analisa kestabilan lereng tanah _ heri tambang

12
Heri Tambang Search.. Januari 20undefined Posts by : Admin Analisa Kestabilan Lereng Tanah ANALISIS KESTABILAN LERENG TANAH http://sttnas.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/LOGO-STTNAS-SELF-rev2.jpg Oleh : Heri Susanto (710010068) Maulana Efendi (710010016) JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2012 HALAMAN PENGESAHAN ANALISIS KESTABILAN LERENG TANAH Disahkan oleh : ( R.Andy Erwin Wijaya,ST.MT ) Yogyakarta, 4 November 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper yang berjudul “ANALISIS KESTABILAN LERENG TANAH” Penulisan paper merupakan salah satu tugas wajib bagi Mahasiswa dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mekanika tanah. Dalam Penulisan paper ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak Beranda Blog Archive Mengenai Saya heri susanto 4 Dunia tambang bagi saya sangat menarik karena gabungan dari berbagai aspek sosial,politik,budaya,ekonomi yang paling parah aspek penjajahan. ketertarikan saya pada dunia tambang ketika saya melihat hancurnya pengelolaan tambang di negara ini, untuk itu saya ingin menjadi agen perubahan di negara ini .jangan sampai sember daya alam kita di kuras oleh Asing . Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger. Design by Design by Wp Wp Templates Templates. Buy My Themes Buy My Themes and and Designed By TM Designed By TM. 2013 (3) April (1) Januari (2) Kamus Tambang Analisa Kestabilan Lereng Tanah Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le... 1 of 12 20/08/2013 14:21

Upload: sastro-wijaya

Post on 24-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Analisa Kestabilan Lereng

TRANSCRIPT

  • Heri Tambang

    Search..

    Januari2 0u n d e f ine d

    Posts by : Admin

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah

    ANALISIS KESTABILAN LERENG TANAH

    http://sttnas.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/LOGO-STTNAS-SELF-rev2.jpg

    Oleh :Heri Susanto (710010068)

    Maulana Efendi (710010016)

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

    2012HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS KESTABILAN LERENG TANAH

    Disahkan oleh :

    ( R.Andy Erwin Wijaya,ST.MT )

    Yogyakarta, 4 November 2012

    KATA PENGANTARPuji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

    maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper yang berjudul ANALISISKESTABILAN LERENG TANAH Penulisan paper merupakan salah satu tugaswajib bagi Mahasiswa dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliahMekanika tanah.

    Dalam Penulisan paper ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akankemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

    Beranda

    Blog Archive

    Mengenai Saya

    heri susanto

    4

    Dunia tambang bagi sayasangat menarik karenagabungan dari berbagai aspeksosial,politik,budaya,ekonomiyang paling parah aspekpenjajahan. ketertarikan sayapada dunia tambang ketikasaya melihat hancurnyapengelolaan tambang di negaraini, untuk itu saya ingin menjadiagen perubahan di negara ini.jangan sampai sember dayaalam kita di kuras oleh Asing .

    Lihat profil lengkapkuDiberdayakan oleh Blogger.

    Design by Design by WpWpTemplatesTemplates..

    Buy My ThemesBuy My Themes and andDesigned By TMDesigned By TM..

    2013 (3)

    April (1)

    Januari (2)

    Kamus Tambang

    Analisa Kestabilan

    Lereng Tanah

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    1 of 12 20/08/2013 14:21

  • sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan paper ini.Dalampenulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang takterhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,khususnya kepada :

    1. Bapak R.Andy Erwin Wijaya,ST.MT Selaku Dosen mata kuliah mekanika tanah,yang telah memberikan dorongan, pengarahan dan bimbingan dalam rangkamenyusun paper ini.

    2. Bapak Ag.Isjudarto,ir,MT Selaku kepala jurusan Teknik Pertambangan, yang telahmemberikan materi kepada kami, sehingga kami bisa menyelsaikan paper ini tepatpada waktunya.

    3. Rekan-rekan semua Mahasiswa Teknik Pertambangan STTNAS Yogyakarta, yangtelah berbagi ilmu tentang mekanika tanah.

    4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikanbantuan dalam penulisan paper ini.

    Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yangsetimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikansemua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.

    DAFTAR ISINo

    Halaman1. Cover Halaman depan2. Halaman pengesahan...... i3. Kata pengantar. ii4. Daftar isi...... iii5. BAB 1

    Definisi dan Klasifikasi Gerakan Tanah 1a. Beberapa tipe / jenis longsoran 10

    6. BAB 2 Faktor yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Lereng. 12

    a. Gempa atau Getaran..b. Cuaca / Iklim.c. Ketidakseimbangan Beban di Puncak dan di

    Kaki Lereng..d. Vegetasi / Tumbuh-tumbuhan.. e. Naiknya Muka Airtanah.

    6. BAB 3Faktor Keamanan Lerenga. Berbagai Cara Analisis Kestabilan Lerengb. Upaya Pengelolaan Lingkunganc. Beberapa cara pencegahan atau upaya

    stabilitas lereng.d. Mencegah lereng jenuh dengan airtanah atau

    mengurangi kenaikan kadar air tanah No Halaman

    di dalam tubuh lereng.e. Mengendalikan air permukaan.f. Cara Sederhana Perhitungan Faktor Keamanan

    Lerengg. Faktor Keamanan Lereng..

    7. BAB 4Kesimpulan.

    8. Daftar Pustaka

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    2 of 12 20/08/2013 14:21

  • DAFTAR GAMBARNo Halaman

    1. Gambar Beberapa tipe / jenis longsoran2. Gambar Sketsa lereng dan gaya yang bekerja..3. Gambar Beberapa upaya peningkatan stabilitas lereng.4. Tabel 4. Satuan disesuaikan melalui konversi dalam

    standar SI (Satuan Internasional)

    DAFTAR TABELNo Halaman

    1. Tabel 1. Laju kecepatan gerakan tanah2. Tabel 2. Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng

    dan Intensitas Longso3. Tabel 3. Perhitungan Faktor Keamanan cara sayatan (Fellenius)..4.

    BAB 1Definisi dan Klasifikasi Gerakan Tanah

    Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahanorganik.Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karenatanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan airsekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang berongga-rongga jugamenjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.Tanah jugamenjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian besar hewan darat,tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

    Pengertian longsoran (landslide) dengan gerakan tanah (massmovement)

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    3 of 12 20/08/2013 14:21

  • mempunyai kesamaan.Untuk memberikan definisi longsoran perlupenjelasankeduanya. Gerakan tanah ialah perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak,mendatar atau miring dari kedudukan semula. Gerakan tanah mencakup gerakrayapan dan aliran maupun longsoran.Menurut definisi ini longsoran adalahbagian gerakan tanah (Purbohadiwidjojo, dalam Pangular, 1985). Jika menurutdefinisi ini perpindahan massa tanah/batu pada arah tegak adalah termasukgerakan tanah, maka gerakan vertikal yang mengakibatkan bulging (lendutan)akibat keruntuhan fondasi dapat dimasukkan pula dalam jenisgerakan tanah.Dengan demikian pengertiannya menjadi sangat luas.Kelompok utama gerakantanah (mass movement) menurut Hutchinsons (1968, dalam Hansen, 1984) terdiriatas rayapan (creep) dan longsoran (landslide) yang dibagi lagi menjadisub-kelompok gelinciran (slide),aliran (flows), jatuhan (fall) dan luncuran (slip).Definisi longsoran (landslide) menurut Sharpe (1938, dalam Hansen, 1984),adalah luncuran atau gelinciran (sliding) atau jatuhan (falling) dari massabatuan/tanah atau campuran keduanya.

    Berdasarkan definisi dan klasifikasi longsoran (Varnes, 1978) makadisimpulkan bahwa gerakan tanah (mass movement) adalah gerakan perpindahanatau gerakan lereng dari bagian atas atau perpindahan massatanah maupun batupada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula. Longsoran(landslide) merupakan bagian dari gerakan tanah, jenisnyaterdiri atas jatuhan (fall),jungkiran (topple), luncuran (slide), nendatan (slump),aliran (flow), gerakhorisontal atau bentangan lateral (lateral spread), rayapan (creep) dan longsoranmajemukUntuk membedakan longsoran, landslide, yang mengandung pengertianluas, maka istilah slides digunakan kepada longsoran gelinciran yang terdiriatasluncuran atau slide (longsoran gelinciran translasional) dan nendatan atauslump(longsoran gelinciran rotasional). Berbagai jenis longsoran (landslide) dalambeberapa klasifikasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Jatuhan (Fall) adalah jatuhan atau massa batuan bergerak melaluiudara,termasuk gerak jatuh bebas, meloncat dan penggelindinganbongkah batudan bahan rombakan tanpa banyak bersinggungan satu dengan yanglain.Termasuk jenis gerakan ini adalah runtuhan (urug, lawina, avalanche)batu,bahan rombakan maupun tanah.

    b. Longsoran-longsoran gelinciran (slides) adalah gerakan yangdisebabkanoleh keruntuhan melalui satu atau beberapa bidang yang dapat diamatiataupun diduga. Slides dibagi lagi menjadi dua jenis. Disebut luncuran(slide) bila dipengaruhi gerak translasional dan susunan materialnyayangbanyak berubah.. Bila longsoran gelinciran dengan susunan materialnyatidakbanyak berubah dan umumnya dipengaruhi gerak rotasional, makadisebutnendatan (slump), Termasuk longsoran gelinciran adalah:luncuran bongkahtanah maupun bahan rombakan, dan nendatan tanah.

    c. Aliran (flow) adalah gerakan yang dipengaruhi oleh jumlah kandunganataukadar airtanah, terjadi pada material tak terkonsolidasi. Bidanglongsor antaramaterial yang bergerak umumnya tidak dapat dikenali.Termasuk dalam jenisgerakan aliran kering adalah sandrun(larianpasir), aliran fragmen batu, aliranloess. Sedangkan jenis gerakanaliran basah adalah aliran pasir-lanau, alirantanah cepat, aliran tanahlambat, aliran lumpur, dan aliran bahan rombakan.

    d. Longsoran majemuk (complex landslide) adalah gabungan dari duaatau tigajenis gerakan di atas. Pada umumnya longsoran majemukterjadi di alam,tetapi biasanya ada salah satu jenis gerakan yangmenonjol atau lebihdominan. Menurut Pastuto & Soldati (1997),longsoran majemuk diantaranyaadalah bentangan lateral batuan, tanahmaupun bahan rombakan.

    e. Rayapan (creep) adalah gerakan yang dapat dibedakan dalam halkecepatangerakannya yang secara alami biasanya lambat (Zaruba &Mencl, 1969;Hansen, 1984).

    Untuk membedakan longsoran dan rayapan, maka kecepatan gerakan tanah

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    4 of 12 20/08/2013 14:21

  • perlu diketahui (Tabel 4). Rayapan (creep)dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:rayapan musiman yang dipengaruhi iklim,rayapan bersinambungan yangdipengaruhi kuat geser dari rayapan melaju yang berhubungan dengan keruntuhanlereng atauperpindahan massa lainnya (Hansen, 1984).

    Tabel 1. Laju kecepatan gerakan tanah :KECEPATAN KETERANGAN> 3 meter/detik Ekstrim sangat cepat3 meter/detik s.d. 0.3meter/menit

    Sangat Cepat

    0.3 meter/menit s.d. 1.5meter/hari

    Cepat

    1.5 meter/hari s.d. 1.5meter/bulan

    Sedang

    1.5 meter/bulan s.d. 1.5meter/tahun

    Lambat

    0.06 meter/tahun s.d. 1.5meter/tahun

    Sangat lambat

    < 0.06 meter/tahun Ekstrim sangat lambat

    f. Gerak horisontal / bentangan lateral (lateral spread), merupakanjenislongsoran yang dipengaruhi oleh pergerakan bentangan materialbatuan secara horisontal. Biasanya berasosiasi dengan jungkiran,jatuhan batuan, nendatan dan luncuran lumpur sehingga biasadimasukkan dalam kategori complex landslide - longsoran majemuk(Pastuto & Soldati, 1997). Prosesnya berupa rayapan bongkah-bongkahdi atas batuan lunak (Radbruch-Hall).

    Umur gerakan dan derajat aktivitas longsoran merupakan kondisi yangcukup penting diketahui.Longsoran aktif selalu bergerak sepanjang waktu atausepanjang musim, sedangkan longsoran lama dapat kembali aktif sepanjangadanya faktor-faktor pemicu longsoran.Zaruba & Mencl (1969) mempelajarilongsoran-longsoran yang berumur Plistosen dan menggunakan istilah fosillongsoran untuk longsoran yang sudah tidak aktif lagi.

    Berdasarkan bentuk suatu longsoran, maka tatanama tubuh longsorandapatdiberikan dengan melihatnya dari bagian atas lereng atau di mahkota.Tatanamatersebut secara sederhana dapat diuraikan (Gambar 1) berdasarkan HWRBLC,(1978; dalam Pangular, 1985) yang mengacu pada Varnes (1978):

    a. Gawir besar : Lereng terjal pada bagian yang mantap disekeliling bagian yang longsor, biasanya terlihat dengan jelas.b. Gawir kecil : Lereng terjal pada bagian yang bergerak karenaada perbedaangerakan dalam massa gerakan tanah.c. Kepala : Bagian sepanjang batas atas antara material yangbergerak dengangawir besar.d. Puncak : Titik tinggi pada bidang kontak antara materialyang bergerak dengangawir besar.e. Kaki : Garis perpotongan antara bagian terbawah bidanglongsor denganmuka tanah asli.f. Ujung Kaki : Batas terjauh material yang bergerak dari gawir

    besar.g. Tip : Titik pada ujung kaki yang berjarak paling jauhdari pucak.h. Sayap : Bagian samping dari suatu tubuh gerakan tanah.Pemerian nama sayapkiri dan kanan dilihat dari mahkota.i. Mahkota : Material yang terletak di bagian tertinggi gawirutama.j. Muka tanah : Muka tanah asli, yaitu lereng yang tak tergangguoleh gerakan tanahGerakantanah berupa longsor (landslide) merupakan bencana yangsering

    membahayakan.Longsor seringkali terjadi akibat adanya pergeraka tanah padakondisi daerah lereng yang curam, serta tingkat kelembaban(moisture) tinggi,

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    5 of 12 20/08/2013 14:21

  • tumbuhan jarang (lahan terbuka) dan material kurang kompak.Faktor lain untuktimbulnya longsor adalah rembesan dan aktifitas geologi sepertipatahan, rekahandan liniasi .Kondisi lingkungan setempat merupakan suatukomponen yang salingterkait.Bentuk dan kemiringan lereng, kekuatan material,kedudukan muka airtanah dan kondisi drainase setempat sangat berkaitan puladengan kondisikestabilan lereng (Verhoef, 1985).

    Lereng dapat dianalisis melalui perhitungan Faktor KeamananLerengdengan melibatkan data sifat fisik tanah, mekanika tanah (geoteknis tanah)dan bentuk geometri lereng (Pangular, 1985). Secara khusus, analisis dapatdipertajam dengan melibatkan aspek fisik lain secara regional, yaitu denganmemperhatikan kondisi lingkungan fisiknya, baik berupa kegempaan, iklim,vegetasi, morfologi, batuan/tanah maupun situasi setempat. Kondisi lingkungantersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan tanah danmerupakan karakter perbukitan rawan longsor.

    Pendekatan masalah tanah longsor dapat melibatkan kajian dampakakibatfaktor-faktor di atas, penanganannya dapat didekati dengan pengelolaanlingkungan. Arahan pengelolaan lingkungan dilakukan sebagai antisipasi untukmenanggulangi kemungkinan terjadinya dampak lingkungan negatif (Fandeli,1992), yaitu dengan cara memperkecil dampak negatif dan memperbesar dampakpositif (Soemarwoto, 1990), atau dengan kata lain meminimalkan faktorfaktorkendala kestabilan lereng dan memaksimalkan faktor-faktor pendukung lerengstabil. Dampak lingkungan yang terjadi dapat bersifat langsung maupun tidaklangsung (Snyder & Catanese, 1989).Analisis dampak dapat dilakukan denganmelihat kondisi fisik sekitar komponen terkena dampak.

    Beberapa tipe / jenis longsoran :http://rovicky.files.wordpress.com/2010/09/fig3grouping-2lg1.jpg

    Beberapa tipe / jenis longsoran :

    http://rovicky.files.wordpress.com/2010/09/fig3grouping-2lg1.jpg

    BAB 2Faktor yang Mempengaruhi Ketidakstabilan Lereng

    Faktor-faktor penyebab lereng rawan longsor meliputi faktor internal(daritubuh lereng sendiri) maupun faktor eksternal (dari luar lereng), antara lain:kegempaan, iklim (curah hujan), vegetasi, morfologi, batuan/tanah maupun situasisetempat (Anwar dan Kesumadharma, 1991; Hirnawan, 1994), tingkat klembabantanah (moisture), adanya rembesan, dan aktifitas geologi seperti patahan (terutamayang masih aktif), rekahan dan liniasi (Sukandar, 1991). Proses eksternal penyebablongsor yang dikelompokkan oleh Brunsden (1993, dalam Dikau et.al., 1996)diantaranya adalah :

    a. Pelapukan (fisika, kimia dan biologi)b. Erosic. penurunan tanah (ground subsidence)d. deposisi (fluvial, glasial dan gerakan tanah)e. getaran dan aktivitas seismicf. jatuhan teprag. perubahan rejim airPelapukan dan erosi sangat dipengaruhi oleh iklim yang diwakili

    olehkehadiran hujan di daerah setempat, curah hujan kadar air (water content; %)dan kejenuhan air (saturation; Sr, %). Pada beberapa kasus longsor, hujan seringsebagai pemicu karena hujan meningkatkan kadar air tanah yang menyebabkankondisi fisik/mekanik material tubuh lereng berubah. Kenaikan kadar air akanmemperlemah sifat fisik-mekanik tanah dan menurunkan Faktor Kemanan lereng.

    Penambahan beban di tubuh lereng bagian atas (pembuatan/peletakabangunan, misalnya dengan membuat perumahan atau villa di tepi lereng atau dipuncak bukit) merupakan tindakan beresiko mengakibatkan longsor. Demikianjuga pemotongan lereng pada pekerjaan cut &fill, jika tanpa perencanaan dapatmenyebabkan perubahan keseimbangan tekanan pada lereng.

    Penyebab lain dari kejadian longsor adalah gangguan-gangguaninternal,

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    6 of 12 20/08/2013 14:21

  • yaitu yang datang dari dalam tubuh lereng sendiri terutama karena ikutsertanyaperanan air dalam tubuh lereng; Kondisi ini tak lepas dari pengaruh luar, yaituiklim yang diwakili oleh curah hujan. Jumlah air yang meningkat dicirikan olehpeningkatankadar airtanah, derajat kejenuhan, atau muka airtanah.Kenaikan airtanah akan menurunkan sifat fisik dan mekanik tanah dan meningkatkan tekananpori (m) yang berarti memperkecil ketahananan geser dari massa lereng (lihatrumus Faktor Keamanan). Debit air tanah juga membesar dan erosi di bawahpermukaan (piping atau subaqueous erosion) meningkat. Akibatnya lebih banyakfraksi halus (lanau) dari masa tanah yang dihanyutkan, lebih jauh ketahanan massatanah akan menurun.

    A. Gempa atau GetaranBanyak kejadian longsor terjadi akibat gempa bumi. Gempa bumi Tes di

    Sumatera Selatan tahun 1952 dan di Wonosobo tahun 1924, juga di Assam 27Maret 1964 menyebabkan timbulnya tanah longsor (Pangular, 1985). Demikianjuga di Jayawijaya, Irian Jaya tahun 1987 (Siagian, 1989, dalam Tadjudin, 1996)dan di Sindangwanggu, Majalengka tahun 1990 (Soehaimi, et.al., 1990). Di jalurkeretaapi Jakarta-Yogyakarta dekat Purwokerto tahun 1947 (Pangular, 1985)akibat getaran dan di Cadas Pangeran, Sumedang bulan April; 1995, selainmorfologi dan sifat fisik/mekanik material tanah lapukan breksi, getaran kendaraanpun ikut ambil bagian dalam kejadian longsor. Gempa di India dan Peru (2000)juga menyebabkan longsor.

    B. Cuaca / IklimCurah hujan sebagai salah satu komponen iklim, akan mempengaruhi Kadar air

    (water content; w, %) dan kejenuhan air (Saturation; Sr, %). Hujan dapatmeningkatkan kadar air dalam tanah dan lebih jauh akan menyebabkan kondisifisik tubuh lereng berubah-ubah. Kenaikan kadar air tanah akan memperlemahsifat fisik-mekanik tanah (mempengaruhi kondisi internal tubuh lereng) danmenurunkan Faktor Kemanan lereng.Kondisi lingkungan geologi fisik sangatberperan dalam kejadian gerakan tanah selain kurangnya kepedulian masyarakatkarena kurang informasi ataupun karena semakin merebaknya pengembanganwilayah yang mengambil tempat di daerah yang mempunyai masalah lereng rawanlongsor.

    C. Ketidakseimbangan Beban di Puncak dan di Kaki LerengBeban tambahan di tubuh lereng bagian atas (puncak) mengikutsertakan

    peranan aktifitas manusia.Pendirian atau peletakan bangunan,terutamamemandang aspek estetika belaka, misalnya dengan membuat perumahan(real estate) atau villa di tepi-tepi lereng atau di puncak-puncak bukit merupakantindakan ceroboh yang dapat mengakibatkan longsor.Kondisi tersebutmenyebabkan berubahnya keseimbangan tekanan dalam tubuh lereng.Sejalandengan kenaikan beban di puncak lereng, maka keamanan lerengakan menurun.

    D. Vegetasi / Tumbuh-tumbuhanHilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan alur-alur padabeberapa

    daerah tertentu.Penghanyutan makin meningkat dan akhirnya terjadilahlongsor.Dalam kondisi tersebut berperan pula faktor erosi.Letak atau posisipenutup tanaman keras dan kerapatannya mempengaruhi Faktor KeamananLereng. Penanaman vegetasi tanaman keras di kaki lereng akan memperkuatkestabilan lereng, sebaliknya penanaman tanaman keras di puncak lereng justruakan menurunkan Faktor Keamanan Lereng sehingga memperlemah kestabilanlereng. Penyebab lain dari kejadian longsor adalah gangguan internal yang datangdari dalam tubuh lereng sendiri terutama karenaikutsertanya peranan air dalamtubuh lereng.

    E. Naiknya Muka AirtanahKehadiran air tanah dalam tubuh lereng biasanya menjadi masalah

    bagikestabilan lereng. Kondisi ini tak lepas dari pengaruh luar, yaitu iklim(diwakili oleh curah hujan) yang dapat meningkatkan kadar air tanah, derajatkejenuhan, atau muka airtanah. Kehadiraran air tanah akan menurunkan sifat fisikdan mekanik tanah. Kenaikan muka air tanah meningkatkan tekanan pori (m) yangberarti memperkecil ketahanan geser dari massa lereng, terutama pada materialtanah (soil). Kenaikan muka air tanah juga memperbesar debit air tanah dan

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    7 of 12 20/08/2013 14:21

  • meningkatkan erosi di bawah permukaan (piping atau subaqueouserosion).Akibatnya lebih banyak fraksi halus (lanau) dari masa tanah yangdihanyutkan, ketahanan massa tanah akan menurun.

    BAB 3Faktor Keamanan Lereng

    Banyak rumus perhitungan Faktor Keamanan lereng (material tanah) yangdiperkenalkan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng ini. Rumus dasar FaktorKeamanan (Safety Factor, F) lereng (material tanah) yang diperkenalkan olehFellenius dan kemudian dikembangkan adalah : (Lambe & Whitman, 1969;Parcher & Means, 1974) :

    Gambar Sketsa lereng dan gaya yang bekerja

    ( Sketsa gaya yang bekerja ( t dan S ) pada satu sayatan )A. Berbagai Cara Analisis Kestabilan Lereng

    Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besardapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

    1. cara pengamatan visual2. cara komputasi dan ,3. cara grafik (Pangular, 1985) sebagai berikut :

    1. Cara pengamatan visualadalah cara dengan mengamati langsung di lapangan dengan

    membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak danyang yang tidak, cara ini memperkirakan lereng labil maupun stabil denganmemanfaatkan pengalaman di lapangan. Cara ini kurang teliti, tergantung daripengalaman seseorang.Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saatpengamatan.Cara ini mirip dengan memetakan indikasi gerakan tanah dalam suatupeta lereng.

    2. Cara komputasiadalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop,

    Janbu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara Fellenius dan Bishopmenghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya. Menurut Bowles(1989), pada dasarnya kunci utama gerakan tanah adalah kuat geser tanah yangdapat terjadi :

    a. tak terdrainaseb. efektif untuk beberapa kasus pembebananc. meningkat sejalan peningkatan konsolidasi (sejalan dengan waktu) atau dengan

    kedalamand. berkurang dengan meningkatnya kejenuhan air (sejalan dengan waktu) atau

    terbentuknya tekanan pori yang berlebih atau terjadi peningkatan air tanah.Dalam menghitung besar faktor keamanan lereng dalam analisis lereng

    tanah melalui metoda sayatan, hanya longsoran yang mempunyai bidang gelincirsaya yang dapat dihitung.

    3. Cara grafikadalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek &

    Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk materialhomogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagailapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi). Stereonet,misalnya diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat menjelaskan arahlongsoran atau runtuhan batuan dengan cara mengukur strike/dip kekar-kekar(joints) dan strike/dip lapisan batuan.

    Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan dan studi-studi yangmenyeluruh tentang keruntuhan lereng, maka dibagi 3 kelompok rentang FaktorKeamanan (F) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989), sperti yangdiperlihatkan pada Tabel.

    Tabel 2.Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longso :NILAI FAKTOR KEAMANAN KEJADIAN / INTENSITAS

    LONGSORF kurang dari 1,07 Longsor terjadi biasa/sering (lereng

    labil)

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    8 of 12 20/08/2013 14:21

  • F antara 1,07 sampai 1,25 Longsor pernah terjadi (lereng kritis)

    F diatas 1,25 Longsor jarang terjadi (lereng relatifstabil)

    B. Upaya Pengelolaan LingkunganPengelolan lingkungan dimaksudkan untuk mengurangi, mencegah dan

    menanggulangi dampak negatif serta meningkatkan dampak positif.Kajiannyadidasari pula oleh studi kelayakan teknik atau studi geologi yang mencakupgeologi teknik, mekanika tanah dan hidrogeologi.Dengan demikian pendekatandalam menangani lereng rawan longsor selain didasari oleh hasil rekomendasistudi kelayakan teknik atau studi geologi, juga didasari pula oleh pengelolaanlingkungannya.Diharapkan mengenai lereng rawan longsor dapat dikenal lebihjauh lagi sehingga dapat mengantisipasi kekuatan dan keruntuhan suatu lereng.

    Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kondisifisik dan mekanik perlu diketahui pula. Pengaruh kenaikan kadar air, peletakanbeban, penanaman vegetasi dan kondisi kegempaan/getaran terhadap tubuh lereng,merupakan kajian yang paling baik untuk mengenal kondisi suatu lereng. Secaraumum pencegahan/penanggulangan lereng longsor adalah mencobamengendalikan faktor-faktor penyebab maupun pemicunya.Kendati demikian,tidak semua faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan kecuali dikurangi.

    C. Beberapa cara pencegahan atau upaya stabilitas lerenga. Mengurangi beban di puncak lereng dengan cara : Pemangkasan lereng;Pemotongan lereng atau cut; biasanya digabungkan dengan pengisian/penguruganatau fill di kaki lereng; Pembuatan undak-undak. dan sebagainya.b. Menambah beban di kaki lereng dengan cara : Menanam tanaman keras(biasanya pertumbuhannya cukup lama).c. Membuat dinding penahan (bisa dilakukan relatif cepat; dinding penahan atauretaining wall harus didesain terlebih dahulu).d. Membuat bronjong, batu-batu bentuk menyudut diikatkan dengan kawat;bentuk angular atau menyudut lebih kuat dan tahan lama dibandingkan denganbentuk bulat, dan sebagainya.

    D. Mencegah lereng jenuh dengan airtanah atau mengurangi kenaikankadar air tanah di dalam tubuh lereng.

    Kadar airtanah dan mua air tanah biasanya muncul pada musim hujan,pencegahan dengan cara :a. Membuat beberapa penyalir air (dari bambu atau pipa paralon) di kemiringanlereng dekat ke kaki lereng. Gunanya adalah supaya muka air tanah yang naik didalam tubuh lereng akan mengalir ke luar, sehingga muka air tanah turun.b. Menanam vegetasi dengan daun lebar di puncak-puncak lereng sehinggaevapotranspirasi meningkat. Air hujan yang jatuh akan masuk ke tubuh lereng(infiltrasi). Infiltrasi dikendalikan dengan cara tersebut.c. Peliputan rerumputan. Cara yang sama untuk mengurangi pemasukan atauinfiltrasi air hujan ke tubuh lereng, selain itu peliputan rerumputan jika disertaidengan desain drainase juga akan mengendalikan run-off.

    E. Mengendalikan air permukaanMengendalikan air permukaan dengan cara membuat desain drainase yang

    memadai sehingga air permukaan dari puncak-puncak lereng dapat mengalir lancardan infiltrasi berkurang.Penanaman vegetasi dan peliputan rerumputan jugamengurangi air larian (run-off) sehingga erosi permukaan dapat dikurangi.

    ( Beberapa upaya peningkatan stabilitas lereng )F. Cara Sederhana Perhitungan Faktor Keamanan Lereng

    Faktor Keamanan (F) lereng tanah dapat dihitung dengan berbagaimetode.Longsoran dengan bidang gelincir (slip surface), F dapat dihitung denganmetoda sayatan (slice method) menurut Fellenius atau Bishop. Untuk suatu lerengdengan penampang yang sama, cara Fellenius dapat dibandingkan nilai faktorkeamanannya dengan cara Bishop. Dalam mengantisipasi lereng longsor,sebaiknya nilai F yang diambil adalah nilai F yang terkecil, dengan demikian

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    9 of 12 20/08/2013 14:21

  • antisipasi akan diupayakan maksimal. Data yang diperlukan dalam suatuperhitungan sederhana untuk mencari nilai F (faktor keamanan lereng) adalahsebagai berikut :

    a.Data lereng (terutama diperlukan untuk membuat penampang lereng)meliputi:1. sudut lereng2. tinggi lereng, atau panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng.b.Data mekanika tanah :1. sudut geser dalam (f; derajat)2.bobot satuan isi tanah basah (gwet; g/cm3 atau kN/m3 atau ton/m3)3. kohesi (c; kg/cm2 atau kN/m2 atau ton/m2)4. kadar air tanah (w; %)Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak

    terganggu. Kadar air tanah ( w ) diperlukan terutama dalam perhitungan yangmenggunakan komputer (terutama bila memerlukan data gdry atau bobot satuan isitanah kering, yaitu : gdry = g wet / ( 1 + w ). Pada lereng yang dipengaruhi olehmuka air tanah nilai F (dengan metoda sayatan, Fellenius) adalah sbb.:c = kohesi (kN/m2)f = sudut geser dalam (derajat)a = sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (derajat)m = tekanan air pori (kN/m2)l = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m);L = jumlah panjang bidang gelincirmi x li = tekanan pori di setiap sayatan (kN/m)W = luas tiap bidang sayatan (M2) X bobot satuan isi tanah (g, kN/m3)

    Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka air tanah, nilai F adalahsbb.:

    Berikut ini adalah contoh perhitungan faktor keamanan cara Fellenius padalereng tanpa pengaruh muka air tanah, namun sebelumnya ada beberapa langkahyang perlu diikut:

    1. Langkah pertama adalah membuat sketsa lereng berdasarkan data penampanglereng,Dibuat sayatan-sayatan vertikal sampai batas bidang gelincir.

    2. Langkah berikutnya adalah membuat tabel untuk mempermudah perhitungan.Contoh perhitungan:Diketahui f (sudut geser dalam) = 27,46oKohesi (c) = 18,722 kN/m2Bobot satuan isi tanah (g.wet) = 16,067 kN/m3Muka airtanah sangat dalam.(catatan: satuan harus diperhatikan. PerhitunganFaktor Keamanan cara sayatan (Fellenius)

    Tabel 3.Perhitungan Faktor Keamanan cara sayatan (Fellenius)

    L = 65.0cL = 65.0 X 18,722 kN/m2 = 1220,18tan f = tan (27,46) = 0,52Dari hasil hitungan (lihat Tabel 7), masukkan nilai tersebut ke dalam rumussebagai berikut:

    ( c X 1 ) + ( tan f X 2)F= ____________________31220,18 + (0,52 X 8094,590)

    F = _______________________ = 1,565399 (3468,581)

    Dari hasil hitungan didapat nilai F = 1,565399 maka makna dari nilai Fsebesar itu dapat dibandingkan dengan Tabel 6. Artinya adalah lereng relatif stabil,pada kondisi F sebesar itu pada umumnya lereng jarang longsor.

    G. Faktor Keamanan LerengNilai Faktor Keamanan (F) > 1,25 pada suatu lereng menurut Bowles (1989)

    ditafsirkan sebagai lereng dengan longsor jarang terjadi atau disebut sebagai relatifstabil. Untuk menyebutkan lereng stabil perlu dibuat nilai batas yang aman selainF=1,25, karena nilai tersebut menandakan bahwa kejadian longsor pernah terjadi

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    10 of 12 20/08/2013 14:21

  • (walaupun jarang). Untuk itu diusulkan nilai F > 2 sebagai nilai yang aman bagilereng (lereng stabil). Sebagai pebandingan, nilai F = 2 atau F = 3 biasanya dipakaiuntuk nilai aman (faktor keamanan) bagi dayadukung tanah untuk berbagaipondasi dangkal.

    Dalam setiap perhitungan (cara manual maupun cara komputer), semua satuantiap-tiap variabel harus diperhatikan, seperti misalnya c (kohesi), f(sudut geser-dalam), dan g (bobot sartuan isi tanah basah dan bobot satuan isi tanah kering).Satuan disesuaikan melalui konversi dalam standar SI (Satuan Internasional).Tabel 4.Satuan disesuaikan melalui konversi dalam standar SI (SatuanInternasional).

    BAB 4KESIMPULAN

    Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat pentingdalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah,batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia(pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan iniberhubungan dengan terdapat dalam bermacam-macam jenis pekerjaan, misalnyapada pembuatan jalan,, penggalian untuk konstruksi, penambangan dan lain-lain.Dalam operasi penambangan masalah kemantapan lereng ini akan diketemukanpada penggalian tambang terbuka, bendungan untuk cadangan air kerja, tempatpenimbunan limbah buangan (tailing disposal) dan penimbunan bijih (stockyard).Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses penambangan (pitslope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi penambangan (sepertibendungan dan jalan) tidak stabil, maka akan mengganggu kegiatan produksi.

    Analisis kestabilan lereng merupakan suatu bagian yang penting untukmencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran produksi maupun terjadinyabencana yang fatal.Tanah atau batuan umumnya berada dalam keadaan seimbangterhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam. Kalau misalnya karena sesuatu sebabmengalami perubahan keseimbangan akibat pengangkatan, penurunan, penggalian,penimbunan, erosi atau aktivitas lain, maka tanah atau batuan itu akan berusahauntuk mencapai keadaaan yang baru secara alamiah. Cara ini biasanya berupaproses degradasi atau pengurangan beban, terutama dalam bentuk longsoran-longsoran sampai tercapai keadaaan keseimbangan yang baru. Pada tanah dalamkeadaan tidak terganggu (alamiah) telah bekerja tegangan-tegangan vertikal,horisontal dan tekanan air dari pori. Ketiga hal di atas mempunyai peranan pentingdalam membentuk kestabilan lereng.Ilmu mekanika tanah sangat membantu dalam analisis kestabilanlereng.

    DAFTAR PUSTAKABowles, JE.,1989, Sifat-sifat Fisik & Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta.Hirnawan, R. F., 1994, Peran faktor-faktor penentu zona berpotensi longsor didalam mandala geologi dan lingkungan fisiknya Jawa Barat, Majalah IlmiahUniversitas Padjadjaran,hal. 32-42.M.DAS Braja buku Mekanika Tanah jilid 1 dan 2Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan Stabilitas Lereng Perbukitan RawanGerakantanahatas Tanaman Keras, Hujan & Gempa, Disertasi, UNPAD.http://agung1406.files.wordpress.com/2009/11/analisislereng.pdfdi ambil padatanggal 28 Oktober 2012Soemarwoto, O., 1990, Analisis Dampak Lingkungan, Gajah Mada UniversityPress, Yogyakarta.http://bostambangblog.spotdi ambil pada tanggal 3 November 2012http://google.co.idWikipedia di ambil pada tanggal 1 November 2012

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    11 of 12 20/08/2013 14:21

  • Posting Lebih Baru

    0 komentar:

    Poskan Komentar

    Beri komentar sebagai:

    Beranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Rekomendasikan ini di Google

    Analisa Kestabilan Lereng Tanah | Heri Tambang http://herisusanto-tambang.blogspot.com/2013/01/analisa-kestabilan-le...

    12 of 12 20/08/2013 14:21