preskas ario

26
LAPORAN KASUS KATARAK SENILIS IMATUR Pembimbing: dr. Agah Gadjali, SpM dr. Hermansyah, SpM dr. Gartati Ismail, SpM dr. Mustafa K. Shahab, SpM dr. Henry A. W, SpM Disusun oleh: Muhammad Ario Akbar - (1102010177) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Upload: silpi-hamidiyah

Post on 11-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

RS POLRI

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas Ario

LAPORAN KASUS

KATARAK SENILIS IMATUR

Pembimbing:

dr. Agah Gadjali, SpM

dr. Hermansyah, SpM

dr. Gartati Ismail, SpM

dr. Mustafa K. Shahab, SpM

dr. Henry A. W, SpM

Disusun oleh:

Muhammad Ario Akbar - (1102010177)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Page 2: Preskas Ario

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNo. Rekam Medis: 643381

Nama : Ny. CS

Umur : 72 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal lahir : 31 Desember 1933

Agama : Islam

Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Komp. Yon Angkup 11/2 Kr. Jati Jak-Tim

Status : Sudah menikah

Tanggal pemeriksaan : Jum’at, 7 Agustus 2015

II. ANAMNESA (Autoanamnesis pada 7 Agustus 2015)

Keluhan Utama :

Penglihatan kedua mata buram dan semakin memburuk sejak 2 tahun yang lalu.

Keluhan tambahan :

Kepala pusing ketika melihat cahaya.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh penglihatan kedua mata buram dan semakin memburuk sejak 2

tahun yang lalu. Pasien mendeskripsikan pandangan yang buram seperti sedikit

berkabut,dirasakan pasien diawali dari mata kiri setelah itu mata kanan. Pasien mengaku

awalnya mata pasien buram ketika melihat objek yang jauh, namun sejak 6 bulan yang

lalu, mata pasien juga buram ketika melihat objek yang dekat.Pasien merasa keluhan

tersebut mulai mengganggu aktivitasnya seperti untuk membaca Al-Quran . Pasien ingin

memakai kacamata, tetapi belum diperbolehkan oleh dokter. Pasien mengatakan keluhan

2

Page 3: Preskas Ario

lain yang dirasakan yaitu seperti melihat pelangi atau sinar yang silau dan berputar-putar

yang membuat kepala pasien terkadang menjadi pusing. Pasien juga merasa lebih silau

ketika melihat cahaya/lampu dibanding beberapa tahun sebelumnya. Pasien mengaku

sempat ingin dioperasi namun belum diperbolehkan karena terdapat riwayat Asma dan

Hipertensi yang belum terkontrol.

Pasien mengaku tidak memiliki keluhan melihat seperti ada benda-benda

berterbangan yang mengikuti arah gerak mata.Pasien menyangkal mempunyai riwayat

pemakaian obat tetes mata atau konsumsi obat dalam waktu lama. Pasien menyangkal

mempunyai keluhan sering menabrak saat berjalan. Pasien juga menyangkal susah

melihat ketika dalam ruangan atau dalam keadaan gelap. Pasien menyangkal mempunyai

diabetes mellitus.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Asma (+)

Riwayat penyakit hipertensi (+)

Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal

Riwayat mengalami benturan atau trauma benda lain disangkal

Riwayat menggunakan kacamata disangkal

Riwayat sakit serupa disangkal

Riwayat alergi obat disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluarga dengan sakit yang sama disangkal

Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal

Riwayat penyakit hipertensi disangkal

I. 3 Pemeriksaan Fisik

I. 3. 1 Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos menits

3

Page 4: Preskas Ario

Tanda Tanda Vital :

Tekanan darah: 130/90 mmHg

Nadi : 92 x / menit

Suhu : Afebris

Laju nafas : 22 x / menit

I. 3. 2 Status Oftalmologis

PEMERIKSAAN OD OS

Visus 3/60 3/60

Kedudukan bola mata ⊕ ortoforia ⊕ ortoforia

Gerakan bola mata

Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Lapangan pandang Normal, tidak ada penyempitan. Normal, tidak ada penyempitan.

Palpebra superior Hiperemis (-) ; edema (-) ;

spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;

benjolan (-)

Hiperemis (-) ; edema (-) ;

spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;

benjolan (-)

Palpebra inferior Hiperemis (-) ; edema (-) ;

spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;

benjolan (-)

Hiperemis (-) ; edema (-) ;

spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;

benjolan (-)

Konjungtiva tarsal

superior

Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel

(-) ; sikatriks (-) ; sekret (-)

Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel

(-) ; sikatriks (-) ; sekret (-)

Konjungtiva tarsal

inferior

Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel

(-) ; sikatriks (-) ; sekret (-)

Hiperemis (-) ; papil (-) ; folikel

(-) ; sikatriks (-) ; sekret (-)

Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (-) ; injeksi

siliar (-) ; perdarahan (-)

Injeksi konjungtiva (-) ; injeksi

siliar (-) ; perdarahan (-) ;

Kornea Jernih ; infiltrat (-) ; ulkus (-) ;

sikatriks (-)

Jernih ; infiltrat (-) ; ulkus (-) ;

sikatriks (-)

Bilik mata depan Dalam ; jernih Dalam ; jernih

4

Page 5: Preskas Ario

Iris Nodul (-) ; kripte (+) ; sinekia (-) Nodul (-) ; kripte (+) ; sinekia (-)

Pupil Regular ; ∅ 3mm ; RL (+) ; RTL

(+)

Regular ; ∅ 3mm ; RL (+) ; RTL

(+)

Lensa Keruh pada bagian subkapsular

posterior ; shadow test (+)

Keruh pada bagian subkapsular

posterior; shadow test (+)

Tekanan intraokular 15.6 (Tonometri) 13.1 (Tonometri)

Funduskopi Reflek Fundus (+) Suram Reflek Fundus (+) Suram

Keadaan Mata Pasien diliat dengan Sinar

Oculi Dekstra Oculi Sinistra

5

Page 6: Preskas Ario

Keadaan Mata Pasien diliat dengan Slitlamp

Oculi Dekstra Oculi Sinistra

1. 4 Resume

Pasien perempuan, berumur 72 tahun datang ke poli mata RS POLRI dengan

keluhan penglihatan kedua mata buram dan semakin memburuk sejak 2 tahun yang

lalu. Pasien mendeskripsikan pandangan yang buram seperti sedikit berkabut. Pasien

mengaku awalnya mata pasien buram ketika melihat objek yang jauh, namun sejak 3

bulan yang lalu, mata pasien juga buram ketika melihat objek yang dekat. Pasien

mengatakan keluhan lain yang dirasakan yaitu seperti melihat pelangi atau sinar yang

silau dan berputar-putar yang membuat kepala pasien terkadang menjadi pusing.

Pasien juga merasa lebih silau ketika melihat cahaya/lampu dibanding beberapa tahun

sebelumnya.. Pada pemeriksaan fisik didapati visus pada ODS 3/60 dan kekeruhan

pada lensa pada daerah posterior dengan shadow test positif. Funduskopi dari mata

kanan dan kiri pasien didapatkan refleks fundus positif namun suram karena adanya

kekeruhan pada lensa bagian posterior.

6

Page 7: Preskas Ario

1. 5 Diagnosis Kerja

- Katarak Senilis Imatur ODS

1. 6 Tatalaksana

1. Non Medikamentosa:

- Edukasi penyakit katarak

- Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi faktor risiko, diet dan olahraga teratur.

2. Tindakan operasi :

- ODS: Operasi ECCE (Extracapsular Cataract Extraction) atau Fakoemulsifikasi +

IOL.

3. Kacamata :

Sebelum operasi, dapat diberikan kacamata dengan ukuran koreksi sebagai berikut

ODS: S -3.00 C -2.00 (90), untuk membantu penglihatan pasien.Namun pemberian

kacamata disarankan diberikan setelah satu bulan pasca operasi dan setelah visus pasien

dievaluasi ulang.Alasan pemberian kacamata sebulan paska operasi mengingat

pertimbangan ekonomi dan efisiensi dalam pemberian kacamatanya, karena visus pasien

juga akan berubah dengan operasi diakibatkan penanaman lensa intraokuler.

1. 7 Prognosis

Quo ad vitam : ad Bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

7

Page 8: Preskas Ario

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak

mengalami perubahan dalam waktu yang lama.

KLASIFIKASI

A. Klasifikasi etiologi

I. Katarak kongenital

II. Katarak akuisita

1. Katarak senilis

2. Katarak traumatik

3. Katarak komplikata

4. Katarak metabolik

5. Katarak oleh karena cedera listrik

6. Katarak oleh karena radiasi

7. Katarak oleh karena logam berat

dan obat-obatan

8. Katarak yang berhubungan dengan penyakit kulit

9. Katarak yang berhubungan dengan penyakit tulang

10. Katarak dengan sindroma lainnya seperti sindroma Down

B. Klasifikasi morfologis

1. Katarak kapsular: meliputi kapsul

i. Katarak kaspular anterior

ii. Katarak kapsular posterior

2. Katarak subkapsular: mengenai bagian superfisial dari korteks (dibawah kapsul)

i. Katarak subkapsular anterior

ii. Katarak subkapsular posterior

3. Katarak kortikal: meliputi sebagian besar dari korteks

8

Page 9: Preskas Ario

4. Katarak supranuklear: meliputi bagian dalam korteks (diluar nukelus)

5. Katarak nuklear: meliputi nukelus dari lensa

6. Katarak polaris: meliputi kapsul dan bagian superfisial dari korteks pada daerah

polar

i. Katarak polaris anterior

ii. Katarak polaris posterior

KATARAK SENILIS

Katarak senilis (age-related cataract) merupakan jenis katarak didapat (akuisita)

yang paling sering ditemukan pada laki-laki maupun perempuan, biasanya berusia di atas 50

tahun. Pada usia sekitar 70 tahun, hampir 90% individu menderita katarak. Kondisi

kekeruhan biasanya bilateral akan tetapi hampir selalu kondisi salah satu mata lebih berat dari

mata lainnya. Secara morfologis katarak senilis dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu katarak

kortikal dan katarak nuklear. Kedua jenis katarak ini sering terjadi secara bersamaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak senilis:

- Keturunan : mempengaruhi peran genetik dalam mulainya awitan seorang individu

terkena katarak dan maturasi dari kataraknya tersebut,

- Radiasi Ultraviolet: paparan UV yang tinggi mempercepat maturasi dan usia

munculnya katarak.

- Faktor diet: Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E serta

riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak

- Krisis dehidrasi: Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.

- Merokok: merokok mempercepat munculnya katarak. Merokok menyebabkan

penumpukan molekul berpigmen -3 hydroxykhynurine dan chromophores, yang

menyebabkan terjadinya penguningan warna lensa, yang menyebabkan kekuningan.

Sianat dalam rokok juga menyebabkan terjadinya karbamilasi dan denaturasi protein.

9

Page 10: Preskas Ario

Stadium maturasi katarak senilis :

A. Maturasi dari katarak senilis tipe kortikal

I. Stadium katarak insipien

Merupakan stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan

visus.Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa berca-bercak seperti jari-jari

roda, terutama mengenai korteks anterior, sedang aksis relatif masih jernih.Gambaran berupa

Spokes of a wheel.

Gambar : Katarak stadium insipien “Spokes of a wheel”

II. Katarak senilis imatur:

Lensa terlihat putih keabu-abuan, namun masih terdapat korteks yang jernih, maka

terdapat iris shadow.Kekeruhan terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus

lensa.Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi kroteks, yang mengakibatkan lensa menjadi

cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi

miopia.

III. Katarak senilis matur:

Kekeruhan korteks secara total sehingga iris shadow tidak ada.Lensa telah menjadi

keruh seluruhnya.Pada pupil nampak lensa yang seperti mutiara.Pada stadium ni, lensa akan

berukuran normal kembali akibat terjadi pengeluaran air.

10

Page 11: Preskas Ario

IV. Katarak senilis hipermatur

i. Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa

menjadi seperti susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar.Pada

stadium ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa, sehingga isi korteks yang cair

dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang dibawahnya terdapat nukleus lensa.

ii. Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan

lensa menjadi berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam

Gambar : Katarak hipermatur tipe Morgagni

B. Maturasi dari katarak senilis tipe nuklear:

Pada keadaan ini, lensa menjadi keras dan tidak elastis, sehingga menurunkan

kemampuan akomodasi serta menghalangi cahaya. Perubahan dimulai dari tengah, lalu secara

perlahan menyebar ke perifer sampai hampir meliputi seluruh kapsul, namun masih terdapat

sedikit bagian dari korteks yang masih jernih. Warna yang dapat dilihat ialah coklat

(cataracta brunescens), hitam (cataracta nigra) dan merah (cataracta rubra)

Gambar : A.Cataracta brunescens, B.Cataracta nigra, C.Cataracta rubra

11

Page 12: Preskas Ario

GEJALA KLINIS

Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada pemeriksaan

mata rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :

1. Silau

Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari

penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang

hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari. Keluhan silau

tergantung dengan lokasi dan besar kekeruhannya, biasanya dijumpai pada tipe katarak

posterior subkapsular.

2. Diplopia monokular atau polypia

Terkadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus lensa,

menyebabkan daerah pembiasan multipel di tengah lensa sehingga menyebabkan refraksi

yang ireguler karena indeks bias yang berbeda.

3. Halo

Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi

spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.

4. Distorsi

Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang

5. Penurunan tajam penglihatan

Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Umumnya

pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya langsung tepat sasaran. Dalam situasi lain,

pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan. Pada

12

Page 13: Preskas Ario

katarak kupuliform (opasitas sentral) gejala lebih buruk ketika siang hari dan membaik ketika

malam hari. Pada katarak kuneiform (opasitas perifer) gejala lebih buruk ketika malam hari.

6. Myopic shift

Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan

lensa, yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya, pematangan

katarak nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena meningkatnya

miopia akibat kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik yang menguat, sehingga kacamata

baca atau bifokal tidak diperlukan lagi. Perubahan ini disebut ”second sight”. Akan tetapi,

seiring dengan penurunan kualitas optikal lensa, kemampuan tersebut akhirnya hilang.

PENATALAKSANAAN

Tindakan non-bedah:

1. Pengobatan dari penyebab katarak: Penyebab katarak harus dicari, karena apabila

penyakit tersebut dapat ditemui dan diobati seringkali memberhentikan progresi dari

penyakit tersebut, contohnya adalah:

- Kontrol gula darah pada pasien DM

- Menghentikan penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid

- Pengobatan uveitis untuk mencegah komplikasi

2. Memperlambat progresi: penggunaan yodium, kalsium, kalium, vitamin E dan aspirin

dihubungkan dengan perlambatan dari kataraktogenesis.

3. Meningkatkan penglihatan pada katarak insipien dan imatur dengan:

- Refraksi

- Pencahayaan: Pada opasitas sentral menggunakan penerangan yang terang. Pada

opasitas perifer menggunakan penerangan yang sedikit redup.

4. Pengunaan kacamata hitam ketika beraktifitas diluar ruangan pada pasien dengan

opasitas sentral

5. Midriatikum pada pasien dengan katarak aksial yang kecil.

13

Page 14: Preskas Ario

Indikasi operasi katarak ialah:

1. Fungsi penglihatan: Ini merupakan indikasi yang paling sering. Operasi katarak

dilakukan ketika cacat visus menjadi menyebabkan gangguan signifikan pada

kehidupan sehari-hari pasien.

2. Indikasi medis: meskipun pasien merasa nyaman dari aspek penglihatan, operasi

dapat dianjurkan apabila pasien menderita:

- Glaukoma lens-induced

- Endoftalmitis fakoanafilaktik

- Penyakit retina seperti retinopati diabetikum dan ablasio retina yang terapinya

terganggu karena adanya kekeruhan lensa.

3. Indikasi kosmetik: Terkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak

agar pupil kembali menjadi hitam.

Evaluasi Preoperatif

1. Pemeriksaan umum: untuk melihat apakah pasien memiliki penyakit diabetes

mellitus, hipertensi dan masalah jantung, PPOK dan daerah potensi infeksi seperti

periodontitis dan infeksi saluran kemih. Gula darah harus terkontrol dan hipertensi

tidak boleh diatas 160/100 mmHg

2. Pemeriksaan fungsi retina:

a. Persepsi sinar: apakah operasi tersebut akan menguntungkan dengan melihat

apakah fungsi retina masih baik atau tidak.

b. RAPD: apabila positif maka kemungkinan ada lesi nervus optikus

c. Persepsi warna

d. Pemeriksaan diskriminasi dua sinar

e. Pemeriksaan objektif seperti elektroretinogram, EOG dan VOR.

3. Mencari sumber infeksi lokalis: infeksi konjungktiva, meibomitis,blefaritis dan

infeksi sakus lakrimalis harus disingkirkan. Dilakukan uji anel untuk melihat patensi

14

Page 15: Preskas Ario

sakus lakrimalis apabila pasien memiliki riwayat mata berair. Apabila terdapat

penyakit dakriosistitis, maka harus dilakukan dakriosistektomi ato

dakriosistorinostomi.

4. Evaluasi segmen anterior: apakah ada tanda-tanda uveitis seperti keratic precipitate,

efek Tyndall dan harus diobati sebelum operasi katarak

5. Pengukuran TIO: tekanan intraokuler yang tinggi merupakan prioritas pengobatan

sebelum ekstraksi katarak

Penyulit yang mungkin timbul setelah operasi katarak :

1. Peradangan pada hari pertama post-operasi, dapat dicegah dengan pemberian

antibiotika lokal dan sistemik

2. Prolaps iris melewati lubang diantara sayatan atau tempat jahitan

3. Jika prolaps iris dibiarkan, maka sekitar hari ke 4-5 dapat menyebabkan coa dangkal,

kemudian dapat timbul ablasi retina, akibat badan siliar kedepan

PEMBEDAHAN KATARAK SENILIS

1. Ekstraksi katarak intrakapsular (ICCE)

Pada teknik ini, keseluruhan lensa katarak dan kapsulnya diangkat. Zonula yang

lemah dan terdegenerasi merupakan syarat dari operasi ini. Karena hal ini, teknik ini

tidak bisa dilakukan pada pasien yang muda karena zonula yang kuat. Pada usia 40-50

tahun, digunakan enzim alphachymotrypsin yang melemahkan zonula.

Indikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa.

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE)

Pada teknik ini, bagian besar dari kapsula anterior dan epitel, nukleus dan korteks

diangkat; kapsula posterior ditinggalkan sebagai penyangga lensa implant.

Indikasi: Operasi katarak pada anak-anak dan dewasa.

Kontraindikasi: Subluksasi dan dislokasi lensa.

15

Page 16: Preskas Ario

3. Fakoemulsifikasi

Pembedahan menggunakan vibrator ultrasonik untuk menghancurkan nukleus yang

kemudian diaspirasi melalui insisi 2.5-3 mm, dan kemudian dimasukan lensa

intraokular yang dapat dilipat. Keuntungan yang didapat ialah pemulihan visus lebih

cepat, induksi astigmatis akibat operasi minimal, komplikasi dan inflamasi pasca

bedah minimal.

16

Page 17: Preskas Ario

/

LENSA TANAM INTRAOKULER

Implantasi lensa intraokular merupakan metode pilihan untuk koreksi afakia. Biasanya bahan

lensa intraokuler terbuat dari polymethylmethacrylate (PMMA).

Pembagian besar dari lensa intraokular berdasarkan metodi fiksasi pada mata ialah:

1. IOL COA: Lensa di depan iris dan disangga oleh sudut dari COA.

2. Lensa yang disangga iris: lensa dijahit kepada iris, memiliki tingkat komplikasi yang

tinggi.

3. Lensa Bilik Mata Belakang: Lensa diletakan di belakang iris, disangga oleh sulkus

siliaris atau kapsula posterior lensa.

17

Page 18: Preskas Ario

DAFTAR PUSTAKA

1. Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. Anshan publishers 2007.

2. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. 5th 4 rev. ed. Badan penerbit FKUI. 2014.

3. Riordan-eva P, Cunningham E. Vaughan & Asbury general ophthalmology. 18th ed.

McGraw-Hill Professional. 2011.

4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: systemic approach. 7th ed.

Saunders.2012

5. Nana Wijana. Ilmu Penyakit Mata.1993

18

Page 19: Preskas Ario

19