referat sistem karotis

Upload: alvinhadisaputra

Post on 08-Mar-2016

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Neurologi Sistem Karotis

TRANSCRIPT

VASKULARISASI SISTEM CAROTIS

Referat kecilSISTEM KAROTIS

Oleh:

RIDHA TRESCOVA.JANIM. 0908120388Pembimbing:

dr. RIKI SUKIANDRA, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

RSUD ARIFIN ACHMADFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2014VASKULARISASI SISTEM CAROTIS1. Peredaran Darah Arteri

Otak menerima darah yang dipompakan dari jantung melalui arkus aorta yang mempunyai 3 cabang, yaitu arteri brakhiosefalik (arteri innominata), arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Arteri brakhiosefalik dan arteri karotis komunis kiri berasal dari bagian kanan arkus aorta. Arteri brakhiosefalik selanjutnya bercabang dalam arteri karotis komunis kanan dan arteri subklavia kanan. Arteri karotis komunis kiri dan kanan masing-masing bercabang menjadi arteri karotis interna dan eksterna (kiri dan kanan) dan arteri subklavia kiri dan kanan masing-masing mempunyai salah satu cabang yaitu vertebralis kiri dan kanan. Aliran darah ke otak yang melalui arteri karotis interna beserta cabang-cabangnya disebut sistem karotis. Sistem karotis terdiri dari tiga arteri mayor, yaitu arteri karotis komunis, karotis interna, dan karotis eksterna.1-3Berikut ini merupakan gambar dari peredaran darah arteri mulai dari aorta sampai ke arteri karotis interna.4

Gambar 1. Anatomi Peredaran Darah Arteri 1

Gambar 2. Sistem karotis 12. Anatomi Sistem Karotis

Sistem karotis memperdarahi mata, ganglia basalis, sebagian besar hipotalamus, dan lobus frontalis, lobus parietalis, serta sebagian besar lobus temporal serebrum. Pada tingkat kartilago tiroid, arteri karotis komunis terbagi menjadi arteri karotis eksterna dan interna.5a. Arteri Karotis InternaBatang arteri karotis interna terbagi menjadi empat bagian, yaitu :6,71. Pars servikalis

Berasal dari arteri karotis komunis dalam trigonum karotikum sampai ke dasar tengkorak.

Gambar 3. Arteri karotis interna dari sisi kanan52. Pars petrosa

Terletak di dalam os petrosum bersama-sama dengan pleksus venosus karotikus internus. Setelah meninggalkan kanalis karotikus, di sisi depan ujung puncak piramid pars petrosa hanya dipisahkan dari ganglion trigeminal yang terletak disisi lateral oleh septum berupa jaringan ikat atau menyerupai tulang pipih.3. Pars kavernosa

Melintasi ujung sinus kavernosus, membentuk lintasan berliku menyerupai huruf "S" yang sangat melengkung, dinamakan Karotid siphon. Di sisi medial, pars kavernosa terletak berdekatan badan tulang baji di dalam suatu slur mendatar yang membentang sampai dengan dasar prosesus klinoidesus anterior.

Gambar 4. Arteri carotis interna pars cavernosa74. Pars serebralis

Dalam lamela duramater kranial arteri ini membentuk cabang arteri oftalmika, yang segera membelok ke rostral dan berjalan di bawah nervus optikus dan ke dalam orbita.

Gambar 5. Arteri ophtalmica8

Cabang-cabang arteri karotis interna beserta fungsinya yaitu sebagai berikut :6,7a. Pars petrosa

Arteri karotikotimpani, memperdarahi bagian anterior dan medial dari telinga tengah.b. Pars kavernosa

Arteri kavernosa, memperdarahi hipofisis dan dinding sinus kavernosus. Arteri hipofise, memperdarahi hipofise. Arteri semilunaris, memperdarahi ganglion semilunaris. Arteri meningea anterior, memperdarahi duramater, fossa kranialis anterior.c. Pars supraklinoid

Arteri oftalmika, memperdarahi orbita, struktur wajah yang berdekatan.

Arteri khoroidalis anterior, memperdarahi pleksus khoroideus, ventrikulus lateral dan bagian yang berdekatan.

Arteri komunikans posterior, dengan cabang-cabang ke hipotalamus, talamus, hipofise, khiasma optika, .arteri ini merupakan arteri penghubung antara arteri karotis interna dan arteri serebri posterior.d. Pada bagian akhir arteri karotis interna.

Arteri serebri anterior, memperdarahi korteks orbitalis, frontalis dan parietalis serta cabang sentralis. Cabang-cabang dari arteri serebri anterior yaitu :

Arteri striate medial / arteri rekuren Heubner, mengurus bagian rostroventral nukleus kaudatus, putamen dan kapsula interna. Arteri komunikans anterior, yang menghubungkan arteri serebri anterior kedua sisi satu dengan lain. Arteri frontopolaris, memperdarahi korpus kalosum, lobus frontalis pada permukaan median dan superior dan superior permukaan lateral.

Arteri kallosomarginalis, Arteri perikallosal, memperdarahi permukaan dorsal korpus kalosum. Arteri parietalis, mengurus bagian permukaan medial lobus parietalis.

Gambar 6. Percabangan arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior3 Arteri serebri media, memperdarahi korteks orbitalis, lobus frontalis, parietal dan temporal serta cabang sentralis. Cabang-cabang dari arteri serebri media yaitu. :

Arteri lentikulostriata dengan cabang kecil ke ganglia basalis.

Arteri orbitofrontalis lateralis, memperdarahi girus frontalis inferior dan bagian lateral girus girus orbitalis. Arteri pre-rolandika (arteri sulkus presentralis) arteri rolandika (arteri sulkus sentralis). Kedua arteri ini mangurus vaskularisasi girus frontalis inferior, girus frontalis medius, dan girus presentralis Arteri parietalis posterior, memperdarahi girus postsentralis, lobulus parietalis superior dan lobulus parietalis inferior. Arteri angularis, memperdarahi girus angularis. Arteri parietotemporalis, memperdarahi kulit kepala dan regio parietal. Arteri temporalis posterior dan anterior memperdarahi kortek permulaan lateral dari lobus temporalis

Gambar 7. Percabangan arteri serebri media3

Gambar 8. Aliran darah arteri pada bagian anterior otak.

a. potongan koronal, b. potongan horizontal3. Sistem Anastomose

Sirkulus arteri Willisi berasal dari karotis interna dan sistem arteri vertebralis. Pada putaran ini arteri mernberikan cabang arteri komunikans posterior. Yang bergabung dengan tunggul proksimal dari arteri serebri posterior dan membentuk bersama dengan arteri ini dan arteri basilaris rostral, arkus posterior dari sirkulus WillisiKarotis interna juga memberi cabang aa. Khoroidalis anterior sebelum karotis berakhir dan terbagi menjadi aa. Serebri anterior dan media. Tunggul dari aa. Serebri anterior segera mencembung ke garis tengah dan saling berhubungan melalui arteri komunikans anterior. Jadi, arkus anterior dari sirkulus Willisi tertutup(5)

Gambar 9. Sirkulus Arteriosus Willisi & cabang-cabangnya 24. Gangguan-Gangguan yang Ditimbulkan Insufisiensi Arteri Karotis Interna, dapat menimbulkan :

Pada umumnya, tanda dan gejala dari obstruksi arteri karotis interna pada tempat asalnya, dapat asimtomatik, kecuali sirkulus Willisi tidak kompeten atau tekanan darah rendah akibat jantung atau penyakit lainnya. Jika ini adalah kasusnya, simtomatologi biasanya seperti oligemia tanda-tanda fokal. Pola yang sama dapat berkembang jika ada sirkulus Willisi yang efisien atau tekanan darah yang normal atau meningkat, kedua arteri karotis interna mengalami obstruksi pada leher dan kedua arteri vertebralis akan memperdarahi seluruh otak. Dalam kasus tersebut, oligemia akan menjadi umum dan juga mencakup batang otak, karena banyak darah yang memasuki arteri basilaris dialihkan ke serebrum. Oleh karena itu, batang otak dapat memperlihatkan tanda-tanda suatu insufisiensi interna.7,8Tanda-tanda dari Insufisiensi sirkulasi dalam daerah yang diberi darah oleh arteri karotis interna adalah :7,8a. Hemparalisis atau paresis sementara, terutama pada wajah dan lengan.

b. Berkaitan dengan disestesia ringan (mati rasa/kesemutan) pada ekstremitas kontralateral.

c. Gangguan bicara sementara (bila lesi hemisfer dominan).

d. Amaurosis fugaks

e. Sakit kepala ipsilateral dalam area frontal agak sering ditemukan. Berikut ini kelainan yang ditimbulkan akibat sumbatan pada cabang arteri karotis interna :7 Obstruksi dari tunggul arteri serebri media yang mengenai hemisfer dominan yaitu hemiparalisis kontralateral terutama wajah dan lengan, hemianestesia kortikal kontralateral, afasia total, agrafia, aleksia, apraksia dan hemianopsia homonim kontralateral. Jika meliputi hemisfer non dominan akan terjadi hemiplegia dan hemianestesia kontralateral seperti juga hemianopsia, apraksia dan kemungkinan anosognosia.

Gambar 10. Homonkulus cerebri Obstruksi dari arteri striatum dari arteri serebri media menghasilkan paralisis wajah dan hipoglosus kontralateral. Jika lesi melibatkan hemisfer dominan, juga akan terjadi afasia motorik karna kerusakan area Broca dalam sepertiga posterior dari konvolusi frontalis ketiga. Obstruksi dari cabang rolandik, menyebabkan hemiparalisis brakhiofasilis. Obstruksi cabang-cabang selanjutnya yang memperdarahi area parietalis, oksipitalis dan temporalis dari hemisfer yang dominan menghasilkan defisit kortikal sensorik dan kuadrant anopsia atau hemianopsia kontralateral akibat terlibatnya radiasio optika, afasia sensorik, dan kemungkinan aleksia, agrafia, akalkulia, apraksia idiokinetik, gangguan kanan/kiri, agnosia jari dan lain-lain.

Obstruksi dari arteri serebri anterior, gejalanya berupa hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol, gangguan mental bila mengenai lobus frontal, gangguan sensibilitas, pada tungkai yang lumpuh, inkontinensia dan kejang-kejang.

Gambar 11. Homunculus untuk Arteri cerebri media Obstruksi dari arteri rekuren Heubner menghasilkan kelemahan kontralateral dari wajah, lidah dan lengan.

Obstruksi arteri koroidalis anterior menyebabkan iskemia bagian bawah krus posterior kapsula interna, sebagian dari radiasio optika, dua per tiga medial dari palidum dan separuh dari korpus genikulatum lateral dan nukleus subtalamik. Gejala klinisnya, hemiparalisis dan hemihipestesia kontralateral, seperti juga hemianopsia.

Gambar 13. Arteri choroidalis anteriorDAFTAR PUSTAKA1. Netter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology special edition. USA : ComTan; 2002. 182. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke. Bandung: Universitas Padjajaran; 1986. 22-453. Baehr, M. Frotscher,M. Duus Topical Diagnosis in Neurology 4th Completely Revised Edition. New York : Thieme; 2005. 418-432, 463-4734. Ropper, H.Alan. Adams and Victors-Principles of Neurology 8th Edition. McGraw-Hill; 2005. 665-668, 673-6815. Toole JF. Cerebrovascular Disorder 3th Edition. New York : Raven Press; 1984. 1-17, 57-75.6. Mardjono M, Sidharta P. Sistem Vaskularisasi Otak. Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2004. 398-4047. Duus P. Sistem sensorik. Dalam: Suwon WJ, editors. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1996. 1-308. Victor M, Ropper AH. Cerebrovasculer Disease. in : Adam & Victors Principles of Neurology, 8th edition; .2001. 830-76