pr ujian kulit

36
KOSTIKOSTEROID TOPIKAL Fungsi: Anti inflamasi Anti proliferasi dan mitosis Imunosupresan Anti pruritus (lemah) Efek Samping: Makula hiper/hipopigmentasi Telangiektasis pelebaran pembuluh darah kapiler di permukaan kulit Atrofi karena efek anti proliferasi Stiae Hipertrikosis karena rangsangan hormon androgen Klasifikasi kortikosteroid topikal, dibagi menjadi 4 berdasarkan potensinya: 1. Kortikosteroid potensi lemah (mild potent) Digunakan untuk lesi pada kelopak mata, lesi pada genital dan lesi pada bayi Contoh: Hidrokortison 1% dan 2,5% krim Flucinolone acetonide 0,0025% Alclomethasone dipropionat 0,05% 2. Kortikosteroid potensi sedang (moderate potent) Digunakan untuk lesi pada wajah, lesi pada daerah lipatan Contoh: Desonide 0,05% krim (desolex) Betametason valerat 0,1% krim (betason,betametason) Desoksimetason 0,05%

Upload: rinchan13

Post on 01-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PR Ujian Kulit

KOSTIKOSTEROID TOPIKAL

Fungsi:

Anti inflamasi

Anti proliferasi dan mitosis

Imunosupresan

Anti pruritus (lemah)

Efek Samping:

Makula hiper/hipopigmentasi

Telangiektasis pelebaran pembuluh darah kapiler di permukaan kulit

Atrofi karena efek anti proliferasi

Stiae

Hipertrikosis karena rangsangan hormon androgen

Klasifikasi kortikosteroid topikal, dibagi menjadi 4 berdasarkan potensinya:

1. Kortikosteroid potensi lemah (mild potent)

Digunakan untuk lesi pada kelopak mata, lesi pada genital dan lesi pada bayi

Contoh:

Hidrokortison 1% dan 2,5% krim

Flucinolone acetonide 0,0025%

Alclomethasone dipropionat 0,05%

2. Kortikosteroid potensi sedang (moderate potent)

Digunakan untuk lesi pada wajah, lesi pada daerah lipatan

Contoh:

Desonide 0,05% krim (desolex)

Betametason valerat 0,1% krim (betason,betametason)

Desoksimetason 0,05%

Clobetasone butyrate 0,05%

Flucinolone acetonide 0,00625%

Flurandrenolone 0,0125%

3. Kortikosteroid potensi kuat (potent)

Digunakan untuk lesi pada anggota gerak, lesi yang mengalami penebalan (plakat,

likenifikasi)

Contoh:

Mometasone furoat 0,1% krim (mofacort,elocon)

Page 2: PR Ujian Kulit

Desoksimetason 0,25% krim dan ointment (inerson, esperson)

Triamcinolone acetonide 0,1%

Diflucortolone valerat 0,1%

Flucinolone acetonide 0,025%

Flucinonide 0,05%

4. Kortikosteroid potensi sangat kuat (very potent)

Digunakan untuk lesi pada telapak tangan dan telapak kaki, lesi yang menebal

(misalnya pada dishidrosis atau neurodermatitis)

Contoh:

Betametason dipropionate 0,05% krim dan ointment

Diflucortolone valerat 0,3%

Clobetasone propionat 0,05% krim dan ointment

GONORE

Etiologi Neisseria gonorrhoeae

Kuman bentuk diplokokus berbentuk seperti biji kopi dan bersifat tahan asam.

Dengan perwarnaan Gram tampak intrasel (fase akut) dan ektrasel (fase kronik)

pada leukosit PMN.

Insiden tertinggi usia 20-24 tahun

Penularan dari gonorea terutama melalui kontak seksual baik secara genital-genital,

ano-genital, maupun oro-genital.

Masa inkubasi: ± 2-5 hari

Bentuk klinis

1. Infeksi asimtomatik pada wanita (servitis GO)

o Pada wanita sering tidak menimbulkan keluhan.

Page 3: PR Ujian Kulit

o Biasanya keluhan yang dirasakan hanya keputihan berwarna kuning dan kental

(mukopurulen) vaginal discharge syndrome.

o Jika sudah ada keluhan nyeri perut bagian bawah sudah parah.

2. Infeksi simtomatik pada laki-laki (uretritis GO)

o Biasanya keluhaan dirasakan 2 sampai 5 hari setelah kontak seksual dengan

orang terinfeksi.

o Keluhan rasa gatal dan panas pada distal uretra dan nyeri BAK dan keluar

duh ureter berwarna kekuningan dan kental (urethal discharge syndrome)

3. Infeksi GO diseminata

o 1 % kasus GO akan berlanjut menjadi GO diseminata

o Biasanya pada wanita dengan infeksi asimtomatis

o Keluhan : radang sending (artritis GO), lesi kulit ( keratosis GO, keratoderma

GO) , miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis.

4. Infeksi GO anorektal

o Proktitis (radang anus / rektum) keluar duh / darah dari anus, tenesmus.

o Karena hubungan seksual anogenital sering pada gay (gay bowel

syndrome)

5. Infeksi GO orofaring

o Penularan karena hubungan seksual oro-genital

o Faringitis,tonsilitis, stomatitis, gingivitis,laringitis

o Dari pemeriksaan orofaring tampak eksudat mukopurulen ringan sampai

sedang

Diagnosis:

Page 4: PR Ujian Kulit

Pemeriksaan duh tubuh:

Laki-laki : duh tubuh uretra milking

Wanita: duh tubuh vagina diambil dari canalis endoservikalis

a. Sediaan Langsung

pengecatan Gram kuman gonokokus Gram negatif tampak intraseluler dan

ekstraseluler dari leukosit PMN.

b. Kultur

Media Thayer Martin agar

Media Mc Leod’s chocolate agar

Modified Thayer Martin agar.

c. Tes Definitif

Tes Oksidasi Neisseria akan memberi rekasi positif (perubahan warna

koloni dar bening menjadi merah muda)

Tes Fermentasi Kuman gonokok hanya akan meragi glukosa

Terapi

Ceftriaxon 250 mg IM single dose (MMWR 2010)

Cefixim 400mg peroral single dose

Kanamicin 2 x 1 g IM single dose (bokong kanan dan bokong kiri)

Tiamfenicol Akut Hari 1 1 x 2500 mg p.o

Hari 2,3,4 3x 500 mg p.o

Kronik Hari 1 1 x 3500 mg p.o

Hari 2,3,4 4x 500 mg p.o

Eritromisin 4 x 500 mg p.o (7 hari)

Azitromisin 1 x 1 g p.o single dose

Jika disertai NSU atau IGNS kombinasi dengan Doksisiklin 2 x 100mg p.o (7 hari)

PENYAKIT KULIT KARENA VIRUS

Klasifikasi virus berdasarkan jenis asam nukleat

a. Golongan virus DNA:

Papova virus veruka, kondiloma akuminata

Pox virus moluskum kontagiosum, variola

Hepes virus varisela, herpes zoster, herpes simplek

b. Golongan virus RNA:

Page 5: PR Ujian Kulit

Rhado virus rabies

Toga virus rubella, yellow fever

Paramyxo virus morbili

HIV (Human Immunodeficiency Virus) AIDS

1. Varisela

o Varisela atau chicken pox atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular

o Etiologi : Virus Varisela Zoster

o Terutama pada anak-anak < 10 th,

o Penularan : melalui droplet (sal.pernapasan) &kontak langsung

o Penyebaran : lesi pada tubuh, wajah, kulit kepala & ektremitas bagian proksimal

( sentrifugal )

o Patogenesis

Virus

Infeksi trak. Respiratorius bagian atas / orofaring

Fase multiplikasi I Multiplikasi virus setempat

Viremia primer Pembuluh darah / saluran limfe

Fase Multiplikasi II Virus dimakan sel-sel RES (replikasi virus >>)

Viremia sekunder Aliran darah Demam, malaise

Kulit

Membran mukosa

Seluruh tubuh

o Gambaran Klinis

o Keluhan : gatal ringan - berat

o UKK : makula eritema Ø 2 – 3 mm, papul, vesikel (dinding tipis

dikelilingi halo eritematosa), pustula, erosi, krusta hipo /

hiperpigmentasi ( ± 2 minggu ) polimorf

Page 6: PR Ujian Kulit

o Membrana mukosa : orofaring, palatum & tonsil ulserasi (dangkal dan

nyeri)

o Telapak tangan & kaki dapat terkena

o Perjalanan Klinis

o Masa inkubasi gejala prodromal lesi kulit

( ± 10 – 21 hr) (± 2 – 3 hr)

o Menular sejak 1-2 hari sebelum timbul erupsi krusta (5 hr)

o Prodromal : demam, malaise, mialgia, batuk, nyeri tenggorokan

o Komplikasi

Infeksi sekunder (t.u pd anak-anak)

Pneumonia varisela (dewasa)

o Varian Klinis

Sindroma varisela kongenital

Varisela neonatal

Varisela hemoragik

Varisela bulosa

o Diagnosis banding

Herpes zoster diseminata

Herpes simpleks diseminata

Impetigo

o Diagnosis

Pemeriksaan klinis

Tzank test menemukan sel datia berinti banyak

Page 7: PR Ujian Kulit

kultur

o Terapi

Varisela neonatal

Asiklovir intravena 10 mg/kgBB/kali tiap 8 jam (7-10 hari)

Anak ( imunokompeten ) self limited

simptomatik : antihistamin, antipiretik, bedak, antibiotik

topikal

Asiklovir oral 20 mg/kgBB/kali 4 kali sehari selama 7-10 hari

Dewasa ( tanpa komplikasi )

Asiklovir per oral 5 x 800 mg 7-10 hari, atau

Famsiklovir per oral 3 x 500 mg 7 hari, atau

Valasiklovir 2 x 1 g selama 7 hari

Dewasa ( immunocompromised & pneumonia varisela primer )

Asiklovir intravena 10 mg/kgBB/kali tiap 8 jam (7-10 hari)

Terapi topikal:

Antibiotik topikal (krim Asam Fusidat) untuk lesi erosi

Bedak salisilat untuk lesi yang belum pecah

o Prognosis

Sindroma varisela kongenital & neonatal berat & fatal

Anak-anak tanpa komplikasi, infeksi sekunder

Dewasa pneumonia varisela berat (Immunocompromised )

2. Herpes Zoster

o Erupsi vesikuler intraepidermal disebabkan oleh reaktivasi virus varisela zoster

laten pada orang yang telah menderita varisela

Page 8: PR Ujian Kulit

o Respon imun terganggu, sering terjadi pada usia > 40 th

o Patogenesis

VVZ Laten Ganglion sensoris radix posterior

CMI↓

Multiplikasi (-) VVZ reaktivasi Multiplikasi (+)

Zoster sine herpete ganglion aktif

Radikuloneuritis nekrosis neural

Meningitis neurlagia

Mielitis segmental akhiran saraf sensoris dikulit

erupsi

o Gambaran Klinis

Gejala prodromal (4 – 5 hari sebelum erupsi)

Nyeri radikuler, parestesi pada dermatom yg terkena

Sakit kepala, malaise, demam (1 – 2 hari sebelum erupsi)

o Predileksi

Lokasi & distribusi lesi hampir selalu unilateral, terbatas pada area

yg di inervasi oleh ganglion sensorik (dermatomal)

Lokasi :

1. Torakal (53 – 56%)

2. Trigeminal (10 – 15%)

3. Servikal (12 – 20%)

4. Lumbal (8 – 9 %)

5. Lumbosakral (2 – 4%)

Page 9: PR Ujian Kulit

UKK :

Makula papul eritomatousa 12-24 jam vesikel diatas dasar

kulit eritem 3 hari pustul steril 7-20 hari krusta

(menetap 2-3 minggu)

o Varian Klinis

Penyakit intra okuler

Adanya vesikel di puncak hidung (tanda Hutchinson)

Sindroma Ramsay Hunt

Mengenai N. facialis & auditorius (N VII & N VIII)

Gejala : nyeri mandibula, faring, laring, telinga, tuli, tinitus, vertigo,

nausea, vomitus, nistagmus

Tanda : lesi di telinga luar, lubang telinga / membran timpani, paralisis

fasialis

Page 10: PR Ujian Kulit

Herpes zoster diseminata

Kulit : >>> lesi di luar dermatom, lebih berat & luas (bula hemoragik)

Alat dalam : paru, hati, otak (>> komplikasi)

o Komplikasi

Infeksi sekunder

Jaringan parut

Mata : uveitis, keratitis, ulkus kornea buta

Alat dalam : pneumonia, ensefalitis (jarang)

Neurologis : neuralgia post herpetika ( NPH )

o Terapi

Pada imunokompeten tanpa komplikasi

Kompres larutan Burowi 1:40, antihistamin & analgetik

Asiklovir oral 5 x 800 mg / hari selama 7 hari, atau

Valasiklovir 2 x 1000 mg / hari selama 7 hari, atau

Famsiklovir 3 x 500 mg / hari selama 7 hari

Pada imunokompremaise dan infeksi diseminata

Asiklovir i.v, perawatan RS, banyak minum

Simtomatik analgetik

Pencegahan NPH prednisone ( > 50 tahun)

Pengobatan NPH gabapentin

Page 11: PR Ujian Kulit

3. Herpes Simplek

o Erupsi vesikuler intra epidermal

o Etiologi : virus herpes simpleks (HSV)

o Bersifat akut, self-limited, rekuren

o Tipe

Virus herpes simpleks tipe I (HSV I) herpes orolabialis

Virus herpes simpleks tipe II (HSV II) herpes genitalis

o Patogenesis

HS primer : ditularkan melalui kontak langsung ( masa inkubasi 1 minggu )

HS sekunder :

Setelah infeksi primer HSV menuju ganglion radix dorsalis menetap (masa

laten / inaktif) faktor pencetus reaktivasi

o Faktor pencetus:

Demam, lelah, stress, menstruasi , trauma fisik, paparan sinar matahari, dingin

& angin, makanan merangsang (alkohol, pedas)

o Gambaran Klinis:

Primer (± 3minggu)

Page 12: PR Ujian Kulit

o Prodormal (1-2 hari) Demam, malaise, sakit kepala, limfadenopati, rasa

nyeri terbakar atau gatal

o UKK : vesikel berkelompok diatas dasar eritem pustul krusta

Rekuren (±1-2 minggu)

o Kambuh pada lokasi yang sama (terbatas mukokutan)

o Lebih ringan dan singkat

o Distribusi

Infeksi orolabial: bibir, mulut, sekitar hidung, jari tangan

Infeksi genital: pria glans penis, batang penis ; wanita labium mayor,

labium minor, vagina, serviks, perianal

o Varian Klinik

Herpes simpleks pd penderita “immunocompromised”

Herpes simpleks pd neonatal

Erupsi variselaformis kaposi

Herpes whitlow (pada jari tangan)

Herpes keratokonjungtivitis

Eritema multiforme bersama infeksi herpes simpleks rekurens

Herpes simpleks ensefalitis

o Diagnosis Banding

Lesi Oral : Stomatitis aftosa, pemvigus vulgaris, impetigo, dermatitik

kontak

Lesi genital: Sifilis, Chancroid, LGV, Granuloma inguinale

o Diagnosis

Infeksi rekuren oral atau genital

Tzank Test sel datia berinti banyak

Kultur

o Terapi

Topikal

Salep asiklovir

Salep / solutio idoksuridin & salep vidarabin

Isoprofil alkohol

Sistemik

Primer

Page 13: PR Ujian Kulit

o Simtomatik analgetik

o Antivirus

Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 7 hari, atau

Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 7 hari, atau

Famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 7 hari

Rekuren

o Lesi ringan: asimtomatik atau topikal

o Lesi berat antivirus:

asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 5 hari, atau

valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari, atau

famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 5 hari

4. Veruka

o Lesi intraepidermal

o Etiologi : papovavirus/ papilomavirus st. korneum

o Semua usia >> anak-anak/ dewasa muda

o Penyebaran : kontak/ autoinokulasi, penularan tdk langsung

o Bentuk klinis:

Veruka vulgaris

Veruka filiformis/ digitata

Varian veruka vulgaris

Berupa penonjolan lunak, tipis spt benang/ bertangkai

Lokasi : wajah (kelopak mata, hidung) leher

Diagnosis banding : skin tag

Veruka plantaris

Page 14: PR Ujian Kulit

Papul/ nodul/ plakat keratotik, soliter/ multipel, tdk tampak garis kulit,

nyeri di lateral lesi

Lokasi : telapak kaki tekanan

Diagnosis banding : kalus, klavus

Veruka plana

Papul/ plakat diskret kecoklatan, sedikit menonjol, permukaan licin,

rata, multipel

Lokasi : wajah, lengan

Diagnosis banding : keratosis seboroik

Veruka akuminata (kondiloma akuminata)

Sinonim: kondiloma akuminata

Vegetasi bertangkai, warna spt daging, permukaan tdk rata/ berjonjot

Lokasi : lipatan genitalia perianal, vulva, penis

Diagnosis banding : kondiloma lata

Page 15: PR Ujian Kulit

o Terapi:

Bahan keratolitik

As.salisilat 40 %, TCA 80-90%

Bedah

Elektrokauter dg kuretase

Bedah beku

Bedah laser CO2

Lain2 : podofilin, bleomisin, interferon

5. Moluskum Kontagiosum

o Etiologi : Pox virus

o Lebih benyak pada anak-anak è wajah, tubuh, ekstremitas

o Orang muda aktif seksual è perigenital & perianal

o Penyebaran : autoinokulasi è resolusi spontan

o Gambaran klinis : papul padat bentuk kubah dg cekungan ditengah (delle)

o Diagnosis banding : veruka, varisela, folikulitis, akne, milia

o Terapi:

Page 16: PR Ujian Kulit

o Mengeluarkan massa yg mengandung badan moluskum :

ekstraktor komedo, jarum suntik, kuret

o Bedah beku :

CO2, N2

6. Morbili

o Nama lain: Campak, Rubeola, Measles

o Paramyxoviridae

o Menyebar melalui kontak langsung & airborne (1-2 hari sebelum muncul gejala

hingga 4 hari setelah ruam timbul)

o Masa inkubasi : 8-12 hari

o Diagnosa banding : Reaksi hipersensitivitas obat, Rubella

o Komplikasi : Pneumonia paling fatal, Otitis media, Laringotrakeobronkitis,

Diare

o Terapi :

Suportif & simtomatis

Disertai infeksi bakterial sekunder antibiotik

Pemberian vitamin A

Penderita risiko tinggi (anak < 1 tahun, wanita hamil, penderita

imunokompromais) profilaksis imunoglobulin dalam waktu 6 hari

sesudah paparan 0,25 mL/kg

7. Rubela

o Nama lain: Campak jerman

Page 17: PR Ujian Kulit

o Golongan virus RNA Togaviridae

o Penularan : droplet & kontak langsung sekret nasofaring 5 – 7 hari sebelum

onset hingga 14 hari sesudah onset

o Komplikasi:

Rubella kongenital (mikrosefal, retardasi mental, penyakit jantung

kongenital, tuli, katarak, berat bayi lahir rendah, kematian fetus)

infeksi transplasenta trimestes pertama menular hingga bayi usia 12

bulan

Ensefalitis

Neuritis perifer, miokarditis, perikarditis, hepatitis, orkitis, anemia

hemolitik

o Terapi:

Suportif & simtomatis

Imunisasi MMR (Usia 12-15 bulan, diulang pada usia 4-6 tahun)

8. Hand and foot and mouth disease

o Nama lain: Flu Singapura

o Golongan RNA Picornavirus : Enterovirus (coxsackievirus, echovirus)

o Self limiting disease

o Sering pada anak < 10 tahun

o Transmisi : rute oral – fekal (> sering), inhalasi

o Gambaran Klinis

Inkubasi 3-6 hari

Gejala prodromal : demam subfebris, malaise, nyeri perut, gejala traktus

respiratorius bagian atas

Page 18: PR Ujian Kulit

Lesi kulit :

Lesi mukosa oral yang nyeri (pada lidah, mukosa bukal, palatum,

orofaring)

Lesi pada kulit : telapak tangan & kaki, sisi samping tangan dan

kaki, pantat, genetalia eksterna

UKK : makula eritem, bentuk oval / elips vesikel yang dikelilingi

halo berwarna kemerahan

Menyembuh 7-10 hari

o Komplikasi :

Meningitis asepsis jarang mengancam jiwa, tidak ada gejala sekuele

Ensefalitis

Ensefalomielitis

Miokarditis

Edema pulmoner

Kematian

PIODERMA

o Pioderma radang kulit yang disebabkan oleh bakteri pembentuk nanah atau

piogenik dan mudah menular

o Klasifikasi:

o Pioderma primer infeksi yang terjadi pada kulit normal yang belum ada

kelainan kulit lainnya.

o Pioderma sekunder lesi kulit yang timbul pada kulit yang telah ada lesi

pendahulunya seperti skabies, eksim,varisela, dll.

o Pengobatan pioderma:

Page 19: PR Ujian Kulit

Terapi Umum

Menjaga kebersihan individu dan lingkungan

Faktor imunologi

Antibiotik

o Antibiotik sistemik:

Eritromisin 30-40 mg / kgBB/ hari dibagi dalam 3 dosis

Cefaxelin 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis

Lincomisin 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis

Siprofloksasin 2 x 500-750 mg

o Antibiotik topikal

Gentamisin 1% krim, ointmen

Asam Fusidat 2,5% krim, Natrium fusidat 2,5% ointment

Mupirocin 0,1% krim dan ointmen

Terapi Spesifik

o Pioderma Primer, ada 4 jenis dilihat dari etiologinya:

1. Staphylococcus impetigo kontagiosa bulosa, folikulitis, furunkel,

karbunkel, sikosis barbae, paronikia, SSSS

2. Streptococcus impetigo kontagiosa krustosa, ektima, erisipelas

3. Staphylococcus dan streptococcus selulitis

4. Corynebacterium minutissimun eritrasma

a) Impetigo

Infeksi bakteri yang menyerang kulit superfisial diantara stratum korneum dan

stratum granulosum, sangat menular

Impetigo dibagi menjadi 2 yaitu :

o Impetigo kontagiosa bulosa

Neonatal (10-14 hari) telapak tangan, muka ,membran mukosa

disertai gejala konstitusi

Anak pra sekolah leher dan lengan

Khas: UKK flaccid bullae (hipopion) erosi seperti tersulut

api ( scalded by fire like appereance)

Page 20: PR Ujian Kulit

o Impetigo kontagiosa krustosa

UKK makula, eritem, vesikel dan bula pustul krusta tebal

Predileksi muka, ekstrimitas

Etiologi : Streptococcus group A serotype 2

Komplikasi : glomerulonephritis akut

b) Folikulitis

o Infeksi pada folikel rambut tanpa keterlibatan jaringan sekitar

o Perjalanan Klinis:

Folikulitis superfisialis pustul milier berbentuk kubah dekat muara

folikel rambut sekitarnya eritem

Folikulitis Profunda mikroabses yang dalam disertai krusta (abces collar

button)

Contoh: Sikosis barbae, hordeolum

o Terapi: kompres hangat

o Komplikasi : blepharitis, kelainan refraksi mata

Page 21: PR Ujian Kulit

c) Furunkel

o Infeksi pada folikel rambut dan jaringan sekitarnya (perifolikuler)

o Perjalanan penyakit:

Akut sakit, nodul, berbatas tegas, eritem 5 hari: suppurasi

sentral, blind boil

o Predileksi: tengkuk, ketiak, pantat

o Faktor predisposisi: DM, dermatitis seboroik, malnutrisi

o Furunkel dalam jumlah banyak furunkulosis

o Terapi antibiotik, insisi (jika ada abses)

d) Karbunkel

o Bentuk parah dari furunkel, merupakan gabungan furunkel sehingga membentuk

seperti benjolan yang mempunyai beberapa mata bisul.

o Perjalanan penyakit

Karbunkel superfisialis nodul merah, banyak perforasi tanpa

meninggalkan ulkus dalam

Page 22: PR Ujian Kulit

Karbunkel profunda nodul menyerupai karsinoma, banyak perforasi,

meninggalkan ulkus dalam ulkus karbunkel

o Terapi: antibiotik sistemik, lokal jika diatas nodul : kompres hangat

Jika abses : insisi

e) Ektima

o Infeksi piogenik dengan krusta yang melekat, jika krusta dilepas akan terbentuk

ulkus dibawahnya

o Predileksi: tungkai, pantat

o Perjalanan pernyakit: UKK: vesikel, pustul krusta tebal ulkus menyerupai

cawan (punch out) dengan tepi meninggi.

f) Eritrasma

o Penyakit kulit karena bakteri gram positif, mengenai lipatan kulit, lesinya

superfisialis dengan batas tegas.

o Etiologi: Corynebacterium minutissinum

o Predileksi: daerah lipatan aksila, genitorural, sela jari

o UKK: makula kecoklatan

o Diagnosis Wood’s lamp : merah batal ( coral red flouresence)

o Terapi : eritromisin 4x 250 mg/hari

Page 23: PR Ujian Kulit

g) Erisipelas

o Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Streptrococcus β haemolyticus dengan

gejala eritem pada kulit yang berbatas tegas disertai demam, mengiggil.

o Predileksi: muka dan kepala ektremitas dan genetalia

o Faktor predisposisi : cachexia ,DM,Penyakit sistemik dan higiene buruk

o Perjalanan penyakit:

Berawal dari ulkus, luka, pustul

Berlangsung cepat didahului nyeri, demam, lesu

UKK: eritem yang menyebar ke perifer, berbatas tegas, edem, vesikel bula

pada kulit eritem

Palpasi: hangat dan nyeri

o Komplikasi: Eksaserbasi pada tempat yang sama menimbulkaan perubahan

permanen: pembengkakan, edem dapat disebabkan karena bendungan vena dan

kelenjar limfe , tungkai bawah dan kaki elephantiasis nostras

o Elephantiasis nostras verucosus

Karena erisifelas yang rekuren

Lokasi: tungkai bawah, kaki ukurannya jadi tebal dan besar (2-3 kali)

Lesi verokosus yang dibentuk oleh pertumbuhan seperti kutil yang

bergerombol dengan papil-papil disekitarnya

Disebabkan lymphatic vessels blockage

o Terapi:

Istirahat, antibiotik sistemik, kompres dingin

Page 24: PR Ujian Kulit

h) Selulitis

o Infeksi akut dimana terjadi inflamsi kulit yang meluas sampai ke jaringa subkutan.

o Tanda utama: eritem dikulit dengan batas tidak tegas\

o Etiologi: Group A Streptococcus dan Staphylococcus aureus

Group B Streptococcus neonatus

o Perjalanan penyakit:

Bermula dari gigitan serangga atau taruma membentuk luka kecil ulkus

(porte d’ entre)

Eritem dan sakit sekali. Palpasi: panas dan nyeri

Disertai demam dan menggigil’

March selulitis: gangrene gas. Necrotizing fascilitis jika infeksi telah

menyebar ke fascia dan menyebabkan trombosis pembuluh darah

gangrene

o Terapi: istirahat, antibiotik sistemik, kompres dingin (akut), jika ada abses

insisi, bersihkan jaringan nekrotik.

i) Paronikia

o Infeksi pada jaringan sekitar kuku

o Etiologi: Staphylococcus atau jamur (Candida albicans)

o Perjalanan penyakit:

Page 25: PR Ujian Kulit

Dimulai dari lipatan kuku menjalar ke matriks dan lempengan kuku (nail plate).

Ditandai dengan pembengkakan pada lateral lipatan kuku,keluar pus dari tepi

kuku.

o Terapi: Sistemik antibiotik

Topikal akut : kompres rivanol 1% setelah kering beri salep antibiotik

Kronik rekuren: ektraksi kuku

Candida albicans antibiotik kombinasi antifungal (nystatin)

j) Staphylococcus Scalded Skin Syndrome (SSSS)

o Infeksi kulit yang disebabkan eksotoksin Staphylococcus aureus dengan ciri khas

epidermolisis

o Etiologi dan patogenesis:

Group 11 phage (type 52,55,71) Staphylococcus aureus

Eksotoksin bersifat epidermolitik pada seluruh tubuh

Kuman penyebab tidak ditemukan dikulit

Sumber infeksi: mata, telinga, leher, hidung

o Perjalanan penyakit:

Demam tinggi, disertai ISPA

Eritem pada muka, aksila dan lipat paha menyeluruh dalam 24 jam

Epidermis seperti kertas dilipat-lipat, diikuti gambaran large flaccid bullae

(Nicolsky sign +) seperti luka bakar

o Komplikasi: selulitis, pneumonia, septikemia

o DD: Nekrolisis epidermal toksik

o Terapi:

Sistemik: Cloxacilin dewasa 3 x 250 mg/ hari

Neonatus 3x 50mg /hari p.o

Topikal: lesi luas sofratulle / krim antibiotik

Page 26: PR Ujian Kulit

Epidermolisis luas pantau keseimbangan elektrolit dan cairan

o Pioderma sekunder,contoh:

Hidradenitis supurativa

Intertrigo

Ulkus

Infeksi sekunder e.g skabies

a) Hidradenitis supurativa

o Infeksi pada kelenjar apokrin

o Etiologi Staphylococcus aureus , Proteus sp

o Didahului trauma e.g pengguntingan rambut aksila, penggunaan deodoran

o Predileksi: aksila, perianal,genital

o Terapi: abses insisi, kronis dan sikatrik eksisi kelenjar apokrin

b) Intertrigo

Page 27: PR Ujian Kulit

o Radang pada lipatan kulit yang saling melekat, terdapat erosi, berwarna

kemerahan

o Predileksi: lipat paha, aksila, sela jari, celah intergluteal, lipat payudara

o UKK: eritem, maserasi, hiperemis, erosi timbul fissura e.g diaper rash

o Faktor yang mempengaruhi :

Obesitas

Hawa panas dan kelembapan tinggi

Populasi bakteri, dekomposisi floral bau tidak enak

o DD: Dermatomikosis

o Terapi: Sistemik: antibiotik oral,

topikal: ringan kortikosteroid krim ,

sedang antibiotik krim

c) Ulkus

o Kelainan kulit yang disebabkan oleh nekrosis jaringan yang terjadi di

epidermis, dermis, dan subkutis sampai ke jaringan tulang

o Ulkus dapat terjadi karena infark jaringan pada area sempit/luas, pada

oklusi/konstriksi yang disebabkan berbagai etiologi

o Macam Ulkus:

Ulkus statis

Ulkus hipertensif

Ulkus Factititial

Ulkus karena bakteri

o Ulkus perforans dupied morbus hansen

o Ulkus tuberkulosis skrofuloderma yang pecah

o Ulkus durum etiologi: Treponema pallidum

Page 28: PR Ujian Kulit

o Ulkus molle etiologi: B.ducreyi

o Ulkus tropik etiologi: B.vinsentii

Ulkus kronis ulkus dekubitum dan venosus leg ulcer

o Terapi

Perawatan ulkus:

pembersihan, pembalutan, debridement, antibiotik, pain

management

Kompresi vena

Bedah untuk koreksi v.superfisialis