print fluor
DESCRIPTION
Print FluorTRANSCRIPT
Fluoride Cegah Kerusakan Gigi
Jurnal Bogor, 5 February 2009 oleh
Rubrik: Kesehatan
Bogor - Pemberian fluoride pada anak sangat bergantung pada motivasi orangtuanya, karena pemberiannya harus teratur dan dalam jangka waktu yang lama. Orangtua perlu menyadari betul bahwa pencegahan jauh lebih baik daripada merawat kerusakan gigi pada anak. Demikian dikatakan drg. Masayu Rubianti, dokter gigi dari Allure Esthetic And Health Clinic, yang berlokasi di Jl. Jalak Harupat No. 19, Bogor itu.
Fluoride dan kalsium merupakan unsur yang penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang. Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat pada tanaman, air, dan bahan makanan.
“Secara sistemik fluoride efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal),” kata Masayu kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurut Masayu, fluoride ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat, sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi, sehingga menyebabkan gigi berlubang.
“Di sini fluor berperan mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri di dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan,” jelas Masayu.
Selain fluoridasi air minum, pemberian fluor secara sistemik dapat dilakukan melalui tablet fluor, garam, susu, vitamin, atau atau penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor. Zat flour yang terkandung dalam pasta gigi sebaiknya mengandung sodium fluoride dan sodium monofluorophosphate.
“Pemberian fluor sistemik adalah salah satu upaya pencegahan cukup efektif dan efisien. Bila fluor diberikan dengan kombinasi berbagai cara dan sejak dini, email akan banyak menyerap fluor, dan itu akan memberi efek yang besar terhadap pencegahan karies,” ujar Masayu.
Fluor selain terdapat di air juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging maupun roti. Selain itu, lanjut Masayu, pemberian flour juga dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung flour khusus. Kandungannya pun harus pas, makanya disarankan untuk konsultasi ke dokter gigi terlebih dahulu.
“Pemberian flour secara lokal juga bisa dilakukan dengan cara mengunjungi klinik dokter gigi yang nantinya bisa diaplikasikan ke gigi langsung, kumur-kumur, maupun dengan pasta gigi. Sebab bila penggunaan flour yang berlebihan akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan gigi yakni, perubahan warna gigi menjadi buram, dan rapuh,” tegas dokter yang juga praktik di Puskesmas Bantar Kemang, Jl. Durian Raya No. 86 itu.
Dilanjutkan Masayu, komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Struktur email sangat menentukan terhadap proses terjadinya karies. Susunan kimia kompleks dengan gugus kristal hidroksil apatit merupakan struktur terpenting email. Permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibandingkan lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan padat.
“Ion kimia yang paling penting bagi hidroksil apatit adalah ion fluor. Dengan penambahan ion fluor, hidroksil apatit akan berubah menjadi fluor apatit, yang lebih tahan terhadap asam,” pungkasnya.
Nasia F Iskandar
http://www.jurnalbogor.com/?p=10147
Terapi Fluor Untuk Perlindungan Mulut Anda
[11:23 PM | 3 comments ]
Terapi fluor dalam rongga mulut adalah sebuah mekanisme perlindungan melalui aplikasi fluor dengan cara topikal (pengolesan) atau sistemik (menyeluruh) yang berfungsi mencegah terjadinya lubang gigi (karies). Kebanyakan terapi fluor dalam bentuk pemolesan kepada gigi melalui gel, pernis, pasta gigi/tapal gigi, atau obat kumur. Cara aplikasi sistemik melalui penggunaan suplemen fluor melalui air, garam, tablet, atau obat tetes yang dikonsumsi.
Keuntungan :
Fluor merangsang terjadinya remineralisasi (pembentukan kembali zat mineral penyusun email) dalam rongga mulut
Fluor memperkokoh susunan email gigi dengan pembentukan fluorapatite, sehingga gigi lebih tahan terhadap invasi bakteri mulut
Fluor dapat menghambat pembentukan asam bakteri pada gigi.
Indikasi :
Munculnya banyak bintik putih pada gigi
Pasien dengan resiko tinggi atau telah mengidap karies yang ganas dan luas
Pasien dengan perawatan orthodontik (kawat gigi)
Untuk perlindungan gigi anak-anak
Untuk gigi sensitif
Melindungi permukaan akar
Jenisnya :
Fluoridasi air, di Amerika masyarakat yang telah mengkonsumsi air fluoridasi mencapi 2/3 dari jumlah populasi. Tanggungjawab fluoridasi air terletak di pundak pemerintah dan PDAM
Pasta gigi, tidak usah dijelaskan ya? Khan dah tahu semuanya?
Obat kumur, dimana obat kumur yang digunakan harus mengandung sodium fluoride. Tetapi untuk pasien dengan kasus karies parah, kumur-kumur manual tanpa pengawasan dokter gigi kurang efektif
Penggunaan gel atau foam dengan bantuan tapal gigi. Dimana gigi diselimuti dengan pelapis berbentuk tapal kuda mengikuti lengkung gigi yang sebelumnya telah diulasi dengan gel atau foam fluoride. Terapi ini paling cocok untuk mencegah atau melakukan pengobatan kepada pasien dengan karies yang ganas.
Pernis, aplikasinya mirip sikat gigi tapi tidak terlalu berbusa, rasanya tidak mencolok(karena tidak mengandung mint),
Diet suplemen, seperi pil, kablet atau obat tetes. Digunakan khususnya untuk anak-anak yang tidak mendapat air yang mengandung fluor
Efek samping :
Konsumsi berlebihan sampai batas 45 mililiter larutan fluor 2 % dapat menyebabkan kematian
Terjadinya dental fluorosis. Tetapi dengan menghindari pemaparan yang terlalu lama dan sigap dalam pembilasan akhir(kumur-kumur) dapat mencegah terjadinya dental fluorosis.
Oleh : Muhammad iqbal sandira
http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/02/terapi-fluor-untuk-perlindungan-mulut.html
Tablet Fluor Mencegah Karies Gigi
Jurnal Bogor, 6 June 2009 oleh
Rubrik: Kesehatan
Bogor - Karies atau gigi berlubang anak Indonesia, terutama balita sungguh sangat memprihatinkan. Hampir sembilan dari sepuluh anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi
yang rusak. Fluor dari abad lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi, baik di negara maju maupun berkembang. Demikian diungkapkan drg. Rini Lucksiana kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurut Rini, secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai dari awal kehamilan maupun setelah kelahiran. Fluor dan kalsium merupakan unsur penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang.
“Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride. Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi dan membuat struktur gigi lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam,” kata Rini.
Lebih lanjut dikatakan Rini, asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang. “Di sini fluor berperang mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang,” paparnya.
Memang dengan memberikan fluor sistemik merupakan salahsatu upaya pencegahan yang cukup efektif dan efisien. Demikian juga keberhasilan fluoridasi air minum di banyak negara telah dilaporkan. Sayangnya, lanjut Rini, fluoridasi air minum di Indonesia masih jauh untuk diwujudkan. Selain fluoridasi air minum, pemberian fluor secara sistemik dapat dilakukan melalui tablet fluor, garam, susu atau vitamin yang mengandung fluor.
“Tablet fluor sebaiknya diberikan pada anak-anak usia pra sekolah. Apabila anak sudah sekolah, pemberian fluor dikombinasikan dengan cara lokal seperti kumur-kumur larutan fluor atau penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor. Bila fluor diberikan dengan berbagai kombinasi dan sejak dini, email akan banyak menyerap fluor dan itu akan memberi efek besar terhadap pencegahan karies,” ujar perempuan kelahiran Balikpapan, 1 Juli 1978 itu.
Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, dan daging. Rini melanjutkan, hampir semua makanan mengandung fluor, namun kadar fluor tertinggi terdapat di ikan teri, sawi, dan teh. Air minum yang berasal dari air tanah, air PAM, dan air kemasan mempunyai kadar fluor yang sangat rendah (jauh di bawah 0,3 ppm).
“Air yang diperdagangkan sebagai air mineral atau air kemasan (lebih dari 12 merek dagang) telah diteliti, ternyata kadar fluoridanya rata-rata 0.07 ppm. Dengan meningkatnya penggunaan air kemasan untuk keperluan sehari-hari, maka perlu dipikirkan penambahan fluor secara sistematik untuk pencegahan karies,” tandasnya.
Nasia Freemeta I
http://www.jurnalbogor.com/?p=31588
judul : A-Z BLEACHING
Tak bisa dipungkiri, sebagian besar dari kita memberi penilaian terhadap seseorang pertama kali dari penampilannya.Bagian ukurannya mungkin bisa dibilang kecil, tapi dampaknya amat besar terhadap penampilan secara keseluruhan adalah senyuman.Ukuran, bentuk, dan sensualitas bibir dapat mempengaruhi indahnya suatu senyuman, tapi sesungguhnya yang tak kalah memegang peranan penting adalah gigi. Sayangnya bagian ini sering dianggap sepele.
Belakangan ini, tuntutan terhadap kesehatan dan keindahan gigi semakin meningkat. Berbagai macam cara dilakukan untuk memperbagus gigi. Gigi yang susunannya tidak rata dirapikan dengan perawatan orthodontik. Gigi yang patah atau mati dirawat saluran akar lalu dibuatkan mahkota tiruan. Gigi yang hilang diganti dengan gigi tiruan. Bila ketinggian tulang tidak mencukupi atau ada kondisi yang tidak mendukung, masih bisa disiasati dengan dental implant. Gigi yang berubah warna dan ingin diperbaiki? Bisa, dengan prosedur dental bleaching atau pemutihan gigi.
Sekilas tentang sejarah "dental bleaching"
Dental bleaching bukan hal yang baru! Menilik sejarahnya, dental bleaching ini ternyata sudah dilakukan sejak tahun 1898, menurut Haywood. Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching agent adalah asam oksalat, yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877. Dengan serangkaian percobaan, dokter gigi menemukan agen yang lebih efektif, di mana Harlan melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada tahun 1884. Baru pada sekitar tahun 1990an, dental bleaching dengan cepat meraih popularitas, di mana home bleaching pertama kali diperkenalkan.
Perubahan warna gigi
Perubahan warna gigi dapat dikategorikan menjadi ekstrinsik dan intrinsik. Perubahan warna ekstrinsik adalah terjadinya stain pada permukaan email karena adanya zat-zat dari luar tubuh. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan stain yang gelap pada permukaan gigi, terutama di daerah leher gigi di bagian permukaan dalam.
Gbr. 1. Staining pada permukaan gigi bagian dalam karena deposit nikotin
Gigi dengan tambalan amalgam yang sudah bertahun-tahun dapat membuat tepi tambalan berwarna kehitaman.
Gbr.2 Gigi dengan tambalan amalgam. Perhatikan tepi tambalan amalgam yang berwarna kehitaman.
Perubahan warna instrinsik adalah perubahan yang berasal dari dalam struktur gigi. Perubahan ini bisa karena usia. Fenomena aging atau penuaan juga bermanifestasi pada gigi, di mana gigi cenderung menguning seiring dengan pertambahan usia.
Gbr. 3. Warna gigi kekuningan karena penuaan
Perubahan warna gigi yang menjadi lebih kuning karena faktor usia adalah kejadian fisiologis. Pada orang berusia lanjut biasanya terjadi penipisan email, sehingga lebih menampakkan dentin yang opaque (tidak melewatkan cahaya). Hasilnya adalah warna gigi terlihat lebih gelap.
Antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi saat masa pembentukan email dapat membuat gigi menjadi keabu-abuan. Hal ini paling rentan terjadi pada saat trimester kedua hingga anak berusia 8 tahun. Namun untungnya saat ini penggunaan antibiotik tetrasiklin sudah semakin sedikit.
Gbr. 4 Tetracyclin stain moderat Gbr. 5 Tetracyclin stain berat
Overexposure terhadap fluor di masa kanak-kanak saat masa pembentukan email dapat menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, sehingga terlihat bercak-becak putih pada permukaan gigi. Keadaan ini disebut dental fluorosis. Pada keadaan fluorosis berat, email hampir seluruhnya rusak sehingga menyisakan lapisan dentin yang lebih opaque.
Gbr. 6 Fluorosis ringan Gbr. 7 Fluorosis berat
Banyaknya produk bleaching yang mengklaim dapat membuat gigi putih cemerlang terkadang membutakan masyarakat. Prosedur pemutihan gigi ini seharusnya tidak dilakukan secara sembarangan, dan sebaiknya di bawah supervisi dokter gigi. Supaya tidak dengan mudah termakan iklan, setiap konsumen yang ingin menjalani prosedur bleaching sebaiknya mengetahui apa dan bagaimana mekanismenya. Dengan demikian efek samping dan konsekuensi yang mungkin akan dihadapi sudah dipahami terlebih dulu.
Mekanisme bleaching
Prosedur bleaching menggunakan bahan kimia, yang paling sering digunakan adalah peroksida. Proses ini melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi, di mana peroksida bertindak sebagai agen pengoksidasi. Karbamid peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi, mulai dari 3% hingga 15%. Dari hasil banyak penelitian diketahui bahwa konsentrasi yang paling aman sekaligus efektif adalah karbamid peroksida 10%.
Karbamid peroksida akan terurai menjadi hidrogen peroksida dan urea. Hidrogen peroksida inilah yang akan menghasilkan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan molekul organik dalam email gigi. Dengan adanya reaksi ini, molekul organik yang berukuran besar dan berpigmentasi tinggi akan menjadi molekul berukuran lebih kecil dan lebih sedikit pigmen. Molekul kecil ini lebih sedikit merefleksikan cahaya. Hasil akhirnya gigi tampak lebih putih.
Perhatian
Yang perlu diperhatikan adalah, bila bleaching dilakukan secara berlebihan maka akan mencapai titik saturasi. Bila titik ini terlampaui, maka yang terjadi bukannya gigi bertambah putih tapi emailnya malah akan rusak.
Macam prosedur bleaching
I. Bleaching pada gigi non-vital (bleaching intra korona)
Gigi yang sudah mati, misalnya karena patah atau karena proses karies, dapat berubah warna karena kematian jaringan pulpa.
Gbr. 8 Perhatikan gigi non vital yang berwarna gelap kehitaman
Pada gigi yang cedera, dapat terjadi perdarahan pada ruang pulpa dan menyebabkan gigi berubah warna. Grossman mengkaitkan perubahan warna ini dengan iron sulfide, di mana sel darah merah yang mengalami hemolisis akan melepaskan hemoglobin. Zat besi dalam hemoglobin bergabung dengan hidrogen sulfida yang diproduksi bakteri, dan membentuk iron sulfide. Zat ini adalah pigmen yang berwarna sangat gelap.
Gigi yang sudah non vital ini terlebih dulu harus dirawat saluran akar (perawatan endodontik), baru boleh dilakukan bleaching. Bahan bleaching yang lazim digunakan adalah superoksol (hidrogen peroksida 30-35 %) dan sodium perborat. Dokter gigi akan memasukkan bahan bleaching ini ke dalam mahkota gigi, ditutup dengan tambalan sementara.
II. Bleaching pada gigi vital
At home bleaching
Perawatan bleaching yang dilakukan sendiri di rumah dapat menggunakan beberapa cara. Ada yang menggunakan tray, point-on, atau strip.
Untuk yang menggunakan tray, pertama-tama pasien dicetak untuk mendapatkan tray yang sesuai dengan rahangnya. Warna gigi pasien dicatat, agar warna sebelum dan sesudah aplikasi dapat dibandingkan.
Tray ini berfungsi untuk menjaga bahan bleaching hanya terfokus mengenai gigi saja, dan tidak mengenai jaringan lunak (gusi dan sekitarnya).
Aplikasi bahan at-home bleaching ini bervariasi, tergantung petunjuk pabrik pembuatnya. Biasanya aplikasinya membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 2-8 jam per hari selama 2 minggu.
Selain dengan menggunakan tray, at-home bleaching juga dapat dilakukan dengan menggunakan kuas dan biasa disebut paint-on bleaching. Namun biasanya konsentrasi bahan yang digunakan lebih rendah, jadi hasilnya juga kurang memuaskan.
In office bleaching
Perawatan bleaching yang dilakukan oleh dokter gigi di klinik pada prinsipnya sama. Tapi durasinya lebih singkat, dan bisa juga kemudian dilanjutkan dengan perawatan at-home bleaching.
In-office bleaching biasanya menggunakan bahan hidrogen peroksida 35 %, dan dapat dilakukan dengan bantuan penyinaran atau dengan bantuan laser. Hidrogen peroksida berkonsentrasi tinggi ini jauh lebih efektif daripada karbamid peroksida yang digunakan di rumah (at-home bleaching) namun harus dilakukan oleh dokter gigi, karena ia berpotensi untuk menimbulkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi.
Dengan adanya bantuan sinar atau panas, reaksi reduksi oksidasi dapat lebih cepat terjadi. Prosedur perawatan menjadi relatif singkat, yaitu rata-rata 1-2 jam per kunjungan. Sehingga hasilnya juga lebih memuaskan, namun sayangnya biayanya relatif cukup mahal.
Perhatian
Perlu diingat, prosedur pemutihan gigi tidak dijamin manjur untuk semua kasus. Tidak semua perubahan warna pada gigi dapat diperbaiki dengan prosedur bleaching. Gigi dengan tetracycline stain berat mungkin warnanya bisa lebih terang tapi garis khas yang terlihat di permukaan gigi yang berubah warna akibat antibiotik ini tidak akan dapat dihilangkan. Gigi dengan fluorosis berat juga tidak dapat diperbaiki dengan bleaching. Pada keadaan tersebut dokter gigi seharusnya menjelaskan kepada pasien agar tidak kecewa dengan hasil perawatan, dan memberi alternatif perawatan lain seperti pembuatan mahkota tiruan atau dengan restorasi lain seperti labial veneer.
Efek samping dental bleaching
Efek samping yang paling sering terjadi setelah perawatan bleaching adalah sensitivitas gigi dan iritasi pada jaringan lunak seperti gusi. Hidrogen peroksida dapat berpentrasi ke ruang pulpa melalui email dan dentin, dan menyebabkan rasa ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan aplikasi fluor paska perawatan bleaching untuk mengurangi rasa ngilu.
Keadaan-keadaan di mana bleaching sebaiknya tidak dilakukan
Ruang pulpa yang berisi pembuluh darah dan syaraf masih sangat besar, yaitu pada usia muda. Oleh karena itu bleaching tidak disarankan untuk anak-anak dan remaja.
Kehilangan lapisan email yang berat, seperti pada keadaan fluorosis yang berat atau pada kasus hipoplasia email dan amelogenesis imperfekta.
Orang yang giginya banyak tambalan atau restorasi, terutama pada daerah gigi depan
Orang dengan riwayat alergi terhadap peroksida.
Makanya, dokter gigi berperan penting dalam menentukan boleh atau tidaknya bleaching dilakukan. Keadaan rongga mulut perlu diperiksa terlebih dulu, gigi harus bersih dari kalkulus (karang gigi) dan karies.
Perhatian
Hasil dari perawatan bleaching bersifat sementara. Gigi mungkin kembali kuning, meski lamanya ketahanan efek dari perawatan ini masih diperdebatkan. Pola makan dan minum serta penjagaan kebersihan mulut sangat mempengaruhi efek jangka panjang dari perawatan bleaching. Setelah beberapa lama, perawatan bleaching dapat kembali dilakukan.[](MM)
http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=20
THUN 2007-2008
SENYUMAN yang menarik dan menyenangkan umumnya ditentukan oleh sejauh mana deretan gigi di balik senyuman tersebut dapat tampil secara alami dan serasi. Tuntutan estetika inilah yang seringkali membuat seseorang melakukan perawatan baik gigi maupun wajahnya.
Perubahan warna gigi dapat menimbulkan persoalan estetika yang dapat memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior (depan). Bahkan dapat menyebabkan rasa rendah diri yang berlebihan pada penderita. Tulisan singkat ini menunjukkan beberapa persoalan terkait dengan penampilan gigi serta memberi jalan keluar bagi mereka yang ingin memanfaatkan senyuman sebagai daya tarik dalam pergaulan.
Warna normal gigi sulung adalah putih kebiru-biruan atau putih susu. Warna normal pada gigi permanen adalah kuning keabu-abuan. Perubahan warna pada gigi sulung maupun gigi permanen dapat berlangsung secara fisiologik maupun patologik.
Perubahan warna gigi secara fisiologik dapat terjadi seiring dengan bertambahnya umur, karena dentin (lapisan keras yang melindungi saraf gigi) dapat menjadi lebih tebal. Akibat deposisi dentin sekunder dan dentin reparatik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada gigi.
Perubahan warna secara patologik dapat bersifat ekstrinsik (dari luar) dan intrinsik (dari dalam). Perubahan warna secara ekstrinsik dapat disebabkan oleh deposit yang terjadi pada permukaan gigi. Sementara perubahan warna secara intrinsik disebabkan oleh faktor dari dalam jaringan gigi atau jaringan pulpa (pembuluh darah gigi).
Pemutihan gigi
Perubahan warna yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan proses pemutihan atau yang dikenal dengan bleaching. Pemutihan gigi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan pewarnaan pada gigi secara kimiawi dengan menggunakan bahan oksidator atau reduktor.
Pemutihan gigi bertujuan untuk mengembalikan estetika gigi dengan menyesuaikan warna gigi dengan warna gigi normal. Warna gigi yang berbeda dengan warna gigi normal akan
menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan diri pada seseorang, sehingga akhirnya merasa malu untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Proses pemutihan gigi dilakukan berdasarkan mekanisme terjadinya reaksi oksidasi. Noda-noda yang terdapat pada email () dan dentin akan dioksidasi oleh gel pemutih gigi (karbamid peroksida) yang bertindak sebagai oksidator kuat. Bahan oksidator ini memunyai kemampuan untuk merusak molekul-molekul warna, melalui reaksinya dengan oksigen bebas yang dilepaskan. Kejadian itu membuat warna menjadi netral dan menyebabkan terjadinya efek pemutihan.
Proses pemutihan gigi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik pemutihan internal untuk gigi non-vital dan teknik pemutihan eksternal untuk gigi vital. Teknik pemutihan internal dilakukan pada gigi yang telah mendapat perawatan endodontik. Teknik pemutihan eksternal dilakukan dengan memasukan bahan pemutih gigi ke dalam ruangan dalam mouthguard (semacam pelindung) yang nantinya akan ditempatkan menutupi gigi geligi.
Metode yang digunakan untuk memutihkan gigi secara internal adalah teknik Termokatalitik dan teknik Walking bleach. Sedangkan pemutihan gigi secara eksternal dapat dilakukan dengan teknik email mikroabrasi, teknik McInnes, dan teknik mouthguard bleaching.
Penyebab perubahan warna
Perubahan warna secara ekstrinsik biasanya ditemukan pada permukaan luar gigi yang disebabkan oleh faktor lokal. Noda yang ditimbulkan oleh faktor ekstrinsik ini pada umumnya mudah dihilangkan dengan skeling () dan pemolesan pada saat melakukan tindakan profilaksis (pengobatan medis).
Faktor-faktor ekstrinsik yang menyebabkan perubahan warna gigi, antara lain keadaan kebersihan mulut yang tidak baik, di mana plak mengandung produk bakteri kromogenik yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Hal ini dapat menyebabkan gigi berubah warna
menjadi hijau, kuning, jingga, coklat ataupun hitam. Keadaan ini sering dijumpai pada anak-anak.
Lantas pengaruh makanan dan minuman yang berwarna. Rempah-rempah dan beberapa jenis buah-buahan dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi yang bersifat sementara, karena masih dapat dibersihkan dengan sikat gigi.
Rempah-rempah yang menyebabkan pewarnaan pada gigi misalnya kunyit dapat menyebabkan gigi berwarna kuning, pandan dapat menyebabkan gigi berwarna hijau. Selain itu beberapa jenis minuman yang mengandung pigmen dapat menyebabkan perubahan warna, misalnya kopi, teh, sirup, dan temulawak.
Rokok juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi menjadi coklat sampai hitam pada bagian leher gigi. Distribusi dan perubahan warna yang terjadi ditentukan oleh tipe, jumlah, dan kebiasaan lamanya merokok.
Perubahan warna gigi karena faktor intrinsik biasanya terdapat pada email atau dentin yang disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam struktur-struktur ini.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi secara instrinsik, antara lain dekomposisi jaringan pulpa dan sisa makanan, di mana gas yang dihasilkan oleh proses pulpa nekrosis (kerusakan/kematian jaringan pembuluh darah gigi) dapat membentuk ion-ion sulfida yang berwarna hitam. Kemudian pemakaian antibiotik, misalnya tetrasiklin. Pemakaian antibiotik golongan tetrasiklin dalam periode pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi yang permanen, yaitu dari kuning sampai abu-abu atau coklat. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul tetrasiklin menembus barier plasenta jika diberikan pada usia kehamilan lebih dari 4 bulan, dengan demikian dapat mengenai gigi sulung yang sedang terbentuk.
Pada masa anak-anak usia 5 - 7 tahun (masa pembentukan gigi seri permanen), penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin dapat menyebabkan perubahan wana gigi yang permanen.
Penyakit metabolik yang berat selama fase pertumbuhan gigi juga menyebabkan perubahan warna. Sebagai contoh perubahan akibat endemic fluorosis yang menyebabkan bercak-bercak coklat pada gigi.
Lantas hemorhagi (pendarahan hebat) dalam kamar pulpa terjadi karena injury traumatic (luka trauma) pada gigi yang menyebabkan putusnya pembuluh darah pada pulpa dan darah terdifusi ke dalam tubuli dentin (rongga gigi), sehingga menyebabkan warna gelap kemerahan. Pemakaian obat-obatan untuk perawatan pengisian saluran akar dan juga bahan tambalan yang sering menyebabkan perubahan warna (terutama amalgam).
Pemutihan internal
Teknik pemutihan gigi secara internal dilakukan pada gigi yang telah mendapat perawatan saluran akar. Terdapat beberapa teknik yang dipakai dalam perawatan bleaching secara intra koronal di antaranya teknik walking bleach yang dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara internal. Teknik walking bleach lebih aman dan memerlukan waktu paling sedikit. Bahan yang digunakan dalam teknik ini adalah pasta yang merupakan campuran dari larutan hidrogen peroksida 30% - 35% dengan bubuk natrium preporat. Efek maksimum pemutihan dengan teknik ini diperoleh sekira 24 jam setelah perawatan dan pasien harus kembali setelah 3 sampai 7 hari.
Ada pula teknik thermokatalitik yang melibatkan pelekatan bahan oksidator di dalam kamar pulpa dan penggunaan panas. Sementara teknik foto-oksidasi ultraviolet dengan memanfaatkan lampu ultraviolet yang diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan. Cairan hidrogen peroksida 30% - 35% diletakkan dalam kamar pulpa dengan butiran kapas lalu disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit (diulang setiap hari).
Untuk teknik pemutihan secara eksternal (mouthguard bleaching) digunakan untuk gigi vital yang mengalami perubahan warna hanya pada permukaan email. Perubahan warna email misalnya karena proses penuaan, kebiasaan minum kopi atau teh, dan kebiasaan merokok. Teknik ini juga lazim untuk gigi yang berwarna kecoklatan, karena menderita fluorosis (akibat air mengandung fluorida) ringan atau perubahan warna intrinsik yang ringan. Perubahan warna bisa karena penyerapan tetrasiklin pada masa pembentukan gigi, yaitu gigi berwarna kuning muda, coklat atau abu-abu muda yang merata sampai batas insisal.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses bleaching, antara lain faktor penyebab perubahan warna gigi, indikasi yang tepat, partisipasi pasien yang aktif selama perawatan, motivasi pasien dalam melakukan perawatan, kondisi pasien selama perawatan, terutama dalam respon muntah dan pengunaan jumlah bahan pemutih, serta lama pemakaian.
Gigi Putih Dengan Bleaching
Tuesday, July 31, 2007
Posted by Citra Pandiangan at 3:15 PM
http://hal-wanita.blogspot.com/2007/07/gigi-putih-dengan-bleaching.html
Senin, 2009 September 14
Flour , Flouridasi air minum dan Flourosis
Flour , Flouridasi , FLourosis
NAMA : TITIAN PUTRI
NIM : 061610101024
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2009
1. Flour diyakini dapat menurunkan resiko karies, jelaskan mekanisme Flour dalam menurunkan resiko karies?
· Flour
Fluor adalah mineral yang secara alamiah terdapat di semua sumber air termasuk laut. Fluor tidak pernah ditemukan dalam bentuk bebas di alam. Ia bergabung dengan unsur lain membentuk senyawa fluoride.
· Manfaat Flour
- Fluor itu merupakan salah satu makromineral yang penting untuk tumbuh kembang tulang dan gigi.Fluor ini berperan dalam pembentukan email gigi.
- Menguatkan struktur gigi serta Melindungi gigi dari serangan karies
- berperan menghambat karies di dalam linngan mulut melalui mekanisme fisik kimiawi dan biologi
- menghambat demineralisasi melalui pembentukan fase tahan asam dan meningkatkan remineralisasi email yang karies (demineralisasi) dan belum berlubang
- menghambat metabolisme karbohidrat oleh mikroflora plak asidogenik
- konsentrasi sub-lethal dari fluorida dapat mengubah toleransi asam dari streptococcus mutans dan organisme lain, menjurus ke flora plak yg tidak terlalu asidogenik
- dalam bahan gigi, efektivitas fluorida dalam mengendalikan keseimbangan demineralisasi-remineralisasi yang didasarkan pada variabel konsentrasi dan kecepatan pelepasan dari restorasi
- fluor merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi memberikan efek deterjen sebagai satu dari tiga bahan utamanya disamping bahan abrasi. Fluoride berfungsi melapisi struktur gigi dan ketahanannya terhadap proses pembusukan serta pemicu proses mineralisasi. Unsur kimia dalam zat ini mengeraskan email gigi pada persenyawaannya.
Fluoride yang banyak digunakan jenis Sodium Monofluoro Fosfat atau Sodium Fluoride.
· Mekanisme Flour dalam menurunkan karies
Flour akan menciptakan struktur gigi yang lebih kuat sehingga akan membuat gigi lebih tahan terhadap pengikisan oleh asam. Asam itu sendiri dibentuk ketika bakteri dalam plak memecah gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan. Serangan asam yang berulang-ulang akan merusak gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang. “Di sini fluor berperang mengurangi kemampuan bakteri untuk membentuk asam. Fluor bisa mengubah kristal email (hidroksi apatit) menjadi fluorapatit yang lebih tahan terhadap asam. Fluor juga mempunyai daya anti bakteri yang dapat membunuh kuman pembuat lubang gigi (S.mutans). Fluor juga berfungsi merangsang pembentukkan mineral kembali yang akan menghentikan proses terjadinya gigi berlubang.
Pada dasarnya karies itu lubang yg ada pada gigi. Gigi berlubang disebabkan oleh plak, yang terjadi karena kotoran (sisa makanan) yang menempel pada gigi, dan ditumbuhi kuman. Dalam beberapa menit, makanan yang tersisa di dalam mulut membusuk dan kuman-kumanpun mulai menggerogoti email. lama kelamaan email menjadi menipis sehingga gigi jadi berlubang. bakteri yg menjadi faktor pemicu karies adalah streptococcus mutans, ia berbentuk bulat dan bersifat patogen. mungkin saat ini gigi belum terasa sakit. jika dibiarkan, kuman-kuman tersebut masuk lapisan dentin, menjalar ke syaraf gigi sehingga menimbulkan rasa sakit. Lama kelamaan gigi menjadi mati dan busuk sehingga terjadi pembengkakan (abses). jika sudah sampai pada tahap pembengkakan, bisa jadi menyebabkan tulang alveolar menjadi lebih lunak hingga akhirnya gigi tanggal / lepas dari jaringan periodontal. untuk menghindari hal tersebut gigi harus kuat. Agar gigi menjadi kuat, maka kristal apatit yang ujungnya mengandung hidroksil negatif harus ditambahkan fluor sehingga menjadi kuat dan tidak larut. kadar fluor yang diijinkan adalah 1 ppm (part per million).
Secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai dari awal kehamilan maupun setelah kelahiran. Fluor dan kalsium merupakan unsur penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Kekerasan gigi dan tulang ditentukan oleh kadar senyawa-senyawa kalsium yang tinggi di dalam tulang
Fluor sistemik merupakan salah satu upaya pencegahan yang cukup efektif dan efisien. Demikian juga keberhasilan fluoridasi air minum di banyak negara telah dilaporkan. fluoridasi air minum di Indonesia masih jauh untuk diwujudkan. Selain fluoridasi air minum, pemberian fluor secara sistemik dapat dilakukan melalui tablet fluor, garam, susu atau vitamin yang mengandung fluor.
Kumur-kumur larutan fluor atau penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor. Bila fluor diberikan dengan berbagai kombinasi dan sejak dini, email akan banyak menyerap fluor dan itu akan memberi efek besar terhadap pencegahan karies. Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging dan kadar fluor tertinggi terdapat di ikan teri, sawi, dan teh. Air minum yang berasal dari air tanah, air PAM, dan air kemasan mempunyai kadar fluor yang sangat rendah (jauh di bawah 0,3 ppm). “Air yang diperdagangkan sebagai air mineral atau air kemasan, kadar fluoridanya rata-rata 0.07 ppm. Dengan meningkatnya penggunaan air kemasan untuk keperluan sehari-hari, maka perlu dipikirkan penambahan fluor secara sistematik untuk pencegahan karies.
2. Flour dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup, jelaskan pengaruh kekurangan dan kelebihan Flour?
Flour penting dalam pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi agar memiliki daya tahan terhadap penyakit. Penambahan garam flourida damam air minum dengan kadar 1 ppm dianggap normal. Penambahan flourida pada air minum dianjurkan untuk pencegahan terhadap penyakit gigi. Flouridasi air minum yang baik adalah dengan kadar 1,0 – 1,2 ppm untuk daerah panas dan pada daerah panas penggunaan flour lebih sedikit, yaitu 0,5 – 0,7 ppm.
Flour yang dibutuhkan tubuh dalam dosis aman adalah 0,05 mg/kg berat badan/hari. Jika berat badan anak 15kg, maka flour yang dibutuhkan sekitar 0,75 mg/hari. Sedangkan untuk orang dewasa dengan berat badan 50 kg, diperlukan flour sebanyak 2,5 mg/hari. Dosis berbahaya adalah 2-5 mg atau 8 mg/kg berat badan/hari.
Dengan flourida 1 ppm dalam air minum, kerak dan noda pada gigi anak-anak tidak akan timbul, sehingga mengurangi terjadinya sakit gigi pada anak-anak.
Kekurangan Fluor
kekurangan Flour dapat menyebabkan kerusakan gigi yang berlebihan, pada gigi akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh. Bila kekurangan flour ini dapat menyebabkan gigi mudah terserang karies atau gigi gigis (caries dentis), terjadi perubahan warna pada gigi anak dan dapat terjadi penipisan tulang.
Kelebihan Flour
Tingginya kandungan fluor pada air minum mengakibatkan kerusakan pada gigi. Semua zat bila digunakan tidak semestinya atau berlebihan maka akan menyebabkan masalah atau berbahaya bagi kesehatan. Seperti juga fluor yang akan menyebabkan:
Kelebihan flour juga dapat mengakibatkan kelainan tulang dan gigi. Flour dalam tubuh separuhnya akan disimpan dalam tulang dan terus bertambah sesuai umur, akibatnya tulang menjadi mudah patah karena terjadi flourosis pada tulang.
· Fluorosis sendiri adalah perubahan yang tampak pada gigi akibat konsumsi fluor yang berlebihan pada awal masa anak-anak ketika giginya sedang tumbuh. Dampak fluorosis ini bisa ringan dan bisa pula fatal, Flourosis gigi ditandai dengan:
· noda coklat atau bintik-bintik kuning yang menyebar di permukaan gigi akibat pembentukan email gigi yang tidak sempurna.
· Email gigi yang tidak sempurna menyebabkan gigi menjadi mudah berlubang
· Timbul bercak putih dan cokelat di gigi
· Kasus ini banyak ditemukan di Indonesia. Walau berdampak ringan dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada gigi, namun bisa mengurangi penampilan akibat gigi yang tidak sedap dipandang mata.
· Gigi bisa berlubang yang akhirnya hancur atau tanggal.
· Kerusakan hati, karena
Gejala-gejala penyakit/kerusakan hati akibat fluorosis biasanya sama dengan gejala penyakit lever yang disebabkan faktor lain. Walau kasus fluorosis yang menyebabkan penyakit lever ini belum ditemukan, orang tua harus tetap memantau pemakaian pasta gigi pada anak.
· Kerusakan ginjal
Hingga saat ini kasus semacam ini amat jarang ditemukan. Namun kelebihan fluor juga bisa mengakibatkan kerusakan ginjal yang bila tidak segera ditangani akan mengarah pada gagal ginjal.
· Kerapuhan tulang (osteoporosis)
Tidak hanya gigi yang dibuat rapuh/rusak, tapi juga seluruh tulang akan terancam rapuh. Akibat lebih lanjut, tumbuh-kembang si kecil jadi terhambat sementara pengobatannya pun amat sulit.
· Kerusakan pada gigi berupa perubahan warna gigi menjadi tidak putih lagi seperti gigi yang sehat tetapi menjadi pucat dan buram dan yang paling parah adalah warna gigi menjadi gelap dan gigi menjadi rapuh. Proses tersebut disebut fluorosis. Fluorosis tidak dapat diobati, tetapi kalau tanda tersebut diketahui lebih awal dapat dicegah agar tidak lebih berlanjut.
· Kelebihan fluor tersebut juga akan merusak tulang, mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada tulang dan akibat yang paling fatal dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Hal ini juga dapat menyebabkan anemia, email gigi kita terlihat ada bercak-bercak putih yang dinamakan mottled enamel. Mottled enamel (spot putih) akibat kelebihan flour karena pengaruh air minumnya.
· Terkadang dapat menimbulkan noda yang berwarna coklat sampai hitam. kerusakan gigi yang pada stadium lanjut gigi menjadi bergaris-garis gelap dan terlihat seperti lubang dan gigi yang tanggal.
· kepadatan gigi meningkat, mengganggu impuls syaraf serta pertumbuhan tulang diluar tulang belakang.
· Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan teroid atau yang lebih dikenal dengan penyakit gondok.
Untuk mengatasinya, dokter akan melapisi gigi yang rusak dengan zat khusus, hingga gigi menjadi bagus kembali. Namun bila dibiarkan, akan berdampak lebih buruk. Jadi, intinya fluoride dalam konsentrasi yang diijinkan mempunyai efek positif untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi. Penggunaan fluor juga jangan terlalu berlebihan.
Diposkan oleh Titian Putri
di 14:25
http://titianputri.blogspot.com/2009/09/flour-flouridasi-air-minum-dan.html
Efek Negatif Fluoride Hati-hati Memilih Pasta Gigi untuk Keluarga
Written by Yuni
Tuesday, 11 August 2009 09:13
Mulai saat ini Anda harus berhati-hati dalam memilih pasta gigi, terutama bagi kesehatan buah hati. Bahan yang terkandung dalam pasta gigi ternyata bisa merusak kesehatan gigi. Salah satunya adalah penggunaan fluoride. Fluoride merupakan bahan kimia yang terkandung hampir di setiap pasta gigi dan beberapa jenis obat-obatan. Selama ini fluoride yang digembar-gemborkan baik untuk gigi, namun ternyata fluoride terbukti menunjukkan fakta-fakta yang dapat merusak kesehatan.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universtias Prima Indonesia Prof DR drg Monang Panjaitan MS MA, dalam seminar kesehatan yang mengambil tema ‘Ada Apa di Balik Fluoride dan Aspartamin’ di Hotel Madani Medan pekan kemarin. Monang mengatakan, bahwa fluor secara alamiah berupa mineral. Biasanya fluor ini ditambahkan ke dalam air minum. Dan umum ditemukan di dalam pasta gigi.
Riset dari Health Authoritie, seperti The American Dental Association and The World Health Organization, menganjurkan penambahan fluoride ke dalam air minum dan merekomendasikan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride pada usia yang tepat.
Fluoride yang merupakan unsur alam ini dapat mencegah secara sistematik tooth decay jika diinjeksikan selama pertumbuhan gigi. Dan secara topikal, jika diaplikasikan pada gigi yang mengalami erupsi.
Selain itu, fluoride dapat menurunkan solubilitas email (enamel) oleh asam dengan mengkonversi hidroeksipatit menjadi fluorapatit yang sukar larut. “Fluorida secara langsung juga dapat memengaruhi plaque gigi dengan mengurangi kemampuan plaque organisme untuk menghasilkan asam, serta mendorong remineralisasi atau perbaikan email gigi di area yang mengalami demineralisasi oleh asam,” jelas Monang memaparkan.
Untuk efeknya sendiri, lanjut Monang, fluoride terdiri dalam dua bentuk, yakni topical dan sistemik. Topical berfungsi untuk menguatkan gigi, biasanya terdapat pada pasta gigi dan mouth rinsese. Dalam metode ini fluoride diinkorporasikan ke permukaan gigi, sehingga lebih resisten terhadap decay. Sedangkan fluoride sistemik, diinjeksi masuk ke tubuh dan diinkorporosikan ke dalam struktur gigi.
“Efek remineralisasi fluorida adalah hal yang sangat penting. Ion fluorida di dalam dan di permukaan email bertindak tidak hanya lebih resisten terhadap decay gigi tetapi juga melindungi dari asam hasil decay bakteri,” papar Monang.
Namun, tambahnya, laju decay akan menurun pada kawasan di mana fluoride ditambahkan ke persediaan air, yang merupakan unsur tambahan yang dibutuhkan pada tulang dan gigi, yang mana pada bagian ini terdapat kristal apatit yang mengandung kalsium, fosfat dan magnesium. Sehingga mudah terjadi reaksi antara fluor dengan gigi dan tulang.
“Pada kasus berlebihan, bisa terjadi fluorosis pada gigi. Di mana fluor diekskresikan melalui urine kira-kira 50 persen, dan sisanya melalui feaces, juga keringat (sebagian kecil),” serunya.
Pemakaian Fluor Sehari-hari
Penggunaan fluoride sudah begitu familiar di masyarakat. Secara sistemik fluoride terdiri dari, fluoridasi air minum, pemberian fluor dalam bentuk tablet, dan garam dapur yang ditambahkan fluor. Sedangkan secara lokal, ada di sikat gigi dengan pasta fluor, serta kumur-kumur mengandung larutan fluor.
Untuk fluoridasi air minum, keuntungannya adalah bahwa frekuensi karies menurun sampai 60 persen, hal ini dapat mengurangi meloklusi, mengurangi penyakit priodontal, menambah kekuatan tulang terhadap fraktur, serta dari aspek ekonomis, mengurangi waktu terbuang.
“Namun, bagi masyarakat yang tinggal di negara-negara daerah tropis, dianjurkan jangan banyak-banyak minum teh. Karena, dalam kandungan teh, juga terdapat fluoride,” terang Monang.Bila pemberian fluor dalam bentuk tablet, dianjurkan bila konsentrasi sumber air minum rendah, antara 0,1-0,3 ppm, dan harus sudah berusia di atas 3 tahun, itupun dengan takaran sekitar 1 mg fluor ion.
Jeli Memilih Pasta Gigi untuk Anak
Lebih jauh Monang mengungkapkan, berdasarkan pengamatan yang sudah ada, efek lokal yang biasa muncul berupa enamel menjadi tahan terhadap menineralisasi asam. Hal ini dapat memacu proses remineralisasi, menghambat sistem ezim mikrobiologi, di mana akan merubah KH menjadi asam. Serta dapat menghambat koloniosasi mikroorganisme.
Meski begitu, ada manfaat dan kerugian apabila kita memakai pasta gigi yang mengandung fluoride. Untuk manfaatnya, bila dengan konsentrasi 250-500 ppm, kalsium hidroksi apatit, maka kalsium fluoro apatit dapat membuat gigi lebih tahan terhadap asam.
Sedangkan kerugiannya, bila konsentrasi tidak tepat, seperti pasta gigi anak hampir semua kons di atas 1000 ppm, dapat berisiko fluorosis gigi. Karena anak-anak masih berumur 2 tahun, kebanyakan belum bisa berkumur saat menyikat gigi. Bahayanya adalah saat pasta gigi yang dipakai mengandung fluor tersebut tertelan oleh anak.
Berdasarkan survei Lembaga Kesehatan Jakarta/PIRC, konsentrasi fluor dalam pasta gigi di Indonesia memiliki kandungan yang cukup tinggi, yakni lebih dari 1 ppm. “Ini sangat berbahaya. Bisa mengakibatkan gigi fluorosis, berubah menjadi warna coklat ke abu-abuan, serta astetis tidak baik. Serta gigi akan mudah patah atau rapuh,” seru Monang.
Selain itu, ada kontrovesi lain dari pemakaian fluor, berdasarkan penelitian dr John C di tahun 1990 pada 6000 anak pengguna fluor, ditemukan efek negatif, di mana anak-anak tersebut menderita gigi kropos atau fluorosis. Sedangkan berdasarkan penelitian di China, flour telah mengakibatkan tulang menjadi kropos, menurunkan tingkat kesuburan, karsinogenik/bersifat toxic, serta memengaruhi negatif sistem saraf, bahkan hingga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Untuk itu, Monang menyarakan, bila tidak ingin memakai fluoride, sebaiknya kumur-kumur dengan menggunakan larutan teh hijau dengan kandungan 0,2 persen tiap Pasalnya, teh hijau mengandung senyawa antioksidan (polyphenol/cathecin) dan fluor dengan kadar 1,16 ppm. “Dengan begitu, dapat mengurangi plak dengan memengaruhi kerja bakteri di dalam mulut,” pungkasnya.
http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=14165:efek-negatif-fluoride-hati-hati-memilih-pasta-gigi-untuk-keluarga&catid=58:hidup-sehat&Itemid=66
Tablet "Fluor" Mencegah Karies Gigi
8- 2004
KARIES (gigi berlubang) anak Indonesia, terutama anak balita, sungguh sangat memprihatinkan. Hampir sembilan dari sepuluh anak menderita karies dengan tujuh dari 20 gigi yang rusak.
BANYAK anak menderita kerusakan gigi yang parah dan perlu ditanggulangi. Perawatan gigi rusak pada anak termasuk sulit, memerlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, pencegahan terhadap karies jauh lebih baik daripada merawat kerusakan gigi.
Fluor dari abad lalu sampai sekarang diyakini dan digunakan secara luas untuk pencegahan karies gigi, baik di negara maju maupun negara berkembang. Secara sistemik fluor efektif apabila diberikan pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulai awal kehamilan (prenatal) maupun setelah kelahiran (postnatal).
Pemberian fluor sistemik adalah salah satu upaya pencegahan cukup efektif dan efisien, demikian juga keberhasilan fluoridasi air minum di banyak negara telah dilaporkan. Sayangnya, fluoridasi air minum di Indonesia masih jauh untuk diwujudkan.
Banyak penelitian membuktikan, apabila kadar fluorida dalam air minum sekitar 1 ppm, akan menyebabkan prevalensi karies yang rendah.
Selain fluoridasi air minum, pemberian fluor secara sistemik dapat dilakukan melalui tablet fluor, garam, susu atau vitamin yang mengandung fluor. Tablet fluor sebaiknya diberikan pada anak-anak usia pra sekolah, kemudian apabila anak sudah sekolah pemberian fluor dikombinasikan dengan cara lokal, seperti kumur-kumur larutan fluor atau penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor.
Bila fluor diberikan dengan kombinasi berbagai cara dan sejak dini, email akan banyak menyerap fluor, dengan demikian akan memberi efek yang besar terhadap pencegahan karies.
Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Struktur email sangat menentukan terhadap proses terjadinya karies. Susunan kimia kompleks dengan gugus kristal hidroksil apatit merupakan struktur terpenting email. Permukaan email luar lebih tahan terhadap karies dibandingkan lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan padat. Ion kimia yang paling penting bagi hidroksil apatit adalah ion fluor. Dengan penambahan ion fluor, hidroksil apatit akan berubah menjadi fluor apatit, yang lebih tahan terhadap asam.
Fluor selain terdapat di air tanah juga terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, minuman, ikan, daging dan lain-lainnya. Hampir semua makanan mengundang fluor, namun yang kadar fluor nya tertinggi adalah ikan teri, sawi, dan teh.
Air minum, baik yang berasal dari air tanah, air PAM, dan air kemasan mempunyai kadar fluor yang sangat rendah (jauh di bawah 0,3 ppm). Air yang diperdagangkan sebagai air mineral atau air kemasan (lebih dari 12 merek dagang) telah pula diteliti, ternyata kadar fluoridanya rata-rata 0.07 ppm. Dengan meningkatnya penggunaan air kemasan untuk keperluan sehari-hari, maka perlu dipikirkan penambahan fluor secara sistematik untuk pencegahan karies.
Efek pemberian "fluor" pada ibu hamil
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dimulai sejak awal kehamilan (prenatal) dan terus berlangsung setelah kelahiran (postnatal) yang sangat dipengaruhi adanya fluor. Dengan penambahan fluor pada ibu hamil diharapkan dapat memperkecil jumlah karies gigi sulung anaknya. Penambahan fluor pada ibu hamil belum bisa dilakukan karena masih ada perbedaan pendapat apakah fluor bisa menembus barier plasenta sehingga fluor bisa mencapai janin. Namun demikian, walaupun ada hambatan, fluor yang diberikan pada masa prental tetap akan berpengaruh terhadap terbentuknya fluor apatit.
Apabila fluor diberikan pada trimester pertama kehamilan, maka akan terlihat efek pencegahan karies gigi sulung. Apabila pemberian fluor diberikan pada trimester ketiga, maka efeknya kurang begitu menonjol. Penelitian menunjukkan, pemberian tablet fluor pada ibu hamil dapat menurunkan karies sampai 97%.
Pemberian "fluor" pada bayi dan anak
Rata-rata fluor yang dibutuhkan agar bisa memberi efek yang optimal untuk pencegahan karies gigi adalah 0.05 mg/kg/hari. Apabila kadar flour air minum kurang dari 0.7 ppm, maka anak-anak perlu penambahan fluor.
Tingginya prevalensi karies gigi anak serta langkanya dokter gigi yang dapat melakukan perawatan gigi anak (terutama balita) secara tuntas, menyebabkan pencegahan karies dengan penambahan fluor secara sistemik perlu mendapat perhatian.
Dosis yang dianjurkan di klinik adalah 1/4 mg untuk anak usia 0-2 tahun, 1/2 mg untuk anak usia 2-4 tahun, dan 1 mg untuk anak usia 4-8 tahun. Pada anak yang secara teratur minum tablet fluor, gigi sulungnya bebas karies hanya 16%. Anak yang teratur maupun tidak teratur minum tablet fluor gigi sulungnya tidak terdapat karies yang parah atau berat.
Hasil yang dicapai dengan pemberian fluor pada anak sangat bergantung pada motivasi orang tuanya karena pemberian harus teratur dan dalam jangka waktu yang lama. Orang tua perlu menyadari betul bahwa pencegahan jauh lebih baik daripada merawat karies gigi anak.
Dengan adanya data karies anak dan data kandungan fluor air minum, juga dengan masuknya tablet fluor dalam Daftar Obat Esensial Indonesia, seharusnya kita tidak perlu lagi meragukan penggunaan tablet fluor untuk pencegahan karies.
http://www.solusisehat.net/berita.php?id=399
SUMBER : http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/52_15_FlourSistemikdanKesehatanGigi.pdf/52_15_FlourSistemikdanKesehatanGigi.html
JUDUL : OLEH DRG.MAGDARINA
Sumber : http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/2809.pdf
Oleh SUMARTI
[MLDI] KADAR FLUORIDE TINGGI ANCAM KESEHATAN ANAK
eddyJP
Fri, 15 Nov 2002 01:05:21 -0800
Buat yang masih pensaran sama odol flouride, ini daku kirimkan naskah
aslinya dari LKJ-PIRAC.
eddyJP
Internet ID: [EMAIL PROTECTED]
Rilis LKJ-PIRAC
FLUORIDE MENGANCAM KESEHATAN ANAK
(Hasil Riset Terhadap 9 Produk Pasta Gigi Anak)
Penggunaan fluoride sejak dulu menjadi perdebatan panjang antara ilmuwan
yang pro dan kontra. Kelompok yang pro berkeyakinan bahwa fluoride dapat
membantu menjaga kesehatan gigi. Namun kelompok yang menentangnya berargumen
bahwa penggunaan fluoride dapat menimbulkan berbagai efek samping yang
berbahaya. Namun akhir-akhir ini semakin banyak ilmuwan yang mempertanyakan
keuntungan fluoride seperti selama ini diklaim, bahkan dalam jumlah yang
kecil sekalipun.
Fluoride digunakan pertama kali untuk mencegah gigi berlubang pada tahun
1940 dengan klaim sebagai berikut:
1.. untuk mencegah enzim, yang memproduksi asam dan mengembangbiakkan
bakteri mulut, yang akan merusak enamel gigi
2.. untuk mengikat ion kalsium supaya memperkuat enamel gigi khususnya
dalam usia pertumbuhan
Fakta-Fakta Seputar Fluoride
Ada berbagai jenis fluoride yang terkandung dalam pasta gigi, tetapi jenis
fluoride yang diteliti (dan banyak digunakan) adalah jenis sodium monofluoro
fosfat (MFP) dan sodium fluoride (NaF). Menurut Dr Hardy Limeback, Head Of
Preventive Dentistry di Universitas Toronto Kanada, untuk melakukan
penghitungan kadar fluoride dalam pasta gigi, harus diketahui lebih dahulu
kandungan MFP atau NaF dalam pasta gigi yang umumnya tertera dalam
kemasannya, misalnya 0,24% NaF. untuk memulai penghitungan harus diketahui
terlebih dahulu berat molekulnya. NaF mempunyai berat molekul 19 dari
fluoride dan 23 dari sodium, sehingga berat molekul NaF sebesar 42 gram /
mole. Berarti fluoride mempunyai bagian berat sebesar 19/42 X 100% = 45.24%
dari NaF. Artinya 0,24 NaF mengandung 0,24 X 45.24% / 100 ml = 0,1086 gram
fluoride / 100 ml. Artinya 108,6 mg / 100 ml yang sama dengan 1.086 gram
fluoride per liter pasta gigi atau sama dengan 1.086 ppm (part per million).
Begitu pula untuk menghitung monofluoro fosfat (MFP), dapat dilihat dari
kandungan yang tertera pada kemasan pasta gigi, misalnya 0,76% MFP.
Sedangkan diketahui bahwa berat molekul MFP sebesar 133 gram / mole. Artinya
bagian berat fluoride sebesar 19/133 X 100% = 14,28% dari MFP. Artinya 0,76%
MFP mengandung 0,76 X 14,28% / 100 ml = 0,1085 gram fluoride / 100 ml.
Artinya 108,5 mg / 100 ml yang sama dengan 1.085 gram fluoride per liter
pasta gigi atau sama dengan 1.085 ppm.
Sedangkan jika suatu pasta gigi mengandung baik MFP maupun NaF, maka kadar
total fluor dalam pasta gigi tersebut dapat dicari dengan menghitung dulu
fluor dari MFP maupun NaF, lalu hasil dari keduanya dijumlahkan. Proporsi
fluor dalam MFP dan NaF selalu konstan, sedangkan yang mempengaruhi hasil
perhitungan adalah kemurnian bahan MFP atau NaF-nya.
Dibalik beberapa manfaat yang terkandung dalam fluoride, setumpuk bahaya
siap mengancam kesehatan pemakainya. Diantara fakta yang dapat dijumpai
adalah sebagai berikut ini.
1. Hasil penelitian Departemen Kesehatan Belgia menyimpulkan bahwa
penggunaan fluoride secara berlebihan dapat menyebabkan osteoporosis dan
kerusakan sistim syaraf. Hal ini mengakibatkan pemerintah Belgia melarang
beredarnya segala jenis tablet, permen yang mengandung fluoride. Belgia pun
sedang mempresentasikan hasil penelitannya di depan aggota Uni Eropa untuk
memperoleh kesepakatan bersama pelarangan pasta gigi yang mengandung
fluoride.
2. Di beberapa negara batas maksimal kandungan fluoride dari hari ke
hari makin dikurangi. Di negara-negara Eropa, Australia dan New Zealand
kandungan fluoride berkisar antara 250-500 ppm, sedangkan di Indonesia
kandungannya diperkirakan masih besar yakni antara 800-1500 ppm.
3. Profesor Dirk Vanden Berghe, seorang Mikrobiologist Universitas
Antwerpe, menyatakan bahwa sekitar 30-40% pasta gigi ditelan anak-anak pada
saat mereka menyikat giginya atau melalui air ludah sehingga menyebabkan
mereka mengalami overdosis fluoride. Apalagi produsen umumnya menambahkan
aroma seperti rasa buah yang disukai anak-anak. Padahal semakin besar
kandungan fluoride dalam sebuah pasta gigi anak, maka semakin besar pula
resiko kesehatan yang akan dideritanya kelak di kemudian hari.
4. Menurut Pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli gigi India dari
Maulana Azad Medical College (MAMC), Dr. Pankaj Goel, mengatakan pasta gigi
yang mengandung fluoride tidak cocok digunakan untuk anak-anak dibawah umur
4 tahun. Menurutnya jika pasta gigi ber-fluoride sering tertelan dalam
jumlah yang signifikan oleh anak-anak dapat mengakibatkan fluorosis pada
anak, dan memberikan akibat tidak baik pada tulang dan gigi anak. Anak-anak
dapat mengalami kerapuhan tulang dan terhambat pertumbuhannya. Bahkan
menurut Dr Mahesh Verma, kepala pusat penelitian gigi MAMC, literatur medis
melarang pemberian pasta gigi ber-fluoride kepada anak-anak dibawah umur 5
tahun.
5. Gejala overdosis fluoride biasanya dapat berupa banyak mengeluarkan
air ludah, indera perasa yang tidak normal, badan yang gemetaran, dan cepat
lelah. Sedangkan pernafasan orang yang terkena overdosis fluoride umumnya
berat.
6. Laporan yang dikeluarkan oleh National Research Council of Canada
menemukan bahwa fluoride meningkatkan kebutuhan tubuh terhadap bahan-bahan
gizi tertentu. Dengan kata lain semakin banyak seseorang mengkonsumsi
fluoride maka semakin banyak kandungan gizi tertentu (kalsium, magnesium,
vitamin C dan lain-lain) yang dibutuhkan tubuhnya agar tetap sehat.
7. Laporan World Health Organizations (WHO) tahun 2001 menunjukkan
ternyata negara-negara yang menggunakan fluoridasi, seperti Amerika Serikat,
pada air minumnya memang mengalami penurunan dalam hal kerusakan gigi.
Tetapi penurunan kerusaakan gigi pada negara-negara yang tidak menggunakan
fluoridasi, seperti Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Swedia dan
lain-lain, ternyata penurunannya sama atau bahkan lebih baik daripada di
Amerika Serikat. Sehingga pernyataan bahwa fluoridasi berhubungan erat
dengan penurunan kerusakan gigi adalah pernyataan yang dangkal dan
menyesatkan.
Hasil Riset LKJ
Berdasarkan hasil analisa laboratorium terhadap kandungan fluoride dan
pengamatan kemasan dalam pasta gigi anak ternyata diperoleh hasil sebagai
berikut ini.
1.. Dari 9 produk yang diuji, 8 merek pasta gigi yang beredar menggunakan
fluoride diatas 1000 ppm, dan satu produk yang mengandung fluoride dibawah
500 ppm.
2.. Terdapat perbedaan jumlah kandungan fluoride yang signifikan antara
hasil uji laboratorium dengan penghitungan teoritis berdasarkan pelabelan
dalam kemasan.
3.. Terdapat satu produk yang tidak mencantumkan kandungan fluoride dalam
kemasannya.
4.. Hanya ada satu produk yang melengkapi kemasannya dengan peringatan
pihak produsen atas bahaya yang akan terjadi jika seorang anak menelan
fluoride dan itu pun disajikan dalam bahasa Inggris, delapan lainnya tidak
mencantumkan
5.. Hanya ada satu produk yang melengkapi kemasannya dengan petunjuk
penggunaan seberapa banyak pasta gigi yang boleh digunakan untuk anak, dan
sekali lagi itu pun disajikan dalam bahasa inggris, delapan lainnya tidak
mencantumkan.
6.. Temuan lainnya adalah delapan produk memberikan rasa tambahan dalam
pasta gigi berupa rasa buah-buahan yang disenangi anak-anak, seperti;
strawbery, anggur, dan jeruk, kecuali satu produk tidak menambahkan.
Tuntutan dan Rekomendasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dan untuk melindungi kepentingan konsumen,
Lembaga Konsumen Jakarta menuntut kepada pemerintah, dalam hal ini adalah
Badan POM untuk:
1. Menurunkan standar kandungan fluoride dalam pasta gigi khususnya
untuk anak-anak dari 800-1500 ppm menjadi 250-500 ppm.
2. Segera menginstruksikan penarikan seluruh produk pasta gigi anak
yang masih mengandung fluoride lebih dari 500 ppm dari pasaran.
3. Mewajibkan kepada para produsen agar menghilangkan penambahan rasa
yang dapat meningkatkan keinginan anak-anak untuk menelan pasta gigi saat
mereka menggosok gigi.
4. Mengganti kewajiban pelabelan kandungan fluoride dalam kemasan
pasta gigi dari menggunakan persentase zat yang mengandung fluoride dengan
jumlah (ppm) kandungan fluoride sebenarnya.
5. Mewajibkan produsen pasta gigi anak-anak memberikan peringatan dan
keterangan dalam kemasannya penggunaan kuantitas pasta gigi yang semestinya
diberikan kepada anak-anak dan kemungkinan bahaya overdosis fluoride.
Jakarta, 29 Oktober 2002
Tim Peneliti
Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ-PIRAC)
As'ad Nugroho
Iman Firmansyah
dr. Nurhasan
Tabel Kandungan Fluoride dalam Pasta Gigi Anak
----------------------------------------------------------
No
Pasta Gigi
Kode
Parameter Uji
Hasil Uji Laboratorium (ppm)
Hasil Uji Kemasan (ppm)
Selisih
1
Pepsodent rasa strawberry
A
Sodium Monofluorophosphate
1.443,5685
1.056,32
(387,27)
2
Cussons kids rasa jeruk
B
Sodium Monofluorophosphate
1.156,6582
1.003,50
(153,16)
3
Formula gel junior rasa strawberry
C
Sodium Monofluorophosphate dan Sodium Fluoride
1.255,2126
1.216,55
(38,66)
4
Dee-Dee tanpa mint rasa strawberry
D
Sodium Monofluorophosphate
1.114,7973
Tidak ada keterangan
-
5
Club rasa strawberry
E
Sodium Monofluorophosphate dan Sodium Fluoride
1.078,3891
1.301,10
222,71
6
Macleans milk teeth
F
Sodium Monofluorophosphate
488,4297
528,16
39,73
7
Kodomo rasa anggur
G
Sodium Monofluorophosphate
1.245,8247
1.056,32
(189,50)
8
Total care junior orange
H
Sodium Monofluorophosphate dan Sodium Fluoride
1.181,0279
1.508,81
327,78
9
Siwak F junior rasa jeruk
I
Sodium Monofluorophosphate
1.196,0244
924,28
(271,74)
Sumber : Hasil Analisa Laboraturium BBIK dan Uji Kemasan
-- Hemat Bandwidth : Hapus bagian pesan yang tidak perlu sebelum reply --
SUBSCRIBE--> To: [EMAIL PROTECTED], Isi/Body: kosong
UNSUBSCRIBE--> To: [EMAIL PROTECTED], Isi/Body: kosong
CUTI/BERHENTI SEMENTARA--> To: [EMAIL PROTECTED]
Body: set i-kan-ayahbunda nomail
KEMBALI DARI CUTI--> To: [EMAIL PROTECTED] Body: set
i-kan-ayahbunda mail
GANTI EMAIL ADDRESS--> To: [EMAIL PROTECTED] Body : set
i-kan-ayahbunda email=*****@*****.***.**
Arsip Milis--> http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-ayahbunda
---------------------------------------------------------------------
MAILING LIST DOKTER INDONESIA (MLDI)
Chatting, arsip, konsultasi pakar, info obat tradisional dapati
di : http://www.mldi.or.id
Subscribe, kirim mail kosong ke [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe, kirim mail kosong ke [EMAIL PROTECTED]
http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg07756.html
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13HambatanNatriumFluoridadanVarnishFluorida126.pdf/13HambatanNatriumFluoridadanVarnishFluorida126.html
judul : monang panjaitan
Pendeteksian fluoride dengan mata telanjang
Sebuah sensor efektif untuk pendeteksian fluoride dalam air dengan penglihatan telah dikembangkan oleh kimiawan di Cina.
Chun-ying Duan, Zhi-ping Bai dan rekan-rekannya di State Key Laboratory of Coordination Chemistry, Nanjing, telah membuat sebuah senyawa ruthenium yang berubah warna dari orange menjadi biru-ungu ketika terikat dengan sebuah anion fluoride.
Sistem ini mengandung sebuah segmen bipyridin ruthenium fotoaktif yang meningkatkan pengikatan ke anion fluoride melalui interaksi elektrostatis. Ini menimbulkan perubahan warna dramatis yang bisa diamati dengan mata telanjang.
Sekarang ini telah banyak sistem komersial untuk pendeteksian fluoride yang sederhana dan murah. Fluoride telah memiliki peranan dalam mencegah kerusakan gigi dan sekarang ini sedang diteliti sebagai sebuah pengobatan untuk osteoporosis. Akan tetapi, keterpaparan berlebihan juga bisa menyebabkan fluorosis, salah satu jenis toksisitas fluoride yang bisa mengarah pada berlubangnya email gigi dan perubahan warna. Sampai sekarang ini, belum ada senyawa yang memberikan output yang dapat diukur ketika terikat dengan anion fluoride.
Sensor yang ditemukan ini bisa dibuat sebagai sebuah kertas-uji, mirip dengan kertas pH, dan tidak diperlukan instrumentasi spektroskopi. Sensor ini sangat selektif dan bisa mendeteksi fluoride dalam larutan berair pada batas terendah sekitar 10 ppm.
Duan dan Bai berharap agar sensor yang murah dan baru serta efektif ini benar-benar bermanfaat dalam membantu mencegah fluorosis di daerah-daerah terbelakang.
Disadur dari: http://www.rsc.org/chemistryworld/
Diposkan oleh Hantu Laut
di 11:51
Selasa, 2009 Januari 20
http://kasmintoti.blogspot.com/
Floride untuk memperkuat gigi??? Nov 19, '07 2:59 AM
for everyone
Flouride, yg selama ini digembar gemborkan baik untuk gigi dan
terdapat didalam setiap pasta gigi, ternyata melalui berbagai
penelitian yang dapat dipercaya dari berbagai belahan dunia terbukti
menunjukkan fakta yg sebaliknya. Tapi kenapa hal ini ditutup-tutupi?
AJAIB!
"Agustus 2002 - Belgia menjadi negara pertama di dunia yang melarang penggunaan
berbagai suplemen fluoride, tablet ber-fluoride, obat tetes ber-fluoride, dan
permen karet ber-fluroide yang selama puluhan tahun dipromosikan sebagai batu
permata untuk gigi, lalu ditarik dari pasaran, karena beracun dan menyebabkan
resiko besar bagi kesehatan fisik maupun psikologis. Keputusan ini dikeluarkan
oleh menteri kesaehatan masyarakat federal."
[www.shirleys-wellness-cafe.com/#belgium]
Tahun 1990, telah dirampungkan penelitian 10 tahun tentang masalah 'racun'
sebagai Program Nasional Pemerintah Federal Amerika Serikat (bagian dari
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat) untuk mengatur berbagai
kemungkinan bahwa fluoride dapat menyebabkan kanker. Lebih mengejutkan bagi
mereka, bahwa ternyata tumor tulang ditemukan pada hewan percobaan sebagai
reaksi langsung pemberian fluoride. Bahkan sebelum penelitian itu selesai,
Program Penelitian Nasional Masalah Racun (NTP) telah menghubungi Lembaga
Perlindungan Lingkungan Hidup untuk memberi informasi bahwa fluoride bersifat
karsinogenik (menyebabkan kanker).
Hypothyroidism (tiroid yang kurang aktif) saat ini merupakan salah satu masalah Kesehatan yang paling umum di Amerika Serikat. Synthroid, obat yang diberikan
resep para dokter untuk mengatasi Hypothyroidism, adalah obat nomor 4 yang
paling banyak dituliskan resepnya oleh para dokter di Amerika tahun 2000.
Gejalanya meliputi : depresi, kelelahan, bertambahnya berat badan, nyeri otot
dan rasa sakit lainnya, meningkatnya kolesterol dan sakit jantung. Sebuah
penelaahan awal dari penelitian kanker yg dilakukan oleh Program Toksikologi
Nasional (Washington-USA) juga melaporkan bahwa tikus-tikus yang diberi sejumlah
fluoride memiliki tumor tiroid, tumor rongga mulut dan tumor hati yang
sebenarnya jarang terjadi; akan tetapi berita mengenai tumor-tumor ini akhirnya
tenggelam dalam suasana kontroversial yang justru muncul. Menurut Dr.William
Marcus -Ketua para ahli toksikologi-tenggelamnya berita tentang tumor-tumor
tersebut secara politik memang disengaja dan tidak ada penjelasan yang dapat
mempertahankannya secara i lmiah. Sebuah penelitian terbaru mengenai wabah
penyakit oleh seorang ilmuwan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Amerika Serikat
menemukan bahwa kemandulan pada perempuan berhubungan dengan meningkatnya level
kandungan fluoride dalam air minum (3 ppm).
"Dr.Phyllis Mullenix dari Institut Penelitian Forsyth Universitas Harvard
(sebuah institut penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan
bahwa fluoride lebih efektif dalam menurunkan tingkat IQ pada anak, dibandingkan
timah" [excerpt from www.naturalrearing.com]
Ketidakbergunaan fluoride sendiri sudah lama diragukan di seluruh dunia untuk
waktu yang lama. Setelah bertahun-tahun setidaknya 12 pemenang penghargaan nobel
di bidang obat-obatan dan kimia telah memperingatkan berbagai resiko kesehatan
yang berhubungan dengannya. Mengkonsumsi fluoride khususnya pada anak-anak bukan
hanya tidak berguna, tapi jelas-jelas berbahaya. Gigi dan tulang yg kekurangan
kalsium akibat fluoride bahkan diberi nama fluorosis. Fluoride memiliki sifat
yang sangat reaktif dan dapat terserap ke dalam tulang-tulang dan sel-sel hingga
terakumulasi. Memang, permukaan gigi menjadi lebih keras, tapi gigi itu sendiri
menjadi lebih rapuh. DAri banyak penelitian temuan itu muncul bahwa fluoride
bertanggung-jawab dalam beberapa masalah kesehatan seperti : kerangka tulang
yang menjadi tidak beraturan, keropos tulang, bahkan hingga kanker tulang. Otak
juga tidak dapat terhindar karena fluoride menyebabkan pengaruh negatif pada
sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh, dan pada anak-anak (khususnya) dapat
menyebabkan kelelahan yang kronis, IQ rendah, sulit berkonsentrasi, kelesuan dan
depresi.
Apakah anda pernah melihat anak-anak dan remaja di antara keluarga dan
teman-teman anda yang mempunyai noda atau flek pada gigi mereka? atau memiliki
garis-garis gelap yang terlihat seperti lubang? Itu adalah efek dari mendpatkan
fluoride yang berlebihan. Pada sebagian komunitas, kejadian gigi fluorosis
(keropos), merupakan tanda pertama yang dapat terlihat dari kontaminasi
fluoride. Fluoride yang diberikan melalui mulut untuk berkumur dan memperkuat
gigi pada anak-anak sangatlah beracun dalam perkembangan biologis mereka,
rentang hidup dan kesehatan mereka secara umum. Penelitian di Cina telah
memperlihatkan adanya korelasi bahwa bahkan dengan pemberian dosis fluoride yg
rendah pun telah menyebabkan berkurangnya kecerdasan pada anak.
Mungkin Anda akan berpikir bahwa sedikit fluoride dalam pasta gigi anda tidak
akan menjadi masalah, toh anda tidak menelannya. Tapi apakah anda yakin bahwa
selama anda dengan setianya memakai pasta gigi tersebut, anda tidak pernah
dengan TIDAK SENGAJA menelannya? Apalagi dengan kadar yang rata-rata sebesar
0,8% dari kandungan total dari pasta gigi anda. Dan jangan lupakan ketika anda
masih kanak-kanak dan baru mulai belajar menyikat gigi dengan pasta gigi yang
sudah dimodifikasi sedemikian rupa hingga memberi sensasi seperti sedang
mengulum es krim atau permen. Apakah anda masih berani berkata bahwa anda tidak
pernah menelannya, pada saat itu [sekedar untuk mencicipi rasanya yang manis]?
Citra Fluoride yang positif di Amerika (bahkan hampir di seluruh dunia) mungkin
karena manipulasi yg seolah-olah baik namun tidak menerima berbagai temuan
penelitian dan memecat para ilmuwan yang berani mempertanyakan keuntungan
fluoride. Dr.William Marcus, sendiri kehilangan pekerjaannya di tahun 1991
setelah dia bersikukuh lewat hasil penelitiannya yang membuktikan bahwa fluoride
dapat menyebabkan kanker.
Fluoride, Gigi & Bom Atom, oleh Joel Griffiths & Chris Bryson - Juli 1997.
Setelah hari-hari PD II, ketika Amerika memenangkan peperangan dengan membuat
bom atom pertama di dunia, para pemimpin kesehatan masyarakat telah membiarkan
dan menyatakan bahwa dosis kecil dari fluoride aman bagi manusia, dan baik untuk
gigi. Pernyataan aman tersebut kini harus diuji kembali dengan sejelas-jelasnya,
terkait dengan penemuan sebuah bundel dokumen-dokumen rahasia jaman PD II yang
telah berhasil diperoleh Griffiths & Bryson. Termasuk di dalamnya,
dokumen-dokumen yang tidak diklarifikasi dari Proyek Manhattan, tentang kelompok
militer Amerika yang membuat bom atom. Menurut dokumen-dokumen tersebut,
Fluoride adalah zat kimia kunci dalam memproduksi bom atom. Jumlah Fluoride yang
sangat banyak, jutaan ton sangat esensial untuk membuat bom uranium dan
plutonium alias senjata nuklir selama perang dingin. Dokumen-dokumen itu
menyebutkan, salah satu zat kimia yang dikenal paling beracun adalah fluoride,
yang muncul secara cepat sebagai racun kimiawi dari program bom atom Amerika
Serikat, baik untuk para pekerjanya maupun masyarakat di sekitarnya.
[www.rvi.net/~fluoride/fluoride_teeth_atomic_bomb_.htm]
"Isi dari tube pasta gigi yang mengandung fluoride, ukuran keluarga cukup untuk
membunuh anak seberat 12 kilogram" [www.all-natural.com/fleffect.html]
Fakta-Fakta Ilmiah : Efek Biologis dari Fluoride
# Fluoride telah digunakan untuk memodifikasi perilaku dan suasana hati manusia.
Diketahui bahwa ada fakta yang menunjukkan sejumlah fluoride yang ditambahkan ke
dalam air minum untuk para pesakitan dapat membuat mereka jinak dan dapat
dicegah untuk bertanya pada yang berwenang, baik di penjara Nazi dalam Perang
Dunia II maupun dalam penjara Soviet di Siberia.
# Fluoride memiliki efek kecil atau bahkan nyaris tidak memberi efek sama sekali
dalam mencegah kerusakan pada manusia. Pada tahun 1990, Dr John Colquhoun
dipaksa memasuki pensiun awal di selandia baru, SETELAH ia melakukan penelitian
dan menemukan bahwa tidak ada perbedaan kerusakan gigi antara yg diberi fluoride
dengan yang tidak. Ia juga menemukan bahwa sejumlah anak-anak yang diberikan
fluoride, telah menderita keropos gigi (fluorosis).
# "Fluoridasi adalah kasus penipuan ilmiah terbesar abad ini. " ujar Robert
Carlton, Ph.D., mantan ilmuwan EPA Amerika Serikat di Perusahaan Broadcast
Kanada, 24 November 1992. [www.anglicancommunion.org]
Buku yang berjudul "The Fluoride Deception" (penipuan dengan fluoride),
merupakan salah satu cerita tentang rahasia besar pada masa kini. Tentang
bagaimana berbagai racun di tempat kerja yg mencemarkan dan sebagai polutan dari
jaman PD II, telah ditambahkan pada air minum dan pasta gigi kita. Sebuah
penyalahgunaan kekuasaan yang kronis & sebuah industri negara yang mensponsori
propaganda kesehatan; Buku ini mendeskripsikan bagaimana militer dan para
ilmuwan industri, serta para pejabat kesehatan "mengubur" informasi tentang
fluoride yang berpotensi untuk merusak kesehatan manusia, sementara mereka
mempromosikan penggunaannya untuk kesehatan gigi.
Sebagian besar negara-negara Eropa, termasuk di dalamnya Jerman, Swedia,
Perancis dan Belanda sudah melarang penggunaan Fluoride untuk kesehatan
masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, hampir tidak ada pasta gigi yg bebas
fluoride. Termasuk "siwak","oral-B" dan "enzim" sekalipun. Walaupun kadar
fluoride pada "Enzim" termasuk yg paling rendah [0,24%] dibandingkan merk lain
yang rata2 mencapai hingga 0,8%. [Pi]
sumber dan adaptasi diambil dari:
- Bayang-bayang Gurita, Jerry Duane Gray, 2005, Iqra Insan Press : Jakarta
Selatan
- www.all-natural.com/fleffect.html
- www.anglicancommunion.org
- www.chemtrailpatrol.com/cpr_fluoride_menu.htm
- www.naturalrearing.com
- www.rvi.net/~fluoride/fluoride_teeth_atomic_bomb_.htm
- www.shirleys-wellness-cafe.com/#belgium
sumber : http://anafio.multiply.com/journal/item/11/Floride_untuk_memperkuat_gigi
oleh : Diana
Cara Menyikat Gigi Yang Baik
[8:58 AM | 1 comments ]
Bagaimana sih cara menyikat gigi yang tepat? Apakah cara menyikat gigi saya selama ini sudah benar? Banyak pertanyaan senada yang pernah diajukan kepada saya. Setidaknya, semua jawaban dari pertanyaan itu akan coba saya jawab pada postingan saya kali ini. Setiap orang
berbeda kebutuhannya, berbeda keinginannya, dan berbeda seleranya. Demikian juga dengan jenis sikat gigi dan teknik sikat gigi yang terbaik akan berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.Tidak ada satu macam sikat gigi yang baik untuk setiap orang karena setiap orang berbeda kebutuhan. Demikian juga macam-macam teknik sikat gigi, tidak ada yang lebih bagus dari yang lain.
Tips sikat gigi :
Sekali lagi, tidak ada teknik sikat gigi yang lebih baik antara satu dengan yang lain
Menggunakan satu teknik sikat gigi saja, sangat rentan akan kekurangan.
Teknik terbaik sangat tergantung dari kebutuhan anda, tetapi rekomendasi saya adalah kombinasi dari semua teknik sikat gigi
Kombinasi maksudnya dengan cara melakukan teknik untuk semua bagian gigi.
Macam cara sikat gigi :
Teknik menggosok kedepan belakang secara horisontal paling sering digunakan, tetapi keseringan dengan cara ini akan mengakibatkan permukaan email anda akan terbentuk pola gerusan khas akibat gosokan tadi
teknik sulkuler atau turun naik secara vertikal dianjurkan untuk penderita penyakit pada gusi
Teknik menggulung atau memutar (roll), merupakan salah satu teknik yang baik untuk dikombinasikan dengan 2 teknik diatas
Janganlah anda :
Terlalu semangat menyikat gigi anda, sehingga bisa menyebabkan gusi anda melorot
Terlalu sering menyikat gigi anda karena lama-kelamaan email anda akan menipis.
Menggunakan sikat gigi terlalu besar sehingga tidak dapat meraih permukaan yang sempit.
Jenis sikat
Kebutuhan individu akan sikat gigi sangatlah beragam dan anjuran tipe yang digunakan harus diberikan setelah mepertimbangkan faktor-faktor seperti morfologi gigi-geligi, kesehatan periodontal dan keterampilan manual.ebutuhan individu akan sikat gigi sangatlah beragam dan
anjuran tipe yang digunakan harus diberikan setelah mepertimbangkan faktor-faktor seperti morfologi gigi-geligi, kesehatan periodontal dan keterampilan manual.
Ada 2 jenis secara umum yaitu, manual dan elektrik
Sikat gigi listrik dianjurkan pada :
Orang dengan keterampilan motorik yang kurang
Anak kecil atau pasien cacat maupun pasien RS yang giginya perlu dibersihkan oleh orang lain.
Paien yang dirawat dengan alat ortodontik
Pasien yang lebih menyukai alat ini.
Yang mampu beli...hehehe
http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/02/cara-menyikat-gigi-yang-baik.html