prosedur pengadaan barang atau jasa di sekretariat …/prosedur... · ataupun pihak-pihak yang...
TRANSCRIPT
1
PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA
DI SEKRETARIAT DPRD KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang
Manajemen Administrasi
Oleh :
Dewi Setiawati
D.1507021
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, Negara Indonesia merupakan salah
satu Negara yang berkembang di segala bidang. Untuk merealisasikan
pembangunan-pembangunan tersebut dan untuk menyongsong era pasar bebas
maka bangsa Indonesia harus memiliki kesiapan bidang. Baik bidang social,
ekonomi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Unsur tersebut harus
diperbaiki dan di benahi guna memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Instansi negeri atau pemerintah dalam memenuhi inventarisnya
dibiayai oleh Negara yang diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
atau Anggran Pendapatan Belanja Negara. Karena hal tersebut diatur guna
tercapainya efisiensi dan efektivitas. Dalam pencapaian barang diinginkan
atau yang sering disebut dengan pengadaan maka diperlukan alat control
sebagai pedoman pengelolaannya. Pengadaan merupakan salah satu fungsi
perbekalan yang mencakup kegiatan pembelian barang bekal yang ditentukan,
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, serta penyerahan dari barang dimana
dan kapan yang disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2003 pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui :
pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, dan penunjukan
langsung. Selain itu pengadaan barang dapat pula dengan cara penyewaan,
peminjaman, penerimaan/bantuan/hibah, penukaran dan pembuatan. Dan
sebagai tindak lanjut dalam pengadaan dipeganglangsung oleh pimpnan
pengadaan yang ditunjuk sesuai peraturan yang berlaku. Pimpinan yang
bertugas dalam pengadaan berkewajiban mengadakan penelitian terhadap
benda-benda yang dibutuhkan. Akan tetapi seringkali dalam proses pekerjaan
pengadaan ditemui hambatan-hambatan baik dalam proses pengadaan baik
intern maupun ekstern. Hambatan intern diakibatkan dari instansi itu sendiri
1
3
ataupun pihak-pihak yang terkait pada proses pekerjaan pengadaan.
Sedangkan hambatan ekstern dapat terjadi jika terdapat prosedur-prosedur
yang tidak sesuai dalam instansi yang mengikuti pengadaan barang atau
pengadaan jasa. Sehingga diperlukan alat pengaturan atau alat kendali dalam
proses pengadaan agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Dalam rangka penyempurnaan pengelolaan barang-barang investaris,
dalam arti barang-barang milik atau kekayaan Negara, maka pemerintah
mengeluarkan peraturan perundang-undangan antara lain : (1) Peraturan
Pemerintah No. 7 Tahun 1952, Lembaran Negara No 11 Tahun 1952; (2)
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1958, Lembaran Negara No. 45 Tahun
1958; (3) Surat Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Menteri
Keuangan tanggal 29 Januari 1962 dan (4) Keputusan Presiden No. 33 Tahun
1969 Jo, No. 21 Tahun 1970 yang sebagaimana telah diubah, dan yang
terakhir yaitu Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Keputusan
Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Untuk lebih mengefektifkan dan
memantapkan pengelolaan barang-barang milik/kekayan Negara yang berada
pada instansi-instansi pemerintah, bank-bank pemerintah, rumah sakit
pemerintah dan badan usaha milik Negara, hendaknya berpedoman pada
Instruksi Presiden No. 69 Tahun 1970, tentang Pengawasan Inventaris dan
Instruksi Pemerintah Presiden No. 3 Tahun 1971, tentang Inventarisasi
Barang-barang Milik Negara/Kekayaan Negara, serta Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 470/KMK.03/1994 tanggal 20 September 1994,
tentang Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik/Kekayaan
Negara (Sukadanto, 2001:2).
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003.Pengadaan
Barang harus berdasarkan pada pilihan praktis, hemat dan sesuai dengan
kebutuhan dan ruang lingkup kegiatan, baik pengadaannya melalui pembelian,
penyewaan, peminjaman, pembuatan sendiri ataupun melalui bantuan luar
negeri. Dalam hal ini termasuk pekerjaan pemborongan kontrak pembelian
4
barang atau bahan-bahan untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan harus lebih
terbuka dan wajar (sesuai).
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau yang sering disebut
dengan Setwan DPRD Kota Surakarta bertugas menyelenggarakan rapat-rapat
DPRD, penyelenggaraan adm. Keuangan, dll.Dan salah satu kegiatan rutin
yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Kota Surakarta setiap tahunnya adalah
melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa. Dalam proses pengadaan
barang/jasa juga perlu dikontrol, karena DPRD merupakan instansi
pemerintah, sehingga dalam proses pengadaannya harus sesuai peraturan yang
berlaku agar terlaksana dengan efektif dan efisien.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pengadaan Barang dan Jasa (Belanja Modal)
TA 2009 Pada Pemerintahan Kota Surakarta
Jenis Pengadaan Nomor kontrak
Tanggal kontrak
Nilai kontrak
Jasa Cleaning Service Gedung dan Kantor DPRD
018/147 05/02/09 Rp 48.000.000
Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor Sekretariat
032/255 05/03/09 Rp 48.953.000
Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Sepeda
024/612 03/06/09 Rp 43.650.000
Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan Pimpinan
173/754 29/06/09 Rp 298.000.000
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Sekretariat DPRD
022/820 17/07/09 Rp 33.000.000
Pengadaan Pakaian Dinas Anggota DPRD Kota Surakarta
025/837 21/07/09 Rp 29.900.000
Pengadaan Internet Speede
022.2/ 1.098
11/09/09 Rp 6.980.000
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas Jabatan Ketua
012/ 1.169
30/10/09 Rp 17.000.000
5
DPRD Kegiatan Pemeliharaan Meubelair Kantor Sekretariat DPRD
023/ 1.385.a
19/11/09 Rp 11.240.000
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Rumah Dinas Pimpinan DPRD
012.2/ 1.477
25/11/09 Rp 16.370.000
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Surakarta
Dari penjelasan yang telah disampaikan di muka, maka penulis tertarik
umtuk mengungkapkan tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi
mengenai pengadaan barang di DPRD Kota Surakarta. Dan di DPRD Kota
Surakarta sendiri hanya menggunakan metode penunjukan langsung dan
metode lelang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memilih
judul “PROSEDUR PENGADAAN BARANG DI SEKRETARIAT
DPRD KOTA SURAKARTA”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam pengamatan ini diharapkan agar dapat
mengetahui objek-objek yang diamati serta bertujuan agar tulisan dan ruang
lingkup pengamatan uraiannya terbatas dan terarah. Untuk memudahkan
pembahasan masalah dan pemahamannya, maka dirumuskan permasalahannya
sebagai berikut : Bagaimana prosedur pengadaan barang atau jasa di
Sekretariat DPRD Kota Surakarta?
6
C. Tujuan Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami prosedur dalam proses pengadaan di
Sekretariat DPRD Kota Surakarta.
2. Melatih diri dalam bidang pengadaan barang atau jasa.
D. Manfaat Pengamatan
Pengamatan ini diharapkan mempunyai manfaat :
1. Manfaat teoritis
a. Untuk mendapatkan pengetahuan tambahan, yang diharapkan dapat
menjadi suatu informasi serta referensi bagi para mahasiswa
Manajemen Administrasi pada khususnya dan Mahasiswa yang
mengambil jurusan lain pada umumnya.
b. Untuk mengembangkan ilmu npengetahuan dan ilmu yang didapat
terutama mengenai metode pengadaan barang/jasa.
c. Untuk lebih memahami teori yang telah diperoleh selama menempuh
kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Program Studi D III Manajemen Administrasi.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan sumbangan jawaban atas permasalahan yang
dibahas.
b. Dapat digunakan sebagai referensi bagi Sekretariat DPRD Kota
Surakarta dalam menyusun maupun merevisi peraturan-peraturan,
khususnya dalam hubungannya dengan peningkatan pelayanan dan
pengembangan yang akan datang.
7
c. Dapat memberi masukan kepada Kepala serta pegawai Sekretariat
DPRD Kota Surakarta untuk mengatasi hambatan-hambatan yang
ditemui dalam pelaksanan pengadaan barang/jasa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Prosedur
Pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari tahap demi tahap
pekerjaan yang saling berkesinambungan yang merupakan suatu bentuk
kerjasama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya dalam suatu
proses yang dinamakan prosedur. Prosedur memiliki tujuan untuk
mempermudah dan memperlancar setiap pekerjaan yang dilaksanakan.
Adapun pengertian-pengertian prosedur tersebut dapat diuraikan antara
lain sebagai berikut :
1. Pengertian Prosedur menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Balai Pustaka (1996: 791)
a. “Tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas;
b. Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu
problem”.
2. Pengertian Prosedur menurut Moekijat dalam Kamus Manajemen (1990:
435)
“Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditentukan. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu (chronologis) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas demikian dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan kearah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan. Urutan secara chronologis (menurut waktu) dari tugas-tugas ini merupakan ciri dari setiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing – masing tugas harus diselesaikan. Prosedur-prosedur menggambarkan cara atau metode, dengan mana pekerjaan akan diselesaikan”.
3. Pengertian prosedur menurut George R. Terry dalam Asas-Asas
Manajemen (1986: 221)
7
9
“Prosedur merupakan suatu seri-seri tugas yang berhubungan satu
sama lain yang merupakan bagian daripada urutan kronologis dan cara
yang ditetapkan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan”.
4. Pengertian prosedur menurut B. N. Marbun dalam Kamus Manajemen
(2003: 294)
“Prosedur adalah tata cara melakukan pekerjaan yang telah
dirumuskan dan diwajibkan. Biasanya suatu prosedur meliputi
bagaimana, bilamana dan oleh siapa tugas harus diselesaikan”.
Dari pengertian prosedur di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
prosedur adalah suatu tahapan atau urutan kegiatan yang harus dijalankan
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Suatu
prosedur juga berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah
tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditentukan.
Prosedur memiliki tujuan untuk mempermudah dan memperlancar setiap
pekerjaan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan kemudahan. Adanya
prosedur yang baik, diharapkan urutan kegiatan atau langkah-langkah tersebut
dapat diikuti, diawasi, dan diarahkan kepada pencapaian tahap dengan cepat,
hemat dan cermat. Oleh karena itu, urutan kegiatan atau langkah-langkah
tersebut haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak meninggalkan faktor
efisiensi dan efektifitas.
B. Pengertian Pengadaan Barang atau Jasa
Pengadaan barang-barang materiil (bahan baku) merupakan
standarisasi mutlak yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaaan,
juga dalam rangka penghematan pengeluaran dana pada suatu perusahaaan
khususnya untuk pembelian bahan baku, oleh karena itu hendaknya setiap
kegiatan pengadaan dilakukan secara sadar untuk terlaksananya suatu tujuan
yang ingin dicapai.
Menurut Muhammad Ichcram Mukmin, SH (1992: 68) dalam bukunya
Pengadaan Barang dan Jasa, Mendefinisikan pengadaan adalah sebagai
berikut: “Pengadaan adalah segala usaha dan kegiatan untuk memenuhi
10
kebutuhan terhadap barang dan jasa dalam batas peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.
Muhammad Ichram Mukmin, SH (1992: 72) juga mengemukakan cara
dalam pengadaan barang antara lain dengan cara :
1. Pembelian
2. Penyewaan
3. Peminjaman
4. Pemberian/ Hibah
5. Penukaran/ Barter
6. Pembuatan
7. Sewa- Beli
8. Leasing
Untuk dapat dilaksanakan fungsi pembelian (pengadaan bahan baku)
ini dengan efektif dan efisien, dibutuhkan adanya kemampuan dari para
petugas pengadaan barang. Hal ini karena tidaklah tepat apa yang dikatakan
orang, bahwa efektifnya pembelian dilakukan apabila bahan- bahan dan
perlengkapan yang dibeli pada harga yang berada dibawah harga yang telah
ditentukan. Di dalam hal mungkin sebaliknya, karena factor- factor lain
disamping harga, seperti kualitas, tanggal penyerahan yang dijanjikan, dan
nama supplier barang- barang tersebut. Jadi kuranglah tepat apabila kita
menginginkan pembelian dengan harga yang murah saja, karena bahan atau
barang yang dibeli kurang memenuhi syarat hingga dapat merugikan
perusahaan itu sendiri.
Di dalam instansi pemerintah, pengadaan barang dan jasa harus sesuai
peraturan yang berlaku yaitu sesuai dengan keppres no 8 tahun 2006 yaitu
tentang pengadaan barang/ jasa pemerintah.
Sistem Pengadaan :
1. Dengan menggunakan penyedia barang/ jasa
2. Dengan cara swakelola
11
Untuk menentukan system pengadaan yang menggunakan penyedia barang/
jasa, meliputi :
1. Metode pemilihan barang/ jasa
2. Metode penyampaian dokumen penawaran
3. Metode evaluasi penawaran
4. Jenis kontrak
Dan perlu juga mempertimbangkan :
1. Jenis, sifat dan nilai barang/ jasa
2. Kondisi lokasi
3. Kepentingan masyarakat
4. Jumlah penyedia barang/ jasa yang ada
Dalam menentukan system pengadaan ini, berkaitan dengan menyusun
rencana pengadaan dan menentukan paket pengadaan , pengguna barang/ jasa
bersam panitia/ pejabat pengadaan wajib memaksimalkan penggunaan
produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil, koperasi
kecil dan masyarakat.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat dirangkum
pengertian pengadan barang/jasa yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
barang/jasa dengan berdasarkan peraturan yang berlaku, jumlah, dan kualitas
yang tepat dengan harga yang menguntungkan termasuk didalamnya usaha
untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisien
dan efektif.
Pada hal lain yang dimaksud dengan pengadaan perlengkapan material
instansi pemerintah adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi pembelian,
penyewaaan, pembikinan, peminjaman, tukar tambah yang mengakibatkan
pembebanan pada APBD/APBN dan pemberian dari lembaga lainnya. Dengan
demikian pengertian “pengadaan” itu lebih luas dari daripada “pembelian”,
meskipun dalam kenyataannya bahwa sebagian besar dari pengadaan
perlengkapan material itu dilakukan dengan jalan membeli. Adapun fungsi
pengadaan itu adalah mengatur dan menyelenggarakan terpenuhinya
perlengkapan yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah kualitas,
12
tempat, maupan waktu yang dikehendakinya dengan efektif dan efisien.
Aktivitas untuk memenuhi kebutuhan barang meliputi :
1. Penentuan atau penelitian barang yang diperlukan
Pimpinan yang bertugas dalam pengadaaan barang-barang
berkewajiban mengadakan penelitian terhadap barang yang dibutuhkan
baik mengenai jenis, jumlah, biaya maupun mutunya. Kegiatan yang
dilakukan penelitian atau penentuan barang untuk mengumpulkan data dan
informasi dalam penyusunan rencana kerja pengadaan. Data informasi
yang dikumpulkan antara lain :
a. Mencari keterangan-keterangan yang terbaru mengenai keadaan
barang.
b. Mempertimbangkan kegunaaan akan barang yang akan diadakan.
c. Menyeleksi instansi yang mengikuti kegiatan pengadaan.
2. Perencanaan kebutuhan
Apabila penelitian mengenai barang yang telah diselesaikan, maka
dibuat daftar rencana kebutuhan barang untuk melakukan pengadaan
barang-barang. Perencanaan kebutuhan harus disusun dengan
mempertimbangkan syarat-syarat bahwa crencana harus mudah
dilaksanakan, harus dibuat oleh ahli, harus mempunyai perincian yang
teliti, luwes atau fleksibel. Dengan adanya perencanaan yang tepat dan
jelas serta didukung dengan tenaga kerja atau pelaksana yang tangguh
maka tujuan organisasi akan dapat dicapai dengan tepat, dan yang menjadi
tujuan organisasi akan terwujud.
Dalam mengadakan materiil secara terinci dan terarah, maka unsur
perencanaan memegang peranan penting. Oleh karena itu perencanaan
mengandung kemungkinan-kemungkinan pilihan yang dapat dirumuskan
dengan jelas kepada pilihan yang kongkrit.
Masalah-masalah pokok perencanaan pengadaan menurut Muhammad
Ichram Mukmin, SH (1992: 78) masih dalam buku yang sama yaitu :
1. Apa yang dibutuhkan (WHAT) ?
13
2. Berapa yang dibutuhkan, berapa harga yang dibutuhkan (HOW MANY,
HOW MUCH) ?
3. Kapan dibtuhkan (WHEN) ?
4. Dimana dibutuhkan (WHERE) ?
5. Siapa yang mengadakan dan siapa yang menggunakan (WHO) ?
6. Bagaimana cara pengadaan (WHY) ?
Hal tersebut dapat dimengerti karena hakekat dari perencanaan adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sadar untuk terlaksananya suatu
tujuan yang sistematis dan rasional, sehingga mendapat perhitungan-
perhitungan yang diperlukan sesuai dengan usaha dan tujuan. Akan tetapi
tidak lepas juga dari anggaran dana yang tersedia. Adapun tujuan
pengadaan barang/jasa dalam instansi pemerintah yaitu untuk memperoleh
barang/jasa yang dibutuhkan instansi pemerintah dalam jumlah, sesuai
dengan kualitas dengan harga yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam
waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun
2000, pasal 12 ayat 2, bahwa metode pengadaan barang/jasa pemborongan
dan jasa lainnya dilaksanakan melalui :
1. Pelelangan, yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan
barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh
pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia
jasa terbaik.
2. Pemilihan Langsung, yaitu jika cara pelelangan sulit dilaksanakan atau
tidak menjamin pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara
membandingkan penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang
memenuhi syarat melalui Permintaan Harga Ulang (Price Quotation)
atau permintaan teknis dan harga serta dilakukan negoisasi secara
bersaing, baik dilaksanakan untuk teknis maupun harga, sehingga
14
melalui harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Pemilihan Langsung, yaitu pengadaaan barang/jasa yang penyedia
barang/jasanya ditentukan oleh kantor/satuan kerja/pimpinan
proyek/bagian proyek/pejabat yang disamakan/ditunjuk.
4. Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan
dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, atau upah
borongan tenaga.
Dan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2006, pasal 3, 5, 10 dan pasal 18 ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengadaan barang/jasa antara lain :
1. Etika pengadaan barang/jasa harus dipenuhi sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran, dan dapat tercapainya tujuan
pengadaan barang/jasa.
b. Bekerja secara professional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta
menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang
seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dalam pengadaan barang/jasa.
c. Tidak saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mencegah dan menghindariterjadinya persaingan
tidak sehat.
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan barang/jasa (Conflict of Interest).
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan Negara dalam pengadaan barang/jasa.
15
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan atau
kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau
pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan
Negara.
h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada
siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan ndengan
pengadaan barang/jasa.
2. Prinsip-prinsip dasar pengadaan barang/jasa yaitu :
a. Efisien, ini berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
c. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka
bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan
dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia
barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/criteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
d. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi
pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetaapn calon
penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia
barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada
umumnya.
e. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk
16
memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau
alasan apapun.
f. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan
maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum
permerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-
prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
3. Pembentukan panitia dalam pengadaan :
a. Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semua pengadaan dengan
nilai diatas Rp 50.0000.000,00
b. Untuk pengadaan sampai nilai Rp50.000.000,00 dapat dilaksanakan
oleh panitia atau pejabat pengadaan.
c. Anggota panitia pengadaan berasal dari pegawai negeri, baik dari
instansi sendiri maupun instansi teknis lainnya.
d. Panitia atau pejabat pengadaan sebagaimana dinyatakan dalam
point satu dan dua diatas harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Memiliki integritas moral, disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
2) Memahami keseluruhan peerjaan yang akan diadakan.
3) Memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas panitia
atau petugas pengadaan yang bersangkutan.
4) Memahami isi dokumen pengadaan atau metode prosedur
pengadaan berdasarkan keputusan presiden.
5) Tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang
mengangkat dan menetapkannya sebagai panitia atau pejabat
pengadaan.
6) Memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang atau jasa
pemerintah.
e. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab panitia atau pejabat
pengadaan meliputi sebagai berikut :
17
1) Menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi
pengadaan.
2) Menyusun dan menyiapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
3) Menyiapkan dokumen pengadaan.
4) Mengumumkan pengadaan barang atau jasa melalui media
cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum,
dan jika memungkinkan melalui media elektronik.
5) Menilai kualifikasi penyedia melalui pasca kualifikasi atau
prakualifikasi.
6) Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
7) Mengusulkan pemenang.
8) Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada
pengguna barang/jasa.
9) Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan
barang/jasa dimulai.
f. Panitia berjumlah gasal beranggotakan sekurang-kurangnya 3 orang
yang memahami tata cara pengadaan barang, substansi pekerjaan
atau kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan,
baik dari unsure-unsur didalam maupun diluar instansi yang
bersangkutan.
g. Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang yang memaham tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan
bidang lain yang diperlukan, baik dari unsure-unsur di dalam
maupun dari luar instansi yang bersangkutan.
h. Pejabat pengadaan barang yang dilarang duduk sebagai panitia atau
pejabat pengadaan :
1) Pengguna barang/jasa dan bendaharawan.
2) Pegawai pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP)/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non
Departemen/Badan Pengawas Daerah Propinsi/Kabupaten
/Kota, PengawasanBI/BHMN/BUMN/BUMD kecuali menjadi
18
panitia atau pejabat pengadaan untuk pengadaan barang/jasa
yang dibutuhkan instansinya.
4. Metode penyampaian dokumen penawaran
a. Metode satu sampul
Metode satu sampul lebih tepat untuk digunakan untuk pengadaan
barang/jasa yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas
atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditentukan.
b. Metode dua sampul
Metode ini digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang
lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh para
penyedia barang/jasa dan untuk menjaga agar evaluasi teknis
jangan sampai terpengaruh oleh besarnya penawaran harga.
Metode ini lebih tepat digunakan untuk pengadaan peralatan dan
mesin yang tidak sederhana.
c. Metode dua tahap
Metode ini dapat digunakan untuk pengadaan barang/jasa berkaitan
dengan penggunaan teknologi tinggi, kompleks an resiko tingi,
serta pengadaan barang/jasa yang memerlukan penyesuaian criteria
teknis untuk menyetarakan spesifikasi teknis diantara penawar
sesuai yang disyahkan pada dokumen pengadaan. Sebagai contoh :
kontrak terima jadi (turnkey), dan pembangkit tenaga listrik.
5. Evaluasi penawaran
a. Evaluasi penawaran untuk pengadaan barang/jasa pemborongan
lainnya dapat menggunakan beberapa system atau aturan yang
ditetapkan. Adapun system atau aturan yang ditetapkan yaitu :
1) Sistem gugur
Evaluasi dengan system ini dapat dilakukan untuk hampir
seluruh pengadaan barang/jasa pemborongan jasa lainnya,
urutan system ini adalah evaluasi administrasi – evaluasi teknis
19
– evaluasi harga. Apabila salah satu dalam evaluasi gagal atau
tidak sesuai maka atomatis instansi yang bersangkutan
dianggap gugur.
2) Sistem nilai (merit point system)
Evaluasi penawaran dengan system ini digunakan untuk
pengadaan barang/jasa pemborongan jasa lainnya yang
memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan
harganya, mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi
kualitas teknis. Urutan dalam proses evaluasi yaitu dari
evaluasi administrasi – evaluasi teknis dan harga. Apabila
didapat total nilai yang paling tinggi, maka yang memiliki total
tinggi tersebut yang menduduki peringkat pertama, dan
menurun sesuai dengan total nilainya.
3) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
Evaluasi ini khusus dilakukan untuk pengadaan
barang/peralatan yang memperhitungkan factor-faktor :umur
ekonomis, harga, biaya operasi, dan pemeliharaan, dalam
jangka waktu tertentu, evaluasi administrasi – evaluasi teknis
dan harga, system economic life cycle cost, digunakan khusus
untuk mengevaluasi pengadaan barang yang kompleks dengan
memperhitungkan perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan
serta nilai sisa selama umur ekonomis barang tersebut.
6. Istilah-istilah yang sering digunakan dalam pengadaan :
a. Pemimpin proyek / pimpinan bagian proyek adalah pejabat yang
diangkat oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga /Gubernur /Bupati
/Walikota /pejabat yang diberi kuasa, yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari anggaran
belanja pembangunan melalui APBN.
b. Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna
barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa.
20
c. Jasa pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan pengguna barang/jasa dan proses serta
pelaksanaannya diawasi oleh pengguna barang/jasa.
d. Kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
e. Pemilihan penyedia barang/jasa adalah kegiatan untuk menetapkan
penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan.
f. Pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh
pengguna barang / jasa / panitia pengadaan / pejabat pengadaan
/penyedia barang /jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
g. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi bdan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari penyedia barang/jaas setelah memasukkan penawaran.
C. METODE PENGAMATAN
Metode Pengamatan adalah segala teknik yang digunakan dalam
pengamatan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang
diadakan. Metode pengamatan ini menyangkut beberapa hal antara lain
sebagai berikut :
1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis berlokasi di Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, dengan
pertimbangan karena penulis dapat berkesempatan untuk diijinkan
melaksanakan pengamatan dimana penulis mendapatkan data-data
yang diperlukan sesuai dengan masalah yang akan ditulis.
2. Jenis Pengamatan
21
Mengacu kepada sumber yang digunakan, maka penelitian yang
dilakukan adalah penelitian deskriftif. Pengertian dari penelitian
deskriptif ini adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,
misalnya tentang situasi yang dialami nsatu hubungan, kegiatan,
pandangan, sikap yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan
sebagainya. (Winarno Surakhmad, 1994:139).
3. Sumber Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Wawancara Langsung
Yaitu data yang diperoleh langsung dari narasumber
(informan) di Sekretariat DPRD Kota Surakarta yang kemudian
diolah oleh penulis. Dalam pengamatan ini yang menjadi
narasumber (informan) adalah Bagian Rumah Tangga
Sekretariat DPRD Kota Surakarta.
b. Data melalui buku-buku
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berhubungan dengan pengadaan Sekretariat DPRD Kota
Surakarta dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan
Sekretariat DPRD secara umum.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel pengamatan ini diambil dengan cara “purposive
sampling” yaitu penulis cenderung memilih informan yang dipercaya
dan dianggap mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili
informasinya dan mengetahui permasalahan yang sedang diamati
dengan jelas dan menangkap kelengkapan data dan kedalaman data
didalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. ( Sutopo,2002:56 ).
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
22
Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan secara
langsung dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang
diselidiki atau dijumpai secara sistematis.
b. Wawancara atau interview
Yaitu pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi
langsung dan berhadapan muka dengan responden yang dapat
memberikan keterangan. Wawancara ini dapat untuk melengakapi
data yang diperoleh
Tujuan dari wawancara adalah untuk menyajikan kontruksi saat
sekarang dalam suatu konteks mengenai data pribadi, peristiwa,
aktivitas, organisasi, perasaan motivasi, tanggapan atau persepsi,
tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya untuk
merekonstruksikan beragam hal seperti itu sebagai bagian dari
pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu
dikaitkan dengan harapan yang bias terjadi di masa yang akan
dating. ( Sutopo,2002:58 ).
c. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan
menbaca buku-buku yang ada kaitannya dengan pengadaan dan
prosedurnya.
d. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-
dokumen, peraturan-peraturan, laporan dan literature lainnya yang
ada.
6. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis
data. Analisis data adalah mengelompokkan, membuat semacam
urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk
dibaca.
23
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan teknik
analisis data kualintatif. Analisis dalam pengamatan kualitatif menurut
Sutopo(2002:94 ), terdiri dari tiga komponen utama yaitu reduksi data,
sajian data, dan penarikan simpulan dengan vervikasinya.
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi data dari pengumpulan data yang dilakukan dengan
membuat ringkasan dari catatan yang diperoleh di lapangan. Proses
reduksi data ini berlangsung terus-menerus sepanjang pelaksanaan
penelitian sampai berakhirnya penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini.
b. Sajian Data
Sajian data mengacu pada rumusan masalh, dengan melihat
suatu penyajian data, penulis akan mengerti apa yang terjadi dan
memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa data atau
tindakan lain.
c. Penarikan Simpulan
Proses penarikan simpulan pada awalnya simpulan tersebut
kurang jelas kemudian semakin jelas karena landasan yang kuat.
Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data
berakhir.
24
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA /INSTANSI
A. DPRD Kota Surakarta
Reformasi yang bergulir mendorong terjadinya perubahan paradigma
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menuju lebih baik,
dengan membuka babak baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
khususnya dalam penyelenggaraan Pemerintah di Daerah.
DPRD Kota Surakarta berdiri semenjak berdirinya pemerintah kota
Surakarta yakni disebutkan bahwa undang-undang nomor 16 Tahun 1950
tentang pembentukan daerah-daerah kota besar dalam lingkungan propinsi
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
maka dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta (DPRD) Kota
Surakarta. DPRD Kota Surakarta merupakan unsur penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
Sebagaimana diketahui bahwa secara umum terdapat empat fungsi
dari lembaga legislatif, yaitu:
- fungsi penganggaran,
- fungsi perundangan,
- fungsi pengawasan dan
- fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat.
Dengan demikian kinerja lembaga ini harus dikembalikan pengukuran dan
penilaiannya kepada pelaksanaan tugas-tugas pokok yang bersifat umum
tersebut.
1. Dasar Hukum, Kedudukan DPRD Kota Surakarta
Kinerja sebuah lembaga legislatif, dapat diukur dan dinilai dengan
mendasarkan kepada pencapaian tujuannya. Sementara keberadaan
lembaga legislatif adalah sebagai lembaga yang diharapkan mampu
menjadi kekuatan pengawas dan penyeimbang (check and balance) atas
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah oleh badan
23
25
eksekutif daerah (pemerintah kota). Tujuan yang dimaksud adalah
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dalam dimensi luas.
Pemilu tahun 2004 menghasilkan anggota Legislatif secara
demokratis dan dapat merubah sistem pemerintahan yang sentralistik
menjadi desentralistik melalui pembuatan beberapa Undang-Undang, dua
diantaranya Undang-Undang nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Dan
Kedudukan MPR, DPR, DPD Dan DPRD dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menjadi dasar hukum
keberadaan, Kedudukan dan Tugas DPRD Kota Surakarta.
Dasar hukum kedudukan DPRD Kota Surakarta diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 40 yang secara tegas tertulis
“DPRD merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dan
Berkedudukan sebagai Unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.” Dan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2003 pasal 76 secara eksplisit tertulis,
”DPRD Kabupaten Kota merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Visi dan misi DPRD Kota Surakarta tertuang dalam Rencana Kerja
DPRD pada tiap Masa Bhakti 5 tahun sekali adalah sebagai berikut :
· Visi DPRD Kota Surakarta
1. Aspiratif, adalah keberpihakan kepada masyarakat, mengutamakan dan
memperjuangkan kepentingan masyarakat Kota Surakarta.
2 Responsif, adalah cepat dan tanggap dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
3 Profesional, adalah dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai
dengan keahlian dan kewenangan yang dimiliki.
4. Bertanggung Jawab, adalah berani dan konsekuen melaksanakan
fungsi yang diemban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Berwawasan Budaya, adalah mendasar pada cipta, rasa, etika, dan
estetika
26
· MISI DPRD Kota Surakarta
1. Memperjuangkan Keadilan dan Kesejahteraan masyarakat Kota
Surakarta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
2. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat kota Surakarta
3. Meningkatkan profesionalisme DPRD Kota Surakarta sesuai tugas
dan fungsi.
4. Membangun Komunikasi dan Kemitraan DPRD dengan pemerintah
Kota Surakarta, Masyarakat, akademisi, pers dan lembaga lainnya.
5. Meningkatkan daya pikir, nilai rasa, perilaku yang bermartabat dan
hasil karya yang berguna untuk Kesejahteraan masyarakat Kota
Surakarta
B. Sekretariat DPRD Kota Surakarta
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Surakarta berlokasi di Jl. Adi Cucipto No. 143 A Jajar, kecamatan
Laweyan, kota Surakarta. Sekretariat DPRD Kota Surakarta merupakan
pembangunan kedua setelah Balaikota Surakarta mengalami kebakaran.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surakarta
adalah unsur staf yang membantu Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kota Surakarta dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya.
Untuk membantu kelancaran tugas-tugas tersebut Sekretariat DPRD
dibantu oleh Staf DPRD dari Pegawai Negeri Sipil.
1. Kedudukan dan Tugas Pokok Sekretariat DPRD
Perubahan yang sangat mendasar dengan telah berlakunya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah terjadinya perubahan
kedudukan Badan Legislatif sebagai mitra kerja yang sejajar dengan
Badan Eksekutif. Dengan demikian telah terjadi perubahan yang
signifikan dengan peran dan fungsi DPRD, dengan adanya
perubahahan tersebut proses kegiatan Kesekretariatan Dewan
mengharuskan adanya mekanisme yang sangat intens agar senantiasa
27
tercipta kesatuan gerak dan langkah dalam mata rantai kerja yang
harmonis. Dengan demikian kegiatan pelayanan yang menjadi tugas
pokok dari Sekretariat Dewan dapat dilaksanakan dengan optimal.
Sekretariat DPRD Kota Surakarta mempunyai kedudukan, tugas
pokok dan fungsi yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2008 pasal 5. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa, Sekretariat
DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin
oleh seorang Sekretaris DPRD yang berkedudukan secara teknis
operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan
DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
Tugas-tugas pokok dari Sekretariat DPRD adalah:
a) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan
b) Menyelenggarakan administrasi keuangan
c) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD
d) Dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang
diperlukan DPRD sesui dengan kemampuan keuangan daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana hal tersebut diatas,
Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD
2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD
3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD dan
4. Penyediaan dan pengoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD
Dalam upaya meningkatkan kinerja DPRD sebagai unsur
perwakilan rakyat daerah dalam menjalankan fungsi penganggaran,
fungsi perundangan, fungsi pengawasan dan fungsi keterwakilannya.
Sekretariat DPRD dituntut untuk mampu berperan sebagai Fasilitator
dan mediator. Untuk itu Sekretariat DPRD harus mampu dan harus
profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mampu
memberikan dukungan yang optimal kepada DPRD agar dalam
28
menjalankan tugas dan wewenangnya dapat melaksanakannya secara
efektif dan efisien. Sehingga Sekretariat DPRD Kota Surakarta
mempunyai visi dan misi dalam mengemban tugasnya, yaitu :
· Visi : Terwujudnya pelayanan prima bagi DPRD dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya
· Misi : 1) Meningkatkan profesionalisme pejabat dan staf sekretariat
DPRD
2) Meningkatkan prasarana dan sarana kerja
3) Meningkatkan pelayanan kepada anggota DPRD dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD terdiri dari 4 sub bagian, dan tiap-tiap Sub
bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. Struktur Organisasi
DPRD Surakarta berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-A
Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Jabatan Struktural Pada Sekretariat
DPRD adalah sebagai berikut :
a. Sekretaris DPRD
b. Bagian Legislasi, membawahkan :
1. Subbagian Rapat dan Risalah
2. Subbagian Penyusunan Peraturan
3. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan
c. Bagian Keuangan, membawahi :
1. Subbagian Anggaran
2. Subbagian Perbendaharaan
3. Subbagian Akuntansi
d. Bagian Humas dan Protokol, membawahkan :
1. Subbagian Humas dan Dokumentasi
2. Subbagian Protokol
29
e. Bagian Umum, membawahi:
1. Subbagian Tata Usaha
2. Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Uraian tugas-tugas jabatan struktural di Sekretariat DPRD
Kota Surakarta :
a. Sekretaris DPRD
Mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta
mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dengan beberapa
uraian sebagai berikut :
1. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Sekretariat
DPRD.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan Badan sesuai dengan bidang tugas.
4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Menerapkan Standar Pelayanan Prima
6. Melaksanakan pengelolaan Kesekretariatan, meliputi :
Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan
Kepegawaian.
7. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis,
rencana kerja, LAKIP, LKPJ dan EKPPD Sekretariat DPRD.
8. Menyusun kebijaksanaan teknis di bidang Legislasi,
keuangan, Humas dan Protokol dan Umum.
30
9. Menyusun rencana, penelaah dan pengkoordinasi perumusan
kebijakan Pimpinan DPRD.
10. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis
urusan kesekretariatan DPRD.
b. Bagian Legislasi
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi dibidang Rapat dan Risalah,
Penyusunan peraturan, dan evaluasi dan pelaporan peraturan.
§ Subbagian Rapat dan Risalah
Mempunyai tugas penyiapan pelaksanaan dan pelayanan
administrasi di bidang Rapat dan Risalah, meliputi: pelaksanaan
persipan rapat-rapat dan penyusunan risalah guna mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
§ Subbagian Penyusunan Peraturan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan konsep pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang penyusunan perundang-
undangan, meliputi : menyiapkan bahan peraaturan per-undang-
undangan, menyusun rancangan keputusan pimpinan DPRS dan
keputusan DPRD serta rancangan peraturan daerah inisiatif
DPRD dan pengelolaan sistem jaringan dokumentasi dan
informasi hukum.
§ Subbagian Evaluasi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan konsep
rencana kerja dan penyusunan evaluasi dan pelaporan peraturan,
meliputi : menyiapkan bahan-bahan raperda yang akan
dilakukan pembahasan dan pelaksanaan pengkajian terhadap
produk hukum dan pelaporan perda-perda yang sudah
ditetapkan.
c. Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi dibidang perencanaan dan anggaran,
31
akuntansi, dan perbendaharaan untuk mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi DPRD.
· Subbagian Anggaran
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang perencanaan dan
anggaran, meliputi: penyusunan program kerja, penyusunan
anggaran dan penyusunan LAKIP.
· Subbagian Perbendaharaan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang Perbendaharaan
Meliputi : pembayaran keuangan pegawai, Pimpinan dan
Anggota DPRD, dan kegiatan operasional sekretarit Dewan
serta verifikasi atas Pertanggung jawaban keuangan
· Subbagian Akuntansi
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelaksanaan administrasi di bidang Akuntansi, meliputi :
pengendalian keuangan, dan Pembukuan Keuangan
d. Bagian Humas dan Protokol
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang Humas, Dokumentasi dan
Protokol, penyerapan aspirasi masyarakat dan perjalanan dinas
· Subbagian Humas dan Dokumentasi
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang Humas dan
Dokumentasi, meliputi : pelaksanaan kegiatan Kehumasan,
hubungan antar lembaga, penyerapan aspirasi masyrakat,
dokumentasi dan Perjalanan Dinas.
· Subbagian Protokol
Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan dan
pelayanan administrasi di bidang protokol meliputi:
32
menyiapkan pelayanan kegiatan keprotokolan dan,
penerimaan tamu dan penyiapan sambutan-sambutan
e. Bagian Umum
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang tata usaha, kepegawaian,
RumahTangga, dan perlengkapan di lingkungan Sekretariat
DPRD
· Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang Tata Usaha, meliputi :
Organisasi dan Tatalaksana, ketatausahaan, kearsipan dan
kepegawaian.
· Subbagian RumahTangga dan Perlengkapan
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
dan pelayanan administrasi di bidang Rumah Tangga dan
perlengkapan, meliputi : pelaksanaan dan pelayanan Teknis
penyelenggaraan rapat, pemeliharaan, perawatan gedung dan
kantor, kesehatan dan olahraga, dan keamanan lingkungan
gedung dan kantor dan analisis kebutuhan dan pengadaan,
Inventarisasi, perlengkapan, pemeliharaan dinas.
f. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Analisis Pekerjaan Bagian Umum (Sub Bagian Tata Usaha)
a. Bagian Umum
Sebagaimana dimaksud di atas bahwa tugas dari Bagian Umum
adalah melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pelayanan administrasi
di bidang tata usaha, kepegawaian, Rumah Tangga, dan perlengkapan di
lingkungan Sekretariat DPRD. Bagian Umum dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian dengan uraian jabatan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja bagian.
33
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan , keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Bagian
sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan
agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
5. Menyusun kebijaksanaan teknis di bidang Tata Usaha.
6. Menyusun kebijaksanaan teknis di bidang Rumah Tangga dan
Perlengkapan.
7. Menyusun indikator dan pengukuran kinerja di bidang Umum.
8. Melaksanakan sosialisasi di bidang umum.
9. Menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
10. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.
11. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
12. Memberikan usul dan saran kepada atasan.
13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
14. Melaksanaka tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bagian Tata Usaha
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa Sub bagian Tata Usaha
mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan,
penggandaan, kepegawaian dan perjalanan dinas. Sub Bagian Tata usaha
dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Adapun uraian
tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penyusunan rencana kerja subbagian Tata Usaha
berdasarkan rencana kerja Bagian.
2. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
34
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan , keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Bagian
sesuai dengan bidang tugasnya
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan di bidang
ketatausahaan.
5. Mengelola administrasi surat menyurat, peralatan dan perlengkapan
kantor, dan rumah tangga.
6. Menyiapkan dan mengolah bahan penyusunan rencana kebutuhan
pegawai.
7. Menyiapkan dan mengolah bahan usulan yang meliputi pengangkatan,
kenaikan pangkat, perpindahan, pemberhentian, pensiun, kenaikan gaji
berkala dan tunjangan.
8. Mengelola data dan dokumentasi pegawai serta anggota DPRD.
9. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan dan
pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan serta calon peserta
ujian dinas pegawai.
10. Mengusulkan permohonan izin dan tugas belajar.
11. Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK).
12. Memproses permohonan cuti, mengusulkan permohonan kartu
pegawai, kartu isteri/suami, kartu tabungan asuransi pensiun, kartu
asuransi kesehatan dan tabungan perumahan (BAPERTATUM).
13. Menyiapkan dan memproses Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) Pegawai dan Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P).
14. Memproses laporan perkawinan, izin perkawinan dan perceraian.
15. Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghaargaan/tanda jasa
dan sanksi. Menyiapkan bahan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil.
16. Mengelola presensi atau daftar hadir pegawai.
17. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indicator dan pengukuran
kinerja di bidang ketatausahaan.
18. Melakukan penyiapan bahan soosialisasi di bidang ketatausahaan.
15. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
35
16. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas
17. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
19. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Pegawai yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Surakarta terdiri dari
59 orang dengan rincian sebagai berikut:
- Pegawai Negeri Sipil sejumlah 44 orang
- Pegawai Honorer/administrasi sejumlah 9 orang
- Calon Pegawai Negeri Sipil sejumlah 6 orang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi pegawai yang ada di
Sekretariat DPRD Kota Surakarta.
Sumber : Sekretariat DPRD Kota Surakarta
36
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengadaan Barang/Jasa Pada Instansi Pemerintah
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapatkan sumber-sumber
data dengan menggunakan peraturan Kepres No. 80 Tahun 2003 dan Kepres
No. 8 Tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa
instansi pemerintah.
Pada prosedur tetap pelayanan pengadaan barang rutin dan insidental
di DPRD Kota Surakarta menyebutkan dalam proses pengadaan sbb :
1. Sampai dengan Rp 5.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 pengadaan
dilakukan dengan metode penunjukan langsung tanpa SPK (Surat
Perintah Kerja), dilaksanakan oleh Sub.Bag. RT dan Perlengkapan atau
Satuan Kerja (User) yang dikoordinasi proses administrasinya.
2. Rp 50.000.000,00 s/d 100.000.000,00 pengadaan dilakukan dengan
metode pemilihan langsung 3 (tiga) pembanding dan dilaksanakan oleh
Panitia dalam Pengadaan Barang/Pembanding Harga.
3. Rp 100.000.000 s.d seterusnya dilaksanakan oleh Panitia Pelelangan.
Dalam Kepres No. 8 Tahun 2006 menyebutkan metode pemilihan
penyedia barang/jasa pemerintah :
1. Pelelangan Umum : Rp 100.000.000,00
2. Pelelangan Terbatas
3. Pemilihan Langsung : s/d Rp 100.000.000,00
4. Penunjukan Langsung : max Rp 50.000.000,00
Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis menitikberatkan pada
pengadaan dengan menggunakan sistem penunjukan langsung dan lelang.
Dikarenakan di Sekretariat DPRD Kota Surakarta sering kali menggunakan
kedua metode tersebut.
35
37
B. Prosedur pengadaaan Barang Di Sekretariat DPRD Kota Surakarta
1. Prosedur Pengadaaan
Dalam proses pengadaan dilakukan oleh panitia pengadaan
dengan disyahkan melalui penetapan Pimpinan dan Bendaharawan
Bagian Proyek. Panitia pengadaan barang/jasa dibedakan menjadi 2
yaitu, panitia pengadaan/pembelian dan panitia pemeriksaan/
penerimaan.
Prosedur yang dilakukan dalam pengadaan barang/jasa sebagai
berikut :
1. Ka. Sub. Bag RT dan Perlengkapan menyiapkan rencana
pengadaan barang yang telah direncanakan sesuai dengan RKA
(Rencana Kerja Anggaran) DPRD, yang telah ditetapkan pada rapat
kerja periode tertentu. Sehingga pengadaan yang dapat
dilaksanakan harus melalui rapat koordinasi terlebih dahulu.
2. Ka. Sub. Bag RT dan Perlengkapan membuat rincian perkiraan
harga dan dikonsultasikan ke Sekwan (Sekretaris Dewan).
3. Sub. Bag RT dan Perlengkapan membuat dokumen pengadaan dan
ditandatangani bag. RT kemudian bagian Keuangan.
4. Bagian Keuamgan membuat SPP (Surat Pengantar Pembayaran) ke
DPPKA (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
daerah), timbul SPPD (Surat Pencairan Dana).
5. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja.
6. Melaksanakan Pengadaan Barang.
Alur proses terjadinya pengadaan
Sumber : Bag. Rumah Tangga dan Perlengkapan Sekretariat DPRD
Kota Surakarta
38
2. Kriteria barang yang dipilih dan Hambatan dalam prosedur pengadaan :
Dari hasil wawancara dengan Ibu Liestyawati ( 8 Maret 2010),
adalah sebagai berikut :
“ Kriteria barang yang dipilih dalam RKA ( Rapat Kerja
Anggaran ) adalah harga harus sesuai degan anggaran dan
spesifikasi barang yang sesuai dengan kebutuhan dan hambatan
atau kendala yang biasanya ditemukan dalam proses pengadaan
adalah apabila ada anggaran/harga tidak sesuai dan spesifikasi
barang yang tidak sesuai, selain itu tidak ada kendala atau
hambatan lain.”
3. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) penunjukan langsung dan
pelelangan pengadaan barang.
Dalam RKS ini bertindak sebagai pemberi tugas adalah Pimpinan
Sekwan. Pemberi tugas membentuk panitia untuk melaksanakan
pengadaan barang/jasa, yang disebut panitia pengadaan/ pembelian
barang. Sedangkan yang berbeda hanya pada metode penunjukan
langsung yang hanya terdiri dari pejabat pengadaan saja.
Contoh pengadaan barang yang pertama menggunakan metode
penunjukan langsung adalah mesin/ kartu absensi dimana total harga
Rp. 9.375.000,00 dengan menunjuk CV. Victory Prima Nusa sebagai
rekanan yang dipilih atau ditunjuk.
Berikut adalah prosedur dan syarat-syarat dalam pengadaan
barang dengan menggunakan metode penunjukan langsung dan lelang
dalam meliputi :
a. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Penyampaian dokumen dengan mempergunakan metode satu
sampul, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penyampaian Dokumen Penawaran
a. Dokumen penawaran dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yang
terdiri 1 (satu) asli dan 2 (dua) salinan, dimasukkan ke dalam
39
Penawaran Harga Pekerjaan Hari Tanggal Tempat Kepada Yth : Panitia Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat DPRD Kota Surakarta Jl. Adisucipto No. 143 A Surakarta Di SURAKARTA
sampul tertutup ( tidak tembus baca ) berwarna coklat
berukuran minimal 25 cm x 40 cm, bagian belakang sampul
dilem dan di lak ban di lima tempat sehingga apabila ditarik
garis diagonal akan membentuk huruf “X”, bagian depan
sampul pada sudut kiri atas diberi tulisan dengan ketik atau
spidol hitam “PENAWARAN HARGA PEKERJAAN
PENGADAAN MESIN / KARTU ABSENSI” untuk
penunjukan langsung dan
Contoh bentuk sampul Surat Penawaran Harga :
BAGIAN DEPAN :
BAGIAN BELAKANG :
40
b. Seluruh dokumen Penawaran dimasukkan ke dalam satu
sampul, yang mencakup semua persyaratan penawaran dan
dokumen kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Dokumen
Pengadan ini.
c. Dokumen Penawaran harus mencakup surat penawaran yang
dilengkapi dengan persyaratan administrasi, teknis dan
perhitungan harga yang ditandatangani oleh penyedia jasa.
d. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos,
maka sampul sebagaimana dimaksud pada huruf b angka ini,
dimasukkan kedalam sampul luar yang hanya mencantumkan
alamat pejabat pembuat komitmen, serta hari, tanggal, bulan,
tahun dan jam pemasukan.
e. Dokumen penawaran bersifat rahasia, sehingga dilarang
dikirim kepada anggota Panitia Pengadaan dan atau
perorangan, dan hanya ditujukan ke alamat sebagaimana
dimaksud pada Dokumen Pengadaan ini.
f. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan secara langsung,
maka harus dimasukkan sendiri oleh calon peserta
penunjukan langsung kedalam tempat atau kotak yang telah
disediakan oleh Panitia Pengadaan.
2) Format surat penawaran harus menggunakan kop surat
perusahaan dari peserta penunjukan langsung. Dalam surat
penawaran memuat nomor dan tanggal surat, stempel
perusahaan, nama jelas Direktur/ Direktris/ Pimpinan
Perusahaan, bermaterai Rp 6.000,00 diberi tanggal dan
ditandatangani Direktur/ Direktris/ Pemilik perusahaan atau
penerima kuasa dari Pimpinan Perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam Akte pendirian atau perubahannya
atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat
yang dibuktikan dengan dokumen otentik.
41
3) Persyaratan lain yang harus disertakan dalam dokumen
penawaran sebagai berikut :
a. Data Administrasi
- Copy undangan pembukaan penawaran,
- Surat pernyataan minat yang ditujukan kepada : Pejabat
Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat DPRD Kota Surakarta,
- Formulir isian penilaian kualifikasi,
- Foto copy Surat Ijin Usaha yang masih berlaku,
- Foto copy akte pendirian perusahaan terakhir, dengan
Surat Pernyataan bahwa Direktur/Pimpinan yang diberi
kuasa bukan Pegawai Negeri Sipil/TNI/POLRI diatas
materai Rp 6.000,00 bagi BUMN surat pernyataan ini
tidak diperlukan,
- Surat pernyataan tunduk pada peraturan yang berlaku,
- Fotocopy NPWP,
- Fotocopy bukti pelunasan Surat Pajak Tahunan /
Penghasilan ( SPT/PPh ) tahun terahir,
- Fotocopy Laporan Bulanan PPh 3 ( tiga ) bulan terakhir
yang dibuktikan dengan fotocopy Surat Setoran Pajak
Penghasilan ( SSP/PPh ) 3 ( tiga ) bulan terakhir.
b. Data Teknis :
- Spesifikasi barang yang ditawarkan,
- Jadwal Pelaksanaan Kegiatan.
4) Satuan Mata Uang dalam Penawaran
Dalam penawarn peserta penunjukan langsung harus
menggunakan satuan mata uang Rupiah.
5) Masa Berlaku Penawaran
a. Penawaran yang disampaikan oleh peserta penunjukan
langsung harus memuat masa berlaku selam 30 (tiga
puluh) hari kalender hingga terpilihnya pemenang
penunjukan langsung.
42
b. Pejabat Pengadaan melalui pemberitahuan tertulis atau
facsimilie dapat meminta peseta penunjukan langsung
memperpanjang masa berlaku penawarannya sesuai yang
ditentukan oleh Panitia Pengadaan. Pemberitahuan
perpanjangan harus dilakukan sebelum masa berlaku
penawaran berakhir.
6) Jaminan Penawaran
a. Surat jaminan tersebut pada pasal 1 (satu) harus dikeluarkan
Bank Umum ( tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat )
atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai asuransi
kerugian ( Surety Bond ).
b. Jaminan Penawaran harus memiliki masa berlaku minimal
selama 60 (enam puluh lima) hari kalender terhitung sejak
tanggal pemasukan penawaran.
c. Besarnya jaminan penawaran sebesar 3 % ( tiga persen )
dari HPS.
d. Jaminan penawaran akan dikembalikan apabila peserta tidak
terpilih sebagai penyedia barang.
7) Hal-hal lainnya dari Penawaran
a. Peserta penunjukan langsung harus menyerahkan 1 (satu)
dokumen penawaran asli, dan diberi tanda “ASLI”.
Disamping itu, peserta penunjukan langsung juga harus
memasukkan 2 (dua) buah salinan dan diberi tanda
“SALINAN”. Apabila terdapat perbedaan diantara kedua.
Dokumen tersebut, maka yang berlaku adalah dkumen
asli.
b. Dokumen penawaran yang asli dan semua salinan harus
ditulis atau diketik dengan tinta yang tidak dapat dihapus
dan ditandatangani oleh Direktur / Pimpinan atau seseorang
yang diberi kuasa untuk itu, dan seluruh halaman yang
43
memuat isian ataupun perubahannya harus diparaf oleh
pihak yang menandatanganidokumen penawaran tersebut.
c. Dokunen penawaran tidak boleh berisi perubahan,
penghapusan atau penambahan, kecuali atas perintah
Panitia Pengadaan, dan atau adanya perbaikan atas
kesalahan yang dibuat oleh peserta penunjukan langsung.
Dimana perbaikan tersebut harus diparaf oleh pihak yang
menandatangani Dokumen Penawaran.
b. Pemasukan penawaran
Batas Waktu Pelaksanaan Penawaran
1. Penawaran harus diserahkan oleh peserta penunjukan langsung
selambat-lambatnya dalam waktu yang telah ditentukan dalam
dokumen pengadaan ini.
2. Pejabat pengadaan dapat memperpanjang batas waktu
pemasukan penawaran apabila diperlukan, dengan catatan akan
dibuatkan Addendum Dokumn. Pengadaan atas perpanjangan
waktu tersebut. Addendum Dokumen Pengadaan akan
disampaikan kepada seluruh peserta penunjukan langsung
melalui surat/facsimile.
3. Apabila terjadi perpanjangan batas waktu pemasukan
penawaran sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, maka
segala ketentuan waktu yang berkaitan proses pengadaan ini
akan mengikuti perpanjangan waktu tersebut.
c. Evaluasi Penawaran
Panitia akan melakukan evaluasi penawaran sebagai berikut :
a. Pada tahap awal evaluasi, Pejabat pengadaan dapat melakukan
koreksi aritmatika terhadap penawaran yang masuk.
b. Selanjutnya pejabat akan memeriksa seluruh persyaratan yang
dilampirkan dalam dokumen penawaran untuk selanjutnya
disesuaikan dengan persyaratan administrasi yang telah
ditetapkan dalam dokumen ini. Selanjutnya syarat-syarat
44
tersebut telah terpenuhi, maka diperiksa kembali keabsahan
dari masing-masing syarat administrasi yang dilampirkan.
c. Selanjutnya pejabat pengadaan akan mengevaluasi persyaratan
teknis yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam
dokumen pengadaan ini.
d. Tahap evaluasi akhir yakni pejabat pengadaan akan melakukan
evaluasi harga penawaran yang disampaikan.
d. Klarifikasi dan negoisasi
Panitia pengadaan akan melakukan proses klarifkasi dan negoisasi
atas dokumen penawaran dari peserta penunjukan langsung. Pejabat
pengadaan melakukan negoisasi pada total harga penawaran yang
disampaikan oleh peserta penunjukan langsung. Hasil klarifikasi dan
negoisasi dituangkan dalam Berita Acara, Hasil Klarifikasi dan
Negoisasi yang ditandatangani oleh Panitia dan peserta penunjukan
langsung.
e. Penetapan Penyedia Barang/Jasa ( SPPBJ)
Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa sebagai pelaksana pekerjaan dan SPPJB dibuat
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang dan segera disampaikan kepada pemenang.
f. Kerahasiaan
Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan, klarifikasi dan
evaluasi dokumen penawaran bersifat rahasia dan tidak
diperbolehkan untuk diberitahukan kepada peserta penunjukan
langsung atau orang lain yang tidak berkepentingan dengan proses
tersebut sampai keputusan pemenang diumumkan. Setiap usaha
peserta penunjukan langsung yang mempengaruhi keputusan
pemenang penunjukan langsung akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
45
g. Pembayaran
a. Pembayaran pekerjaan 100% (seratus persen) dilakukan oleh
pejabat pembuat komitmen setelah barang diserahkan kepada
sekretariat DPRD dan telah dilakukan pemeriksaan oleh panitia
pemeriksa barang dan dinyatakan telah sesuai dalam dokumen
kontrak dengan berita acara.
b. Pengajuan permintaan pembayaran ditujukan kepada sekretariat
DPRD Kota Surakarta selaku pengguna anggaran dilampiri
bukti serah terima barang.
Dalam upaya memperjelas alur proses pengadaan mesin kartu
absensi, pejabat pengadaan membuat jadwal agar lebih terperinci.
Tabel 4.1 Jadwal Pengadaan Mesin/ Kartu Absensi Sekretariat
DPRD Kota Surakarta.
No URAIAN KEGIATAN HARI TANGGAL
1 Rapat Persiapan Jum’at 04 Juli 2008
2 Undangan dan Pengambilan Dokumen Senin 07 Juli 2008
3 Pemasukan dan Evaluasi Dokumen
Prakualifikasi
Rabu 09 Juli 2008
4 Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing Kamis 10 Juli 2008
5 Pemasukan dan Pembukaan Penawaran Jum’at 11 Juli 2008
6 Evaluasi Penawaran dan Negoisasi Senin 14 Juli 2008
7 Usulan Penetapan Rekanan Rabu 16 Juli 2008
8 Penetapan Rekanan Kamis 17 Juli 2008
9 Surat Keputusan Penunjukan Rekanan Jum’at 18 Juli 2008
10 Kontrak Verja Senin 21 Juli 2008
11 Surat Perintah Kerja Rabu 23 Juli 2008
Sumber : Dokumen Pengadaan Sekretariat DPRD Kota Surakarta
Dan berikutnya adalah contoh pengadaan barang yang
menggunakan metode lelang di Sekretariat DPRD Kota Surakarta
46
adalah Pengadaan Jasa Asuransi dimana total harga Rp
298.000.000,00.
Prosedur dan syarat-syarat lelang dalam pengadaan ini meliputi :
a. Syarat-syarat penawaran harga
1) Berkas Dokumen Penawarn ASLI dan SALINAN harus
dimasukkan dalam amplop tertutup ukuran kurang lebih
30x40 cm warna coklat muda.
Metode penyampaian dokumen penawarn yang digunakan
adalah metode satu sampul yang keseluruhan dokumen
penawaran dimasukkan dalam satu sampul dan dokumen
harga, administrasi, teknis dan dokumen kualifikasi dijilid
menjadi satu bendel, yang diberi kode asli dan foto copy.
2) Pada bagian kanan bawah ampolp luar tertulis :
Kepada Yth :
Panitia Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan
Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Surakarta
d/a. Sekretariat DPRD Kota Surakarta
Jl. Adi Sucipto
di –
Surakarta
Pada bagian kiri atas mencantumkan :
Dokumen Penawaran Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan
Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Surakarta, Hari atau
tanggal dan jam pemasukan.
3) Amplop ditutup rapat dengan lem (bukan diseteples)
kemudian pada sisi belakang diberi lak dilima tempat.
4) Apabila penawaran disampaikan melalui pos, maka
penawaran dimasukkan ke dalam sampul luar yang hanya
mencantumkan alamat Panitia Pengadaan Jasa Asuransi
Kesehatan Pimpinan dan Anggota Kota surakarta pada
Sekretariat DPRD Kota Surakarta yang mengadakan
47
pengadaan jasa tempat, hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam
pemasukan.
5) Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia
pengadaan jasa mencatat tanggal dan jam penerimaannya,
serta akan memasukkan ke dalam kertas yang terkunci yang
telah ditentukan. Dokumen penawaran yang diterima
setelah batas waktu pemasukan penawaran tidak
diikutsertakan dalam pembukaan penawaran.
Contoh Sampul Surat Penawaran Bagian :
Contoh Sampul Surat Penawaran Bagian Belakang :
DOKUMEN PENAWARAN Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Surakarta Kepada Yth : Hari/Tanggal : Panitia Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan Jam Pemasukan : Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Surakarta d/a Sekretariat DPRD Kota Surakarta Jl. Adi Sucipto No. 143 A di – Surakarta
48
b. Syarat-syarat administrasi
Syarat-syarat administrasi dan tehnis dibuat rangkap 5 (lima)
serta disusun sebagai berikut :
Dokumen penawaran terdiri dari :
1) Syarat-syarat administrasi
- Foto copy sertifikat penyedia barang/jasa yang masih
berlaku.
- Foto copy Surat NPWP yang masih berlaku.
- Foto copy Surat Pengukuhan Kena Pajak (PKP).
- Foto copy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
- Foto copy Akte pendirian dan perubahannya.
- Daftar Neraca Akhir, daftar susunan modal, susunan
pengurus.
- Foto copy Surat Pengalaman Kerja (referensi) dari
instansi pemerintah mengenai pengalaman rekanan
peserta pelelangan atau asli surat pernyataan direktur
perusahaan, yang menyatakan bahwa perusahaannya
belum pernah mendapat pekerjaan di instansi
pemerintah.
- Asli referensi dari bank.
- Asli jaminan/garansi bank yang ditunjuk khusus dalam
pekerjaan.
2) Syarat-syarat tehnis terdiri dari :
- Daftar tenaga ahli/tehnisi dengan melampirkan ijazah
dan CV.
- Asli surat pernyataan, yang berisi kesanggupan rekanan
peserta pelelangan untuk tunduk mematuhi ketentuan,
49
kesanggupan untuk menyerahkan barang tepat waktu,
dan kesanggupan untuk diperiksa ulang oleh panitia
atau tenaga ahli.
- Brosur asli dari barang/jasa yang ditawarkan atau foto
copy yang dilegalisir penyedia barang/jasa.
- Surat jaminan penawaran berupa surat jaminan dari
bank umum atau perusahaan asuransi kerugian sebesar
1 % s/d 3% dari harga penawaran, dengan masa berlaku
sekurang-kurangnya 30 hari kalender sejak pemasukan
SPH. Apabila dalam ketentuan diatas tidak terpenuhi
maka Surat Penawaran dianggap tidak syah.
c. Ketentuan khusus
1. Para rekanan/peserta lelang harus menghadiri : pertemuan
penjelasan (Aanwijzing), pertemuan pembukaan SPH
sesuai waktu yang telah ditentukan.
2. Mentaati ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dan
Aanwijzing antara panitia dan peserta lelang.
3. Penawar yang telah diputuskan sebagai pemenang, pertama
wajib menerima keputusan tersebut dan tidak
diperkenankan mengndurkan diri. Pemenang tersebut
selambat-lambatnya dalam tempo 5 hari setelah keputusan
penunjukan pemenang lelang harus menemui pimpinan,
untuk menerima SPK. Bila terjadi pengunduran diri dalam
waktu yang telah disepakati, maka jaminan tender yang
telah diberikan menjadi milik negara. Selanjutnya
pemenang urutan kedua akan ditunjuk untuk
melaksanakannya.
4. Bila waktu penyerahan barang/pelaksanaan pekerjaan
dilampaui (terjadi keterlambatan), maka dikenakan sanksi
50
denda 1% dari tiap-tiap hari keterlambatan dan maximum
sebesar 2% dari nilai borongan.
5. Pengambilan jaminan penawaran diatur sebagai berikut :
bagi yang gugur dalam pembukaan penawaran, surat
jaminan akan dikembalikan sehari setelah pembukaan, bagi
yang kalah dalam pelelangan surat jaminan akan
dikembalikan sesudah pengumuman pemenang.
6. Pelelangan dibatalkan apabila :
- Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat.
- Apabila sanggahan dari penyedia jasa terhadap
prosedur pelelangan dianggap benar.
- Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga).
- Yang tercantum dalam daftar atau peserta lelang
kurang dari 3 (tiga)
6) Panitia mempunyai wewenang untuk melakukan pelelangan
ulang, bilamana ketentuan-ketentuan sebagaimana
ditetapkan dalam Kepres, atau ketentuan panitia tidak
terpenuhi.
7) Jika 2 (dua) rekanan atau lebih mengajukan penawaran
yang sama, maka panitia menetapkan atau memilih rekanan
menurut pertimbangan memiliki kecakapan atau
kemampuan yang lebih besar.
8) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam RKS akan diatur
lebih lamjut dalam penjelasan pelelangan maupun dalam
perjanjian (kontrak).
d. Tata cara evaluasi
Evaluasi hasil pelelangan dilakukan dengan menggunakan
sistem nilai dan dilakukan oleh Panitia, dengan cara sebagai
berikut :
1) Panitia melakukan evaluasi administrasi sesuai dengan
syarat- syarat yang telah ditentukan dalam Dokumen
51
Lelang terhadap seluruh surat penawaran yang masuk
dan dinyatakan lengkap secara kuantitatif dalam
pembukaan sampul penawaran.
2) Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap semua
penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi yang
telah ditentukan dalam dokumen pemeliharaan penyedia
jasa. Unsur teknis dari penilaian dengan proporsi : bobot 60
untuk teknis dan bobot 40 untuk harga. Nilai akhir
penawaran diperoleh dengan menjumlah nilai teknis dan
nilai harga.
3) Didalam penilaian harga, panitia akan melakukan koreksi
aritmatika terhadap harga yang ditawarkan oleh calon
penyedia jasa.
4) Berdasarkan penelitian, panitia menyusun urutan (ranking)
penawaran mulai dari nilai tertinggi sampai terendah.
5) Tiga penawaran dengan nilai tertinggi akan dilihat dan
dinilai kualifikasinya.
e. Kriteria Pemenang
Panitia Pengadaan jasa akan memenangkan calon penyedia jasa
yang penawarannya memenuhi syarat untuk dokumen
pemilihan penyedia jasa yang menawarkan harga penawaran
terendah dan sudah dievaluasi administrasi, teknis dan
kualifikasinya yang kesemuanya memenuhi syarat.
f. Penetapan Pemenang
1) Panitia pengadaan jasa membuat dan menyampaikan
laporan yang disertai usulan calon pemenang kepada
pejabat pembuat komitmen atau pejabat yang berwenang
mengambil keputusan untuk menetapkan pemenang lelang
melalui pejabat pembuat kmitmen.
52
2) Apabila Pejabat pembuat komitmen tidak sependapat
dengan usulan panitia, maka pejabat pembuat komitmen
membahas hal tersebut dengan panitia pengadaan jasa.
3) Setelah adanya kesepakatan antara pejabat pembuat
komitmen maka pejabat pembuat komitmen dapat
mengambil keputusan sebagai berikut :
- Menyetujui usulan panitia pengadan.
- Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk
melakukan evaluasi ulang atau lelang ulang atau
menetapkan pemenang lelang.
4) Pejabat pembuat komitmen akan mengeluarkan Surat
Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) kepada pemenang, dan
akan membuat ikatan perjanjian kontrak.
5) Setelah pemenang menyediakan Surat Jaminan Pelaksanaan
sebesar 5 % dari harga kontrak, panitia akan
memberitahukan calon penyedia jasa lainnya bahwa
penawaran mereka tidak menjadi pemenang dan
mengembalikan Surat Jaminan Penawaran.
f. Surat Penetapan Penyedia Jasa (SPPJ)
1) Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah usulan penetapan
pemenang.
2) Keputusan Pejabat yang berwenang mengambil Keputusan
Penetapan Pemenang Pelelangan diumumkan oleh Panitia
kepada para peserta, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya keputusan tersebut.
3) Kepada peserta yang berkeberatan atas Penetapan
Pelelangan, diberi kesempatan untuk mengajukan
sanggahan tertulis kepada Pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang lelang selambat-lambatnya dalam
53
waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah Pengumuman pemenang
lelang.
4) Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan
prosedur pelelangan, jawaban sanggahan pelelangan
diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.
5) Untuk dapat memulai pekerjaan, Rekanan pemenang akan
diterimanya sanggahan tersebut.
6) Surat Keputusan Penetapan Penyedia Jasa (SKPPJ) harus
dikeluarkan oleh pimpinan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari setelah pengumuman pemenang.
g. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Jasa (SKPPJ)
1) Penerbitan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Jasa dapat
dilakukan setelah ternyata tidak ada sanggahan atau
penolakan atas sanggahan.
2) Berdasar ketentuan penetapan pelelangan, maka pimpinan
menunjuk Pemenang pelelangan.
3) Peserta yang menang wajib menerima penunjukan tersebut,
dan apabila mengundurkan diri hanya dapat dilakukan
dengan alasan yang dapat diterima oleh pimpinan. Bila
alasan tidak dapat diterima dan masa penawaran yang
bersangkutan dicairkan dan disetor ke kas negara juga
dikenakan sebagai berupa larangan ke kas negara juga
dikenakan sangai berupa larangan larangan pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah selama 1 (satu) tahun.
4) Dalam hal pemenang pertama pelelangan mengundurkan
diri, maka pemenang urutan kedua ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut, bila harga penawaran
tidak melebihi pagu dana yang tersedia.
5) Apabila pemenang urutan kedua juga mengundurkan diri
maka calon urutan ketiga dapat ditunjuk sebagai pelaksana
54
bila harga penawaran tidak melebihi pagu dana yang
teredia.
6) Surat Keputusan Penunjukan Pemenang harus dibuat
selambat-lambatnya 5 (hari) kerja setelah pengumuman
penetapan pemenang surat penunjuk tersebut segera
disampaikan kepada pemenang.
7) Penunjukan hanya berlaku satu kali, yaitu untuk
melaksanakan pemborongan atau pembelian yang telah
dilelangkan. Untuk melaksanakan pemborongan atau
pembelian yang tidak termasuk dalam syarat-syarat atau
tujuan pelelangan semula, walaupun untuk
pemborongan/pembelian yang sejenis atau serupa, harus
diadkan pelelangan sendiri.
8) Surat Keputusan tersebut berikut Keputusan Penetapan
Pemenang Beruta Acara Evaluasi Penawaran, Berita Acara
Pembukaan Surat Penawaran Harga dan Berita Acara
Penjelasan, serta dokumen lannya merupakan dasar dari
Perjanjian Pemborongan/Pembelian yang akan diadakan.
h. Syarat-syarat pembayaran
Pembayaran atas transaksi jual-beli dilakukan melalui Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Surakarta.
Tabel 4.2 Jadwal Pengadaan Jasa Asuransi Kesehatan
No Uraian Kegiatan Tanggal Hari Tempat 1 Pengumuman
( Koran dan Papan Pengumuman Resmi )
25/05/09 Senin Harian Wawasan & Papan Pengumuman Resmi Pemerintah Kota Surakarta
2 Pendaftaran&Pengambilan dokumen lelang
26 Mei - 8 Juni 09
Selasa - Senin
Sekretariat DPRD Kota Surakarta
55
Sumber : Dokumen Pengadaan Sekretariat DPRD Kota Surakarta
Pada rapat Penjelasan (Aanwijzing) 3 (tiga) calon peserta
lelang yang telah mengambil dokumen lelang dan menghadiri rapat
penjelasan ini. Dalam rapat ini panitia memberikan penjelasan
terperinci mengenai aspek-aspek dari pelelangan ini, serta menjawab
segala pertanyaan dari para calon peserta lelang. Hasil dari
penjelasan panitia serta kesempatan tanya-jawab yang yang telah
diberikan kepada calon peserta dapat menerima syarat-syarat dari
Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelelangan tersebut diatas.
3 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
04/06/09 Kamis Sekretariat DPRD Kota Surakarta
4 Pemasukan& Pembukaan Penawaran
09/06/09 Selasa Sekretariat DPRD Kota Surakarta
5 Evaluasi Penawaran dan Penilaian Kualifikasi
9-11/06/09 Selasa -Kamis
Sekretariat DPRD Kota Surakarta
6 Usulan Calon Pemenang
12/06/09 Jum’at Sekretariat DPRD Kota Surakarta
7 Surat Keputusan Penetapan Calon Pemenang
15/06/09 Senin Sekretariat DPRD Kota Surakarta
8 Pengumuman Pemenang
16/06/09 Selasa Sekretariat DPRD Kota Surakarta
9 Masa Sanggah 17-23/06/09 Selasa - Rabu
Sekretariat DPRD Kota Surakarta
10 Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Jasa Asuransi
24/06/09 Rabu Sekretariat DPRD Kota Surakarta
11 Penandatanganan Kontrak
29/06/09 Senin Sekretariat DPRD Kota Surakarta
12 Surat Perintah Melaksanakan Kerja ( SPMK )
30/06/09 Selasa Sekretariat DPRD Kota Surakarta
56
Setelah melalui berbagai tahapan yang tercantum pada jadwal
jasa asuransi kesehatan bagi pimpinan dan anggota DPRD Kota
Surakarta, dan berdasarkan Surat dari Kepala Sekretariat DPRD
telah menetapkan pemenang lelang Rekanan tersebut diatas :
1. SEBAGAI PEMENANG I
Nama Perusahaan : PT. ASURANSI UMUM BUMIDA 1067
Alamat : Jl. Letjen Suprapto No. 15 Sumber, Solo
2. SEBAGAI PEMENANG II ( CADANGAN I )
Nama Perusahaan : PT. AJ. BUMI ASIH JAYA
Alamat : Jl. Gajah Mada 132 D, Solo
3. SEBAGAI PEMENANG III ( CADANGAN II )
Nama Perusahaan : PT. ASURANSI SYARIAH
Alamat : Jl. Slamet Riyadi No. 610 A, Solo
Setelah ditetapkannya pemenang lelang, maka pemenang I
menerima Surat Perintah Kerja (SPK) dengan melaksanakan proyek
pengadan jasa asuransi kesehatan pada Sekretariat DPRD Kota
Surakarta dan wajib memenuhi sesuai perjanjian kontrak yang telah
ditetapkan oleh kedua belah pihak yang sebelumnya telah disepakati.
Sebenarnya persyaratan penunjukan langsung dan lelang
hampir sama, hanya pada lelang lebih rumit dan menghabiskan
banyak waktu dikarenakan harus ada kurang lebih 3 (tiga) peserta,
sedangkan penunjukan langsung hanya menunjuk satu peserta saja
yang dipercaya atau yang sudah lama bekerja sama dengan
Sekretariat DPRD Kota Surakarta.
Jadi dalam pelaksanaan pengadaan barang atau jasa ini, pihak
Sekretariat DPRD Kota Surakarta telah melaksanakan sistem
pengadaan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah,
yaitu dengan mengacu Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003
tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi
Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia No 8 Tahun 2006 tentang perubahan
57
keempat atas Kepres No. 80 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah agar dalam pelaksanaan
pengadaan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
mengakibatkan kerugian bagi instansi pada khususnya dan negara
pada umumnya. Ini dapat dilihat melalui jadwal yang dibuat panitia
pengadaan telah dilaksanakan dengan baik.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, salah satu metodeyang digunakan
penulis adalah interview atau wawancara, yaitu pengumpulan data dengan
mengadakan komunikasi langsung dengan pihak yang diwawancarai, dalam
hal ini adalah karyawan Sekretariat DPRD Kota Surakarta dan sekaligus
sebagai panitia pengadaan barang/jasa. Dari hasil tersebut, penulis
menemukan beberapa hal penting yaitu :
1. Pada dasarnya Sekretariat DPRD Kota Surakarta sebagai instansi
pemerintah, oleh karena itu prosedur pengadaan diatur oleh pemerintah
melalui Keputusan Presiden dan Pihak Sekretariat DPRD telah
melaksanakan proyek tersebut sesuai prosedur yang berlaku.
2. Sekarang ini prosedur pengadaan barang barang atau jasa instansi
pemerintah diatur dengan Kepres No. 8 Tahun 2006 yaitu tentang
pedoman pelaksanaan barang atau jasa pemerintah.
3. Pada setiap pengadaan barang atau jasa tidak dapat langsung direalisasikan
karena harus melalui rapat kerja instansi dan diajukan kepada Pemerintah
sesuai anggaran yang tersedia. Sehingga diperlukan perencanaan yang
matang dalam setiap kegiatannya.
B. SARAN-SARAN
Setelah melaksanakan pengadaan dan mempelajari pengadaan
barang atau jasa, maka penulis memberikan saran-saran agar dapat memberi
manfaat. Saran-saran tersebut adalah :
1. Diperlukan perencanaan yang matang dalam setiap pengadaan, karena
pengadaan yang menggunakan system lelang sangatlah rumit
dibandingkan dengan system penunjukan langsung dan pemilihan
langsung.
57
59
2. Dalam setiap pengadaan barang atau jasa sebagian atau seluruhnya
dibiayai oleh pemerintah melalui APBN ataupun APBD, sehingga harus
dilakukan secara efisien, efektif, terbuka, bersaing, transparan, adil dan
akuntabel.
60
DAFTAR PUSTAKA
B. N. Marbun. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sukadanto. 2001. Manajemen Materiil. Lembaga Administrasi Negara
H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Moekijat. 1990. Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Terry, George R. 1986. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni.
Ichram. Mukmin, Mohammad. 1992. Pengadaan Barang dan Jasa: Pusat Pendidikan dan Latihan Anggaran
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito
Sumber Lain:
· Kepres No. 16 Tahun 1994, tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa
· Kepres No. 17 Tahun 2000, tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara
· Kepres No. 8 Tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang atau Jasa Pemerintah