s sej 054212 chapter4 -...

51
51 BAB IV 4848 DALAM PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI DI KOTA BANDUNG Bab ini merupakan analisis dari hasil penelitian terhadap jasa transportasi 4848 dalam menjawab permasalahan yang diuraikan pada bab sebelumnya. Adapun masalah yang dibahas adalah bagaimana perkembangan jasa transportasi 4848 selama 39 tahun. Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya jasa transportasi 4848, bagaimana gambaran awal kondisi transportasi di Kota Bandung serta bagaimana peranan Irawan Sarpingi dalam mendirikan jasa transportasi 4848. Bagian kedua, Kondisi Jasa Transportasi 4848 tahun 1971-2008 yang dapat dilihat dari jumlah armada dan jumlah penumpang. Bagian ketiga, pengelolaan jasa transportasi 4848 dilihat dari struktur organisasi dan upaya apa saja yang dilakukan oleh manajemen dalam menghadapi persaingan usaha. Bagian keempat adalah bagaimana persaingan yang dihadapi oleh 4848 pasca kemunculan Tol Cipularang dan pada bagian selanjutnya adalah bagaimana kontribusi Pemerintah Daerah terhadap jasa transportasi. 4.1 Latar Belakang Berdirinya Jasa Transportasi 4848 4.1.1 Gambaran Awal Kondisi Transportasi di Kota Bandung Jauh sebelum munculnya kendaraan bermotor sebagai alat angkut di jalan- jalan kota Bandung, masyarakat Bandung menggunakan alat angkut tradisional untuk berpergian atau mengangkut barang seperti hasil-hasil perkebunan dan

Upload: others

Post on 15-Sep-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

51

BAB IV

4848 DALAM PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

DI KOTA BANDUNG

Bab ini merupakan analisis dari hasil penelitian terhadap jasa transportasi

4848 dalam menjawab permasalahan yang diuraikan pada bab sebelumnya.

Adapun masalah yang dibahas adalah bagaimana perkembangan jasa transportasi

4848 selama 39 tahun. Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar

belakang berdirinya jasa transportasi 4848, bagaimana gambaran awal kondisi

transportasi di Kota Bandung serta bagaimana peranan Irawan Sarpingi dalam

mendirikan jasa transportasi 4848. Bagian kedua, Kondisi Jasa Transportasi 4848

tahun 1971-2008 yang dapat dilihat dari jumlah armada dan jumlah penumpang.

Bagian ketiga, pengelolaan jasa transportasi 4848 dilihat dari struktur

organisasi dan upaya apa saja yang dilakukan oleh manajemen dalam menghadapi

persaingan usaha. Bagian keempat adalah bagaimana persaingan yang dihadapi

oleh 4848 pasca kemunculan Tol Cipularang dan pada bagian selanjutnya adalah

bagaimana kontribusi Pemerintah Daerah terhadap jasa transportasi.

4.1 Latar Belakang Berdirinya Jasa Transportasi 4848

4.1.1 Gambaran Awal Kondisi Transportasi di Kota Bandung

Jauh sebelum munculnya kendaraan bermotor sebagai alat angkut di jalan-

jalan kota Bandung, masyarakat Bandung menggunakan alat angkut tradisional

untuk berpergian atau mengangkut barang seperti hasil-hasil perkebunan dan

Page 2: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

52

pertanian. Perkembangan transportasi di Kota Bandung tidak bisa dilepaskan

dariGrote Postweg yang dibangun oleh H.W Deandles, Gubernur Jenderal Hindia

Belanda pada tahun 1890. Grote Postweg menggantikan fungsi jalan setapak

penghubung Batavia dengan Nagorij Bandong yang sudah ada sejak sebelum

tahun 1786. Dibangunnya jalan itu menyebabkan transpotasi di Kota Bandung

semakin berkembang pesat.

Alat angkut tertua setelah tandu (pelangkin), sapi atau kerbau dan kuda

adalah pedati yang berbentuk kotak kayu besar yang diberi roda kayu di kiri dan

kanannya. Pedati umumnya ditarik oleh seekor atau dua ekor sapi atau kerbau dan

diberi atap untuk sarana peneduh dan pelindung dari hujan, di Bandung bentuk

atap pedatinya datar atau berbentuk segitiga. Tahun 1920-an pedati sudah

menggunakan roda berjari-jari dan ditarik oleh kuda. Muncul pula gerobak pendek

yang hanya berdinding di kedua sisinya, yang ditarik atau didorong oleh manusia

untuk angkutan barang.

Alat transportasi tradisional yang muncul setelah pedati adalah kereta

kuda, cukup banyak jenis kereta kuda yang berlalu-lalang di kota Bandung

“tempo doeloe”. Kereta kuda yang bernama bendi merupakan kereta kuda yang

kelihatannya murni diadaptasi dari kereta kuda yang digunakan sebagai alat

transportasi di Belanda. Pengguna bendi pada umumnya adalah orang-orang

Belanda, warga asing, para menak atau priyayi, pejabat pemerintahan, para

saudagar dan orang kaya Bandung tempo doeloe.

Kereta kuda yang dikembangkan dari bendi adalah kereta kuda dengan

empat roda berjari-jari (ukuran roda depan lebih kecil dari pada roda belakang)

Page 3: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

53

dan berbentuk seperti kotak besar. Kusir duduk di bagian depan, di luar ruang

kereta kuda. Ada juga kereta kuda yang masih mirip sekali dengan bendi tetapi

berukuran besar tanpa penutup dan beroda empat. Penumpang duduk berhadap-

hadapan dalam arah depan belakang kereta kuda. Model kereta kuda berbentuk

kotak juga digunakan oleh Dinas Pos sebagai kereta kuda pos. Kereta kuda

berbentuk kotak berukuran besar di Batavia disebut kereta kuda pelangkin.Bentuk

kereta kuda itu pada masa pemerintahan Inggris tahun 1811-1816 diberi julukan

dog car (dokar) dan andong (Yogyakarta) sekarang ini.

Bila dilihat dari asal kata sado sebagai nama kereta kuda yang berasal dari

kata bahasa Perancis Dos a dos, maka dapat diduga kereta kuda jenis itu muncul

ketika Hindia Belanda berada di bawah pemerintahan Perancis dengan Gubernur

Jenderal H.W Daendles (1808-1811). Nama Dos a dos kemudian dikenal dengan

nama sados dan menjadi sado sampai sekarang. Sado di Bandung dan sekitarnya

dengan bentuk papan tempat menaiki sado dan dudukan kaki penumpang yang

datar serta cukup lebar disebut Kahar.Kahar adalah sado yang dikhususkan untuk

mengangkut penumpang dan barang. Kapasitas penumpang sado yang sedikit

membuat seorang Belanda bernama Ir. C.T Deeleman di pinggiran Batavia

menciptakan kereta kuda dengan kapasitas yang lebih banyak pada tahun 1840-an

yang disebut deeleman atau delman.

Menurut R.Moech.A. Affandi dalam bukunya Bandung Baheula 1 (Guna

Utama, 1969), ada kereta kuda bernama kereta balon, yang bernama kereta balon

adalah kahar balon di Batavia yang disebut sebagai kereta kuda EBRO (Eerste

Bataviasche Rijtuig Onderneming- Perusahaan Kereta Pertama Batavia), karena

Page 4: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

54

sisi depan dan belakang kereta kuda yang digunakan berbentuk membulat.

Haryoto Kunto dalam bukunya Wajah Bandung Tempo Doeloe (Granesia,1984)

menyebutkan keberadaan kereta kuda dengan nama kereta sekjin (Katam, 2006:

268-273).

Alat transportasi berikutnya yang muncul di Bandung adalah sepeda atau

disebut kereta angin.Pada tahun 1890 sepeda pertama kali masuk ke Hindia

Belanda. Tahun 1890-an sepeda motor pertama masuk ke Hindia Belanda dengan

merek Hindelbrand Und Wolfmuller buatan tahun 1893. Pada saat itu sepeda

motor dijuluki masyarakat sebagai kereta setan karena suaranya keras dan berjalan

sangat kencang. Mobil yang akan diperjualbelikan pertama kali masuk ke Hindia

Belanda tahun 1903 melalui Tanjung Priok dan kemudian dalam waktu singkat

mobil sudah banyak berkeliaran di Batavia dan Bandung. Bandung adalah pusat

kota perkebunan hasil bumi penting, yang dihuni oleh para konglomerat

perkebunan dan perdagangan ketika itu. Tahun 1904, keluarga Kerkhoven,

Boscha, Mollinger yang dikenal sebagai Preanger Planters sudah mengendarai

mobil uap merek Serpollet dan mobil bensin merek Darracq di jalan-jalan Kota

Bandung dan jalan di pegunungan sekitar Bandung (Katam dan Lulus Abadi,

2005: 208).

Transportasi di dalam Kota Bandung sudah ada pada tahun 1930-an yaitu

dengan mobil angkutan penumpang dan pada tahun itu pula Bandung sudah

memiliki bus angkutan kota di dalam dan keluar Kota Bandung. Daya tarik Kota

Bandung memang menjadi salah satu alasan dari perkembangan transportasi yang

Page 5: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

terus tumbuh pesat menyesuaikan dengan kebutuhan para

wisatwan yang ingin mengunjungi Kota Bandung.

Bus yang digunakan di dalam dan keluar Kota Bandung tahun 1930

Sumber : data diolah dari bandungtempodulu

Setelah munculnya alat transportasi darat berupa alat angkut tradisional,

mobil, dan bis kemudian t

dengan jalur kereta api Batavia

diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884. Stasiun kereta api di

(Sekarang Jl. Setasiun Barat) dibangun pada tahun 1884 dengan gaya arsitektur

campuran Kolonial dan Cina. Jalur jalan kereta api membuka kot

meningkatkan denyut perekonomian kota. Pada tahun 1920

jembatan dengan rekontruksi baja di priangan yang membuat keindahan dan

panorama priangan terlihat sangat indah. Pada tahun 1920

digunakan yaitu tipe

khusus untuk penggunaan di daerah pegunungan. Lokomotif itu oleh warga

terus tumbuh pesat menyesuaikan dengan kebutuhan para Preanger Planter

wisatwan yang ingin mengunjungi Kota Bandung.

Gambar 4.1 Bus yang digunakan di dalam dan keluar Kota Bandung tahun 1930

Sumber : data diolah dari tempodulu.com/transportasi..html

Setelah munculnya alat transportasi darat berupa alat angkut tradisional,

mobil, dan bis kemudian transportasi darat lainnya yang muncul adalah kereta api

alur kereta api Batavia-Bandung milik Staatspoor en Tramweggen

diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884. Stasiun kereta api di Spoortstraat West

(Sekarang Jl. Setasiun Barat) dibangun pada tahun 1884 dengan gaya arsitektur

campuran Kolonial dan Cina. Jalur jalan kereta api membuka kot

meningkatkan denyut perekonomian kota. Pada tahun 1920-an sudah dibangun

jembatan dengan rekontruksi baja di priangan yang membuat keindahan dan

panorama priangan terlihat sangat indah. Pada tahun 1920-an lokomotif yang

digunakan yaitu tipe Mallet 1D+D buatan Amerika Serikat yang bertenaga besar

khusus untuk penggunaan di daerah pegunungan. Lokomotif itu oleh warga

55

Preanger Planter dan

Bus yang digunakan di dalam dan keluar Kota Bandung tahun 1930-an

Setelah munculnya alat transportasi darat berupa alat angkut tradisional,

yang muncul adalah kereta api

Staatspoor en Tramweggen,

Spoortstraat West

(Sekarang Jl. Setasiun Barat) dibangun pada tahun 1884 dengan gaya arsitektur

campuran Kolonial dan Cina. Jalur jalan kereta api membuka kota Bandung dan

an sudah dibangun

jembatan dengan rekontruksi baja di priangan yang membuat keindahan dan

an lokomotif yang

uatan Amerika Serikat yang bertenaga besar

khusus untuk penggunaan di daerah pegunungan. Lokomotif itu oleh warga

Page 6: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

56

Bandung disebut dengan nama Si Gomar. Lokomotif itu masih digunakan sampai

tahun 1960-an, terutama untuk jalur di luar lintasan utama seperti jalur Banjar-

Pangandaran atau jalur pendek seperti Cibatu-Bandung. Keberadaan transportasi

kereta api menyebabkan orang asing terutama orang Eropa dan Belanda dari luar

Bandung sering datang ke Bandung (Katam, 2006: 281- 292).

Angkutan udara dimulai pada saat Lapangan Terbang Andir untuk

kepentingan militer pada tahun 1920, hangar pesawatnya didirikan tahun 1921,

dan peresmian penggunaan lapangan terbang militer ini terjadi pada tahun 1925.

Pada tahun 1920-an, Lapangan Terbang Andir sudah dilengkapi dengan fasilitas

perbaikan pesawat. Perusahaan penerbangan yang mengangkut penumpang dan

atau surat ke Andir,antara lain: Nederland Indie Post, Telegraaf en Telefoondist

(1923), Pelikan (1933), Postjager (1934), Uiver (1934), dan Koninklikjke

Luchtvaart Maatschappij-KLM, Konninkllijke Nederland Indie Luchtvaart

Maatschappij (KNILM) (Katam dan Lulus Abadi, 2005: 212-213).

Bandung yang dikenal sebagai Paris Van Java mendorong munculnya

sarana transportasi didukung dengan pertumbuhan penduduk terutama periode

1950-1960-an yang terus meningkat dan disebabkan oleh tingkat urbanisasi yang

relatif tinggi. Kota Bandung kemudian menjadi pusat berbagai kegiatan, baik

sosial, budaya, ekonomi dan politik. Hal itu menimbulkan banyak lapangan kerja

tersedia sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi penduduk luar Bandung

untuk datang. Selain itu, adanya dorongan sosial-ekonomi, sosial-psikologis,

perkembangan fungsi kota, dan penambahan prasarana serta sarana kota telah

mendorong adanya mobilitas penduduk ke Kota Bandung (Ekadjati, 1985: 80).

Page 7: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

57

Pada tahun 1950-an transportasi di dalam Kota Bandung sudah jarang

ditemukan pedati sapi dan gerobak dorong. Kedua alat angkut tersebut masih

banyak ditemukan di daerah pinggiran kota Bandung dan di daerah pedesaan.

Tahun 1950-an sampai akhir tahun 1960-an sepeda motor bersilinder kecil yang

merajai kota Bandung antara lain dengan merek Mobylet, Kreidler, Ducati, NSU,

Zundapp, DKW, Vicky, Lambreta, Vespa, dan motor bersilinder besar seperti

Harley Davidson, Triumph, Norton, Ariel, Matchless, Sunbeam, Jawa, BSA, Puch,

Union, dan BMW. Akhir tahun 1960-an muncul sepeda motor buatan Jepang

seperti Toyopet, Yamaha, Honda, Suzuki, Yamaguchi, Kawasaki yang kemudian

berjaya di pasar sepeda motor di Indonesia dan mengubur sepeda motor merek-

merek terdahulu.

Awal tahun 1960-an pedati mulai muncul kembali, tetapi sudah ditarik

oleh kuda dan ada yang sudah menggunakan ban mobil. Masyarakat Bandung

menamakan pedati ini dengan nama gerobak kuda. Keberadaan gerobak kuda

cukup banyak di Kota Bandung, sama halnya dengan banyaknya mobil sedan

Chevrolet Impala yang merupakan mobil mewah saat itu. Becak merupakan alat

angkut tradisional terakhir yang muncul di Kota Bandung. Tidak diketahui jelas

mengenai sejarah kemunculannya, namun nama becak berasal dari Bahasa Cina,

yaitu Be Tjiak atau Bo Tjiak Menurut Almanak Betjak terbitan Medan, yang sama-

sama artinya kereta kuda (Katam, 2006: 268).

Page 8: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

Gerobak Kuda dan Becak sebagai alat transportasi tahun 1950

Sumber: data diolah dari bandungtempodulu

Pada tahun 1950

DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) dengan jenis mobil

otobis. Bis DAMRI melayani jalur angkutan

Alun-alun-Dago. Terminal bis DAMRI sudah dilengkapi dengan loket pembelian

karcis bis dan tempat penumpang menunggu bis. Pada tahun 1950

angkutan penumpang DAMRI terdapat di Jl. Cikapundung Timur. Pada tahun

pula alun-alun selatan digunakan sebagai terminal kendaraan angkutan dalam kota

dan kereta sado serta delman namun lalu lintas pada tahun itu bisa dikatakan sepi

(Katam dan Lulus Abadi, 2005: 210

Transportasi udara yang dilaksanakan oleh Lapangan

kemudian diberi nama Lapangan Husein Sastranegara pada tahun 1950

dipergunakan sebagai pangkalan komersil. Industri Pesawat Terbang Nurtanio,

yang kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara

Gambar 4.2 Gerobak Kuda dan Becak sebagai alat transportasi tahun 1950

Sumber: data diolah dari tempodulu.com/transportasi..html

Pada tahun 1950-an, angkutan penumpang dalam kota dilaksanakan oleh

DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) dengan jenis mobil

otobis. Bis DAMRI melayani jalur angkutan Cicadas-Alun-alun, Alun

Dago. Terminal bis DAMRI sudah dilengkapi dengan loket pembelian

karcis bis dan tempat penumpang menunggu bis. Pada tahun 1950

angkutan penumpang DAMRI terdapat di Jl. Cikapundung Timur. Pada tahun

alun selatan digunakan sebagai terminal kendaraan angkutan dalam kota

dan kereta sado serta delman namun lalu lintas pada tahun itu bisa dikatakan sepi

(Katam dan Lulus Abadi, 2005: 210-211).

Transportasi udara yang dilaksanakan oleh Lapangan

kemudian diberi nama Lapangan Husein Sastranegara pada tahun 1950

dipergunakan sebagai pangkalan komersil. Industri Pesawat Terbang Nurtanio,

yang kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara

58

Gerobak Kuda dan Becak sebagai alat transportasi tahun 1950-an

an, angkutan penumpang dalam kota dilaksanakan oleh

DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) dengan jenis mobil

alun, Alun-alun-Andir,

Dago. Terminal bis DAMRI sudah dilengkapi dengan loket pembelian

karcis bis dan tempat penumpang menunggu bis. Pada tahun 1950-an terminal

angkutan penumpang DAMRI terdapat di Jl. Cikapundung Timur. Pada tahun itu

alun selatan digunakan sebagai terminal kendaraan angkutan dalam kota

dan kereta sado serta delman namun lalu lintas pada tahun itu bisa dikatakan sepi

terbang Andir

kemudian diberi nama Lapangan Husein Sastranegara pada tahun 1950-an, yang

dipergunakan sebagai pangkalan komersil. Industri Pesawat Terbang Nurtanio,

yang kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara

Page 9: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

(IPTN), didirikan pada tanggal 23 Agustus 1976 di lingkungan Bandar Udara

Husein Sastranegara. Nama IPTN kemudian diubah menjadi PT. Dirgantara

Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2000.

Suasana alun-alun Bandung yang digunakan penumpang sebagai tempat

Sumber : data diolah dari bandung

4.1.2 Peranan Irawan Sarpingi

Sebelum menjelaskan mengenai perkembangan jasa transportasi 4848

akan lebih baik bila mengetahui tokoh dibalik 4848 yang sangat berjasa bagi

perkembangan jasa transportasi di Kota Bandung, tokoh tersebut adalah Irawan

Sarpingi. Tingginya tingkat mobilitas

mencetuskan ide cemerlang dari seorang Irawan Sarpingi yang bekerja di Jakarta

untuk menciptakan sebuah jasa transportasi yang efekif. Saat itu alat transportasi

ada tanggal 23 Agustus 1976 di lingkungan Bandar Udara

Husein Sastranegara. Nama IPTN kemudian diubah menjadi PT. Dirgantara

Indonesia pada tanggal 23 Agustus 2000.

Gambar 4.3 alun Bandung yang digunakan penumpang sebagai tempat

menunggu DAMRI

Sumber : data diolah dari bandungtempodulu.com/transportasi..html

4.1.2 Peranan Irawan Sarpingi dalam Mendirikan Jasa Transportasi 4848

Sebelum menjelaskan mengenai perkembangan jasa transportasi 4848

akan lebih baik bila mengetahui tokoh dibalik 4848 yang sangat berjasa bagi

perkembangan jasa transportasi di Kota Bandung, tokoh tersebut adalah Irawan

Sarpingi. Tingginya tingkat mobilitas dari dan menuju Kota Bandung kemudian

mencetuskan ide cemerlang dari seorang Irawan Sarpingi yang bekerja di Jakarta

untuk menciptakan sebuah jasa transportasi yang efekif. Saat itu alat transportasi

59

ada tanggal 23 Agustus 1976 di lingkungan Bandar Udara

Husein Sastranegara. Nama IPTN kemudian diubah menjadi PT. Dirgantara

alun Bandung yang digunakan penumpang sebagai tempat

Jasa Transportasi 4848

Sebelum menjelaskan mengenai perkembangan jasa transportasi 4848

akan lebih baik bila mengetahui tokoh dibalik 4848 yang sangat berjasa bagi

perkembangan jasa transportasi di Kota Bandung, tokoh tersebut adalah Irawan

dari dan menuju Kota Bandung kemudian

mencetuskan ide cemerlang dari seorang Irawan Sarpingi yang bekerja di Jakarta

untuk menciptakan sebuah jasa transportasi yang efekif. Saat itu alat transportasi

Page 10: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

60

yang biasa digunakan untuk keluar kota adalah kereta api dan bis. Jadwal bis dan

kereta api yang tidak memiliki waktu tetap kemudian menimbulkan

ketidaknyamanan bagi masyarakat yang membutuhkan alat transportasi setiap

waktu. Keadaan tersebut membuat Irawan Sarpingi berpikir untuk mencari

bagaimana cara mendapatkan moda transportasi yang memiliki jadwal fleksibel

dan bisa mengantarkannya ke Bandung atau Jakarta setiap waktu dan tanpa harus

mendatangi stasiun atau terminal. Ketidaknyamanan tersebut ternyata tidak hanya

dirasakan oleh Irawan Sarpingi namun juga bagi orang-orang yang pulang pergi

ke Bandung dan Jakarta.

Berawal dari sebuah Chevrolet suburban miliknya yang sering digunakan

oleh Irawan Sarpingi, beberapa temannya mulai ikut menumpang menuju

Bandung atau Jakarta setiap minggunya. Berawal dari hanya menumpang

kemudian Irawan Sarpingi mencoba untuk meminta biaya bahan bakar sebelum

mengantarkan teman-temannya ke tempat tujuan masing-masing. Tanggapan dari

teman-temannya beragam, ada yang menyetujuinya tetapi ada juga yang tidak.

Biaya yang diminta saat itu hanyalah biaya untuk bahan bakar selama perjalanan

saja, namun karena saat itu jarang sekali orang yang memiliki kendaraan maka

ketika selanjutnya Irawan Sarpingi menentukan biaya tidak hanya untuk membeli

bahan bakar tetapi untuk mendapatkan keuntungan, teman-temannya tidak merasa

keberatan karena menganggapnya sebagai biaya perjalanan Bandung-Jakarta atau

sebaliknya dengan menggunakan bis atau kereta api (Hasil wawancara dengan

Udin Sarpingi tanggal 12 Oktober 2010).

Page 11: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

61

Jiwa kewirausahaan Irawan Sarpingi kemudian muncul saat melihat

kondisi tersebut dan berpikir bagaimana menjadikannya sebagai suatu peluang

untuk membuat lahan usaha baru yang akan dikembangkan selanjutnya. Peluang

tersebut kemudian mulai dijalankan secara serius pada tahun 1960 dan diberi

nama 4848 yang diambil dari tanggal berdirinya yaitu tanggal 4 bulan Agustus

tahun 1960. 4848 ditetapkan sebagai nama jasa transportasi agar mudah diingat

oleh masyarakat. Usaha jasa transportasi itu menawarkan sistem door to door atau

sistem yang melayani jasa antar-jemput penumpang dari rumah ke rumah. Sistem

tersebut digunakan sebagai sesuatu yang membuat usaha jasa transportasinya

menjadi berbeda dan menarik di mata masyarakat. Sistem door to door itu

kemudian menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat karena dapat

memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan perjalanan. Pada

awalnya rute perjalanan 4848 hanya melayanai tujuan Bandung-Jakarta karena

dinilai oleh Irawan Sarpingi memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi karena

Jakarta memiliki lapangan kerja yang luas sehingga masyarakat banyak yang

mencari pekerjaan di Jakarta.

Menjalankan usaha jasa transportasi yang belum dikenal oleh masyarakat

bukanlah suatu hal yang mudah. Tantangan tersebut terlihat dari modal yang

dibutuhkan untuk menambah armada yang dimiliki. Irawan Sarpingi berupaya

untuk mencari cara bagaimana mendapatkan modal atau orang yang mau

menitipkan mobilnya untuk digunakan sebagai mobil usaha antar-jemputnya.

Tidak mudah ternyata untuk mendapat kepercayaan dari orang lain untuk mau

bekerja sama dalam mengembangkan usaha jasa transportasi 4848. Hal itu

Page 12: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

62

ditunjang dengan keadaan sosial ekonomi pada tahun 1960 yang belum stabil.

Bentuk usaha jasa transportasi yang baru itu ternyata tidak mampu mendongkrak

kepercayaan dari orang lain bahkan sebagian orang yang kemudian memandang

bahwa usaha jasa transportasi itu tidak akan bisa berkembang. Irawan Sarpingi

kemudian tidak putus asa dengan keadaan tersebut bahkan terus berpikir dan

mencari cara bagaimana untuk mendapatkan kepercayaan dan modal untuk

mengembangkan usahanya. Kepercayaan dari keluarga mampu membuat Irawan

Sarpingi yakin bahwa usaha itu mampu berkembang. Beberapa anggota keluarga

kemudian ada yang ikut menyimpan modalnya untuk membeli mobil tetapi ada

pula yang menitipkan mobilnya untuk digunakan sebagai armada tambahan. Pada

tahun 1970, armada yang dimiliki 4848 mencapai 10 unit kendaraan.

Promosi kemudian dilakukan oleh Irawan Sarpingi untuk menarik lebih

banyak penumpang. Upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan usahanya

adalah dengan informasi dari ‘mulut ke mulut’. Berawal dari hanya lingkungan

kerja kemudian informasi tersebut menyebar ke masyarakat luas. Bermodal

dengan pelayanan antar-jemput yang menjadi ikon maka informasi tersebut

menyebar dan mampu menarik penumpang untuk menggunakan jasa 4848.

Pertambahan armada 4848 juga menimbulkan tantangan lainnya yaitu

bagaimana untuk mendapatkan penumpang dengan tidak hanya mengandalkan

informasi ‘dari mulut ke mulut’ tetapi dengan cara mencari tempat untuk

mendapatkan penumpang yang lebih banyak lagi. Melihat keramaian orang yang

mencari kendaraan untuk melakukan perjalanan dari Bandung ke Jakarta maka

Irawan Sarpingi memilih terminal dan stasiun untuk mendapatkan penumpang

Page 13: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

63

pada tahun 1971. Ide tersebut kemudian mendapatkan hasil yang memuaskan

dengan bertambahnya penumpang yang menggunakan jasa 4848. Kesempatan itu

kemudian tidak disia-siakan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi

penumpang. Penumpang yang merasa puas terhadap sistem door to door membuat

4848 semakin dikenal dan semakin mengokohkannya sebagai pelopor jasa

transportasi di Kota Bandung.

Kreatifitas Irawan Sarpingi terlihat pada kemampuannya dalam melihat

berbagai peluang usaha dan mampu merealisasikannya menjadi sebuah lahan

usaha yang dapat memberikan keuntungan tidak hanya bagi Irawan Sarpingi

namun bagi masyarakat luas Kota Bandung. Usaha yang digeluti dalam bidang

jasa transportasi tersebut terlahir dari pengalaman dirinya yang mengalami

kesulitan mendapatkan transportasi yang efektif. Kreatifitas lainnya yang muncul

adalah pada saat Irawan Sarpingi memberanikan diri untuk meminta biaya bahan

bakar kepada teman-temannya dan kemudian mulai mencari keuntungan. Pada

saat membutuhkan modal untuk menambah armadanya, Irawan Sarpingi

menunjukan kreatifitasnya dengan menjadikan keluarganya sebagai penanam

modal ditengah krisis kepercayaan dari orang lain yang tidak mau menanamkan

modalnya. Inovasi yang dilakukannya adalah dengan menjadikan door to door

sebagai ikon dari jasa transportasi yang diciptakannya.

Page 14: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

64

4.2 Kondisi Jasa Transportasi 4848 Antara Tahun 1971-2005

4.2.1 Jasa Transportasi 4848 Menjadi Sebuah Badan Usaha

Perusahaan jasa 4848 resmi menjadi badan usaha berdasarkan akta Notaris

Koswara, SH Nomor 31 Tanggal 8 April 1971. Dengan akta pendirian perusahaan

tersebut, nama perusahaan berubah menjadi PT. 4848 Irawan Sarpingi. Perubahan

4848 menjadi sebuah badan usaha dilakukan untuk melindungi pemegang saham

dan modal untuk mengembangkan usaha jasa transportasi. PT. 4848 Irawan

Sarpingi kemudian memiliki kantor di Jalan Trunojoyo No.20 Bandung dengan

nomor telepon 4848.

Dengan berkembangnya kegiatan usaha tersebut menjadi sebuah badan

usaha, 4848 semakin menyadari bahwa sarana angkutan penting bagi masyarakat.

Dari waktu ke waktu, kebutuhan masyarakat akan adanya sarana angkutan terus

meningkat karena masyarakat membutuhkan sarana transportasi yang efektif dan

mampu memberikan kenyamanan bagi para penumpangnya. Untuk melayani

kebutuhan masyarakat terhadap sarana transportasi itulah yang kemudian menjadi

visi bagi 4848.

Dalam kegiatan usahanya, 4848 mengemban misi, yaitu :

1. Penyediaan sarana angkutan yang ditunjukan untuk pelayanan terhadap

kebutuhan masyarakat umum

2. Walaupun sangat terbatas, namun dalam operasional kegiatan usahanya

4848 membantu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Pada tahun 1971 mulai muncul persaingan dengan usaha jasa transportasi

baru yang mengikuti kesuksesan dari PT. 4848 Irawan Sarpingi yaitu Pelita,

Page 15: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

65

Media, Parahyangan, Metro, Paripurna dan Aneka taksi dengan rute perjalanan

yang sama yaitu Jakarta-Bandung. Melihat persaingan mulai bermunculan, 4848

tidak mengalami hambatan yang sangat berarti karena telah memiliki penumpang

setia yang selalu menggunakan jasanya.Setelah merasa menjadi kuat sebagai

perusahaan jasa transportasi yang sudah dikenal masyarakat, PT. 4848 Irawan

Sarpingi mulai merambah usahanya dengan membuat rute baru selain ke Jakarta

yaitu Tasik dan Garut. Meskipun mobilitas masyarakat dari kota tersebut ke

Bandung maupun sebaliknya tidak begitu tinggi seperti mobilitas masyarakat dari

Bandung-Jakarta tetapi PT. 4848 Irawan Sarpingi merasa yakin jasa transportasi

itu dapat membantu mobilitas masyarakat daerah tersebut. Munculnya rute tujuan

baru itukemudian mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat,dalam

waktu yang singkat PT.4848 Irawan Sarpingi dapat terus mengembangkan

rute/trayeknya hingga ke wilayah Sumatera dan Jawa Tengah. Nama PT.4848

Irawan Sarpingi sebagai jasa usaha transportasi semakin dikenal sebagai pelopor

jasa transportasi di Kota Bandung.

Pada Tahun 1971, PT. 4848 Irawan Sarpingi merambah usahanya ke jasa

pengiriman barang yaitu jenis pelayanan jasa angkutan untuk menerima,

membawa/mengangkut dan mengantarkan barang titipan dari pengirim kepada

penerima dengan memungut biaya. Barang yang dimaksud adalah barang

cetakan/dokumen, surat kabar, bungkusan kecil, paket dan uang. Jasa pelayanan

tersebut biasa dikenal pengiriman barang. Peluang tersebut terlihat dari banyaknya

penumpang atau masyarakat yang menitipkan barang kepada PT. 4848 Irawan

Sarpingi menuju kota tujuan masing-masing yang kemudian dimanfaatkan

Page 16: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

66

menjadi sebuah jasa pengiriman barang yang dapat memberikan keuntungan

kepada perusahaan.

Berubahnya 4848 menjadi Perseroan Terbatas membuat 4848 mengalami

kemajuan yang sangat pesat dan menjadi perusahaan besar dengan menciptakan

berbagai bentuk usaha jasa baru untuk membantu masyarakat dalam jasa

transportasi. Masyarakat juga semakin memberikan kepercayaan terhadap 4848

sehingga semakin banyak yang menggunakan jasa tersebut.Nama 4848 kemudian

menjadi sesuatu yang tidak asing dikenal oleh masyarakat luas.

4.2.2 Perkembangan PT. 4848 Irawan Sarpingi Tahun 1981-2008

Berdasarkan akta pendirian perusahaan No.5 tanggal 20 Januari 1981 atas

nama Notaris Koswara, SH dan surat izin usaha dari Dinas Pariwisata Pos dan

Telekomuniksi Nomor 351/DPI/BIN/PP/1981 tanggal 23 April 1981 serta surat

izin pengusahaan jasa titipan dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi

Nomor 087/SIPJT/DIRJEN/1997 yang ditetapkan di Jakarta tanggal 15 Mei 1997,

4848 bergerak pada bidang usaha pelayanan jasa angkutan darat. Layanan jasa

yang ditawarkan oleh 4848 dikhusukan pada angkutan jalan raya, yang meliputi :

1. Angkutan Penumpang/Taksi

Pelayanan jasa angkutan penumpang pada 4848 dikenal dengan 4848

Taksi yang dibagi kedalam dua jenis layanan, yaitu :

a. Layanan taksi dalam kota, yaitu jenis pelayanan yang mengkhususkan

melayani angkutan penumpang dalam kota. Layanan taksi dalam kota

biasa disebut taksi argo.

Page 17: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

67

b. Layanan taksi luar kota (Travel), yaitu jenis pelayanan yang dikhususkan

melayani penumpang untuk pemberangkatan ke luar kota sesuai

rute/trayek yang terdapat dalam jangkauan 4848.

2. Angkutan Barang/Jasa Pengiriman Barang.

Adanya akta notaris tersebut membuat bidang usaha pelayanan jasa

transportasi 4848 diakui secara hukum. Diakuinya bidang usaha pelayanan itu

membuat 4848 semakin percaya diri dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat sehingga masyarakat merasa nyaman dan percaya terhadap berbagai

jasa yang ditawarkan.

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu kemudian membuat

PT.4848 terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat. Pada tahun 1987,

Usahanya merambah ke jasa layanan taksi dengan memunculkan taksi dalam kota

yang menggunakan argo meter pertama di Bandung. Kemunculan taksi argo meter

memberikan kemudahan kepada masyarakat pada saat itu. Kemudahan,

kenyamanan dan tarif yang relatif terjangkau membuat permintaan terhadap jasa

layanan taksi meningkat. Pada awal kemunculannya pada tanggal 27 oktober 1987

hanya memiliki 10 unit dan terus bertambah pada tahun 1988 dengan membeli

120 taksi argo dalam kota. Jasa Taksi ini kemudian mengalami persaingan seiring

munculnya taksi lainnya di tahun 1989 yaitu taksi Kota Kembang, Bandung Raya.

Hingga tahun 1992, 4848 memiliki 220 unit taksi argometer yang bekerja selama

24 jam sehari. Omset taksi argo mencapai 57.000/hari dengan harga sekitar 2.000-

5.000/taksi.

Page 18: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

68

Perkembangan pada usaha jasa antar jemput penumpang juga terus

mengalami peningkatan. Pada kurun waktu 1980-1990 jasa transportasi antar kota

4848 dapat mengangkut hingga 2000 orang/hari untuk rute Jakarta-Bandung saja.

Untuk ke luar kota Bandung selain Jakarta, penumpang 4848 bisa mencapai 1000-

1500 orang/hari. Pada saat kurun waktu tersebut 4848 mengalami kemajuan yang

sangat pesat, karyawan yang dimiliki 4848 bahkan hingga mencapai 400 orang.

Perkembangan tersebut sangat terlihat jelas padahal pada tahun yang sama muncul

persaingan dengan jasa transportasi sejenis tetapi dengan pelayanan yang

diberikan dan penumpang yang tetap setia masih menggunakan 4848 maka

persaingan tidak begitu terasa bahkan Irawan Sarpingi mampu terus

mengembangkan usahanya dengan membuka rute trayek ke wilayah lainnya dan

mendapat respon positif dari masyarakat. Kemudahan tersebut didukung oleh

tidak adanya persaingan di wilayah trayek baru sehingga mampu memberikan

keuntungan lebih dan kemudian mampu berkembang seperti trayek Bandung-

Jakarta padahal trayek baru tersebut tidak memiliki tingkat mobilitas yang begitu

tinggi. Keberanian dalam memperluas usahanya tersebut bermodalkan dari 4848

sebagai sebuah badan usaha sehingga meyakinkan masyarakat untuk

menggunakan jasa transportasinya.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini merupakan tabel mengenai

perkembangan 4848 dilihat dari tahun, jumlah penumpang yang menggunakan

4848 sebagai berikut:

Page 19: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

69

Tabel 4.1 Jumlah Penumpang 4848

Tahun Tujuan Jumlah Penumpang 1970 – 1980

Bandung - Jakarta P.P 288 – 600 orang/hari Rute Lain P.P

1981 – 1990

Bandung - Jakarta P.P 2.000 orang / hari Rute Lain P.P 1.000 – 1.500orang/hari

1991 – 2000

Bandung - Jakarta P.P 840 – 1000 orang/hari Rute Lain P.P 1.000 – 1500 orang/hari

2001-2005

Bandung - Jakarta P.P 280 – 560 orang/ hari Rute Lain P.P

2006-2008 Bandung - Jakarta P.P 86 – 150 orang/hari Rute Lain P.P 240 – 300 orang/ hari

Sumber : diolah dari wawancara dengan manajer HRD 4848 Koriyanto pada tanggal 24 Mei 2010.

Dari tabel jumlah penumpang itu bisa dilihat penurunan dan kenaikan

yang terjadi setiap 10 tahunnya. Pada awal kemunculan dan perkembangannya,

ditunjang dengan jumlah armada yang masih minim maka jumlah penumpang

yang dapat terangkutpun hanya sekitar 288-600 orang per hari. Pada saat itu

tujuan lain diluar Bandung–Jakarta masih memiliki sedikit agen yaitu Tasik dan

Garut. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, di tahun 1971, 4848 mulai

mencari penumpang di stasiun sehingga penumpang sudah mulai menggunakan

4848 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 1981-1990 dapat terlihat

bahwa jumlah penumpang melonjak tajam seiring dengan pertambahan armada

dan semakin tingginya permintaan dari masyarakat, saat tahun 1981-1990 agen

4848 semakin berkembang hingga Bandar Lampung, sebagian kota di Jawa

Tengah dan Jawa Timur bahkan sampai ke Bali omset yang bisa didapatkan bisa

lebih dari 15 juta perhari.

Penurunan mulai terlihat pada tahun berikutnya karena mulai maraknya

jasa transportasi sejenis, hanya saja hal itu berlaku pada tujuan Jakarta-Bandung

Page 20: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

70

saja, sedangkan untuk tujuan lainnya masih relatif stabil.Hal itu disebabkan oleh

tidak ada persaingan di rute wilayah timur Jawa Barat lainnya. Pada tahun 2001-

2005 jumlah penumpang semakin menurun drastis dari tahun sebelumnya

disebabkan oleh menurunya permintaan dari masyarakat akan jasa transportasi

4848.

Peningkatan dan penurunan jumlah penumpang 4848 juga dipengaruhi

oleh armada yang dimiliki untuk memenuhi permintaan masyarakat, adapun

jumlah armada yang dimiliki oleh 4848 dapat dilihat dari tabel berikut ini

Tabel 4.2 Jumlah Armada 4848

Tahun Jumlah Jenis Kendaraan Persentase jumlah kendaraan yang beropersi

1960 1 unit Chevrolet Suburban 100% 1969 10 unit - 100 % 1977 20 unit - 75 % 1989 82 unit Holden Kingwood dan

Belmont 75 %

1994 70 unit Mitsubishi L300 dan Ford Laser

50 %

2000 50 unit Mitsubishi dan Kijang 40 % 2005 40 unit KIA Pregio, KIA carens,

Suzuki APV dan Kijang Inova

30 %

2008 35 unit KIA Pregio, KIA carens, Suzuki APV,Kijang Inova

30 %

Sumber : Data diolah dari arsip daftar kendaraan PT. 4848 Irawan Sarpingi tanggal 31 Desember 2005 dan hasil wawancara dengan Koriyanto.BC.An tanggal 18 Juli 2010.

Dari tabel mengenai jumlah armada yang dimiliki oleh 4848 dapat

disimpulkan bahwa jumlah armada 4848 terus menurun setiap tahunnya.

Penurunan tersebut diiringi dengan menurunnya jumlah kendaraan yang

beroperasi. Pada awal kemunculannya, karena jumlah armada yang dimiliki masih

minim maka seluruh armadanya beroperasi, namun pada tahun 1989, setelah

Page 21: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

71

mengalami pertambahan jumlah armada hingga mencapai 82 unit jumlah armada

yang beroperasi hanya 75% saja. Hal itu disebabkan oleh beberapa armada yang

mengalami kerusakan, sehingga tidak semua armada yang dimiliki beroperasi.

Pada tahun 1980-1990 merupakan masa kejayaan 4848 karena jumlah armada

yang dimiliki mencapai 82 unit. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel

sebelumnya mengenai jumlah penumpang yang menggunakan jasa transportasi

4848, tidak heran bila pada saat itu mampu membawa penumpang hingga ribuan

orang perharinya karena jumlah armada yang dimilikinya dapat memenuhi

tingginya permintaan masyarakat.

Pada tahun 1994, jumlah armada yang dimiliki sedikit berkurang dan

mengalami pergantian armada, bila pada tahun 1980-an jenis kendaraan yang

dimiliki adalah Holden Kingwood dan Belmont, maka pada tahun 1990-an

berganti dengan jenis kendaraan Mitsubishi L-300 dan kendaraan jenis Ford

Laser. Mulai tahun 1994 kemudian jumlah armada yang beroperasi semakin

berkurang menjadi 50%. Penyebabnya adalah beberapa agen yang dimiliki

berkurang dan dapat dilihat dari tabel selanjutnya.

Tahun 2000, jumlah kendaraan yang dimiliki berkurang sekitar 20 unit

dari jumlah sebelumnya dengan hanya 40% armada yang beroperasi. Untuk

mempertahankannya, 4848 kemudian mengganti kendaraannya dengan beberapa

unit Toyota Kijang dan Mitsubishi terbaru untuk mempertahankan pengguna setia

dan juga sebagai bentuk pelayanan yang diberikan untuk memberi kenyamanan

agat masyarakat masih menggunakan 4848. 4848 kemudian semakin mengalami

kemunduran dengan hanya mengoperasikan 30% dari jumlah kendaraan yang

Page 22: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

72

dimilikinya saat itu. Persaingan semakin kental ketika banyak jenis usaha jasa

transportasi lainnya yang juga mengambil rute lain selain Jakarta sehingga 4848

kemudian semakin tidak bisa bersaing. Upaya dilakukan oleh 4848 untuk

mengembalikan kepercayaan dari masyarakat dengan membeli beberapa unit

kendaraan keluaran terbaru dan mengganti kendaraan jenis lama. Upaya tersebut

memang cukup berbuah manis namun tidak mampu mendongkrak 4848 seperti

masa kejayaannya dulu. Pada tahun 2008, 4848 hanya memiliki 35 unit kendaraan

dengan 30% kendaraan saja yang beroperasi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya

bahwa penurunan persentase jumlah armada yang beroperasi itu adalah tingkat

kepercayaan masyarakat yang semakin menurun setiap tahunnya sehingga jelas

apapun upaya yang dilakukan oleh 4848 seperti penggantian armada dan

peremajaan armada dirasa belum maksimal dan belum mampu menjadi sarana

transportasi yang digemari oleh masyarakat seperti masa kejayaannya.

Salah satu alasan masyarakat masih menggunakan jasa transportasi 4848

adalah harga tarif yang terjangkau. Tarif yang diberlakukan tidak jauh melampaui

harga tiket bis atau kereta api sesuai ketentuan Pemerintah yang tidak boleh

menetapkan harga tarif sama dengan atau kurang dari tarif bis dan kereta api.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini merupakan daftar rata-rata tarif 4848 ke

berbagai tujuan.

Page 23: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

73

Tabel 4.3 Daftar Rata-Rata Tarif ke Berbagai Tujuan

Rute/Trayek 1965 1974 1985 2001 2002 Jakarta 5.000 10.000 80.000 65.000

Tasikmalaya 3.500 40.000 Garut 1.800 30.000

Cikajang 2.000 35.000 Ciamis 4.000 45.000 Banjar 4.500 55.000

Pangandaran 6.000 65.000 Kuningan 4.500 60.000 Cirebon 4.500 60.000

Majalengka 2.500 40.000 Indramayu 2.750 60.000 Sumedang 2.500 35.000 Banjarsari 60.000

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara dengan Udin Sarpingi tanggal 12 Oktober 2010. Menurut tabel diatas dijelaskan bahwa rata-rata tarif dari beberapa rute

tidak mengalami perubahan yang signifikan pertahunnya. Rata-rata tarif akan

berubah bila tariff bahan bakar juga mengalami kenaikan. Tabel diatas tidak

hanya menjelaskan mengenai tarif, tapi juga mengenai perkembangan rute tujuan

yang dimiliki oleh 4848. Pada tahun 1974,mulai bermunculan beberapa rute

tujuan baru, rute tujuan tersebut adalah Tasikmalaya, Garut, Cikajang, Ciamis,

Banjar, dan Pangandaran.Pada tahun 1985 kemudian muncul rute baru yaitu,

Kuningan, Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Sumedang. Perbedaan tarif ke

berbagai tujuan pada tahun yang sama disebabkan oleh perbedaan jarak, maka

tidak heran bila semakin jauh maka harga yang ditetapkan juga semakin mahal

dibandingkan dengan tujuan lainnya.

Pada pertengahan tahun 1990-an beberapa agen di beberapa kota terutama

Bali dan beberapa wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai

mengalami kemunduran. Pada akhir tahun 2000, agen di Bandar Lampung

Page 24: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

74

terpaksa harus ditidakadakan karena faktor permintaan yang semakin

menurun.Pada tahun 2005, 4848 hanya melayani rute Bandung menuju Tasik,

Singaparna, Garut, Cikajang, Rancah, Kawali, Ciamis, Banjar, Cijulang,

Pangandaran, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu dan Kuningan. Rute

tujuan tersebut tidak mengalami kemunduran karena masih belum menghadapi

persaingan, persaingan hanya terjadi pada tujuan Bandung-Jakarta saja. Pada

tahun 2001 tarif mulai mengalami kenaikan pasca krisis moneter 1998. Pada tahun

2001 terlihat sesuatu yang menarik yaitu tarif tujuan Jakarta lebih mahal dari

tahun 2002. Perbedaan tarif tersebut dikarenakan perbedaan permintaan

penumpang yang berbeda. Pada tahun 2002 permintaan terhadap jasa 4848

mengalami penurunan sehingga pihak manajemen menurunkan tarif untuk

menarik penumpang kembali menggunakan jasa transportasi 4848.

4.3 Manajemen Jasa Transportasi 4848

4.3.1 Struktur Organisasi Jasa Transportasi 4848

Sejak awal berdirinya, 4848 merupakan perusahaan yang dimiliki

perseorangan.Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi garis,

dimana berbagai kebijakan perusahaan ditentukan oleh pimpinan puncak

(Direktur Utama).Penggunaan struktur organisai garis dikarenakan 4848

merupakan perusahaan milik perseorangan yang menginginkan berbagai

kebijakan/keputusan bersumber pada satu tangan yang memiliki wewenang

tunggal, yaitu Direktur Utama. Maksud penggunaan bentuk struktur organisasi

garis pada 4848 adalah :

Page 25: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

75

1. Bentuk organisasi yang sederhana

2. Kecepatan dalam pengambilan keputusan

3. Interaksi hubungan kerja antar anggota organisasi dan tanggung jawab

serta wewenang yang jelas.

4. Dapat menjamin disiplin yang kuat.

5. Pengawasan secara ketat terhadap kegiatan para pegawai bawahan dapat

dilaksanakan dengan mudah.

Secara garis besar, struktur organisasi pada 4848 terbagi dalam dua bagian,

yaitu:

1. Pimpinan, yaitu direktur utama sebagai pemegang wewenang tunggal yang

berhak mengeluarkan kebijakan/keputusan untuk dilaksanakan oleh

bawahannya.

2. Pelaksana, yaitu orang-orang atau unit-unit di dalam perusahaan yang

secara langsung ikut serta menghasilkan tercapainya tujuan perusahaan.

Uraian tugas jabatan dalam struktur organisasi 4848 adalah sebagai

berikut:

1. Direktur Utama

Sebagai pimpinan puncak, Direktur Utama memiliki tugas yaitu pertama,

menyusun perencanaan, melakukan pembinaan, dan pengawasan terhadap

kegiatan-kegiatan bawahan di lingkungan perusahaan.Kedua, melakukan

kegiatan-kegiatan komersil dengan jalan membina hubungan baik dengan para

pengguna angkutan.Ketiga, melakukan pengawasan dan penilaian secara

menyeluruh terhadap pejabat-pejabat di bawahnya serta memelihara suasana kerja

Page 26: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

76

yang baik dalam organisasi perusahaan.Keempat, secara berkala mengadakan

penilaian terhadap manfaat dan efisiensi dari sistem dan prosedur kerja yang

berkaitan erat dengan perusahaan dan melakukan penyempurnaan.

2. Manajer Keuangan

Bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan tugas di lingkungan kerja

kepada Direktur Utama. Tugas Manajer Keuangan adalah pertama, mempelajari

rencana operasi perusahaan dalam rangka menyusun, melaksanakan, dan

mengendalikan rencana anggaran pendapatan dan belanja. Kedua, mengawasi

pelaksanaan pembayaran gaji dan utang piutang serta menyelesaikan masalah

perbankan dan pajak. Ketiga, mengendalikan pemakaian keuangan sesuai dengan

sistem prosedur yang berlaku. Keempat, menyusun laporan bulanan, triwulan, dan

tahunan dalan bentuk rugi/laba perusahaan.

3. Manajer Administrasi

Bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan tugas di lingkungan

kerjanya kepada Direktur Utama. Tugas Manajer Administrasi adalah pertama

menjamin semua laporan angkutan untuk jangka waktu yang ditentukan dan

diperiksa ketepatannya sebelum dimasukkan berkas. Kedua, menjamin laporan

mengenai izin mengemudi semua karyawan yang berhak menjalankan kendaraan

perusahaan yang berpangkal di wilayah dan melaporkan perpanjangan surat izin

mengemudi yang telah habis masa berlakunya. Ketiga memeriksa dan memberi

kode-kode pada bukti-bukti pembukuan memorial tentang jam kerja orang,

rekening koran dan lain-lain. Keempat, mengawasi dan membimbing pelaksanaan

Page 27: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

77

adminitrasi persediaan kantor. Kelima, membuat surat, mengirim, mengelola,

menyimpan arsip dan dokumen dan keenam, membuat laporan berkala.

4. Manajer Operasional

Bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan tugas di wilayah kerjanya

kepada Direktur Utama.Manajer Operasional merupakan tulang punggung fungsi

operasional dari perusahaan. Kedudukan Manajer Operasional merangkap kepala

kantor cabang dan berhubungan langsung dalam melayani pengguna jasa

angkutan di wilayah kerjanya. Manajer operasional membawahi tiga kepala

bagian, yaitu kepala bagian personalia dan umum, kepala bagian operasional dan

ekspedisi serta kepala bagian komersil.

Tugas manajer pperasional adalah pertama, menerima intruksi langsung

dari Direktur Utama untuk dilaksanakan sendiri atau diteruskan kepada

bawahannya. Kedua, merencanakan, memberi pengarahan dan melaksanakan

koordinasi operasi dan administrasi terhadap semua kendaraan perusahaan yang

terdaftar di wilayah kerjanya. Ketiga, menjamin semua kendaraan perusahaan

yang berpangkal di wilayah kerjanya dipelihara sesuai dengan prosedur dan

syarat-syarat hukum untuk dokumen kendaraan dipenuhi. Keempat, menjamin

pengantaran/pengangkutan penumpang dan atau barang dari lokasi

pemberangkatan di wilayahnya dilaksanakan dengan efisien sesuai dengan syarat-

syarat yang diberlakukan. Kelima, menjamin penyelenggaraan suatu jasa

penyerahan barang pada konsumen secara efisien di dalam wilayahnya. Keenam,

menjalin koordinasi dengan kepala cabang wilayah lain dalam kegiatan

operasional perusahaan.Ketujuh, bertanggung jawab atas adanya sarana perbaikan

Page 28: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

78

dan pemeliharaan kendaraan di wilayahnya dan menjamin tersedianya cukup suku

cadang di bengkel-bengkel perusahaan agar dapat mengurangi waktu menganggur

kendaraan yang tidak layak jalan.

5. Bagian Personalia dan Umum

Bertanggung jawab kepada kepala kantor cabang atas pelaksanaan tugas di

wilayah kerjanya. Bagian Personalia dan Umum membawahi dan mengendalikan

tiga sub bagian, yaitu sub bagian DIKLAT, sub bagian rumah tangga dan sub

bagian keamanan. Tugas bagian Personalia dan Umum adalah: pertama, menerima

instruksi dari kepala kantor cabang untuk dikerjakan sendiri atau diteruskan

kepada bawahannya. Kedua, merencanakan dan menyusun jadwal kegiatan kerja

rutin yang akan dilaksanakan. Ketiga, menyusun rencana penyelenggaraan

DIKLAT. Keempat, memberikan pertimbangan dan sarana kepada kepala kantor

cabang mengenai masalah kepegawaian dan rumah tangga perusahaan. Kelima,

menjamin kelancaran kerja kantor cabang dalam wilayah kerjanya.

6. Bagian Operasional dan Ekspedisi

Merupakan bagian yang terjun langsung ke lapangan. Kedudukan Bagian

Operasional dan Ekspedisi berada di bawah kepala kantor cabang dan membawahi

serta mengendalikan empat sub bagian, yaitu sub bagian bengkel, sub bagian pool,

sub bagian paket dan sub bagian taksi. Tugas bagian operasional dan ekspedisi

adalah pertama, melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha angkutan penumpang dan

angkutan barang. Kedua, membantu kepala kantor cabang dalam merencanakan

program kerja bersama kantor cabang wilayah lain. Ketiga, menyelenggarakan

Page 29: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

79

pengadministrasian yang berkaitan dengan pelaksanaan pengangkutan. Keempat,

mengatur pemberangkatan kendaraan angkutan, baik angkutan penumpang

maupun angkutan barang. Kelima, menjamin kesiapan kendaraan untuk

beroperasi. Keenam, menganalisa seluruh pengoperasian armada angkutan.

7. Bagian Komersil

Merupakan bagian yang menentukan penilaian terhadap penyerahan

produk layanan jasa kepada konsumen.Bagian komersil membawahi dan

mengendalikan dua sub bagian, yaitu sub bagian servis dan transport serta sub

bagian reset dan promosi. Bagian komersil bertanggung jawab atas pelaksanaan

tugas di lingkungan kerjanya kepada kepala kantor cabang tugas bagian komersil

adalah pertama, tugas teknis, yaitu tugas yang berkaitan dengan kelayakjalanan

kendaraan, kebersihan dan kenyamanan kendaraan. Kedua, tugas administrasi,

yaitu meliputi kegiatan penerangan kepada konsumen yang mengajukan

pengaduan atas layanan yang diberikan. Ketiga, mengkoordinir urusan servis dan

transport serta urusan reset pasar dan promosi. Keempat, memberikan

pertimbangan dan sarana pemecahan masalah kepada bagian lain mengenai hal-

hal yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan.

Sebelum struktur organisasi ini diberlakukan, 4848 memiliki struktur

organisasi sederhana, setiap karyawannya bahkan memiliki pekerjaan ganda atau

bisa memegang posisi manapun dalam struktur organisasi. Hanya saja dalam

perkembangannya, 4848 menyadari arti penting struktur orgaisasi sebagai sebuah

manajemen perusahaan sehingga dibentuklah struktur organisasi sebagai berikut:

Page 30: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

80

Bagan 4.1 Struktur Organisasi 4848

Sumber : data yang diolah dari arsip manajemen 4848 mengenai struktur organisasi 4848

DIREKTUR UTAMA

MANAJER OPERASIONA

L

MANAJER ADMINISTRASI

MANAJER KEUANGAN

SUB BAG BENGKEL

SUB BAG POOL

SUB BAG TAKSI

SUB BAG PAKET

BAGIAN PERSONALIA DAN UMUM

BAGIAN OPERASIONAL DAN EKSPEDISI

SUB BAG SERVIS DAN TRASNPORT

SUB BAG RESET

DANPROMOSI

SUB BAG KEMANAN

SUB BAG RUMAH TANGGA

SUB BAG DIKLAT

BAGIAN KOMERSIL

Page 31: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

81

Pengorganisasian seperti yang dijabarkan diatas digunakan untuk

menjalankan manajemen yang baik. Dengan adanya organisasi, tata hubungan

antartugas para anggotanya merupakan hal yang penting, dimana mereka dapat

menjalin koordinasi untuk mencapai tujuan. Organisasi sebagai kerangka saja

tidak cukup, organisasi juga diartikan sebagai suatu proses. Sebagai proses,

organisasi menentukan aktivitas-aktivitas apa yang diperlukan guna pencapaian

suatu tujuan dan rencana, dengan membagi-bagi dan mengelompokkan pekerja-

pekerja dalam satuan-satuan tugas, serta penentuan hubungan wewenang antar

orang-orang yang melakukan tugas dengan komunikasi yang jelas.

Organisasi baik sebagai kerangka maupun suatu proses adalah penting,

karena pekerjaan melalui dan bersama-sama orang lain. Dalam hubungan ini,

salah satu tugas pokok seorang pemimpin adalah menciptakan team work antara

sesama anggota organisasi. Dengan organisasi yang sehat dapat memudahkan

terselenggaranya administrasi dan sistem pelaporan yang memungkinkan

pertumbuhan dan diversifikasi usaha, memberi kesempatan untuk penerapan

kemajuan teknologi yang cocok secara optimal, dan merangsang pikiran yang

kreatif dan prakarsa melalui tugas-tugas pekerjaan yang ditentukan. Manajemen

yang khas dalam 4848 adalah pemegang kekuasaan tertinggi merupakan turun

temurun yang diawali oleh Irawan Sarpingi kemudian kepemimpinan

dilaksanakan oleh anak dari Irawan Sarpingi.

Irawan Sarpingi dalam menjalankan usahanya tidak begitu memperhatikan

struktur organisasi dan hanya mengandalkan sistem kepercayaan kepada

bawahannya.Agen-agen 4848 yang dipimpin oleh anggota keluarganya dikelola

Page 32: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

82

sesuai dengan kebijakan masing-masing pemegang agen tersebut tetapi tetap

melakukan koordinasi dan setiap kebijakan yang diambil harus dilaporkan kepada

Irawan Sarpingi sebagai pemimpin tertinggi. Pada perkembangan selanjutnya,

Irawan Sarpingi kemudian berusaha menjalankan manajemennya sesuai dengan

struktur organisasi. Direktur Utama yang dipegang oleh Irawan Sarpingi memilih

menempatkan bagian-bagian di bawahnya secara terstruktur dan jelas agar setiap

keputusan yang diambil olehnya dapat terealisasi dengan mudah. Dengan adanya

bagian-bagian tersebut diharapkan dapat semakin mengembangkan 4848. Pada

kenyataannya ternyata struktur organisasi yang baik bila tidak didukung oleh

karyawan dan keputusan yang baik tidak akan berjalan baik. Ketika Irawan

Sarpingi memimpin perusahaan memang semua koordinasi dan kerjasama antar

karyawan berjalan dengan lancar. Sifatnya yang rendah hati, mudah bergaul dan

menerapkan sistem kekeluargaan terhadap setiap karyawannya ternyata tidak

diimbangi dengan pola pikirnya untuk mau merubah jasa transportasi sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Hasilnya adalah masyarakat kemudian

meninggalkan 4848 dan beralih ke jasa transportasi lainnya. Irawan Sarpingi

memang memiliki banyak inovasi tetapi tidak cepat merubah bentuk pelayanan

padahal pola pikir masyarakat akan jasa transportasi terus berkembang.

Mobilitas masyarakat yang tinggi semakin membutuhkan jasa transportasi

yang efektif tidak diiringi dengan pelayanan 4848 yang masih sama seperti dulu

yaitu pelayanan antar jemput penumpang dan barang yang hanya sebatas itu

padahal masyarakat kemudian semakin kritis dan membutuhkan pelayanan yang

tidak hanya sekedar itu. Armada yang tidak mengalami perubahan baik dalam

Page 33: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

83

pergantian maupun peremajaan yang maksimal semakin mengurangi kepercayaan

masyarakat.

Sepeninggal Irawan Sarpingi, kepemimpinan dijalankan oleh Bintang

Irawan, ilmu manajemen yang dimilikinya memang baik bahkan dapat dinilai jauh

lebih baik dibandingkan dengan Irawan Sarpingi, organisasi tersusun dengan rinci,

pergantian armada dilakukan secara bertahap dan mulai menyesuaikan dengan

permintaan masyarakat. Tetapi dalam hubungannya dengan karyawan tidak begitu

baik sehingga organisasi yang terstruktur dengan sedemikian rupa pun tidak dapat

berjalan selaras. Perubahan manajemen yang seperti itulah yang harus

diselaraskan dan dirubah secara bertahap sehingga manajemen bisa berjalan baik

tidak hanya secara terstruktur tapi juga secara pelaksanaan.

1.3.2 Pengelolaan Jasa Transportasi 4848

Pengelolaan terhadap jasa transportasi dalam bentuk jasa antar jemput dan

pengiriman barang dilaksanakan oleh bagian ekspedisi. Fungsi bagian ekspedisi

adalah untuk menjamin kelancaran operasional perusahaan, terutama dalam

penyelenggaraan pengiriman, pengangkutan serta pengantaran baik penumpang

maupun barang.Tugas pokok, wewenang serta kewajiban bagian ekspedisi adalah

sebagai berikut.

1. Tugas pokok

Yaitu melaksanakan kebijakan pimpinan perusahaan yang didelegasikan

kepada kantor cabang yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,

Page 34: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

84

dan pegawasan terhadap penyelenggaraan penerimaan dan pengantaran baik

barang ataupun penumpang.

2. Wewenang

Yaitu melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban yang diberikan sesuai

dengan pengarahan dan petunjuk dari pimpinan perusahaan.

3. Tanggung Jawab

Bagian ekspedisi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugas

kepada kepala kantor cabang wilayahnya.

Bagian operasional dan ekspedisi membawahi empat sub bagian, yang

memiliki tugas sebagai berikut.

1. Sub Bagian Bengkel

Bertugas dalam kegiatan perawatan, perbaikan, dan pemeliharaan

kendaraan sebagai armada angkutan.

2. Sub Bagian Pool

Tugas sub bagian pool adalah pertama, mempersiapkan kendaraan yang

akan dioperasikan. Kedua, memeriksa segala kelengkapan kendaraan dan kondisi

kendaraan sebelum dan sesudah operasi. Ketiga, melayani laporan pengemudi

mengenai kerusakan kendaraan. Keempat, mengelola pengemudi.

3. Sub Bagian Taksi

Tugas sub bagian taksi adalah mengatur penumpang dan pendaftaran

penumpang untuk diantar ke tempat tujuan.

4. Sub Bagian Paket

Page 35: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

85

Tugas sub bagian paket adalah menerima dan mengantar titipan barang

dengan armada angkutan ke tempat tujuan yang diinginkan pengirim.

Bagan 4.2

Struktur Organisasi Bagan Operasional dan Ekspedisi 4848

Sumber : data yang diolah dari Arsip manajemen 4848

Berdasarkan bagan di atas setiap kepala kantor cabang atau agen yang

dimiliki oleh 4848 membawahi kepala bagian operasional dan ekspedisi yang

melaksanakan kebijakan kepala kantor cabang dan mengelola penerimaan dan

pengantaran barang dan juga manusia. Kepala bagian operasional dan ekspedisi

kemudian membawahi empat sub bagian yaitu sub bagian bengkel yang bertugas

untuk memperbaiki dan melakukan perawatan terhadp armada. Sub bagian pool

bertugas mempersiapkan kendaraan, sub bagian taksi bertugas sebagai pengaturan

penumpang dan pendaftaran, sub bagian paket bertugas untuk menerima dan

mengantar titipan barang. Bagan tersebut digunakan untuk memperpudah

pendistribusian barang dan manusia agar mempermudah pelayanan.

KEPALA KANTOR CABANG

KEPALA BAGIAN OPERASIONAL DAN EKSPEDISI

SUB BAGIAN

BENGKEL

SUB BAGIAN

POOL

SUB BAGIAN TAKSI

SUB BAGIAN PAKET

Page 36: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

86

Pelaksanaan pengangkutan barang dan manusia dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kepada masyarakat secara

umum.4848 terus berupaya mengembangkan usahanya untuk mencapai produk

pelayanan yang maksimal. Pelayanan jasa pengiriman barang berupa barang

cetakan/dokumen, bungkusan kecil, paket dan uang.Ruang lingkup pelayanan jasa

pengiriman barang meliputi masyarakat secara umum.

Wujud nyata dari kegiatan pengiriman barang tersebut adalah pelaksanaan

pengangkutan barang dalam rangka memperlancar pendistribusian titipan barang

ke kota-kota tujuan pengiriman selama berada pada jalur tujuan yang dijangkau

oleh 4848. Jangkauannya masih terbatas pada kota-kota di Pulau Jawa, Bali, dan

kota Bandar Lampung untuk pulau Sumatera. Dengan adanya pelayanan jasa

pengiriman barang, maka seluruh lapisan masyarakat dapat mengirimkan dan

menitipkan barang untuk diantarkan ke tempat tujuan yang diinginkan.

Pengangkutan barang yang menjangkau beberapa wilayah pendistribusian tidak

lepas dari penggunaan sarana angkutan sebagai sarana utama dalam menunjang

kelancarannya. Barang yang dititipkan dapat diantarkan ke tempat tujuan tepat

pada waktunya.

Penerimaan merupakan tahap awal yang penting dari proses

terselenggaranya pendistribusian. Oleh karena itu diperlukan kecermatan dan

ketelitian dalam penanganannya, sehingga kekeliruan-kekeliruan baik dalam

pencatatan, pemisahan, pengumpulan dan pemeriksaan barang yang akan diangkut

dapat dihindari. Kekeliruan yang terjadi akan berakibat terhambatnya

Page 37: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

87

pendistribusian bahkan dapat merugikan baik bagi perusahaan ataupun pengirim

barang.

Penerimaan titipan barang dilakukan oleh petugas loket pada kantor resmi

(kantor cabang) atau agen-agen resmi 4848. Pelaksanaan penerimaan titipan

barang di loket paket dapat digambarkan sebagai berikut : pertama, pengirim

datang dengan membawa barang yang akan dikirimkan pada loket-loket. Petugas

loker akan menerima titipan barang dan memeriksa kondisi barang, terutama pada

pembungkusan atau pengemasan barang yang akan dititipkan. Kedua, petugas

loket mencatat nama dan alamat pengirim serta nama dan alamat penerima yang

dituju seperti yang tercantum pada barang, kemudian menimbang barang tersebut

untuk menentukan besarnya biaya. Ketiga, barang tersebut kemudian dipisahkan

sesuai dengan kota alamat yang dituju untuk kemudian dikirimkan ke alamat yang

dituju. Pelaksanakan pengangkutan penumpang juga dilaksanakan oleh bagian

ekspedisi. Untuk mendapatkan tiket perjalanan bisa dilakukan melalui media

telepon atau bisa langsung mendatangi agen–agen 4848. Calon penumpang bisa

langsung membeli tiket untuk keberangkatan hari itu juga atau bisa memesan

untuk keberangkatan hari apa saja sesuai dengan yang diinginkan calon

penumpang.

Awalnya 4848 menawarkan sistem door to door tetapi dalam

perkembangan selanjutnya door to door tidak lagi dianggap sebagai sistem yang

efektif. Sejak tahun 2006, 4848 mulai menerapkan sistem point to door atau point

to point sehingga para calon penumpang mendapatkan pilihan untuk melakukan

perjalanan sesuai dengan kebutuhan calon penumpang.

Page 38: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

88

Kemudahan tersebut diberikan oleh Manajemen 4848 sebagai salah satu

cara untuk mengurangi persaingan dengan jasa transportasi lainnya juga bagian

dari pelayanan terbaik yang ditawarkan oleh 4848. Pembelian tiket juga bisa

dilakukan secara online untuk mempermudah calon penumpang dalam membeli

tiket perjalanan yang diinginkan.Pengelolaan 4848 terus diupayakan menjadi yang

terbaik bagi para penumpang setianya.

Bintang Irawan juga menetapkan harga yang menarik dan promosi besar-

besaran, namun pelayanan yang berkualitas menjadi hal utama yang harus

menjadi keunggulan agar dapat menjadi cara yang efektif untuk membidik pasar

yang berpotensi besar mencetak penjualan, mengetahui secara jelas keinginan dan

kebutuhan konsumen, memuaskan konsumen dan memberikan pengaruh pada

perusahaan untuk menguasai atau menjadi dominan di pasar.

Redaktur ahli majalah SWA dalam SWA Executie Magazine ( 23 Agustus

2006), mengemukakan :

Untuk mengantisipasi pasar yang begitu besar, 4848 melakukan beberapa program untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumennya, pada awalnya 4848 terfokus pada jasa taksi door to door, melayani rute yang terbatas. Namun utuk mempertahankan pasar dan meningkatkan jumlah penggunan jasa 4848 strategi pun berubah.Strategi tersebut dilakukan dengan meremajakan dan menambah armada yang sudah ada.Selain peremajaan dan mengganti dengan mobil-mobil baru, seluruh armada beroperasi setiap hari untuk melayani pelanggan. Strategi yang dilakukan tersebut pada dasarnya adalah untuk

mempertahankan diri dalam persaingan bisnis, selain itu diharapkan dengan

peningkatan program layanan pelanggan diatas dapat meningkatkan 4848 yang

sudah mulai meredup yang salah satunya diakibatkan oleh banyaknya pesaing

bisnis yang sama.

Page 39: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

89

4.4 Kebijakan Pemerintah Mengenai Angkutan Antar Jemput

Peran pemerintah tidak bisa dilepaskan dari sebuah jasa transportasi.

Peraturan terhadap jasa transportasi saat awal kemunculan 4848 tahun 1960

memang belum ada, tetapi dengan berkembangnya usaha jasa transportasi yang

terus bermunculam maka kebijakan pemerintah pun diberlakukan. Pemerintah

baru mengeluarkan peraturan mengenai jasa trasnportasi melalui Undang-Undang

Nomor 14 tahun 1992. Namun dalam Undang-Undang tersebut jasa transportasi

darat atau travel belum memiliki Undang-Undang yang mengaturnya secara

khusus, saat itu peraturan yang digunakan adalah Pasal 9 bagian ke empat (b)

yaitu termasuk pengangkutan dengan cara sewa.

Jelaslah bahwa kemudian dengan turunnya peraturan tersebut maka 4848

merupakan sebuah jasa pengangkutan sewa. Dalam Pasal 11 dijelaskan bahwa

pengangkutan dengan cara sewa sebagaimana dari pintu ke pintu, dengan atau

tanpa pengemudi dengan wilayah operasi yang tidak terbatas. Adanya peraturan

jasa transportasi ini membuat 4848 merasa mulai diakui secara de Facto oleh

pemerintah dan mendapatkan kemudahan dalam menjalankan usahanya karena

dilindungi secara hukum. Pada perkembangan selanjutnya pemerintah kemudian

mengeluarkan PP atau Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1993 bagian ketiga :

izin operasi angkutan (tidak dalam trayek).

Jasa transportasi yang sebelumnya termasuk jasa pengangkutan sewa di

dalamPeraturan Pemerintah tersebut kemudian berganti menjadi jenis angkutan

tidak dalam trayek.4848 dan jasa transportasi lainnya kemudian merasa semakin

Page 40: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

90

diuntungkan dengan adanya Peraturan Pemerintah tersebut karena dapat terus

menciptakan rute baru tanpa terkendala apapun. Berbeda dengan bis atau

angkutan lainnya yang memiliki peraturan untuk memiliki trayek yang terbatas.

Itulah keuntungan yang didapat dari Pemerintah sebagai bentuk perhatiannya

kepada pelayanan masyarakat. Peraturan lebih khusus lagi bagi jasa transportasi

darat atau travel terdapat dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 35 tahun

2003 tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum.

Keputusan Menteri Perhubungan ini merupakan aturan resmi yang dibuat

mengenai jasa transportasi atau yang kemudian disebut travel. walaupun faktanya

jasa transportasi sudah ada sebelum tahun dibuatnya Keputusan Menteri

Perhubungan itu. Keputusan Menteri Perhubungan itu kemudian semakin

memberikan aturan yang jelas bagi usaha jasa transportasi yang mulai marak

dengan berbagai aturan baru seperti tidak boleh singgah di terminal, tidak

menaikan penumpang di perjalanan dan tidak mengenakan tarif yang dapat

mengganggu pelayanan angkutan dalam trayek pada lintasan yang sama.

Selain adanya Peraturan Pemerintah secara de facto, Pemerintah juga

berperan besar terhadap perkembangan jasa transportasi 4848.Pemerintah

terutama Dinas Perhubungan Kota Bandung memberikan pengawasan terhadap

setiap jasa transportasi domisili Kota Bandung. Pengawasan tersebut berupa

pengawasan harga yang tidak boleh lebih tinggi dari angkutan bis.Persaingan tarif

antar jasa transportasi seringkali memunculkan persaingan yang tidak sehat

bahkan ada beberapa usaha jasa transportasi yang menawarkan tarif lebih murah

Page 41: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

91

dari tarif bis. Hal itu jelas tidak diperbolehkan oleh Dinas Perhubungan, alasannya

adalah untuk menjaga angkutan bis dan lainnya agar tidak mengalami kerugian.

Dinas Perhubungan Kota Bandung juga melakukan pembinaan usaha

terhadap perusahaan jasa transportasi. Menurut Dinas Perhubungan Kota Bandung

adanya jasa transportasi yang terus berkembang tidak membuat Dinas

Perhubungan untuk membatasinya, selama jasa transportasi itu tidak menyalahi

aturan yang diberlakukan dan tidak merugikan angkutan lainnya maka semuanya

tergantung dari pilihan masyarakat apa mau menggunakan moda transportasi jenis

itu atau tidak. Dari sisi usaha, pemerintah sebagai institusi mempunyai

kewenangan untuk mengatur dengan pertimbangan teknis yang dilakukan untuk

kelangsungan perusahaan juga. Jasa transportasi merupakan mitra dan binaan

Dinas Perhubungan, maka secara operasional selalu dipantau pelayanannnya

terhadap masyarakat dan diukur dari banyaknya keluhan masyarakat terhadap jasa

transportasi tersebut. Bila terlihat banyak keluhan dari masyarakat maka Dinas

Perhubungan dapat menegur bahkan memberhentikan izin usaha jasa transportasi

tersebut.

4848 sebagai salah satu jasa transportasi di Kota Bandung juga

mendapatkan pengawasan dari Dinas Perhubungan. Selain itu 4848 juga

menganggap bahwa Dinas Perhubungan merupakan mitra kerja dari 4848

sehingga tercipta hubungan baik antara keduanya.Kerjasama yang terjalin lama

membuat hubungan 4848 dan Dinas Perhubungan menjadi sesuatu yang bernilai

positif.Hubungan baik itu tercermin dari berbagai kemudahan yang didapat oleh

4848 atas kerjasama yang terjalin baik selama ini seperti pemberian izin usaha

Page 42: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

92

atau trayek yang diberikan oleh Dinas Perhubungan kepada 4848.Kemudahan

lainnya adalah Dinas Perhubungan selalu mengawasi usaha 4848 dan memberikan

pengarahan dan saran positif bagi keberlangsungannya.

4.5 4848 dalam Persaingan antar Jasa Transportasi

Sejak selesai dibangunnya Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-

Padalarang) pada tahun 2005 usaha jasa transportasi mulai bermunculan.

Keberadaan ruas tol itu mempermudah akses transportasi antar kedua kota besar

Bandung-Jakarta. Waktu dan jarak tempuhnya menjadi lebih efisien dibandingkan

dengan menempuh jalur-jalur penghubung lainmisalnya, dengan menempuh jalur

Puncak, jalur Jonggol, maupun melalui jalur kereta api. Dengan keberadaan ruas

tol Cipularang, perjalananya menjadi lebih cepat dan tidak terlalu melelahkan.

Pembangunan ruas tol Cipularang telah menjadi inspirasi bisnis di bidang

transportasi berkonsep angkutan travel. Dipelopori oleh Xtrans yang membidik

kalangan masyarakat menengah ke atas, khususnya kalangan profesional dan

businessman dengan mengusung waktu tempuh yang lebih cepat satu jam

dibandingkan dengan armada lainnya.

Bandung sebagai tujuan wisata, bisnis, kuliner, pendidikan serta maraknya

tempat belanja pakaian murah membuat Bandung menjadi kota yang wajib

dikunjungi. Kemudahan yang diciptakan oleh adanya tol Cipularang membuat

wisatawan Jakarta hampir setiap akhir pekan menghabiskan waktu di Bandung.

Segala kemudahan itu membuat keberhasilan Xtrans yang sebelumnya melihat

pelopor jasa transportasi 4848 kemudian diikuti dengan bermunculan usaha jasa

Page 43: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

93

transportasi baru.Persainganpun tidak dapat dielakkan, salah satunya adalah

persaingan dengan sistem yang diberlakukan. Bila sebelumnya 4848

menggunakan sistem door to door kemudian beralih dengan sistem Point to Point

atau Shuttle to Shuttle. Maksud sistem tersebut adalah armada hanya mengangkut

penumpang di pool-nya (shuttle) saja. Armada travel juga tidak mengangkut

penumpang selama di perjalanan. Sistem tersebut ternyata efektif karena menjadi

jelas dan tidak mengganggu target waktu tempuhnya. Sistem layanan antar jemput

(door to door) yang menjadi ikon perusahaan-perusahaan angkutan travel, tidak

bisa memenuhi harapan masyarakat di segmen kalangan professional dan

businessmanmaka kemudian sistem shuttle to shuttle atau point to point lah yang

menjadi pilihan.Peningkatan jumlah usaha jasa transportasi di kota Bandung

kemudian terus meningkat.Dibawah ini merupakan tabel mengenai jumlah jasa

transportasi dan jumlah penumpang yang ada di Kota Bandung.

Page 44: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

94

Tabel 4.4 Nama Jasa Transportasi dan Populasi Penumpang Pada Perusahaan Jasa

Transportasi di Kota Bandung Periode Tahun 2007

No Nama Travel Jumlah Penumpang ( Orang )

1. City Trans 68.558 2. Vit Trans 80.684 3. Bimo Trans 9.421 4. Queen Travel 10.209 5. Nusantara Indah Travel 21.863 6. Primajasa Travel 17.424 7. Selecta Travel 10.971 8. Day Trans 56.133 9. X Trans 269.999 10. 4848 Travel 42.098 11. Celebrity Travel 21.110 12. Cipaganti Travel 137.509 13. Rama Citra Travel 40.487 14. Roadtrip Travel 21.031 15. Transporter 38.228 16. Mitra Travel 15.726 17. Cakra 21 Travel 9.421 18. Safa Trans 22.213 19. Buah Batu Travel 23.763 20. MM Travel 23.255 21. Audi’s Travel 18.160 22. Mega Trans 43.026 23. Star Travel 31.460 24. Baraya Travel 119.165 25. Transline 67.034 26. Maju Jaya Travel 10.069 27. Aya Mobil Travel 23.641 28. JE Travel 21.890 29. Mitra Travel 20.611 30. Dwi Berkah Travel 29.954 31. Purnagama Travel 37.834 32. Metrolines Travel 9.842 33. Kangoroo Travel 21.128 34. Pradana Travel 9.825

Jumlah 34 1.403.742 Sumber : data yang diolah dari arsip Dinas perhubungan mengenai jumlah jasa transportasi di Kota Bandung tahun 2007.

Page 45: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

95

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah munculnya tol

Cipularang jasa transportasi terus berkembang. Pada tahun 2007, terdapat 34 jasa

transportasi di Kota Bandung dengan berbagai kota tujuan di Indonesia. Jasa

transportasi kemudian menjadi sebuah moda transportasi masyarakat yang banyak

diburu dilihat dari segi kenyamanan dan keefektifan waktu. Maraknya jasa

transportasi juga menimbulkan persaingan dibidang pelayanan. Pelayanan tersebut

diberikan untuk memberikan kenyamanan terhadap konsumen. Pelayanan tersebut

berupa penyediaan armada-armada yang dilengkapi fasilitas seperti AC, GPS (

Global Positioning System) untuk menunjukkan arah dan tujuan kendaraan, dan

bahkan kursi penumpang yang terdapat dalam armadanya diatur atau disusun satu

kursi untuk satu penumpang sehingga para pengguna tidak perlu duduk

berdesakan dalam mobil dan dapat duduk dengan senyaman mungkin.

Persaingan lainnya juga terdapat dalam pengaturan tarif. Setiap jasa

transportasi mengeluarkan promo tarif murah sesuai tujuan dan pelayanan. Hanya

saja Dinas Perhubungan terus mengawasi masalah tarif agar tidak lebih murah

dari tarif bis. Persaingan tarif justru membuat masyarakat semakin diuntungkan

dengan usaha jasa transportasi. Tersedianya berbagai macam transportasi dan

kemudahan akses dalam berbagai hal di Bandung serta banyaknya tempat-tempat

wisata, maka semakin banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang

berkunjung dengan tujuan berlibur, bisnis dan lain sebagainya di Kota Bandung.

Saat itu, masyarakat dan jasa transportasi seakan tidak bisa dipisahkan.

Masyarakat membutuhkan jasa transportasi sebagai alat transportasi yang efektif,

jasa transportasi juga membutuhkan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan.

Page 46: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

96

Konsep penawaran dan permintaan digunakan disini, masyarakat memiliki

permintaan terhadap jasa transportasi dan usaha jasa transportasi memberikan

penawaran kepada masyarakat. Masyarakat kini dapat memilih jasa transportasi

mana yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sepatutnya

usaha jasa transportasi memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Masyarakat mungkin lupa bahwa pelopor jasa transportasi di Kota

Bandung adalah 4848, perjalanan panjang selama kurang lebih 39 tahun ternyata

belum cukup kuat untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam. Pada

awalnya 4848 merupakan sebuah moda jasa transportai yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat terutama di awal kemunculnnya. Menggunakan 4848 dapat

memudahkan masyarakat dalam mengantarkan barang maupun penumpang ke

tempat tujuan.4848 menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari masyarakat umum

pada masa kejayaanya. Namun seiring perjalanan waktu 4848 semakin

ditinggalkan.

Manajemen 4848 memang tidak diam saja menghadapi permasalahan

seperti itu.Pada tahun 2006, 4848 sudah mulai menerapkan sistem door to point

dan point to point. Hal itu merupakan jawaban dari upaya peningkatan pelayanan

4848 untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada penumpang

setianya.Sistem pembelian tiket melalui online punterus diperbaharui dan

dikenalkan untuk memudahkan para penumpang dalam pembelian tiket.Langkah

manajemen berikutnya adalah dengan melakukan peremajaan ke beberapa armada

yang dimilikinya. Walaupun hal itu belum terjadi pada semua unit yang dimiliki,

tetapi manajemen terus berupaya untuk memperbaiki dalam meningkatkan citra

Page 47: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

97

4848 sebagai pelopor jasa tranportasi di Kota Bandung. Beberapa wacana

kerjasama juga digaungkan oleh 4848 hingga akan melebarkan sayap ke

mancanegara, wacana tersebut terus dirampungkan agar hal tersebut cepat

direalisasikan.

4.6 Kemuduran Jasa Transportasi 4848

Perkembangan pesat 4848 yang tidak bertahan lama, dimulai pada tahun

1992, jasa taksi dalam kota mengalami kemunduran didorong dengan faktor

munculnya jasa taksi lainnya yang memberikan pelayanan yang lebih baik.

Penurunan jasa taksi dalam kota 4848 pada tahun 1992 tidak mempengaruhi jasa

transportasi lainnya bahkan pada tahun itu jasa antar-jemput sedang mengalami

peningkatan. Pada tahun 2001-2005 jumlah penumpang semakin menurun drastis

dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh mulai menurunnya permintaan dari

masyarakat akan jasa transportasi 4848. Tahun 2006-2008 penurunan semakin

terlihat sangat signifikan terutama pada tujuan Bandung-Jakarta, berbeda dengan

tahun sebelumnya penurunan drastis juga terjadi pada tujuan lainnya. Penurunan

tersebut diiringi dengan pelayanan dan menurunnya minat penumpang

menggunakan 4848 karena beberapa alasan.

Penurunan jumlah penumpang yang terjadi khususnya untuk rute Bandung

dan Jakarta mengakibatkan omset penjualan 4848 menurun.Manajer HRD 4848

Koriyanto mengemukakan bahwa :

Karena waktu tempuh 4848 sama dengan kereta api, 4848 mulai ditinggalkan penumpang. Penumpang yang naik travel 4848 mengalami pergeseran, ketika belum banyak pesaing, banyak karyawan atau mahasiswa yang masih mau menggunakan jasa 4848. Sekarang ini, 4848 digunakan oleh orang tua atau

Page 48: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

98

orang-orang yang ingin berlibur karena tidak diburu waktu. Sehingga secara tidak langsung omset 4848 pun menurun (sumber:http://www.google.com//bisnis travel. Publikasi Februari 2006).

Persaingan dalam usaha jasa transportasi terus meningkat, tahun 2006

merupakan puncak persaingan antara sesama usaha jasa transportasi. Persaingan

yang kompetitif inilah yang menyebabkan penurunan jumlah penumpang 4848.

Penurunan jumlah penumpang 4848 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Jumlah Penumpang 4848 Rute Bandung – Jakarta (PP) Tahun 2006-2007

Rute Jumlah Penumpang Tahun 2006 Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Bdg-Jkt 2.068 2.585 3.134 2.882 1.572 2.468 3.877 1.936 2.268 1.754 2.549 1.802 28.895 Jkt- Bdg 2.080 3.369 2.389 1.471 3.132 2.560 1.435 3.437 2.742 2.276 2.913 2.987 30.791

Rute Jumlah Penumpang Tahun 2007 Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Bdg-Jkt 1.775 1.556 1.260 1.108 997 1.125 1.304 1.112 986 1.246 1.096 1.468 15.033 Jkt- Bdg 1.278 2.472 1.454 2.743 2.149 2.116 2.486 1.986 1.894 2.389 1.784 2.268 23.125

Rute Jumlah Penumpang Tahun 2008 Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Bdg-Jkt 986 854 769 815 798 967 995 849 864 763 789 979 10.428 Jkt- Bdg 874 937 890 769 753 975 984 965 766 698 643 839 10.093

Sumber : data yang diolah dari arsip jumlah penumpang 4848 tahun 2006-2008

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa selama tahun 2006 sampai

dengan tahun 2008 jumlah penumpang 4848 mengalami naik turun baik untuk

rute Bandung-Jakarta maupun sebaliknya. Penurunan jumlah penumpang untuk

kedua rute tersebut mulai terlihat pada bulan April 2006 sebesar 252 orang untuk

rute Bandung-Jakarta dan 107 orang untuk rute Jakarta-Bandung. Meskipun pada

bulan selanjutnya mengalami peningkatan, namun penurunan jumlah penumpang

terus terjadi, khususnya untuk rute Bandung-Jakarta yang selama delapan bulan

berturut-turut (Desember 2006-Mei 2007) mengalami penurunan jumlah

penumpang. Tabel penumpang rute itu juga semakin memperjelas penurunan

Page 49: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

99

jumlah penumpang 4848 untuk tujuan Bandung-Jakarta yang terus merosot

hingga tahun 2008.

Fenomena tersebut juga memperlihatkan terjadinya penurunan permintaan

dari konsumen sebagai alat transportasi alternatif sehingga menuntut perusahaan

untuk lebih meningkatkan strategi yang dilakukan dalam bentuk pelayanan.

Startegi yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mempertahankan diri dalam

persaingan bisnis, selain itu diharapkan dengan peningkatan program layanan

pelanggan di atas dapat meningkatkan nama 4848 yang sudah mulai meredup

diakibatkan oleh banyaknya pesaing bisnis yang sama. Meskipun sebagai pionir di

bidangnya, namun pada akhirnya tidak dikenal oleh masyarakat sebagai

perusahaan besar yang memiliki beberapa jaringan usaha bahkan semakin

tersingkir dari persaingan usaha jasa transportasi. Masyarakat hanya sedikit saja

yang mengaku mengenal bahkan lebih banyak yang tidak mengenal, 4848 hanya

terkenal di berbagai kalangan orang tua atau bahkan dari kalangan orang-orang

yang dulu pernah menggunakan atau hanya mengetahui 4848 saat masa-masa

kejayaannya saja.

Ada beberapa hal yang membuat 4848 semakin ditinggalkan oleh

penumpangnya. Salah satu faktor yang paling mencolok adalah armada yang

dimiliki oleh 4848, armada yang digunakan untuk tujuan timur Jawa Barat sudah

tua dan sudah seharusnya diganti dengan armada yang baru atau hanya melakukan

peremajaan terhadap armada yang dinilai merupakan armada lama yang masih

digunakan. Berbeda dengan jasa transportasi lainnya yang mengandalkan armada

Page 50: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

100

baru sehingga masyarakat lebih memilih jasa transportasi baru dibandingkan

dengan 4848.

Sudut pandang masyarakat kemudian semakin berubah karena sistem door

to door tidak dianggap efektif lagi, banyaknya jumlah kendaraan di Kota Bandung

semakin memperlambat armada 4848 dalam menjemput dan mengantar

penumpang yang tempat tinggalnya saling berjauhan, waktu tempuh yang

seharusnya lebih cepat menjadi terbuang banyak dengan menjeput dan mengantar

penumpang ke tujuan mereka masing-masing. Kenyamanan dari pelayanan

menjadi faktor selanjutnya yang membuat 4848 semakin ditinggalkan. Hal itu

ditandai dengan adanya beberapa armada 4848 yang terkesan bisa mencari

penumpang di mana saja.Jumlah penumpang yang diangkut pun melebihi

kapasitas yang tidak seharusnya. Pada umunya sebuah armada hanya mengangkut

5 sampai 10 orang tapi terkadang penumpang melebihi kapasitas yang ditetapkan

tersebut. Kelebihan penumpang itu membuat kenyamanan semakin berkurang.

Bila jasa transportasi lainnya menjadikan pelayanan menjadi hal yang

diutamakan, salah satunya dengan sistem satu orang berangkat, 4848 belum

mampu melakukannya. Sudah seharusnya 4848 mencontoh kepada pelayanan

usaha jasa trasnportasi lainnya untuk mengatasi penurunan jumlah penumpang

yang terus terjadi.

Kepemimpinan Bintang Irawan berbeda dengan kepemimpinan Irawan

Sarpingi, perbedaan itu terlihat pada kebijakan dan setiap keputusan yang diambil,

bila sebelumnya Irawan Sarpingi berusaha menciptkan kondisi perusahaan yang

kondusif dengan rasa toleransi terhadap karyawannya yang tinggi ditunjang

Page 51: S SEJ 054212 Chapter4 - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_054212_chapter4(1).pdf · Pada bagian pertama, penulis membahas tentang latar belakang berdirinya

101

kesupelan yang dimilikinya sehingga membuat Irawan Sarpingi dekat dengan

atasan maupun bawahan. Sikap tersebut memberikan poin berbeda dengan

kepemimpinan saat ini, meskipun manajemen yang dimiliki belum begitu

terorganisir namun dengan situasi hubungan kerja yang baik dengan bawahan

maka semua persoalan bisa terselesaikan dengan baik bahkan sifat kekeluargaan

yang diterapkannya membuat perusahaan bisa berkembang dengan pesat.

Berbeda dengan sepeninggal Irawan Sarpingi, manajemen yang diterapkan oleh

Bintang Irawan memang terorganisir secara rinci namun dalam prakteknya

manajemen saja tidak cukup tetapi juga dibutuhkan hubungan yang baik dengan

karyawan. Permasalahan dalam manajemen itu juga yang menjadi alasan

mendasar mengapa 4848 tidak lagi berada di puncak kejayaannya.

Menurunnya 4848 tetapi tidak hanya dapat dipandang dari segi manajemen

saja. Pola pikir dan semakin tingginya kebutuhan masyarakat pun menjadi salah

satu alasan kemunduran dari 4848. Pengguna jasa transportasi yang didominasi

oleh para karyawan dan businessman membutuhkan waktu singkat dalam

melakukan perjalanan, pelayanan yang diberikan juga tidak dapat memenuhi

selera masyarakat yang semakin membutuhkan pelayanan terbaik sehingga 4848

semakin tidak dapat bertahan.