sumber fluor

20
Maafkan aku , aku pake word 2010 ukurannya inch , gabisa 4 3 3 3 OTL 1. Sumber Fluor Fluor ditemukan pada setiap tempat di alam ini. Fluorine merupakan unsur kimia paling electronegative. Di alam , fluor dapat ditemukan dalam bentuk fluorides. Fluoride dapat muncul dalam berbagai variasi mineral seperti fluorspar, cryolite, apatite , mica, hornblende dan sejumlah pegmatites seperti topaz dan tourmaline. Fluore dalam Makanan dan Minuman : Daging, sayur mayur, buah-buahan,dan padi-padian hanya mengandung sedikit fluor. Sumber lain yang juga tinggi kadar fluornya adalah makanan yang berasal dari laut, terutama pada ikan dengan tulang yang kecilseperti sardin dan salmon. Kadar fluor dalamikan segar sekitar 1,6 ppm, sedangkan padasardin, salmon, dan makarel sekitar 7-12 ppm. Daun teh juga mengandung kadar fluor yangtinggi yaitu 75-100 ppm. Jadi dalam setiap cangkir teh terkandung 0,5-1,5 ppm fluor. Fluor yang terkandung dalam bahan makanan diatas tidak pula mempunyai efek dalam mengurangi insiden karies.Hal ini disebabkan karena apabila makanan mengandungkalsium, magnesium, atau aluminium maka akan terbentuk ion fluoride komplek dengan daya larut rendah sehingga ion fluoride akan sukar diabsorpsi.

Upload: zakiyya-ulpiyah

Post on 19-Feb-2016

96 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kjh

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber Fluor

Maafkan aku , aku pake word 2010 ukurannya inch , gabisa 4 3 3 3 OTL

1. Sumber Fluor

Fluor ditemukan pada setiap tempat di alam ini. Fluorine merupakan unsur kimia

paling electronegative. Di alam , fluor dapat ditemukan dalam bentuk fluorides. Fluoride

dapat muncul dalam berbagai variasi mineral seperti fluorspar, cryolite, apatite , mica,

hornblende dan sejumlah pegmatites seperti topaz dan tourmaline.

Fluore dalam Makanan dan Minuman :

Daging, sayur mayur, buah-buahan,dan padi-padian hanya mengandung

sedikit fluor. Sumber lain yang juga tinggi kadar fluornya adalah makanan yang

berasal dari laut, terutama pada ikan dengan tulang yang kecilseperti sardin dan

salmon. Kadar fluor dalamikan segar sekitar 1,6 ppm, sedangkan padasardin,

salmon, dan makarel sekitar 7-12 ppm. Daun teh juga mengandung kadar fluor

yangtinggi yaitu 75-100 ppm. Jadi dalam setiap cangkir teh terkandung 0,5-1,5

ppm fluor.

Fluor yang terkandung dalam bahan makanan diatas tidak pula

mempunyai efek dalam mengurangi insiden karies.Hal ini disebabkan karena

apabila makanan mengandungkalsium, magnesium, atau aluminium maka akan

terbentuk ion fluoride komplek dengan daya larut rendah sehingga ion fluoride

akan sukar diabsorpsi.

Fluor juga dapat ditemukan di makanan segar seperti pada table berikut ;

Konsentrasi fluore pada makanan

Makanan Kadar F dalam ppm

Sereal 0.18 – 2.8

Buah jeruk 0.07 – 0.17

Coca Cola 0.07

Kopi instan (bentuk bubuk) 0.2 – 1.6

Page 2: Sumber Fluor

Ikan tanpa tulang dan kulit 1.0

Susu 0.04 – 0.55

Noncitrus fruits 0.03 – 0.84

Sarden 8.0 – 40.0

Daging udang 0.4

Kulit udang 18.0 – 48.0

TheinstanDaun the

0.1 – 2.00.275 – 110

Sayuran dan umbi-umbian 0.02 – 0.9

Wine 0.0 – 6.3

Fluore dalam air :

Semua air mengandung fluor dengan konsentrasi yang bervanasi. Air laut

mengandung fluor sekitar 0.18-1 .4mg/kg. Kandungan. fluor dalam air yang

didapatkan dari telaga, sungai, atau sumur buatan biasanya sebagian besar jauh

dibawah 0.5mg/kg, meskipun pernah dilaporkan ada yang mengaandung 95mg/kg

yaitu di Republik Tanzania.

Formasi geologi secara umum bukanlah suatu indikator dari konsentrasi

fluoride dalam air tanah. Sudah diamati bahwa, bahkan dalam satu masyarakat

desa, sumur yang berbeda sering menunjukkan isi fluoride sangat beragam,

tampaknya sebagai akibat dari perbedaan dalam kondisi hidrogeologi setempat.

Air tanah bisa menunjukkan variasi fluoride tergantung pada keberadaan fluoride

yang berbeda pada masing-masing kedalaman.

Fluore dalam udara :

Fluor juga didistribusikan secara luas di atmosfir, berasal dari debu-debu

tanah yang mengandung fluor, dan buangan gas industri, dan pembakaran batu

bara, dan dari semburan gas gunung berapi yang aktif Kandungan fluor di udara

dan beberapa pabrik dapat mencapai 1.4 mg F per m3. Kandungan fluor di daerah

Page 3: Sumber Fluor

non-industri didapatkan antara 0.05-1.90 ug F per m3

Sumber : WHO.1994.Report of a WHO Expert Commite on Oral Health Status and Fluoride

Use.Switzerland

2. Mekanisme fluor pada karies

1. Menghambat metabolisme bakteri

Ketika pH plak turun akibat bakteri yang menghasilkan asam, ion hydrogen

akan berikatan dengan fluor dalam plak membentuk HF yang dapat berdifusi secara

cepat ke dalam sel bakteri kariogenik sedangkan untuk fluor yang terionisasi (F-) tidak

dapat menembus dinding dan membran bakteri.

Di dalam sel bakteri, HF akan terurai menjadi H+ dan F-. H+ akan membuat sel

menjadi asam dan F- akan mengganggu aktivitas enzim bakteri. Contohnya fluor

menghambat enolase (enzim yang dibutuhkan bakteri untuk metabolisme karbohidrat).

Aktivitas metabolism bakteri yang terganggu contohnya glikolisis , menyebabkan sel

bakteri kekurangan asupan energy. Jika hal ini terjadi , maka sel bakteri akan mati.

2. Menghambat demineralisasi

Seperti yang kita ketahui bahan anorganik utama dalam gigi adalah karbonat

hidroksiapatit, dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u. Dalam suasana

asam , gigi akan mudah mengalami demineralisasi dimana mineral yang hilang adalah

karbonat, tetapi selama remineralisasi karbonat tidak akan terbentuk kembali

melainkan digantikan oleh mineral yang baru.

Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit

(HAP= Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OH- pada

hidroksiapatit digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten terhadap

disolusi asam.

Page 4: Sumber Fluor

Fluor menghambat demineralisasi dengan menyelubungi kristal CAP lebih

efektif menghambat demineralisasi daripada fluor yang tergabung di dalam kristal

pada email. Pada saat bakteri menghasilkan asam, fluor dalam cairan plak melalui

aplikasi topical akan masuk bersama asam ke bawah permukaan gigi yang kemudian

diadsorpsi lebih kuat ke permukaan Kristal CAP (mineral email) dan menyebabkan

mekanisme proteksi yang poten melawan disolusi asam pada permukaan kristal pada

gigi.

Fluor yang tergabung dalam kristal pada dosis 20-100 ppm, tidak memberikan

pengaruh pada solubilitas terhadap asam. Namun, Fluor yang terkonsentrasi pada

permukaan kristal yang baru selama remineralisasi dapat mengubah solubilitas

terhadap asam.Fluor yang tergabung dalam kristal tidak berperan signifikan dalam

proteksi terhadap karies sehingga perlu diberikan fluor terus-menerus sepanjang hidup.

3. Meningkatkan remineralisasi

Remineralisasi, merupakan penggantian mineral pada daerah-daerah yang

terdemineralisasi sebagian akibat lesi karies pada email atau dentin (termasuk bagian

akar). Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat

menetralisasi asam sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan demineralisasi.

Dalam proses ini , saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang

hilang ketika demineralisasi kembali menyusun gigi. Permukaan kristal yang

terdemineralisasi yang terletak antara lesi akan bertindak sebagai ‘nukleator’dan

permukaan baru akan terbentuk.

Dalam proses remineralisasi, fluor berperan dalam adsorpsi pada permukaan

kristal menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk pembentukan mineral baru.

Mineral yang baru terbentuk disebut veneer . Mineral ini tidak mengandung karbonat

dan komposisinya memiliki kemiripan antara HAP dan FAP. FAP mengandung sekitar

30.000 ppm fluor dan memiliki kelarutan terhadap asam yang rendah daripada CAP.

Ini aku copas edit-edit laporan kakak tingkat T.T

Page 5: Sumber Fluor

Martı´nez-Mier EA. 2011. Fluoride: Its Metabolism, Toxicity, and Role in Dental Health

Herdiyati, Yetty, dkk. 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Bandung: FKG UNPAD

3. Mekanisme fluorosis …

Haduh aku nggak ngerti T.T

Fluoride dapat mempengaruhi ameloblast selama tahap pembentukan gigi dan

dapat menyebabkan fluorosis atau mottled enamel. Fluorosis gigi hanya terbatas pada

permukaan enamel dan menunjukkan perubahan warna menjadi lebih putih opak atau

kecoklatan dengan atau tanpa disertai pembentukan pit pada permukaan enamel

(McDonald et al., 2011)

Penambahan asupan lebih dari 1 ppm dalam air minum dapat menyebabkan

fluorosis, akan tetapi perubahan dapat juga terjadi bergatung pada banyaknya air yang

dikonsumsi. Hipomaturasi enamel yag terjadi akibat dari konsumsi kadar fluoride yang

tinggi selama masa perkembangan gigi , biasanya antara 2-3 tahun

Menurut Kidd dan Sally (1992) , fluoride dapat mempegaruhi enamel pada ketiga

tahap pembentukannya yakni meliputi tahapan pembentukan matriks enamel ,

mineralisasi dan maturasi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa fluoride

mempengaruhi ameloblast dalam pembentukan enamel pada tahapan yang berbeda-beda

sehigga mengakibatkan tingkat kerusakan enamel yang berbeda pula (Bronckers et al.,

2006)

Dalam pembentukan enamel , di sebuah penelitian menunjukkan bahwa fluoride

secara tidak langsung berikatan dengan protein amelogenin , tetapi fluoride tampak

berikatan dengan kalsium yang terdapat dalam matriks protein. Sampai sekarang ,

mekanisme dibalik pertumbuhan dental fluorosis masih belum jelas. Akhir-akhir ii

diketahui bahwa fluoride menginduksi fosforilasi component ribosom eIF2ɑ yang mana

Page 6: Sumber Fluor

secara signifikan menurunkan sitesis protein. Ini terjadi selama masa pertumbuhan pada

stage maturasi. (Megan, 2011)

Pada kadar fluoride yang tinggi , kemungkinan fluoride berikatan dengan

amelogenin dan matriks lainnya sehingga dapat menggaggu matriks yang memperatai

pertumbuhan Kristal secara reversible. Fluoride mengakibatkan kerusakan mineralisasi

dan menurunkan kekerasan enamel. Hal ini terjadi akibat fluoride mengubah ukuran

Kristal , jumlah , bentuk atau kualitas dengan ikut terlibat dalam pembentukan Kristal

enamel. Dampak pada morfologi Kristal diketahui dari penelitian terhadap rodent . Pada

gigi insisif tikus , pada Kristal fluorotik yang terpapar 75 ppm fluoride dari air minum

menunjukkan perbedaan pada tingkat skala nano dimana memiliki permukaan yang lebih

kasar secara signifikan dibandingkan Kristal nonfluorotik. Perubahan ini akan meningkat

seiring dengan kadar fluoride yag lebih tinggi dalam air minum hingga skala mikro.

Perubahan ini dimungkinkan terjadi karena keterlibatan fluoride pada fase late-secretory

transitional dari enamel yang terpapar fluoride (Bronckers et al.2006)

Kidd Edwina, Joyston Sally, Bechal. Dasar-dasar karies, penyakit dan penanggulangannya. Sumawinata Narlan, Faruk Safrida, editors. Jakarta: EGC. 1992

Lyaruu DM, Bervoets TJ, Bronckers AL. (2006). Short exposure to high levels of fluoride induces stage-dependent structural changes in ameloblasts and enamel mineralization. Eur J Oral Sci

McDonald RE, Avery D, Stookey GK, Chin JR, Kowolik JO. Dental caries in the child and adolescent. In: McDonald RE, Avery D, Dean J, editors. Dentistry for the child and adolescent. 9th ed. Philadelphia: CV Mosby Co; 2011

Megan.2011. A Potential Mechanism for the Development of Dental Fluorosis.Springer:Tohoku University

4. Lupa LO

a. Pemberian Fluor Secara Sistemik

Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui

pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan

perlindungan topikal karena fluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi

Page 7: Sumber Fluor

gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian

makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun

di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor,

yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Berikut

adalah mekanisme fluor secara sistemik:

1. Absorpsi

Kira-kira 75-90 % dari fluor yang dikonsumsi diserap. Didalam

lambung yang bersifat asam, fluor dikonversi menjadi hidrogen fluorida

(HF) dan hamper 40% dari fluor yang dikonsumsi diserap oleh lambung

dalam bentuk HF. pH asam lambung yang tinggi akan mengurangkan

absorpsi dengan mengurangkan konsentrasi HF. Fluor yang tidak

diabsorpsi dilambung akan diserap oleh usus dan pH tidak mempengaruhi

absorpsinya berbanding di lambung. Kadar kation yang tinggi yang bisa

membentuk kompleks dengan fluor (seperti kalsium,magnesium dan

aluminium) turut menyebabkan menurunnya absorpsi fluor di

gastrointestinal.

2. Distribusi

Setelah diabsorpsi ke dalam darah,fluor didistribusikan keseluruh

tubuh dengan kira-kira hampir 99% fluor berada di daerah yang tinggi

kandungan kalsium seperti tulang dan gigi (dentin dan enamel) dimana ia

tersusun seperti crystal lattice. Fluor bisa meleawti plasenta dan dijumpai

didalam air susu ibu pada kadar yang rendah yaitu sama seperti di dalam

darah. Pada kondisi tertentu,kadar fluor pada plasma juga dapat menjadi

indikasi kepada kadar fluor didalam air minum yang dikonsumsi. USNRC

(1993) mengatakan bahawa “ Air merupakan sumber utama untuk

pengambilan fluor,konsentrasi fluor plasma puasa pada dewasa muda dan

dewasa dalam mikromol per liter secara kasarnya sama dengan

konsenteasi fluor didalam air minum dalam unit miligram per liter”.

3. Ekskresi

Fluor diekskresikan secara primer oleh urin (ICPS,2002). Urinary

fluor clearance meningkat dengan pH urin disebabkan oleh penurunan

Page 8: Sumber Fluor

konsentrasi HF. Pelbagai faktor seperti diet dan obat-obatan yang bisa

memberi efek kepada pH urin dan ini seterusnya akan memberi efek

terhadap fluoride clearance dan retention

Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu :

1. Fluoridasi air minum

Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang

dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat

kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi.

Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara

1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor

juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan

adanya apa yang disebut ‘mottled enamel’ pada mottled enamel

gigi-gigi kelihatan kecoklat-coklatan, berbintik-bintik

permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu

banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali.

Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air

minum adalah 0,7–1,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-

gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan

karies 40–50% pada gigi susu.

Gambar 1. Fluoridasi pada air minum publik (Charleshamel, 2008)

Page 9: Sumber Fluor

2. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan

Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik

itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan

tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang

berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai

konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan

menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari) (Ami Angela, 2005).

Menurut ADA (American Dental Association) untuk

menghindari konsumsi fluor yang berlebihan maka pemberian

yang terbaik adalah dengan memberikan flour sesuai dengan

konsentrasinya di dalam air:

Usia Anak

Kadar fluor dalam air

Kurang dari

0,3 ppm

Antara 0,3

– 0,6 ppm

Lebih dari

0,6 ppm

Lahir – 6 bln 0 0 0

6 bln – 3 th 0.25 mg 0 0

3 th – 6 th 0.50 mg 0.25 mg 0

6 th – 16 th 1.00 mg 0.50 mg 0

b. Penggunaan Fluor Secara lokal

Menurut Angela (2005), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi

gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak

yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada

enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan

asam. Reaksi kimia :

Ca10(PO4)6(OH)2+F →Ca10(PO4)6(OHF)

Page 10: Sumber Fluor

menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses

demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses

perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada

permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah

proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh

mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai

mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam.

Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak

lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan

mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam

mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara

topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara:

1. Topikal Aplikasi

Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada

enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit,

dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur.

Page 11: Sumber Fluor

Gambar. Topikal Aplikasi Fluor.

Sediaan fluor dibuat dalam berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF

yang memakainya diulaskan pada permukaan gigi dan pemberian varnish

fluor.

NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF

merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk

waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai

gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Senyawa ini dianjurkan

penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk

0,2 gram dengan air destilasi 10 ml.

Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak

kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan

kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan

sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera

dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru.

Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini

diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF2 0,8 gramdengan air destilasi 10

ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8.

Menurut American Academy of Pediatric Dentistry , APF

(acidulated phosphate) lebih sering digunakan akhir-akhir ini karena

memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak

menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan

ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan

Page 12: Sumber Fluor

topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam

bentuk gel sering mempunyai tambahan rasaseperti rasa jeruk, anggur dan

jeruk nipis. Konsentrasi APF yang serig digunakan yaitu 1.23 % (12,300

ppm F).

2. Pasta gigi fluor

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi

yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Akan tetapi

pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya

mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian

pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di

pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm

pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).

3. Obat kumur dengan fluor

Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies

sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang

berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies. Berkumur fluor

diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah

mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang

karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho.

Ini aku juga copas tambah-tambahin dikit :D

Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.

Yanti, S. 2002. Topikal Aplikasi Pada Gigi Permanen Anak. USU e-Repository.C. Marya & V. Dahiya : Fluoride Varnish: A Useful Dental Public Health Tool . The Internet

Journal of Dental Science. 2007 Volume 4 Number 2Herdiyati, Yetty, dkk. 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Bandung: FKG

UNPAD

5. Syalallalalaaalaaaa

Page 13: Sumber Fluor

Efek Terhadap Otak

Berdasarkan kepada penemuan reset yang terkini,didapati bahawa fluor(F)

menyebabkan disfungsi neuronal dan cedera pada sinap dengan mekanisme yang

melibatkan produksi radikal bebas dan peroksidasi lipid. Dalam penelitian yang

berkaitan, Wang et al (2005) telah membuktikan bahawa kerusakan DNA pada otak tikus

dewasa karena didedahkan kepada kadar fluor yang tinggi dan kadar iodin yang rendah.

Penelitian terbaru telah mendedahkan bahawa kadar F yang tinggi didalam air

minum akan menyebabkan depresi abilitas pembelajaran memori( learning-memory)

pada tikus Winstar. Penelitian oleh Lu et al (2000) di China dan Trivedi et al (2007) di

India yang mengkaji mengenai efek kadar fluor yang tinggi didalam air minum terhadap

IQ anak-anak telah menunjukkan hasil yang signifikan yaitu anak-anak yang minum air

yang kadar fluornya tinggi mempunyai IQ yang lebih rendah berbanding anak-anak yang

minum air dengan kandungan fluor yang rendah. Biomekanisme cara kerja dari fluor

yang bia menurunkan IQ masih tidak jelas namun terdapat bukti yang menyatakan

bahawa ini mungkin melibatkan alterasi lipid membran dan menurunnya aktivitas

kholinesterase di otak.

Fluor juga diketahui mempunyai adverse effect terhadap aktivitas kholinesterase

yang terlibat dalam hidrolisis ester choline. Efek toksik ini bisa menyebabkan perubahan

utilisasi acethylcholine,seterusnya memberi efek terhadap transmisi impuls saraf pada

jaringan otak.

Wang S, et al. (2005). Investigation and evaluation on intelligence and growth of children in endemic fluorosis and arsenism areas. Chinese Journal of Endemiology 24:179-182

Lu XH, et al. (2000). Study of the mechanism of neurone apoptosis in rats from the chronic fluorosis. Chinese Journal of Epidemiology 19: 96-98

Trivedi MH, et al. (2007). Effect of high fluoride water on intelligence of school children in India. Fluoride 40(3):178-183.