preskas medik - piopneumotoraks
TRANSCRIPT
PIOPNEUMOTORAKSDr. Joan Sherlone
IDENTITAS PASIENNama : Ny. AUmur : 55 tahunAlamat : Kp. Bulak Mangga Tengah RT 02/04
Desa Suka AsihPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamTanggal Pemeriksaan : 24 Oktober 2013
ANAMNESAKeluhan Utama : Sesak nafas
ANAMNESAPasien mengeluh sesak nafas sejak ± 3 minggu SMRS,
dirasakan hilang timbul. Pasien merasakan sesaknya berkurang jika berbaring ke sisi kiri dan duduk. Riwayat batuk lama lebih dari 1 bulan, batuk berdahak bercampur busa, berwarna putih. Keluhan keringat malam, panas badan tidak terlalu tinggi, dan penurunan berat badan diakui pasien dalam sebulan terakhir, dirasakan pakaiannya semakin longgar.
Keluhan batuk berdarah disangkal. Riwayat nyeri dada disangkal. Riwayat keluarga atau kerabat dekat dengan batuk lama disangkal. Riwayat pengobatan TB sebelumnya disangkal.
ANAMNESARiwayat bengkak pada tungkai, sesak saat
aktivitas, terbangun karena sesak, tidur dengan tumpuan bantal tinggi disangkal. Riwayat pucat, badan terasa lemas disangkal. Riwayat panas badan tinggi, dahak yang kental, dan nyeri saat menarik nafas disangkal. Riwayat bengkak pada mata, BAK sedikit disangkal. Riwayat bengkak pada perut disangkal. Riwayat darah tinggi dan kencing manis sebelumnya tidak ada. Riwayat merokok tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIKTanda Vital
Tekanan darah : 130/70 mmHgNadi : 104 x/menitRespirasi : 24 x/menitSuhu : 36,8 °C
PEMERIKSAAN FISIKKepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Hidung : PCH (+), hiperemis (-) sekret (+)
Mulut : To = T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : KGB tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIKToraks :
Bentuk dan gerak simetrisCor : Bunyi jantung S1-S2 murni regularPulmo : VBS kanan > kiri, rhonki -/-, wheezing -/-
VF kanan > kiri
PEMERIKSAAN FISIKAbdomen :
Datar lembut, BU (+) normalHepar/Lien tidak teraba membesarNT (-)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG Hb : 12,0 g/dl Leukosit : 8.700/mm LED : 82 mm/jam Basofil : 0 % Eosinofil : 2 % Batang: 1 % Segmen : 79 % Limfosit : 13 % Monosit : 5 % Eritrosit : 3,6 jl/mm3
Hematokrit : 32,8 % Trombosit : 381 ribu/mm3
Protein total : 5,4 g/100 ml Albumin : 2,5 g/dl Globulin : 2,9 g/dl SGOT : 19 U/l SGPT : 15 U/l Gula darah sewaktu: 70 mg/dl Ureum : 14 mg/dl Kreatinin : 0,5 mg/dl
DIAGNOSA KERJAHidropneumotoraks Sinistra ec. Susp. TB Paru
PENATALAKSANAANO2 2 lpmIVFd RL 12 tpmAdvice dr. Widi, SpP
IVFd RL 20 tpmCeftizoxime 2 x 1 grOAT 4 FDC 1 x 3 tabRencana WSD besok
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
PROGNOSAQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia ad bonam
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUANPneumotoraks adalah keadaan dimana terdapat udara
atau gas dalam rongga pleura.Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi
udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga thoraks.
Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini di namakan dengan piopneumotoraks.
Jalan masuk udara ke dalam rongga pleuraPneumotoraks spontanUdara lingkungan luar masuk ke dalam rongga
pleura melalui luka tusuk atau pneumotoraks disengaja (artificial)
Masuknya udara melalui mediastinum yang biasanya disebabkan trauma pada trakea atau esophagus
Keganasan dalam mediastinumUdara berasal dari subdiafragma dengan robekan
lambung akibat suatu trauma atau abses subdiafragma dengan kuman pembentuk gas.
ETIOLOGIDari paru:
pneumonia abses paru adanya fistula
bronkopleura bronkiektasis tuberkulosis paru aktinomikosis paru
Luar paru: trauma toraks pembedahan toraks torakosentesis pada
efusi pleura abses sub phrenik dan
abses hati amuba.
INSIDENSIInsiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar
antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per tahun.
Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1.
PATOFISIOLOGIPiopneumotoraks diakibatkan oleh infeksi,
yang mana infeksinya ini berasal dari mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septik jaringan paru atau esofagus ke arah rongga pleura.
Kebanyakan adalah dari robekan abses subpleura dan sering membuat fistula bronkopleura.
Jenis kuman yang sering terdapat adalah Stafilokokus aureus, Klebsiela, mikobakterium tuberkulosis dan lain-lain.
PATOFISIOLOGIAkibat invasi kuman piogenik ke pleura. Hal ini menyebabkan timbul peradangan akut
yang diikuti dengan pembentukan eksudat seros. Dengan bertambahnya sel-sel PMN, baik yang
hidup ataupun yang mati dan peningkatan kadar protein didalam cairan pleura, maka cairan pleura menjadi keruh dan kental.
Endapan fibrin akan membentuk kantung- kantung yang akhirnya akan melokalisasi nanah tersebut.
GEJALA KLINISRasa sakit yang tiba-tiba dan bersifat unilateral
serta diikuti sesak nafas. Disertai keluhan khusus sesuai panyakit
dasarnya (trauma, infeksi, keganasan, degenerasi)
PEMERIKSAAN FISIKPerkusi yang hipersonorFremitus yang melemah sampai menghilang Suara nafas yang melemah sampai menghilang
pada sisi yang sakit
PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto Toraks UltrasonografiCT scan
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan cairan pleura yang harus dilakukan
adalah:Warna cairanBiokimia
Transudat EksudatKadar protein <3 >3Rasio prot. efusi dg prot. serum <0,5 >0,5LDH (IU) <200 >200Rasio prot. efusi dg prot. serum <0,6 >0,6Berat jenis <1,016 >1,016Rivalta negatif positif
PEMERIKSAAN PENUNJANGSitologi
Sel netrofil menunjukkan adanya infeksi akut Sel limfosit menunjukkan adanya infeksi kronis seperti
pleuritis tuberkulosa dan limfoma maligna Sel mesotel, bila jumlahnya meningkat menunjukkan
adanya infark paru Sel mesotel maligna menunjukkan adanya mesotelioma Sel-sel besar berinti, pada artritis rheumatoid Sel LE pada SLE
BakteriologiBiopsi Pleura
PENATALAKSANAANMelakukan observasi yang cermat - sebaiknya
dirawat di rumah sakit, mengingat sifat fistula pneumotoraks dapat berubah sewaktu-waktu yaitu dari pneumotoraks terbuka menjadi tertutup ataupun ventil.
Apabila penderita datang dengan sesak nafas, apalagi kalau sesak nafas makin lama makin bertambah kita harus segera mengambil tindakan - pemasangan WSD (Water Seal Drainage).
Pleurodesis
BAB IIIPEMBAHASAN
DIAGNOSA Pasien mengeluh sesak nafas sejak ± 3 minggu SMRS, hilang
timbul. Pasien merasakan sesaknya berkurang jika berbaring ke sisi kiri
dan duduk. Riwayat batuk lama lebih dari 1 bulan, keringat malam, panas
badan tidak terlalu tinggi, dan penurunan berat badan diakui pasien. Batuk berdahak bercampur busa, berwarna putih.
Riwayat bengkak pada tungkai, terbangun karena sesak, tidur dengan tumpuan bantal tinggi disangkal. Riwayat pucat, badan terasa lemas disangkal. Riwayat panas badan tinggi, dahak yang kental, dan nyeri saat menarik nafas disangkal. Riwayat bengkak pada mata, BAK sedikit disangkal. Riwayat bengkak pada perut disangkal.
DIAGNOSAPemeriksaan Fisik:
Bentuk dan gerak simetris Pulmo : VBS kanan > kiri, rhonki -/-, wheezing -/-, VF kanan
> kiriPemeriksaan Penunjang:
Laboratorium: Segmen é, Hipoalbumin, Sputum BTA +/+/+ Rontgen Thoraks AP: Gambaran bayangan opak memiliki
batas cukup tegas dengan permukaan atas berbentuk datar yang menunjukkan adanya cairan dan udara dalam rongga pleura.
Analisa Cairan Pleura: Kesan Eksudat, ditemukan sel mesotel reaktif
PENATALAKSANAANIVFd RL 20 tpmCeftizoxime 2 x 1 grOAT 4 FDC 1 x 3 tabPemasangan WSD
PROGNOSAQuo ad vitam : dubia ad bonam
Karena penyakit yang diderita tidak mengancam jiwa apabila ditangani dengan tepat dan pasien patuh berobat.
Quo ad functionam : dubia ad bonamKarena dengan penanganan yang tepat dan
kepatuhan yang baik fungsi paru dapat kembali dengan baik pula.
TERIMA KASIH