presus poli tension type headache (tth)

28
PRESENTASI KASUS STROKE HEMORRHAGIC SUBARACHNOID Stella Gracia Octarica G4A014127

Upload: stella-gracia-octarica

Post on 10-Sep-2015

108 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

TTH  nyeri kepala tegang, nyeri kepala kontraksi otot, nyeri kepala psikomiogenik, nyeri stres, nyeri kepala esensial, nyeri kepala idiopatik, nyeri kepala psikogenik.

TRANSCRIPT

Tension Type Headache (TTH)

Presentasi Kasus Stroke HemorrhagicSubarachnoidStella Gracia Octarica G4A014127

Identitas PasienNama : Ny. FAUmur : 50 tahunAlamat : Arcawinangun RT 02/ RW 07Pekerjaan : PedagangAgama : Islam

Subyektif1.Keluhan Utama:Nyeri pada tengkuk

2.RPS :Pasien Post Stroke kontrol ke poli saraf dengan keluhan nyeri kepala seperti diikat, nyeri dirasakan terutama di tengkuk dan hilang timbul sejak lebih dari 2 tahun yang lalu. Hal ini dirasakan sangat mengganggu aktivitas3.RPD - Riwayat stroke (+) 3 bulan yang lalu- Riwayat HT (+)terkontrol- Riwayat DM (-)- Riwayat CHF (+)

4.RPK- Riwayat Stroke (+) ayah pasien- Riwayat HT (+) ayah dan ibu pasien- Riwayat DM (-)- Riwayat penyakit jantung (+) ayah pasien

44.Sosial EkonomiPasien adalah seorang pedagang yang tinggal bersama suaminya. `Suami pasien bekerja sebagai pedagang juga dengan pendapatan cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

5.Hubungan antar keluargaHubungan pasien dengan keluarganya sangat dekat.

6.Riwayat GiziKebutuhan gizi pasien kurang tercukupi, karena pasien jarang `mengkonsumsi protein hewani, makan 2-3x sehari7.Riwayat PsikologisRiwayat psikologis pasien baik.

8.Riwayat SpiritualPasien beragama islam dan taat beribadah.

ObyektifKu/Kes : Baik/Compos MentisTandaVitalTD : 210/100 mmHgNadi : 84 kali/mntRR : 24 kali/ mntSuhu: 36.2 CStatus generalis : Kepala : MesocephalMata : Conjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/- ,Reflek Cahaya +/+ PBI 3mm/3mmTelinga : Discharge -/- , tinnitus -/-Hidung : Discharge -/- , NCH -/-Mulut : Sianosis (-), uvula simetris (+), arcus Faring simetris (+)Leher : Kaku kuduk (-)

Thorak : simetris (+), Retraksi (-)Pulmo : SD Vesikuler +/+, Rbh -/-, Rbk -/-, Whz -/-Cor : S1>S2, Regular, murmur (-), Gallop (-)Abdomen : Datar, Bising Usus (+)N, Timpani, SupelHepar : Tidak terabaLien : Tidak terabaEkstremitas : deformitas (-), simetris (+), akral hangat (+), edema -/-, sianosis -/-

Status Neurologis :N. Cranialis : dalam batas normalSensibilitas : dalam batas normal

Status Vegetatif :BAB (+), BAK (+)Motorik Superior Inferior Gerak B/BB/BKM5/55/5Tonus N/NN/NTrofi Eu/EuEu/EuReflek Fisiologis++/++++/++Reflek Patologis-/--/-Klonus-/--/-

AssesmentDiagnosa Klinik : CephalgiaDiagnosa Topis : Muskulus Ekstrakranial Diagnosa Etiologi : Tension Type HeadacheDiagnosa Klinis I : Hipertensi Grade 2Diagnosa klinis II : CHFDiagnosa Banding :1. Migrain2. Cluster3. VertigoPlanningDiagnostik :1. CT Scan kepala

TerapiNon-Farmakologi :Kompres hangat atau dingin pada dahiMandi air hangatTidur dan istirahat.Menghindari faktor pencetus seperti menghindari kafein dan nikotin, situasi yang menyebabkan stres, kecemasan, kelelahan, rasa lapar, rasa marah, dan posisi tubuh yang tidak baik. Diet DASH

ContFarmakologi Aspirin 325 mg/hariKafein 40 mg/hari Amitriptilin (dosis 10-50 mg sebelum tidur)Amlodipin 10mg/hariMonitoring Monitoring keadaan umum pasienMonitoring vital signMonitoring efek samping obat

Tension Type Headache (TTH)Definisi EpidemiologyFaktor pencetusPencetus TTH antara lain: kelaparan, dehidrasi, pekerjaan/ beban yang terlalu berat (overexertion), perubahan pola tidur, caffeine withdrawal,dan fluktuasi hormonal wanita. Stres dan konflik emosional (>>)Gangguan emosional berimplikasi sebagai faktor risiko TTH, Ketegangan mental dan stres adalah faktortersering penyebab TTHKlasifikasiKriteria Diagnosis (IHS)Pemeriksaan fisikPada palpasi manual gerakan memutar kecil dan tekanan kuat dengan jari ke 2 dan ke 3 di daerah frontal, temporal, masseter, pterygoid, sternocleidomastoid, splenius, dan otot-otot trapezius selama 4-5 detikHasil (+): pericranial muscle tenderness, atau dengan palpometerPericranial tenderness dicatat dengan Total Tenderness Score. Tenderness dinilai dengan empat poin (0,1,2, dan 3) di tiap lokasi (local tenderness score)0 = tidak ada reaksi yang terlihat atau laporan lisan dari ketidaknyamanan, 1 = reaksi meniru ringan tetapi tidak ada laporan secara lisan dari ketidaknyamanan, 2 = laporan verbal dan reaksi meniru kelembutan menyakitkan dan tidak nyaman,3 = meringis ditandai atau penarikan, laporan verbal ditandai nyeri menyakitkan dan nyeri. nilai dari kedua sisi kiri dan kanan dijumlah menjadi skor tenderness total (maksimum skor 48 poin). Penderita TTH diklasifi kasikan sebagai terkait (associated) (skor tenderness total lebih besar dari 8 poin) atau tidak terkait (not associated) (skor tenderness total kurang dari 8 poin) dengan pericranial tendernessPemeriksaan PenunjangCT Scan untuk: nyeri kepala dengan pola atipikal, riwayat kejang, dijumpai tanda/gejala neurologis, penyakit simtomatis seperti: AIDS (acquired immunodefi ciency syndrome), tumor, atau neurofi bromatosiscervical spine, analisis CSFpemeriksaan serum dengan laju endap darah (erythrocyte sedimentation rate), atau Uji fungsi tiroidPemeriksaan funduskopi untuk papilloedema atau abnormalitas lainnya penting untuk evaluasi nyeri kepala sekunder..Patofisiologi

Peningkatan tekanan intramuskulerTekanan pada akhiran saraf dalam ototTeori VaskularTunis dan Wollf: amplitudo pulsasi arteri temporalis superfisial menurun pada pasien TTHOsfield et al: vasa-vasa pada konjungtiva konstriksi saat TTH, nyeri memburuk saat diberi vasokonstriktor dan membaik setelah diberi vasodilatorMarlin dan Matthew: setelah latihan pada pasien TTH didapatkan arteri temporalis superfisial kurang dilatasi dibanding org normal

Faktor sentralPada pasien TTH diduga terdapat defisiensi mekanisme kontrol nyeri endogenOpioid endogen (endorfin, dynorfin, enkefalin) berperan dlm nyeri perasaan dan perilaku manusiaBeta endorfin diproduksi di hiptalamus ventral saraf endorfinergik berakhir di amigdala dan substansia grisea periaquaduktal area asosiasi dan interpretasi nyeriPasien TTH kronik cenderung mngalami penurunan ambang nyeriPenatalaksanaanTerapi Farmakologis Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu :Terapi abortif Terapi ini digunakan untuk menghentikan atau mengurangi intensitas serangan. aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari, ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200-400 mg/hari, ibu profen 800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari).Terapi preventifAmitriptilin (dosis 10-50 mg sebelum tidur) dan nortriptilin (dosis 25-75 mg sebelum tidur) yang merupakan antidepresan golongan trisiklik yang paling sering dipakai. Selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) juga sering digunakan seperti fluoksetin, paroksetin, sertralin.

Terapi Non-Farmakologis Disamping mengkonsumsi obat, terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk meringankan nyeri tension type headache antara lain :Kompres hangat atau dingin pada dahiMandi air hangatTidur dan istirahat.Pencegahan Menghindari faktor pencetus seperti menghindari kafein dan nikotin, situasi yang menyebabkan stres, kecemasan, kelelahan, rasa lapar, rasa marah, dan posisi tubuh yang tidak baik. Perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk menghindari tension type headache kronis dapat dilakukan dengan beristirahat dan berolahraga secara teratur, berekreasi, atau merubah situasi kerja.

komplikasiKetergantungan terhadap analgesik yang mengandung kafeinKetergantungan pada analgesik narkotikaPerdarahan GIT dari penggunaan NSAIDRisiko epilepsi 4 kali lebih besar dibandingkan dengan populasi umum