penuntun biomedik 2

85
Penuntun Praktikum Biokimia BIOMEDIK II N A M A : N I M : SEMESTER/KELOMPOK:

Upload: reinaldy-basra

Post on 02-Jan-2016

930 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

penuntun biomedik 2 fk UH

TRANSCRIPT

Page 1: Penuntun Biomedik 2

Penuntun Praktikum Biokimia

BIOMEDIK II

N A M A :N I M :SEMESTER/KELOMPOK:

BAGIAN BIOKIMIA

Page 2: Penuntun Biomedik 2

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Alhairat Palu.

2

Page 3: Penuntun Biomedik 2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehubungan dengan terbitnya penuntun praktikum Biokimia untuk matakuliah Biomedik II.

Dengan perkembangan metode pendidikan dalam ilmu kedokteran umumnya dan Biokimia pada khususnya, maka penuntun praktikum yang diterbitkan kali ini merupakan penuntun yang sebagian besar sama dengan penuntun praktikum sebelumnya hanya saja ada beberapa perbaikan yang disesuaikan dengan matakuliah Biomedik II.

Setiap kegiatan praktikum dalam penuntun praktikum ini diusahakan sedapat mungkin berhubungan denga teori yang diberikan pada kuliah Biokimia Kedokteran, sehingga akan bermanfaat dalam memahami kuliah yang diberikan.

Kami menyadari bahwa penuntun praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu petunjuk, saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan pada penerbitan berikutnya. Mudah-mudahan penuntun ini memberikan manfaat yang sebaik-baiknya dalam peningkatan ilmu pengetahuan mahasiswa kedokteran.

Makassar, ….. Nopember 20… Penyusun,

Staf Pengajar Bagian BiokimiaFakultas Kedokteran UNHAS

3

Page 4: Penuntun Biomedik 2

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOKIMIA

1. Mahasiswa yang berhak mengikuti praktikum adalah mereka yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan kelengkapan peralatan praktikum

2. Kelengkapan administrasi meliputi :a. Mengenakan baju praktikum lengkap dengan papan nama dan membawa penuntun praktikumb. Laki-laki : * Mengenakan baju berkerah

Tidak berambut panjang Mengenakan celana panjang kain (bukan jeans) Mengenakan sepatu tertutup

c. Perempuan : * Mengenakan baju berkerah Rok panjang kain (bukan jeans) Mengenakan sepatu tertutup

3. Kelengkapan peralatan praktikum meliputi bahan yang ditugaskan untuk dibawa dan kotak alat yang minimal berisi 1 buah tabung reaksi, 1 buah penjepit tabung, 1 buah sikat tabung, 1 buah penjepit tabung, 1 buah korek api, 1 buah lap kasar dan lap halus, kertas label, masker, tissue, savety gloves

4. Mahasiswa sudah harus berada dilaboratorium paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai dan bagi yang terlambat akan diperbolehkan mengikuti praktikum hanya dengan izin koordinator praktikum

5. Mahasiswa tidak diperbolehkan keluar masuk laboratorium tanpa seizin asisten yang bertugas pada saat itu.6. Mahasiswa tidak dibenarkan membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan praktikum selama

dalam laboratorium demi efisiensi waktu.7. Mahasiswa akan dibagi menjadi 10 regu dengan satu orang sebagai ketua regu. Setiap regu melakukan jenis

percobaan yang sama pada tempatnya masing-masing dan tiap regu tidak diperkenankan mengambil pekerjaan regu mahasiswa lainnya kecuali yang telah ditetapkan oleh asisten.

8. Ketua regu bersama anggotanya menyiapkan kotak alat beserta kelengkapannya dan alat-alat serta bahan dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk percobaan yang akan dilaksanakan yang akan disampaikan oleh asisten pembimbing atau koordinator praktikum

9. Setiap mahasiswa harus memahami tujuan percobaan, cara kerja serta teori yang berhubungan dengan percobaan yang akan dilaksanakan. Asisten berhak menunda jalannya percobaan untuk sementara dan menganjurkan untuk memahami kembali hal-hal yang disebutkan diatas sebelum praktikum dilanjutkan kembali.

10. Selama praktikum, mahasiswa tidak diperbolehkan keluar masuk laboratorium tanpa seizin asisten yang bertugas pada saat itu serta tidak dibenarkan membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan praktikum demi efisiensi waktu.

11. Percobaan yang tidak berhasil dengan baik atau gagal atas kesalahan regu yang bersangkutan, diluar tanggung jawab asisten pembimbing dan tidak diberikan kesempatan untuk mengadakan pengulangan.

12. Setiap anggota regu bertanggung jawab atas keselamatan dan kebersihan alat-alat yang digunakan dan pada akhir percobaan alat diserahkan kembali dalam keadaan lengkap dan bersih.

13. Mahasiswa yang berhalangan hadir pada praktikum dengan alasan yang jelas harus menyampaikan alasannya kepada koordinator praktikum selambat-lambatnya 2 x 24 jam

14. Laporan hasil percobaan diselesaikan dalam laboratorium selama praktikum berlangsung dan wajib menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang akan diberikan kemudian

15. Mahasiswa yang melanggar tata tertib praktikan akan diberi sanksi mulai dari pemberian tugas sampai dengan tidak diikutkan dalam praktikum.

16. Peraturan yang tidak tercantum di atas dan dianggap perlu akan diberitahukan selanjutnyaDemikianlah peraturan ini dibuat agar menjadi perhatian bagi semua pihak yang terkait.

Ttd,Koordinator Praktikum

4

Page 5: Penuntun Biomedik 2

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................... 2

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOKIMIA ................................................... 3

DAFTAR ISI .................................................................................................... 4

STAF LABORATORIUM BIOKIMIA ........................................................... 5

GASTROENTEROHEPATOLOGI

I. EMPEDU

II. BILIRUBIN

III. ALT/SGPT

IV. AST/SGOT

ENDOKRIN METABOLIK

I. Metabolisme Glukosa

II. Metabolisme Lemak (Lipid)

III. Metabolisme Protein

UROGENITALIA

A. SIFAT-SIFAT URIN ........................................................................... 4

B. ZAT-ZAT FISIOLOGIK URIN ............................................................... 5

C. SISA-SISA METABOLISME ............................................................... 7

D. ZAT-ZAT PATOLOGIK DALAM URIN ....................................... 11

RESPIRASI

I. HEMOGLOBIN

II. KESEIMBANGAN ASAM BASA

5

Page 6: Penuntun Biomedik 2

STAF LABORATORIUM BIOKIMIA FK UH

STAF DOSEN

dr. H. Nurdin Mappewali,Sp BKDr. dr. Agnes O. Kwenang,Sp BKProf.dr.Hj.Rosdiana Natzir, Ph.D

dr. Jangki Hashumal,Sp BKdr. H. Marhaen Hardjo,Mbiomed Ph.Ddr. Hj.Syahrijuita Kadir,M.Kes Sp.THT

dr. Bau Dilam Ardyansyah,M.BScdr. Ika Yustisia, M.Sc

dr. Ilhamuddin Aziz, M.Si.drg. Rahmat

STAF ASISTEN

Muh.Hidayat, S.KedSupardin, S.Ked

Zulkarnaen, S.KedAditya Zulfikar, S.Ked

Rajibsman, S.KedSiti Aminah, S.KedDedi kusnadi, S.Ked

Gusriadi, S.KedKiki kusumawati S, S.Ked

Kurnia andah, S.KedIka maghfirah, S.Ked

Ita puspita dewi, S.KedM.Farid HuzeinAndi Masdipa

Willies VrismanBambang GunawanSri Hardiyanti Putri

IsmirawatiFitriani SyaifullahFathur Rachman

LABORAN/STAF ADIMINISTRASI

H. Abdul KadirSt. Ramliah

EliaHj.Yetti

Diterbitkan untuk kebutuhan mahasiswa Fakultas Kedokteran UnhasMakassar

6

Page 7: Penuntun Biomedik 2

GASTROENTEROHEPATOLOGI

I. EMPEDU

Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kandung empedu. Selama pencernaan, kandung

empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Banyaknya empedu yang disalurkan

tergantung dari :

Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu

Susunan empedu dalam hati

Perangsangan empedu tergantung dua factor :

Faktor makanan Factor hormonal

Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pancreas. Empedu bereaksi

alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garam-garam empedu

(natrium glikokolat dan taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam organic.

Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang disekresi misalnya garam-garam empedu

dan yang diekskresi adalah pigmen-pigmen empedu dan kolesterol. Garam-garam empedu membantu

proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Aktivitas tadi disebabkan

karena :

1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak sehingga

memudahkan pencernaan

2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih mudah

larut dan diserap

Disamping mensekresikan zat yang disintesis oleh hepar sendiri, sel-sel hepar juga mengekskresikan

sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain di dalam tubuh. Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin,

yang merupakan salah satu produk akhir utama pemecahan haemoglobin. Dimana bila sel darah merah

telah melewati masa hidupnya, rata-rata 120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan

hemoglobin yang difagositosis oleh sel-sel retikuloendoteloial system di seluruh tubuh. Disini hemoglobin

akan dipecah menjadi hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan

kedalam plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga yang dikonjugasi oleh sel hepar menjadi

bilirubin II yang dieksresikan oleh transpor aktif kedalam empedu.

7

Page 8: Penuntun Biomedik 2

PERCOBAAN-PERCOBAAN EMPEDU

1. Sifat-sifat Fisis dan Reaksinya

a. Catatlah warna, bau dan konsistensinya

b. Tentukan pH-nya

c. Berat jenis dengan urinometer

2. Percobaan Emulsi dengan Empedu

a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 1 ml minyak dan 10 ml air

b. Kedalam tabung reaksi yang lain dimasukkan 1 ml minyak, 9 ml air dan 1 ml empedu. Kedua

tabung reaksi ini dikocok kuat-kuat & tempatkanlah untuk beberapa lama dirak tabung reaksi.

Perhatikanlah emulsi yang terjadi.

3. Percobaan untuk Menyatakan Pigmen Empedu

a. Gmellin’s test

- Kedalam tabung reaksi yang kering dimasukkan asam nitrat pekat (HNO3) pekat kemudian

dituangkan empedu sebanyak 2 ml secara hati-hati sehingga membentuk lapisan bawah.

Pada batas antara kedua larutan itu akan terdapat suatu cincin berwarna biru, violet sampai

merah.

- Ulangi percobaan ini dengan menggunakan empedu yang telah diencerkan.

b. Rosenbach Modification Gmellin’s Test

Ambillah sepotong kertas saring dan basahilah dengan aquadest. Setelah itu, tetesi beberapa tetes

empedu diatas kertas saring yang telah dibasahi. Kemudian ditetesi lagi dengan 1 – 2 tetes asam

nitrat (HNO3) pekat. Perhatikanlah warna yang terjadi.

c. Smith’s Test

Kedalam tabung reaksi dimasukkan empedu yang sudah diencerkan. Kemudian tetesi larutan

iodium 0,5% dalam alcohol, sehingga membentuk lapisan atas. Perhatikan warna cincin yang

terbentuk pada batas kedua lapisan tersebut.

4. Reaksi Van den Berg

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml empedu dan 10 ml air, lalu dicampur. Kemudian tambahkan 1

ml reagen diazo dari ehrlich yang segar. Perhatikan warna yang timbul. Reaksi ini adalah dasar penentuan

bilirubin dengan serum.

5. Percobaan Menyatakan Garam Empedu (Pattenkoffer’s Test)

8

Page 9: Penuntun Biomedik 2

Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml empedu yang telah diencerkan dan 5 tetes larutan sukrosa

5%. Tuangkan 2 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan bawah. Perhatikan

warna cincin yang terbentuk pada batas kedua larutan.

Dasar reaksi adalah pembentukan furfural dari sukrosa. Reaksi mana lagi yang mempunyai dasar

yang sama? Apa bedanya ?

Jawab :

II. PERCOBAAN BILIRUBIN (Metode Jendrassik dan Grot)

DASAR : Total bilirubin ditentukan oleh reaksi dengan Diazotized sulfanilic acid, dengan adanya larutan

caffeine sehingga membentuk hasil akhir pigmentazo. Dengan reaksi yang sama tetapi tanpa caffeine dapat

digunakan untuk menentukan bilirubin direct.

Bilirubin bereaksi dengan Diazotized sulfanilic acid dan membentuk suatu zat warna yang berwarna

merah dalam larutan netral dan biru dalam larutan alkali. Bilirubin glukoronides bisa larut dalam air

bereaksi langsung (Direct), sedangkan bilirubin yang bebas hanya akan bereaksi bila ada akselerator

(Indirect)

REAGENS :

1. Larutan sulfanic acid (29 mmol/l C8H7NO3S; 170 mmol/l HCl)

2. Larutan sodium nitrit (29 mmol/l NaNO2)

3. Akselerator (130 mmol/l caffeine; 156 mmol/l sodium benzoat; 460 mmol/l sodium asetat)

4. Larutan Fehling II (930 mmol/l potassium sodium tartrat; 1,9 mmol/l larutan sodium hidroksida)

5. NaCl 0,9 %

ALAT : Spektrofotometer, pipet tetes, pipet mikro dan tabung reaksi

CARA KERJA :

Bilirubin direct Bilirubin total

9

Page 10: Penuntun Biomedik 2

Sample Blanko bilirubin Sample Blanko bilirubinLarutan sulfanic acid (1) 200 µl 200 µl 200 µl 200 µlLarutan sodium nitrat (2) 1 tetes - 1 tetes -Akselerator (3) - - 1 ml 1 mlNaCl 0,9% (5) 2 ml 2 ml - -Sample serum/plasma 200 µl 200 µl 200 µl 200 µlCampurkanlah dengan segera. Untuk bilirubin direct inkubasi pada waktu yang tepat yaitu 5 menit

dengan temperatur kamar, kemudian pindahkan kedalam kuvet dan ukur absorban sampel terhadap

sampel blanko pada panjang gelombang 546 nm. Untuk Bilirubin total, inkubasi selama 10 meni t pada

temperatur ruang kemudian tambahkan masing-masing 1 ml larutan Fehling (4). Campurkan dan inkubasi

selama 5 menit kemudian ukur absorban sampel terhadap blanko pada panjang gelombang 578 nm.

PERHITUNGAN :

Konsentrasi bilirubin direct = absorban x 14,4 mg/dl

Konsentrasi bilirubin total = absorban x 10,8 mg/dl

Konsentrasi bilirubin indirect = bilirubin total – bilirubin direct

NILAI NORMAL :

Bilirubin direct sampai 0,3 mg/dl

Bilirubin indirect sampai 1 mg/dl

III. ALT (ALANIN TRANSAMINASE = serum glutamic piruvate

transasminase = SGPT)

Dasar : ALT

L-alanin + α-Ketoglutarat L-Glutamat + PiruvatLDH

Piruvat + NADH+ + H+ L-laktat + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NADH diukur secara fotometrik dan berbanding lurus dengan aktivitas ALT

dalam bahan sampel.

REAGENSIA :

Working reagent :

10

Page 11: Penuntun Biomedik 2

TRIS-HCl buffer

pH 7,8 100 mM

L-alanin 500

mM

α-Ketoglutarat

15 mM

NADH 0,18

mM

NaHCO3 10

mM

LDH 1428

ukat/l

ALAT-ALAT : Waterbath, pipet, tabung reaksi, spektrofotometer

CARA KERJA :

- Kedalam tabung reaksi, pipet 1 ml reagen ALT

- Inkubasi selama 1 – 5 menit pada suhu 37 oC (waterbath)

- Tambahkan 100 µl sampel serum/plasma

- Dikocok kemudian diisap pada spektrofotometer (dengan panjang gelombang 340 nm)

- Hasil dibaca pada spektrofotometer dalam U/L

PERHITUNGAN : Konsentrasi ALT = Δabs x 1745 U/L

NILAI NORMAL :

♀ (perempuan) = 9 – 36 U/L (≤ 39 U/L)

♂ (laki-laki) = 9 – 43 U/L (≤ 47 U/L)

IV. AST (ASPARTAT TRANSAMINASE= Serum glutamic oksalo acetate

transaminase=SGOT)

Dasar : AST

L-aspartat + 2-oksoglutarat L-Glutamat + Oksaloasetat MDH

Oksaloasetat + NADH+ + H+ L-malat + NAD+

Kecepatan penurunan kadar NADH diukur secara spektrofotometri dan berbanding lurus dengan aktifitas

AST dalam bahan sample

REAGENSIA :

Working reagent :

TRIS-HCl buffer pH 7,8 80 Mm - Na-azide 0,3% -

LDH 28 ukat/l

11

Page 12: Penuntun Biomedik 2

L-Aspartat 240 mM - MDH 10 ukat/l -

NADH 0,18 mM

2-oksoglutarat 12 mM

12

Page 13: Penuntun Biomedik 2

ALAT-ALAT : Waterbath, pipet, tabung reaksi, spektrofotometer

CARA KERJA :

- Kedalam tabung reaksi, pipet 1 ml reagen AST

- Inkubasi selama 1 – 5 menit pada suhu 37 oC (waterbath)

- Tambahkan 100 µl sampel serum/plasma

- Dikocok kemudian diisap pada spektrofotometer

- Hasil dibaca pada spektrofotometer dalam U/L

NILAI NORMAL :

♀ (perempuan) = 10 – 31 U/L (≤ 37 U/L)

♂ (laki-laki) = 10 – 34 U/L (≤ 31 U/L)

ENDOKRIN METABOLIK

I. METABOLISME GLUKOSA

A. PENDAHULUAN

Glukosa Darah Puasa

Kadar glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah makan, kemudian menurun seiring

dengan oksidasi atau perubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan. Dua jam

setelah makan, kadar kembali ke rentang puasa.

Penurunan glukosa darah ini menyebabkan pancreas menurunkan sekresi insulinnya, dan kadar

insulin turun. Hati berespon terhadap sinyal hormon ini dengan memulai degradasi simpanan glikogen dan

melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Apabila kita terus berpuasa selama 12 jam, kita masuk ke

keadaan basal. Pada saat ini kadar insulin serum rendah dan glukagon meningkat.

Pada pokoknya selama fase awal puasa, kadar glukosa dipertahankan dalam rentang 60 – 100 mg/dl,

dan kadar asam lemak serta badan keton meningkat. Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar

glukosa darah, yakni dengan glikogenolisis dan glukoneogenesis.

Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO)

Harus dicurigai adanya diabetes mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang diambil tanpa

memandang kapan saat makan terakhir “jelas meningkat” (≥ 200 mg/dl), terutama pada seseorang yang

Page 14: Penuntun Biomedik 2

memperlihatkan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik. Untuk memastikan diagnosis tersebut,

penderita harus berpuasa satu malam (10 – 16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai yang

kurang dari 100 mg/dl masih dianggap normal. Nilai yang lebih dari 125 mg/dl mengisyaratkan diabetes

mellitus.

Dalam uji ini penderita yang tidak hamil dan telah berpuasa semalam, minum 50 gram glukosa

dalam bentuk larutan. Dilakukan pengambilan sampel darah sebelum pemberian glukosa darah oral dan

pada 30, 60, 90 dan 120 menit kemudian. Apabila salah satu dari sampel lebih besar dari 140 mg/dl,

diindikasikan adanya diabetes mellitus.

Penetapan kadar gula/glukosa darah merupakan salah satu pemeriksaan kimia darah paling sering

dilakukan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan terhadap darah, plasma atau serum.

Bermacam-macam cara digunakan dalam penetapan kadar gula darah, baik secara makro (dengan

menggunakan darah vena), maupun secara mikro (darah kapiler). Cara yang sering digunakan pada

dasarnya dapat dibedakan dalam beberapa golongan.

1. Penetapan kolorimetri berdasarkan sifat mereduksi glukosa, misalnya metode Folinwu dan

Somogyi Nelson

2. Penetapan dengan Hagendorn-Jensen dan Somogyi-Schaffer-Hartmann

3. Pembentukan kompleks berwarna oleh glukosa dengan suatu zat misalnya o-tolouidin

(kolorimetri)

4. Reaksi enzim dengan menggunakan glukosa-oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan

mengoksidasi zat kromogen seperti o-dianisidin (CH3O.C6H3.(NH2)2)

Penafsiran

5. Adalah penting bahwa pemeriksaan dilakukan segera setelah pengambilan darah, sebab aktifitas

glikolitik yang cara titrasi berdasarkan sifat mereduksi glukosa (iodometri), misalnya metode

terdapat pada darah menyebabkan berkurangnya kadar glukosa dengan berlalunya waktu.

Jika dipakai anti-koagulan harus hati-hati, sebab penggunaan garam oksalat yang berlebihan misalnya

dapat memberikan hasil yang lebih rendah keadaan sebenarnya. Natrium flourida, disamping berguna

sebagai antikoagulan juga dapat berfungsi sebagai pengawet.

2

Page 15: Penuntun Biomedik 2

Penetapan yang berdasarkan reaksi reduksi merupakan cara yang tidak spesifik. Darah mengandung

banyak zat yang berdaya reduksi selain glukosa (“saccharide) sehingga menyebabkan hasil yang

diperoleh menjadi lebih tinggi daripada yang sebenarnya.

Reaksi enzimatik dengan glukosa oksidase dianggap dapat memberi hasil yang sebenarnya, tetapi

harus diperhatikan pula zat-zat yang dapat menghambat aktifitasnya. Dengan demikian, dalam menilai

hasil pemeriksaan, hendaknya diperhatikan metode yang digunakan, hasil yang mendekati sebenarnya

diperoleh dengan metode o-toluidin dan juga dengan glukosa oksidase.

B. GLUKOSA DARAH (METODE ENZIMATIK GOD-PAP)

a. Tujuan : Untuk mengetahui dan memahami metode pelaksanaan pemeriksaan Tes Glukosa Darah

Puasa dan Tes Toleransi Glukosa (TTGO) dan menginterpretasi hasilnya.

b. Dasar Reaksi

Glukosa Oksidase (GOD) mengkatalisa oksidasi dari glukosa menurut persamaan :

GOD

Glukosa + O2 + H2O Asam Glukonat + H2O2

Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan 2,4 diklorfenol. Dengan

adanya peroksidase (POD) dan menghasilkan antipyrilquinonimin, yakni suatu zat warna merah.

Intensitas warna sebanding dengan kadar glukosa, diukur secara fotometrik.

c. Bahan dan Alat

Reagensia :

1. Reagen warna (Fosfat buffer 200 mmol/liter; GOD 250 kat; POD 20 kat; 4-aminoantipyrin 0,75

mmol/liter; 2,4-diklorofenol 1 mmol/liter)

2. Standar glukosa 100 mg/dl

Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

d. Cara Kerja

Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda

masing-masing tabung dengan :

Tambahkan kedalam tabung Sampel Standar Blanko

Serum atau plasma 20 μl - -

3

Page 16: Penuntun Biomedik 2

Larutan standar - 20 μl -

Reagensia warna 2 ml 2 ml 2 ml

Campurkan baik-baik & inkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar dalam

waktu 30 menit. Ukur absorban sampel dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang

510 nm

e. Perhitungan :

Absorban sampel

Kadar glukosa = ----------------------- x 100 mg/dl

Absorban standar

f. Nilai Normal

Normoglikemia GDPT atau TGT Diabetes

GDP < 100 mg/dl GDP ≥ 100 mg/dl dan < 126 mg/dl

(GDPT)

GDP ≥ 126 mg/dl

2 jam PP < 140 mg/dl 2 jam PP ≥ 140 mg/dl dan < 200

mg/dl (TGT)

2 jam PP ≥ 200 mg/dl symptom

diabetes dan GDS ≥ 200 mg/dl

g. Pertanyaan

1. Gambarkan kurva hasil TTG penderita DM dibandingkan dengan kurva TTG orang normal !

Jelaskan mengapa demikian !

Jawab:

4

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

300

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

waktu (menit)

ka

da

r g

ula

(m

g/d

l)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

300

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

waktu (menit)

ka

da

r g

ula

(m

g/d

l)

Page 17: Penuntun Biomedik 2

2. Mengapa pada pelaksanaan TTG orang harus dipuasakan minimal 10 jam ?

Jawab :

LEMBAR KERJA MAHASISWA

I. PERCOBAAN METABOLISME GLUKOSA

HASIL :

Gula Darah Puasa :

Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO) :

INTERPRETASI & PEMBAHASAN :

5

Page 18: Penuntun Biomedik 2

KESIMPULAN :

II. METABOLISME LEMAK

A. PENDAHULUAN

Triasilgliserol (trigliserida) adalah lemak utama dalam makanan manusia, terutama dicerna di lumen

usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol di dalam epitel usus,

yang dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron, yang dieksresikan ke dalam limfe.

Akhirnya kilomikron masuk ke dalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein utama di dalam

darah.

Kolesterol yang mengalir dalam darah dalam bentuk lipoprotein, berfungsi sebagai komponen

stabilisasi membran sel dan sebagai precursor garam empedu serta hormon steroid. Precursor kolesterol

diubah menjadi ubikuinon, dolikol, dan di kulit menjadi kolekalsiferol yaitu bentuk aktif vitamin D.

Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dikaitkan dengan pembentukan plak aterosklerotik yang

dapat menyumbat pembuluh darah, menimbulkan serangan jantung dan stroke. Kolesterol LDL bersifat

aterogenik, namun kadar kolesterol HDL yang tinggi bersifat protektif karena partikel HDL berperan

mengeluarkan kolesterol dari jaringan dan mengeluarkannya ke hati.

Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam lipoprotein plasma, bisa sebagai kolesterol bebas atau

tergabung dengan asam lemak rantai panjang, sebagai ester kolesterol. Kolesterol adalah hasil khas

metabolisme hewan dan dengan demikian terdapat dalam segala makanan yang berasal dari hewan seperti

merah telur, daging, hati dan otak.

Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan dalam keadaan demikian menjadi komponen struktural

penting yang membentuk membran sel dan lapisan luar protein plasma. Ester kolesterol merupakan

bentuk simpanan kolesterol yang ditemukan dalam sebagian besar jaringan tubuh. Kolesterol dalam tubuh

berasal dari 2 sumber :

1. Sintetis dalam tubuh kira-kira 500 mg/hari

2. Berasal dari makanan, jumlahnya tergantung susunan makanan

6

Page 19: Penuntun Biomedik 2

Sintetis dalam tubuh terjadi pada jaringan hati, korteks anak ginjal, kulit, usus, testis dan aorta.

Pengeluaran kolesterol tubuh berlangsung melalui 3 cara :

1. Sebagai kolesterol yang dikeluarkan bersama empedu ke lumen usus

2. Setelah diubah menjadi asam empedu dikeluarkan ke lumen usus

3. Diubah menjadi hormon steroid dan setelah berfungsi hormon-hormon ini dan metabolitnya

dikeluarkan melalui urin.

Didalam darah kolesterol terdapat dalam 2 bentuk, yaitu kolesterol bebas dan sebagai ester. Ester

kolesterol mempunyai hubungan dengan fungsi hati, sehingga kadang-kadang perlu ditetapkan tersendiri.

Penetapan kadar kolesterol total dilakukan dengan beberapa cara, pada umumnya lebih mudah dari pada

penetapan ester kolesterol pada umumnya penetapan dilakukan setelah diekstraksi dengan pelarut lemak.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pemeriksaan fraksi lemak (kolesterol, LDL, trigliserida)

2. Melihat pengaruh makanan berlemak terhadap peningkatan fraksi lemak.

C. TOPIK PERCOBAAN

1. Kolesterol (Metode Enzimatik CHOD-PAP)

Dasar : Kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Zat warna quinoneimin

terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4-aminoantipirin dengan adanya fenol dan peroksida.

Reaksi : kolesterolesterase

Kolesterol ester + H2O kolesterol + asam lemak Kolesteroksidase

Kolesterol ester + H2O + O2 kolesterol-3-one +H2O2

POD

H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol turunan zat warna quinoneimin + 4 H2O2

Reagens :

1. Reagensia warna enzimatik kolesterol

- Buffer fosfat 150 mmol/l

- Natrium fenolat 7,8 mmol/l

- 4-aminoantipirin 0,4 mmol/l

- Kolesterol esterase 1,7 mmol/l

- Kolesterol oksidase 1 mmol/l

- Peroksidase 20 µkat

2. Standar kolesterol 200 mg/dl

Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

Cara Kerja :

7

Page 20: Penuntun Biomedik 2

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda tabung reaksi

masing-masing dengan:

Tambahkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoSerum atau plasma 20 ul - -Larutan standard - 20 ul -Reagensia Warna 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 5 menit pada suhu 37 oC atau 10 menit pada suhu

ruangan. Ukur absorbansi sampel dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang 510 nm

Perhitungan : Kadar Total Kolesterol =

Nilai Normal : < 220 mg/dl dan dicurigai jika 220 – 260 mg/dl

2. Trigliserida (Metode Enzimatik GPO-PAP)

Dasar: Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase. Zat warna quinoneimin

terbentuk dari hydrogen peroksida, 4-aminoantipirin dan 4-klorofenol dengan katalisator

peroksidase.

Reaksi : LP (lipase)

Trigliserida + H2O gliserol + asam lemak Gliserol kinase

Gliserol + ATP gliserol-3-fosfat + ADP GPO

gliserol-3-fosfat + O2 dihydroxyacetonephosphat + H2O2

POD

2H2O2 + 4-aminoantipirin + 4-klorofenol quinoneimin + HCl + 4 H2O2

Reagens :

1. Reagens warna enzimatik kolesterol :

- PIPES buffer pH 7,5 : 24 mmol/l

- Adenosin Trifosfat (ATP) : 1 mmol/l

- 4-aminoantipirin (PAP) : 0,5 mmol

- Lipoprotein lipase (PLP) : 50 µkat

- Gliserol kinase (GK) : 13 µkat

- Gliserol Posphat Oksigen (GPO) : 25 µkat

- 2-peroksidase (POD) : 5 µkat

- 4-klorofenol : 6 mmol/l

2. Standar Trigliserida : 200 mg/dl

Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

8

Page 21: Penuntun Biomedik 2

Cara Kerja :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label masing-

masing tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sample Standar BlankoSerum atau plasma 20 ul - -Larutan standard - 20 ul -Reagensia warna 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml

- Campurkan dan biarkan selama 20 menit pada temperature kamar. Dalam waktu

30 menit, baca absorban sample dan standar terhadap blangko pada panjang gelombang 510 nm.

Perhitungan : Kadar trigliserida =

Nilai Normal : Laki-laki : 40 – 160 mg/dl

Perempuan : 35 – 135 mg/dl

3. HDL-Kolesterol (Metode Fosfotungstat)

Dasar : Dengan asam fosfotungstat dan magnesium klorida maka kilomikron, VLDL (Very Low Density

Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) akan mengendap (presipitasi). Supernatant

yang jernih (setelah sentrifugasi) dipergunakan untuk menentukan HDL-kolesterol dengan

metode CHOD-PAP.

Reagens :

1. Reagens pengendap

- Asam fosfotungstat 0,55 mmol/l - Magnesium klorida 0,25 mmol/l

2. Reagens warna enzimatik kolesterol

3. Standar kolesterol 100 mg/dl

Alat-alat : spektrofotometer, Sentrifuge, pipet, tabung reaksi

Cara Kerja :

Metode 1 :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering

Masukkan kedalam tabung SampleSerum atau plasma 200 ulReagensia pengendap 0,5 ml

9

Page 22: Penuntun Biomedik 2

- Campurkan dan biarkan selama 15 menit pada temperature 20 – 25 oC.

Sentrifuge selama 10 menit pada kecepatan 4000 rpm atau 2 menit pada kecepatan 12000 rpm.

Setelah pemusingan dapat ditentukan kolesterol didalam supernatan.

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label dimasing-

masing tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sample Standar BlankoSupernatant dari sample 20 ul - -Larutan standard - 20 ul -Reagensia warna 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml

- Campurkan dan biarkan selama 15 menit pada temperature kamar. Dalam waktu

45 menit baca absorban sample dan standar terhadap blangko pada panjang gelombang 510 nm

Metode 2 :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering

Masukkan kedalam tabung SampleSerum atau plasma 300 ulReagensia pengendap 1 tetes

- Campurkan dan biarkan selama 15 menit pada temperature kamar (20 – 25 oC). Sentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 2000 rpm atau 2 menit pada kecepatan 10000 rpm.

- Setelah pemusingan dapat ditentukan kolesterol didalam supernatan. Siapkan 3 buah tabung

reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label dimasing-masing tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoSupernatant dari sample Serum/plasma

20 ul - -

Larutan standard - 20 ul -Reagensia Warna 2,0 ml 2,0 ml 2,0 ml

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 5 menit pada suhu 37 oC atau 10 menit pada suhu

ruangan. Ukur absorbansi sampel dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang 500 nm

Perhitungan : Kadar HDL-kolesterol =

Nilai Normal :

HDL-kolesterol = laki-laki : 45 – 65 mg/dl

Perempuan : 35 – 55 mg/dl

10

Page 23: Penuntun Biomedik 2

LDL-kolesterol = T kolesterol – (HDL-kolesterol) -

Rasio (Total kolesterol : HDL-kolesterol) < 5

D. PERTANYAAN

1. Pada keadaan apa saja terjadi dislipidemia ? Jelaskan.

Jawab :

2. Gambarkan secara skematis mekanisme pencernaan lemak

Jawab :

LEMBAR KERJA MAHASISWA

II. PERCOBAAN METABOLISME LEMAK

HASIL

1. Kolesterol :

11

Page 24: Penuntun Biomedik 2

2. Trigliserida :

3. HDL-kolesterol

LDL-kolesterol :

Rasio Total kolesterol : HDL-kolesterol =

INTERPRETASI & PEMBAHASAN

1. Kolesterol :

2. Trigliserida :

3. HDL-kolesterol :

KESIMPULAN :

12

Page 25: Penuntun Biomedik 2

III. METABOLISME PROTEIN

A. PENDAHULUAN

1. PROTEIN PLASMA

Protein plasma merupakan bagian utama zat plasma, protein plasma sebenarnya merupakan

campuran yang sangat kompleks yang tidak hanya terdiri dari protein sederhana tetapi juga protein

campuran atau conjugated protein seperti glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein.

Plasma normal mengandung 60 sampai 80 g/l protein. Dari jumlah ini, 30 – 50 gram adalah albumin

dan 15 sampai 30 gram tersusun atas campuran globulin. Asam amino, yang dihasilkan dari pencernaan

protein makanan, diserap melalui epitel usus dan masuk kedalam darah. Berbagai sel mengandung asam

amino ini yang kemudian masuk menjadi simpanan di dalam sel. Asam amino tersebut digunakan untuk

membentuk protein dan senyawa lain yang mengandung nitrogen atau dioksidasi untuk menghasilkan

energi.

Fibrinogen adalah prazat fibrin, zat bekuan darah, fibrinogen dapat diendapkan dengan ammonium

sulfat setengah jenuh sehingga menyerupai globulin dan akan berbeda dengan globulin jika diendapkan

dengan 0,75 molar Na2SO4 atau NaCl setengah jenuh. Dalam penetapan fibrinogen kuantitatif. Reaksi-

reaksi ini dipergunakan untuk memisahkan protein ini dari globulin yang mempunyai hubungan erat

lainnya.

Protein serum terutama adalah fraksi albumin dan globulin, juga dalam analisis protein serum total, bila

dikoreksi untuk nitrogen non protein dapat dipergunakan untuk memperkirakan seluruh albumin dan

globulin total. Dalam larutan Na-sulfat 27% globulin akan mengendap, sedang albumin akan tetap tinggal

dalam larutan. Cara-cara menentukan/pemisahan protein plasma :

- Dengan analisis nitrogen

- Dengan cara kalorimetri langsung

- Dengan cara elektroforesis tiselius, elektroforesis zone, imuno-elektroforesis

- Dengan cara ultrasentrifuge

- Dengan cara presipitasi alcohol

- Dengan analisis imunologi

Konsentrasi kedua fraksi utama protein sering dinyatakan sebagai rasio albumin terhadap globulin

(A/G), nilai normal 1,2 : 1

13

Page 26: Penuntun Biomedik 2

2. ALBUMIN

Albumin merupakan protein globosa yang terdiri dari rantai polipeptida tunggal dan mempunyai berat

molekul kurang lebih 66.300. Dua fungsi utama albumin adalah mengangkut molekul-molekul kecil

melewati plasma dan cairan ekstrasel serta memberikan tekanan osmotic di dalam kapiler.

Banyak metabolit seperti asam lemak bebas dan bilirubin, kurang dapat larut dalam air. Namun

metabolit ini harus diangkut bolak-balik melalui darah dari suatu alat lain yang melalui medium air

sehingga dapat di metabolisis atau diekskresi.

Albumin mengisi tugas ini dan berperan sebagai protein pengangkut nonspesifik. Selain itu albumin

mengikat obat-obat yang tidak mudah larut seperti aspirin, digitalis, antikoagulan koumarin serta obat-obat

tidur, sehingga obat-obat ini dapat dibawa secara efisien melalui peredaran darah.

B. TUJUAN

1. Mengetahui cara pemeriksaan total protein dan albumin serta interpretasinya

2. Mengetahui profil protein plasma fisiologis dan patologis

C. TOPIK PERCOBAAN

1. TOTAL PROTEIN (Metode Biuret)

DASAR : Protein dengan ion tembaga dalam larutan alkalis menghasilkan senyawa kompleks yang

berwarna ungu, intensitas warna sebanding dengan kadar protein, diukur secara fotometrik.

REAGENS :

1. Reagensia Biuret (K.Na Tartrat 20 mmol/liter; KI 1 mmol/liter; CuSO4 12 mmol/liter; NaOH 200

mmol/liter)

2. Larutan standar (6 gr/dl)

CARA KERJA :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label pada masing-

masing tabung reaksi yang dipakai :

Masukkan kedalam tabung

Sample Standar Blanko

Serum 50 ul - -Larutan standar - 50 ul -Reagens warna 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml

14

Page 27: Penuntun Biomedik 2

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 30 menit pada temperature kamar.

Sesudah 30 menit ukurlah absorbans sample dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang

545 nm

PERHITUNGAN : Kadar Total Protein =

NILAI NORMAL : 6,6 – 8,7 gr/dl

2. ALBUMIN (Metode Bromcresol Green)

Dasar : Albumin dengan Bromcresol Green pada pH 4,3 membentuk kompleks warna, intensitas warna

sebanding dengan kadar albumin, diukur secara fotometrik.

Reagensia :

1. Reagens warna buffer pH 4,3

- Sodium succinat buffer 454 mmol/l

2. Bromcresol Green 0,95 mmol/l Standar albumin 5 gr/dl

15

Page 28: Penuntun Biomedik 2

Alat-alat : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

Cara kerja :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda/label pada masing-

masing tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung Sample Standar BlankoReagens warna 3 ml 3 ml 3 mlSample plasma/serum 10 µl - -Larutan standar - 10 µl -

- Kocok baik-baik isi tabung. Inkubasi pada temperature kamar selama 10 menit. Kemudian ukur

absorbans sample dan standar terhadap blanko pada panjang gelombang 620 nm.

Perhitungan : Kadar albumin =

Nilai Normal : Albumin = 3,5 – 5,5 gram/dl Rasio A/G = 1,2:1

Globulin = 1,5 – 3,5 gram/dl

D. PERTANYAAN

1. Tuliskan keadaan-keadaan yang menyebabkan hipoalbuminemia !

Jawab :

2. Gambarkan skema metabolisme protein

Jawab :

Page 29: Penuntun Biomedik 2

LEMBAR KERJA MAHASISWA

III. PERCOBAAN METABOLISME PROTEIN

HASIL :

1. Total Protein :

2. Albumin :

INTERPRETASI & PEMBAHASAN

1. Total Protein

2. Albumin

KESIMPULAN :

DAFTAR PUSTAKA

1. Murray RK, et.a. Biokimia Harper ed. 25 Jakarta : EGC. 20032. Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 1. Jakarta : EGC. 19993. Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 2. Jakarta : EGC. 19994. -------, Pedoman Kerja Boerhringer Mannheim, 19825. -------, Pedoman Kerja Dyasys, 2002/20036. -------, Penuntun Kerja Roche, 19857. -------, Penuntun Praktikum Biokimia Kedokteran Gigi Bagian Biokimia FK UH. Makassar,

2004

2

Page 30: Penuntun Biomedik 2

8. -------, Penuntun Praktikum Biokimia I. Bagian Biokimia FKUH. Makassar, 2002

9. -------, Biokimia Eksperimen Laboratorium. Bagian Biokimia FKUH. Jakarta : Widya Medika 2001

10. -------, Penuntun Praktikum Biokimia II. Bagian Biokimia FKUH. Makassar 2002

UROGENITALIA

A. SIFAT-SIFAT URIN

1. VOLUME URIN

Volume urin dalam 24 jam tergantung pada faktor fisiologik (misalnya intake cairan, suhu dan kerja

fisik) dan faktor patologik (misalnya penyakit ginjal, diabetes mellitus dan sebagainya). Beberapa obat

misalnya golongan diuretik, kopi, alkohol dapat pula mempengaruhi volume urin. Pada manusia,

normalnya volume urin antara 600 – 2500 ml/24 jam.

Kelainan-kelainan dalam volume urin :

Poliuri : bila volume urin > 2500 ml/24 jam

Oligouri : bila volume urin < 600 ml/24 jam

Anuri : bila tidak terbentuk urin

Prinsip : untuk menentukan volume urin diperlukan urine yang dikumpulkan dalam 24 jam

Percobaan : Urin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6 pagi). Semua

urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pada hari berikutnya dikumpulkan.

Seluruh urin tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen sebagai pengawet.

2. BERAT JENIS URIN

Berat jenis urin normal antara 1,003 – 1,030 tergantung pada jumlah zat-zat yang larut didalamnya dan

volume urin. Jumlah total zat padat dalam urin 24 jam kira-kira 50 gram. Berat jenis urin berubah terutama

pada penyakit ginjal.

Prinsip : untuk menentukan berat jenis urin diperlukan alat hydrometer/urinometer. Urine yang

digunakan adalah urine 24 jam.

Percobaan :

- Tampung urin (sewaktu, pagi hari dan urin 24 jam) kedalam wadah yang telah disediakan

3

Page 31: Penuntun Biomedik 2

- Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin tersebut diatas dan letakkan hidrometer didalamnya

hingga urinometer pada posisi terapung. Hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung. Catatlah

suhu urin tersebut dengan menggunakan termometer. Tiap-tiap urinometer telah ditera pada suhu

tertentu.

- Bila suhu urin tidak sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi dengan cara tambahkan 0,001

pada angka yang dinyatakan hidrometer bagi tiap penambahan suhu 3 oC diatas suhu tera atau kurangi

0,001 pada angka yang dinyatakan hidrometer bagi tiap penambahan suhu 3 oC dibawah suhu tera.

- Kemudian bacalah skala pada meniskus bawah urin dan hitunglah dengan menggunakan rumus

berikut :

BJ urin sesungguhnya =

- Kalikan dua angka terakhir berat jenis urin sesungguhnya tersebut diatas dengan koefisien Log

(2,6). Hasilnya diperoleh secara kasar jumlah zat padat total dalam 1 liter urin

(gram)

3. PH URIN

Urin dapat bersifat asam, netral atau basa dengan pH antara 4,7 – 8,0. Tetapi urin yang dikumpulkan

selama 24 jam biasanya bersifat asam. Urin yang diambil pada waktu-waktu tertentu mempunyai pH yang

berbeda-beda. Beberapa waktu setelah makan, urin akan bersifat netral bahkan alkalis. Ini disebut alkalin

tide. Bila dibiarkan untuk waktu lama, urin dapat mengalami ammoniacal fermentation atau acid

fermentation. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan pH urin menjadi basa.

Prinsip : pH urin ditentukan dengan indikator universal, urine yang digunakan adalah urine 24 jam

Percobaan : Celupkan secarik strip indikator universal ke dalam urin sewaktu dan 24

jam kemudian bacalah pH urin tersebut.

4. BAU, WARNA DAN KEKERUHAN

Urin yang baru dikeluarkan mempunyai bau khas. Bila urin mengalami dekomposisi, timbul bau

amonia yang tidak enak. Pada penderita diabetes mellitus dengan ketosis maka urin akan berbau aseton.

4

Page 32: Penuntun Biomedik 2

Warna urin berbeda-beda sesuai dengan kepekatannya, tetapi dalam keadaan normal urin berwarna

kuning muda. Warna terutama disebabkan oleh pigmen urokrom yang berwarna kuning & sejumlah kecil

oleh urobilin & hematoporfirin.

Dalam keadaan demam karena pemekatan, warna urin berubah menjadi kuning tua atau agak coklat.

Pada penyakit hati, pigmen empedu dapat menyebabkan urin menjadi hijau, coklat atau kuning tua.

Darah/hemoglobin menyebabkan warna urin merah, sedangkan methemoglobin atau asam hemogentisat

menyebabkan warna urin coklat tua.

Urin normal biasanya jernih pada waktu dikeluarkan, tetapi bila dibiarkan dalam waktu lama akan

timbul kekeruhan disebabkan oleh nukleoprotein, mukoid atau sel-sel epitel. Selain itu pada urin yang

alkalis, kekeruhan dapat disebabkan oleh endapan fosfat sedangkan pada urin asam biasanya disebabkan

oleh endapan urat.

Percobaan : Catatlah bau, warna dan kekeruhan urin sewaktu, pagi hari dan urin 24 jam.

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Volume Urin

Hasil :

Volume total urin 24 jam = ..................... ml

Kesimpulan :

2. Berat Jenis Urin

Hasil :

Berat jenis urine yang terukur = .....................

Suhu urine = ................ oC

Berat jenis urine sesungguhnya =

Jumlah zat padat total =

Kesimpulan :

5

Page 33: Penuntun Biomedik 2

3. pH urin

Hasil : pH urin = .....................

Kesimpulan :

4. Bau, warna dan kekeruhan

Hasil :

Bau = ...........................................

Warna = .......................................

Kekeruhan = ................................................

Kesimpulan :

B. ZAT-ZAT FISIOLOGIK URIN

1. KLORIDA

Klorida merupakan zat padat yang jumlahnya terbanyak kedua setelah urea dalam urin. ekskresi

melalui urin utamanya dalam bentuk NaCl sekitar 10 – 15 gr/24 jam tergantung intake. Dengan

menentukan jumlah klorida maka kita dapat menentukan jumlah NaCl yang diekresikan melalui urin.

ekskresinya menurun pada perspirasi berlebihan, retensi natrium, radang ginjal menahun, diare dan

sebagainya. Sedangkan pada insufisiensi korteks adrenal, ekskresinya akan bertambah.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin kedalam tabung reaksi

tersebut. Tambahkan beberapa tetes HNO3 encer (4 tetes) dan beberapa tetes AgNO3 2% (4 tetes).

- Perhatikan apa yang terjadi, endapan putih yang terbentuk adalah perak klorida yang larut dalam

amonia. Catat dan gambar.

2. BELERANG

6

Page 34: Penuntun Biomedik 2

Dalam keadaan normal, 1 gram belerang dikeluarkan dalam 24 jam. Belerang adalah zat sisa

metabolisme asam amino yang mengandung S, tiosulfat, tiosianat, sulfida dan sebagainya. Belerang yang

diekskresi terdapat dalam 2 bentuk yakni :

- belerang yang tak teroksidasi (belerang netral)

- belerang yang teroksidasi (oxidized sulfur)

Belerang teroksidasi ada 2 bentuk yaitu :

- sulfat anorganik - sulfat eterial

Sulfat anorganik adalah bagian terbesar dari belerang teroksidasi. Sedangkan sulfat eterial yang terpenting

dalam urin adalah indikan.

Indikan merupakan zat yang berasal dari pembusukan triptofan dalam usus atau ditempat lain dalam

tubuh. Jumlah indikan yang diekskresi dalam urin kira-kira 10 – 20 mg/24 jam. Ekskresi indikan meninggi

pada beberapa keadaan seperti stagnasi usus, pembusukan dalam usus meningkat dan pada pemecahan

protein jaringan atau protein cairan tubuh (abses, gangren, emfisema dan sebagainya).

Percobaan :

1. Sulfat Anorganik

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 10 ml urin kemudian tambahkan 1 ml

HCl encer dan 1 ml BaCl2 setelah itu kocok. Terbentuknya endapan putih menunjukkan BaSO4

yang terbentuk

2. Belerang yang tak-teroksidasi

Dasar : Dengan adanya katalisator Zn, belerang yang terdapat dalam urin bereaksi dengan HCl encer

menghasilkan gas H2S, yang baunya sangat khas dimana gas ini dapat diidentifikasi dengan

menghitamnya kertas saring yang telah direndam dengan Pb asetat membntuk PbS (endapan

hitam)

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 10 ml urin lalu masukkan sebutir Zn &

sedikit HCl encer

- Tutup tabung tersebut dengan kertas saring yang dibasahi dengan Pb-asetat. Kertas saring akan

tampak berwarna hitam

3. Indikan (tes obermeyer)

Tujuan : memeriksa adanya indikan (potassium indoksil sulfat) dalam urine

7

Page 35: Penuntun Biomedik 2

Dasar : pereaksi obermeyer (FeCl3 dalam HCl pekat) akan mengoksidasi gugus indoksil

membentuk warna biru indigo yang larut dalam kloroform

- Masukkan 5 ml urin kedalam tabung reaksi bersih dan kering. Tambahkan sejumlah pereaksi

obermeyer (5 ml), biarkan beberapa menit

- Lalu tambahkan 3 ml kloroform. Campur dengan membolak-balikkannya kira-kira 10 kali.

Jangan mengocoknya! Kloroform akan mengekstraksi biru indigo yang terbentuk. Warna biru

akan lebih nyata bila cairan diatas ekstrak kloroform dibuang dan ditambah dengan air

3. FOSFAT

Pada umumnya jumlah ekskresi fosfat melalui urin kira-kira 1,1 gram/24 jam. Sebagian besar dalam

bentuk fosfat anorganik dan hanya 1 – 4 % dalam bentuk fosfat organik. Jumlah fosfat meningkat pada

beberapa penyakit, misalnya hiperparatiroidisme, pada beberapa penyakit tulang seperti osteomalasia,

ricketsia dan sebagainya. Sedangkan ekskresi fosfat menurun pada hipoparatiroidisme, penyakit ginjal,

kehamilan dan lain-lain.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering lalu masukkan 5 ml urin. Tambahkan 1 ml

larutan urea 10% dan 10 ml pereaksi molibdat spesial

- Campur dan tambahkan 1 ml larutan ferosulfat spesial. Warna biru yang terbentuk menunjukkan

adanya fosfat.

4. AMONIA

Amonia merupakan hasil akhir metabolisme protein yang mengandung N. Ini merupakan kedua yang

terpenting setelah urea. Dalam urin, amonia terdapat dalam bentuk garam amonium dan jumlahnya kira-

kira 0,7 gram/24 jam atau 2,5 – 4,5 % dari nitrogen total/24 jam.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan larutan natrium hidroksida (NaOH)

pada beberapa ml urin (2 ml) sehingga reaksinya alkalis (caranya dengan melihat perubahan warna

dari kertas lakmus, jika kertas lakmus berubah menjadi biru hentikan penambahan NaOH)

- Panaskan, perhatikan bau yang timbul dan uji uap yang terbentuk dengan kertas lakmus yang

dibasahi.

8

Page 36: Penuntun Biomedik 2

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. KLORIDA

Hasil :

Kesimpulan :

2. BELERANG

Hasil :

Kesimpulan :

3. FOSFAT

Hasil :

Kesimpulan :

4. AMONIA

Hasil :

Kesimpulan :

9

Page 37: Penuntun Biomedik 2

C. SISA-SISA METABOLISME

1. UREA

Urea merupakan komponen terbanyak zat padat dalam urin. urea merupakan sisa metabolisme asam

amino. Biosintesis urea dari asam amino terjadi dalam 4 tahap, yaitu :

(1) Transaminasi,

(2) Deaminasi oksidatif,

(3) Pengangkutan amonia, dan

(4) Reaksi pada siklus urea.

Kebanyakan urea dibentuk di dalam hati dan pada penyakit hati berat, nitrogen urea darah (BUN)

turun dan NH3 darah meninggi. Enzim yang terlibat dalam sintesis urea adalah ornitin

karbamoiltransferase. Defisiensi enzim ini akan menyebabkan keracunan NH3 (kongenital), sekalipun

orang-orang yang heterozigot untuk defisiensi ini.

Ekskresi urea dalam urin jumlahnya sangat dipengaruhi oleh 3 hal yakni intake makanan berprotein

tinggi, metabolisme protein dalam tubuh dan kemampuan ginjal dalam filtrasi dan reabsorpsi urea. Pada

penderita gagal ginjal dimana terjadi gangguan pada filtrasi urea akan menyebabkan terjadinya peninggian

urea dalam darah yang disebut uremia.

2. ASAM URAT

Asam urat dibentuk dari pemecahan purin dan dengan sintesis langsung dari 5-fosforibosil pirofosfat

(5-PRPP) dan glutamin. Kadar asam urat darah normal pada manusia adalah sekitar 4 mg/dl (0,24 mmol/l).

Pada manusia asam urat diekskresi melalui urin, tetapi pada mamalia yang lain asam urat dioksidasi

menjadi allantoin sebelum diekskresi.

Ekskresi asam urat melalui urin jumlahnya dipengaruhi olehh intake makanan sehingga kurang tepat

dalam mengekspresikan laju filtrasi glomerulus. Dalam urin, asam urat dapat membentuk kristal yang

mengendap dan menyebabkan batu ginjal. Peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan urin

terjadi pada peningkatan intake makanan kaya purin yang meningkat pada penderita anemia hemolitik,

kanker, dan penderita penyakit sendi. Hiperurisemia juga terjadi pada penderita gagal ginjal.

3. KREATININ

Kreatinin disintesis didalam hati dari asam amino methionin, glisin dan arginin. Dalam otot rangka,

kreatinin difosforilasi menjadi fosforil kreatinin yang merupakan simpanan energi penting untuk sintesis

10

Page 38: Penuntun Biomedik 2

ATP. Kreatinin di dalam urine dibentuk dari fosforilkreatinin. Kreatinin tidak dikonversi secara langsung

menjadi kreatin.

Kecepatan ekskresi kreatinin relatif konstan setiap hari, jumlahnya tidak dipengaruhi oleh intake

makanan dan tidak direabsorpsi oleh ginjal. Hal ini memungkinkan ekskresi kreatinin menunjukkan

kemampuan laju filtrasi glomerolus yang dinyatakan sebagai kreatinin klirens.

a. Tujuan

1. Mengetahui metode pemeriksaan sisa-sisa metabolisme, yaitu urea, asam urat dan kreatinin

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan sisa metabolisme dalam urin

b. Percobaan

1. Penentuan kadar Urea (Metode Berthelot)

Dasar : Urea dihidrolisis oleh adanya air dan urease menjadi amonia dan karbondioksida. Dalam reaksi

berthelot ion amonium bereaksi dengan hipoklorit dan salisilat untuk membentuk zat warna yang

dihasilkan (turunan indophenol) dapat diperkuat dengan menambahkan sejumlah kecil natrium

nitroprussid. Intensitas warna sebanding dengan kadar urea diukur secara fotometrik.

Reaksi : urease

Urea + H2O 2NH4+ + CO32-

2NH4+ + salisilat + hipoklorit turunan indofenol

Metode 1 :

Reagensia :

a. Reagens warna (fosfat buffer pH = 6,8 20 mM;sodium salisilat 61 mM;sodium nitroprussid 3,4

mM;EDTA-Na2 1,34 mM; urease ≥ 23 U/ml; stabilizer)

b. Standar urea 40 mg/dl dan Larutan hypoklorit

c. Sample serum/urin pengenceran 50 kali

Alat-alat : Spektrofotometer, kuvet, waterbath, pipet dan tabung reaksi

Cara kerja :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada setiap tabung dengan :

Masukkan kedalam tabung

Sampel Standar Blanko

Reagen warna 1 ml 1 ml 1 ml

11

Page 39: Penuntun Biomedik 2

Sampel serum/urine yg sdh diencerkan 50 kali (1 dlm 49)

10 µl - -

Standar urea - 10 µl -- Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 3 menit pada suhu 37

oC/selama 5 menit pada suhu 20-25 oC

Larutan hypoklorit 1 ml 1 ml 1 ml- Campurkan segera, kemudian biarkan selama 5 menit pada suhu 37 oC atau selama 10 menit

pada suhu 20-25 oC

- Baca absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 578 nm (range

panjang gelombang 570 – 600 nm)

Perhitungan : Sampel serum/plasma, kadar urea =

Sampel urine, kadar urea =

Fp = 50, jadi kadar urea urine = abs x fp x [standar] = abs x [(50 x

40 mg/dl) / 1000 g/dl]

Nilai normal : Sampel serum/plasma, kadar urea = 10 – 50 mg/dl

Sampel urine, kadar urea = 20 – 35 g/24 jam

Metode 2 :

Reagensia :

a. suspensi urease 3,5 KU/l

b. standar urea 40 mg/dl

c. reagen fenol(150 mmol/liter fenol; 0,47 mmol/liter natrium

nitroprussid)

d. larutan hipoklorit (13 mmol/liter NaOCl; 130 mmol/liter NaOH)

Cara kerja :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada setiap tabung

dengan :

Masukkan kedalam tabung

Sampel Standar Blanko

Suspensi urease 100 µl 100 µl 100 µlReagen fenol salisilat 1 ml 1 ml 1 mlSampel serum 10 µl - -Standar urea - 10 µl -

- Campurkan segera, kemudian inkubasikan dalam waterbath selama 15 menit pada suhu 37 oC

12

Page 40: Penuntun Biomedik 2

Larutan hypoklorit 1 ml 1 ml 1 ml- Campurkan segera, kemudian biarkan pada suhu ruang selama 15 menit pada suhu 37 oC. Baca

absorbansi sampel pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 620 nm

2. Penentuan kadar Asam Urat (Metode enzimatik Urikase PAP)

Dasar : Asam urat diubah secara kuantitatif oleh uricase sehingga menghasilkan hidrogen peroksida.

Dengan adanya enzim peroksidase, H2O2 akan mengoksidasi 3,5-dikloro-2-hidroksi benzena

sulfanic acid (DCHBS) dan 4-aminoantipyrin membentuk zat warna merah derivat quinoneimin.

Intensitas warna yang terjadi sebanding dengan konsentrasi asam urat dan diukur secara fotometrik.

Reaksi : Uricase

Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2

POD2H2O2 + 4-aminoantipyrin +3,5-dikloro-2-hidroksi sulphonat zat warna merah (turunan quinoneimin) + 4 H2O

Reagensia :

a. Reagens warna (Buffer pH=7 120 mM; 3,5-dikloro-2-hidroksi benzena sulfanic acid (DCHBS)

3,5 mM; 4-aminoantipyrin 0,4 mM; EDTA Na2.H2O 0,9 mM; K3Fe(CN)6 0,1 mM; Uricase ≥ 120

U/L; Peroksidase ≥ 350 U/L; Ascorbat-oksidase ≥ 7000 U/L; Stabilizers tidak reaktif)

b. Standar asam urat 8 mg/dl

Alat-alat : Spektrofotometer, kuvet, pipet, waterbath dan tabung reaksi

Cara Kerja :

- Siapkan 3 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri label pada masing-masing

tabung reaksi dengan :

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar BlankoReagens warna 1 ml 1 ml 1 mlStandar asam urat - 20 µl -Sampel serum/urine yang sudah diencerkan 1:10 (larutkan 1 ml urine dalam 10 ml aquadest)

20 µl - -

- Campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 5 menit pada suhu 37 oC atau 10 menit pada suhu

ruangan

- Baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm

Atau

Masukkan kedalam tabung Sampel Standar Blanko

13

Page 41: Penuntun Biomedik 2

Reagens warna 2 ml 2 ml 2 mlStandar asam urat - 40 µl -Sampel serum/urine yang sudah diencerkan 1:10 (larutkan 1 ml urine dalam 10 ml aquadest)

40 µl - -

- Campurkan segera, biarkan pada suhu ruang selama 15 menit pada suhu 37 oC. Baca absorbans pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm

Perhitungan : Kadar asam urat serum =

Kadar asam urat urin =

Dalam hal ini, fp = faktor pengenceran = 11

Jadi, 88 = fp x 8

Nilai Normal :Asam urat serum = laki-laki = 3,4 – 7 mg/dl

Perempuan = 2,4 – 5,7 mg/dl

Asam urat urin = 250 – 750 mg/24 jam

3. Penentuan kadar Kreatinin (Metode Jaffe tanpa deproteinisasi)

Kreatinin (anhidrida kreatin) banyak terdapat dalam jaringan otot. Kreatin fosfat merupakan cadangan

ikatan fosfat berenergi tinggi dalam otot. Kreatinin terutama dibentuk didalam otot dan diekskresi melalui

ginjal. Ekskresi kreatinin pada seseorang dalam 24 jam dari hari ke hari tetap dan berhubungan dengan

berat badan orang itu.

DASAR : Kreatinin dengan asam pikrat dalam suasana alkali bereaksi membentuk suatu senyawa

kompleks berwarna kuning orange. Intensitas warna yang dihasilkan sebanding dengan kadar

kreatinin diukur secara fotometrik.

REAGENS :

1. Asam pikrat 0,035

mol/l

2. Natrium hidroksida

0,32 mol/l

3. Standar kreatinin 2

mg/dl

ALAT-ALAT : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi, stopwatch

CARA KERJA :

Sebelumnya buatlah larutan pikrat alkali sesuai dengan kebutuhan, dengan mencampur reagens 1 dan 2

dengan perbandingan 1 : 1 (tahan selama 6 jam pada temperatur kamar dalam botol berwarna gelap).

14

Page 42: Penuntun Biomedik 2

- Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih dan kering. Beri tanda pada tabung reaksi

:

Tambahkan kedalam tabung Sampel StandarLarutan pikrat alkali 2 ml 2 mlSampel serum/urine yang diencerkan 1:49 200 µl -Standar - 200 µl

- Campurkan baik-baik dan biarkan selama 30 detik pada temperatur kamar. Kemudian ukur

absorbansinya. Diamkan selama 2 menit. Ukurlah kembali absorbansi sampel dan standar terhadap

blanko (aquadest) pada panjang gelombang 492 nm

PERHITUNGAN : Kadar kreatinin =

Kadar kreatinin urine =

Kreatinin klirens =

Keterangan : Asp1 = absorbansi sampel pada waktu 30 detik

Asp2 = absorbansi sampel pada waktu 2 menit

Ast1 = Absorbansi standar pada waktu 30 detik

Ast2 = absorbansi standar pada waktu 2 menit

Dimana, fp = faktor pengenceran = 50. Jadi, 100 = fp x 2

NILAI NORMAL :

Serum = Laki-laki < 50 tahun) < 1,3 mg/dl

(> 50 tahun) < 1,4 mg/dl

Perempuan < 1,1 mg/dl

Urin = Laki-laki : 20 – 26 mg/kg BB/24 jam

Perempuan : 14 – 22 mg/kg BB/24 jam

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Penentuan kadar urea

Hasil :

15

Page 43: Penuntun Biomedik 2

Kesimpulan :

2. Penentuan kadar Asam urat

Hasil :

Kesimpulan :

3. Penentuan Kreatinin

Hasil :

Kesimpulan :

D. ZAT-ZAT PATOLOGIK DALAM URIN

1. GLUKOSA

Pada keadaan normal, tidak lebih dari 1 gram glukosa diekskresi dalam 24 jam. bila kadar glukosa

dalam urin tinggi disebut glukosuria.

16

Page 44: Penuntun Biomedik 2

Pada keadaan fisiologik, glukosuria dapat terjadi setelah makan banyak karbohidrat (alimentary

glukosuria). Sedangkan, pada keadaan patologik glukosuria dapat disebabkan oleh :

- Ambang ginjal untuk glukosa menurun. Pada keadaan ini, gula darah dalam batas-batas normal.

Hal ini terjadi pada beberapa kelainan ginjal dan disebut renal diabetes.

- Gangguan metabolisme karbohidrat. Ini menyebabkan kadar glukosa darah meningkat sehingga

ambang ginjal dilampaui dan glukosa dikeluarkan kedalam urin. misalnya, terdapat pada penyakit

diabetes mellitus, hipopituitarisme dan hiperadrenalisme.

Tujuan : memeriksa kadar gula dalam urine secara semikuantitatif

Dasar : dalam suasana alkalis ion kupri akan direduksi menjadi kuprooksida oleh gula yang memiliki

gugus aldehide atau keton bebas. Kuprooksida yang terbentuk bersifat tidak larut dan berwarna

merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sebanding dengan kadar gula yang terdapat

dalam urine.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 2,5 ml pereaksi benedict & campurlah

dengan 4 tetes urin

- Panaskan selama 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan diatas api kecil selama 1

menit. Biarkanlah menjadi dingin perlahan-lahan

Penafsiran :

Warna Penilaian Kadar

Biru/hijau keruh 0 -

Hijau/kuning hijau + < 0,5 g%

Kuning/kuning kehijauan ++ 0,5 – 1 g%

Jingga +++ 1 – 2 g%

Merah bata ++++ > 2 g%

2. ZAT-ZAT KETON

Yang termasuk zat-zat keton ialah asam asetoasetat, β-hidroksibutirat dan aseton. Zat-zat ini

merupakan zat antara pada pemecahan asam lemak didalam hati dan selanjutnya mengalami pemecahan

pada jaringan ekstrahepatik. Pada beberapa keadaan patologik, terjadi penimbunan zat-zat keton dalam

17

Page 45: Penuntun Biomedik 2

darah (ketonemia) dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah besar (ketonuria). Keadaan ini disebut

ketosis.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin kedalamnya

- Bubuhkan kristal amonium sulfat sampai jenuh (penambahan diteruskan sedikit demi sedikit, jika

dikocok kristal amonium sulfat tidak larut lagi maka hentikan penambahan)

- Tambahkan 2–3 tetes Na-nitroprussid 5% dan 1 – 2 ml amonium hidroksida pekat. Campur dan

biarkan selama setengah jam. Terbentuknya warna ungu menyatakan adanya zat-zat keton.

3. PROTEIN

Dalam keadaan normal, tidak lebih dari 30 – 200 mg protein diekskresi dalam 24 jam. yang dimaksud

dengan proteinuria ialah terdapatnya protein dalam jumlah yang abnormal dalam urin. urin normal tidak

memberi hasil positif dengan tes-tes terhadap protein yang biasa dikerjakan.

Percobaan :

- Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 2 ml urin kedalamnya dan

tambahkan 4 tetes larutan asam sulfosalisilat 10%. Kekeruhan atau presipitat menyatakan adanya

albumin atau globulin, presipitat akan bertambah pada pemanasan.

4. DARAH

Bila dalam urin terdapat darah, keadaan ini disebut hematuria atau hemoglobinuria. Hematuria terjadi

karena darah masuk kedalam urin, misalnya pada radang atau kerusakan ginjal dan saluran kemih.

Sedangkan hemoglobinuria terjadi karena hemolisis sehingga hemoblin dibebaskan. Ini dapat terjadi pada

penyakit malaria, reaksi transfusi atau kongenital.

Darah dapat kita periksa secara mikroskopis atau kimia. Secara kimia yaitu dengan tes yang kita kenal

sebagai benzidin test/orthotoluidine test atau dapat pula dengan menggunakan tes guaiak.

Cara kerja :

a. Tes guaiak :

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 2 ml urin kedalamnya dan 3 ml reagen guaiak

1% dalam alkohol. Tambahkan 1 ml H2O2 3%. Warna merah yang terbentuk menunjukkan

hasil tes positif

18

Page 46: Penuntun Biomedik 2

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 2 ml urin yang telah dimasak (diatas penangas

air mendidih) kedalam tabung reaksi, dinginkan. Kemudian tambahkan 1 ml reagen guaiak 1%

dalam alkohol dan 1 ml H2O2 3%. Warna merah yang terbentuk menunjukkan hasil tes positif

dan catat perbedaannya

b. Tes orthotoluidin/benzidin:

- Siapkan tabung reaksi kosong dan bersih. Pipetkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi. Kemudian

tambahkan 1 ml reagen orthotoluidin 1% dalam asam asetat glasial dan 1 ml H2O2 3%. Warna

biru kehijauan yang terbentuk menunjukkan hasil tes positif

5. BILIRUBIN

Bilirubin normalnya tidak terdapat dalam urin. pada keadaan-keadaan patologik seperti hepatitis dan

batu empedu maka bilirubin akan meninggi kadarnya didalam darah dan kemudian akan diekskresikan

melalui urin.

Percobaan :

- Siapkan tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml urin dan 3 ml BaCl2 10%. Campur

kemudian saring

- Bentangkan kertas saring tersebut diatas corong biarkan hingga kering. Teteskan 2 – 3 tetes reagen

fouchet diatas kertas saring berisi endapan tersebut. Terbentuknya warna hijau menandakan bilirubin

positif

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Zat-zat keton

Hasil :

Kesimpulan :

19

Page 47: Penuntun Biomedik 2

2. Protein

Hasil :

Kesimpulan :

3. Darah

Hasil :

Kesimpulan :

4. Bilirubin

Hasil :

Kesimpulan :

5. Glukosa

Hasil :

20

Page 48: Penuntun Biomedik 2

Kesimpulan :

RESPIRASI

PRAKTIKUM 1. HEMOGLOBIN

Pendahuluan

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat didalam sel darah merah (SDM)/Red Blood Cell

(RBC) dan berfungsi antara lain untuk :

1. Mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh

2. Mengikat dan membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru

3. Memberi warna merah pada darah

4. Mempertahankan keseimbangan asam basa dari tubuh

Hemoglobin merupakan protein tetramer kompak yang setiap manomernya terikat pada gugus

prostetik heme dan keseluruhannya mempunyai berat molekul 64,450 Dalton. Darah mengandung 7,8

sampai 11,2 mMol hemoglobin monomer/L (12,6 sampai 18,4 g/dl) tergantung pada umur dan jenis

kelamin individu.

Hemoglobin dapat mengikat 4 atom oksigen per tetramer (satu pada tiap subunit heme). Atom

oksigen terikat pada atom Fe+2, yang terdapat pada heme, pada ikatan koordinasi lima. Hemoglobin yang

terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2), sedangkan

hemoglobin yang telah melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb). Hemoglobin juga dapat

mengikat gas hasil pembakaran yang tidak sempurna yaitu karbonmonoksida (CO) dan disebut

karbonmonoksida hemoglobin (HbCO). Ikatan Hb dengan CO 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb

dengan oksigen dan akibatnya Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa dan mendistribusikan oksigen ke

jaringan.

21

Page 49: Penuntun Biomedik 2

Dalam keadaan lain, muatan atom Fe yang terdapat pada pusat heme dapat berubah menjadi Fe+3. Hal

ini dapat terjadi karena oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobinnya disebut hemoglobin

teroksidasi atau methemoglobin (metHb) atau Hb(Fe+3). Dalam bentuk ini Hb tidak dapat mengikat

oksigen atau kehilangan fungsinya yang amat penting. Beberapa derivat dari Hb, misalnya oksiHb, Hb dan

HbCO dapat dibedakan dengan melakukan pengenceran, dan pada pengenceran ini oksiHb terlihat

berwarna merah kekuning-kuningan, Hb berwarna merah kecoklatan dan HbCO berwarna merah terang

(carmine tint). Untuk lebih jelas lagi setiap derivat Hb dapat pula dibedakan dengan menggunakan

spektroskop, yaitu suatu teknik berdasarkan perbedaan absorpsi warna-warna tertentu dari spectrum cahaya

putih. Bila suatu larutan berisi suatu zat warna diletakkan antara lain tersebut dan sumber cahaya, maka

akan terlihat daerah (pita) berwarna hitam pada bagian spectrum tempat terjadinya penyerapan warna

tersebut. Dengan menentukan letak serta intensitas pita-pita absorpsi itu, maka dapat ditemukan pigmen apa

yang sedang diperiksa itu. Pada spektroskop yang tidak dilengkapi dengan skala panjang gelombang

cahaya, letak pita absorpsi itu ditentukan dengan membandingkan dengan garis-garis fraunhofer itu akan

terletak pada perkiraan : B = 687 mu, C = 656 mu, D = 589 mu, b = 517 mu, F = 486 mu, dan G = 431 mu.

Diagram spectrum matahari dengan garis-garis Fraunhofer dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

B C D E b F G

Merah jingga kuning hijau biru ungu

700 600 500 400

Tujuan praktikum :

a. Memperlihatkan bahwa Hb dapat mengikat dan melepaskan oksigen

b. Memperlihatkan bahwa ikatan Hb dengan karbonmonoksida jauh lebih kuat

dibandingkan ikatan Hb dengan O2

c. Memperlihatkan bahwa besi dalam molekulHb bila dioksidasi akan menjadi MetHb &

tidak dapat mengikat oksigen lagi

d. Penetapan kadar Hb kuantitatif (cara sianmethemoglobin)

Percobaan :

I. HEMOGLOBIN

22

Page 50: Penuntun Biomedik 2

1. UJI OKSIHEMOGLOBIN DAN DEOKSIHEMOGLOBIN

A. TUJUAN : Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin

(HbO2) dan terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin

B. DASAR

Dalam keadaan tereduksi Fe dalam molekul Hb dapat mengikat dan melepaskan oksigen tergantung

pada tekanan O2 dan CO2

Hb(Fe+2) + O2 Hb(Fe+2)O2Deoksi Hb Oksi Hb

Untuk mereduksi oksi Hb menjadi deoksi Hb digunakan larutan stokes

C. BAHAN DAN PEREAKSI

1. Darah segar 2. Pereaksi stokes 3. Larutan NH4OH

D. CARA KERJA

1. Oksihemoglobin

a. Ke dalam sebuah tabung reaksi encerkan 2 ml darah dengan 6 ml air suling. Campur dengan baik

dan perhatikan warna kekuning-kuningan dari oksihemoglobin yang terbentuk.

b. Bagi 2 isi tabung sehingga masing-masing berisi 4 ml. Gunakan tabung 1 sebagai kontrol

2. Pembentukan Deoksihemoglobin

a. Isi tabung ketiga dengan 2 ml pereaksi stokes dan tambahkan NH4OH secukupnya untuk

melarutkan endapan yang segera terbentuk. Campuran ini merupakan pereduksi yang amat kuat.

b. Masukkan beberapa tetes larutan stokes kedalam tabung 2. Terlihat perubahan warna karena

terbentuknya deoksihemoglobin. Bandingkan dengan tabung 1

c. Pindahkan 2 ml larutan deoksihemoglobin ke tabung lain sebagai kontrol

3. Pembentukan kembali Oksihemoglobin dari Deoksihemoglobin

a. Kocok kuat-kuat tabung yang berisi deoksihemoglobin, maka akan kembali terjadi oksigenasi

dari udara. Perhatikan dan catat warna HbO2 yang kembali terbentuk

b. Oksigenasi dan deoksigenasi ini dapat dilakukan berulang-ulang

E. HASIL

Hasil Tabung 1 OksiHb Tabung 2 DeoksiHb Tabung 3 Reoksigenasi DeoksiHb

23

Page 51: Penuntun Biomedik 2

Warna yang terbentuk

F. KESIMPULAN

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

....................................................

G. PERTANYAAN

Peristiwa faal apakah yang ditiru dari percobaan ini ?

Jawaban :

2. UJI KARBONMONOKSIDA HEMOGLOBIN (HbCO)

A. TUJUAN : Membuktikan bahwa Hb dapat mengikat CO yang ikatannya lebih kuat daripada

Hb dengan O2

B. DASAR : Gas CO yang berasal dari proses-proses pembakaran yang tidak sempurna dapat mengikat

Hb membentuk HbCO. Ikatan ini sangat kuat (kurang lebih 200 kali lebih kuat dibanding

ikatan Hb dengan O2). HbCO berwarna merah terang

HbO2 + CO HbCO + O2

HbCO + stokes tidak bereaksi(tetap berwarna merah terang)

C. BAHAN DAN PEREAKSI

1. Darah segar 2. Sumber gas CO 3. Pereaksi stokes 4. NH4OH

D. CARA KERJA

24

Page 52: Penuntun Biomedik 2

1. Encerkan 2 ml darah dengan 8 ml air suling. Bagi 2 darah encer tersebut (masing-masing 5 ml)

dalam 2 tabung reaksi

2. Pada tabung 1 alirkan gas CO (dalam lemari asam). Oksihemoglobin akan berubah menjadi

karbonmonoksida hemoglobin. Bandingkan kedua warna tabung tadi

3. Pindahkan masing-masing 1 ml dari tabung 1 (berisi HbCO) kedalam tabung 3 dan tabung 4 dan

masing-masing 1 ml dari tabung 2 (berisi HbO2) kedalam tabung 5 dan 6

4. Tambahkan pereaksi stokes pada tabung 3 dan 5. Perhatikan hasil yang diperoleh

5. Encerkan isi tabung ke-4 dan ke-6 dengan 4 ml air suling. Bandingkan warna kedua cairan itu.

OksiHb berwarna kekuning-kuningan, sedang HbCO berwarna kemerahan (carmine tint)

E. HASIL

Tabung OksiHb KarbonmonoksidaHbWarna sebelum penambahan pereaksi stokes

Warna setelah penambahan pereaksi stokes

F. KESIMPULAN

PERTANYAAN

Gejala-gejala apakah yang terlihat pada seseorang yang keracunan CO

Jawaban :

3. UJI METHEMOGLOBIN

A. TUJUAN : Memperlihatkan bila besi dalam molekul Hb dioksidasi menjadi

Fe+3 maka terbentuk metHb yang tidak lagi dapat mengikat O2

25

Page 53: Penuntun Biomedik 2

B. DASAR

Hb(Fe+2) + K3Fe(CN)6 Hb(Fe+3) + K4Fe(CN)6Hb oksidator metHb

metHb tidak dapat lagi mengikat O2

C. BAHAN DAN PEREAKSI

1. Darah segar 2. Pereaksi K3Fe(CN)6 3. Pereaksi stokes

D. CARA KERJA

1. Encerkan 1 ml darah dengan 4 ml air suling kedalam tabung reaksi

2. Ke dalam tabung itu ditambahkan beberapa tetes K3(Fe(CN)6 33%. Perhatikan & catat

perubahan warna yang terjadi. Kemudian tambahkan pereaksi stokes kedalam tabung tersebut &

kocok kuat-kuat. Perubahan apakah yang terlihat?

3. Encerkan 3 ml darah dengan 3 ml air suling dan panaskan sebentar. Lalu tambahkan 6 ml

K3Fe(CN)6. Campur dengan membalik-balikkannya. Perhatikan gelembung-gelembung oksigen

yang terbentuk

E. HASIL

Tabung Warna tabung 1 Warna tabung 2+ K3(Fe(CN)6 + K3(Fe(CN)6

Pengocokan kuat Gelembung udara

+ stokes

Pengocokan kuat

F. KESIMPULAN

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

26

Page 54: Penuntun Biomedik 2

G. PERTANYAAN

Percobaan ini terdiri atas 2 bagian, apakah perbedaan dari ke-2 percobaan itu ?

Jawaban :

4. PENETAPAN KADAR Hb DALAM DARAH (METODE

SIANMETHEMOGLOBIN)

A. DASAR : Derivat-derivat hemoglobin dalam darah diubah oleh kalium hexacianoferat (III) dan

kalium cianida menjadi cianmethemoglobin (HbCN). Intensitas warna sebanding dengan kadar

hemoglobin, diukur secara fotometrik.

Hb + Fe(CN)63- MetHb

MetHb + KCN MetHbCN

B. REAGENS : Drabkin’s reagent (NaHCO3 1000 mg; K3Fe(CN)6 200 mg; KCN 50 mg/1000

ml)

C. ALAT-ALAT : Spektrofotometer, pipet, tabung reaksi

D. CARA KERJA

Drabkin’s reagent 5 mlDarah 20µl

Bilas pipet dengan campuran pereaksi, campurkan benar-benar. Sesudah 3 menit pindahkan isi tabung

reaksi ke dalam kuvet dan baca absorbans pada panjang gelombang 546 nm

E. PERHITUNGAN

Kadar Hb = absorbans x 36,8 gr/dl

F. NILAI NORMAL

- Laki-laki :14 – 18 gr/dl

- Perempuan :12 – 16 gr/dl

- Bayi (0 – 4 minggu):16 –

25 gr/dl

27

Page 55: Penuntun Biomedik 2

- Anak (1 bulan – 2

tahun):10 – 15 gr/dl

- Anak (2 tahun – 6

tahun) :11 – 14 gr/dl

- Anak (6 tahun – 12

tahun):12 – 16 gr/dl

G. KESIMPULAN

H. PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan anemia ?

2. Sebutkan pembagian anemia berdasarkan etiologi dan morfogiknya ?

Jawaban :

PRAKTIKUM II

KESEIMBANGAN ASAM BASA

A. PENDAHULUAN

Keseimbangan asam-basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen pada cairan tubuh. Asam terus

menerus diproduksi dalam metabolisme normal. Meskipun banyak terbentuk asam sebagai hasil

metabolisme namun kadar ion hidrogen cairan tubuh tetap rendah. Walaupun kadarnya rendah, kadar ion

28

Page 56: Penuntun Biomedik 2

hidrogen yang stabil perlu dipertahankan agar fungsi sel dapat berjalan normal karena sedikit fluktuasi

(naik-turun) mempunyai efek yang penting terhadap aktifitas enzim selular, karena efek terhadap enzim

selular inilah maka perubahan ion hidrogen (H+) yang relatif kecil berpengaruh besar terhadap hidup

seseorang. Untuk itu diperlukan suatu substansi yang mengurangi perubahan pH akibat penambahan asam

maupun basa yang disebut sebagai penyangga (buffer)

Pengendalian pH cairan tubuh berpusat terutama pada fungsi paru-paru dan ginjal, tempat pengeluaran

kelebihan (H+). Paru-paru berfungsi mengurangi pCO2 dalam darah. Sedangkan ginjal bertugas

mempertahankan HCO3- dari darah sebanyak yang diperlukan dan meningkatkan jumlahnya dengan jalan

mengubah CO2 menjadi HCO3- dan H+

B. TUJUAN

1. Mengetahui metode pemeriksaan pH darah dan urine

2. Mengetahui pengaruh minuman berkarbonat (soft drink) terhadap pH urine

C. CARA KERJA

Ambil darah vena sebanyak 3 cc dan urine. Ukur pH-nya sesegera mungkin dan kemudian beri minum

softdrink (fanta, sprite). Setelah 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Ukur kembali pH darah dan pH

urine

D. HASIL PENGAMATAN

Sampel

pH sebelum uji coba

pH 15 menit pH 30 menit pH 45 menit pH 60 menit

DarahUrine

E. KESIMPULAN

F. PERTANYAAN

29

Page 57: Penuntun Biomedik 2

1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penurunan pH darah dan

urine ?

Jawab:

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………….

2. Jelaskan perbedaan mekanisme terjadinya asidosis metabolic dan alkalosis metabolic?

Jawab:

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

1. Murray RK, et.a. Biokimia Harper ed. 25 Jakarta : EGC. 2003

30

Page 58: Penuntun Biomedik 2

2. Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 1. Jakarta : EGC. 1999

3. Stryer L. Biokimia, ed. 3, vol. 2. Jakarta : EGC. 1999

4. -------, Pedoman Kerja Boerhringer Mannheim, 1982

5. -------, Pedoman Kerja Dyasys, 2002/2003

6. -------, Penuntun Kerja Roche, 1985

7. -------, Penuntun Praktikum Biokimia Kedokteran Gigi Bagian Biokimia FK UH. Makassar, 2004

8. -------, Penuntun Praktikum Biokimia I. Bagian Biokimia FKUH. Makassar, 2002

9. -------, Biokimia Eksperimen Laboratorium. Bagian Biokimia FKUH. Jakarta : Widya Medika 2001

10.-------, Penuntun Praktikum Biokimia II. Bagian Biokimia FKUH. Makassar 2002

31