resume kulap osbi.docx

Upload: widi-yanti

Post on 10-Mar-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN OSEANOGRAFI BIOLOGIIDENTIFIKASI PLANKTON DALAM SAMPEL AIR KOLAM INDONESIA TENGGELAM DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

oleh:Widiyanti10612019

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFIFAKULTAS ILMU DAN TEKNIK KEBUMIANINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNGBANDUNG2015

BAB ITINJAUAN PUSTAKA1.1 Definisi dan manfaatPlankton merupakan organisme yang melayang di permukaan air laut. Plankton dapat berupa hewan ataupun tumbuhan. Plankton terdiri dari tiga jenis yaitu fitoplankton, zooplankton, dan bakterioplankton. Contoh dari bakterioplankton yaitu bakteri yang hidup di perairan yang biasanya dapat menghasilkan senyawa bioluminescens.Fitoplankton merupakan sel tunggal, alga yang hidup di laut. Beberapa dari fitoplankton mampu melakukan pergerakan dengan menggunakan flagel sedangkan beberapa yang lain hanya bergerak mengikuti arus. Fitoplankton memiliki ukuran berkisar dari 0,001 2 mm dan melayang atau berenang di atas 100 m di permukaan laut. Fitoplankton sangat tergantung terhadap keberadaan cahaya matahari dan oksigen untuk melakukan fotosintesis. Selain itu, fitoplankton juga memerlukan senyawa anorganik untuk sebagai sumber nutrient seperti fosfat (PO4) dan nitrat (NO3) juga membutuhkan CO2. Beberapa fitoplankton membutuhkan silikat (SiO4) karena memiliki cangkang menyerupai kaca (Verlencar et al., 2004).Marine Algae sangat penting bagi kehidupan di bumi dan dapat dikatakan dikatakan sebagai organisme hidup yang paling penting di planet bumi. Marine Algae memiliki pengaruh dalam tiga hal yaitu (1) menjadi faktor dalam control karbon dioksida di atmosfer, gas rumah kaca yang dapat memengaruhi retensi panas di atmosfer bumi (2) fitoplankton dan bakteri merupakan basis dari jejaring makanan di laut. Dalam hali ini nutrient anorganik seperti fosfat, nitrat dan karbon dioksida dikonversi menjadi molekul organic yang lebih kompleks yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dengan kata lain fitoplankton berperan dalam memasok nutrien bagi organisme yang berada pada level trofik tertinggi dalam jejaring makanan seperti zooplankton, ikan dan mamalia. (3) marine algae penting karena dapat menghasilkan berbagai macam senyawa toksik- marine biotoxin. Senyawa ini dikeluarkan fitoplankton ke dalam air yang kemudian dapat terakumulasi di dalam tubuh ikan atau kerang. Beberapa senyawa toksik mungkin tidak menyebabkan ikan atau kerang mati namun akan berdampak pada organisme yang berada di tingkatan trofik yang lebih tinggi seperti mamalia laut dan manusia (Verlencar et al., 2004).1.2 Metode samplingTerdapat 3 metode dalam melakukan sampling fitoplankton yaitu Bottle sampler, Plankton pumps, dan Plankton nets.1.2.1 Bottle sampleMetode sampling dengan mengambil sampling air merupakan metode yang direkomendasikan (Sournia, 1978) karena sanpel dapat mengandung seluruh ukuran spectrum dari jumlah yang besar seperti koloni diatom sampai sel tunggal yang paling kecil (Tomas, 1997). Metode ini cocok untuk melakukan koleksi fitoplankton secara kuantitatif sebanyak jumlah air yang dapat disampling dari kedalaman tertentu. Metode Bottle sample merupakan metode yang paling sederhana yang pada umumnya digunakan untuk melakukan sampling di muara dan di hutan mangrove (Verlencar et al., 2004). Terdapat 3 macam alat untuk melakukan sampling air dengan prinsip Bottle sampler yaitu Meyers water sampler (gambar 1.a), Friedingers water sampler (gambar 1.b), dan Niskins water sampler (gambar1. c). Gambar 1. Alat untuk sampling fitoplankton (a) Meyers water sampler (b) Friedingers water sampler (c) Niskins water sampler (Verlencar et al., 2004)1.2.2 Plankton pumpsPlankton pumps merupakan alat untuk samling terintegrasi yang memompa aliran air yang kontinu ke permukaan sehingga fitoplankton dapat dengan cepat terkonsentrasi dengan filtrasi yang kontinu (Verlencar et al., 2004). Karena pompa dapat mengoleksi secara kontinu dengan menurukan tabung melalui kolom air dari permukaan ke kedalaman yang diinginkan. Metode ini memiliki kelemahan misalnya memecah koloni, memutus seta Chaetoceros, dan memutus sel yang panjang menjadi potongan-potongan seperti Thalassiothrix spp (Verlencar et al., 2004).1.2.3 Plankton netsJaring digunakan untuk mempelajari plankton secara kuantitatif. Ukuran mata jala akan menyeleksi tipe dari fitoplankton yang dikoleksi. Sampling plankton dengan menggunakan jala/ jaring sangat bersifat selektif tergantung pada ukuran mata jala, kecepatan menyeret jala, dan keberadaan spesies di dalam air (Verlencar et al., 2004). Seretan jala memiliki keuntungan untuk koleksi plankton secara serempak dan menyediakan plankton dalam konsentransi yang cukup untuk melakukan identifikasi. Jala plankton yang biasa digunakan memiliki bentuk permukaan yang segitiga dan memiliki beberapa kelengkapan (Gambar 2).

Gambar 2. Plankton net1.3 Fiksasi dan PreservasiAgar sampel yang dikoleksi ingin tetap hidup maka sampel harus disimpan di pendingin dan hanya bisa digunakan untuk analisis beberapa jam saja. Untuk analisis yang lebih lama sample yang dikoleksi harus difiksasi dan preservasi. Senyawa yang biasa digunakan untuk melakukan fiksasi dan preservasi yaitu formalin dengan konsentrasi 40 % (formalin komersial). Formalin harus didimpan dalam botol plastic, tidak boleh disimpan dalam botol yang berbahan logan karena formalin akan bereaksi dengan logam. Asam format dalam formalin dapat menghancurkan cangkang dari beberapa organisme plankton. Asam yang etrkandung dalam formali dapat dineralisasi dengan menambahkan kalsium karbonat. Formalin yang biasa digunakan pada jala presrvasi untuk mempreservasi sampel yaitu formalin dengan konsentrasi 2% (Verlencar et al., 2004).1.3.1 Larutan LugolLarutan lugol baik digunakan untuk mempreservasi khusunya fitoplankton yang memiliki flagel dan silia untuk mempertahankan bentuk flagel dan silia. Larutan lugol mengandung 10 gram iodin dan 20 gram potassium iodin yang terlarut dalam 200 ml air suling dan 20 gram asam asetat glasial. Larutan harus disimpan dalam botol gelap. Larutan lugol yang digunkaan untuk preservasi yaitu larutan lugol dengan konsentrasi 1% (Verlencar et al., 2004).1.3.2 Bottle LabellingBotol yang dipakai untuk menyimpan sampel fitoplankton adalah botol yang berbahan kaca yang halus. Karena permukaan air biasanya berada di bawah kelarutan dengan silikat, penyimpanan di dalam botol kaca berkualitas bagus tidak akan melepaskan banyak silikat. Setelah dilakukan analisis, sample dapat disimpan di dalam botol secara permanen (Verlencar et al., 2004).

BAB IIMETODE2.1 Alat dan BahanBerikut ini merupakan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan sampling, fiksasi, preservasi dan identifikasi plankton (tabel 1).Tabel 1. Alat dan BahanAlatBahan

Gayung Botol sampel Mikroskop kamera Formalin Cover glass Kaca objek tisu

2.2 Cara kerjaa. Sampling airSampling air dilakukan di kolam Indonesia tenggelam yang berada di kawasan Institut Teknologi Bandung. Air kolam diambil sekitar 10 ml dengan menggunakan gayung. Setelah itu dimasukan ke dalam botol berukuran 10 ml.b. Fiksasi dan preservasiAir kolam 10 ml dimasukkan ke dalam botol kaca kemdian ditambahkan beberapa tetes formalin 4% (Gambar 3).

Gambar 3. Sampel air dan formalin (proses fiksasi plankton)c. IdentifikasiAir yang telah disampling diteteskan satu teteskan ke atas kaca objek. Setelah itu preparat ditutup dengan cover glass. Setelah itu preparat dapat diamati di bawah mikroskop dan diidentifikasi (Gambar 4).

Gambar 4. Pengamatan dan identifikasi plankton di bawah mikroskop

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilBerikut ini merupakan plankton yang teridentifikasi dalam sampel air kolam Indonesia tenggelam (Tabel 2). Tabel 2. Foto pengamatan plankton dari sampel air kolam Indonesia TenggelamFotoFoto (Perbesaran)keterangan

Perbesaran 400x(Plankton Of Lake Biwa)Ceratium hirundinellaFilum: DinoflagellataCiri: memiliki horn, berwarna merah sampai coklat

Perbesaran 400x(Plankton Of Lake Biwa)Anabaena macrosporaKelas: CyanophyceaeCiri: berwarna hijau, trikom tunggal dan lurus (John et al., 2002)

Perbesaran 400x(Plankton Of Lake Biwa)Oscillatoria sp.Kelas: Cyanophyceae Ciri: bagian dalam berwarna hijau dan bagian tepi berwarna merah muda, berbentuk filamen

Perbesaran 400x(Plankton Of Lake Biwa)Euglena sp.

3.2 PembahasanDari sampel air kolam Indonesia Tenggelam terdapat beberapa jenis plankton yang teridentifikasi yaitu Ceratium sp., Oscillatoria sp., Anabaena macrospora, dan Euglena sp. Ceratium sp. merupakan plankton yang dominan hidup di laut dan air payau. Namun salah satu spesies hidup di air tawar seperti Ceratium hirundinella sebagai indikator hard water dan Ceratium carolinianumis ditemukan di tanah berlumpur (University Of New Hampshire, 2015). Ceratium bersama peridinium merupakan jenis dinoflagellata yang hidup di danau air tawar dan berproliferasi di habitat yang miskin nutrient namun secara organic merupakan habitat yang kaya (University Of New Hampshire, 2015). Walaupun spesies Ceratium yang hidup di laut sering dihubungkan dengan peristiwa pasang merah namun tidak menunjukkan ahwa Ceratium menghasilkan metabolit sekunder yang beracun untuk ikan dan mamalia (University Of New Hampshire, 2015). Anabaena macrospora merupakan organisme yang hidup di air tawar yang memiliki trikom tunggal dan lurus (John et al., 2002). Anabaena merupakan planktonik alga yang umumnya ditemukan di ekosistem air tawar. Anabaena memiliki range temperatur dan salinitas yang luas (Towers, 2010). Oscillatoria sp. Memiliki bentuk filament, memiliki trikom yang lurus, berwarna biru-hijau cerah- merah tua hingga hamper hitam (Vos et al., 2011; Margulis & Chapman, 2009). Diameter trikom dari Oscillatoria sp. yaitu sekitar 1-100 mikrometer. Pada beberapa spesies oscillatoria terdapat genera yang dapat meghasilkan hepatoxin dan neurotoxin (Margulis & Chapman, 2009). Genera ini juga dapat melakukan fotosintesis (Vos et al., 2011; Margulis & Chapman, 2009). Oscillatoria sp. Memiliki habitat di perairan tawar sampai ke laut,. Pada habitat yang kaya akan bahan organic seperti salt marshes strain dari oscillatoria yang dapat ditemukan adalah strain yang tidak berwarna (Baker, 2012).Oscillatoria biasanya mendiami danau yang asin dan sedikit dari spesiesnya dapat hidup pada suhu 56-60C. Beberapa dari spesiesnya merupakan mat-former di sungai dan dalam jumlah lain termasuk plankton di air tawar dan air laut yang hangat (Wobeser, 1997). Euglena sp. juga memiliki habitat hidup di air tawar dan ditemukan pada sampel air kolam Indonesia Tenggelam, ITB.

Daftar PustakaBaker, A.L. et al.2012.Phycokey-- an image based key to Algae (PSProtista), Cyanobacteria, and other aquatic objects. University of New Hampshire Center for Freshwater Biology. http://cfb.unh.edu/phycokey/phycokey.htm8 Dec 2015John, D. M., B. A. Whitton, & A. J. Brook. 2002. The Freshwater Alga Flora of The British Isles. Cambridge: The Natural History Museum and The British Pychological SocietyMargulis, L., & M.J. Chapman. 2009. Five Kingdoms- An Illustrated Guide to the Phyla of Life on Earth, 3rd Edition. W.H. Freeman & CompanySournia, A(ed). 1978. Phytoplankton manual. In Monographs on Oceanographic Methodology 6, pp 337. UNESCO, ParisTomas C. R., 1997. Identifying marine phytoplankton. Academic press, Harcourt Brace and Company, Toronto. Pp. 858Towers, A. 2010. Ananbaena. http://bioweb.uwlax.edu/bio203/2010/towers_albe/habitat.htm diakses pada tanggal 8 Deember 2015 pukul 19.36 WIBUniversity Of New Hampshire. 2015. Ceratium. http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Dinophyceae/CERATIUM/Ceratium_key.htm diakses pada tanggal 8 Desember 2015 pukul 19.18 WIBVerlencar, X.N., V.K. Dhargalkar & B.S. Ingole. 2004. Phytoplankton Indentification Manual. Goa: National Institutes of OceanographyVos, P., G. Garrity, D. Jones, N. R. Krieg, W. Ludwig, F. A. Rainey, Karl-Heinz Schleifer, & W. Whitman. 2011. Bergeys Manual of Systematic Bacteriology Third Edition. Springer Science & Business MediaWobeser, G.A. 1997. Disease of Wild Waterfowl Second Edition. New York: Plenum Press