praktikum biomedik th 2012
DESCRIPTION
panduan praktikumTRANSCRIPT
PRAKTIKUM ANATOMI SITUS ABDOMINISTim Instruktur Praktikum Anatomi1. Sebelum praktikum pelajari dahulu garis garis orientasi :
Linea transpylorica
Linea transtubercularis
Linea lateralis dexter et sinister
Regiones yang terjadi oleh karena garis garis tersebut. Bagaimana cara membuat garis garis ini?
2. Tentukan pada dinding depan perut :
Linea semilunaris
Proyeksi : hepar, caecum, colon ascendens, flexura coli dextra et sinistra, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum, junctura ileocolica, pangkal appendix vermiformis.
3. Tentukan pula letak :
Trigonum lumbale petiti
Trigonum Hesselbach
Apa batasnya dan kepentingan kliniknya.
4. Carilah :
Fascia dari camper
Fascia dari scarpa (kemana perluasan masing masing?)
Vasa epigastrica superficialis
Linea alba
Intersectiones tendineae (inscriptiones tendineae)
(berapa jumlahnya dan dimana letaknya?)
Lamina anterior vagina musculi recti5. Pelajari :
Vagina tendinea musculi recti
Bangunan bangunan yang membentuk lamina anterior dan posterior di mana ditemukan linea semicircularis Douglassi. Cari anastomose a.epigastrica inferior dan a.epigastrica superior di belakang m.rectus ini.
M. rectus abdominis
M. obliquus abdominis externus
M. obliquus abdominis internus
M. transversus abdominis
Angkatlah otot otot ini ke lateral sehingga dengan jelas dapat dilihat arah serabutnya.
6. Cari innervasi cutan untuk daerah daerah :
Di atas umbilicus
Sekitar umbilicus
Di bawah umbilicus
Dari n.spinalis segmen yang mana?
Ikutilah n.spinalis ini ke dorsal. Dimana mereka berjalan?
Perhatikan jalannya n.spinalis dari lumbal I dan bedakan dengan saraf saraf di atasnya, dan dimana ia menembus m.obliquus abdominis internus. Dimana daerah persarafan n.iliohypogastricus dan n.ilioinguinalis?7. Tentukan letak dan pelajari annulus inguinalis externus dan falx inguinalis (conjoint tendon). Apa yang kau ketahui mengenai conjoint tendon ini? M.pyramidalis di mana perlekatan dan fungsinya?
8. Pelajari peritoneum dengan refleksinya dan cavum peritonei. Perhatikan permukaan dalam dinding ini :
Lig.falciforme hepatis
Lig.teres hepatis
Venae parumbilicales (dapatkah ditemukan?)
Plica umbilicalis mediana
Plica umbilicalis medialis
Plica umbilicalis lateralis
Bangunan apa di bawah plica tersebut?
Fossa apa saja yang terbentuk oleh karena lipatan lipatan tersebut.
9. Orientasi dan explorasi organ organ dalam abdomen. Perhatikan :
Omentum majus. Dapatkah ditemukan milky spot? Kemana melekatnya, ada berapa lembar?
Foramen epiploicum Winslowi. Masukan jari ke dalam foramen, jari sampai kemana? Sebutkan batas batasnya?
Omentum minus. Cari tepi batasnya yang berisi portae (v.portae, ductus choledochus, a.hepatica). Kemana saja perlekatan omentum minus ini?
Gaster : cari kedua facies antero superior dan infero posterior. Bangunan bangunan mana yang dihadapi? Rabalah dan tentukan organ yang ikut membentuk stomach bed
Lien : ekstra atau intraperitonealPerhatikan bangunan ini dan tentukan letaknya apakah intra atau ekstra peritoneal :
Caecum dengan appendix vermiformis
Colon ascendens
Colon transversum
Colon descendens
Colon sigmoideum
Intestinum jejunum
Intestinum ileum
Ren dexter et sinister
Pancreas
Radix mesenterii dan bangunan bangunan yang disilanginya.
Duodenum
10. Hepar (in situ)
Ikutilah ligamentum falciforme hepatis ke cranial dengan jari ke daerah kiri akan meraba lig.triangulare dan ke arah kanan akan meraba ligamentum coronarium. Apa saja yang membentuk ligamentum ligamentum ini? Rabalah sedapat dapatnya ligamentum triangulare dextrum. Ligamentum teres hepatis. Ikutilah jalannya ke cranial dengan menggunting salah satu sisi dari ligamentum falciforme hepatis. Sampai kemana melekatnya ligamentum ini?
Margo anterior hepatis. Perhatikan letaknya terhadap arcus costarum kanan, dan bentuknya yang runcing. Tentukan lobus dan lobus sinister hepatis. Apa batasnya?
Facies visceralis hepatis. Tentukan proyeksi vesica felea pada dinding depan abdomen. Lihatlah bagian bagian yang ditutupi peritoneum.
Porta hepatis. Apa isinya dan bagaimana letaknya satu terhadap yang lain.
Bangunan yang berhadapan dengan facies visceralis.
11. Pelajari refleksi peritoneum pada dinding belakang abdomen. Pelajari gaster : Curvatura major
Curvatura minor
Ligamentum hepatoduodenale (apa isinya?)
Ligamentum hepatogastricum
Incissura cardiaca
Cardia
Fundus
Incissura angularis
Anthrum pyloricum
Canalis pyloricus
Sulcus intermedius
Mengapa dibedakan menjadi fascia anterosuperior dan posterior
Pelajari urutan stratum musculare dari luar ke dalam.
Vaskularisasi:
A.gastrica dekstra
A.gastrica sinistra
A.gastroepiploica dekstra
A.gastroepiploica sinistra
A.gastrica breves
Arteri ini merupakan cabang dari mana?
Pada dinding gaster sepanjang curvatura minor carilah :
Areolae gastricae
Plicae villosae
Plica mucosae12. Hepar
Perhatikan :
Lobus dexter dan sinister (apa batasnya)
Porta hepatis
Lobus quadratus
Lobus caudatus
Fossa sagitalis dextra
Fossa sagitalis sinistra (apa yang membentuk foss tersebut di atas?)
Margo anterior
Margo posterior (perhatikan bedanya)
Facies diapraghmatica :
Pars affixa hepatis
Ligamentum teres hepatis dengan ligamentum falciforme hepatisnya
Ligamentum triangulare dextrum dan sinistrum
Ligamentum coronarium hepatis
Facies visceralis :
Carilah impressiones pada facies ini.
Bangunan dalam porta hepatis (urut urutan letaknya)
Cari muara venae parumbilicales
Ikuti tempat letaknya ligamentum teres hepatis
Vesica felea :
1. Bagian yang tertutup peritoneum.
2. Bagian bagiannya.
3. Ductus cysticus yang bersatu dengan ductus hepaticus jadi ductus choledochus.
Terangkan mekanisme terjadinya ikterus pada cirrhosis hepatis dan obstruksi ductus choledochus.13. Vaskularisasi organ organ dalam cavum abdominis oleh cabang cabang depan aorta abdominalis.
a.coeliaca :
- a.gastrica sinistra
- a.hepatica : a.gastrica dextra, a.gastroduodenalis, a.cystica, a.gastroepiploica sinistra
- a.lienalis
Darimana dipercabangkan :
A. gastroepiploica dextra
Aa.gastricae breves
Rr.pancreatici
A.pancreaticoduodenalis superior dan inferior
a.mesenterica inferior :
- aa. ileae
- aa. Jejunales
- a. colica media
- a. colica dextra
-a. ileocolica dengan cabang terminal
Kemana daerah vascularisasinya?
Dimana dicari arcade arcade?
Cari juga vascularisasi appendix vermiformis.
a.mesenterica inferior :
- a.colica sinistra
- a.sigmoidea
-a.rectalis superior
a.marginalis : merupakan cabang dari arteria : ileocolica, colica dextra, colica media, colica sinistra.
Sebutkan cabang cabang lateral, posterior, terminal dari aorta abdominalis.
14. Carilah pada pangkal pangkal :a.coeliaca : plexus coeliacus dengan ganglion coeliacum. Apa sifat ganglion ini?
a.mesenterica superior : plexus mesentericus superius dengan ganglionnya.
a.mesenterica inferior : plexus mesentericus inferius dengan ganglionnya.15. Pelajari : bangunan bangunan yang disilangi oleh : Radix mesocolon transversum
Radix mesenterii
Radix mesocolon sigmoideum
16. Lien :
Intra atau extra peritoneal ?
Bangunan bangunan yang melalui hilus lienalis
Margo acutus (crenatus)
Margo obtusus
Impressionis pada facies visceralis
Apa artinya 1 Schuffner?
17. Duodenum :
Ductus pancreaticus
Ductus pancreaticus accesorius
Ductus choledochus
Lihatlah pada dinding dalam duodenum :
Plica longitudinalis
Plica circularis
Papilla duodeni major
Papilla duodeni minor
Apa yang bermuara ke sana?
18. Pancreas :
Intra atau retroperitonealkah letaknya?
Carilah :
Caput pancreatis
Processus uncinatus
Cauda pancreatis
Corpus pancreatis
Jalannya a/v mesenterica superior pada incissura pancreatis19. Ileum dan Jejunum :
Bedakan ileum dan jejunum.
Cari pada dinding dalamnya : lnn.solitarii, lnn.aggregasi (plaques Peyeri), plica semicircularis
Bedanya dengan duodenum.
Cari diverticulum ilei.
20. Intestinum crassum :
Lihatlah :
Letak taenia libera, omentalis dan mesocolica
Haustra dan incissura
Bedakan dengan intestinum tenue
Letak appendices apiploicae
Caecum :
Lihatlah tipe caecum yang mana (menurut Treves)
Cari lagi mesenteriolum
Tipe appendixnya
Cabang cabang terminal a.ileocolica
Perhatikan tempat berpangkalnya taeniae pada pangkal appendix.
Pelajari pada caecum :
Orificium ileocolica
Labium superior valvula ileocolica
Labium inferior valvula ileocolica
Frenula labiorum valvula ileocolica
Orificium appendix vermiformis
Flexura coli sinistra :
Pelajari bangunan bangunan sekitarnya. Skeletopinya. Apa bedanya dengan yang kanan.
Pelajari bangunan yang menyilang di sebelah dorsal :
Colon ascendens
Colon descendens
Colon transversum
Taenia coli pada rectum bagaimana?
Lihat sekali lagi tempat tempat yang tidak dijumpai appendices epiploicae.21. Pelajari dan tentukan letak sistim persarafan viscera abdominis. Truncus sympathicus dengan ganglion ganglionnya.
22. Pelajari dan tentukan letak sistim lymphaticus daerah abdomen.PRAKTIKUM HISTOLOGI
SISTEM PENCERNAAN DAN HEPATOBILIERTim Instruktur Praktikum Histologi
1. Pembentukan gigi
Preparat No: II 1
Pewarnaan : HE
Bahan
: Embrio
Pembesaran 100xDi bawah permukaan epitel rahang dari mulut embrio terlihat bangunan : organ enamel (email) sebagai tunas gigi dalam bentuk Cup stage atau Bell stage.
Pada Cup stage dapat dilihat :
Lamina dentin/sisa lamina dentin
Epitel enamel luar
Pulpa enamel
Ameloblast dan odontoblast
Pulpa dentin
Kadang kadang antara ameloblast dan odontoblast sudah terbentuk predentin, dentin dan enamel yang tergantung usia pertumbuhan. Pada pembentukan gigi yang lebih lanjut misalnya dalam bentuk Bell stage, lapisan lapisan tersusun dari luar ke dalam :
Epitel enamel luar
Pulpa enamel merupakan jaringan longgar dengan sel sel berbentuk stellata dengan pembuluh pembuluh darah.
Stratum intermedia (1 s/d 3 lapis sel di atas ameloblas).
Ameloblast : sel kolumner selapis.
Enamel : violet coklat.
Dentin : merah.
Predentin : merah muda kebiru biruan.
Odontoblast : sel kolumner menempel pulpa dentin.
Pulpa dentin : jaringann longgar banyak pembuluh darah dan serat saraf.
2. Gigi Penampang Melintang
Preparat No: II 2
Pewarnaan :HEBahan
: Gigi dewasa
Pada penampang melintang, tampak bagian mahkota, leher serta akar gigi. Di bagian mahkota tampak dari luar ke dalam:
Enamel/email
Dentin
Pulpa dentin
Pada bagian akar gigi tampak dari luar ke dalam :
Sementum
Dentin
Pulpa dentin
Granula Tomes tampak pada dentin, sebelah luar (dibawah sementum). Tubuli (kanalikuli) dentis radier dari pulpa dentin ke permukaan luar. Pulpa dentin tampak kosong. Pada sementum terlihat serabut Sharpey dan bagian bagian mirip tulang yaitu Lakuna dengan kanalikulinya.3. Glandula Parotis
Preparat No: II 41
Pewarnaan: HE
Bahan
: Gld. Parotis
Kelenjar parotis berlokasi di sekitar ramus mandibula/os. Zigomatikus. Saluran keluarnya : duktus stensoni bermuara dekat Molar II atas. Tipe : tubuloalvioler kompleks, serous murni dan eksokrin.
Pembesaran 100x
Tampak kelenjar dibagi atas lobulus lobulus, masing masing lobulus dibungkus oleh jaringan ikat. Asini kelenjar tercat kuat (merah) merata, sedangkan sistem saluran saluran terlihat menonjol karena berwarna berbeda dengan asini. Duktus intralobularis dikelilingi asini, duktus ekstra lobularis dikelilingi jaringan ikat dan kadang kadang berjalan bersama pembuluh darah.
Pembesaran 400x1. Asini : dibangun oleh 4 6 sel berbentuk piramid dengan lumen kecil di tengah. Sel asini berwarna kuat (merah) inti di tengah.
2. Itsmus/duktus interkalatus : saluran paling kecil langsung berhubungan dengan asini, dibentuk oleh 3 4 sel kuboid rendah, yang kadang kadang lumen terlihat hanya seperti celah saja.
3. Duktus sekretorius/duktus intralobularis/duktus striata. Disebut striata karena di basis sel terdapat garis garis seperti stria. Saluran dibentuk oleh 5 atau lebih sel sel kuboid s/d kolumner rendah dan dikelilingi oleh asini dengan warna berbeda dari duktus.
4. Duktus ekstralobularis/ekskretorius/duktus interlobularis. Lumen lebar, duktus dibentuk oleh 6 atau lebih sel sel kolumner. Dinding duktus dilapisi oleh jaringan ikat antara lain jaringan kolagen hingga berwarna pucat, sedangkan duktus yang kecil dibungkus jaringan ikat longgar.
4. Glandula Sublingualis
Preparat No: II 42
Pewarnaan : HE
Bahan
: Kelenjar bawah lidah
Kelenjar bawah lidah tergolong : eksokrin, tubulo alveolerkompleks, seromukos. Saluran keluar duktus Rivinus bermuara di bawah lidah.
Pembesaran 100x
Kelenjar terbagi atas lobulus lobulus yang masing masing lobulus dibungkus oleh jaringan ikat, namun tidak setebal dan sekompak kelenjar parotis.
Asini kelenjar dibagi 2, ada yang pucat merah muda (ini lebih banyak) yaitu asini tipe mukos, sedangkan yang berwarna lebih tua/kebiru biruan atau violet sedikit, adalah asini serous.
Duktus intralobularis terlihat jelas di kelilingi asini, dan duktus ekstralobularis di antara lobulus lobulus dikelilingi jaringan ikat. Sering juga duktus ini berjalan bersama pembuluh darah.
Pembesaran 400x 1. Asini mukos, dibangun oleh sel sel piramida, 4 sampai 6 sel, pucat, dan inti oval/pipih lebih ke basal sel. Lumen kecil di tengah asini. Asini tipe ini lebih banyak jumlahnya.
2. Asini serous, sel selnya berbentuk piramid, 4 sampai 6 sel. Asini serous kuat mengambil warna (kebiru biruan), inti bulat lebih ke tengah. Asini tipe ini sangat sedikit.
3. Bulan sabit Gianuzi/Demilunar Gianuzi, yaitu asini seros yang berbentuk bulan sabit dan menempel pada asini mukos.
4. Itsmus/duktus interkalatus: saluran kecil, langsung berhubungan dengan asini. Dibangun oleh 3 4 sel kuboid rendah, lumen kecil dan kadang kadang hanya terlihat seperti celah saja.
5. Duktus intralobaris/sekretorius dibangun oleh 5 atau lebih sel kuboid atau kolumner rendah, dikelilingi oleh asini.
6. Duktus ekstralobularis/interlobularis/ekskretorius. Duktus dibangun oleh 6 atau lebih sel sel kolumner, lumen lebar dan dinding dilapisi jaringan ikat terutama kolagen hingga memberi warna pucat, sedangkan duktus yang kecil hanya dilapisi jaringan ikat jarang.
5. Glandula Submandibularis
Preparat No: II 43
Pewarnaan : HE
Bahan
: Kelenjar submandibularis
Kelenjar ini tergolong eksokrin, mukoseros, dan tubulo alveoler kompleks.
Pembesaran 100xTampak kelenjar terbagi atas lobulus lobulus, yang masing masing lobulus dibungkus oleh jaringan ikat yang tipis. Asini terbagi dua, yaitu yang pucat jumlahnya sedikit, dan yang lebih kuat mengambil warna jumlahnya lebih banyak. Yang pucat ialah asini mukos, dan yang berwarna asini serous. Duktus interlobularis terlihat jelas dalam lobulus dikelilingi asini kelejar, sedangkan duktus ekstralobulus di antara lobulus lobulus dikelilingi jaringan ikat.
Pembesaran 400x1. Asini serous dibentuk oleh 4 6 sel sel piramid, berwarna kebiru biruan, lumen kecil di tengah. Inti sel bulat lebih ke tengah, asini ini lebih banyak.
2. Asini mukos, pucat/kurang menyerap warna, lumen kecil di tengah dan inti sel oval/pipih lebih ke basis sel, asini ini sedikit.
3. Duktus intralobularis.
a. Itsmus/duktus interkalatus :
Saluran kecil, langsung berhubungan dengan asini. Dibangun oleh 3 4 sel kuboid rendah, lumen kecil dan kadang kadang hanya terlihat seperti celah saja.
b. Duktus intralobularis/sekretorius :
Dibangun oleh 5 atau lebih sel kuboid atau kolumner rendah, dikelilingi asini.
4. Duktus ekstralobularis/interlobularis/ekskretorius.
Duktus ini dibentuk oleh 6 atau lebih sel sel kolumner, lumen lebar dan dinding dilapisi jaringan ikat terutama kolagen hingga memberi warna pucat, sedangkan duktus yang kecil hanya dilapisi jaringan ikat jarang.
5. Juga ditemukan Demiluner Gianuzi.6. ESOFAGUS
Preparat
: II 6
Pewarnaan: HE
Bahan
: Esofagus
100x:
Pada penampang melintang lapisan-lapisan dari dalam keluar :
Epitel skuamus kompleks tanpa keratin.
Lamina propria yang pada daerah peralihan ke lambung kadang-kadang dijumpai kelenjar kardiaka.
Muskularis mukosa tebal terutama yang jalannya longitudinal.
Submukosa ditemukan kelenjar Esofagus yang kadang-kadang pada beberapa preparat tidak terlihat.
Tunika muskularis sirkuler dan longitudinal.
Pada penampang memanjang :
1/3 atas
: otot seran lintang
1/3 tengah
: otot polos dan seran lintang
1/3 bawah
: otot polos
Tunika serosa tidak ada karena tidak dikelilingi peritoneum dan tunika adventitia langsung berhubungan dengan jaringan dari bangunan di sekitarnya.
400x:
Epitel tebal dengan tonjolan-tonjolan propria.
Muskularis mukosa terdiri dari 2 lapisan
Pleksus meisnner di submukosa
Tunika muskularis terdiri dari 2 lapisan yang diantara kedua lapisan ini terdapat pleksus messentericus auerbach
Tunika adventia terdiri jaringan ikat longgar bersama jaringan dari bangunan sekitarnya.
7. ESOFAGUS KARDIA
Preparat no.: II 7
Pewarnaan: HE
Bahan
: Esofagus Kardia
Merupakan daerah peralihan dari esofagus ke kardia lambung. Disini terlihat peralihan dari epitel pada kedua bagian tersebut.
100x:
Terlihat peralihan terlihat jelas dari apitel skuamus kompleks tanpa keratin dengan permukaan rata ke epitel kolumner simpleks
Di daerah kardia lambung lekukan-lekukan / sumuran-sumuran yang kadang-kadang juga terpotong melintang sebagai foveola , sedang daerah esofagus epitelnya rata/datar dan kompak
Lamina propria didaerah esophagus tidak dijumpai kelenjar , hanya jaringan ikat longgar saja tetapi didaerah lambung telah dijumpai kelenjar lambung/kelenjar kardiaka
Submukosa di daerah esofagus terlihat kelenjar esofagus tetapi didaerah lambung tak terlihat kelenjar apapun.
400x:
Daerah esofagus berepitel skuamus komplek tanpa keratin , daerah lambung berepitel kolumner simpleks.
Lamina propria esofagus tanpa kelenjar , daerah lambung terdapat kelenjar kardiak dengan foveolae
Muskularis mukosa esofagus tebal
Tunika muskularis esofagus tersusun dari otot polos sirkuler dan longitudinal, sedangkan pada lambung tersusun dari 3 lapisan otot polos
Esofagus tidak dijumpai serosa , pada lambung dijumpai serosa.
8. GASTER FUNDUS
Preparat No: II-8 Pewarnaan: HE Bahan: lambung100 x: Mukosa dengan epitel kolurnner simpleks dan lekukan-lekukan membentuk sumuran-sumuran sebagai faveola gastrika kearah lamina propria Lamina propria terisi penuh dengan penampang melintang dan memanjang dari kelenjar-kelenjar lambung. Kelenjar berbentuk tubuli ini terbanyak terlihat penampang memanjang yang tegak lurus muskularis mukosa Kira-kira 1/3 bagian atas tampak foveola gastrika dengan celah-celah yang berlanjut kebawahnya menjadi kelenjar Submukosa yang terdiri dari jaringari ikat longgar dengan pembuluh darah kecil dan kadang-kadang terlihat pleksus meissner Muskularis tipis terdiri dari 2 lapisan otot polos.400 x: Dapat dilihat secara mendetail susunan dari kelenjar dilamina propriaSel parietal : terlihat sel besar , bulat, merah kadang-kadang menjorok kelumen , inti bulatChief sel = sel zimogen :Violet / abu-abu, Kecil, terletak diantara sel parietal.Sel epitel yang berbentuk silindris seperti bulu ayam dengan sitoplasma pucat9. GASTER PILORUS
Preparat No: II-9 Pewarnaan: HE Bahan: lambung pilorus
100 x:
Epitel permukaan mukosa yang berbentuk kolumner simpleks. Foveola lebih dalam dan rapat seolah-olah gambaran villi.
Dilapisan muskularis terlihat lapisan sirkuler yang tebal.
400 x: Sel-sel epitel kolumner selapis Foveola yang dalam dan rapat Kelenjar pilorus (gld. Pilorika) dilamina propria, sedikit/tidak ada/sukar mencari sel parietal disini. Hanya ditemukan sel-sel mukus dan sel-sel argentafin yang sukar dibedakan Muskularis pars sirkularis tebal Adventitia dengan lapisan serosa dipermukaannya.
10. GASTER DUODENUM Preparat No: 11-10 Pewarnaan: HE Bahan: lambung duodenum
100x:
Didaerah peralihan terlihat : Permukaan villi yang panjang dan banyak Terdapat kelenjar Brunner dilapisan submukosa Muskularis mukosa terputus-putus karena desakan kelenjar Brunner Sudah terlihat sel goblet Kadang dijumpai nodulus limfatikus dilamina propria
400x : Epitel tetap kolumner simpleks Didaerah duodenum sudah terlihat sel goblet Terlihat jelas peralihan submukosa dari pilorus (tanpa kelenjar) ke duodenum dengan kelenjar Brunner Di pilorus ada kelenjar di tunika proprianya sedang pada duodenum terdapat kripte lieberkuhn Muskularis mukosa di daerah pilorus utuh (kompak), sedang didaerah duodenum terputus-putus11. JEJUNUM
PreparatNo: 11-11 Pewarnaan: HE Bahan: jejunum
100x; Pada penampang memanjang tampak plika sirkularis kerckring seperti pohon rindang dengan vili-villi yang panjang-panjang. Pada penampang melintang sering plika tidak terlihat. Plika dibentuk oleh mukosa dan submukosa. Tunika propria ditemukan kripte-kripte lieberkuhn. Submukosa tidak dijumpai kelenjar. Muskularis ada 2 lapisan sirkuler, longitudinal. Adventitia dengan lapisan serosa dipermukaanya
400x:
Villi dengan sel-sel epitel kolumner simpleks dengan beberapa sel goblet. Pada dasar kripte terlihat sel paneth: Sel besar segitiga Granula merah dilapisan apeks sel.12. ILEUM
PreparatNo: 11-12 Pewamaan: HE Bahan: ileum
100x: Tampak villi yang tinggi-tinggi dan banyak sel goblet. Banyak kripte terpotong melintang. Ditunika propria terdapat Plaques Peyeri yang kadang-kadang menembus muskularis mukosa sampai submukosa dan menginfiltrasi ke epitel permukaan.
400x: Villi dengan sel-sel silinder selapis Sel-sel goblet di permukaan villi diantara sel-sel silindris sampai masuk ke kripte Muskularis mukosa tampak tidak kontinue karena infiltrasi limfosit dari Plaques Peyeri Sub mukosa kadang-kadang diisi nodulus limfatikus pelebaran dari Plaques Peyeri Muskularis terdiri dari 2 lapisan sirkuler dan longitudinal Serosa dengan sel-sel mesotel di permukaan luarnya13. APPENDIKS
Preparat No: 13 Pewarnaan: HE Bahan: Appendiks Tidak dijumpai villi Kripte tidak teratur dan panjang / lebarnya bervariasi Epitel kolumner simpleks dengan sel goblet yang padat sebagai penyusun sel-sel kelenjar / kripte Jaringan limfoid merupakan susunan noduli limfatisi yang besar maupun kecil tersebar pada lamina propria Muskularis mukosa terlihat terputus-putus / berkembang tidak sempuma Sub mukosa tebal dengan embuluh darah dan saraf Muskularis tipis terdiri dari dua lapisan Serosa seperti serosa usus14. COLON
Preparat No: 11-14 Pewarnaan: HE Bahan: Colon
100x:
Seperti pada usus halus colon juga mempunyai lapisan : Mukosa Sub mukosa Muskularis Serosa Tidak dijumpai villi, permukaan mukosa rata Kripte masuk ke lamina propria sampai muskularis mukosa Epitel kolumner simpleks dengan sel-sel goblet yang lebih banyak terutama pada kripte Lamina propria banyak dijumpai noduli limfatisi yang kadang melebar menembus muskularis mukosa masuk sub mukosa Muskularis terdiri dari dua lapisan sirkuler dan longitudinal Lapisan longitudinal muskularis membentuk 3 taenia koli yang terlihat pada penampang melintang15. REKTUM ANUS
PreparatNo.
: 11-15 Pewarnaan
: HE Bahan
: Rektum-anus
100 x : Terlihat peralihan mukosa rektum ke mukosa anus yang ditandai peralihan dari epitel kolumner simpleks ke skuamus kompleks berkeratin. Pada rektum masih dijumpai kripte pada anus ep'telnya rata, kompak, mulai ada ke ratinisasi kulit. Di daerah perbatasan, lebih ke arah kulit terdapat kelenjar sirkum analis sebagai modifikasi kelenjar bersifat apokrin.
400 x :
Pada perbatasan tampak epitel kolumner simpleks dari kripte beralih jadi epitel skuamus kompleks berkeratin kompak dengan papila dermisnya. Kelenjar sirkum analis dengan susunan : Sel-sel kuboid. Inti bulat di tengah. Batas sel jelas. Lumen kelenjar lebar-lebar. Sitoplasma kemerah-merahan.
Kelenjar berkelompok-kelompok gambaran seperti kelenjar sudorifera biasa.
16. HEPAR
Preparat No.: 11-16 Pewarnaan: HE/Mallori Azan Bahan: HEPAR
100 x : Terlihat jaringan hepar yang dibangun oleh susunan sel-sel banyak, dibungkus oleh kapsuta Glisoni yang terdiri dari jaringan ikat. Sel-sel hepar berkelompok-kelompok, dan tiap kelompok tersusun berbaris-baris radier mengelilingi Vena sentralis. Daerah ini disebut lobulus hepar (klasik) berbentuk segi 5 atau segi 6. Lobulus-lobulus tersebut pada kelinci/babi, satu sama lain dibatasi oleh jaringan ikat terutama kolagen, bangunan tersebut juga mengandung pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh empedu. Pada manusia batas masing-masing lobulus tidak jelas, namun pembuluh-pembuluh darah ditemukan di daerah tersebut. Tiap-tiap sudut segi 5/6 merupakan daerah dengan pembuluh darah lebih besar dan pembuluh empedu lebih besar dinamakan segitiga KIERNAN.
400 x:Sel hepar segi 4 atau 5 dengan inti 1 atau 2 bulat ditengah. Sitoplasma merah muda/HE. Inti biru violet, nukleolus terlihat jelas kromatin tersebar. Sel hepar berlekatan dua-dua dan membuat barisan radier dengan pusat Vena sentralis. Antara barisan sel-sel hepar terdapat celah/saluran disebut sinusoid yang juga radier dan juga berpusat ke Vena sentralis. Sinusoid berdinding endotel, antara endotel dan sel hepar terlihat celah yang disebut celah Disse. Segitiga Kiernan berisi vena yang besar dengan dinding yang tipis juga berisi arteri, duktus biliaris 1 atau 2 dan pembuluh limfe (sukar untuk dilihat).
17. VESIKA FELEA
PreparatNo.: 11-17 Pewarnaan: HE B a h a n: Vesika Felea / kandung Empedu.
100 x:Terlihat mukosa bergelombang membentuk villi dan berkripte. Di Propria terlihat penampang kripte yang dulu disebut sinus Rokitansky Aschoff (diduga kelenjar, sebenarnya bukan). Proprea bersatu dengan sub mukosa/tidak ada sub mukosa, dari proprea langsung ke lapisan otot yang longgar yang tersusun dari sirkuler, longitudinal dan oblik. Sebelah luar dari otot terdapat lapisan adventitia yang sebagian berlanjut dengan jaringan hepar.400 x:Epitel kolumner simpleks lengkap dengan mikro villi. Inti agak ke basis, warna biru violet, sitoplasma merah muda, propria terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan beberapa sinus Rokitansky. Otot polos tidak kompak dan adventitia terdiri dari jaringan ikat.18. PANKREAS
PreparatNo.: 11-18 Pewarnaan: HE Bahan: Kel. Pankreas Type: Eksorin dan Endokrin Eksokrin: tubulo alveoler kompleks dan seros
100 x:Terlihat pankreas yang terbagi atas lobulus - lobulus. Pankreas dengan lobulus-lobulusnya terlihat seperti tidak mempunyai kapsul/bungkus karena kapsulnya sangat tipis. Asini eksokrin tersebar rata menempati daerah yang luas dan mengambil warna yang merah sekali dengan HE. Di beberapa tempat di lobulus terlihat daerah pucat yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel ini disebut pulau-pulau Langerhans.Diantara lobulus sering terlihat saluran-saluran antara lain: pembuluh darah dan duktus ekstra lobularis yang dikelilingi jaringan ikat, kadang-kadang terlihat juga reseptor Vater Pacini. Sistem saluran intra lobulans lidak jelas terlihat kecuali yang besar-besar.400 x :Terlihat asini berwarna merah dibangun oleh 4 atau 6 sel yang berbentuk piramid mengelilingi lumen. Di puncak sel terapat butir-butir merah zimogen. Kadang-kadang lumen asini sampai tidak terlihat karena tertutup zimogen, inti sel terlihat lebih ke basal, bulat, pucat. Pada beberapa asini lumen diisi oleh sel kecil bulat yang disebut sel sentro asiner (asalnya dari salah satu sel snhirr.n intcrkalatus). Asini tersusun sangat rapal hingga sulit mcncari duktus interkalatus. Duktus interkalatus terlihat dengan lumen bulat dibangun oleh 5 atau 6 sel kuboid.Duktus ekstra lobularis yang dikelilingi jnringan ikat dan dibangun oleh lebih dari 6 sel-sel kuboid atau kolumner.Vater Pacini terlihat berupa benda konsentris, pucat dengan pusatnya berwarna agak merah, yaitu "Inerbulb", dikelilingi oleh lamela-lamela yang konsentris dan mengandung sel fibroblast.Pulau-pulau langerhuns berupa daerah pucat berisi sel alpa, betha dan gamma, tanpa duktus dan juga tanpa kapsul, dengan asini pankreas dipisahkan oleh serat-serat retikuler. Sel alpha berwarna merah menghasilkan glukagon. Sel betha yang ungu menghasilkan insullin.PRAKTIKUM BIOKIMIA
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
Tim Instruktur Praktikum Biokimia
DASAR TEORIKARBOHIDRAT
Karbohidrat tersebar luas baik pada jaringan tumbuh tumbuhan maupun binatang. Pada tanaman, karbohidrat merupakan hasil fotosintesis misalnya amylum yang yang terdapat dalam sel sel tanaman dan selulosa sebagai kerangka tanaman. Pada sel sel binatang, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen penting untuk sumber tenaga.
Beberapa karbohidrat mempunyai fungsi spesifik yang penting ialah ribosa dalam bentuk nukleoprotein sel, galaktosa dalam lipid lipid tertentu dan laktosa dalam air susu.
Karbohidrat sendiri dapat didefinisikan sebagai derivat aldehid atau keton dari alkohol polihidris atau senyawa turunannya sebagai hasil hidrolisisnya.
Pembagian karbohidrat :
1. Monosakarida (gula sederhana) : karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis tanpa kehilangan sifat gulanya.
2. Disakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan 2 monosakarida yang sama atau berbeda.
3. Oligosakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan 3 10 monosakarida.
4. Polisakarida : apabila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 10 monosakarida.
Monosakarida
Umumnya mempunyai rasa manis. Yang termasuk monosakarida : triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, heptosa. Masing masing dengan 3, 4, 5, 6 dan 7 atom C. Masing masing bisa sebagai gula aldehid (aldosa) atau gula keton (ketosa).
Sifat sifat monosakarida :
1. Sifat mereduksi dalam larutan alkali.Gula dengan gugus karboksil bebas (aldehid dan keton), dalam larutan alkali berubah menjadi bentuk enol yang reaktif dan mudah dioksidir. Jadi gulanya sebagai pereduksi, sedang zat yang direduksi misalnya : Cu, Bi, Fe (CN)6 dan lain lain. Reagen yang sering dipakai : larutan Benedict (berisi CuSO4, Na sitrat dan Na2CO3) dan larutan Fehling (berisi CuSO4, K Na tartrat, dan KOH). Na sitrat dan K Na tartrat untuk mencegah endapan Cu(OH)2 atau Cu karbonat dengan terjadinya senyawa kompleks yang larut dan sedikit terdissosiasi, tetapi cukup untuk mengadakan reaksi dengan membentuk Cu++ sedikit demi sedikit hingga terjadi endapan Cu(OH)2 atau Cu karbonat. Alkali berguna untuk merubah gula menjadi bentuk enol yang reaktif, dan dapat mereduksi Cu++ dari senyawa kompleks dengan sitrat atau tartrat menjadi Cu+. Cu+ bersama OH membentuk CuOH yang berwarna merah. Sifat mereduksi ini dapat digunakan untuk menentukan adanya gula secara kualitatif dan kuantitatif.2. Reduksi dari gula
Misalnya gula dengan Na amalgama dakan menjadi alkoholnya. Glukosa bila direduksi akan menjadi sorbitol, mannosa menjadi mannitol, galaktosa menjadi dulsitol, sedang fruktosa menjadi campuran sorbitol dan mannitol.3. Pengaruh asam
Heksosa dengan asam pekat dan pemanasan akan menjadi hidroksimetilfurfural, sedang pentosa akan menjadi furfural. Adanya furfural digunakan sebagai dasar beberapa percobaan, diantaranya reaksi Molisch dan Selliwanoff. Warna ungu yang terjadi pada reaksi Molisch karena kondensasi 4 hidroksimetilfurfural dengan alfa naftol. Reaksi Selliwanoff khas untuk levulosa, misal fruktosa, tetapi juga positif untuk lain ketosa, misalnya ketotriosa, ketopentosa, dll. Juga positif untuk sukrosa, karena sukrosa oleh HCl (yang terdapat dalam reagen Selliwanoff) akan dihidrolisa menjadi fruktosa dan glukosa.
4. Pengaruh alkali
Dalam larutan alkali, aldosa dan ketosa akan menjadi bentuk enol yang reaktif, bentuk enol glukosa, fruktosa dan mannosa adalah sama. Bila larutan alkalis salah satu didiamkan akan diperoleh campuran glukosa, fruktosa dan mannosa.
5. Pembentukan osazon
Monosakarida dan beberapa disakarida dengan fenilhidrazina akan membentuk oszon. Osazon adalah kristal kuning, tidak larut dalam air dan bentuknya khas untuk setiap macam gula, sehingga dapat untuk identifikasi. Osazon dari glukosa dan fruktosa sama. Pada fruktosa, mula mula yang bereaksi dengan fenilhidrazin adalah gugus ketonnya. Maltosa dan laktosa masing masing membentuk maltosazon dan laktosazon. Sukrosa tidak membentuk osazon.
6. Senyawa senyawa Yodo
Suatu aldose bila dipanaskan dengan asam Yodida (HJ) pekat akan kehilangan semua oksigennya dan diubah menjadi suatu senyawa Yodo (contoh : glukose menjadi Iodoheksama : C6H3I).
7. Asetilase
Kemampuan gula untuk membentuk gula ester, misalnya dengan asetilasi dengan asetilkhlorida (CH3COCl), menunjukkan adanya gugus alkohol. Jumlah gugus asli yang dapat diikat dapat untuk menghidupkan banyaknya gugus alkohol. Gula dengan 5 gugus OH (misal: glukosa) akan menghasilkan suatu pentaasetat.8. Oksidasi Oksidasi aldosa menghasilkan asam aldonat. Bila gugua aldehid tidak berubah, disebut asam uronat. Dengan HNO3 akan terjadi gula dikarboksilat, yang mana atom Cl dan C terakhir dioksidasikan.
DisakaridaA. Maltosa
Terdiri dari 2 molekul glukosa dengan ikatan antara atom C 1 4 dari kedua gulanya. Dapat diperoleh dari hidrolisis amilum dengan amilase/ptyalin atau diastase. Maltosa bila dihidrolisis dengan asam atau maltase akan menjadi 2 molekul glukosa. Dapat mereduksi larutan Benedict, karena ada gugus hidroksil bebas pada C 1. Dapat membentuk osazon. Dapat diragikan.B. Sukrosa
Disebut juga gula tebu. Terdapat pada tebu dan biet. Hidrolisis dengan asam encer atau sukrose (cairan invertase) menghasilkan glukosa dan fruktosa yang sama banyak. Campuran ini disebut gula invert. Sukrose tidak mempunyai gugus karbonil bebas, sehingga tidak mereduksi (non reducing sugar). Sukrosa terdiri alfa D glukopiranosa dan beta D fruktofuranosa dengan ikatan 1 2. Tidak membentuk osazon tetapi dapat diragikan.
C. Laktosa
Disebut juga gula susu. Terdapat dalam air susu. Hidrolisis dengan asam atau laktase menghasilkan glukosa dan galaktosa. Sering terdapat dalam air seninya wanita yang menyusukan putranya, dan keadaan ini disebut laktosuria. Ikatan antara glukosa dan galaktosanya adalah 1 4. Dapat mereduksi, membentuk osazon dan dapat diragikan.
D. Trehalosa
Bila dihidrolisis menghasilkan 2 molekul glukosa. Terdapat dalam jamur dan ragi. Juga terdapat dalam hemolimfa insekta. Ikatannya adalah 1 1. Tidak mereduksi, tidak membentuk osazon.
OligosakaridaTidak begitu penting. Contoh : trisakarida (tersusun 3 molekul monosakarida), bila dihidrolisis menghasilkan, glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Polisakarida
Merupakan polimer monosakarida. Mempunyai BM tinggi. Biasanya tidak larut dalam air, dalam larutan biasa berbentuk koloid. Biasanya tidak mempunyai rasa manis. Beberapa polisakarida dapat dicerna dan ada beberapa tidak dapat dicerna. Pemberian nama polisakarida tergantung unit monosakarida yang menyusunnya. Bila monosakarida yang menyusunnya pentosa, disebut pentosa. Bila heksosanya adalah glukosa, namanya glukosan. Bila heksosanya fruktosa, disebut fruktosan dan seterusnya. Contohnya : amilum, dekstran, dekstrin, glikogen, selulosa, inulin, pentosan, khitin, mukopolisakarida, glukoprotein dan mukoprotein, galaktan, pektin.LIPID
Lipid adalah senyawa senyawa yang mempunyai persamaan sifat yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform, benzene, xylena, alcohol panas, dan aseton panas.
Lipoid adalah zat menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang besar dan sebagai pelarut vitamin : A, D, E, K, juga , mengandung asam asam lemak essential. Cadangan tenaga berupa simpanan lemak dalam jaringan lemak. Lemak juga sebagai insulasi terdapat dalam jaringan subkutis dan sekitar organ tubuh. Jaringan syaraf mengandung banyak lemak. Gabungan lemak dan protein yang disebut lipoprotein, adalah bahan yang penting dalam sel, baik dalam mitochondria maupun dinding sel. Dalam darah sebagai pengangkut lemak.
Klasifikasi lipid menurut Bloor :
1. Lipid sederhana
Adalah ester antara asam lemak dengan alcohol a. Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol. Minyak adalah lemak yang dalam suhu kamar berbentuk cair.
b. Lilin (malam) adalah ester antara asam lemak dengan alcohol BM tinggi (rantai C panjang) selain gliserol.
2. Lipid majemuk
Adalah ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alcoholnya.
a. Fosfolipid : suatu ester asam lemak dengan gliserol dan juga mengandung asam fosfat, basa nitrogen atau zat lainnya.
b. Serebrosida (glikolipid) : suatu senyawa yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat, mengandung basa nitrogen, tetapi tidak mengandung asam fosfat.
3. Senyawa yang dapat digolongkan sebagai lipid
Adalah derivat dari zat zat diatas bila zat diatas dihidrolisa. Misalnya : asam lemak, alkohol, gliserol, steroid, lemak aldehid, juga benda- benda keton, vitamin : A, D, E, K.
Sifat sifat dan Reaksi Lipid
1. Titik didih
Titik didih asam lemak tergantung panjang rantai C dan derajat ketidakjenuhan. Makin panjang rantai atom C dan makin jenuh, makin tinggi titik didihnya. Asam lemak dengan atom C ganjil lebih rendah titik didihnya dibanding asam lemak dengan rantai atom C denap dimana mempunyai 1 atom C lebih pendek. Ini juga berlaku untuk gliseridanya.
2. Kelarutan
Makin panjang rantai atom C makin rendah kelarutannya, dan adanya gugus hidroksi menaikkan kelarutannya. Garam Na dan K dari asam lemak larut dalam air, yang mana hal ini juga dipengaruhi hal hal diatas.3. Aktivitas optis
Karena adanya ikatan rangkap, terdapatlah stereoisomer, yaitu adanya bentuk cis dan trans isomer.
4. Pembentukan membran, misel dan emulsi.a. Pembentukan membran dalam air
Ini karena adanya hidrokarbon yang lebih dominan (non polar). Tetapi beberapa lipid seperti fosfolipid dan sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar dibanding bagian non polar, maka disebut lipid polar.
Molekul molekul polar lipid tersebut sebagian larut dalam air dan sebagian lain larut dalam pelarut non polar. Pada oil water interfase, bagian yang polar dalam fase ini (water), bagian yang non polar pada fase minyak (oil). Adanya lapis ganda (double layer) merupakan struktur dasar dari membran sel biologik.
b. Misel
Bila polar lipid mencapai konsentrasi tertentu, yang terdapat pada medium aquos maka akan terbentuk misel. Pengaruh garam empedu untuk menjadikan misel adalah penting untuk penyerapan lemak di usus halus, karena dengan demikian lemak mudah dicerna.
c. Emulsi
Adalah partikel partikel koloid yang lebih besar, yang dibentuk dari non polar lipid di dalam air (medium aquos), untuk menstabilkan biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent), misalnya lecithin.5. Hidrolisis
Hidrolisis trigliserid biasanya oleh enzim lipase pankreas (steapsin) menjadi gliserol dan asam lemak. Lipase lebih menyenangi asam lemak pada posisi atom C1 dan C3 daripada C2. Fosfolipase menghidrolisis fosfolipid. Ada 4 macam fosfolipase yaitu : A, B, C, dan D dengan titik tangkap yang berlain lainan.
6. Penyabunan
Hidrolisis lemak dengan alkali. Hasilnya adalah gliserol dan asam alkali dari asam lemak yang disebut sabun. Hidrolisis lemak oleh asam menghasilkan gliserol dan asam lemak. Sabun adalah bahan pembersih karena dapat mengemulsikan, dan sabun ini larut dalam air. Yang disebut air sadah atau hard water adalah air yang banyak mengandung ion Ca dan mg, yang mana ion ion ini dapat menggantikan Na atau K dalam sabun, membentuk garam yang tidak larut dalam air.
7. Analisis lemak
Yaitu dengan mencari angka penyabunan, angka asam, angka asetil, angka Polenske, angka Reichet Meisel, dan angka Iod.
8. Bahan yang tidak tersabunkan (unsafoniable matter)
Bahan ini terdapat bersama lemak. Ini dapat dpisahkan dengan jalan penyabunan, yang mana asam lemak akan berubah menjadi sabun yang larut dalam air. Sedang bahan yang tidak tersabunkan tidak larut dalam air dan tetap larut dalam lemak, sehingga ini dapat diekstraksi dengan bahan bahan pelarut lemak. Bahan yang tak tersabunkan adalah keton, hidroksi karbon, alkohol BM tinggi, steroid dan lain lain.9. Hidrogenasi
Dengan katalisator Pt atau Ni, maka lemak yang tidak jenuh dapat dijenuhkan, sehingga menjadi lebih keras. Ini biasanya untuk menjenuhkan lemak tumbuh tumbuhan dalam pembuatan mentega.
10. Tengik
Terjadinya perubahan kimiawi, yang mengakibatkan lemak akan berbau tidak enak, dan rasanya berubah. Ini disebabkan karena O2 dari udara mengoksidasikan ikatan tangkap dari lemak, sehingga timbul peroksida. Timbal dan tembaga mempercepat proses ini, sedangkan antioksidant menghambatnya. Pada proses ini angka Iod akan turun.11. Oksidasi spontan
Minyak yang berisi asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan tinggi (misalnya minyak biji kapas), dapat teroksidir spontan oleh O2 atmosfir pada suhu kamar dan membentuk bahan yang keras dan tahan air. Minyak ini ditambahkan untuk bahan cat, laker dan disebut drying oil.
ASAM AMINO, PEPTIDA DAN PROTEINAsam amino
Seperti namanya asam amino mempunyai gugus asam (COOH) dan gugus amino (NH2), sehingga dapat bersifat asam maupun basa. Hidrolisisprotein dengan asam, basa atau enzim akan menghasilkan kira kira 20 macam asam amino. Kecuali glisin setiap asam amino mempunyai paling sedikit satu atom C asimetris, sehingga bersifat optis aktif. Adanya atom C asimetris mengakibatkan terdapatnya isomer. Asam amino biasanya dalam bentuk L asam amino, tetapi juga ada bentuk D asam amino. Bentuk D dan L adalah berdasarkan bentuk D dan L gliserose. Pemberian nama asam amino bisa dengan nama trivial atau nama sistimatik. Atom C yang mengikat COOH dan NH2 disebut C alpha dan berikutnya beta, gamma, dan seterusnya. Atom C pada COOH disebut C 1 dan selanjutnya yang mengikat NH2 disebut C 2 dan seterusnya.
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak disintesis dalam tubuh, sehingga harus didapat dari luar. Ada 8macam asam amino esensial adalah : valin, leusin, isoleusin, lisin, treonin, fenilalanin, triptofan, dan metionin. Arginin dan histidin kadang disebut semi esensial karena sekalipun disintesis dalam tubuh, tetapi tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan anak.Peptida
Protein merupakan rantai asam amino dengan ikatan peptida, yang dibentuk dari gugus karbosil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino di dekatnya. Bila terdiri dari 2 asam amino disebut dipeptida, 3 asam amino tripeptida, 4 asam amino disebut tetrapeptida, dan seterusnya. Banyak asam amino : polipeptida. Peptida mempunyai gugus COOH dan NH2 (C dan N terminal) yang dapat terionisasi.
Adanya ikatan peptida dapat dibuktikan dengan berbagai reaksi. Yang biasa dipakai adalah reaksi biuret. Reaksi biuret adalah reaksi untuk protein, dan dapat untuk mengetahui banyaknya ikatan peptida. Sebetulnya yang disebut polipeptida adalah rangkaian asam amino (peptida) yang dibentuk oleh kurang dari 100 asam amino. Bila lebih dari 100 asam amino disebut protein. Penetapan struktur primer dari peptida dilakukan dengan reaksi reaksi kimia. Struktur primer adalah susunan sebagai rantai peptida itu, dan ini ditentukan oleh macamnya, banyaknya, dan ururtan asam amino yang membentuknya. Dengan kemajuan teknik, telah dapat diketahui cara untuk mengetahui banyaknya, macamnya, serta ururtan asam amino yang membentuknya.
Protein
Protein terdiri atas satu atau beberapa rantai polipeptida yang tersusun atas alfa L asam amino. Masing masing peptida mempunyai jumlah asam amino lebih dari 100. Asam amino yang membentuk protein ada 20 macam. Berat molekul antara 5000 sampai 25000000; biasanya antara 5000 sampai 1000000. Karakteristik masing masing protein ditentukan oleh macamnya, dan urutan rantai asam amino yang menyusunnya. Pada organisme, protein ikut menyusun dinsing sel, plasma sel (protoplasma dan benda benda sitoplasmatis seperti mitokhondria, inti, mikrosoma, dan lain lain ). Kecuali itu ada yang berperan sebagai hormon atau enzim, dll.
Sifat sifat umum dari protein 1. Protein murni tidak berbau, tidak memberi rasa, tapi beberapa derivatnya memberi rasa pahit.
2. Protein bersifat amfolit (mengapa?).
3. Viskositas dalam larutan tergantung dari macamnya protein. Protein fibrosa lebih besar viskositasnya daripada protein globuler.
4. Protein memberikan reaksi pengendapan.
5. Protein memberikan reaksi warna.
6. Reaksi dengan asam nitrit akan membebaskan gugusan amino dari protein atau asam amino menjadi gas nitrogen.
7. Reaksi dengan formaldehid akan menyebabkan terbentuknya endapan yang tidak larut dan mengeras. Pengaruh formaldehid terhadap asam amino menyebabkan asam amino beraksi asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid terikat pada gugus aminonya dan membentuk asam amino dimetil. Reaksi ini disebut reaksi Sorensen. Reaksi ini merupakan metode Sorensen untuk penetapan asam amino secara kuantitatif.
Denaturasi adalah perubahan sifat fisik dan fisiologis dari protein, dan perubahan lain yang tidak diketahui. Denaturasi bisa karena bahan bahan kimiawi, adanya perubahan konfigurasi protein yang menjadi memanjang (unfolding), karena rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan non polar. Perubahan akibat denaturasi bisa :
Perubahan titik isoelektris
Perubahan kelarutan
Perubahan ketegangan permukaan
Hilangnya aktivitas enzimatik, hormon, dan antibodi
Hilangnya aktivitas antigenikPERCOBAAN KARBOHIDRATReaksi Molisch 2 cc larutan glukosa ditambah dengan 2 tetes 10% alpha naftol yang baru dan dicampur.
Alirkan 2 cc H2SO4 pekat hingga membentuk lapisan di bawah campuran.
Adanya cincin ungu menunjukkan adanya karbohidrat, kerjakan pula untuk maltosa dan laktosa.
Reaksi Benedict
5 cc reagen benedict ditambah 8 tetes (0,5 cc) larutan glukosa, kemudian masukan dalam penangas selama 5 menit atau pemanasan langsung selama 1 menit. Reaksi positif ditunjukkan adanya warna hijau, merah oranye, atau merah bata dan endapan tergantung dari banyak dan kasarnya Cu2O yang terbentuk. Kerjakan pula untuk maltosa dan laktosa.
Pengaruh alkai
Masukan 2 cc laurtan glukosa dan sedikit Na karbonat yang tidak mengandung air. Gojok dan bagi 2 tabung.
Tabung pertama dimasak selama 1 menit kemudian didinginkan di bawah air leding. Pada tabung pertama dan kedua tambahkan 1 cc reagen Benedict dan biarkan tanpa pemanasana.
Apa yang terjadi dan bagaimana pengaruh alkali serta apa yang disebut enol?
Reaksi Fehling A dan B
Masukan dalam tabung reaksi 2 bagian fehling A dan 2 bagian fehling B, panaskan sampai mendidih, kemudian dinginkan. Masukan 1 bagian larutan glukosa ke dalam tabung, panaskan 5 menit kemudian lihat hasilnya.
Penilaian sama seperti pemeriksaan Benedict. Kerjakan pula untuk fruktosa.
Reaksi Iod
Setetes amilum encer taruh dalam cekungan papan porselin. Tambahkan 1 tetes Iodium.
Bagaimana warna yang terjadi? Bagaimana perubahan warna bila dipanaskan? Dan bagaimana bila ditambah NaOH? Mengapa?
PERCOBAAN LIPID
Kelarutan dan terjadinya emulsi
Taruhlah 5 tabung di rak dan isilah maisng masing tabung dengan 2 cc:
Tabung 1 : khloroform, tabung 2 : eter, tabung 3 : air, tabung 4 : larutan 1% Na Karbonat, tabung 5 : larutan empedu encer.
Tambahkan setetes minyak kelapa pada tiap tabung.
Tutuplah mulut tabung dengan ibu jari dan gojoklah, kemudian biarkan di rak selama 5 menit.
Apa yang terjadi pada masing masing tabung? Terangkan pengaruh empedu pada pencernaan lemak?
Larutan Cu(OH)2 Pada campuran CuSO4 dan NaOH ditambahkan sedikit gliserol.
Apa yang terjadi? Senyawa yang terbentuk? Tuliskan rumusnya?
PERCOBAAN PROTEIN
Reaksi pengendapan (Pengendapan dengan logam berat)
2 cc larutan protein encer ditambahkan setetes larutan sengsulfat encer, akan terjadi endapan putih.
Bagilah menjadi 2 tabung, dan pada salah satu tabung ditambah ZnSO4 berlebihan, maka endapan akan larut.
Reaksi Biuret
3 cc larutan protein ditambah 1 cc 40% NaOH.
Ditambah 1 tetes larutan 0,5 % CuSO4 sehingga terjadi warna merah muda atau ungu.
Makin banyak atau panjang ikatan peptide warna makin ungu, dan makin sedikit atau pendek ikatan peptide warna makin merah muda.
PRAKTIKUM BIOKIMIA PENCERNAAN DAN BAHAN MAKANAN
Tim Instruktur Praktikum BiokimiaPENCERNAAN
Makanan yang masuk dalam saluran pencernaan tidak dapat digunakan oleh tubuh bila tidak diserap oleh saluran pencernaandalam bentuk molekul molekul yang lebih kecil. Pemecahan bahan makanan ke dalam bentuk yang dapat diasimilasi adalah merupakan pekerjaan dari pencernaan. Pencernaan dibantu oleh enzim enzim pencernaan dalam saluran pencernaan. Enzima akan mengubah protein menjadi asam amino, pasti menjadi monosakarida dan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Vitamin dan mineral juga akan diserap. Vitamin yang larut dalam lemak tidak dapat diserap bila terjadi gangguan pencernaan lemak.
1. Pencernaan dalam Mulut
Susunan air ludahLudah dihasilkan oleh kelenjar Parotis, submaxillaris dan sublingualis. 99,5% berupa air dengan pH kira kira 6,8. Berguna sebagai pelumas rongga mulut, melunakkan makanan padat sebelum ditelan, tempat ekskresi obat obatan misalnya alkohol dan morfin dan beberapa ion (K+, Ca2+, HCO3-, Iod, Tiosianat).
Pencernaan oleh air ludahLudah mengandung enzim amilase ludah (Ptialin) yang tidak aktif pada pH 4 atau kurang. Dapat menghidrolisa amilum menjadi maltosa pada percobaan, tetapi alamiah sulit sebab makanan begitu cepat ditelan sebelum ptialin sempat menghidrolisanya. Pencernaan akan dilanjutkan dalam usus halus. Ptialin aktif pada pH netral.2. Pencernaan dalam Lambung
Perangsangan sekresi getah lambungMula mula perangsangan saraf kemudian diteruskan oleh rangsang hormon gastrin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar lambung, kemudian diserap darah, selanjutnya memacu keluarnya getah lambung. Sekresi getah lambung juga dipacu oleh histamin.
Susunan dan pencernaan oleh getah lambungDinding lambung tersusun oleh dua macam sel kelenjar yaitu sel utama dan sel parietal. Campuran sekresinya disebut getah lambung. Dalam keadaan normal, getah lambung merupakan cairan jernih, kuning pucat dengan keasaman tinggi mengandung 0,2 0,5% HCl, pHnya 1.Getah lambung terdiri 97 99% air. Juga mengandung musin, garam anorganik, dan enzim pencernaan yaitu pepsin, renin dan lipase lambung.
3. Pencernaan oleh Enzim Pankreas dan Usus Halus
Perangsangan sekresi pankreasDengan adanya HCl, lemak, protein dan karbohidrat dan makanan yang ditelan maka akan disekresi hormon yang disebut sekretin. Hormon tersebut diserap dan diangkut oleh darah ke pankreas, hati dan kandung empedu. Komponen hormon aktif yang dulu dinamakan sekretin, ternyata terdiri dari 5 faktor yang dapat dipisahkan yaitu sekretin, pankreozim, hepatokrinin, kholesistokrinin dan enterokrinin. Hormon sekretin adalah suatu polipeptida terdiri atas 27 molekul asam amino.
Susunan getah pankreasBerupa cairan tidak pekat, berisi air, protein, senyawa organik, dan anorganik terutama Na+, K+, HCO3-,Cl-, Ca2+, Zn2+, HPO42-, SO4-, dengan pH basis antara 7,5 8,0 atau lebih.
Enzim- enzimnya :
a. Tripsin dan khimotripsin
Adalah enzim proteolitik (pemecah protein), memecah protein native, proteose dan pepton yang datang dari lambung menjadi polipeptida. Khimotripsin mempunyai pengaruh menggumpalkan susu lebih kuat daripada tripsin. Tripsin diaktifkan oleh enterokinase dan tripsin ini sebagai autokatalis, juga mengaktifkan khimotripsin.
b. Peptidase
Peptidase pankreas adalah karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase. Campuran ini disebut erepsin. Karboksipeptidase adalah eksopeptidase yang menghidrolisa ikatan peptida terminal pada gugus karboksil, sedang aminopeptidase adalah eksopeptidase yang bekerja pada ikatan peptida terminal pada gugus amino bebas. Protease protease usus inilah yang mengubah protein makanan menjadi asam - asam amino yang akan diserap oleh mukosa usus dan diangkut lewat peredaran darah.
c. Amilase
Berupa alfa amilase (amilopsin), kerjanya seperti amilase ludah yaitu menghidrolisa amilum menjadi maltosa pada pH optimum 7,1.
d. Lipase
Disebut juga steapsin, berperan memecah lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserid, dan digliserid. Lipase pankreas khusus menghidrolisa ikatan ester primer yaitu pada posisi 1 dan 3 dari trigliserid.
e. Kholesterol esterase
Menghidrolisa ester kholesterol menjadi kholesterol dan asam lemak, maupun mengkatalisir pembentukan ester kholesterol dari kholesterol dan asam lemak tergantung dari kesetimbangan reaksinya.
f. Ribonuklease (RN ase) dan Deoksiribonuklease (DN- ase)
Ribonuklease memecah asam ribonukleat menjadi nukleotid nukleotid sedang DN ase memecah asam deoksiribonukleat menjadi nukleotid nukleotid.
Susunan getah ususa. Disakaridase khusus
Yaitu sukrosa, maltosa (termasuk juga isomaltase yang memecah ikatan 1 6 glikosidase) dan laktase masing masing memecah sukrosa, maltosa dan laktosa menjadi monosakarida monosakaridanya, yang kemudian diserap dinding usus.
b. Fosfatase
Memecah fosfat dari senyawa fosfat organik seperti heksose fosfat, gliserofosfat dan nukleotid (oleh nukleotidase) dari makanan.
c. Polinukleotidase (nukleinase, fosfatdiesterase)
Memecah nukleotid menjadi nukleotid nukleotid.
d. Nukleosidase
Salah satu memecah nukelotid yang mengandung purin dengan membebaskan adenin atau guanin dengan gula pentose. Yang lain memecah nukleotid pirimidin (uredin, cytidin, thymidin) dengan hasil yang berbeda dengan di atas.
e. Lesitinase
Memecah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kholin.
Hasil akhir dari pencernaan :
a. Untuk karbohidrat: monosakarida (terutama glukosa)
b. Untuk protein: asam asam amino
c. Untuk lemak
: asam lemak, gliserol, monogliserid, walaupun beberapa lemak yang tidak dihidrolisa dapat diserap.
d. Hasil hasil dari pencernaan yang lain.BAHAN MAKANAN
Yang termasuk bahan makanan (nutrient) ialah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air. Kadang kadang oksigen juga dimasukkan di sini. Peranan bahan makanan di antaranya : untuk pertumbuhan, menghasilkan kalori, pengganti bagian yang aus, pembentuk zat pengatur (hormon, enzim, dan lain lain), pembentuk bahan kekebalan dan lain lain.
Ada 2 macam protein, yaitu protein nabati dan hewani. Protein hewani termasuk protein yang sempurna, artinya mengandung cukup asam asam amino esensial. Protein nabati kurang sempurna, kecuali pada kedelai. Tetapi apabila dikombinasi dalam jumlah besar, akan cukup memberikan asam amino esensial. Kalori yang dihasilkan 1 gram protein kira kira 4 kalori.
Hidrat arang banyak terdapat pada ubi ubian, padi padian dan lain lain. Di negara berkembang, hidrat arang sebagai sumber tenaga terbesar, karena murah dan mudah didapat. Kalori yang dihasilkan 1 gr karbohidrat kira kira 4 kalori. Lemak ada 2 sumber, lemak hewan dan tumbuhan. Lemak tumbuhan hanya mengandung asam lemak tidak jenuh, diantaranya berupa asam asam lemak esensial yang sangat penting. Vitamin yang larut dalam lemak : vitamin A, D, E dan K, masuk ke dalam tubuh bersama lemak. Kalori yang terkandung : 9 kal/gram lemak. Mineral adalah penting sekali, juga vitamin vitamin. Vitamin vitamin biasanya untuk koenzim di dalam tubuh.
Air memegang peranan penting karena semua reaksi dalam tubuh terdapat pada medium air ini. Lebih dari separoh berat badan kita adalah air. Ada 2 macam air dalam tubuh yaitu : air bebas dan terikat. Kadar air tiap jaringan berbeda beda. Makin aktif suatu jaringan, makin banyak kadar air bebasnya. Begitu pula, pada jaringan yang lebih muda akan lebih banyak mengandung air daripada yang dewasa. Bayi lebih banyak mengandung air per kg berat badannya di banding dewasa.
Oksigen masuk melalui paru paru, di dalam tubuh berguna untuk oksidasi. Anak yang baru tumbuh, wanita hamil dan menyusui membutuhkan bahan makanan yang relatif lebih besar.
Percobaan 1 : Hidrolisis Amilum oleh Ptialin.
Mempersiapkan enzim ptialin dari air liur.
1. Kumurlah dengan air bersih.
2. Kumur dengan 20 ml larutan NaCl 0,1% selama kurang lebih 1 menit.
3. Masukkan air kumur ke dalam gelas ukur dan kocok dengan kuat.
4. Kemudian disaring dengan kertas saring dan filtratnya dipakai untuk percobaan.
Siapkan tegel porselen yang memiliki lekukan 8 10 kemudian teteskan dengan 2 3 tetes Iod/KI.
Siapkan tiga buah tabung reaksi :
1. Tabung reaksi A. isi dengan 2 ml saliva ditambah 2 ml 1% amilum yang sudah dimasak.
2. Tabung reaksi B. Isi dengan 2 ml saliva ditambah 3 4 tetes HCl encer, kemudian ditambah 2 ml 1% amilum yang sudah dimasak.
3. Tabung reaksi C. Isi dengan 2 ml saliva kemudian dipanaskan lalu ditambah 2 ml 15 amilum yang sudah dimasak.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut.
Pada tabung A, selang 1 menit teteskan campuran ke dalam plat yang sudah berisi KI :
Warna biru, amilum belum terhidrolisis.
Warna ungu, amilum terhidrolisis menjadi amilodekstrin.
Warna merah, amilum terhidrolisis menjadi Maltosa.
Pada tabung B dan C warna tetap biru, mengapa demikian?
Lakukan reaksi Benedict untuk isi tabung pertama bila Iod tes telah negative. Apa hasil akhir pencernaan amilum oleh ptialin?
Percobaan 2 : Hidrolisis Amilum oleh Cairan Pankreatik.
Ambil 3 tabung reaksi yang bersih dan masing masing beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Tabung 1 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin dan 2 ml larutan amilum 1% yang sudah dimasak. Aturlah pH supaya alkalis.
2. Tabung 2 diisi dengan 2ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin lalu dipanaskan. Setelah dingin tambahkan 2 ml larutan amilum 2% yang telah dimasak.
3. Tabung 3 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau 2 ml filtrat tablet pankreatin, lalu teteskan 3 4 tetes HCl. Kemudian tambahkan larutan amilum 1% yang telah dimasak.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut.
Pada tabung 1, selang 1 menit teteskan campuran ke dalam plat yang sudah berisi KI :
Warna biru, amilum belum terhidrolisis.
Warna ungu, amilum terhidrolisis menjadi amilodekstrin.
Warna merah, amilum terhidrolisis menjadi Eritrodekstrin.
Tidak berwarna, amilum terhidrolisis menjadi maltosa.
Pada tabung 2 dan 3 warna tetap biru, mengapa demikian?
Lakukan reaksi Benedict terhadap isi tabung percobaan 2 setelah tes Iod negative, catat hasilnya?
Percobaan 3 : Hidrolisis Protein oleh Enzim enzim Pankreas.
Sediakan 3 buah tabung reaksi yang bersih dan beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Tabung 1diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim tambahkan HCl 0,1 N sampai isi tabung bersifat asam dan tambah 1 potong gumpalan putih telur.
2. Tabung 2 diisi tabung dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim tambahkan NaOH 0,1 N sampai isi tabung bersifat alkalis dan tambah 1 potong gumpalan putih telur.
3. Tabung 3 diisi dengan 2 ml ekstrak pankreas atau filtrat pankreo enzim dan dipanaskan. Setelah dingin buatlah alkalis dengan larutan NaOH 0,1 N. Kemudian masukkan 1 potong gumpalan putih telur.
Ketiga tabung masukkan ke dalam penangas bersuhu 37C dan pertahankan suhu tersebut. Amatilah dengan cermat apa yang terjadi. Pencernaan atau hidrolisis protein ditandai dengan hancurnya potongan putih telur.
Pertanyaannya adalah : potongan putih telur pada tabung 1 dan 3 tidak hancur, mengapa?
Percobaan 4 : Pencernaan Lemak oleh Getah Pankreas.
Ambil 3 tabung dan beri nomor 1, 2 dan 3.
1. Isi tabung 1 dengan 2 ml air susu dan 1 ml ekstrak pankreas netral.
2. Isi tabung 2 dengan 2 ml air susu dan tambah 2 tetes empedu.
3. Isi tabung 3 dengan 2 ml air susu dan 1 ml air.
Masing masing tabung ditambah 4 tetes fenol merah dan 2% Na2CO3 sampai warna merah muda. Masukkan dalam penangas air 37C dan amati.
Hidrolisis lemak menyebabkan terjadinya asam asam lemak bebas, yang memberi reaksi asam seperti terlihat kuningnya fenol merah. Empedu mempercepat pencernaan lemak.
7