laporan proyek ekologi kulap kecil - akuatik

25
LAPORAN KULIAH LAPANGAN KECIL PROYEK EKOLOGI (BI-3204) PENENTUAN STATUS EKOLOGIS SUNGAI SUB-DAS CIMAHI Tanggal kulaih lapangan: 26-27 September 2015 Tanggal pengumpulan: 20 Oktober 2015 disusun oleh: Kinanti Prestiasani 1061366 Kelompok 10 Asisten: Adithya Mirza Pahlevi S.si PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INTSITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2014

Upload: anonymous-m18yagdcoy

Post on 01-Feb-2016

82 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

LAPORAN KULIAH LAPANGAN KECIL

PROYEK EKOLOGI (BI-3204)

PENENTUAN STATUS EKOLOGIS SUNGAI SUB-DAS CIMAHI

Tanggal kulaih lapangan: 26-27 September 2015

Tanggal pengumpulan: 20 Oktober 2015

disusun oleh:

Kinanti Prestiasani

1061366

Kelompok 10

Asisten:

Adithya Mirza Pahlevi S.si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

INTSITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2014

Page 2: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai Cimahi adalah anak dari Sungai Citarum. Sungai ini ada di Kabupaten

Bandung. Sepanjang alirannya dari hulu, sungai ini tempat yang berbeda: dari hutan

pinus, tegalan, hutan campuran, kawasan wisata hingga pemukiman warga dan

industri. Daerah Aliran Sungai merupakan wilayah yang dibatasi oleh topografi alami

dam merupakan tempat mengkaji interaksi antara ekosistem akuatik lotik dan

terestrial. Pada kegiatan kuliah lapangan kali ini, Sub DAS Cimahi akan dipelajari di

dua titik yaitu di bagian Curug Cimahi yang terletak lebih hulu, dan di Sungai

Cihanjuang yang terletak lebih hilir dan telah melewati lahan permukiman warga.

Studi yang dilakukan adalah penentuan status ekologi dan hubungannya dengan

interaksi antara komponen biotik-abiotik di bagian akuatik maupun terestrialnya.

Status ekologi ini penting untuk menentukan langkah ke depan yang harus diambil

oleh stakeholder terkait kebijakan di DAS tersebut.

1.2 Tujuan

Menentukan status ekologi Sub DAS Cimahi di stasiun pengamatan Curug

Cimahi dan Sungai Cihanjuang serta melihat keterkaitannya dengan

penggunaan lahan

Page 3: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Deskripsi Area Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua titik di aliran Sub DAS Cimahi, yaitu Curug

Cimahi dan Sungai Cihanjuang.Gambar 2.1 memuat lokasi dari Sub DAS yang

diamati.

Gambar 2.1 Posisi Curug Cimahi dan Sungai Cihanjuang (Sumber : Google Earth)

2.2 Cara Kerja

Pada lokasi Curug Cimahi maupun Sungai Cihanjuang, sepuluh kelompok

yang ada disebar ke sepuluh titik untuk melakukan pengamatan dan pengambilan

data. Gambar 2.3 memuat plot pengamatan di sungai Cihanjuang. Di masing-masing

lokasi pengambilan data, hal yang dilakukan antara lain mengambil data mikroklimat,

pencuplikan bentos dengan jala surber, pengambilan sampel air untuk analisis fisika-

kimia dan pengamatan berupa warna air, bau air dan rona lingkungan.

Page 4: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

Gambar 2.3 Lokasi Pengambilan data Analisis Status Akuatik di Sungai Cihanjuang (Sumber :

Google Earth)

Untuk pencuplikan bentos digunakan jala surber, di mana hewan –hewan

yang hidup di substrat bagian dasar sungai (seperti batu dan lumpur) dijebak. Jala

Surber ditaruh pada posisi jala berlawanan arah dengan arus air sungai. Bagian yang

berbentuk bujursangkar (persegi) dan tidak melekat dengan jala digunakan sebagai

area pencuplikan bentos. Substrat yang ada di area pencuplikan bentos dikeruk

sehingga bentos yang melekat pada substrat dapat terbawa arus air dan masuk ke

dalam jala. Untuk substrat berbentuk batu, batu diambil dan dibersihkan di baki

menggunakan sikat gigi sehingga bentos yang terdapat pada batu dapat diambil dan

dimasukkan ke dalam kantung plastik berisi air sungai. Bentos yang terperangkap

pada jala, dipindahkan ke dalam wadah plastik dan disimpan. Bentos ini akan

diidentifikasi dan dihitung populasinya. Untuk pengukuran faktor fisika-kimia seperti

suhu, kadar oksigen terlarut, turbiditas, konduktifitas dan pH, air sungai diambil

sampelnya menggunakan botol. Botol dicelupkan ke dalam air dengan posisi

membelakangi arah arus sungai. Botol diisi hingga penuh tanpa ada gelembung

sedikit pun terbentuk di dalam botol.

Selain pencuplikan bentos dan Jala Surber dan pencuplikan air sungai, data

lain yang diambil adalah informasi mikroklimat dan edafik (suhu udara, kelembaban

udara, intensitas cahaya, suhu tanah, kelembaban tanah serta pH tanah).Untuk

Page 5: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

pengambilan data mikroklimat dan edafik, seperti pada pengambilan data pada

analisis di terestrial, beberapa jenis alat ukur digunakan. Kelembaban dan suhu udara

diukur dengan menggunakan alat sling psychrometer. Alat ini terdiri dari dua buah

termometer yaitu termometer kering dan basah. Alat selanjutnya adalah untuk

mengukur intensitas cahaya matahari yaitu luxmeter. Pengukuran dapat dimulai

dengan menekan tombol record dan dilakukan selama tiga menit. Setelah tiga menit,

data dapat dilihat dengan menekan tombol recall berkali kali hingga didapat hasil

average atau rataan.

Kelembaban dan pH tanah diukur menggunakan soil tester. Alat ini berbentuk

menyerupai paku dengan sensor yang terbuat dari logam di ujungnya. Soil tester

ditancapkan ke dalam tanah sampai bagian sensornya terpendam kemudian ditunggu

tiga menit untuk diambil data pH-nya. Tanah tidak boleh ditambah air walaupun

tujuannya adalah untuk mempermudah masuknya soil tester. Setelah tiga menit, data

pH tanah akan terukur. Untuk mengambil data kelembaban,maka tombol yang ada di

bagian samping soil tester ditekan selama tiga menit penuh. Data kelembaban akan

didapatkan dalam satuan %.

Setelah data diambil menggunakan alat-alat diatas, dilakukan analisis data

identifikasi dan mengukur kelimpahan bentos yang terdaat di masing-masing lokasi.

Page 6: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Analisis Data

Setelah mengambil data di ketiga jenis hutan dan melakukan pengamatan

burung di kawasan hutan campuran, data yang didapat dianalisis menggunakan

metode yang telah dicantumkan sebelumnya. Kedua pengamatan dilaksanakan ddi

aliran sungai, di mana airnya berarus (ekosistem lotik). Rona lingkungan dari Curug

Cimahi adalah sungai berbatu dengan vegetasi d sekitar yang cukup padat, sungai

terletak di antara dua jurang. Di bagian tebing terdapat tetesan air dari akar

tumbuhan, namun tidak mempengaruhi aliran sungai. Lahan di kawasan ini

digunakan untuk keperluan wisata sehingga tidak ada aktivitas rumah tangga maupun

indurstri. Aliran sungainya cukup deras. Rona lingkungan dari Sungai Cihanjuang

adalah area sempadan yang sudah diberi batasan dari tembok, lahan sekitar yang

dipakai untuk permukiman, tutupan vegetasi hanya berupa rumput kecil di daerah

sempadan dan sedikit pohon. Aliran sungai tidak terlalu deras, terdapat banyak

sampah di aliran maupun sekitar sungai. Sungai merupakan penampungai air dari

saluran air di permukiman sekitar. Selain rona lingkungan, mikroklimat juga diamati.

Secara umum, kondisi mikroklimat dari Sub DAS Cimahi yang diamati dapat dilihat

dalam Tabel 3.1 dan 3.2. Kondisi ini akan berkaitan dengan parameter lain yang

diamati.

Tabel 3.1 Data Rata-Rata Mikroklimat Curug Cimahi

 Suhu udara (oC) Kelembaban Rf

udara (%)

Intensitas cahaya (Lux) (Nilai rata2/

average)

Rata-rata 19,43 84,37 6588,30Standar devisiensi 0,92 11,73 11004,12

Page 7: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

Tabel 3.2 Data Rata-Rata Mikroklimat Sungai

 Suhu udara (oC) Kelembaban Rf

udara (%)

Intensitas cahaya (Lux) (Nilai rata2/

average)

Rata-rata 19,43 84,37 6588,30Standar devisiensi 0,92 11,73 11004,12

3.1.1 Komunitas Bentos

Makrobentos adalah hewan yang hidup dalam substrat berupa lumpur

atau batu yang ada di dasar suatu perairan. Hewan ini bersifat cecil (menetap)

sehingga dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan abiotik di perairan. Hal ini

dapat terjadi karena toleransi yang bervariasi antar-makrobentos sehingga yang hidup

di suatu bagian sungai merupakan makrobentos yang paling fit dengan keadaan

sekitarnya (Odum, 1993). Dari sampel bentos yang telah dicuplik menggunakan Jala

Surber di kedua stasiun pengamatan, diperoleh data kelimpahan yang dapat dilihat

pada Grafik 3.1 dan 3.2.

0

20

40

60

80

100

Gambar 3.1 Kelimpahan Makrobentos Curug Cimahi

Page 8: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

020406080

100120

Gambar 3.2 Kelimpahan Makrobentos Sungai

Dari grafik di atas, dapat diamati bahwa makrobentos yang paling melimpah

di stasiun pengamatan Curug Cimahi adalah Baetidae sp dengan kerapatan individu

yang juga tertinggi. Secara umum, makrobentos di sini memiliki kekayaan spesies

sebanyak 25 spesies. Pada tabel makronetos di Lampiran, dapat dilihat bahwa indeks

keragamannya adalah 1,9 dan indeks dominansinya adalah 0,29. Sesuai dengan

standar indeks keragaman Shannon-Wiener dan dominansi Simpson, maka

keragaman di tempat ini termasuk sedang dengan dominansi yang cukup rendah

(lebih mendekati 0).

Pada sungai, spesies yang paling melimpah adalah adalah Tubifex sp dengan

kerapatan yang paling besar pula. Nilai indeks keragaman dan dominansinya adalah

2,6 dan 0,12 dengan kekayaan spesies sebanyak 33 spesies. Jika dibandingkan,

stasiun pengamatan sungai memiliki keragaman dan kekayaan spesies yang lebih

tinggi serta dominansi yang lebih rendah daripada stasiun Curug. Secara alami,

makrobentos sungai menjadi bertambah banyak jenisnya dari hulu ke arah hilir. Hal

ini disebabkan karena banyaknya materi organik yang telah hancur dan terlarut di

dalam air sungai. Ditambah lagi bahwa semakin ke hilir maka sungai akan semakin

lebar dengan arus yang lebih tenang. Hal ini dapat membuat lebih banyak dan

beragam makrobentos yang dapat hidup. Stasiun pengamatan Cihanjuang air

sungainya tercemar oleh limbah organik maupun limbah rumah tangga yang non-

Page 9: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

organik (sampah popok, kemasan, dan deterjen). Dalam kondisi pencemaran yang

ditemukan di Sungai Cihanjuang ini, organisme yang bertahan seharusnya hanya

organisme tertentu yang memiliki toleransi tinggi. Namun, dari data yang didapat

keanekaragamannya justru lebih tinggi daripada di Curug Cimahi. Hal ini dapat

terjadi karena faktor fisika-kimia yang masih dalam batas toleransi maksrobentos dan

mendukung banyaknya jenis bentos. Faktor fisika kima (kecepatan arus, warna,

kkeruhan, suhu air, dan kandungan gas dan ion) memperngaruhi kelimpahan bentos

(Setyobudiandi, 1997)

3.1.2 Parameter Fisika-Kimia Perairan

Parameter fisika-kimia dari stasiun Curug dan Cihanjuang dapat dilihat pada

Tabel 3.3 dan 3.4 di bawah ini. Konsentrasi amonium, nitrit, nitrat dan ortofosfat

pada kedua stasiun cenderung mirip. Begitu juga dengan pH yang keduanya

cenderung netral (walaupun di Curug cenderung lebih basa). Untuk suhu, terdapat

perbedaan yang cukup besar karena perbedaan waktu pengambilan data (di Curug

saat pagi dan di sungai saat siang hari). Faktor yang memiliki perbedaan cukup besar

adalah konduktivitas, kadar DO, warna dan bau.

Konduktvitas air dari sungai besarnya lebih dari dua kali lipat konduktivitas

air dari Curug. Konduktivitas adalah cerminan dari seberapa banyak ion yang

terdapat pada air sehingga dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas terkait dengan

kadar ortofosfat, karena di air ortofosfat akan terpisah menjadi ionnya sehingga

konduktivitas berubah pula (Setyobudiandi, 1997). Semakin tinggi konduktivitas

sampel sungai, semakin tercemar sampel itu karena berarti banyak ion yang berasal

dari pencemar terlarut. Dari segi pH, air sungai ternyata bersifat lebih asam. Dari segi

warna dan bau, warna air dari sungai jauh lebih keruh daripada di curug, dan baunya

sangat menyengat dan hanyir. Hal ini tentu saja bisa dikaitkan dengan penggunaan

lahan di sekitar masing-masing aliran: Curug Cimahi digunakan sebagai tempat

wisata, tidak ada pembuangan limbah industri maupun rumah tangga. Sungai

Cihanjuang sebaliknya, berada di lahan permukiman padat, banyak sampah dan

Page 10: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

limbag rumah tangga maupun eksresi manusia yang dibuang ke sungai tersebut.

Warna dan bau akan terpengaruh.

Tabel 3.3 Data Fisika Kimia Curug Cimahi

Parameter fisika kimia

Nilai Keterangan

konsentrasi amonium

0.1110371

konsentrasi nitrit 0.0486098konsentrasi nitrat 0.057058konsentrasi ortofosfat

0.0230278

pH 7.47Suhu 21.54konduktivitas 135.34DO 8.799Warna air 1 belum atau sedikit tercemarBau air 1 belum atau sedikit tercemar

Tabel 3.4 Data Fisika Kimia Sungai

Parameter fisika kimiakonsentrasi amonium 0.174013konsentrasi nitrit 0.052991konsentrasi nitrat 0.0881449konsentrasi ortofosfat 0.0331403pH 7.05Suhu 28.75konduktivitas 322.67DO 7.513Warna air 7.6 Tercemar parahBau air 7.7 Tercemar parah

3.1.3 Penentuan Status Ekologis Sungai

Dari data fisika-kimia serta keanekaragaman bentos yang telah dipaparkan

sebelumnya, status ekologi sungai dapat ditentukan. Penentuan ini dilakukan dengan

Page 11: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

sistem scoring parameter fisika-kimia dan hasilnya dirata-ratakan dengan indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener. Tabel 3.5 memuat acuan dalam sistem scoring.

Tabel 3.5 Acuan Penentuan Status Ekologi Sungai

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Status ekologis = A+B2

A= rata-rata parameter

B=skor H’

dan kriteria berikut:

· Belum atau sedikit tercemar = skor rata-rata ≤ 2,00

· Tercemar ringan = skor rata-rata 2,00 – 4,00

· Tercemar sedang = skor rata-rata 4,00 -6,00

· Tercemar parah = skor rata-rata > 6,00

Dapat ditentukan bahwa status ekologis Sub DAS Cimahi stasiun Curug Cimahi

adalah tercemar rendah, sedangkan stasiun Sungai Cihanjuang tercemar berat.

Keadaan ini tidak terlepas dari penggunaan lahan di sekeliling sungai, seperti yang

telah dijelaskan di poin sebelumnya.

Page 12: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

BAB IV

SIMPULAN

Simpulan dari praktikum ini adalah:

Status ekologi Sub DAS Cimahi stasiun Curug Cimahi adalah tercemar

rendah, sedangkan stasiun Sungai Cihanjuang tercemar berat.Stasiun Sungai

dapat tercemar berat karena penggunaan lahan di sekitar aliran sungai yang

Page 13: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

merupakan permukiman dan sungai menjadi tempat pembuangan limbah

penghuni permukiman sekitar.

Page 14: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

DAFTAR PUSTAKA

Odum, E.P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta (Penerjemah Tjahjono Samingar). Hlm 370, 374-375, 386.

Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Page 15: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

LAMPIRAN

Makrobenthos curug cimahi

Nama spesies Kelimpahan

Jumlah Individu

Ind/m2 pi  pi ln pi pi2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Baetidae sp.          86         86

87,7551

0,52439

-0,33850393

0,2749851279

Planaria sp.       1 6 2     4 3 1616,32653

0,097561

-0,22705148

0,0095181440

Cloeon sp. 1   1     2 5   2 4   1414,28571

0,085366

-0,21006907

0,0072873290

Hydroptilidae sp.     8               8

8,163265

0,04878

-0,1473

3780,0023795360

Caenis sp. 3     4             77,142857

0,042683

-0,13462009

0,0018218322

Dero sp.     4         2     66,122449

0,036585

-0,1210

2830,0013384890

Baetis sp.     3               33,061224

0,018293

-0,07319367

0,0003346222

Chironomus sp.     3               3

3,061224

0,018293

-0,07319367

0,0003346222

Dicranota sp.               3     3

3,061224

0,018293

-0,07319367

0,0003346222

Dubiraphia sp.

              3     3 3,061224

0,018293

-0,0731

0,0003346222

Page 16: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

9367

Drunella sp.               2     22,040816

0,012195

-0,05374048

0,0001487210

Antocha sp.             1       11,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Cheumatopsyche sp.                   1 1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Cloeon sp. 2             1       11,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Elemidae sp. 1                   1 1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Hydropsyche sp. 1   1                 1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Hydropsyche sp. 2           1         1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Oligochaeta sp. 3 1                   1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Oligochaeta sp. 4         1           1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Otioshychus sp.               1     1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Palpomya sp.                   1 1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Tabanus sp.                   1 11,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Tedipes sp.             1       11,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Wattebledia sp.               1     1

1,020408

0,006098

-0,03109675

0,0000371802

Page 17: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

                 Total 164

167,3469 1

-1,92938355

0,2993010113

Makrobenthos sungai

No.

Nama spesies Kelimpahan

Jumlah Individu

Ind/m2 pi

 pi ln pi pi2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1Tubifex sp.

10 9 2 9

16

54   5     105

107,142

9 0,3

-0,36119184

0,090000000

0

2Tabanus sp.              

40     40

40,8163

3

0,11428

6

-0,24789185

0,013061224

5

3Hellobdella sp. 1 4 3 1    

12 9     30

30,6122

4

0,08571

4

-0,21057735

0,007346938

8

4Tarebia sp.   3 7             15 25

25,5102

0,07142

9

-0,18850409

0,005102040

8

5Thiara sp. 2    

18   6           24

24,4898

0,06857

1

-0,18376315

0,004702040

8

6Melanoides sp. 1   1       6

11       18

18,3673

5

0,05142

9

-0,15261744

0,002644898

0

7Enchytraeidae sp. 5   6 5             16

16,3265

3

0,04571

4

-0,14104432

0,002089795

9

8Tendipes sp.   8 3   1 3 1       16

16,3265

3

0,04571

4

-0,14104432

0,002089795

9

9Antocha sp.             7       7

7,14285

7 0,02

-0,07824046

0,000400000

0

10 Brotia sp.         1         6 7

7,14285

7 0,02

-0,07824046

0,000400000

01 Dero sp.             7       7 7,14 0,02 - 0,0004

Page 18: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

1285

70,07824046

000000

12

Melanoides sp. 3         1         5 6

6,12244

9

0,01714

3

-0,06970583

0,000293877

6

13

Parathelpusa sp.     1     3       2 6

6,12244

9

0,01714

3

-0,06970583

0,000293877

6

14

Melanoides sp. 2             5       5

5,10204

1

0,01428

6

-0,06069279

0,000204081

6

15

Bellamya sp. 1 1 1 1             4

4,08163

3

0,01142

9

-0,05110444

0,000130612

2

16

Digoniostoma sp. 1     1   1 1       4

4,08163

3

0,01142

9

-0,05110444

0,000130612

2

17

Melanoides sp. 4                   4 4

4,08163

3

0,01142

9

-0,05110444

0,000130612

2

18

Hydroppsyche sp. 1         3           3

3,06122

4

0,00857

1

-0,04079418

0,000073469

4

19 Musca sp. 1     2             3

3,06122

4

0,00857

1

-0,04079418

0,000073469

4

20

Thiara sp. 1                   3 3

3,06122

4

0,00857

1

-0,04079418

0,000073469

4

21

Thiara sp. 3         3           3

3,06122

4

0,00857

1

-0,04079418

0,000073469

4

22

Empididae sp. 1               2     2

2,04081

6

0,00571

4

-0,02951306

0,000032653

1

23

Palpomya sp.   2                 2

2,04081

6

0,00571

4

-0,02951306

0,000032653

1

24

Cheumatopsyche sp. 1                   1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

325

Chironomus sp.

            1       1 1,02040

0,00285

-0,016

0,000008163

Page 19: Laporan Proyek Ekologi Kulap Kecil - Akuatik

8 7 73695 3

26

Empididae sp. 2   1                 1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

27

Hirudinea sp.                 1   1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

28

Lumbricus sp.                   1 1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

29

Melanoides sp. 5         1           1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

30

Oligochaeta sp. 1           1         1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

31

Oligochaeta sp. 2       1             1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

32

Oligochaeta sp. 4         1           1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

33

Pilsbryoconcha sp.         1           1

1,02040

8

0,00285

7

-0,01673695

0,000008163

3

                     Total 350

357,142

9 1

-2,6043459

0,129861224

5