000
Konstruksi dalam proses 4.050.000
179
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar Rp9.000 untuk mendirikan sebuah jembatan.
Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah Rp9.000.
Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp8.000. Akan memakan waktu 3 tahun untuk mendirikan jembatan tersebut.
Dalam tahun 2, pelanggannya menyetujui suatu penyimpangan yang menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp200 dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp150.
Pada akhir tahun 2, biaya yang terjadi meliputi Rp100 untuk bahan standar yang disimpan pada lokasi untuk digunakan dalam tahun 3 untuk menyelesaikan proyek tersebut.
180
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
Tahun Tahun Tahun 1 2 3
Jumlah semua pendapatan yang disetujui dalam kontrak 9.000 9.000 9.000 Penyimpangan - 200 200 Total pendapatan kontrak 9.000 9.200 9.200 Biaya kontrak yang terjadi saat ini 2.093 6.168 8.200 Biaya kontrak untuk menyelesaikan 5.957 2.032 - Total estimasi biaya kontrak 8.050 8.200 8.200 Estimasi laba 950 1.000 1.000 Tahap penyelesaian 26% 74% 100%
181
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
Diakui Diakui Saat ini sebelumnya sekarang
Tahun 1 Pendapatan (9.000 x 26%) 2.340 - 2.340 Beban (8.050 x 26%) 2.093 - 2.093 Laba 247 - 247 Tahun 2 Pendapatan (9.200 x 74%) 6.808 2.340 4.468 Beban (8.200 x 74%) 6.068 2.093 3.975 Laba 740 247 493 Tahun 3 Pendapatan (9.200 x 100%) 9.200 6.808 2.392 Beban 8.200 6.068 2.132 Laba 1.000 740 260
182
Biaya Pinjaman
• Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari kewajiban keuangan suatu entitas
• Termasuk: – Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan panjang– Amortisasi diskonto atau premium pinjaman– Amortisasi biaya tambahan pinjaman– Beban pembiayaan sewa pembiayaan– Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing yang
dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.• Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai
beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya
BAB 21Biaya
Pinjaman
183
Penurunan Nilai• Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang dapat diperoleh
kembali• Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak
dapat ditagih.• Persediaan:
– Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjual.
– Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
• Aset lain:– Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang turun
nilainya.– Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai tercatat
aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual)– Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual aset
tersebut– Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan– Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.
BAB 22Penurunan
Nilai
184
Imbalan Kerja
• Diakui sebagai kewajiban, setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar.
• Diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain.
• Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit credit, jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan dengan mengabaikan beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang akan datang, dan mortalitas pekerja.
BAB 23Imbalan
Kerja
185
Pajak Penghasilan
• Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar.– Pajak terutang tahun fiskal menurut SPT– Pajak final
• Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset.• Pajak tangguhan tidak diatur.
BAB 24Pajak
Penghasilan
186
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
• Menggunakan mata uang rupiah.• Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang
memenuhi sebagai mata uang fungsional.• Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang
pelaporan.• Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual,
indikator biaya.• Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan
dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah digunakan sejak terjadinya transaksi.
BAB 25Mata Uang Pelaporan
187
Transaksi dalam Mata Uang Asing
• Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.
• Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan:– pos moneter dengan kurs tanggal neraca– pos moneter yang diukur dengan biaya perolehan historis
dengan kurs pada tanggal transaksi– pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dengan kurs
pada tanggal nilai wajar.
• Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun berjalan dan keuntungan atau kerugian yang terkait langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas.
BAB 26Transaksi
Mata Uang Asing
188
Ilustrasi Post Balance Sheets
Identifikasi beberapa peristiwa berikut apakah perlu penyesuaian atau tidak• Gudang perusahaan pada 25 Januari 2016 terbakar yang
menghabiskan hampir semua persediaan perusahaan. Diperkirakan kerugian perusahaan sebesar 300milyar.
• Pengadilan memutuskan perusahaan bersalah dan harus membayar ganti rugi sebesar 100milyar atas kerugian yang telah dilakukan oleh perusahaan. Kasus tuntutan tersebut telah diproses oleh perusahaan sejak 1 Oktober tahun sebelumnya.
• Pada
BAB 27Tgl SetelahPelaporan
189
Post Balance Sheets
• Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca– Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian – Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian.
• Peristiwa yang memerlukan penyesuaian adala peristiwa ya yang menkonfirmasi keadaan atau nilai yang telah ada pada tanggal akhir pelaporan:– Pelanggan pailit penurunan nilai piutang– Tuntutan hukum yang telah ada di tanggal pelaporan dan setelah
tanggal pelaporan dipastikan nilai kerugiannya.• Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh
diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan.
BAB 27Tgl SetelahPelaporan
190
Pihak Hubungan Istimewa
• Pengungkapan hubungan termasuk hubungan entitas induk dengan anak.
• Pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci• Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.• Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi tersebut
dilakukan setara dengan pihak yang faham dan berkeingingan untuk melakukan transaksi kecuali syarat tersebut dapat dibenarkan.
BAB 28Hubungan Istimewa
191
Aplikasi
• Pengungkapan hubungan istimewa : – Penyebutan pihak yang memiliki hubungan istimewa, nama
manajemen kunci.– Anak perusahaan atau pihak asosiasi atau entitas lain yang memiliki
hubungan istiwewa• Pengungkapan nilai akun yang berasal dari hubungan
istimewa misalnya kas, piutang dijelaskan yang berada atau berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Pengungkapan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dan informasi apakah transaksi tersebut diberikan perlakuan khusus.
BAB 28Hubungan Istimewa
192
Aspek Pajak
• Mengidentifikasi pihak yang kemungkinan memiliki hubungan istimewa dalam pajak.
• Perlu dilakukan pendalaman apakah transaksi telah dilakukan dengan menggunakan nilai wajar menurut ketentuan pajak.
BAB 28Hubungan Istimewa
193
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
• SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.
• Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan prospektif.
• Prospektif: – Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
– Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP
– Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
– Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP.
BAB 29&30Transisi
Tgl Efektif
194
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
• ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau menggunakan SAK ETAP.
• ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak boleh di kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
• Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.
• ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus menggunakan SAK dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP
195
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
PERBEDAAN PSAK & SAK ETAP
196
197
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP
• SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
• SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.
• SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
• SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya atau model reavaluasi.
• Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha, derivatif, hedging
PPL - IAPI
198
KDPPLK SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama
Unsur-unsur laporan keuangan Sama – nama berbeda
Konsep pengakuan Sama
Konsep pengukuran: biaya historis biaya kini nilai realisasi bersih nilai sekarang
Konsep pengukuran: biaya historis nilai wajar
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
Rerangka konseptual
199
SAK UMUM SAK ETAPKepatuhan terhadap SAKPengungkapan atas PSAK “misleading”
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan: Lap posisi keuangan/neraca Lap laba rugi komprehensif Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan: Neraca Lap laba rugi Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada
Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama
Penyajian Laporan Keuangan
PPL - IAPI
200
SAK UMUM SAK ETAP
Neraca• Pos minimal yang disajikan banyak• Urutan penyajian • Pengungkapan banyak
Neraca• Pos minimal yang disajikan lebih sedikit• Sama• Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif• Laba rugi dan pendapatan komprehensif
lain• Pos minimal
Laporan laba rugi• Laba rugi
• Pos minimal lebih sedikit
Penyajian Laporan Keuangan (2)
PPL - IAPI
201
SAK UMUM SAK ETAP
Laporan perubahan ekuitas Pos minimal Pengungkapan distribusi dividen dan
dividen per saham Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas Pos minimal lebih sedikit Tidak ada
Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan lap laba rugi dan lap perubahan ekuitas
Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metode
langsung atau tidak langsung Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi
Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan
metode tidak langsung Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, dan transaksi nonkas
Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan (3)
202
SAK UMUM SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal Dividen dan informasi umum
entitas
Catatan atas laporan keuangan Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian
Penyajian Laporan Keuangan (4)
PPL - IAPI
203
SAK UMUM SAK ETAPLaporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Laporan Keuangan Konsolidasian
PPL - IAPI
204
SAK UMUM SAK ETAP
Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi PSAK serupa Conceptual framework Other pronouncements, literatur
dan praktik Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku
Kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi Bagian SAK serupa Conceptual framework SAK umum Other pronouncements, literatur
dan praktik Tidak ada
Estimasi akuntansi Sama
Kesalahan Sama
Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
205
SAK UMUM SAK ETAP
Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable securities)
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo
Maksud dan kemampuan Maksud
Instrumen Keuangan
PPL - IAPI
206
SAK UMUM SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah)
Sama
FIFO dan rata-rata tertimbang Sama
Persediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair value
Tidak ada
Persediaan pemberi jasa Sama
Persediaan
PPL - IAPI
207
SAK UMUM SAK ETAP
Pengaruh signifikan•Faktor kuantitatif dan kualitatif•Hak suara potensial
Pengaruh signifikan•Faktor kuantitatif•Tidak ada
Metode ekuitas Metode biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual
Tidak ada
Investasi pada Entitas Asosiasi
208
SAK UMUM SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas• Metode ekuitas atau proporsional
konsolidasi
Pengendalian bersama entitas• Metode biaya
Investasi pada Joint Venture
209
SAK UMUM SAK ETAP
Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus
Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan
Metode ekuitas dan tidak dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi ekuitas)
Tidak ada
Investasi pada Entitas Anak
PPL - IAPI
210
SAK UMUM SAK ETAP
Properti investasi• Model biaya • Model nilai wajar
Properti investasi• Model biaya
Aset tetap• Model biaya• Model revaluasi
Aset tetap• Model biaya (revaluasi harus ada izin
pemerintah)
Properti Investasi dan Aset Tetap
211
SAK UMUM SAK ETAP
Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas
Umur manfaat terbatas
Goodwill Tidak ada
Model biaya dan model revaluasi Model biaya
Aset Tidak Berwujud
PPL - IAPI
212
SAK UMUM SAK ETAP
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment.Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat.
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment: pengalihan aset opsi beli min 75% umur ekonomis min 90% nilai wajar aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak adaSewa dan sewa lanjut (lease and sublease) Tidak ada
Sewa
PPL - IAPI
SAK UMUM SAK ETAP
Kewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Sama
Ekuitas Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama
Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan
213
Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.
SAK UMUM SAK ETAPBiaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankanPenurunan nilai Instrumen keuangan: incurred loss
Penurunan nilai Pinjaman yang diberikan dan
piutang: expected loss (aging schedule)
Goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
Diamortisasi
Persediaan Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih
Aset lain Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
214PPL - IAPI
215
SAK UMUM SAK ETAPImbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja Pesangong pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham Tidak ada
Imbalan Kerja
PPL - IAPI
216
SAK UMUM SAK ETAPKonsep pajak tangguhan (deferred tax concept)
Konsep pajak terutang (tax liability concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal
Aset dan liabilitas pajak tangguhan Utang pajak
Pajak Penghasilan
PPL - IAPI
217
SAK UMUM SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan (mingguan)
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas
PPL - IAPI
TERIMA KASIH
Profesi untukMengabdi pada
NegeriDwi Martani
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Akuntan