refleksi kasus radioterapi npc
DESCRIPTION
Refkas stase Radiologi RSS 2015.TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUSYACOBUS CHRISTIAN PRASETYO06/192685/KU/11741
DESKRIPSI KASUS
IDENTITAS• Nama : Bp. Syt• Jenis kelamin: Laki – laki• Usia : 59 tahun• Tempat tinggal: Suropadan, Tirtomulyo, Bantul• Poli : Radioterapi
ANAMNESIS• KELUHAN UTAMA: Kiriman SpB. K-Onk post operasi benjolan
di leher
• RPS: 3th SBMRS, pasien merasakan ada benjolan di leher kanan dan kiri lalu dipijat namun tidak diperiksakan ke dokter.1th SBMRS, keluhan tidak berkurang, pasien datang ke dr Sp.B K-Onk lalu dioperasi. Pasien diberikan kemoterapi 24 kali oleh dokter. Dilakukan pemeriksaan PA, hasil curiga Ca Nasofaring undifferentiated.HMRS, pasien mengeluhkan mimisan (+) dan sering pusing (+). Hidung buntuk (-), pendengaran menurun, nafsu makan menurun. Pasien saat ini menjalani radioterapi.
• RPD: Pasien adalah perokok berat.• RPK: keluhan serupa (-).
DIAGNOSIS• Nasopharyngeal Carcinoma durante radiasi
NASOPHARYNGEAL CARCINOMA
DEFINISI• Tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan
predileksi di fossa Rossenmuller dan atap nasofaring• Merupakan tumor daerah kepala dan leher yang terbanyak
ditemukan di Indonesia• Diagnosis dini cukup sulit karena letaknya yang tersembunyi.
ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI• Penyebab utama karsinoma nasofaring adalah kaitan dengan
infeksi virus Epstein-Barr dan konsumsi ikan asin.• Insidensi karsinoma nasofaring tertinggi di dunia dijumpai
pada penduduk daratan Cina bagian selatan, dengan angka rata – rata 30 – 50 / 100.000 penduduk per tahun.
• Pria lebih sering dibanding wanita dengan rasio 2-3:1• Sering ditemukan pada usia produktif (30 – 60 th) dengan usia
terbanyak antara 40 – 50 th.
ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI• Ikan asin, makanan yang diawetkan, dan nitrosamin.• Keadaan sosio-ekonomi rendah, lingkungan dan kebiasaan
hidup.• Sering kontak dengan karsinogen:• Benzopyrenen• Benzoanthracene• Gas kimia• Asap industri• Asap kayu• Beberapa ekstrak tumbuhan
• Ras dan keturunan• Radang kronis sekitar nasofaring• Profil HLA.
PATOFISIOLOGI
INSEPSI• Genetik ; Lingkungan ; Viral
SILENT PERIOD
INVASI LOKAL• Mucus bercampur darah• Sumbatan tuba eustachius
PATOFISIOLOGI
KELENJAR LIMFE• Retrofaringeal / penyebaran lokoregional• Paranasofaringeal / parafaringeal• Erosi dasar tengkorak
PENYEBARAN SISTEMIK
HISTOPATOLOGI• Tipe I: Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
• Tipe II: Non-Keratinizing Squamous Cell Carcinoma (lymphoepithelioma)
• Tipe III: Undifferentiated Carcinoma
MANIFESTASI KLINISGejala Dini• Gejala telinga• Kataralis / sumbatan tuba eustaschius• Rasa penuh di telinga, rasa dengung dengan gangguan
pendengaran gejala sangat dini.• Otitis media hingga ruptur membran timpani
• Gejala hidung• Mimisan• Sumbatan hidung
Gejala Lanjut• Perbesaran kelenjar limfe leher• Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar• Gejala akibat metastasis
PEMERIKSAAN RADIOLOGIFoto Polos Cranium AP – Lateral - Waters• Tampak jaringan lumak di daerah nasofaring• Pada foto basis kranium dapat ditemukan destruksi atau erosi
tulang daerah fossa serebri media
CT Scan• Merupakan pemeriksaan yang paling dipercaya untuk
menetapkan stadium tumor dan perluasan tumor.• Stadium dini, terlihat asimetri dari saresus lateralis, torus
tubarius, dan dinding posterior nasofaring.
Bone Scan dan Foto Polos Thorak• Untuk mengetahui metastasis jauh
CT - SCAN
CT - SCAN
CT - SCAN
CT - SCAN
BONE SCAN
Px PENUNJANG LAINSerologi: Titer antibodi terhadap EBV• IgA anti VCA• IgA anti EA
Fine Needle Aspiration• Bila tumor primer di nasofaring belum jelas dengan
pembesaran kelenjar leher diduga metastasis karsinoma nasofaring
Morfologi Darah Tepi, Fungsi Hati, Fungsi Ginjal• Untuk mendeteksi metastasis
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
DD untuk massa kecil yang melibatkan mukosa:• Jaringan adenoid yang prominen namun normal• Limfoma nasofaring• Keganasan nasofaring primer low grade atau awal yang lain
DD untuk massa besar yang melibatkan basis kranii, termasuk di atas ditambah:• Metastasis• Chondroma• Chondrosarcoma• Meningioma• Macroadenoma pituitary
TATALAKSANA• Teletherapy / External Beam Radiotherapy• Brachytherapy• Kemoterapi• Bedah• Imunoterapi terhadap EBV• Vaksinasi terhadap EBV
COBALT TELETHERAPY
EXTERNAL BEAM RADIOTHERAPY• 2 LAPANG LATERAL: nasofaring, basis cranii, dan leher atas• lindungi bagian: lobus temporalis, pituitari, dan spinal cord
• 1 LAPANG ANTERIOR: leher bawah• lindungi bagian: laring dan spinal cord
BRACHYTHERAPY• Dipakai untuk tumor kecil, residual, atau rekuren• Sumber radioaktif: Radium, Iridium, Iodin, Gold
• INTERSTISIAL• Sumber radioaktif dimasukkan ke jaringan tumor.
• INTRACAVITARY• Sumber radioaktif dimasukkan ke dalam nasofaring melalui
kateter.
• HIGH DOSE RATE (HDR)• Radiasi diberikan dengan guidance komputer
INTERSTISIAL BRACHYTHERAPY
INTRACAVITARY BRACHYTHERAPY
HDR BRACHYTHERAPY
KOMPLIKASI RADIOTERAPI• Xerostomia• Hipotiroidisme• Fibrosis leher hilang lengkap jangkauan gerak• Trismus• kelainan gigi• hipoplasia struktur otot dan tulang• Retardasi pertumbuhan• Panhipopituitarisme• Sensoryneural hearing loss.
BEDAH & KEMOTERAPIBEDAH• Nasopharyngectomy, Cryosurgery• Untuk tumor residual dan rekuren
• Radical neck dissection• Untuk metastasis limfonodi radioresisten
• Paliative debulking• Untuk tumor T4
• Myringotomy dan insersi grommet• Untuk otitis media persisten dengan efusi
KEMOTERAPI• Obat Kemoterapi• Cisplatin• 5- Flurorourasil
• Indikasi Kemoterapi• Gagal terapi radiasi• Paliatif untuk metastasis jauh
TERAPI MENURUT TMN• T1 Radioterapi eksternal (6500 cGy)• T2 Radioterapi eksternal (7000 cGy)• T3 & T4 Radioterapi + Kemoterapi Brachytherapy dan
bedah jika diperlukan
• N0 Radioterapi eksternal (5000 cGy)• N1, N2, N3 Radioterapi eksternal (6000 cGy) + Kemoterapi
DAFTAR PUSTAKA• Adam, A., et al. Grainger & Allisons Diagnostic Radiology. 6th
Ed. Elsevier: Edinburgh. pp. 1611 – 1612.• Beauchamp, et al. Sabiston Textbook Of Surgery. 19th Ed. 2012.
Elsevier: Philadelphia. pp. 808 – 810.• Lalwani, A.K. Current Diagnosis and Treatment of
Otolaryngology. 2nd Ed. 2008. McGraw-Hill: New York. pp. 362 – 366.
• Symonds, P. et al. Walter & Miller’s Textbook of Radiotherapy. 7th Ed. 2012. Elsevier: China. pp. 358 – 362.
• www.radiopaedia.org