ppt bedah buku

27
BEDAH BUKU “Anak Semua Bangsa” Pramoedya Ananta Toer

Upload: handinidrp

Post on 20-Nov-2015

450 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ujian praktek bahasa inonesia

TRANSCRIPT

BEDAH BUKU

Identitas BukuANAK SEMUA BANGSAPramoedya Ananta Toer(The Buru Quartet: Second Book)

Rank: 10 out of 10 stars [Perfect! Amazing!]Judul: Anak Semua BangsaPenulis: Pramoedya Ananta ToerHalaman: 539 pagesPenerbit: Lentera DipantaraTahun: 2006Katagori: BooksGenre : Fiksi, Romance-HistoryCetakan : 12 Januari 2010Bahasa: Indonesia

8th GroupEfira Dwitama Ananda(XI A 4/08)Handini Dwi Reksa Palupi(XI A 4/14)Nadhira Zahrani Widiafina(XI A 4/24)Nilta Husnayaini(XI A 4/27)Bedah Buku Anak Semua Bangsa | XI A 4 |Efira, Handini, Nadhira, Nilta | Selamat MenyaksikanTERIMA KASIH

BahasaBahasa Pribumi: Bahasa Jawa, MelayuBahasa Asing: Perancis, Cina, Inggris, BelandaMinke sendiri dapat berbicara dalam lima bahasa, sehingga dia sering berperan sebagai penerjemah.Bicara pada Bunda: JawaBicara pada Mama: Belanda, MelayuBicara pada Jean: Prancis, MelayuBicara pada Khouw Ah Soe/ Tiongkok: Inggris

Kelebihan BukuMemiliki cover buku yang menarik pembaca.Dapat membuat pembaca penasaran dengan akhir cerita sehingga ingin terus membaca.

Namun usaha itu ternyata diketahui perawat. Pegawai kapal mengizinkan Panji menemani Annelies. Annelies tetap seperti mayat hidup. Sedikit demi sedikit Panji mulai menggantikan tugas perawat mengurus Annelies. Akhirnya, Panji Darman sepenuhnya menjadi perawat Annelies. Sampai di Netherland, Panji tetap menemani Annelies dan merawatnya. Annelies sendiri sudah tidak menyadari sesuatu, hanya Tuhan yang tahu keadaannya. Telegram terakhir Panji Darman, mengucapkan ikut berdukacita atas meninggalnya Mevrouw Annelies.Kehidupan terus berjalan tanpa Annelies, meninggalkan duka pada Mama dan Minke. Hindia mulai digemparkan dengan berita bahwa kedudukan Jepang sama dengan kedudukan Eropa, protes dimana mana, merasa terhina bahwa Eropa disamakan dengan salah satu bangsa Asia. Meskipun kenyataannya saat itu Jepang sudah maju ilmu dan pengetahuannya serta memiliki kapal perang yang kuat. Hal ini memicu beberapa kelompok orang di beberapa bangsa Asia lain untuk berusaha bangkit. Kebangkitan itu harus dimulai dengan mengenal bangsa sendiri. Berbuat sesuatu untuk bangsa.Khouw Ah Soe, seorang Angkatan Muda Cina. Dari sana terlihat bahwa Khow Ah Soe adalah salah seorang pemuda Cina yang sedang berjuang untuk kebangkitan bangsanya, Tiongkok.

Kejadian kejadian kurang menyenangkan terus dialami oleh Mama dan Minke di Wonokromo. Khow Ah Soe diburu polisi Hindia dengan alasan penyelundupan ilegal. Dia dipersilakan menginap di rumah dan menjadi sahabat Minke. Banyak hal tentang perkembangan keadaan bangsa bangsa Asia yang tidak dimuat di koran Hindia, Minke dapatkan dari Singkeh itu. Beberapa hari setelah itu, Khouw Ah Soe diberitakan meninggal, tenggelam di danau jembatan merah dengan tiga puluh tusukan. Kemudian, kedatangan surat Robert Mellema, memberi berita segala yang ia alami dan lakukan, termasuk tentang kasus pembunuhan ayahnya, Herman Mellema, dan anak yang dilahirkan pembantunya, ternyata adalah darah dagingnya, Rono Mellema.

Letnan Kolonel Ir. Maurits Mellema, saudara tiri Annelies sekaligus pemegang perwaliannya, datang ke Wonokromo mengantar bungkusan berisi koper kaleng tua yang sudah cembung cekung sana sini dan baju bekas Annelies. Nyai Ontosoroh dan Minke menyambutnya dengan sebutan pembunuh dan perampas harta. Seluruh penduduk kampung di Wonokromo berduka, mengetahui majikannya yang baik hati, Noni Annelies, dibunuh oleh saudara tirinya . . .

Tentang PengarangPramoedya Ananta Toer lahir pada1925 di Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan dalam penjara: 3 tahun dalam penjara Kolonial, 1 tahun di Orde Lama, dan 14 tahun yang melelahkan di Orde Baru (13 Oktober 1965-Juli1969, pulau Nusa-Kambangan Juli 1969-16 Agustus 1969, pulau Buru Agustus 1969-12 November 1979, Magelang/Banyumaniak November-Desember 1979) tanpa proses pengadilan. Pada tanggal 21 Desember 1979 Pramoedya Ananta Toer mendapat surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat dalam G30S PKI tetapi masih dikenakan tahanan rumh, tahanan kota, tahanan negara sampai tahun1999 dan wajib lapor ke Kodim Jakarta Timur satu kali seminggu selama kurang lebih 2 tahun. Beberapa karyanya lahir dari tempat purba ini, diantaranya Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Runah Kaca).Penjara tak membuatnya berhenti sejengkalpun menulis.Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing. Karena kiprahnya di gelanggang sastra dan kebudayaan, Pramoedya Ananta Toer dianugerahi berbagai penghargaan internasional, diantaranya : The PEN Fredoomtowrite Award pada 1988, Ramon Magsaysay Award pada tahun 1995, Fukuoka Cultur Grand Price, Jepang pada tahun 2000, tahun 2003 medapatkan penghargaan The Norwegian Authors Union dan tahun 2004 Pablo Neruda dari Presiden Republik Chile Senor Ricardo Lagos Escobar. Sampai akhir hidupnya, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam daftar Kandidat Pemenang Nobel Sastra.

Penokohan

Minke : Jujur, baik, tanggap, penurut, tegas, sabarBukti : (mengembalikan perhiasan yang diberikan oleh Robert Surhof kepada keluarga Surhof. Ia selalu menurut dengan nasehat mertuanya) Nyai Ontosoroh: Tegas, pintar, peduli, pendendamBukti : (saat tertimpa musibah/masalah ia selalu berusaha untuk mempertahankan miliknya, namun saat mengetahui bahwa anaknya Khouw Ah Soe : Baik, sabarBukti : (walau terdapat masalah yang sangat berat menimpanya ia tetap sabar mengahdapi masalah tersebut.

Maysaroh : Baik, lugu, lucu, periang, perhatian/peduliBukti : (diceritakan ia adalah seorang anak kecil yang selalu periang.Namun tidak mengetahui jika ayahnya sedang bertengkar degan sahabatnya. Ketika ia mengetahui hal tersebut sangat ingin persahabatan mereka kembali seperti dulu lagi.)Jean Marais : Penghianat, keras kepala Bukti : (diceritakan bahwa Jean Marais menghianati persahabatannya dengan Minke)Annalies : Setia, tulusbukti : (ia mencintai Minke sampai akhir hidupnya)

Alur: campuranSudut pandang: sudut pandang orang ketigaBahasa yang digunakan : Pribumi: bahasa Jawa (bangsa Jawa) dan bahasa Melayu (Hindia)Peranakan asing: bahasa Cina (bangsa Tiongkok) bahasa Prancis bahasa Inggris Eropa: bahasa Belanda Bukti : Minke sendiri dapat berbicara dalam lima bahasa, sehingga dia sering berperan sebagai penerjemah.Bicara pada Bunda: JawaBicara pada Mama: Belanda, MelayuBicara pada Jean: Prancis, MelayuBicara pada Khouw Ah Soe/ Tiongkok: Inggris

Amanat:Contohlah semangat berjuang para pemuda bangsa terdahulu.Jagalah negara ini agar tidak dijajah oleh bangsa lain.Teruskan perjuangan para pejuang dalam membangun bangsa.Ingatlah selalu jasa para pahlawan kita saat berperang.

Nilai Sosial Pribumi petani sangat takut terhadap orang yang beralas kaki/ bersepatu (pakaian Eropa). Itu menandakan seorang penguasa. Penguasa yang mampu berbuat apa saja terhadap mereka. Selama tiga abad, pemahaman ini sudah terpatri dalam benak mereka, bahwa pribumi harus patuh terhadap segala perintah orang Eropa, meskipun dia dianiaya dan disiksa. Seolah hidup hanya untuk menuruti perintah penguasa. Mereka tidak bersekolah, tidak boleh pintar agar mudah dibohongi, tidak mampu mengelola tanah air sendiri, dan tidak berontak terhadap ketidakadilan.